• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Perancangan Ulang Stasiun Kerja Mesin Pemintal Benang Afval Ditinjau Dari Aspek Ergonomis (Studi Kasus terhadap kelompok pengrajin desa Jombor, Klaten).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Perancangan Ulang Stasiun Kerja Mesin Pemintal Benang Afval Ditinjau Dari Aspek Ergonomis (Studi Kasus terhadap kelompok pengrajin desa Jombor, Klaten)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA MESIN PEMINTAL

BENANG AFVAL DITINJAU DARI ASPEK ERGONOMIS

(StudiKasusterhadapkelompokpengrajindesaJombor, KLATEN)

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh

GelarSarjanaTeknikJurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

DisusunOleh :

RENDHY HUSNUZON APRIYANDHI

NIM : D 600 060 022

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAKSI

Pada dasarnya sentral industri penggulungan benang afval di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten ini dengan keseluruhan masih menggunakan desain atau model mesin satu spindel, dan hanya satu-satunya cara yang bisa dihandalkan dan dipertahankan agar usaha yang dijalankan tetap dapat berjalan dan dioperasikan dalam berproduksi.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk merancang mesin penggulungan benang afval dengan memodifikasi satu spindel menjadi empat spindel dan masih menggunakan penggerak putaran manual yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan mendapatkan waktu yang efektif dalam proses penggulungannya memproduksi serta mampu memajukan perindustrian kecil seperti industri tekstil benang afval. Dengan penelitian kali ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan industri tekstil benang afval terutama dalam perindustrian kecil di Kabupaten Klaten.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap stasiun kerja mesin, untuk mendapatkan stasiun kerja yang ergonomis dengan pendekatan antropometri agar dihasilkan suatu rancangan yang aman dan nyaman sehingga mengurangi gangguan kesehatan pada pengguna mesin.

Dari hasil keseluruhan dapat dirancang sebuah usulan perancangan stasiun kerja. Stasiun kerja ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Meja Mesin Pemintal Benang Afval, Kursi duduk operator, 2 buah kardus tempat gulungan dan 4 buah gulungan benang Afval sebagai input dari sepindel mesin benang afval.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mesin penggulung benang afval manual adalah suatu mesin yang

bertujuan untuk membuat bentuk gulungan benang afval yang sudah dipilin

atau dipintal dengan menggunakan tenaga putaran manusia sesuai dengan

kebutuhan yang diinginkan. Seiring berkembangnya dunia industri tekstil

pada era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat ini salah satunya

pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

penggulungan benang afval tradisional dari nenek moyang yang sudah ada

hingga sekarang ini dalam perindustriannya tersebut. Dimana untuk

menjalankan bidang usahanya yang masih belum beralih pada mesin yang

dapat membantu produksinya karena faktor-faktor dari industri kecil yang

belum mendukung.

Selain itu dengan meningkatnya permintaan dalam suatu usaha industri

kecil pengrajin penggulungan benang afval yang ada pada desa Jombor

Ceper Klaten dimana para pengrajin sering mengalami kesulitan dalam

menerima pesanan dari tiap-tiap konsumen karena faktor waktu yang

dibutuhkan untuk memproduksi gulungan benang afval masih lama, dan

hasil produksi yang masih belum semaksimal mungkin.

Pada dasarnya sentral industri penggulungan benang afval di

(5)

menggunakan desain atau model mesin satu spindel, dan hanya satu-satunya

cara yang bisa dihandalkan dan dipertahankan agar usaha yang dijalankan

tetap dapat berjalan dan dioperasikan dalam berproduksi.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk membuat mesin

penggulungan benang afval dengan memodifikasi satu spindel menjadi

empat spindel dan masih menggunakan penggerak putaran manual yang

bertujuan untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan mendapatkan

waktu yang efektif dalam proses penggulungannya memproduksi serta

mampu memajukan perindustrian kecil seperti industri tekstil benang afval.

Dengan penelitian kali ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan

industri tekstil benang afval terutama dalam perindustrian kecil di

Kabupaten Klaten.

Di sisi lain penelitian ini juga bertujuan untuk menjembatani suatu

kebudayaan / kultur dari cara kerja operator yang kurang efisien di rubah

menjadi sebuah kebudayaan / kultur dari cara kerja baru yang efisien dan

modern. Tetapi di lain sisi hal ini mendapatkan beberapa kendala dari

pengrajin yang menolak untuk merubah kebudayaan / kultur tersebut

dikarenakan sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu hingga sekarang

ini. Maka dari itu peneliti memiliki tugas lain yaitu memperkenalkan dan

membiasakan pengrajin untuk menggunakan mesin motor dinamo empat

spindel ini agar dapat di terima dan di gunakan oleh para pengrajin yang ada

(6)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pengrajin pemintal

benang afval di desa Jombor , desain stasiun kerja yang digunakan

membiasakan karyawan bekerja dengan sikap kerja yang kurang ergonomi.

Sikap kerja yang dimaksud yaitu karyawan duduk terlalu kedepan sampai

tubuh membungkuk sehingga posisi tubuh tidak relaks dan mata terlalu

menunnduk pada mesin. Adapun hasil studi pendahuluan yang telah

dilakukan diketahui bahwa stasiun kerja yang digunakan sekarang masih

menimbulkan ketidaknyamanan bagi karyawan dalam bekerja serta

mengakibatkan keluhan pada anggota tubuh karyawan.

Berdasarkan pengamatan terhadap (30 pengrajin) responden

diperkirakan bahwa stasiun kerja mesin sekarang masih kurang nyaman.

Stasiun kerja mesin tersebut dikatakan kurang nyaman karena kursi

memiliki sandaran yang tidak sesuai dengan lekuk tulang belakang, tinggi

kursi yang tidak dapat diatur membuat karyawan yang ukuran tubuhnya

kecil saat duduk telapak kakinya tidak dapat menumpu secara rata dilantai,

meja mesin pendek dan dimensi stasiun kerja yang tidak sesuai dengan

antropometri pemakainya yang akan menyebabkan tubuh tidak relaks dan

menimbulkan ketidaknyamanan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka perlu

dilakukan perbaikan terhadap stasiun kerja mesin, untuk mendapatkan

stasiun kerja yang ergonomis dengan pendekatan antropometri agar

dihasilkan suatu rancangan yang aman dan nyaman sehingga mengurangi

(7)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah yang diambil

yaitu bagaimana merancang ulang stasiun kerja mesin ergonomis dengan

memperhatikan aspek antropometri sehingga dapat mengurangi gangguan

kesehatan pada pengguna mesin.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Didapatkan rancangan stasiun kerja mesin yang ergonomis dengan

memperhatikan aspek antropometri.

2. Mengurangi keluhan akibat pemakaian mesin yang terlalu lama.

3. Mesin dapat diterima oleh pengrajin daerah Jombor Klaten.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

1. Menghasilkan rancangan stasiun kerja mesin yang ergonomis.

2. Mengurangi keluhan yang dialami pekerja akibat aktivitas pemakaian

mesin.

3. Pengrajin dapat menggantikan kebiasaan kerja yang kurang efisien dan

kurang ergonomis digantikan dengan kebiasaan kerja yang efisien dan

(8)

1.5 BATASAN MASALAH

Batasan-batasan masalah dalam penyusunan laporan skripsi ini

diperlukan untuk menjaga perluasan topik yang melebar dan kelanjutan

analisis yang lebih terarah, adapun batasan tersebut, sebagai berikut:

1. Nilai persentil yang digunakan dalam perancangan stasiun kerja adalah

P5, P50 dan P95.

2. Dalam penelitian ini hanya sampai pada perancangan produk dalam

bentuk gambar.

3. Nilai selang kepercayaan dan derajat kebebasan yang dipakai

masing-masing 95% dan 5%.

4. Mesin yang diteliti adalah mesin pemintal benang afval 4 spindel.

5. Jenis mesin yang digunakan adalah mesin pemintal benang afval 4

spindel yang terdapat di kelompok pengrajin pemintal benang afval

desa Jombor, Klaten.

6. Dalam perancangan stasiun kerja mesin tidak membahas cahaya dan

kebisingan dalam ruangan.

7. Penelitian tidak membahas perincian biaya.

1.6 ASUMSI PENELITIAN

Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan kompleksitas

permasalahan yang diteliti. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan, sebagai

berikut:

(9)

2. Karyawan dalam kondisi sehat saat dilakukan penelitian.

3. Karyawan memiliki skill normal / berpengalaman.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan tugas akhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan dan hasil

penelitian, adapun sistematika laporan tugas akhir sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini

dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian ini

dilakukan sehingga dapat memberi manfaat sesuai dengan tujuan

penelitian dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang uraian teori, landasan konseptual

dan informasi yang diambil dari literatur yang ada. Pada bagian ini

akan diuraikan mengenai gambaran umum kelompok pengrajin

Desa Jombor KLATEN, ergonomi, anthropometri, dan

perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam pengumpulan dan

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian-uraian tahapan yang dilakukan

dalam melakukan penelitian mulai dari identifikasi masalah sampai

dengan penarikan kesimpulan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan uraian mengenai data-data penelitian yang

digunakan dalam proses pengolahan data dan hasil pengolahannya

yang digunakan sebagai rekomendasi perbaikan stasiun kerja

mesin.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil

terhadap pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan berbagai kesimpulan

yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta

dikemukakan pula saran-saran yang dapat diberikan sebagai

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Andriani dwi, 2009. “Usulan perancangan Stasiun Kerja Komputer Yang Ergonomis dengan Pendekatan Antropometri”, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri UNS, Surakarta.

Fembrianto, Bagus, 2011. “Perbandingan Waktu Proses Penggulungan Benang Pada Mesin Modifikasi Pengujian 1 Sampai 4 Spindel Dengan Mesin Tradisional 1 Spindel Menggunakan Penggerak Manual”, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin UMS, Surakarta.

Iftadi Irwan,dkk, 2009, Perancangan Alat Produksi Berdasar Hasil Implementasi Metode QEC Sebagai Upaya Perbaikan Postur Kerja pengrajin Keramik, NATIONAL CONFERENCE ON APPLIED

ERGONOMICS 2009.

Liliana , 2007.”Pertimbangan Antrhopometri Pada Pendisainan”,Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Banten.

Nurmianto, 2004.” ERGONOMI Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Jakarta : PT. Guna Widya.

Pandu Galuh Januar, 2006, Anal;isa peningkatan Mutu Produk Ban dengan Menggunakan Metode QFD, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sutalaksana, I.Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Laboratorium Tata Cara Kerja dan Ergonomi Dept. Teknik Industri- ITB.

Tjandra, 2009.”Perancangan dan Analisis Ergonomi Jendela Darurat Otomatis Pada Bus Pariwisata”,Program Studi Teknik Manufaktur Universitas Surabaya, Surabaya.

Walpole, Ronald E. 1988. Pengantar Statistika Edisi 3 Terjemahan: Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas yang diterapkan pada suatu

Pengadilan menyampaikan penetapan perintah Penangguhan kepada Pejabat Bea dan Cukai di tempat kegiatan Impor atau Ekspor yang diduga merupakan atau berasal dari hasil

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa, (2)

Penelitiannya jg menyatakan ada beberapa responden yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi tetapi mempunyai tingkat perilaku yang kurang, hal tersebut

Nilai R 2 pada kondisi kering adalah 0,72 dan RSME 3,5, hal ini menunjukkan bahwa model penyerapan CO 2 pada tanaman kelapa sawit yang dibangun dapat digunakan untuk

Alhamdulillahi robbil’alamin, rasa syukur yang penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan memberikan nikmat kesehatan kepada penulis sehingga

[r]

Latar belakang diadakan penelitian yang berjudul “Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Komunikasi Antarbudaya” adalah masalah para Siswa Papua di SMA “X” Tomohon yang