• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANKSI KAWIN PAKSA DIKAITKAN DENGAN PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NO. 70.A TAHUN 2015 TENTANG DESA BERBUDAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SANKSI KAWIN PAKSA DIKAITKAN DENGAN PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NO. 70.A TAHUN 2015 TENTANG DESA BERBUDAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

SANKSI KAWIN PAKSA DIKAITKAN DENGAN PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NO. 70.A TAHUN 2015 TENTANG DESA BERBUDAYA

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

ABSTRAK

Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang bersifat nasional dan berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mengenai syarat dalam perkawinan yang harus dipenuhi salah satunya tertuang dalam Pasal 6 ayat (1) UU Perkawinan, yaitu perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. Namun, dalam kenyataannya syarat ini kerap kali tidak dilaksanakan karena adanya paksaan atau desakan baik dari diri calon mempelai maupun pihak luar. Selain itu, syarat yang tidak kalah pentingnya ialah setiap perkawinan yang akan dilangsungkan sudah seharusnya melewati lembaga agamanya masing-masing dan tunduk kepada aturan pernikahan Agamanya dan kepercayaannya itu sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan. Namun, dalam praktiknya seringkali perkawinan dilangsungkan tidak melewati lembaga agama baik itu Kantor Urusan Agama (KUA) maupun Kantor Catatan Sipil (KCS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kedudukan para pihak yang terkena sanksi kawin paksa yang tidak dicatatkan dan akibat hukum administratif terhadap anak yang lahir dari perkawinan paksa yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan spefikasi penelitian deskriptif analitis dalam menjawab permasalahan dalam skripsi ini dengan menitikberatkan pada penelitian kepustakaan dan data sekunder.

(2)

v

FORCE MARRIAGE SANCTION IN RELATION WITH

PURWAKARTAS REGENT REGULATION NO. 70.A 2015 ON CULTURED VILLAGE REVIEWED BY LAW NO. 1 1974 ON MARRIAGE

ABSTRACT

Marriage in Indonesia as regulated by Law No 1 of 1974 on Marriage applies nationally and binds every people in the territory of Indonesia. Regarding the compulsory requirements of marriage, namely, regulated in Article 6 (1) of the Law of Marriage stated that marriage must be based by the consents of both the groom and the bride. However in practice, the requirement of consent oftenly left unfulfilled since there are coercive or elements of force by either side of the bride or from third parties. In addition, the other essential requirement is that every marriage must be engage in line with each religion marriage provisions and must be in line with Article 2 (1) of the Law on Marriage. However in practice, marriage oftenly engaged not in line with provisions of the religion which were not under the auspices of the Religious Affairs Office nor the Civil Affairs Office. The purpose of the research is to understand the position of the parties in forced and unregistered marriage as a law sanction and regarding the administrative legal consequences towards the child that was born out of a forced marriage that was not listed in the Religious Affairs Office.

This research use juridical normative research method and also with descriptive analytical research specification in order to reach the conclusion to the presented questions in this thesis, which focuses on literature based research sources and secondary data research sources.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

[r]

Plumpang, Rengel, Soko, Parengan, Widang, Senori, Bangilan, Jenu, Merakurak, Kerek.. Plumpang, Rengel, Soko, Parengan, Widang, Senori, Bangilan, Jenu,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter pertumbuhan dan produksi yang meliputi jumlah dompolan per cabang, jumlah cabang berbuah, luas daun per tanaman,

Oleh karena itu penulis tertarik untuk merancang sistem informasi dengan judul “ Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Puskesmas Gisting Berbasis Web ”

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada TW1 2016 yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebesar Rp26,4 ribu, mengalami

Perubahan secara umum atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum