• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON

LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN

PROGRAM MATLAB

SKRIPSI

oleh:

RILA DWI RAHMAWATI NIM: 03510050

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

MALANG

2007

(2)

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON

LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN

PROGRAM MATLAB

SKRIPSI

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Jurusan Matematika

oleh:

RILA DWI RAHMAWATI NIM: 03510050

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

MALANG

2007

(3)

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON

LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN

PROGRAM MATLAB

SKRIPSI

oleh:

RILA DWI RAHMAWATI Nim: 03510050

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Tanggal : 20 November 2007

Pembimbing Matematika Pembimbing Agama

Wahyu Henky Irawan, M.Pd NIP. 150 300 415

Ahmad Barizi, M.A NIP. 150 283 991

Mengetahui,

Ketua Jurusan Matematika

Sri Harini, M.Si NIP. 150 318 321

(4)

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON

LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN

PROGRAM MATLAB

SKRIPSI

oleh :

RILA DWI RAHMAWATI NIM: 03510050

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

SUSUNAN DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN

1. ( Penguji Utama ) Evawati Alisah, M.Pd NIP. 150 291 271

1.

2. ( Ketua Penguji ) Usman Pagalay, M.Si

NIP. 150 327 240 2.

3. ( Sekretaris ) Wahyu Henky Irawan, M.Pd NIP. 150 300 415 3.

4. ( Anggota ) Ahmad Barizi, M.A

NIP. 150 283 991

4.

Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan matematika

Sri Harini, M.Si NIP. 150 318 321 Tanggal, 17 Desember 2007

(5)

MOTTO

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs.Alam

Nasyrah / 94:5-6)

Sungguh membebani pikiran dengan kesulitan yang belum tiba waktunya

adalah suatu kebodohan yang nyata.

(6)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puj i syukur kepada Allah Swt akhir nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

Bapak dan I buku t ercint a yang senant iasa mendoakan ananda set iap saat dan selalu member ikan dukungan moril maupun mat er iil, sampai kapanpun ananda t idak akan bisa membalasnya kecuali dengan karya kecil ini.

Adikq t ersayang, yang selalu mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Semangat lah dalam mencari ilmu biar kelak menjadi orang yang berguna.

Seluruh keluargaQ di Maget an, t erima kasih at as doa dan dukungan kalian semua.

Mz- Sabar yang akan j adi pendamping hidupQ , meskipun j auh gak pernah lelah dan bosan memberi mot ivasi dan semangat hingga skripsi ini bisa terselesaikan, bagi Qta jarak bukanlah pemisah tapi merupakan anugerah yang patut kita syukuri.

(7)

Ucapan Terima kasih kepada:

- Bapak Wahyu Henky Irawan, Bapak Ahmad Barizi, Ibu Evawati Alisah, Ibu Ari Kusumastuti serta Bapak Jamhuri yang telah membimbing dan mengarahkan penulis serta tidak bosan memberi nasehat dan semangat

sehingga karya ini bisa terselesaikan dengan baik.

- Seluruh Guru dan Dosenku yang dengan ikhlas memberikan ilmu kepadaku. Terima kasih banyak atas ilmu yang telah Engkau berikan, semoga menjadi

ilmu yang manfa at dan barokah.

- Teman-teman seperjuangan yang telah memberi banyak masukan, nasehat dan semangat kepadaku serta Teman-teman, jurusan Matematika angkatan 2003

- Seluruh warga Arkesa 15A yang selama ini telah mengisi hari-hariku, semoga kita dapatkan impian kita masing-masing. Terima kasih banyak atas semuanya.

Mohon ma af atas semua salah dan khilaf.

- Mbak alfi imoet serta Sahabat-sahabat terbaikku yang telah banyak memberikan pertolongan dan motivasi kepadaku. Semoga Allah Swt membalas

kebaikan kalian semua.

- Semua pihak yang tidak dapat kusebutkan satu-satu, yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga Ilmunya bermanfaat dan Allah yang akan

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Solusi

Sistem Persamaan Differensial Non Linear Menggunakan Metode Euler berbantuan Program Matlab dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk melengkapi tugas akhir dari perkuliahan yang telah dijalankan oleh penulis selama masa

studinya di Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Matematika.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada sang Pembaharu yaitu

pembawa pencerahan, Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah mencerahkan

dunia dan isinya dengan suri tauladannya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis merasa berhutang budi kepada

berbagai pihak yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi serta

kritikan yang konstruktif dalam menyusun skripsi ini, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang.

2. Bapak Prof.Drs.Sutiman B.Sumitro,SU.,Dsc. Selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi jurusan Matematika UIN Malang.

(9)

4. Bapak Wahyu Henky Irawan, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing

matematika yang tidak pernah lelah dan bosan membimbing serta

mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Ahmad Barizi, M.A. Selaku Pembimbing Integrasi Sains dan

Agama, yang juga tidak pernah lelah dan bosan membimbing serta

mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Evawati Alisah, Ibu Ari Kusumastuti serta Bapak Jamhuri yang telah

banyak memberikan masukan, nasehat dan motivasi kepada penulis

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang dengan sepenuh hati memberikan

dukungan moril maupun spirituil serta ketulusan do anya sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Adikku tersayang, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis

sehingga penulis mendapatkan semangat.

9. Keluargaku di Magetan, terima kasih atas doa dan dukungannya.

10. Seluruh Dosen Matematika UIN malang, terima kasih atas ilmu yang

kalian berikan semoga menjadi ilmu yang manfaat dan barokah.

11. Teman-teman Matematika, terutama angkatan 2003 terima kasih atas

kebersamaan kalian semua.

12. Warga Arkesa 15A serta teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan

satu-satu yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis,

(10)

13. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Semoga atas bantuan dan dorongan yang dicurahkan kepada penulis akan

menjadi catatan amal ibadah yang diterima disisi Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, semua itu karena

keterbatasan kemampuan penulis dalam menganalisis fenomena yang ada, namun

saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan pada penelitian

selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, dan dapat dijadikan

pelajaran yang bermakna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya. Amiin...

Malang, Desember 2007

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

ABSTRAK...ix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...5 C. Batasan Masalah ...5 D. Tujuan Penulisan ...6 E. Manfaat Penulisan...6 F. Metode penelitian...7 G. Sistematika Penulisan ...8

BAB II: KAJIAN TEORI A. Persamaan Differensial...9

1. Persamaan Differensial Biasa...10

2. Persamaan Differensial Parsial...10

3. Persamaan Differensial Linear ... ..10

4. Persamaan Differensial Non Linear ... ..11

B. Sistem Persamaan Differensial... ..13

1. Sistem Persamaan Differensial Linear ...14

2. Sistem Persamaan Differensial Non Linear ...15

(12)

D. Konsep Dasar dan Definisi Sistem otonomus ...17

1. Persamaan Differensial Non Linear Orde Dua...17

2. Bidang phase ...17

3. Sistem Otonomus ...18

4. Lintasan atau Orbit dari Sistem Otonomus ...18

5. Solusi dari Sistem Otonomus ...18

6. Titik Kritis dari Sistem Otonomus ...19

E. Metode Euler 1. Pengertian Metode Euler ...20

2. Perkiraan Galat atau Kesalahan Metode Euler...26

3. Algoritma...29

F. Matlab ...30

BAB III. PEMBAHASAN A. Sistem Persamaan Differensial Non Linear Pada Otonomus dengan Metode Euler ...33

B. Contoh Soal Pada Otonomus dan Penyelesaiannya dengan Metode Euler dan program Matlab...36

C. Analisis Penyelesaian Sistem Persamaan Differensial Non Linear Pada Otonomus Menggunakan Metode Euler Dengan Bantuan Program matlab ...45

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan...50

B. Saran ...51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Fungsi Matematika Pada Matlab...31

3.2 Hasil Iterasi Metode Euler dengan h 0,4 Berbantuan Matlab ...40

3.3 Hasil Iterasi Metode Euler dengan h 0,05 Berbantuan Matlab ...42

3.4 Hasil Perhitungan Metode Euler Untuk Sistem Persamaan Differensial Non

(14)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Rumus Euler ...21

3.1 Bagan Alur Untuk Sistem Persamaan Differensial Non Linear Pada

Otonomus Menggunakan Metode Euler...35

3.2 Grafik Metode Euler dengan h 0.4...41

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

ABSTRAK

Rahmawati,Rila Dwi. 2007. Solusi Sistem Persamaan Differensial Non Linear Menggunakan Metode Euler Berbantuan Program Matlab. Jurusan Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.

Pembimbing:(I).Wahyu Henky Irawan, M.Pd.,(II)Ahmad Barizi,M.A

Kata Kunci: Sistem Persamaan Differensial, Non Linear, Metode Euler, Program Matlab.

Suatu persamaan differensial maupun sistem persamaan differensial yang sulit diselesaikan secara analitik dapat diselesaikan secara numerik. Penghitungan numerik merupakan teknik untuk menyelesaikan permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan operasi hitungan, karena merupakan pendekatan terhadap nilai eksak maka diupayakan kesalahannya sekecil mungkin. Allah berfirman Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti (Qs.Maryam/18:94),dan penghitungan numerik merupakan penghitungan yang memerlukan ketelitian untuk menghindari kesalahan.

Salah satu kajian dalam metode numerik adalah menyelesaikan sistem persamaan differensial non linear dengan menggunakan metode Euler yang merupakan metode satu langkah yang paling sederhana dengan bantuan matlab yang merupakan bahasa pemrograman matematika untuk analisis dan komputasi numerik. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan differensial non linear pada otonomus yang memiliki bidang phase, lintasan serta solusi sistem otonomus dengan menggunakan rumus Euler berbantuan program Matlab.

Jenis penulisan ini merupakan penelitian kepustakaan atau penelitian literatur yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi khususnya sistem persamaan differensial non linear tentang otonomus dan metode Euler serta program Matlab.

Kajian ini, diberikan contoh sistem persamaan differensial non linear pada otonomus dan menguraikan langkah-langkah penyelesaiannya dengan menggunakan perhitungan metode Euler dan bantuan program Matlab, dari hasil perhitungan nilai yang digunakan untuk menganalisis sistem otonomus yaitu nilai

) (t

x dan y (t) yang mempunyai kesalahan terkecil (mendekati nol) agar menghasilkan suatu kurva selesaiannya, lintasan dari sistem tersebut merupakan kurva pada bidang xy yang juga disebut sebagai bidang phase dan solusi sistem otonomus terletak pada nilai x (t) dan y(t)dengan kesalahan terkecil. Pada metode Euler dibutuhkan ketelitian, dengan memberikan nilai h yang semakin kecil maka semakin baik mendapatkan hasil yang diinginkan tetapi dengan waktu hitungannya menjadi lebih lama.

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan

secara terus-menerus dari masa kemasa, semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan maka akan mempermudah dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Dalam perkembangan dan kemajuannya, matematika dapat

memberikan sumbangan yang besar dalam memecahkan masalah-masalah pada

bidang teknik, perekonomian, sains dan permasalahan-permasalahan lainnya yang

terjadi diatas permukaan bumi ini. Banyak permasalahan-permasalahan baru yang

sebelumnya belum terselesaikan namun kini dapat dipecahkan dengan

matematika, sehingga matematika mendapat perhatian yang besar dari banyak

kalangan.

Metode numerik merupakan suatu bagian ilmu matematika, khususnya

matematika rekayasa yang menggunakan bilangan untuk menirukan proses

matematik, proses matematik ini selanjutnya dirumuskan untuk menggambarkan

keadaan sebenarnya. Permasalahan dibidang sains biasanya dapat dimodelkan

dalam persamaan matematika. Apabila persamaan tersebut mempunyai bentuk

sederhana, maka penyelesaiannya dapat dilakukan secara analitik. Pada umumnya

bentuk persamaan yang sulit diselesaikan secara analitik maka penyelesaiannya

(18)

analitik dapat dikatakan sebagai suatu rekayasa dalam menyelesaikan masalah

matematik yang sulit atau bahkan tidak dapat diselesaikan secara analitik.

Hubungan numerik dengan matematika rekayasa dapat dikatakan bahwa

dalam arti luas ukuran atau qadar adalah kemampuan merekayasa sesuatu sesuai

dengan proporsinya. Dalam hal ini, manusia sebagai makhluk Allah Swt yang

paling sempurna, dilengkapi akal pikiran, yang dengan akal pikiran tersebut

manusia dituntut untuk menyelesaikan suatu masalah atau bahkan merekayasa

penyelesian masalah tersebut. Dalam menyelesaikan suatu masalah, manusia tidak

akan berhenti pada satu cara saja, tetapi tidak menutup kemungkinan cara lain

yang lebih mudah untuk penyelesaiannya. Sebagai contoh, Allah Swt memberikan

alternatif pada hamba-Nya yang sedang sakit dalam melaksanakan sholat, dengan

beberapa alternatif. Dalam hal ini Allah memberikan kemudahan dan alternatif

kepada semua umatnya untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang sedang

dihadapi. Sesuai firmannya dalam surat Alam Nasyrah ayat 5-6 yaitu:

Artinya: Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs.Alam Nasyrah / 94:5-6)

Penghitungan numerik adalah suatu teknik untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan cara

operasi hitungan, hasil dari penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau

(19)

pendekatan, maka terdapat galat atau kesalahan terhadap nilai eksak, nilai galat

atau kesalahan tersebut diupayakan sekecil mungkin terhadap tingkat galat atau

kesalahan yang ditetapkan (Triatmodjo,2002:1). Firman Allah dalam Surat

Maryam 94 yaitu:

Artinya: Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti (Qs.Maryam /19:94)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menetapkan balasan dan dengan

berbagai dalil yang pasti bahwa mereka akan terombang-ambing didalam

kesesatan serta berpaling dari kebenaran (Musthafa,1987:154). Sehingga

penghitungan numerik merupakan penghitungan yang memerlukan ketelitian

untuk menghindari galat atau kesalahan yang ditimbulkan.

Dalam penghitungan numerik terdapat beberapa proses hitungan untuk

menyelesaikan suatu tipe persamaan matematis. Operasi hitungan dilakukan

dengan iterasi (pengulangan). Oleh karena itu diperlukan bantuan komputer untuk

melaksanakan operasi hitungan tersebut. Tanpa bantuan komputer penghitungan

numerik tidak banyak memberikan manfaat. Bantuan komputer yang digunakan

diantaranya dapat berupa Fortran, Basic, Matlab dan lain-lain

(Triatmodjo,2002:1).

Dalam numerik banyak metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan

persamaan diferensial maupun sistem persamaan differensial. Sistem persamaan

(20)

persamaan differensial non linear dengan dua fungsi tak diketahui berbentuk ) , ( ' y x f x dan ( , ) ' y x g

y (Hariyanto,1992:194), dimana f dan g mempunyai

turunan parsial yang kontinyu untuk semua x,y , untuk mencari solusi eksak dari

sistem persamaan differensial non linear sangat tidak mungkin sehingga

diperlukan metode numerik untuk menyelesaikannya.

Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan

differensial non linear tersebut adalah metode Euler. Metode Euler merupakan

salah satu dari metode satu langkah yang paling sederhana. Metode ini membantu

menggambarkan konsep-konsep yang terlibat dalam metode lanjut dan metode ini

penting untuk dipelajari karena analisis galatnya mudah untuk dimengerti

(Sa dijah,1991:75).

Metode ini merupakan pemecahan masalah dalam sistem karena lebih

sederhana, dengan dt ti 1 ti,dx xi 1 xi dan dy yi 1 yidari persamaan tersebut apabila disubstitusikan kepersamaan dx f(t,x,y)dt dan

dt y x t g

dy ( , , ) maka didapatkan: xi 1 xi f ti, xi,yi ti1 ti dan

i i i i i i i y g t x y t t y 1 ( , , ) 1 (Mathews&Fink,1981:488).

Dalam menyelesaikan sistem persamaan differensial non linear

menggunakan metode Euler dapat menggunakan bantuan Matlab, yang

merupakan suatu bahasa pemrograman matematika untuk analisis dan komputasi

numerik. Kelebihan dari Matlab itu sendiri adalah memudahkan menyelesaikan

(21)

Penerapan sistem persamaan differensial non linear juga banyak

digambarkan dalam model matematis seperti pada persamaan sistem Otonomus,

persamaan Van der pool serta dalam keadaan yang lebih mendekati kenyataan,

misalnya pada biologi yaitu pada interaksi populasi (Lotka dan Volterra), pada

fisika yaitu mekanika tak linear gerak ayunan sederhana maupun pada bidang

kimia, teknik, dan ekonomi. Selain itu sistem persamaan differensial non linear

juga dapat diterapkan pada penelitian suatu kasus di kehidupan nyata seperti pada

kasus flu burung, HIV, pembelahan sel pada manusia serta masih banyak yang

lainnya yang masih terus dikembangkan.

Oleh karena itu penulis mengangkat tema penelitian ini dengan Solusi

Sistem Persamaan Differensial Non Linear Menggunakan Metode Euler Berbantuan Program Matlab .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini

adalah bagaimana penyelesaian sistem persamaan differensial non linear dengan

metode Euler berbantuan program Matlab?

C. Batasan Masalah

Ruang lingkup pembahasan dalam skripsi ini adalah pada sistem persamaan

differensial biasa non linear orde satu pada otonomus yang berbentuk

) , ( ), , ( ' ' y x g y dan y x f

x dengan dua persamaan yang saling terkait hanya

(22)

otonomus, dan pada selang t0 t b dengan kondisi awal x(t0) x0dan

0

0)

(t y

y dengan bantuan Matlab 5.3.1

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penyelesaian sistem

persamaan differensial non linear dengan metode Euler berbantuan Matlab dengan

menguraikan langkah-langkah menyelesaikan sistem persamaan differensial non

linear pada otonomus menggunakan rumus Euler berbantuan program Matlab.

E. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis

Untuk mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan dan keilmuan

dibidang matematika khususnya differensial dan numerik.

2. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan pengetahuan bidang matematika khususnya metode

numerik dan sistem persamaan differensial non linear pada otonomus.

3. Bagi Lembaga

Sebagai bahan pengembangan, perbaikan keilmuan dan pemaduan sains

dan teknologi

Sebagai bahan pustaka tentang pembelajaran mata kuliah numerik dan

(23)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur.

Studi literatur yaitu melakukan penelusuran dengan penelaahan terhadap beberapa

literatur yang mempunyai relevansi dengan topik pembahasan (Nazir,1988:11).

Adapun literatur yang saya gunakan yaitu: Persamaan Differensial Biasa karangan

Pamuntjak & Widiarti Santosa, Differential Equation third karangan Shepley L.

Ross, Metode Numerik karangan Bambang Triatmodjo dan masih banyak yang

lainnya serta catatan-catatan selama diperkuliahan.

Langkah umum dalam penulisan ini adalah:

Merumuskan Masalah

Mengumpulkan bahan atau sumber dan informasi dengan cara membaca

dan memahami literatur yang berkaitan dengan metode Euler dan sistem

persamaan differensial biasa non linear orde satu pada otonomus

Setelah memperoleh data dan informasi tentang metode Euler dan sistem

persamaan differensial non linear pada otonomus, langkah selanjutnya

melakukan pembahasan dengan menguraikan langkah-langkah

penyelesaian sistem persamaan differensial non linear pada otonomus

menggunakan metode Euler.

Kemudian memberikan contoh dan penyelesaiannya dari sistem persamaan

differensial non linear pada otonomus menggunakan rumus Euler dengan

(24)

Membuat kesimpulan berupa solusi sistem persamaan differensial non

linear pada otonomus menggunakan metode Euler berbantuan program

Matlab.

Melaporkan.

G. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini menggunakan sistematika penulisan dan pembahasan sebagai

berikut:

BAB I, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II, berisi tentang kajian teori yang terdiri dari persamaan differensial,

sistem persamaan differensial, masalah nilai awal, sistem otonomus, metode euler,

dan matlab.

BAB III, berisi tentang pembahasan berupa langkah-langkah metode euler

untuk menyelesaikan sistem persamaan differensial non linear pada otonomus dan

analisis penyelesaian persamaan otonomus menggunakan metode euler dengan

bantuan Matlab.

BAB IV, berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan berupa

langkah-langkah metode euler dalam menyelesaikan sistem persamaan otonomus dan hasil

analisis yang sudah dilakukan serta saran untuk orang yang bergelut dibidang

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Persamaan differensial

Definisi 1: Persamaan differensial adalah persamaan yang menyangkut satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu

atau lebih peubah bebas (Pamuntjak dan Santosa,1990:1-11)

Contoh 1: t u C y u x u a 2 2 2 2 2 1 ) y x t dt dx ty x dt dx b) 2 2 x y y y c) ''' 2( '')2 ' cos

Tingkat (orde) persamaan differensial adalah tingkat tertinggi turunan yang

timbul. Sedangkan derajat (pangkat) persamaan differensial yang dapat ditulis

sebagai polinomial dalam turunan, adalah derajat turunan tingkat tertinggi yang

terjadi (Ayres,1995:1)

Menurut peubah bebas, persamaan differensial dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu persamaan differensial biasa dan parsial sedangkan persamaan

differensial dilihat dari bentuk fungsi atau pangkatnya juga dibedakan menjadi

(26)

1. Persamaan differensial biasa adalah persamaan differensial yang menyangkut

satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu

peubah bebas (Pamuntjak dan Santosa,1990:1-12)

Contoh 1: bandul masalah matematika el Pada e l g dt e d ty x dt dx mod 0 sin 2 2 2

2. Persamaan differensial parsial adalah persamaan differensial yang menyangkut

satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap lebih

dari satu peubah bebas (Pamuntjak dan Santosa,1990:1-12).

Contoh 2: t v c y v x v 2 2 2 2 2 1

3. Persamaan Differensial linear

Sebuah persamaan differensial termasuk persamaan diferensial linier jika

memenuhi dua hal berikut:

a. Variabel-variabel terikat dan turunannya paling tinggi berpangkat satu.

b. Tidak mengandung bentuk perkalian antara sebuah variabel terikat dengan

variabel terikat lainnya, atau turunan yang satu dengan turunan lainnya,

(27)

Jadi istilah linier berkaitan dengan kenyataan bahwa tiap suku dalam

persamaan differensial itu, peubah-peubah y,y', ,yn berderajat satu atau nol. Bentuk umum persamaan differensial linier orde-n adalah: (Ladas,1988: 58)

) ( ) ( ' ) ( ) ( ) (x y a 1 x y 1 a1 x y a0 x y f x an n n n (2.1) Contoh 3: 1. xy' 2y x3 2. y' '' 2y'' y' x

4. Persamaan Differensial Non Linear adalah persamaan diferensial yang bukan

persamaan differensial linier (Pamuntjak dan Santosa,1990:1-15).

Dengan demikian persamaan differensial F x,y, ,ym 0 adalah persamaan differensial tak linier, jika salah satu dari berikut dipenuhi oleh F :

a. F tidak berbentuk polinom dalam y,y, ,ym

b. F tidak berbentuk polinom berpangkat lebih dari 2 dalam y,y, ,ym Contoh 4:

1. y y xy 0 persamaan differensial tak linier karena

y x y y y y y x

F , , , polinom berpangkat dua dalam y,y,y .

2. sin cos 2 0 2 dx y d dx dy

xy tak linier, karena F tak berbentuk polinom

dalam 2 2 , , dx y d dx dy y .

(28)

Konsep persamaan tersebut dapat digambarkan dengan kedudukan manusia

sebagai mahluk Allah Swt di hadapan-Nya. Allah Swt menilai kedudukan

hamba-Nya tidak dilihat dari segi kekayaan, ketampanan maupun kepintarannya, akan

tetapi dilihat dari ketakwaannya. Dengan kata lain, kedudukan (orde atau tingkat)

manusia di hadapan Allah Swt adalah sama, tidak ada perbedaan di antara

manusia, melainkan ketakwaannya. Sebagaimana firman Allah Swt:

...

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Qs.Al-Hujurat / 49: 13)

Di sisi lain, hubungan kedua komponen pembentuk persamaan differensial

yaitu peubah bebas dan peubah tak bebas, dapat digambarkan dengan fitrah

manusia, dimana Allah menciptakan manusia dalam keadaan fitrah dan tidak

mengetahui sesuatupun, baik pendengaran, penglihatan dan hati agar bisa

bersyukur. Firman Allah yang berbunyi:

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (Qs.An-Nahl / 16:78)

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap anak yang baru dilahirkan tidak

(29)

lingkungannya masing-masing, terutama kedua orang tuanya yang akan

memberikan pengetahuan awal dalam proses pembentukan kepribadiannya

tersebut. Jika hal ini diterjemahkan secara matematis ada sebuah hubungan

ketergantungan antara anak dengan orang tua, anak sebagai peubah tak bebas

dalam proses pembentukan kepribadiannya ditentukan oleh kedua orang tua yang

mendidiknya, sehingga orang tua dalam hal ini disebut peubah bebas. Jadi pada

dasarnya ada pesan yang ingin disampaikan Allah melalui fitrah penciptaan

manusia yaitu hubungan ketergantungan antara peubah tak bebas terhadap peubah

bebas yang dalam perkembangan selanjutnya secara khusus dipelajari secara

differensial sebagai salah satu cabang dalam ilmu matematika.

C. Sistem Persamaan Differensial

Definisi 2: Sistem persamaan differensial adalah suatu persamaan differensial berorde n dan telah di nyatakan sebagai suatu sistem dari n

persamaan berorde satu (Conte dan Boor,1993:359). Persamaan itu

dapat ditulis dalam bentuk:

)) ( , ), ( ), ( , (x y x y' x y 1 x f yn n (2.2)

Secara umum, suatu sistem n persamaan orde pertama mempunyai bentuk

(30)

) , , , , ( ) , , , ( ) , , , , ( 2 1 ' 2 , 1 2 2 ' 2 2 1 1 1 ' 1 n n n n n n y y y x f dx dy y y y y x f dx dy y y y y x f dx dy y ... (2.3)

Sistem persamaan differensial merupakan persamaan differensial yang

mempunyai lebih dari satu persamaan yang harus konsisten serta trivial. Sistem

persamaan differensial adalah gabungan dari n buah persamaan differensial

dengan n buah fungsi tak diketahui, dalam hal ini, n merupakan bilangan bulat

positif 2. Sistem persamaan differensial juga dibedakan menjadi dua yaitu

sistem persamaan differensial linear dan sistem non linear.

1. Sistem Persamaan Differensial Linear adalah sistem persamaan yang terdiri

dari n buah persamaan differensial linear dengan n buah fungsi tak diketahui.

berbentuk: ) ( ) ( ) ( ) ( . ... ... ... ... ... ... ... ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 1 1 . 2 2 22 1 21 2 . 1 1 2 12 1 11 1 . 2 t f x t a x t a x t a x t f x t a x t a x t a x t f x t a x t a x t a x n n nn n n n n n n n (2.4)

Sistem persamaan differensial linear dengan dua fungsi yang tak diketahui

berbentuk: ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 1 2 ' 1 2 1 1 ' t f x t d x t c x t f x t b x t a x (2.5)

(31)

Dengan dan fungsi-fungsi f 1, f2 merupakan fungsi t yang kontinu pada

suatu selang I dan x1, x2 adalah fungsi t yang tidak di ketahui (Ladas,1988:132)

2. Sistem Persamaan Differensial Non Linear

Sistem persamaan yang terdiri dari n buah persamaan differensial tak linear

dengan n buah fungsi tak diketahui. Sistem ini disebut juga sistem tak linear.

Bentuk umum sistem persamaan differensial non linear dapat ditulis:

) , ( ) , ( y x g dt dy y x f dt dx (2.6)

f dan g mempunyai turunan parsial yang kontinu untuk semua x,y , dengan:

) , ( ) , ( y x g y x f dt dx dt dy , ) , ( ) , ( y x g y x f dx dy (Hariyanto,1992:194)

Sebuah persamaan differensial disebut sistem jika terdiri dari n buah

persamaan differensial (n 2). Begitu juga manusia, dalam kehidupan ini

manusia dituntut untuk membentuk suatu sistem dengan cara berinteraksi dengan

manusia lain, yaitu dengan membentuk suatu sistem kemasyarakatan. Sebagai

contoh dalam proses pembayaran zakat, yang terdiri dari 3 komponen yang

membentuknya, yaitu:

1 .

x = Pemberi zakat (muzakki)

2 .

x = Amil zakat

3 .

(32)

Dalam konsep matematika, variabel 1 . x , 2 . x dan 3 .

x akan membentuk suatu sistem persamaan differensial. Sehingga analoginya, antara pemberi zakat

(muzakki), amil zakat dan penerima zakat (mustakhiq zakat) akan membentuk

suatu sistem, yaitu proses pembayaran zakat.

D. Masalah Nilai Awal

Definisi 3: Masalah nilai awal persamaan bagi persamaan differensial orde-n yaitu: 0 , , , , n n dx y d dx dy y x F

diartikan sebagai mencari sebuah selesaian persamaan differensial dalam interval

b x a

I : sedemikian hingga di titik x 0 berlaku kondisi awal

1 0 ) 1 ( 1 0 0 0) , '( ) , , '( ) (x y y x y y n x yn y

dengan x 0 dalam selang

b x

a dan y0,y1, ,yn1 merupakan konstanta (kusumah,1989:35).

Masalah mencari solusi sistem persamaan differensial (2.3) pada selang I adalah

mencari fungsi-fungsi y1 y1(x), y2 y2(x), ,yn yn(x) yang didefinisikan pada selang I sehingga y1',y2', ,yn' ada (terdefinisi) pada I dan memenuhi hubungan (2.3). Jadi fungsi-fungsi y1 y1(x), y2 y2(x), ,yn yn(x) adalah solusi sistem persamaan persamaan differensial (2.3) pada selang I apabila

(33)

Mencari solusi sistem persamaan differensial (2.3) pada selang I yang

memenuhi syarat awal y1(x0) a1, y2(x0) a2, ,yn(x0) an, x0 I disebut masalah nilai awal (Nababan,1987:8.5).

E. Konsep Dasar dan Definisi Sistem Otonomus 1. Persamaan diferensial non linear orde dua

Bentuk umum persamaan diferensial non linear orde dua yaitu:

dt dx x F dt x d , 2 2 (2.7) (L.Ross.1984:632) Contoh: ( 2 1) 0 2 2 x dt dx x dt x d (2.8)

Dengan µ adalah suatu konstanta positif. Hubungan antara persamaan (2.7) dan

(2.8) adalah x dt dx x dt dx x F , ( 2 1) . Jika y = dt dx maka F x y dt x d , 2 2 atau nonlinear l diferensia persamaan sistem y x F dt dy y dt dx ) , (

(34)

2. Bidang Phase

Bidang phase adalah suatu bidang dari variabel-variabel x dan dt dx karena y = dt dx

, maka bidang phase xy adalah penyederhanaan dari x dan dt dx

yang telah

dijelaskan diatas (L.Ross.1984:633).

3. Sistem Otonomus

Sistem otonomus adalah sistem yang berbentuk:

y x g dt dy y x f dt dx , , (2.9)

Dengan variabel bebas t , yang terlihat hanya pada pendeferensialan dt diruas kiri

dan tidak eksplisit pada fungsi f dan g diruas kanan (L.Ross.1984:633)

4. Lintasan atau Orbit dari Sistem Otonomus

Lintasan atau orbit dari sistem otonomus adalah suatu kurva pada bidang xy

yang didefinisikan oleh solusi x f(t),y g(t).

Jika pasangan terurut fungsi yang didefinisikan oleh solusi x f(t),y g(t)

dengan t i adalah sebarang bilangan real, maka pasangan terurut fungsi )

( ),

(t ti y g t ti f

x juga merupakan solusi dari sistem otonomus, walaupun

kedua solusi tersebut berbeda, namun keduanya mendefinisikan lintasan yang

(35)

5. Solusi dari Sistem otonomus

Solusi dari sistem otonomus adalah suatu pasangan terurut fungsi f , g

sedemikian hingga x f(t),y g(t) memenuhi kedua persamaan sistem

otonomus. Hasil eliminasi variabel t dari sistem otonomus adalah

0 ) , ( ) , ( ) , ( y x P dengan y x P y x Q dx dy

Menunjukkan suatu kemiringan lintasan dari sistem otonomus (L.Ross.1984:634).

6. Titik kritis dari sistem otonomus

Definisi 4: Diberikan sistem otonomus

) , ( ) , ( y x g dt dy y x f dt dx (2.10)

Dititik x0, y0 yang keduanya f x0,y0 0dan g (x0,y0) 0 maka titik x 0, y0

ini disebut dengan titik kritis dari sistem otonomus.(L.Ross.1984:634)

Sistem otonomus dan titik kritisnya dalam kajian agama di kaitkan pada

penciptaan tujuh langit yang berlapis-lapis, dimana antara lapisan satu dengan

yang lainnya saling seimbang. Firman Allah dalam surat Al-Mulk:3 yaitu:

Artinya: Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang

(36)

tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Qs.Al-Mulk / 67:3)

Ayat diatas menjelaskan tentang pentingnya kesetimbangan, Allah

menciptakan segala sesuatu dengan seimbang sehingga tidak akan terjadi

kekacauan antara yang satu dengan yang lainnya, dan kesetimbangan sangat

diperlukan dalam sistem otonomus.

F. Metode Euler

1. Pengertian Metode Euler

Metode Euler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling tua

dan paling sederhana dalam menyelesaikan persamaan differensial. Metode ini

perlu dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah pemahamannya

sehingga memudahkan didalam mempelajari konsep-konsep yang terlibat dalam

metode lanjut (Triatmodjo,2002:169). Penyelesaian persamaan differensial biasa

dengan metode Euler sangat sederhana, akan tetapi hasil penyelesaiannya sering

merupakan penyelesaian pendekatan dengan nilai error yang cukup besar,

biasanya untuk mengurangi nilai errornya diambil partisi h yang cukup kecil,

akan tetapi hal ini akan menambah jumlah iterasinya. Metode ini juga dapat

digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan differensial. Penyelesaian

dengan metode Euler tidak perlu mencari turunan-turunan fungsi terlebih dahulu

(Prastyoko,2003:261).

Metode ini juga digunakan untuk menyelesaikan masalah nilai awal yang

(37)

b x x y x y x y x f x y'( ) ( , ( )), ( 0) 0, 0 dengan yn y(xn)

Untuk mencari y(x), selang x ,0 b dibagi menjadi N buah selang beraturan,

sehingga diperoleh partisi P pada x ,0 b yang didefinisikan dengan:

1 ; , , 3 , 2 , 1 , 0 | i i i i N x x x P atau x0 x1 x2 xn b, N n nh x xn 0 , 1,2,3, , dan N x x h n 0

Adapun rumus Euler dapat diperoleh sebagai berikut:

Gambar 2.1. Rumus Euler

Persamaan garis singgung a dititik x ,i yi adalah: i i i i x x y y m 1 1 (2.11) ) , (xi yi f dx dy 1 i x i x 1 i y i y a h y x

(38)

Atau: ) , (xi yi f dx dy m (2.12)

Dan dari persamaan (2.11) dan (2.12) maka:

) , ( ) , ( 1 1 1 1 i i i i i i i i i i i i y x f x x y y y x f x x y y

Karena xi 1 xi h makayi 1 yi h f(xi,yi)

(2.13)

Persamaan (2.13) disebut Rumus Euler.

Dengan: i 0,1,2, ,n 1 i y = hampiran sekarang y = hampiran sebelumnya i h = ukuran langkah

Dalam metode Euler selesaian yang di peroleh berupa urutan nilai y untuk i

i

x

x dengan i 0,1,2, ,n 1

Jika urutan titik-titik x , i yi tersebut di hubungkan dengan segmen garis maka akan terbentuk bangun yang dinamakan rantai poligon. Untuk masalah nilai awal

yang berbentuk: 0 0 0 0 ' ' ) ( , ) ( ) , , ( ) , , ( y t y x t x y x t g y y x t f x

(39)

Maka Rumus Euler untuk sistem berbentuk sebagai berikut: h t t dengan n i h y x t g y y n i h y x t f x x i i i i i i i i i i i i 1 1 1 , , 2 , 1 , 0 , ) , , ( , , 2 , 1 , 0 , ) , , (

Contoh: Carilah hampiran selesaian dari sistem persamaan differensial berikut pada interval 0 t 1: y x dt dx y x dt dy 2 , dimana t 0, x 0.5, y 0.25

Dengan menggunakan metode Euler, pada interval yang sudah diketahui maka

iterasi yang digunakan sebanyak 5!

Penyelesaiannya:

Karena jumlah iterasi sebanyak 5 maka diperoleh nilai 0.2 5

0 1

h , dengan

menggunakan rumus Euler untuk sistem maka hampiran selesaiannya adalah:

Iterasi ke-1 65 . 0 * ) , , (0 0 0 1 0 1 x f t x y h x 45 . 0 * ) , , (0 0 0 1 0 1 y g t x y h y 2 . 0 0 1 t h t Iterasi ke-2 87 . 0 * ) , , (1 1 1 1 1 2 x f t x y h x

(40)

76 . 0 * ) , , (1 1 1 1 1 2 y g t x y h y 4 . 0 1 2 t h t Iterasi ke-3 196 . 1 * ) , , (2 2 2 1 2 3 x f t x y h x 238 . 1 * ) , , ( 2 2 2 1 2 3 y g t x y h y 6 . 0 2 3 t h t Iterasi ke-4 6828 . 1 * ) , , (3 3 3 1 3 4 x f t x y h x 9724 . 1 * ) , , (3 3 3 1 3 4 y g t x y h y 8 . 0 3 4 t h t Iterasi ke-5 4384 . 2 * ) , , (4 4 4 1 4 5 x f t x y h x 09792 . 3 * ) , , ( 4 4 4 1 4 5 y g t x y h y 1 4 5 t h t

(41)

Dalam kajian agama, banyak sekali fenomena yang jika dikaji secara

mendalam akan ditemukan konsep numerik (bilangan atau angka) di dalamnya.

Konsep ulangan yang terdapat dalam numerik juga tercermin dalam kewajiban

shalat yang diperintahkan Allah pada setiap manusia. Firman Allah dalam surat

An-Nisa ayat 103 yaitu:

Artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Qs.An-Nisa / 4: 103)

Ayat di atas menjelaskan bahwa waktu-waktu shalat telah ditentukan

waktunya dan menjadi ketetapan, baik itu shalat fardhu maupun shalat sunah,

dalam sehari kita diwajibkan melakukan shalat fardhu 5 kali dalam waktu yang

berbeda-beda, shalat 5 waktu yang diwajibkan dalam sehari (Dhuhur, ashar,

magrib, isya , dan subuh) merupakan shalat wajib yang harus ditunaikan dan tidak

boleh ditinggalkan. Sehingga ada proses yang dilakukan secara berulang-ulang

dalam setiap shalat yang dikerjakan pada waktu yang berlainan dalam sehari.

Begitupula dengan jumlah rakaat dalam shalat yang terdiri dari bilangan-bilangan

dan angka-angka yang berbeda-beda tiap-tiap shalat, misalnya dhuhur dengan 4

rakaat, ashar 4 rakaat, magrib 3 rakaat, isya 4 rakaat, dan subuh dengan 2 rakaat

yang merupakan bilangan dalam shalat dan sudah merupakan suatu ketetapan

(42)

Selain perintah shalat yang diturunkan dengan segala perhitungan dan

ketentuan-Nya, Allah juga menciptakan alam ini dengan perhitungan. Dalam

Firmannya yang berbunyi:

Artinya: Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu Telah kami terangkan dengan jelas (Qs. Al-Isro / 17:12)

Ayat di atas menjelaskan akurasi hukum alam yang mengedarkan siang dan

malam ini telah berbicara kepada kita tentang bukti ketelitian sang pengatur dan

sang pencipta peredaran itu sendiri. Dengan hukum alam yang sangat akurat dan

teliti ini, berkait pula amal perbuatan dan balasannya (Quthb,2003:242) begitu

Magrib(4 rakaat) (17.44) Isya(4 rakaat) (18.59) Subuh(2 rakaat) (03.47) Ashar(4 rakaat) (14.52) Dhuhur (4rakaat) (11.27)

(43)

pula dalam numerik yang perhitungannya selalu berulang-ulang dan memerlukan

ketelitian.

2. Perkiraan Galat atau kesalahan Metode Euler

Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan matematik hanya

memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak dari penyelesaian analitis.

Galat atau kesalahan di definisikan sebagai selisih antara nilai sebenarnya dengan

nilai hampiran. Secara matematis galat atau kesalahan di definisikan sebagai

berikut:

Galat = nilai sebenarnya nilai hampiran

Ex = X-X (2.14)

Dengan Ex : Galat

X : nilai sebenarnya

X : nilai hampiran

Karena merupakan selisih antara nilai sebenarnya dan nilai hampiran maka nilai

galat atau kesalahan dapat positif atau nol atau negatif, maka besar galat atau

kesalahan didefinisikan sebagai harga mutlak nilai galat atau kesalahan.

Salah satu tantangan metode numerik adalah menentukan taksiran galat atau

kesalahan tanpa mengetahui nilai sebenarnya, karena nilai sebenarnya hanya dapat

di cari jika fungsi yang di ketahui dapat di cari selesaiannya secara analitik. Untuk

menentukan tafsiran atau nilai hampiran di gunakan pendekatan banyaknya

selang, sedangkan galat atau kesalahan di taksir sebagai berikut:

(44)

dalam kasus nyata, besarnya galat atau kesalahan tidak dapat di hitung yang dapat

di lakukan adalah menaksir atau memberi batas atas galat sekecil mungkin,

misalnya batas galat sama dengan 10-9, sehingga |galat| 109 (Sa dijah,1991:5-7).

Dalam metode numerik galat atau kesalahan juga dipengaruhi dari masukan

dan algoritma, kesalahan masukan dan algoritma terjadi di dalam semua

pemakaian, pengaruh kesalahan ini pada keluaran yang dihitung hanya dapat

diperkirakan sampai tahap tertentu. Tiga sumber galat atau kesalahan yang utama

dalam numerik yaitu:

a. Kesalahan masukan, timbul bila nilai-nilai y0, ,yn yang diberikan tidak eksak, sebagaimana biasanya nilai eksperimental atau nilai yang

dihitung.

b. Kesalahan pemotongan, adalah selisih y(x) p(x), yang diterima

pada saat memutuskan untuk menggunakan sebuah aproksimasi

polinomial. Kesalahan pemotongan juga merupakan kesalahan

algoritma

c. Kesalahan pembulatan, terjadi karena komputer beroperasi dengan

sejumlah angka yang tetap dan setiap angka yang berlebihan yang

dihasilkan didalam perkalian atau pembagian akan hilang, kesalahan

ini juga merupakan kesalahan algoritma yang lain.

Kesalahan algoritma membuat konvergensi menjadi kabur yang secara

teoritis harus terjadi, dan di dalam prakteknya didapatkan pengurangan h dibawah

suatu tingkat tertentu akan menghasilkan kesalahan yang lebih besar. Jika

(45)

yang akan membatasi ketelitian yang dapat diperoleh oleh sebuah metode yang

diberikan (Scheid,1992:87).

Konsep kesalahan dapat dianalogikan dengan dosa yang dilakukan manusia,

hal ini tergantung dari perbuatan manusia di dunia, dan mereka akan mendapatkan

balasannya kelak diakhirat, dosa yang kita lakukan baik ringan atau berat akan

dihitung dengan sangat teliti dan tidak akan ada yang terlewatkan. Firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti (Qs.Maryam / 19:94)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah mengetahui kadar setiap peristiwa dan

rinciannya, baik apa yang terjangkau oleh makhluk maupun yang mereka tidak

dapat jangkau, seperti hembusan nafas, rincian perolehan rezeki dan kadarnya

untuk masa kini dan mendatang (Quraish,2002:257).

Selain itu ayat diatas juga menjelaskan bahwa Allah sangat cepat dalam

menghitung dan sangat teliti, sedangkan dalam matematika, numerik adalah

hitungan dengan bilangan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan

memerlukan ketelitian.

3. Algoritma

Algoritma adalah prosedur yang terdiri atas himpunan berhingga aturan

(46)

rangkaian berhingga operasi yang menyediakan penyelesaian atas suatu

masalah.(Sa dijah,1991:12).

Contoh: Tuliskan algoritma untuk perhitungan B b1,b2, ,bn

Sehingga algoritmanya dalam bentuk kalimat dapat ditulis sebagai berikut:

Langkah: B 1 Untuk i 1,2, ,n

i b B B *

Algoritma metode Euler untuk menghitung hampiran penyelesaian masalah

nilai awal y' f(t,y) dengan y(t0) y0 pada t0 b yaitu:

Masukan : nilai awal n,t0,b, y0dan fungsi f

Keluaran : hampiran selesaian (t ,i yi), dengan i 1,2, ,n Langkah-langkah: Hitung n t b h 0 untuk i 1,2, ,n Hitung t i ti1 h, yi 1 h* f ti 1,yi 1 Selesai

(47)

G. Matlab

Matlab (Matrik laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan

komputasi numerik, yang merupakan suatu bahasa pemrograman matematika

lanjutan yang di bentuk dengan dasar pemikiran dengan menggunakan sifat dan

bentuk matriks (Arhami&Desiani,2005:1).

Kegunaan Matlab secara umum adalah untuk:

1. Matematika dan Komputasi

2. Pengembangan Algoritma

3. Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototype

4. Analisis data, eksplorasi, dan visualisasi

5. Pembuatan aplikasi, termasuk pembuatan antarmuka grafis.

Matlab adalah sistem interaktif dengan elemen dasar basis data array yang

dimensinya tidak perlu dinyatakan secara khusus. Hal ini di gunakan untuk

memecahkan banyak masalah perhitungan teknis, khususnya yang melibatkan

matriks dan vektor (Hanselman&Littlefield,1997:VIII)

Beberapa fungsi matematika umum dan kemampuan sains yang tersedia pada

(48)

Tabel 2.1 Tabel fungsi matematika pada Matlab

Fungsi Keterangan

abs (x) absolute, harga mutlak atau besarnya bilangan kompleks acos (x) arc cos, invers cosinus

acosh (x) arc cosh, invers cos hiperbolik

angle (x) sudut suatu bilangan kompleks pada empat kuadran asin (x) arc sin, invers sinus

asinh (x) arc sinh, invers sinus hiperbolik atan (x) arc tan, invers tangent

atan2 (x) invers tangent untuk empat kuadran atanh (x) arc tanh, invers tangn hiperbolik

ceil (x) pembulatan kea rah plus tak terhingga (keatas) conj (x) konjugat bilangan kompleks

cos (x) Cosinus

cosh (x) cosinus hiperbolik exp (x) eksponensial (ex) fix (x) pembulatan kearah nol

floor (x) pembulatan kearah minus tak terhingga (ke bawah) gcd (x,y) faktor persekutuan terbesar dari bilangan bulat x dan y imag (x) bagian imajiner suatu bilangan kompleks

lcm (x,y) kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan bulat x dan y log (x) logaritma natural (basis e)

log10 (x) logaritma biasa (basis 10)

real (x) bagian real suatu bilangan kompleks rem (x,y) sisa pembagian dari operasi x/y

round (x) pembulatan ke arah bilangan bulat terdekat

sign (x) menghasilkan tanda +,-,atau 0 untuk bilangan positif, negatif,dan nol

sin (x) Sinus

sinh (x) sinus hiperbolik sqrt (x) akar kuadrat

tan (x) Tangent

Lembar kerja Matlab bukanlah merupakan suatu file yang dapat disimpan

apalagi dibuka untuk waktu yang lain. Perintah-perintah dan data-data yang di

ketikkan pada promt command line tidak dapat di edit dan hanya di simpan

sementara waktu itu saja, yaitu selama memori penyimpanan tidak di hapus atau

(49)

Untuk membuat suatu file yang dapat di edit dan di simpan untuk di buka

kembali, Matlab menyediakan tempat yang di namakan dengan M-file. Caranya

buka menu File/ new/ M-file. Pada lembar kerja ini dapat mengetikkan

perintah-perintah dan data-data yng dapat di edit, di simpan dan di buka kembali. Dia dapat

menyimpan M-file dengan membuka menu File/ Save di folder default work yang

di sediakan Matlab, atau di folder pribadi anda. Selanjutnya anda dapat

menjalankan dan mengetahui hasilnya setelah anda menjalankan (running) file

pribadi (bukan folder work) tersebut dengan membuka pada menu Tools / Run.

Jika M-file tersimpan di folder pribadi (bukan folder work) maka sebelum

menjalankan program M-file buka dahulu menu File / set Path pada jendela kerja

Matlab (Command Windows), kemudian klik tombol Browse untuk mengarahkan

(50)

BAB III PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis menguraikan sistem otonomus dengan metode

Euler serta langkah-langkah atau algoritma dalam menyelesaikan sistem

persamaan differensial non linear pada otonomus menggunakan metode Euler dan

memberikan contoh serta menentukan selesaiannya dengan menggunakan bantuan

program Matlab.

A. Sistem Persamaan Differensial Non Linear Pada Otonomus Dengan Metode Euler

Bentuk umum sistem persamaan differensial non linear pada otonomus yaitu:

y x g dt dy y x f dt dx , , (3.1)

Sistem tersebut dikatakan otonomus karena fungsi-fungsi f (x,y) dan

) , (x y

g tidak tergantung dari t . Untuk mencari solusi eksak (solusi sebenarnya)

dari sistem persamaan differensial (3.1) adalah sangat sukar bahkan tidak

mungkin terutama bila f(x,y) dan g(x,y) non linear. Oleh karena itu yang dapat

dilakukan adalah menyelidiki kelakuan solusi tersebut. Untuk penyelidikan solusi

diperlukan gambar atau grafik dari solusi, grafik tersebut disebut juga sebagai

lintasan atau trayektori dari solusi yang digambarkan dalam bidang xy yang

(51)

tunggal yang melalui titik x 0, y0 sebagai syarat awal. Pada skripsi ini penulis

hanya mengkaji grafik dari sistem persamaan differensial otonomus yang non

linear hanya pada bidang phase, lintasan atau trayektori serta solusi dari sistem

tersebut. Dari persamaan tersebut penulis menggunakan metode numerik

khususnya metode Euler untuk menyelesaikannya, dimana metode ini merupakan

pemecahan masalah dalam sistem karena lebih sederhana.

Langkah-langkah metode Euler untuk menyelesaikan sistem persamaan

differensial non linear pada otonomus yaitu:

1. Masukkan nilai awal x(t0), dan y (t0)

2. Tentukan batas atas dan batas bawah untuk parameter t pada selang

b

t ,0 t0 t b

3. Hitung nilai h dari iterasi sebanyak n yang diinginkan

4. Hitung nilai h t t dengan h y x t g y y h y x t f x x i i i i i i i i i i i i 1 1 1 * ) , , ( * ) , , (

5. Jika nilai x (t) dan y (t) dari fungsi f , g mempunyai kesalahan terkecil

(mendekati nol) maka nilai x(t)dan y(t)dipakai untuk menganalisis

sistem otonomus

6. Jika nilai kesalahan dari x (t) dan y (t) besar maka kita kembali pada item

3 (artinya kita mengulang sampai kita dapatkan selisih nilai x(t)dan

) (t

y kecil (mendekati nol) dengan memperkecil h ). Secara umum

rumusnya

n t b

(52)

Dari langkah-langkah metode euler diatas penulis membuat bagan alur atau flow

chart sebagai berikut:

Gambar 3.1: Bagan Alur untuk Sistem persamaan Differensial non Linear pada otonomus menggunakan Metode Euler

Masukkan nilai awal x(t0), dan y (t0)

Tentukan batas atas dan batas bawah pada selang t0 t b

Hitung nilai h dari iterasi sebanyak n yang diinginkan Hitung h t t dengan h y x t g y y h y x t f x x i i i i i i i i i i i i 1 1 1 * ) , , ( * ) , , ( Apakah x(t)dan ) (t y memenuhi? Selesai Ya Tidak n t b h 0 Mulai

(53)

B. Contoh Soal Pada Otonomus dan Penyelesaiannya Dengan Metode Euler dan Program Matlab

Pada bab pembahasan ini penulis memberi contoh sistem persamaan

differensial pada otonomus dengan menggunakan metode Euler. Penyelesaian

dengan metode Euler ini tidak perlu mencari turunan-turunan fungsi terlebih

dahulu.

Penulis memberikan contoh yang ada tentang sistem otonomus non linear

yaitu: xy y x dt dy xy x x dt dx 3 2 , 4 2

Untuk sistem ini berlaku nilai awal x(0) 1dan y (0) 0

Penyelesaian dari contoh tersebut menggunakan langkah-langkah yang sudah

diuraikan diatas yaitu:

Langkah 1: Memasukkan nilai awal pada persamaan diatas yaitu x(t0)=1 dan )

(t0

y =0 untuk t0 0 dan diselesaikan dengan metode Euler.

Langkah 2: Menentukan selang pada t ,0 b t0 t b , dari persamaan diatas penulis memberikan selang 0 t 2 untuk memperoleh grafik solusinya.

Langkah 3: Menghitung nilai h dari iterasi sebanyak n yang diinginkan, pada

persamaan diatas penulis melakukan 5 iterasi maka diperoleh nilai 0.4 5

0 2 h

Langkah 4: Menggunakan rumus Euler untuk melakukan perhitungan dari contoh yang sudah diberikan dengan diketahui fungsi f(t,x,y) x 2x 4xy

dan xy y x y x t g(, , ) 2 3 maka diperoleh:

(54)

Iterasi 1 2 , 2 4 , 0 * 3 1 * ) , , (0 0 0 1 0 1 x f t x y h x 8 , 0 4 . 0 * 2 0 * ) , , (0 0 0 1 0 1 y g t x y h y 4 , 0 4 . 0 0 0 1 t h t Jadi x(0,4) 2,2dan y (0,4) 0,8 Iterasi 2 024 , 2 4 , 0 * ) 4 , 0 ( 2 , 2 * ) , , (1 1 1 1 1 2 x f t x y h x 304 , 2 4 , 0 * 76 , 3 8 , 0 * ) , , (1 1 1 1 1 2 y g t x y h y 8 , 0 4 , 0 4 , 0 1 2 t h t Jadi x(0,8) 2,024 dan y (0,8) 2,304 Iterasi 3 0084736 , 3 4 , 0 * ) 581184 , 12 ( 024 , 2 * ) , , (2 2 2 1 2 3 x f t x y h x

(55)

0237184 , 3 4 , 0 * 799296 , 1 304 , 2 * ) , , (2 2 2 1 2 3 y g t x y h y 2 , 1 4 , 0 8 , 0 2 3 t h t Jadi x(1,2) 3,0084736dan y (1,2) 3,0237184 Iterasi 4 93620125 , 7 4 , 0 * 36168712 , 27 0084736 , 3 * ) , , (3 3 3 1 3 4 x f t x y h x 650233352 , 6 4 , 0 * ) 18487938 , 24 ( 0237184 , 3 * ) , , (3 3 3 1 3 4 y g t x y h y 6 . 1 4 , 0 2 , 1 3 4 t h t Jadi x(1,6) 7,93620125 dan y (1,6) 6,650233352 Iterasi 5 9037872 , 101 4 , 0 * 9189648 , 234 93620125 , 7 * ) , , (4 4 4 1 4 5 x f t x y h x 43202842 , 13 4 , 0 * ) 95448768 , 16 ( 650233352 , 6 * ) , , ( 4 4 4 1 4 5 y g t x y h y 2 4 , 0 6 , 1 4 5 t h t

Gambar

Gambar 2.1. Rumus Euler
Tabel 2.1 Tabel fungsi matematika pada Matlab
Gambar  3.1:  Bagan  Alur  untuk  Sistem  persamaan  Differensial  non  Linear  pada  otonomus menggunakan Metode Euler
Gambar 3.2 Grafik Metode Euler dengan  h  0 , 4
+3

Referensi

Dokumen terkait