• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN

GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT

DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

Ambar Winarti

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN ABSTRAK

Tidur merupakan kebutuhan manusia yang teratur. Akan tetapi, sekitar 43,92% usia lanjut mengalami perubahan pola tidur, sering terbangun pada malam hari sehingga mengganggu kualitas tidur. Sulit tidur atau tidur dengan kualitas yang buruk menjadi salah satu penyebab penyakit syaraf atau penyakit jiwa. Oleh sebab itu penting sekali untuk mendapatkan istirahat yang baik di malam hari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan kualitas tidur pada usia lanjut di Dukuh Canden Desa Krajan Kalikotes Klaten. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan pendekatan Two Group Pretest and postest, sampel diambil dengan menggunakan metode total sampling. Jumlah populasi dalam penelitian adalah usia lanjut yang mengalami gangguan pola tidur di desa Krajan Kalikotes Klaten sebanyak 64 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mandi air hangat pada usia lanjut ada hungungannya dengan pola tidur. Dari hasil uji statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai Significan. yaitu p = 0,002 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan kebiasaan mandi air hangat dengan pola tidur di Dukuh Canden Desa Krajan Kalikotes Klaten. Diperoleh nilai X2 hitung = 9,225 sedangkan nilai X2 tabel = 3,481 pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 1

Kata kunci : Kebiasaan Mandi Air Hangat, Usia lanjut dan Pola Tidur Malam

(2)

I. PENDAHULUAN

Jumlah peningkatan usia lanjut dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada usia lanjut semakin komplek. Karena pada kelompok usia lanjut dipandang sebagai kelompok masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk 147,3 juta, dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) orang berusia 50 tahun ke atas, dan kurang lebih 6,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2010 jumlah usia lanjut diprediksi naik menjadi 9,58 % dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 angka itu meningkat menjadi 11,20 % dengan harapan hidup 70,1 tahun (Nugroho, Wahyudi,2008).

Masalah-masalah yang terjadi pada usia lanjut salah satunya adalah gangguan pola tidur yaitu ketidak mampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya (Snow cit Stanley & Beare, 2006).

Kualitas tidur menjadi berubah pada kebanyakan usia lanjut (Potter & Perry, 2005). Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa usia lanjut hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam. Seorang usia lanjut yang terbangun lebih sering di malam hari akan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur.

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius.. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol. Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah 15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%), demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%), dan narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%) (Japardi, 2008).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara langsung terhadap 255 usia lanjut dengan kisaran umur antara 60-90 tahun di Dukuh Canden Desa Krajan Kalikotes Klaten didapatkan bahwa 112 usia lanjut atau 43,92% cenderung memiliki masalah gangguan pola tidur tidur/insomnia. Gangguan pola tidur yang dialami oleh usia lanjut disebabkan oleh keluhan-keluhan seperti nyeri sendi terutama bagian kaki, nyeri kepala, nyeri badan, kecemasan, dan beban pikiran. Selama ini terapi

(3)

mandi air hangat sebelum tidur untuk mengatasi gangguan pola tidur belum pernah dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencoba intervensi kebiasaan mandi air hangat 2 jam sebelum tidur untuk mengendurkan otot- otot yang tegang setelah beraktifitas seharian membuat seseorang menjadi rileks. Dengan keadaan rileks dan otot – otot yang kendur tidak kaku atau tegang dapat memberikan kenyamanan sehingga usia lanjut dapat memulai tidur dengan mudah dan nyaman.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan rancangan Non-Equivalent Control Group. Dalam rancangan ini dibutuhkan kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol. (Notoadmojo,2012)

Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut yang mengalami gangguan pola tidur yang tinggal di Dukuh Canden Desa Krajan, Kalikotes Klaten. Jumlah populasi usia lanjut yang mengalami gangguan pola tidur berumur antara 60-90 tahun sebanyak 112 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dapat mewakili populasinya (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian non probability sampling dengan metode purposive sampling untuk menentukan subyek penelitian. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2002).Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 64 orang usia lanjut.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kejadian gangguan pola tidur pada usia lanjut adalah kuesioner KSPBJ Imsomnia Rating Scale, yang dikembangkan oleh Kelompok Studi Pusat Biologi Jakarta (KSPBJ), tujuannya untuk mengetahui skor gangguan sulit tidur sehingga dapt dinilai secara objektif. Skala pengukuran gangguan pola tidur terdiri atas 8 item pertanyaan, diantaranya: lamanya tidur, kebiasaan bangun dini hari, mimpi yang dialami,Kualitas tidur, masuk tidur, bangun malam dan perasaan segar di pagi hari.

(4)

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Penelitian dilakukan pada 64 usia lanjut yang mengalami gangguan pola tidur yang dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing masing terdiri 32 responden. Setelah dilakukan penelitian dihasilkan sebagai berikut:

Tabel.1. Distribusi frekuensi gangguan pola tidur dengan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur.

Frekuensi % 1. Mengalami gangguan pola tidur 7 21,87 2. Tidak mengalami gangguan pola tidur 25 78,13

3. Total 32 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia lanjut yang mempunyai kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur selama 1 minggu mengalami gangguan pola tidur sebanyak 7 responden (21,8%) dan tidak mengalami gangguan pola tidur sebanyak 25 responden (78,13%).

Tabel.2. Distribusi frekuensi gangguan pola tidur dengan tidak biasa mandi air hangat sebelum tidur

Frekuensi % 1. Mengalami gangguan pola tidur 20 62,5 2. Tidak mengalami gangguan pola tidur 12 37,5

Total 32 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia lanjut yang tidak mempunyai kebiasaan mandi air hangat ssebelum tidur sebanyak 20 responden 65,6% dan tidak mengalami gangguan pola tidur sebanyak 12 (37,5%).

(5)

Tabel 3. Crosstabulation kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur di Dukuh Canden Desa Krajan, Kalikotes Klaten

Variabel Terikat Variabel Bebas Tidak Insomnia Insomnia Jumlah Sampel BiasaMandi Air Hangat Sebelum Tidur 25 78,1% 7 21,9% 32 100%

Tidak biasa Mandi Air Hangat Sebelum

Tidur

12 37,5% 20 62,5% 32 100%

Jumlah 37 57,8% 27 42,2% 64 100% χ2

= 9,225 Pvalue = 0,002

Diketahui hasil tabel Crosstabulation kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur, kemudian data dianalisis dengan uji Chi square. Berdasarkan hasil perhitungan Chi square diperoleh nilai χ2 = 9,225 sedangkan nilai χ2 tabel = 3,481 pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 1. Hal ini berarti bahwa nilai χ2 hitung > nilai χ2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur pada usia lanjut. Hasil penelitian menunjukkan nulai Pvalue = 0,002 (P<0,05) yang berarti ada hubungan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur pada usia lanjut di Dukuh Canden Desa Krajan kalikotes Klaten

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang dibiasakan mandi air hangat sebelum tidur dan kelompok kontrol yang tidak dibiasakan mandi air hangat sebelum tidur, Hasil uji statistik dengan uji Square nilai Chi square diperoleh nilai χ2 = 9,225 sedangkan nilai χ2 tabel = 3,481 pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 1.yang artinya ada hubungan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur pada usia lanjut di Desa Krajan Klaten

Kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dapat memunculkan keadaan tenang dan rileks dimana gelombang otak mulai melambat dan akhirnya membuat seseorang tertidur denngan tenang. Kebiasaan mandi air

(6)

hangat sebelum tidur membuktikan bahwa memberikanhasil yang signifikan untuk menurunkan ganggoan pola tidur pada usia lanjut.

Kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dapat merangsang rasa kantuk seseorang karena suhu air hangat akan meningkatkan suhu tubuh. Selanjutnya suhu tubuh mengalami penurunan sehingga nerasa mengantuk . Kebiasaan mandi air hangat dapat mempengaruhi sistem peredaran darah dan mengurangi rasa teganh sehingga menjadi tenang atau rileks.

Sebuah studi di Mayo Clinic mengemukakan bahwa mandi air hangat sebelum tidur memberikan banyak manfaat kesehatan dari latihan dengan mengurangi ketegangan. Mandi air hangat sebelum tidur menurunkan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung dan suhu tubuh. Mandi air hangat sebelum tidur meningkatkan suhu tubuh yang kemudian darah tubuh menjadi hangat sehingga menyebabkan pembuluh darah membesar yang mengurangi resistensi terhadap aliran darah dan menurunkan tekanan darah.

IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Mandi Air Hangat Sebelum Tidur dengan Insomnia pada Usia Lanjut di Dukuh Canden Desa Krajan Kalikotes Klaten”, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

Ada hubungan kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan gangguan pola tidur pada usia lanjut di Dukuh Canden Desa Krajan Kalikotes Klaten secara statistik dengan signifikan p = 0,002 (p < 0,05) sebanyak 78,3%. Kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dapat memunculkan keadaan tenang dan rileks sehingga gelombang otak mulai melambat akhirnya membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur dengan nyaman.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Kebiasaan mandi air hangat baik bagi usia lanjut sebagai alternatif tindakan mandiri untuk mengatasi gangguan pola tidur pada usia lanjut 2. Memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga dengan usia lanjut yang mengalami gangguan pola tidur sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tidur pada usia lanjut.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk peningkatan kualitas tidur dengan metode lain dan dengan terapi yang lain juga.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Borneo, Arief. 2010. Mengatasi Insomnia. http://arief-belajarngeblog. blogspot.com/2010/02/mengatasi-insomnia.html. [Accessed 01 April 2010].

Buysee, D.J. 2004. Insomnia. http://www.sleepfoundation.org. [Accessed 07 Juli 2010].

Candra, Dimas. 2007. Mandi Bikin Seger dan Sehat. http://fine-cheerful.blogspot.com. [Accessed 29 Maret 2010].

Darmojo, Boedhi, & Martono, Hadi. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Ed.III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Hastono, Sutanto Priyo. 2001. Modul analisa Data. Jakarta : FKMUI

Imron, Moch. & Munif, Amrul. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto.

Japardi, Iskandar. 2008. Gangguan Tidur. http://library.usu.ac.id/download/fk /bedah-iskandar%20japardi12.pdf. [Accessed 29 Maret 2010].

Gambar

Tabel 3. Crosstabulation kebiasaan mandi air hangat sebelum tidur dengan  gangguan pola tidur  di Dukuh Canden Desa Krajan, Kalikotes  Klaten

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian : Ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap peningkatan kualitas tidur pada lanjut usia dengan mean pada kelompok perlakuan 14,71 dan kelompok kontrol

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pola tidur kelompok terlatih yaitu ibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel dan pola

Kualitas tidur pre-post pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Hasil pengujian statistik menggunakan uji staistik data perbedaan kelompok kontrol dan

• Insomnia sebelum dan sesudah diberi tindakan higiene tidur pada kelompok eksperimen yang hasilnya menunjukkan penurunan insomnia dengan nilai mean pre test dan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari terapi rendam kaki menggunakan air garam hangat terhadap kualitas tidur pada

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pola tidur kelompok terlatih yaitu ibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel dan pola

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pola tidur kelompok terlatih yaitu ibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta

il uji paired t-test diperoleh nilai p sebesar 0.000 (p&lt;0.05) yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata kualitas tidur responden yang signifikan sebelum dan