• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1: Bagan Evaluasi Kegiatan Media Relations PT. Pembangkitan Jawa Bali Tahun 2015 (Olahan Peneliti)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1: Bagan Evaluasi Kegiatan Media Relations PT. Pembangkitan Jawa Bali Tahun 2015 (Olahan Peneliti)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1: Bagan Evaluasi Kegiatan Media Relations PT. Pembangkitan Jawa – Bali Tahun 2015 (Olahan Peneliti)

1 PT, Pembangkitan

Jawa – Bali

Corporate Values:

- Visi - Misi

Menjalanakan kegiatan media relations

Tujuan kegiatan media relations diadakan:

- Agar hubungan dengan media menjadi baik

- Informasi yang dimiliki perusahaan tersampaikan pada publiknya

- Lebih mudah untuk mem – branding perusahaan

- Mendukung roda kehidupan kinerja perusahaan

Kegiatan media relations yang dilakukan belum pernah dievaluasi.

Bentuk kegiatan media relations:

- Press release: bentuk informasi yang disebarkan kepada pers dan biasanya berupa media cetak. PT. Pembangkitan Jawa – Bali membuat 9 press release selama tahun 2015 dan mendapatkan 77 liputan di media.

- Press conference: suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog. PT. Pembangkitan Jawa – Bali melakukan press conference ketika isu mulai tidak terarah (kasus ubur – ubur).

- Special event: suatu peristiwa khusus yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan, dan memenuhi selera public. Special event yang dilakukan PT. Pembangkitan Jawa – Bali ialah HUT PJB, bulan K3, halal bihalal, family gathering dan employee gathering.

- Press tour: kegiatan dimana pers diundang oleh perusahaan untuk mengunjungi tempat wisata tertentu. PT. Pembangkitan Jawa – Bali mengadakan kegiatan ini apabila ada peresmian unit pembangkit baru.

- Press briefing: Dalam kegiatan ini, informasi yang disampaikan kepada pers ialah tentang kegiatan yang baru terjadi, juga diadakan tanya – jawab apabila wartawan memiliki pertanyaan atau ingin mengetahui informasi dengan lebih detail.

- Public luncheon: kegiatan dimana Public Relations mengadakan jamuan makan siang bagi para wartawan. Kegiatan ini dilakukan PT.

Pembangkitan Jawa – Bali secara informal dan frekuensinya per 2 bulan sekali.

- Wawancara pers: Kegiatan ini bersifat pribadi dan individual. Biasanya para wartawan melakukan wawancara dengan direksi PT.

Pembangkitan Jawa – Bali.

Evaluasi memiliki 3 tahapan (Lattimore, 2010, p.175):

- Evaluasi tahap persiapan - Evaluasi tahap pelaksanaan - Evaluasi terhadap dampak

Evaluasi tahap persiapan: dalam melaksanakan kegiatan media relations, riset yang dilakukan hanya riset sederhana.

Riset sederhana yang dilakukan hanya rapat dan analisa media. Selain itu, PT.

Pembangkitan Jawa – Bali juga melaksanakan kegiatan press gathering, media visit, dan iklan.

Evaluasi tahap pelaksanaan: tidak semua staff memahami kegiatan media relations yang dilakukan. Berdasarkan asumsi peneliti, hal ini dikarenakan job description yang dimiliki berbeda. Dalam pelaksanaannya, ada SOP tetapi tidak tertulis, melainkan hanya berupa kesepakatan bersama

Evaluasi terhadap dampak: dampak dari kegiatan media relations yang dilakukan ialah reputasi yang baik, hubungan dengan media baik sehingga mudah untuk melakukan branding dan informasi pada publik bisa tersampaikan dengan baik. Untuk kedepannya, PT. Pembangkitan Jawa – Bali merencanakan untuk melakukan evaluasi setiap satu tahun sekali. Bentuk evaluasi yang dilakukan berupa kuesioner, wawancara, bahkan dapat keduanya.

(2)

109

Lampiran 2 : Transkrip Wawancara dengan Devi Rahmawati Nama : Devi Rahmawati

Wawancara : 1 kali

Lokasi : Kantor Pusat PT. Pembangkitan Jawa – Bali Surabaya Waktu : 23 Mei 2016

P: Peneliti D: Narasumber

P: Hai miss.

D: Hai Ste

P: Sudah boleh mulai miss wawancaranya?

D: Boleh, tapi jangan direkam ya soale aku sambil makan.

P: Oh nggakpapa, kan ini nggak dikumpulin miss. Cuma buat arsip aja.

D: Oh ‘yawes’.

P: Nah miss, kan judul penelitian saya evaluasi kegiatan media relations tahun 2015. Itu kan berdasarkan teori yang saya baca ada 3 tahapan evaluasi.

Tahap evaluasi, tahap pelaksanaan, dan tahap terhadap dampak. Nah ini saya mau nanya yang evaluasi tahap persiapan dulu. Menurut miss devi nih, kenapa PJB melaksanakan kegiatan media relations?

D: Menurut aku ya? Jadi gini, kita punya stakeholders, ya kan? salah satu stakeholders adalah dengan media. Kenapa kita mengadakan relationship dengan media atau dengan yang lain? Satu, kita butuh atau tidak butuh kita tetap mengadakan relationship ya. Dua, untuk mendukung roda kehidupan kinerja perusahaan, gitu, Tiga, dengan mengadakan relationship ada istilah tak kenal maka tak sayang. Nah itu. Itu aja. Jadi kita saling membutuhkan. Dia juga membutuhkan kita. Saya juga membutuhkan dia. Dan segala sesuatu karena di perusahaan kita ini yang di komunikasi korporasi itu to inform, jadi kita juga meng – inform ke media bahwa kinerja – kinerja PJB itu seperti ini sekarang.

Gitu. Untuk mengetahui kinerja – kinerja PJB. Kenapa kinerja perusahaan harus

(3)

110

diketahui? Supaya kinerja PJB yang sedemikian rupa itu mempunyai reputasi.

Kalo reputasi, kenapa harus reputasi? Supaya kalau kita ada apa – apa sudah lancar.

P: Oh gitu. Trus kegiatan media relations itu banyak miss, itu yang dikerjakan apa aja?

D: Nah, yang dikerjakan apa aja nanti sambil dibantu Tommy ya. Ada iklan, ada media visit, ada press gathering, ada pokoknya yang berbau branding, dan sebagainya

P: Jadi hampir semua kegiatan media relations itu dilakukan PJB ya?

D: Iya itu semua yang di teorimu itu dilakukan semua. Nanti bisa dibantu mas Tommy.

P: Lalu miss, apa saja bentuk – bentuk kegiatannya? Jadi kayak prosesnya gitu.

D: Setahun sudah di mapping sama Tommy ya. Nah, bentuk kegiatannya macem – macem

P: Oh gitu. Trus miss, sebelum menjalankan kegiatan media relations itu apakah ada risetnya?

D: Riset yang seperti apa?

P: Hmm.. Jadi kalau kita mau bikin kegiatan kan ada 4 tahap proses PR. Ada riset, strategi, implementasi dan evaluasi.

D: Ada itu Tommy punya setahun. Riset, strategi, implementasi, sama evaluasi. Ada kok ini ada.

P: Ada ya miss? Berarti ini nanti aku tanya mas Tommy aja ya?

D: Iya tanya Tommy aja.

P: Lalu miss, setelah melakukan riset, persiapan dalam menjalankan media relations nya itu seperti apa?

D: Jadi persiapan materi, misalkan, bulan Juli. Apa sih yang harus kita siapin?

Oh ada hari raya. Juli itu, misale lho ya. Ya kita siapin apa aja sih kalo misalkan puasa ramadhan? Selain itu juga pengemasan acara.

P: Yang terlibat dalam persiapan kegiatan media relations siapa saja?

D: Ya temen – temen disini. Satu, membuat narasi, membuat berita, dan sebagainya.

(4)

111

P: Oh berarti semua staff Humas terlibat ya miss?

D: Iya semua disini.

P: Oh gitu miss. Nah terus miss, menurut miss Devi, penting nggak sih kegiatan media relations bagi PJB?

D: Oh penting sekali. Sangat penting menurut saya. Karena tetap media merupakan salah satu stakeholders PJB.

P: Nah, lalu tugas miss Devi dalam menjalankan kegiatan media relations apa saja?

D: Tugasku? Ya jelas tugas saya adalah menjaga hubungan tadi. Tidak hanya saat butuh saja saya berhubungan dengan mereka tetapi juga tetap ada kegiatan informal yang aku ciptakan. Gitu lho. Misalnya lunch tadi, atau apa. Hanya sekedar ngobrol, walau tidak ada yang diberitakan, kita tetap menjaga.

P: Lalu yang buat press release dan lain – lainnya itu miss Devi atau siapa?

D: Ya temen – temen.

P: Kemudian apa ada SOP untuk menjalankan kegiatan media relations ini?

D: Oh ada. Ada SOP namanya keprotokolan dengan pers.

P: Apakah ada alurnya miss?

D: oh ada, ada alurnya. Tapi aku nggak mbikin. Ini protokolnya.

P: Ini boleh saya foto miss?

D: Iya nggakpapa.

P: Lalu miss devi apakah pernah membuat press release terkait kegiatan yang mau dilaksanakan?

D: Iya pernah, pernah kok.

P: Seberapa sering pembuatan press release nya miss?

D: Hmm.. Pokoknya setiap ada event. Dulu sebulan sekali, kalau sekarang sering.

P: Dari jumlah press release yang dibuat, itu berapa yang dimuat media miss?

D: Si Tommy itu yang tahu.

P: Terus miss, media apa aja yang paling sering meliput press release itu?

D: Bisnis Indonesia.

P: Kemudian miss, apakah ada prosedur dalam pembuatan press release?

(5)

112

D: Hmm.. Tetep piramida terbalik ya, 5W 1H dan unsur edukasi.

P: Lalu kesesuaian antara isi press release dengan kegiatan yang dilaksanakan bagaimana?

D: Oh sesuai, pasti sesuai.

P: Lalu miss, apakah pernah mengadakan press conference?

D: Oh iya pernah.

P: Bentuk press conference nya seperti apa miss?

D: Press conference? Bisa berdiri langsung di lokasi, bisa juga kita ngundang pers – pers tadi diundang dengan meja di sisi sini yang para direksi. Nanti kita siapin tempat, tapi kalau misalkan bapaknya yang mau diwawancara di luar ya sudah di luar aja berdiri langsung wawancara.

P: Kemudian seberapa sering frekuensi diadakannya press conference miss?

Dan berapa banyak yang diliput media?

D: Hmm.. Press conference itu tergantung kita. Kalau ngundang langsung ada press conference. Wartawan itu selalu minta. Acara apapun pasti ada. Jadi ya cukup sering. Terus kalau kita ngundang 10 media gitu ya sepuluh – sepuluhnya menyiarkan.

P: Media yang paling sering meliput press conference apa aja miss?

D: Bisnis Indonesia

P: Apakah ada prosedur dalam mengadakan press conference?

D: Ada, ya ini protokol pers yang tadi.

P: Apakah pernah melakukan press briefing miss? Bagaimana bentuknnya?

D: Iya pernah. Jadi gini, kalau suatu hari kita akan ada acara di CNJ, di Gresik itu.

Nah, sebelum mereka masuk ke lokasi, pers di briefing, tidak boleh pake blitz, tidak boleh nyalakan gini, harus pakai helm, tidak boleh gini, tidak boleh gitu.

Misalkan, nggak boleh pakai blitz kalau ambil foto. Begitu. Tunggu bentar ya.

P: Oh iya miss nggakpapa.

D: Nah ayo.

P: Iya miss. Nah untuk press briefing tadi, apakah ada prosedurnya?

D: Nggak ada sih, langsung disampaikan aja.

(6)

113

P: Oh gitu, oke miss. Lalu untuk press tour apakah pernah dijalankan?

Kemudian untuk frekuensi pelaksanaannya bagaimana?

D: Nah itu press tour itu, kita memperkenalkan unit – unit kita ke mereka. Itu dilakukan per semester 1 kali.

P: 1 semester itu berapa lama ya miss?

D: 1 semester itu 6 bulan, jadi setengah tahun.

P: Lalu waktu kegiatan press tour itu, pihak PJB kan ngajak jalan – jalan gitu kan miss ke unit – unit pembangkit. Nah kegiatan waktu itu diliput atau nggak?

D: Diliput. Jadi media diberikan penjelasan mengenai unit kita, apa sih PJB itu.

Karena nggak semua media itu ngerti PJB itu apa. Setelah itu diajak berkunjung ke unit. Misalnya unitnya itu hydro, thermal, atau apa dan sebagainya. Nah setelah itu malamnya kita adakan ramah – tamah.

P: Kemudian apakah ada SOP untuk pelaksanaan kegiatan press tour miss?

D: SOP nya disini ya kalau nggak salah ya. Hampir sama kayak ini. SOP nya itu…..

hampir mirip ini, yang jumpa pers. Cuma disini susunan acaranya itu ada ramah tamah.

P: Lalu apakah pernah mengadakan special event miss? Seperti apa bentuknya?

D: Pernah dong. Misalkan hari ulang tahun PJB. Nah, bentuknya itu hmm.. ini yang sudah – sudah ya. Bentuknya itu kita ngadakan acara ngundang para stakeholders baik internal maupun eksternal. Terus ada stakeholders ring 1 sini. Hmm.. habis itu kita acara apa ya, nyanyi – nyanyi kek apa gitu.

P: Stakeholders ring 1 itu siapa miss?

D: Disini kan deket polda. Gitu.

P: Lalu seberapa sering frekuensi diadakannya miss dalam satu tahun?

D: HUT PJB, terus bulan K3, trus ada halal bihalal, terus family gathering, employee gathering.

P: Nah media apa yang paling sering meliput special event yang diadakan miss?

D: Hmm.. media yang sering ya? Jawa Pos, JTV, radio SS, eh radio SS kemarin jadi

nggak ya, SBO belum pernah.

(7)

114

P: Trus apakah ada SOP untuk pelaksanaan special event miss?

D: Ya paling ngundang aja, mbayar.

P: Buat kegiatan public luncheon nya itu bentuknya gimana miss? Cuma makan – makan atau gimana?

D: Nggak, paling kita ketemuan kalo misalkan wartawannya bisa dipanggil sini ya dipanggil sini. Ngobrolnya disini, kita kasih kopi kek apa kek. Minum – minum kopi gitu lho. Orang – orang gitu kan sukaannya kopi.

P: Itu dilakukan seberapa sering miss? Apa ada prosedurnya?

D: Hmm… bisa 1 semester itu 2 bulan sekali ya. Nggak terlalu sering. Jadi ya 1 semester paling 3 kali. Sebetulnya hmm.. harus kita jadwalkan ya. 2 bulan sekali udah pas ya. Kalau prosedurnya sih nggak ada. Ya kita undang langsung aja.

P: Gitu ya miss. Lalu apa pernah melakukan wawancara pers? Bagaimana bentuknya?

D: Wawancara pers kita ngundang wartawan. Trus dibikinin press release isi pertanyaan – pertanyaan. Nanti pertanyaannya seperti ini seperti ini, diberikan guidance list gitu lho. Sudah, kita undang. Misalkan mengenai program – program korporat, apa dan sebagainya. Gitu.

P: Itu seberapa sering miss diadakannya?

D: Hmm.. tergantung kebutuhan juga ya. Hmm.. Tommy ada itu, di media planning nya dia.

P: Trus ada prosedurnya nggak miss?

D: Kita ngundang mereka, secara resmi.

P: Kemudian apakah ada media massa tertentu yang jadi sasaran PJB nggak?

Media apa saja yang jadi sasaran?

D: Oh ada di Tommy itu. Ada di Tommy semua itu.

P: Oh oke deh miss ntar aku tanya mas Tommy. Lalu bagaimana cara mendekati media massa yang menjadi sasaran tadi miss?

D: Oh… kita pakai surat. Misalkan kita ada acara ini, kita sudah planning 1 tahun, misalkan disini kita mau wawancara ini, kita ambil materi ini, terus kita undang.

Itu ada di Tommy selama 1 tahun itu.

(8)

115

P: Trus dampak kegiatan media relations bagi perusahaan itu apa saja miss?

D: Dampaknya? Stakeholders percaya bahwa kinerja PJB bagus. Reputasi yang bagus. Kalau punya reputasi yang bagus, akhirnya kita lancar. Ke pemerintah lancar, ke masyarakat lancar.

P: Lalu kegiatan media relations yang dilakukan apa sudah efektif?

D: Kalau sudah efektif itu kita belum pernah. Dikatakan efektif atau nggak kan diukur. Ukur – ukur itu yang harus kita lakukan memang saat ini.

P: Kemudian untuk kebijakan perusahaan terhadap kegiatan media relations bagaimana miss?

D: Kebijakan ya? Tanya mbak siti itu.

P: Oh di mbak Siti ya. Nah ini kan belum pernah dievaluasi, kalau memang mau dievaluasi, waktu penyelenggaraan evaluasinya itu mau berapa lama sekali miss?

D: Oh gini gini, mengenai evaluasi ya efektif nggak sih. Hmm.. memang tidak diukur secara pakai teori ya bahwa ini diukur ini diukur. Setiap pekerjaan sebenernya memang harus diukur seberapa efektifkah. Saya melihat yang 2016 ini, baru setelah itu kita bener – bener tahu kebutuhan 2017 apa. Evaluasinya ya setahun sekali, maunya pakai kuesioner. Semua paling efektif kalau pakai kuesioner.

P: Lalu miss, apakah perusahaan mendukung kegiatan media relations yang dilakukan? Dukungannya berupa apa?

D: Oh mendukung. Jadi gini, perusahaan itu mendukung aktivitas media relations misalkan kalau kita mengadakan acara, mereka menyetujui dengan adanya pers – pers itu, pers – pers itu difasilitasi.

P: Oh gitu miss. Ya sudah miss sementara itu dulu wawancaranya. Makasih miss Devi.

D: Oh iya oke deh Ste, sama – sama.

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara dengan Siti Maesaroh Nama : Siti Maesaroh

Wawancara : 1 kali

(9)

116

Lokasi : Kantor Pusat PT. Pembangkitan Jawa – Bali Surabaya Waktu : 23 Mei 2016

P : Peneliti S : Narasumber

P: Halo mbak Siti.

S: Hai Ste, apa yang bisa kubantu nih?

P: Oh ini mau minta waktunya sebentar buat wawancara mbak hehe S: Oh oke deh, mau dimana nih?

P: Disini juga nggak apa kok mbak hehe S: Oh ya udah duduk disini aja

P: Nah bisa dimulai mbak wawancaranya?

S: Iya boleh mulai aja

P: Menurut mbak Siti, mengapa PJB melakukan kegiatan media relations?

S: Karena media itu kan partner strategis PJB ya, dia bisa menyampaikan berita – berita positif termasuk membentuk brand image PJB juga. Selain untuk menyampaikan informasi gitu juga kita kalau pengen sasarannya apa, misalnya kita pengen biar PJB dikenal, ya itu termasuk brand image tadi yah.

P: Apa saja kegiatan media relations yang dilakukan oleh PJB sepengetahuan mbak Siti?

S: Kalau disini yah otomatis satu, kita ada press gathering setiap tahun. Kita ada press conference, kita ngirim press release juga, terus kita ada event juga, lomba dengan kaum jurnalis. Jadi mereka nulis artikel sama foto nanti kita lombakan.

Gitu.

P: Oh gitu, lalu bentuk – bentuk kegiatan media relations nya seperti apa?

S: Bentuk kegiatannya? Ya kalo press release ya kita kalau misalnya ada event ya

kita undang mereka untuk dateng ke misalnya peresmian PLTS. Mereka diundang

kesana, liputan kan ya kita juga kasih mereka naskah press release nya juga terus

ya itu lah kita sediakan kalo mau wawancara dengan direksi. Bagi yang nggak bisa

(10)

117

dateng itu kita juga kasih press release nya lewat email ke mereka. Kalau gathering nya ya kita kumpulkan mereka misalnya yang sudah itu di Paiton, itu kita undang mereka. Kita kerjasama dengan PLN lain kan, kita kasih informasi misalnya kita ada informasi baru nih di PJB. Kita presentasi trus mereka bikin berita kan trus kita tinjauan juga ke pembangkit jadi kan mereka tau oh jadi gini lho proses pembangkit itu dan sebagainya lah. Biar kita lebih dekat ya ada permainannya juga lah biar lebih akrab.

P: Oh gitu ya mbak.. Terus kalau mau bikin kegiatan media relations gitu kan ada persiapannya, nah sebelum itu dilakukan riset nggak?

S: Oh sebelum ngadain kegiatan. Hmm.. kita pasti ada rapat ya disini dengan pertimbangan – pertimbangan juga ya. Misalnya kita apa sih sebaiknya, kalau kayak lomba ini bentuknya apa. Misalnya kayak press gathering ya, misalnya informasi apa sih yang mau kita lihat lah. Oh kalo sekarang itu isu nya yang lagi seksi itu apa, dan apa sih yang kurang dari wartawan ini yang perlu kita kasih tau.

Gitu. Meskipun risetnya tidak secara yang pakai hitung – hitungan gitu. Tapi nggak ada ya riset yang kayak gitu cuma kita bicarakan, yang kecil – kecil aja.

P: Hmm gitu., Terus yang melakukan risetnya itu siapa mbak?

S: Hmm.. itu disitu kita kan ada panitia ya biasanya kalo sebelum acara itu. Biasanya sih kita kumpulin, kita bicarain enaknya gimana sih besok. Komunikasi korporasi sih pasti. Biasanya kita bikin usulan, otomatis kalau kita komunikasi korporasi kan dibawah SekPer ya, jadi nanti naik ke SekPer, nanti dari SekPer mungkin aja sampai ke atas tergantung event nya juga.

P: Lalu setelah melakukan riset, persiapannya itu seperti apa?

S: Persiapan acara itu kan macem – macem yah, acara itu ada acara hari H nya, ada yang materinya ya. Nah itu kan nanti kita bentuk panitianya ya, nah nanti ada pembagiannya, kamu ngurusin wartawannya, kamu ngurusin acara disananya, nah itu ada pembagiannya. Nanti juga ada rapat – rapat buat koordinasi juga sih.

P: Trus yang terlibat dalam persiapannya itu siapa aja mbak?

S: Hmm.. otomatis yang ditunjukkan dia ya. Misalnya kita kan nggak semua

diberangkatkan. Kadang ini, ini, ini. Itu tergantung event nya ya misal peresmian

(11)

118

PLTS, itu kan dari kita, ada dari teknik juga yang berhubungan sama proyeknya dan sebagainya. Jadi yang terkait gitu pokoknya, kecuali press gathering ya lebih banyak otomatis dari sini ya. Nanti mungkin subdiv lain itu kita jadiin narasumber, seperti itu.

P: Terus menurut mbak Siti nih, penting nggak sih adanya kegiatan media relations?

S: Penting banget. Karena satu, hubungan baik dengan media itu kan sedikit banyak berpengaruh pada citra perusahaan kita juga ya. Ketika mereka memberitakan yang baik – baik gitu kan otomatis kan kita tetap dikenal baik. Ketika pun misalnya kita krisis, ada berita negatif, kita kan dengan hubungan yang baik itu kan jadi isu yang berkembang itu bisa kita kendalikan kan ya. Tidak melebar kemana – mana ya, tidak sesuai dengan kenyataan gitu.

P: Lalu tugas mbak Siti dalam menjalankan kegiatan media relations itu apa saja?

S: Kalau saya disini,saya ini, memantau dan menganalisa tiap hari, analisa berita tentang PJB, kelistrikan, misalnya peraturan – peraturan yang bersangkutan dengan PJB nanti ke depannya. Kliping juga, nulis press release juga kalau ada event dengan si Tommy juga. Dan disini kan dituntut semuanya bisa juga sih.

Sekarang ada anak – anak baru juga. Anak OJT juga udah mulai diajari.

P: Kemudian apakah ada SOP dalam menjalankan kegiatan media relations mbak? Kalau iya, bagaimana bentuknya?

S: Hmm.. harus ada lah, harus ada. Dulu aku ada punya ini, cuma kalo kita secara IMS itu tidak sampai detail gitu sih. Kan maksudmu kan ada yang secara tertulis kan? Yang habis gini ngapain, habis gini ngapain. Nah itu belum tertulis memang.

Misalkan press release, kan dari sini setelah ditulis, otomatis kan masuk ke mbak Devi untuk persetujuan, nanti masuk ke Kabid, terus naik ke SekPer. Sebenernya ada sih, cuma belum dituliskan seperti itu sih.

P: Lalu mbak Siti kan pasti pernah ya bikin press release. Nah itu bentuk press

release nya seperti apa mbak?

(12)

119

S: Bentuknya ya otomatis ada kop, ada logo PJB, ada alamat, ada contact person nya siapa, ada judulnya, terus isinya, terus dibawahnya itu ada keterangan yang menjelaskan diatasnya. Misalnya PLTS itu apa sih? PLTS adalah ini ini ini, gitu.

Ya kayak gitu sih bentuknya.

P: Gitu ya mbak, terus frekuensi pembuatannya seberapa sering mbak?

S: Hmm.. sejauh ini sih tergantung ada event atau nggak, kayak gitu sih. Nggak ditarget juga sih. Kalau lagi sering ya sering.

P: Kalau dalam setahun kayak 2015 kemarin, aku lihat di peristiwa penting itu banyak banget kegiatan, terutama yang peresmian PLTS. Nah kalau 2015 gitu kira – kira ada berapa press release yang dibuat?

S: Aku nggak hafal harus diliat. Cuman kalau pas PLTS itu kita bikin 1, cuman karena yang liputan banyak banget karena mungkin itu seksi ya. Bahkan waktu event nya udah berakhir tapi masih ada yang ngeliput.

P: Dari jumlah press release yang dibuat, itu ada berapa yang diliput media?

S: Hmm.. insyaallah ya masuk walaupun masuk ke portal ya. Sejauh ini kan kita kontrol terus ya. Kadang kita kan hanya kirim email ya biasanya masuk sih. Misal Bisinis Indonesia ini kan ada cetaknya, ada website nya. Nah masuk ke website biasanya kalau nggak masuk di cetaknya.

P: Lalu media massa mana yang paling sering meliput press release?

S: Biasanya Bisnis Indonesia ini, majalah SUA juga tapi aku liat dulu deh ntar di statistiknya nanti daripada salah.

P: Oh oke mbak. Kemudian apakah ada prosedur dalam pembuatan press release?

S: Otomatis ya harus ada persetujuan juga ya kayak tadi. Terus ya ada form nya.

Kalau sudah disetujui baru bisa sebar. Nggak bisa asal, kan itu atas nama perusahaan.

P: Oh iya iya mbak. Trus kesesuaian antara isi press release dengan kegiatan

yang dijalankan bagaimana mbak? Apakah selalu sesuai? Atau mungkin

waktu hari H meleset?

(13)

120

S: Hmm.. sejauh ini sesuai paling ya kalau kadang itu yang meleset itu biasanya yang mau dateng itu Dirut misalnya. Eh tiba – tiba nggak bisa, akhirnya orang bawahannya yang dateng. Atau menteri, tapi ya kayak gitu. Lebih banyaknya sih kesitu.

P: Trus apakah pernah mengadakan press conference? bagaimana bentuknya?

S: Biasanya press conference itu kita lakukan waktu ada acara. Habis acara kita kasih release. Nah ini kita kumpulin mereka disitu. Kita sih dikumpulin aja mereka dikasih tempat jadi yang narasumber di depan terus ada pembukaan. Habis gitu baru dijelasin.

P: Oh gitu, terus seberapa sering press conference diadakan mbak?

S: Hmm.. biasanya sih bersamaan dengan event. Nanti setelah selesai event nya.

P: Oh gitu, terus apakah pernah diliput kegiatan press conference?

S: Ya diliput tapi kan jadinya satu paket sama event. Di beritanya nggak disebutin. Ya buat ngelengkapin tulisan, atau ada yang belum jelas gitu nanti dijelasin disitu.

P: Kemudian apakah ada prosedur dalam pelaksanaan press conference tersebut?

S: Hmm.. kalau yang tertulisnya sih nggak, cuma harus begini begitu. Jadi itu kayak kesepakatan disini aja. Memang harusnya ditulis biar jadi kayak instruksi kerja atau apa lah gitu.

P: Oh gitu. Terus nih mbak, kata miss Devi kan pernah melakukan press briefing nah bentuknya itu seperti apa?

S: Oh ya, apa ya.. Hmm.. kegiatan apa ya, mungkin kalo mau kunjungan ke unit gitu dikasih tau harus pake safety trus ada tempat – tempat yang nggak boleh gitu.

P: Lalu seberapa sering frekuensinya diadakannya?

S: Tergantung misalnya kita mau kunjungan ke tempat yang emang perlu khusus untuk di briefing. Kalo nggak ya ya udah dateng aja, ketemu disana atau kita jemput.

P: Hmm.. apakah ada prosedur untuk menjalankannya?

S: Hmm.. nggak ada, kita bikin langsung aja press release itu.

P: Oke nggak ada ya, lalu apakah pernah mengadakan press tour mbak?

(14)

121

S: Diajak ke pembangkit ya? Ya paling ke unit pembangkit kita yang baru atau peresmian.

P: Oh lalu seberapa sering diadakannya mbak?

S: Tergantung kita lagi ada kegiatan apa nggak. Atau mungkin kita lagi mau ngenalin nih ada press gathering di Cirata kayak gitu. Biasanya wartawan kan gonta – ganti jadi ya udah kita ajak. Ya gitulah tergantung event.

P: Nah lalu kegiatan press tour itu apakah diliput media mbak?

S: Oleh mereka? Iya kadang mereka misalnya kita ajak ke pembangkit yang di Cirata nah mereka ada juga meng- feature tentang pembangkit.

P: Gitu ya, terus media apa yang paling sering meliput mbak?

S: Hmm.. kalau yang kemarin itu Kompas, dia ada liputan gede soal PLTS.

P: terus ada prosedur tertentu nggak mbak buat ngadain press tour?

S: Otomatis kalo di pembangkit mereka harus pake helm, gitu gitu. Jadi prosedur lebih ke keamanan disana.

P: Jadi lebih ke keamanan ya mbak. Terus kalo special event ini kan pasti pernah diadakan, nah bentuknya seperti apa?

S: Ya paling ulang tahun PJB, peresmian – peresmian PLTS. Aku agak bingung sih.

Nanti coba liat di kliping ya.

P: Oh iya oke mbak. Lalu prosedur pelaksanaannya gimana?

S: Tergantung special event nya juga. Kalau disini ya kita bikin panitia, nanti kita koordinasi sana sini. Disana juga ada survei lapangan juga. Misal kayak peresmian, nanti kita dateng kesana, nanti kita atur mau nempatin tamunya dimana, kayak gitu kayak gitu.

P: Lalu apakah pernah melakukan public luncheon mbak?

S: Oh yang makan – makan? Dulu pernah sih dulu kita undang makan siang. Waktu itu ada event jadi sponsor lomba tennis. Terus ada yang waktu kita mau ngenalin direksi kita. Tapi bukan 2015.

P: Oh sudah lama ya mbak. Lalu frekuensi diadakannya seberapa sering mbak?

S: Oh udah lama, 2015 aja nggak ada kan. Itu tadi ak cerita yang udah lama. Lama

banget sih aku udah lupa. Karena biasanya diundang di rumah makan gitu

(15)

122

maksudnya kan. Kalau ngopi ada sih, coba tanya miss Devi. Karena yang sering melakukan kan beliau tapi kalau yang melibatkan direksi sudah lama banget.

P: Apakah ada prosedur dalam pelaksanaan public luncheon?

S: Ya kita undang makan, tapi nggak cuma itu, ya juga ada pesannya. Ada omongannya gitu hahaha

P: terus pernah melakukan wawancara pers?

S: Hmm.. ada lah banyak untuk mereka dateng kesini. Wawancara sama CEO, biasanya kita dampingi, kita rekam, kita siapkan juga materi buat CEO.

P: Bagaimana bentuk pelaksanaannya? dan bagaimana prosedurnya?

S: Tergantung CEO mau ditemui dimana. Waktu itu CEO minta ditemui di Jakarta waktu itu dengan majalah SWA. Terakhir bisnis, dateng kesini. Kalau prosedurnya mereka otomatis hubungin kita, nanti kita yang hubungi CEO, tanya kapan mau diterima. Kita siapin, perlu dikasih makanan apa nggak. Kasih kisi – kisi pertanyaan sama jawaban. Cuma ya kita kasih soalnya takut miss.

P: frekuensi diadakannya nya seberapa sering?

S: Hmm.. 2015 atas permintaan mereka sih biasanya. Suratnya di mbak Devi sih biasanya. Ntar coba aku liat ya.

P: Lalu apakaha ada media tertentu yang jadi sasaran PJB?

S: Sasaran? Hmm.. kalo untuk iklan gitu ya ada. Kalau tahun lalu, mungkin mbak Devi lebih tau ya. Kita ada iklan di Gatra ada juga. Itu di Tommy ya kayaknya karena dia yang ngurusin iklan dan advertorial.

P: Hmm gitu. Terus cara mendekati media massa yang tadi jadi sasaran itu gimana mbak?

S: Caranya adalah dengan press gathering tadi, terus kita keep contact dengan mereka, waktu medianya ulang tahun kita kasih kue, kasih ucapan kayak gitu juga. Kadang apalah secara informal. Saya juga pernah sama wartawan ke gunung lah kayak gitu.

P: menurut mbak siti dampak dari kegiatan media relations terhadap citra

perusahaan apa saja?

(16)

123

S: Dampaknya makin kita dekat dengan wartawan, otomatis mereka jadi lebih kenal kita kan. Mereka kenal kita, oomatis berita mereka jadi lebih ini ya, mungkin lebih, ya kadang singkatan aja nggak tau apa sih PJB, jd ya lebih baik lah.

P: Ohh terus menurut mbak siti, kegiatan media relations yang dilakukan ini sudah efektif apa belum?

S: Oh belum ideal lah, karena ideal itu adalah tujuan yang nggak mungkin tercapai, gitu kan. Karena kalau kita kayak gitu ntar kita nggak mau ngapain – ngapain lagi. Tapi ya kita berusaha kesana.

P: oh gitu ya mbak. Terus kebijakan perusahaan tentang kegiatan media relations gimana?

S: Kalau sejauh ini, tahun kemarin ya, untuk BOD yang kemarin malah seneng, dia welcome. Justru itu malah jadi ini, dulu kan pernah ada audit komunikasi dari luar, nah dari itu ketimpangan di PJB itu adalah di media relations itu. Itu belum sampai 5 tahun yang lalu lah ya. Makanya ketika itu kita bikin program – program bagaimana bisa merangkul media lagi. Karena kayak gitu kan tergantung dari BOD nya ya. Dulu sempet ada BOD yang nggak suka dengan media. Ya kan beda orang tertutup sama nggak. Dilakukanlah audit komunikasi, dan hasilnya penceng. Makanya kemarin salah satu strategi ya itu gandeng media lagi.

Terutama tahun lalu yah kita punya kegiatan dengan media.

P: Oh gitu ya mbak. Nah terus mbak Devi kan bilang kalo kegiatan media relations belum pernah dievaluasi, nah nanti kalau kedepannya dievaluasi,

mau dilakukan berapa lama sekali?

S: Hmm.. kalau harapan aku sih setahun sekali harus ada. 6 bulan sekali juga lebih enak, jadi per semester ya.

P: Lalu bentuk evaluasinya mau seperti apa?

S: Evaluasi otomatis ini ya, hmm apa ya.. audit komunikasi yang waktu itu lewat wawancara sih. Kalau menurutku kalau mau dapat hasil yang lebih bagus ya wawancara, gitu ya. Apa digabungkan gitu ya.

P: perusahaan ini mendukung kegiatan media relations nggak mbak?

(17)

124

S: sejauh ini saya lihat mendukung lah. Soalnya kita juga ada anggaran, terus adanya keterbukaan CEO ke media.

P: Jadi gitu ya mbak, oke deh mbak sementara itu aja pertanyaannya. Makasih mbak Siti.

S: Oh udah? oke deh Ste, sama sama.

Lampiran 4 : Transkrip Wawancara dengan Tommy

Nama : Tommy

Wawancara : 1 kali

Lokasi : Kantin Kantor Pusat PT. Pembangkitan Jawa – Bali Surabaya Waktu : 23 Mei 2016

P : Peneliti T : Narasumber

P: Hai mas Tommy.

T: Eh hai dek. Mau wawancara apa?

P: Oh ini tentang media relations mas hehe. Sudah boleh dimulai mas?

T: Oh oke deh. Eh ini direkam dek?

P: Oh iya mas, buat nulis transkrip ntar.

T: Oh oke oke. Gimana gimana?

P: Nah menurut mas Tommy, kenapa PJB ini melaksanakan kegiatan media relations?

T: Hmm.. kita pakai media relations karena kita kan harus tahu dulu peran media kan.

Nah media itu bisa kita bilang sebagai channel ya. Saluran informasi kan. Nah berarti kan, kenapa kita menggunakan media relations itu supaya kita punya hubungan baik dengan media. Kenapa kita punya hubungan baik dengan media?

karena kita butuh media. Kenapa kita butuh media? karena media mempunyai

peran penting. Peran pentingnya apa? kalau misalnya kita mau ngomong A, yang

tersampaikan A ke publik, gitu. Tentunya nggak semua media yang perlu kita

(18)

125

jaga hubungannya sih. Karena nggak semua media juga kredibilitasnya bagus, ada media yang abal – abal ya. Wartawan bodrek itu medianya ece – ece, dia cuma punya portal murahan gitu kayak wordpress, atau blogspot, macem – macem tapi mereka mencoba untuk menggertak kita dengan ancaman kalau mereka wartawan. Nah terus kalau lu wartawan kenapa gitu? gua nggak takut. Lu mau bikin berita apapun, portal lu nggak ada yang ngeliat kok, ya terserah. Tapi ada juga media – media yang memang kredibilitasnya bagus dan media yang bagus itu harusnya media yang nggak cuma liat dari sisi yang negatif terus, tapi dia harus bisa menginformasikan dengan tepat. Jangan menimbulkan ambigu – ambigu informasi. Atau dia nggak boleh juga menjadi media yang sifatnya memfitnah publik gitu kan. Perusahaan kita bikin CSR di 6 lokasi, dibilang ama dia di media itu CSR nya PJB cuma 3 lokasi ah, itu kan fitnah. Nah itu media yang bagus nggak boleh gitu. Media yang bagus itu harus objektif. Nah karena peran media disini penting banget, gitu ya, makanya kita harus melakukan yang namanya media relations, kita harus deket sama mereka. Jadi gini, ketika kita udah deket sama media, ini aku jadi cerita panjang gapapa ya?

P: Oh gapapa mas, lanjut aja

T: nah itu untuk mempermudah ke depannya, apalagi untuk seorang PR, media

relations itu penting banget. Karena kan fungsi PR itu apa sih? untuk fungsi

manajemen. Jadi kita harus punya hubungan baik sama media. Yang kedua,

misalnya gini kita ada suatu kegiatan kayak kemaren BPWC nih bikin penanaman

pohon sama penebaran bibit – bibit ikan. Trus kayak gitu kalau bikin event, nah

aku kalau nggak kenal sama media gimana mau publish, gimana caranya? kita

nggak punya hubungan baik, kita nggak temenan. Aku mau bikin press release

nih, aku mau bikin berita, aku nggak punya link, bingung kan. Kalau kita punya

hubungan baik, kita kenal sama media. Aku punya list semua media besar di

Jakarta, di Surabaya, aku punya, di komputerku punya. Dan itu aku bikin dalam 1

email. Jadi aku punya press relase, aku tinggal klik, bikin group email, namanya

milis ya, gitu. Tiba – tiba ntar 2 hari, 3 hari, 4 hari tektektek muncul tuh, media

(19)

126

detik muncul, di metro muncul, CNN. Itu karena media relations itu. Jadi itu, fungsinya kenapa kita butuh media relations itu kayak gitu. Apalagi?

P: Trus kegiatan media relations yang dijalankan di PJB apa saja mas?

T: Kegiatan ya? Untuk media relations? yang rutin kita jalankan per semester, kita bikin press gathering. Tahun lalu terakhir di Cirata. Dia ini di Cirata kan ada hmm.. PLTS, Pusat Listrik Tenaga Surya 1MW. Nah, masih pusat pembelajaran sih, pusat studi. Kita disana tu sekalian peresmian kita tepatin sama press gathering. Jadi kita kumpulin mereka, biasa 2 hari kegiatannya, kumpulin mereka, terus nanti di dalam kumpulin itu bikin forum diskusi, kita presentasi PJB. PJB itu apa aja sih kita kasih tau bisnis kita, peran kita dalam kelistrikan Indonesia itu apa aja sih, gini gini gini. Pembangkit kita itu ada lho disini disini disini, berapa MW, bla bla bla, company profile kita. Kita kasih tau mereka biar mereka makin tau tentang perusahaan kita. Udah kayak gitu, malemnya biasa kita dangdutan. Kita bikin happy. Iya, jangan sampai mereka dateng cuma terima marketingnya kita doang, cuap – cuap nya kita doang. Mereka kan manusia juga butuh happy, ya udah kita bikin acara dangdutan. Kalau malemnya dangdutan, habis dangdutan, kita paginya ada jogging, ada olahraga bareng, terus kita bagi – bagi doorprize. Happy – happy lah. Jadi mereka pulang nggak sia – sia, mereka bisa dapet ya powerbank lah minimal. Gitu. Itu salah satunya. Yang kedua, hmm..

aku biasa gini, tapi nggak tau, ini informalnya aja. Aku kalau ke Jakarta biasanya nyempetin diri ketemuan sama temen – temen media. Aku ajak mereka ngebar, ngopi – ngopi bareng, trus ya kayak gini ngobrol – ngobrol aja. Sempetin diri aja, ngobrol sama mereka, kenalan – kenalan, jadiin mereka temen, udah gitu. Tapi itu informal. Kalau keluar bareng dana pribadi, nggak pakai dana kantor. Ya resikoku. Gitu. Kadang tak ajak main billiard gitu di Jakarta, jadi kenal. Gitu di Jakarta sih. Terus kalau misalnya ada isu apa – apa, kayak kemaren di Paiton yang masalah ubur – ubur tau nggak? Ramai tuh naik tuh di media, ubur – ubur.

Nah itu, jadi ceritanya itu hari Jumat sore jam 5 jam 6 itu Sofian Basir, Dirutnya

PLN mereka rapat sama SekPernya sama DirOps 2 kita, Direktur Operasional 2

kita. kayaknya rapat di Jakarta udah pas rapat Pak Sofian Basir bilang ya udah

(20)

127

bikin press conference deh. Undang media. Ya udah, kalo Dirutnya PLN udah ngomong kan Dirutnya sini kan denger. DirOps 2 nya kita langsung ngontak SekPer kita. Nah SekPer nya ngontak Bu Dina. Bu Dina itu KaBid gantinya Bu Yama. Sekarang namanya KaBid bukan SM lagi. Bu Dina langsung ngontak aku jam 6 jam 7 an. Mas Tom besok adain ini ya. Adain conference ya. Kapan Bu?

Sabtu. Oh Sabtu depan? Nggak Mas, besok. Yah, bayangin. Jam 7 malam aku disuruh ngumpulin media. Jam 7 malam. Ya gitu akhirnya aku kontak temen – temenku yang di Metro, yang di Trans, yang di Kompas TV, yang di JTV, yang di Jawa Pos, CNN, tuh banyak deh media – media. Aku kontak – kontak mereka dan mereka akhirnya oke, Mas. Besok kita berangkat ke Paiton. Trus ada yang bilang di Metro, Mas ini seberapa penting yah isunya? Jangan sampai saya ngirim reporter ternyata nggak penting. Aku bilang gini, Mas ini penting ini seksi ini isunya. Ini masalah ubur – ubur Mas. Ubur – ubur yang kecil tapi bisa matiin pembangkit. Keren nggak tuh Mas? Oh ya keren – keren Mas. Ya udah besok saya kirim reporter terbaik saya. Bener dikirimin reporter terbaiknya Metro TV Jawa Timur. Kayak gitu. Akhirnya kita berangkat ke Paiton. Nah habis itu kita setting. Kita setting kita udah sebut. Nah waktu malam itu aku sudah bikin press release. Aku kontak an sama PLN sampai approval ke PLN. Release nya sudah di acc, aku print malamnya. Besok kita bawa ke Paiton. Di Paiton itu sudah di setting tuh ruangan. Kita request sama orang umumnya sana, orang sekretariatnya. Mas, kita mau bawa wartawan gini gini gini, mau conference.

Hmm. Pembicaranya GM nya langsung ya. Oh ya Mas Tommy gini gini gini.

Release nya gimana? Release nya saya email sekarang. Akhirnya aku kirimin release nya biar mereka bisa prepare dulu, pelajari dulu. Udah, udah sampe sana langsung udah disiapin ruangan, udah ada kopi gitu ya. Udah akhirnya disitu ngumpul, GM nya langsung datang langsung ngobrol langsung, camera ngeshoot semua, ya udah sekalian paralel kita bagiin release – releasenya. Setelah kita udah ngadain press conference, si GM nya ngejelasin begini lo Mas, kenapa isunya terjadi bla bla bla bla. Jadi mereka kita ajak ke lapangan ngeliatin ubur – ubur itu.

Ubur – uburnya itu kecil. Ya itu salah satu upaya kita dalam menghandle media.

(21)

128

Caranya kayak gitu. Nah, kenapa kita butuh menggunakan press release? Biar mereka nggak salah tafsir. Mereka nggak salah info karena release itu menjadi acuan. Jadi biar si pembicara itu guideline nya ada di press release. Jadi pembicaranya ini juga nggak kemana – mana ngalur ngidul gitu loh. Gitu. Poin – poin nya itu ada di release, kenapa release perlu dibuat. Kadang orang kan mikirnya, ngapain bikin release sih, orang udah ada press conference gitu. Tetep perlu itu release dibikin biar nggak ngaco lah gitu.

P: terus apa lagi mas kegiatannya?

T: apa lagi ya, media relations kan gitu – gitu aja sih sebenernya. Paling gini kalo misalnya mau beriklan, kan kalo beriklan itu ada advertisement, ada advertorial.

Bentar ya.

P: oh iya mas.

T: terus nanya apa lagi?

P: PJB pernah melaksanakan press tour nggak mas?

T: apa itu? oh press tour. Sama kayak press gathering lah ya. Kita biasa bilang kalau itu press tour. Soalnya kan kita ngajak mereka ke pembangkit juga. Oh satu lagi, kita biasa ngadain yang namanya media visit. Jadi gini, itu juga biasa kita jalankan per semester. Hmm.. kemarin kita dateng ke majalah BUMN insight, kita dateng ke metro tv, kita dateng ke media Indonesia, itu ke kompas kita juga dateng. Jadi gitu, kita dateng ke media – media, kita bikin surat mohon ijin kami mau datang untuk melakukan media visit. Nanti kalau udah oke, kita datang, kita melakukan presentasi, ini lho kita dari PJB. Nah nanti mereka juga bisa presentasi, misal kompas itu gini gini gini. Untuk kenalan aja media visit. Ya kayak mereka open house gitu buat kita. Itu lawannya dari press gathering. Kalo press gathering, mereka kita ajak ke unit kita. Unit itu kan sebenernya PJB kan, jadi ke rumah kita, ke unit – unit. Biar mereka tau ini lho unit kita, besar lho pengaruh kita. Intinya gitu. Gitu – gitu aja sih sebenernya.

P: Oke deh mas. Terus kalo special event gimana?

T: Oh iya kita undang media. Sama ini, setiap media – media yang ulang tahun, kita

samperin. Kayak kemaren metro tv jawa timur ulang tahun, kita dateng bawain

(22)

129

buah, bawain kue ulang tahun. Misalnya ada suatu media, dia mau launching.

Mereka ngundang kita usahakan dateng. Ya sekalian makan siang gratis gitu.

Kemaren bisnisindonesia.com ngundang kita itu kita dateng tuh. Kita usahakan kayak gitu – gitu.

P: Oh gitu ya mas. Terus kalau public luncheon gimana mas?

T: Hmm.. oke kalo itu kadang – kadang kita buat sih. Kalo di kita itu bikinnya kayak coffee morning gitu. Kayak gitu sih.

P: Hmm.. kalau wawancara pers gimana mas?

T: Kalo itu ada, jadi misalnya gini, buat bikin advertorial atau iklan itu kan butuh wawancara, nah kita undang, oke dari Gatra, dateng kesini. SWA, kita terbangin kesini, kita bayarin. Mereka dateng kesini wawancara Dirut kita. Kita atur jadwalnya kapan bersedia. Gitu.

P: Oh gituu. Lalu sebelum diadakannya kegiatan media relations apakah diadakan riset?

T: Ada dong riset media. Jadi gini, kalau kita mau menentukan, gini, aku biasa bikin media planning selama setahun, jadi kita bikin dulu setahun ini kegiatannya apa aja sih. Oke, kita mau ada award nih di bulan ini punyanya CSR. Kita mau ada serah terima jabatan, kita bisa prediksi itu. Walaupun nanti di tengah jalan bisa meleset – meleset. Wajar lah ya kan namanya aja baru rencana. Ketika rencana, nanti kita bikin spotnya. Oke acara ni kira – kira media yang cocok apa ya? Oh SWA nih cocok, karena target pembacanya. Nah itu kan ada media profilenya, itu kita baca dulu. Kita pelajari dulu, nggak sembarangan. Kegiatan ini kita langsung nunjuk SWA aja deh, nggak gitu. Misalnya kita mau target kita ngasih tau orang – orang di Jakarta kalau kita punya kegiatan CSR di Jakarta. Ya udah kita cuman perlu pakai media – media lokalnya Jakarta aja. Ngapain kita pakai media nasional kayak kompas yang which is itu mahal. Mending kita pakai yang lebih murah di Jakarta.

P: nah yang menjalankan riset siapa mas?

T: Kita nggak riset, kita Cuma nganalisa dari media profile aku. Aku punya itu.

P: Oh gitu, nah setelah itu bagaimana persiapan kegiatannya mas?

(23)

130

T: Kita ada plan ya bikin mau ngiklan di semua majalah. Kita minta ratenya dulu, misal di Gatra. Misal rate nya 30 juta. Nah itu kita tanya dulu, deal nggak 30 juta?

Aku biasa nego – nego gitu. Biasanya dapet diskon sampai 40%. Kalau kita nggak bisa nego, kita dibegoin sama media. Media itu tajir – tajir. Biasa kita juga dapet bonus – bonus spot lagi. Kalau kita masang 2 kali dalam setahun ntar kita dapet 3 kali, free. Aku biasa ngelakuin negosiasi gitu – gitu.

P: Berarti tugasnya mas Tommy apa saja?

T: Aku mem – plan media, selama plan media itu aku eksekusi, aku negosiasi. Habis negosiasi, sudah deal, dia kirim media ordernya, udah kita acc, kirim lagi kesana, baru nanti pembayaran. Kalau PJB biasanya bayar dulu di muka, kita nggak mau diuber – uber. Udah bayar, baru nanti kita atur jadwalnya. Trus ntar aku buat guideline, habis gitu kasih ke media. Soalnya kalau nggak gitu, media itu jahil.

Nah dengan guideline, mereka jadi tau apa yang mau ditanya. Terus guideline tadi itu kita selain kasih ke media, kita kasih juga ke Dirut kita yang mau diwawancara. Jadi biar nanti kalau ketemu di hari H gitu biar nggak bego. Jadi nanya apa bisa langsung dijawab gitu. Kalo nggak di setting gitu ntar media bingung mau nanya apa aja, ntar Dirutnya juga ikutan bingung. Ya itu kita bayar, tapi bisa kita setting beritanya. Kayak gitu.

P: Oh gitu, terus dalam menjalankan kegiatan media relations itu apakah ada SOP nya mas?

T: SOP ada lah. SOP nya gini, simplenya, masalah tadi yang release. Aku buat release, aku buat poin – poin guideline, aku setting lah pokoknya. Nanti release itu aku approval dulu ke manajer, ketua bidang, sekper. Kalau perlu sampai ke Dirut karena Dirutnya yang mau ngomong nih. Kalau udah acc baru aku bisa sebar ke media.

P: Hmm.. lalu mas Tommy ini bikin press release seberapa sering?

T: Hmm.. nggak ada target, karena kita kan bukan perusahaan yang go public kan.

Kalau go public mungkin iya harus dibikin press release nya terus karena kan

asetnya punya publik. Itu kan kalau go public. Perusahaan kita kan bukan go

public jadi kita membuat release itu seperlunya aja. Ketika kita perlu melakukan

(24)

131

release, kita lakukan. Misalnya ni, kita ada kegiatan yang memang kita analisa itu news value nya tinggi. Ni kalau kita angkat ke media asik nih. Gitu kan. Misalnya biasanya kalau yang isu seksi – seksi itu CSR. Kalau isu seksi itu kita bikin release trus kita blast ke media, media itu naik, nangkep, karena isunya seksi, news valuenya tinggi. Tapi kalau isunya nggak seksi, biasa media males ngangkat karena media kan juga pengen dong readership nya tinggi. Tapi sering bikinnya.

P: Jadi sering ya mas. Nah dari jumlah press release yang dibuat, itu ada berapa yang diliput media?

T: Nah, sekarang gini, kalau misalnya release yang seksi itu ada tekniknya juga. Jadi makanya menurutku kalau tekniknya bagus ya pasti naik ke media kok. Dan nggak semua kegiatan dibuat release. Berita – berita yang seksi itu biasanya CSR.

Biasanya sih selalu naik ke media kok.

P: Terus kesesuaian antara isi press release dengan kegiatan yang dilaksanakan gimana mas?

T: Rata – rata sih sesuai kok. Jadi selama ini sih teratur, nggak ada yang nggak sesuai.

P: Oh gitu. Lalu press conference yang dibikin itu seberapa sering frekuensinya mas?

T: press conference itu kita buat ketika isu itu mulai awur – awuran. Misalnya ada isu ubur – ubur waktu itu. Trus kita lihat, wah ini ubur – uburnya hmm.. media udah bikin pemberitaan yang aneh – aneh. Nah kita meluruskannya dengan bikin press conference, itu satu, kalau pemberitaannya udah melenceng kemana – mana nggak jelas, nggak sesuai sama real awalnya seperti apa. Yang kedua, memang kalau kita mau mengalihkan isu. Jadi ada isu yang kita tenggelemin, ini jangan di publish ya. (cerita). Gitu, ngerti kan. Makanya kita bikin conference tadi kalau isunya udah kemana – mana, yang kedua karena kita mau men – setting sesuatu.

Gitu.

P: Oh gitu, terus waktu press conference gitu media apa yang paling banyak meliput mas?

T: Metro, hmm.. ada trans tv, ada kompas tv, ada CNN. Banyak.

(25)

132

P: Banyak ya mas. Nah dalam pembuatan press conference itu ada prosedurnya nggak mas?

T: Gini, kalau misalnya kita mau bikin press conference harus kita pertimbangin dulu media apa yang mau kita undang, gitu. Kan konferensi itu kan kita undang mereka ke pembangkit kita atau ke kantor. Kan media di Indonesia ini banyak banget. Kan nggak mungkin kita undang semua dong. Akhirnya kita tentukan media apa aja nih yang mau kita undang, A, B, C, D, E, F, misalnya. Ya udah kita undang mereka, mereka biasa punya komunitas lagi, biar mereka ntar nge – share lagi ke yang lain – lain. Kayak gitu, jadi nggak ada yang kayak gimana – gimana.

Kita cuma nentuin media – media nya apa aja. Jadi jangan sampai isu ini diangkat sama media yang nggak jelas. Kita akan undang media – media nasional yang emang kredibilitasnya tinggi.

P: Gitu ya mas, lalu apakah pernah melakukan press briefing?

T: Press briefing? itu kayak press conference mungkin ya. Kita sih nggak pernah sih kayak gitu, kita biasa langsung press conference aja. Paling press briefing itu setelah press conference. Biasa kalau press conference udah selesai gitu kadang ada yang masih nanya – nanya. Mungkin itu kali ya press briefing. Kalau itu selalu terjadi sih, itu dampaknya dari press conference.

P: Oh oke mas. Terus kalau press tour itu seperti apa? apa cuma jalan – jalan atau gimana bentuknya?

T: Hmm.. kalau press tour itu biasanya kita gabungkan sama press gathering tadi. Jadi mereka kita undang ke pembangkit kita, trus mereka kita ajak tour di pembangkit kita. Ini lho namanya turbin, ini lho namanya control room, ini lho namanya boiler. Kita kasih lihat proses pembuatannya listrik, pembuatannya nggak semudah yang kalian pikir lho. Makanya kalau nanti – nanti ada isu tentang listrik gitu jangan langsung ngejudge negatif karena rumit gitu kan. Kalau press tour sih kayak gitu, per semester diadain.

P: Oh gitu, lalu waktu kegiatan press tour itu berlangsung apakah juga diliput oleh media?

T: Hmm.. kalo gitu biasanya iya. Biasa mereka ngeliput juga kok.

(26)

133 P: Terus media yang meliput itu apa aja mas?

T: Ya metro, kompas, itu itu pasti.

P: Kemudian apakah ada prosedur dalam pelaksanaan kegiatan press tour?

T: Hmm.. prosedurnya sih sebenernya nggak ada sih. Kita kayak bikin event biasa gitu, kita undang media – medianya apa, kita tentukan tempatnya mau dimana, kalau memang perlu di hotel, kita deal sama hotelnya untuk berapa orang, kita siapin entertainment untuk mereka, kita beli merchandize kayak kaos, topi, gitu – gitu doang sih. Kita atur rundown nya, udah gitu.

P: Gitu ya, lalu untuk special event apa sering diadakan?

T: Special event itu rutin sih, kalau ulang tahun PJB kan pasti kita rayain. Kalau misalnya ada media yang ulang tahun ya kita biasanya langsung dateng. Rutin kok.

P: Media yang ngeliput apa aja?

T: Kalau ulang tahun gitu kita jarang sih undang media kayak kemarin HUT PJB.

Tapi kalau kita mau undang ya nggak undangan buat meliput. Karena menurutku kayak HUT PJB itu news valuenya nggak tinggi, ngga seksi gitu. Karena setiap perusahaan juga punya ulang tahun, setiap perusahaan juga berulang tahun. Jadi nggak ada yang bisa dijual disitu, gitu itu. Udah cuma ceremonial biasa aja gitu.

P: Oh, lalu apa ada media massa tertentu yang jadi sasarannya PJB mas?

T: Ada dong. Tentunya media – media ekonomi, bisnis. Kayak televisi gitu metro, kompas, RCTI, gitu itu pasti jadi target kita. Trans, net juga iya sih.

P: Nah lalu caranya untuk mendekati media – media itu bagaimana mas?

T: Ya gitu tadi, jadi kita contact, kita kenalan sama mereka, kita ngobrol – ngobrol, kalau misalnya aku lagi ke Jakarta biasanya aku ajak ketemu mereka, ngopi – ngopi bareng, informal – informal aja.

P: Lalu menurut mas Tommy dampak dari kegiatan media relations terhadap citra perusahaan itu gimana?

T: Ya penting banget dong, dampaknya positif. Jadi ketika kita mau mem – branding

perusahaan kita, kita udah bikin strateginya, bla bla bla gitu kan. Kita bikin

kegiatan event, event branding itu bla bla bla dan mereka meliput itu ya tercapai.

(27)

134

Ketika kita bikin ini itu tapi nggak diliput kan nggak tercapai. Orang nggak tau, budget keluar banyak lagi. Kan gitu kan, biasa gitu sih. Kita bikin kegiatan apa , kita share ke media, media nangkep dan media mau mengangkat isu itu, wah itu udah achievement kita. Penting banget, sangat sangat penting. Makanya kalau ada perusahaan yang menutup diri sama media itu bodoh menurutku. Hmm.. gini, media itu karakternya gini, makin dijauhi makin nusuk kita, makin jahat. Kalau kita nggak bisa maintain mereka dengan baik, mereka bakal nusuk kita. Kalau menurutku sih gitu.

P: Gitu ya mas. Lalu menurut mas Tommy, kegiatan media relations yang dijalankan PJB ini sudah efektif belum?

T: Efektif dong.

P: Buktinya efektif apa mas?

T: Untuk di PJB? Efektifnya apa? Ketika kita menjalankan media relations itu, berita kita itu selalu diangkat. Gitu lho. Bahkan tanpa kita membayar, mereka mau ngangkat. Karena kita udah bagus gitu hubungannya kita dengan mereka.

P: Lalu kebijakan perusahaan terhadap kegiatan media relations yang dijalankan gimana mas?

T: Hmm., sejauh ini sih perusahaan mendukung, mendukung positif gitu ya.

Tentunya dengan budget – budget tertentu kita harus mengelola itu dengan baik selama setahun. Yah perusahaan mendukung aja selama kita… gini, kita deket sama media jangan bablas terlalu deket. Karena kalau kita bablas terlalu deket juga mereka terlalu tau tentang kita, ntar kita nggak bebas, nggak bisa bergerak sendiri. Jadi tetep harus ada privacy kita, dan mereka nggak boleh tau.

P: Jadi dukungan yang diberikan perusahaan dalam bentuk apa mas?

T: Salah satunya dalam bentuk materi, salah satunya juga misalnya waktu kita minta tolong direksi ngomong ke media gitu mereka mau, kan itu bentuk dukungan ya.

Ada kan ya misalnya bos nggak mau, kan dia nggak mendukung kerjaan kita

berarti. Sementara kerjaan humas gitu, kerjaan humas kan kita bikin orang

terkenal, kitanya nggak terkenal kan gitu. Sedih.

(28)

135

P: Iya mas haha nah terus kegiatan media relations ini kan belum pernah dievaluasi kata miss Devi, nah..

T: Kalau masalah media planning, aku evaluasi. Tapi kalau media relations yang lain – lain kayak media visit gitu gitu kalau ini ya, kalau menurutku ini bukan ilmu statistik yang bisa dihitung ada angkanya. Kan bukan ilmu pasti, jadi susah ya.

P: Kalau misalnya nanti ke depannya mau dievaluasi secara keseluruhan, mas Tommy mau evaluasinya berapa lama sekali?

T: Paling setahun sekali.

P: Setahun sekali ya mas. Lalu bentuk evaluasinya kayak gimana?

T: Bentuk evaluasinya paling itu, hmm.. seberapa sering media visit yang kita adakan, mungkin bentuknya dari kuesioner tentang seberapa mengerti sih mereka tentang PJB, seberapa paham sih mereka tentang produk kita, terus hmm..

komentar mereka, pendapat mereka tentang media kita yang kita buat. Apa mereka merasa terhibur atau buang – buang waktu. Kayak gitu – gitu sih.

P: Gitu ya mas. Sementara itu dulu mas wawancaranya. Makasih mas sudah menyempatkan waktu.

T: Oh iya dek sama – sama. Ini balik kantor aja aku kasih datanya.

P: Oh oke deh mas makasih.

(29)

Lampiran 5: Matrix Penelitian

136 Konsep Pertanyaan Manager Komunikasi Korporasi

dan Branding – Devi Rahmawati

Staff Komunikasi Korporasi dan Branding – Siti Maesaroh

Staff Komunikasi Korporasi dan Branding – Tommy

Evaluasi Tahap Persiapan

Mengapa PT. PJB melaksanakan kegiatan media relations?

Jadi gini, kita punya stakeholders, ya kan? Salah satu stakeholders adalah dengan media. Kenapa kita mengadakan relationship dengan media atau dengan yang lain? Satu, kita butuh atau tidak butuh kita tetap mengadakan relationship ya.

Dua, untuk mendukung roda kehidupan kinerja perusahaan, gitu, Tiga, dengan mengadakan relationship ada istilah tak kenal maka tak sayang. Nah itu. Jadi kita saling membutuhkan. Dia juga membutuhkan kita. Saya juga membutuhkan dia.

Karena media itu kan partner strategis PJB ya, dia bisa menyampaikan berita – berita positif termasuk membentuk brand image PJB juga. Selain untuk menyampaikan informasi gitu juga kita kalau pengen sasarannya apa, misalnya kita pengen biar PJB dikenal, ya itu termasuk brand image tadi yah.

Hmm.. kita pakai media relations karena kita kan harus tahu dulu peran media kan. Nah media itu bisa kita bilang sebagai channel ya.

Saluran informasi kan. Nah berarti kan, kenapa kita menggunakan media relations itu supaya kita punya hubungan baik dengan media.

Kenapa kita punya hubungan baik dengan media? karena kita butuh media. Kenapa kita butuh media?

karena media mempunyai peran penting. Peran pentingnya apa?

kalau misalnya kita mau ngomong A, yang tersampaikan A ke publik, gitu.

Tentunya nggak semua media yang perlu kita jaga hubungannya sih.

Karena nggak semua media juga kredibilitasnya bagus, ada media yang abal – abal ya.

Apa saja kegiatan media relations

Nah, yang dikerjakan apa aja nanti sambil dibantu Tommy ya. Ada

Kalau disini yah otomatis satu, kita ada press gathering setiap tahun. Kita ada

Yang rutin kita jalankan per semester,

kita bikin press gathering. Tahun lalu

(30)

Lampiran 5: Matrix Penelitian

137 yang dijalankan? iklan, ada media visit, ada press

gathering, ada pokoknya yang berbau branding, dan sebagainya.

Iya itu semua yang di teorimu itu dilakukan semua. Nanti bisa dibantu mas Tommy.

press conference, kita ngirim press release juga, terus kita ada event juga, lomba dengan kaum jurnalis. Jadi mereka nulis artikel sama foto nanti kita lombakan.

terakhir di Cirata. Dia ini di Cirata kan ada hmm.. PLTS, Pusat Listrik Tenaga Surya 1MW. Nah, masih pusat pembelajaran sih, pusat studi.

Kita disana tu sekalian peresmian kita tepatin sama press gathering.

Terus ada press conference, apa lagi ya, media relations kan gitu – gitu aja sih sebenernya. Paling gini kalo misalnya mau beriklan, kan kalo beriklan itu ada advertisement, ada advertorial. Press tour sama kayak press gathering lah ya. Kita biasa bilang kalau itu press tour. Soalnya kan kita ngajak mereka ke pembangkit juga. Oh satu lagi, kita biasa ngadain yang namanya media visit.

Apa saja bentuk – bentuk kegiatan media relations?

Setahun sudah di mapping sama Tommy ya. Nah, bentuk

kegiatannya macem – macem

Ya kalo press release ya kita kalau misalnya ada event ya kita undang mereka untuk dateng ke misalnya peresmian PLTS. Mereka diundang kesana, liputan kan ya kita juga kasih mereka naskah press release nya juga

Yang rutin kita jalankan per semester,

kita bikin press gathering. Tahun lalu

terakhir di Cirata. Dia ini di Cirata

kan ada hmm.. PLTS, Pusat Listrik

Tenaga Surya 1MW. Nah, masih

pusat pembelajaran sih, pusat studi.

(31)

Lampiran 5: Matrix Penelitian

138

terus ya itu lah kita sediakan kalo mau wawancara dengan direksi. Bagi yang nggak bisa dateng itu kita juga kasih press release nya lewat email ke mereka. Kalau gathering nya ya kita kumpulkan mereka misalnya yang sudah itu di Paiton, itu kita undang mereka. Kita kerjasama dengan PLN lain kan, kita kasih informasi misalnya kita ada informasi baru nih di PJB.

Kita presentasi trus mereka bikin berita kan trus kita tinjauan juga ke pembangkit jadi kan mereka tau oh jadi gini lho proses pembangkit itu dan sebagainya lah. Biar kita lebih dekat ya ada permainannya juga lah biar lebih akrab.

Kita disana tu sekalian peresmian kita tepatin sama press gathering.

Jadi kita kumpulin mereka, biasa 2 hari kegiatannya, kumpulin mereka, terus nanti di dalam kumpulin itu bikin forum diskusi, kita presentasi PJB.

Apakah Anda melakukan riset Sebelum persiapan?

siapa saja yang terlibat dalam riset?

Ada itu Tommy punya setahun.

Riset, strategi, implementasi, sama evaluasi. Ada kok ini ada.

Hmm.. kita pasti ada rapat ya disini dengan pertimbangan – pertimbangan juga ya. Misalnya kita apa sih sebaiknya, kalau kayak lomba ini bentuknya apa. Misalnya kayak press gathering ya, misalnya informasi apa sih yang mau kita lihat lah. Oh kalo

Ada dong riset media. Jadi gini, kalau

kita mau menentukan, gini, aku biasa

bikin media planning selama setahun,

jadi kita bikin dulu setahun ini

kegiatannya apa aja sih. Walaupun

nanti di tengah jalan bisa meleset –

meleset. Wajar lah ya kan namanya

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2A14 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014. Nomor 246,

Penilaian tersebut meliputi berapa jumlah tenaga kader aktif mengikuti kegiatan, berapa peserta yang datang berkunjung teratur setiap bulannya, berapa kali olahraga

Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya

Bahwa dalam melakukan hubungan kerja tersebut, haruslah dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan. Oleh

Aturan tersebut memberikan keleluasaan kepada hakim untuk tidak menjatuhkan pidana penjara terhadap pelaku untuk perbuatan-perbuatan tertentu yang dianggap oleh hakim tidak

Produk pancake yang akan diproduksi adalah suatu inovasi dari pancake yang biasanya dibuat masyarakat untuk dijadikan sarapan maupun cemilan.. Pancake ini

Indikator tersebut yaitu tentang kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep dalam pemberdayaan petani garam terkait dengan yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah daerah