• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Novianty Hidayatunnisa, 2015

Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The title of the research is the effect of Project-based learning model to

improve the students’ critical thinking in art and culture subject at Indonesian

school Johor Bahru Malaysia. The statement of the problem is (1) How is the

students’ critical thinking before they are treated by using project-based learning model in art and culture subject at Indonesian school Johor Bahru Malaysia? (2) How is the process of learning in art and culture subject using project-based

learning to improve students’ critical thinking at Indonesian school Johor Bahru

Malaysia? (3) How is the effect of project-based learning to the improvement of

students’ critical thinking in art and culture subject at Indonesian school Johor BahruMalaysia. The method used in the research is experimental design with quantitative method. Collecting data used in the research is observation, interview, document and literature studyand tests. Based on the data analysis and the finding

in the field, the students’ critical thinking is low before being treated by project -based learning. In the process of project-based learning, the students’ critical thinking increased. Beside that, based on the t-test, ttes 8 >ttab1,860.It proves that

project-based learning can improve students’ critical thinking.

(2)

Novianty Hidayatunnisa, 2015

Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Project

Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada

Mata Pelajaran Seni Budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. Dengan rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) bagaimana kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?, (2) bagaimana proses pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model

Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa di

Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?, (3) bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis projek terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran seni budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?. Metode yang digunakan dalam penelitiani ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, study literatur, dan tes. Dari hasil analisis data dan temuan dilapangan mengenai kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran

project based learning sangat rendah hal ini dikarenakan model pembelajaran

yang digunakan belum tepat, peningkatan terlihat pada saat proses pembelajaran kemampuan berfikir kritis siswa mulai meningkat, selain itu uji t table yang menyatakan bahwa ttes 8 > ttab1,860. Hal ini membuktikan bahwa model

pembelajaran project based learning mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Kata Kunci : Kemampuan berfikir kritis, model pembelajaran berbasis proyek,

(3)

Novianty Hidayatunnisa, 2015

Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan berperan penting bagi kehidupan manusia, bahkan tidak dapat

dipisahkan dari keseluruhan proses hidup manusia. Dengan kata lain, pendidikan

bersifat mutlak bagi kehidupan pribadinya. Dalam proses pendidikan diperlukan

guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan

potensi dan kreativitas peserta didik. Proses pembelajaran pada setiap satuan

pendidikan harus interaktir, insipiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang untuk

mengembangkan kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Proses pembelajaran harus dikemas dalam model pembelajaran yang

sesuai dengan peraturan pemerintah no 81A Tahun 2013. yang menjelaskan

bahwa ”proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, dapat

mengembangkan kreativitas anak, bermuatan nilai etika, estetika, logika dan

kinestetika, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, serta

menyediakan pengalaman belajar yang beragam”. Supaya proses pembelajaran

sesuai dengan yang diharapkan, guru diharuskan untuk menentukan model

pembelajaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut. Dalam

menentukan model pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas, banyak hal

yang harus dipertimbangkan oleh guru, salah satunya adalah peraturan pemerintah

tersebut.

Teori belajar Vygotsky mengatakan bahwa “jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya”. Menurut Vygotsky (1978:

134) (dalam Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi: hlm 22) “perolehan

pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai dengan teori

sosiogenesis”. Pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari

sumber-sumber di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif

dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya

(4)

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah

dan sesuai dengan teori belajar Vygotsky adalah model pembelajaran Project

Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek. Depdiknas (2003: 7) (dalam

Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi: hlm 70) menegaskan bahwa

“pembelajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (project based learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran

komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat

melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi

suatu materi pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya”. Pendekatan

ini memfasilitasi siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk

pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam produk nyata.

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan

metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media

pembelajaran. Siswa dituntut untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,

sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dalam

Model pembelajaran ini guru berperan hanya sebagai fasilitator, dan siswa

menetapkan tujuan proyek.

Dalam proses pembelajaran menggunakan model Project Based Learning

ini biasanya memakan banyak waktu untuk memecahkan suatu masalah, untuk

mengatasi hal ini pendidik memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah,

membatasi waktu siswa dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan

menyediakan peralatan yang sederhana dan terdapat di lingkungan sekitar, serta

memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan

banyak waktu dan biaya.

Kemampuan berfikir kritis dalam pembelajaran seni budaya memiliki

pengaruh yang besar, karena dengan siswa memiliki kemampuan berfikir kritis

yang baik guru dapat menilai siswa mana yang memiliki daya serap yang tinggi

dan mana siswa yang kurang memiliki daya serap, dan dapat terlihat pula siswa

yang aktif dan kurang aktif. Berfikir kritis menurut Beyer (1995) (dalam Menguak

Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif: hlm. 56) menjelaskan definisi yang sederhana

yakni “berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal”.

(5)

3

untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide,

argument-argumen, penelitian dan lain-lain” (menurut Beyer dalam Menguak Rahasia

Berpikir Kritis dan Kreatif: hlm. 56).

Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan berfikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berfikir yang harus

dimiliki siswa sehingga menjadi suatu watak yang akan terpatri dalam kehidupan

sehari-hari siswa untuk memecahkan segala persoalan dalam hidupnya. Dengan

cara mengidentifikasi setiap informasi yang dia terima, kemudian dia mampu

untuk mengevaluasi informasi tersebut. Setelah siswa mampu mengevaluasi

informasi, siswa menyimpulkan secara sistematis, dan dia mampu mengemukakan

pendapat dengan cara yang terorganisasi. Maka dari itu guru harus mampu

memfasilitasi mereka dengan membuat suasana di dalam kelas menjadi aktif,

dimana guru bisa membuat diskusi kelompok atau semacamnya. Sehingga siswa

bisa mengemukakan pendapat-pendapatnya, dari sinilah guru mampu menilai dan

mengarahkan siswa untuk berfikir secara kritis atau berfikir secara sistematis.

Seperti halnya siswa di sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian,

yaitu Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia. Di sekolah ini siswa-siswinya

belum memiliki kemampuan berfikir kritis yang cukup dikarenakan, model

pembelajaran yang belum memfasilitasi peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan berfikir kritis. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk

melakukan penelitian di sekolah Indonesia Johor Bahru ini. Sekolah Indonesia

Johor Bahru ini hanya memiliki murid sebanyak 108 siswa baik dari jenjang

Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Pertama.

Pada penelitian kali ini peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan

siswa untuk bertanggung jawab, mandiri, cakap, dan berilmu atau kemampuan

siswa untuk berfikir kritis, serta untuk menanamkan nilai kebangsaan terhadap

siswa karena bersekolah di Negara tetangga yang rentan terhadap pengaruh nilai

kebangsaan Negara lain. Hal ini di lakukan untuk mendukung peraturan

pemerintah dan permendiknas untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut,

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

(6)

Oleh sebab itu salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan

alternatif yaitu model pembelajaran Project Based Learning. Model pembelajaran

Project Based Learning ini merupakan model pembelajaran yang berbentuk

proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini

siswa di tuntut untuk mandiri dan siswa dapat memecahkan masalannya sendiri.

Hasil belajar yang didapat dari model pembelajaran ini adalah siswa mendapatkan

ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari model pembelajaran Project

Based Learning ini siswa diharapkan dapat menemukan cara untuk menyelesaikan

masalahnya dan siswa mampu memilah dan memilih informasi yang dia dapat,

serta diharapkan siswa mampu menarik kesimpulan dari setiap informasi yang

mereka dapatkan.

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis projek,

dimana projeknya berupa karya tari yang diciptakan oleh beberapa kelompok

siswa. Guru memberikan stimulus kepada siswa kemudian siswa bereksplorasi

dari stimulus yang diberikan oleh guru. Setelah itu siswa dibagi ke dalam

beberapa kelompok untuk diberikan tugas membuat sebuah karya tari berdasarkan

stimulus yang telah diberikan oleh guru sebelumnya. Setelah siswa dibagi ke

dalam beberapa kelompok, siswa mulai melakukan kegiatan latihan untuk proyek

berupa karya tari melalui bimbingan guru.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR

KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SEKOLAH

INDONESIA JOHOR BAHRU MALAYSIA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyusun identifikasi

masalah di lapangan. Adapun identifikasi masalah di lapangan adalah;

1. Model pembelajaran yang dipakai guru belum bisa memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

2. Sebagian besar peserta didik memiliki sikap manja, hal ini dikarenakan latar

(7)

5

3. Peserta didik lebih senang menerima materi, dibandingkan siswa mencari

materi sendiri.

4. Selama mata pelajaran seni tari siswa jarang sekali mendapatkan teori, siswa

hanya menerima pembelajaran praktik.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah mengenai pengaruh model

pembelajaran berbasis projek, terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis

siswa pada mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Indonesia Johor Bahru

Malaysia. Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian masalah pokok

tersebut, maka peneliti mengidentifikan dalam beberapa sub masalah, sebagai

berikut:

1. Bagaimana kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya di

Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model

Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa

di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?

3. Bagaimana hasil belajar model pembelajaran berbasis projek terhadap

peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran seni budaya

di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran seni budaya

di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah, sebagai

(8)

1) Mengetahui kemampuan berfikir kritis siswa sebelum menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning dalam mata pelajaran seni budaya di

Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia.

2) Mengetahui proses pembelajaran seni budaya menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan

berfikir kritis siswa di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia.

3) Mengetahui hasil belajar model pembelajaran Project Based Learning dalam

mata pelajaran seni budaya dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis

siswa di Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia.

E. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

data dan memperoleh informasi mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis

proyek pada mata pelajaran seni budaya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

diperoleh manfaat sebagai berikut;

1. Secara Teori

Secara teori, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi,

pengetahuan dan referensi dalam menerapkan model pembelajaran berbasis

proyek pada mata pelajaran seni budaya.

2. Secara Praktis

1) Bagi guru

Dapat meningkatkan pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah

Pertama yang kreatif dan efektif.

2) Bagi Siswa

Meningkatnya kemampuan berfikir kritis siswa.

3) Bagi Sekolah

Dapat menjadi salah satu solusi agar siswa mampu berfikir kritis dan berani

mengemukakannya.

4) Bagi Peneliti

Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia

(9)

7

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), “hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan”. Hipotesis

merupakan dugaan sementara, dugaan tersebut masih harus diuji kebenaranya

apakah dapat diterima menjadi suatu pernyataan yang permanen atau tidak.

Berdasarkan pengertian hipotesis di atas, peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan Variabel X dan Variabel Y.

Jadi hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran

berbasis proyek terhadap kemampuan berfikir kritis siswa.

G. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:38) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”. Variabel diartikan sebagai “Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian” (Suryabrata, 2012;25). Adapun variabel dari

penelitian dari topik yang diambil peneliti adalah terdapat dua variabel yang

meliputi variabel bebas (Variabel Independent) merupakan variabel yang

mempengaruhi dan variabel terikat (Variabel Dependent) merupakan variabel

yang dipengaruhi. Adapun variabel bebas yaitu model pembelajaran berbasis

proyek, dan yang menjadi variabel terikat yaitu kemampuan berfikir kritis siswa.

Hal ini dapat digambarkan seperti berikut;

r

X = Model pembelajaran berbasis proyek

Y = Kemampuan berfikir kritis siswa

(10)

Tabel 1.1 Sub Variabel

No Variabel X Variabel Y

1 Model Pembelajaran Berbasis

Proyek (project based learning) Kemampuan berfikir kritis siswa

2

Indikator:

1. Mengidentifikasi,

Mengumpulkan, dan menyusun

informasi.

2. Mengemukakan ide-ide dan

pendapat.

3. Mengevaluasi penampilan.

4. Menyelesaikan masalah.

H. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi terdiri dari beberapa bab, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN berisi tentang : A. Latar Belakang Penelitian, B.

Identifikasi Masalah Penelitian, C. Rumusan Masalah Penelitian, D. Tujuan

Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Hipotesis, G. Variabel Penelitian, H. Struktur

Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN TEORETIS berisi tentang: A. Penelitian Terdahulu, B.

Pengertian Berfikir Kritis, C. Model Pembelajarn Project Based Learning, D.

Karakteristik Peserta Didik, E. Pembelajaran Tari Sebagai Media Pendidikan

Dalam Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa.

BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang : A/. Lokasi, Populasi

dan Sampel Penelitian, B. Metode Penelitan, C. Teknik Pengumpulan Data, D.

Instrumen Penelitian, E. Prosedur Penelitian, F. Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang : A. Temuan

yang terdiri dari: 1. Profil Sekolah Indonesia Johor Bahru, 2. Kemampuan Berfikir

(11)

9

Pembelajaran Project Based Learning, 3. Proses pembelajaran Seni Budaya

menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan

kemampuan berfikir kritis siswa, 4. Hasil Belajar Menggunakan Model

Pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berfikir

kritis siswa. B. Pembahasan Temuan Penelitian yang terdiri dari: 1. Pembahasan

Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran

Project Based Learning, 2. Pembahasan Proses Pembelajaran Menggunakan

Model Pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan kemampuan

berfikir kritis siswa, 3. Hasil Belajar Menggunakan model pembelajaran Project

Based Learningi terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa, 4

Analisis Data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN yang terdiri dari : A. Kesimpulan,

(12)

Novianty Hidayatunnisa, 2015

Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Indonesia Johor Bahru Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto, Suharsimi. dkk. (2010). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Filsaime, Dennis. (2007). Menguak Rahasia Berfikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Ibnu Badar, Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013)

Rahayu, RizkiYulia. (2014). Model Project Based Learning Dalam Pembelajaran

Seni Tari Kelas X di SMA Negeri 2 Cimahi.Skripsi UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sedyawati, Edi. dkk. (1986). Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa

Masalah Tari. Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suandini, Ine. (2014). Project Based Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari

Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Kelas X Siswa SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. S2 Thesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sugiyanto.dkk. (2014). Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VII Jilid 1

Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani.(2011). Perkembangan PesertaDidik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Internet

Http://penelitiantindakankelas.blogspot.com (01 Maret 2015)

http://thsumantri.blogspot.com (05 Maret 2015)

Gambar

Tabel 1.1 Sub Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara

Berdasarkan gambar Linesplan yang dapat dilihat pada Gambar yang sudah di desain, maka dilanjutkan dengan pembuatan General Arrangement untuk merencakan ruangan

Persepsi Siswa Tentang harapan Dari Dorongan Yang Diberikan Oleh Guru Berdasarkan data olah hasil penelitian, dapat diketahui bahwa dari 23 orang responden, sebanyak 3 orang

21 Penelitian lain menemukan bahwa dua per tiga pasien TB paru yang merokok secara signifikan memberikan gambaran kepositifan apusan sputum basil tahan asam

Untuk perancangan sistem Pengaman Motor menggunakan Smartcard ini, hardware yang di gunakan adalah Arduino Uno yang digunakan sebagai otak dari sistem ini dan

Untuk rotan penampang 2,4 cm, 2,8 cm, 3,2 cm waktu pengukusan terbaik adalah 15 menit, mudah dibengkokkan dan tidak rusak, tidak retak, tidak patah dan tidak

Ketuntasan hasil belajar kogntif siswa pada materi hidrolisis garam dapat meningkat (kategori baik) dengan rata-rata nilai siswa sebesar 85. Secara klasikal 89,29% siswa

Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan penerapan metode demonstrasi Siswa Kelas VI SD