• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Tegangan 49 (Mohamad Yamin)

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE

1Mohamad Yamin

2Dita Satyadarma 3Opik A. Hasanudin

1,2,3Center for Automotive Research, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok 16424

[email protected] ABSTRAK

Rangka atau chassis adalah bagian komponen terpenting dari semua kendaraan yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta penumpang. Lintasan yang dilalui mobil boogie adalah lintasan off road, sehingga keamanan penumpang menjadi hal yang sangat diperhatikan. Hal ini menjadi alasan mengapa mobil boogie harus memiliki rangka yang menutupi bagian atas kendaraan sehingga pengemudi akan lebih aman jika terjadi kecelakaan yang fatal. Karena beban terbesar terjadi pada dudukan pengemudi dan mesin, maka perlu dilakukan analisis dikedua dudukan tersebut, dengan menggunakan perangkat lunak Catia V5. Tujuannya untuk mengetahui deformasi yang terjadi serta daerah kritis dari masing-masing jenis dudukan dan vector peralihannya. Setelah proses analisis dilakukan, diperoleh tegangan Von Mises maksimum sebesar 14,1 x 107 N/m2 untuk rangka dudukan pengemudi dan 8.81 x 107 N/m2 untuk rangka dudukan mesin, juga didapatkan vektor peralihan sebesar 0,00528 mm untuk rangka dudukan pengemudi dan 0,0000242 mm untuk rangka dudukan mesin.

Kata Kunci: rangka mobil boogie, analisis beban statis, CATIA V5

1. PENDAHULUAN

Mobil boogie merupakan jenis kendaraan yang lazimnya digunakan untuk medan off road. Pada medan tersebut kekuatan dan keamanan chassis memainkan peranan yang penting untuk menghindari resiko kecelakaan fatal. Oleh karenanya desain chassis dan pemilihan material chassis menjadi merupakan kriteria yang harus dipenuhi agar mencapai tingkat keamanan yang diperlukan. Dengan perkembangan teknologi komputer yang signifikan, masalah desain dapat dengan relatif mudah dilakukan sebelum prototype akhir dibuat. Dengan demikian suatu komponen dapat dievaluasi secara

menyeluruh sebelum diproduksi atau diaplikasikan.

Pada awalnya desain struktur kendaraan didasarkan pada pengalaman, uji coba laboratorium yang intensif, dan akhirnya pembuktian dari hasil tes jalan dan perkembangan yang berkesinambungan. Metode analisis yang telah ada terlalu sulit untuk diterapkan pada analisis struktur kendaran, meskipun dapat diterapkan untuk menganalisis sebuah struktur yang rumit sekalipun. Tetapi karena perkembangan dari pengujian analisis struktur, maka permintaan atas rancangan mobil meningkat dan perkembang pesat. Hal pertama yang sangat diperhatikan adalah dari segi faktor keamanan dan kemudian dari segi pengurangan berat kendaraan

(2)

50 Analisa Tegangan

(Mohamad Yamin)

untuk memenuhi nilai ekonomis yang lebih baik. Faktor pengamanan tidak cukup untuk memenuhi segala kriteria dari perkembangan kendaraan-kendaraan baru. Oleh sebab itu karena semakin majunya teknologi, maka perancangan kendaraan dapat dilakukan dengan bantuan sistem komputer. Dengan bantuan komputer bisa didapat hasil yang cukup akurat dan dapat membantu dalam menentukn faktor keamanan dari kendaraan.

Pada paper ini sebagian dari proses desain dilakukan yaitu menganalisis desain chassis mobil boogie tipe ST2 dari boogyland.com, dengan memberikan beban statik pada daerah pengemudi dan dudukan rangka mesin. Perhitungan kekuatan struktur rangka (chasis) mobil boogie dibatasi pada segi kontruksinya yaitu hanya pada komponen rangka saja, berupa analisa tiga dimensi dengan asumsi bahwa beban yang terjadi pada struktur rangka (chasis) adalah beban statik. Konsep

perancangan pembebanan rangka (chasis) mobil boogie dianalisis berdasarkan struktur standarnya. Pada desain rangka mobil boogie ini dipakai material AISI 5140 yang umumnya digunakan dari bermacam-macam tipe mobil boogie yang ada.

Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini adalah menganalisis rangka (chasis) mobil boogie dengan membandingkannya dari aspek deformasi, tegangan von misses, vektor peralihan serta faktor keamanannya yang terjadi akibat pembebanan pada rangka (chasis) tersebut. Dan hasil rancangan rangka (chasis) mobil boogie tersebut sudah aman atau tidak bagi pengendara.

2. TINJAUAN PUSTAKA Proses Desain

Secara umum proses perancangan suatu produk melibatkan iterasi yang panjang dan berulang-ulang. Seperti diperlihatkan dalam bagan proses berikut:

NO YES Feedback loop Go to Next step

Gambar 1. Modul dasar pada proses desain (Asimow, 1962)

Informasi umum dan spesifik mengenai

produk menjadi input bagi desain operasi suatu produk yang menghasilkan keluaran tertentu. Keluaran ini kemudian

General Information

Specific

information Design operation Outcome

(3)

Analisa Tegangan 51 dievaluasi dari berbagai sisi, termasuk

fungsional dan keamanannya. Kalau tidak memenuhi suatu kriteria yang ditetapkan maka prosesnya diulang sampai ke langkah berikutnya. Hal ini membutuhkan suatu langkah yang membutuhkan biaya tinggi dan waktu. Dengan perkembangan teknologi komputer maka proses desain dapat dilakukan secara virtual. Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mendesain suatu produk dapat dipangkas, sehingga dapat menghemat cost. Istilah ini di industri dikenal dengan virtual prototyping.

Kriteria Von Mises

Dalam merancang suatu struktur, ditetapkan prosedur pemilihan suatu material yang sesuai dengan kondisi aplikasinya. Kekuatan bahan bukan kriteria satu–satunya yang harus dipertimbangkan dalam perancangan struktur. Kekakuan suatu bahan sama dengan pentingnya dengan derajat lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan merupakan penetapan pemilihan bahan. Von mises (1913) menyatakan bahwa akan terjadi luluh bilamana tegangan normal itu tidak tergantung dari orientasi atau sudut θ (invarian) kedua deviator tegangan J2 melampaui harga kritis

tertentu. (1) 2 2 k j = dengan

(

) (

) (

[

2

]

1 3 2 3 2 2 2 1 2 6 1 σ σ σ σ σ σ − + − + − = j

)

(2)

Untuk mengevaluasi tetapan k dan menghubungkannya dengan luluh dalam uji tarik uniaksial terjadi bila σ1 = σ0, σ2

= σ3 = 0 yang menghasilkan bentuk kriteria luluh von mises

(

) (

) (

)

[

2

]

1/2 1 3 2 3 2 2 2 1 0 2 1 σ σ σ σ σ σ σ = − + − + − (3)

Dari persamaan ( 3) dapat diduga bahwa luluh akan terjadi bilamana selisih tegangan pada sisi kanan persamaan melampaui tegangan luluh dalam uji tarik uniaksial σ0. Sehingga k menggambarkan tegangan luluh dalam

keadaan geser murni (puntir). Karena itu, kriteria von mises meramalkan bahwa tegangan luluh pada puntiran akan lebih kecil dari pada dalam penegangan uniaksial, sesuai dengan:

0 0 0,577 3 1 σ σ = = k (4)

Kriteria luluh von mises mengisyaratkan bahwa luluh tidak tergantung pada tegangan normal atau tegangan geser tertentu, melainkan tergantung dari fungsi ketiga harga tegangan geser utama. Karena kriteria luluh didasarkan atas selisih tegangan normal, σ1 – σ2, dan

sebagainya, maka kriteria tersebut tidak tergantung pada komponen tegangan hiodrostatik. Karena kriteria luluh von mises melibatkan suku pangkat dua, hasilnya tidak tergantung dari tanda tegangan individual .

(4)

52 Analisa Tegangan

(Mohamad Yamin)

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan diperlihatkan dalam gambar 2 berikut. Langkah awal dilakukan dengan pembuatan model chassis dengan menggunakan program CAD (Computer Aided Design). Dalam hal ini digunakan

perangkat lunak CATIA V5. Setelah itu dilakukan analisis dan simulasi. Pertama-tama model tida dimensi kemudian dibuat meshingnya, agar dapat dilakukan analisis FEM (Finite Element Method) dan penentuan konstraint serta beban. Proses ini berulang seperti diperlihatkan dalam gambar2.

Analisis dan Simulasi

ya

Tidak

Bentuk Geometri

• Pembuatan model CAD chassis • Pemberian material chassis

Meshing Pemberian Restraint (Clamp) Menampilkan Hasil Simulasi

Finish

Perhitungan Komputer (Compute) Pemberian Beban (Force) Beban diubah

(5)

Analisa Tegangan 53 Gambar 2 Diagram alir proses analisis dan simulasi Rangka mobil boogie tipe ST2

menggunakan perangkat lunak CATIA V5

4. HASIL DAN

PEMBAHASAN

Simulasi dilakukan dengan menggunakan program CATIA V5. Analysis perhitungan beban statik dibagi ke dalam dua daerah kritis, yakni dudukan pengemudi dan dudukan mesin. Untuk kedua dudukan tersebut (pengemudi dan mesin) diasumsikan

memiliki massa masing-masing sebesar 70 kg dengan massa kendaraan 220 kg.

Gambar 1 menunjukkan posisi dudukan pengemudi (gambar 1a) dan dudukan mesin (gambar 1b) Chassis mobil boogie berikut arah dan posisi pembebanan dengan besar masing-masing 700 N.

Gambar 3. Penentuan arah, besar dan posisi pembebanan pada dudukan pengemudi (a) dan dudukan mesin (b).

Masing-masing posisi dudukan diperlakukan pembebanan terdistribusi. Pada dudukan pengemudi, tegangan Von

Mises yang terjadi ditujukkan melalui gambar 2 berikut ini :

Gambar 4. Tegangan Von Mises pada dudukan pengemudi mobil boogie

(6)

54 Analisa Tegangan

(Mohamad Yamin)

Gambar 2 sebelah kiri memperlihatkan distribusi tegangan Von Mises, dan gambar sebelah kakan adalah pembesaran pada daerah kritis. Tegangan terbesar diperlihatkan dengan warna merah. Dalam hal ini pembebanan pada Rangka dudukan pengemudi memiliki nilai maksimum sebesar 1,41e+008 N/m2 atau 141 Mpa. Daerah

kritis terjadi pada ujung bagian tengah Chassis. Faktor keamanan untuk dudukan pengemudi akibat kondisi pembebanan diperoleh 3.34.

Gambar 3 menunjukkan vektor peralihan yang terjadi akibat pembebanan pada dudukan pengemudi. Nilai maksimumnya sebesar 0,00528mm.

Gambar 5. Vektor peralihan pada Rangka dudukan pengemudi mobil boogie

Analisis yang sama diterapkan pada dudukan mesin (engine). Gambar 4 berikut menunjukkan distribusi tegangan

Von Mises dan pembesarannya pada daerah kritis.

(7)

Analisa Tegangan 55 Gambar 5. Tegangan von mises pada Rangka dudukan mesin mobil boogie

Sedangkan vektor peralihan pada dudukan mesin akibat pembebanan diperlihatkan dalam gambar 5 berikut ini,

Gambar 6. Tranlasi vektor peralihan Rangka dudukan mesin mobil boogie

Pada gambar 4, tegangan Von Mises yang terjadi akibat pembebanan pada Rangka dudukan mesin mobil boogie memiliki nilai maksimum sebesar 8,81e+007 N/m2 atau 88.1 Mpa. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tegangan yang terjadi pada dudukan pengemudi (141 MPa), karena posisi

pembebangan berada dekat dengan posisi clamp (constraint). Sedangkan vektor peralihannya menunjukkan nilai peralihan maksimum sebesar 0,0000242 mm. Faktor Keamanan untuk dudukan mesin diperoleh nilai sebesar 2.09.

Tabel 1 berikut adalah ringkasan tegangan dan vektor peralihan masing-masing dudukan.

Tabel 1. Hasil tegangan von mises dan vektor peralihan dari chassis mobil boogie

Tegangan Von Mises (N/m2)

Vektor Peralihan (mm) Jenis

Dudukan Maksimum Minimum Maksimum Minimum

Faktor Keamanan

Pengemudi 1.41e+008 1.41e+007 0,00528 0 2.09

(8)

56 Analisa Tegangan

(Mohamad Yamin)

Mesin 8.81e+007 8.81e+006 2,42e-005 0 3.34

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis komputer menggunakan perangkat lunak CATIA V5 pada setiap rangka dudukan pengemudi dan dudukan mesin mobil boogie ST2 yang dimodifikasi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tegangan Von Mises maksimum terjadi pada dudukan pengemudi sebesar 141 Mpa dibandingkan pada dudukan mesin yakni 88 Mpa.

2. Translasi Vektor peralihan maksimum terjadi pada dudukan pengemudi dengan nilai 528 x 10-5 mm sedangkan pada dudukan mesin sebesar 2,42 x 10-5 mm.

3. Rangka Chassis memiliki faktor keamanan sebesar 2.09 untuk dudukan pengemudi dan 3.34 untuk dudukan mesin. Dengan kondisi pembebanan yang ada rangka Chassis tersebut masih dalam kondisi aman.

Saran untuk penelitian lebih lanjut perlunya analysis dinamik pada chassis yang dapat digunakan lebih lanjut untuk kestabilan boogie, mengingat mobil jenis ini dipakai dalam medan off-road.

6. DAFTAR PUSTAKA

Asimow, M., (1962), Introduction to Design, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey

Foale, Tony And Willoughby, Vic. (1984), Motor Cycle Chassis Design : The Theory And Practice, Osprey Publishing Limited.,London.

Jensen, A. And Chenoweth, H., (1983), Applied Strenghth of Material, 4th edition., McGraw-Hill inc

Robert, D. C, (1998), Konsep Dan Aplikasi

Metode Elemen Hingga, (terjemahan)

Refika Aditama, Bandung.

Smith, W. F, (1996), Principle Of Material Science And Enggineering, third edition, Mc Graw.Hill,

http://www.efunda.com diakses Agustus 2007 http://www.boogyland.com diakses Agustus

Gambar

Gambar 1. Modul dasar pada proses desain (Asimow, 1962) Informasi umum dan spesifik mengenai
Gambar 1 menunjukkan posisi  dudukan pengemudi (gambar 1a) dan  dudukan mesin (gambar 1b) Chassis  mobil boogie berikut arah dan posisi  pembebanan dengan besar masing-masing  700 N
Gambar 2 sebelah kiri memperlihatkan  distribusi tegangan Von Mises, dan  gambar sebelah kakan adalah  pembesaran pada daerah kritis
Gambar 6. Tranlasi vektor peralihan Rangka dudukan mesin mobil boogie  Pada gambar 4, tegangan Von Mises

Referensi

Dokumen terkait

1) Dari hasil analisis Stress ( Von Misses Stress ) untuk tegangan maksimal didapat 9,2e+000 Mpa. Tegangan paling tinggi terdapat pada lubang poros belakang tepatnya pada bagian

Berdasarkan analisis diperoleh angka keamanan akibat beban tegangan von misses sebesar 7,53 yang berarti point ripper aman untuk digunakan bila menerima beban

Tabel 3 Parameter-parameter hasil simulasi pembebanan statis pada kedua rangka Parameter Desain Rangka STR STN Tegangan von mises maksimum 74.67 MPa 110.3 MPa Defleksi

Pada pengaplikasiannya desain rangka harus memiliki keamanan yang tinggi pada semua sisi oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan optimalisasi desain rangka mobil roda tiga untuk

Hasil Solusi Equivalen Von-misses Stress untuk pembebanan live load dan interior load centrifugal load, serta wind load.. dan diperoleh deformasi sebesar 7,3067 mm, yang dapat dilihat

Lalu muncul masalah bagaimana rangka prototype ini dibuat seringan mungkin untuk menigkatkan kinerja mesin tetapi dimensinya harus sesuai dengan regulasi nasional kontes mobil hemat

Desain rangka prototype menggunakan material hollow rectangular yang berdimensi 20 mm x 40 mm x 2,5 mm sesuai dengan regulasi nasional kontes mobil hemat energi yaitu mempunyai total

Interpretasi Hasil output analisis berupa data distribusi tegangan, regangan, displacement dan safety factor yang ditampilkan dalam kontur warna pada geometri rangka chasis mobil