• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

Khaerunisa S/1106003996

Mahasiswa S1, Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424

Email: khaerunisa.s@ui.ac.id ABSTRAK

Kebakaran dapat terjadi di kapal Ferry Ro-ro dengan daerah penyebab kebakaran yang variatif yaitu 63% kebakaran terjadi di kamar mesin dan 10% terjadi di dek kendaraan. Namun, suatu sistem keselamatan kebakaran kapal Ferry Ro-ro di Indonesia belum dapat mengurangi angka kebakaran kapal. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perancangan sistem assessment keselamatan kebakaran kapal Ferry Roll On Roll Off. Perancangan sistem ini menggunakan peraturan SOLAS. Sistem assessment akan digunakan sebagai media penilaian sarana proteksi kebakaran di kamar mesin dan car deck. Hasil dari perancangan ini adalah sistem

assessment keselamatan kebakaran yang terdiri dari form engine room fire control assessment, form car deck fire control assessment, prosedur proteksi kebakaran dan manajemen rencana evakuasi korban kebakaran.

Kata kunci : assessment, dek kendaraan, kamar mesin, kebakaran ABSTRACT

Fires can occur in Roll On Roll Off Passenger Ferries with varied areas cause of the fire is 63% fire broke out in the engine room and 10% occurred in the car deck. However, a fire safety system on the Roll On Roll Off Passenger Ferries has not been able to reduce the number of ship fires. Therefore, it is necessary to design some fire safety assessment system for Roll On Roll Off Passenger Ferries. This system using Safety Of Life At Sea regulation. Assessment system will be used as tool of fire protection to assess engine room and car deck. The result of this design is a fire safety assessment system which consists of a form of engine room fire control assessment, the form of car decks assessment of fire control, fire protection and management procedures evacuation plan fire victims.

Key words : Assessment, car deck, engine room, fires 1. PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau, 95181 km garis pantai serta 2/3 didominasi oleh laut. Tipologi geografis Indonesia yang hampir didominasi oleh lautan dan kepulauan menuntut banyak perkembangan IPTEK. Salah satu pengembangan IPTEK yang dapat mendukung tipologi geografis Indonesia yaitu modus angkutan umum penyebrangan sebagai alat transportasi utama masyarakat antar pulau. Salah satu pilihan moda angkutan laut yang hampir banyak digunakan sebagai alternatif penyebrangan laut dan selat di Indonesia yaitu kapal Ferry tipe Roll On Roll Off (Roro).

Kebakaran merupakan salah satu risiko yang disebabkan oleh nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan serta pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran dapat terjadi di dalam kegiatan pelayaran kapal laut. Bila ditinjau dari tempat terjadi kebakaran

pada kapal ferry tipe Roro sangat variatif. Mulai dari kebakaran pada car deck, deck penumpang, kamar mesin hingga pada anjungan. Sejumlah kebakaran pada kapal ferry tipe Roro didominasi oleh kebakaran pada kamar mesin dan car deck. Kamar mesin 63%, ruang akomodasi dan cargo

spaces 27% dan dek kendaraan 10%. (Database

Kecelakaan Kebakaran oleh DNV)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu sistem pencegahan kebakaran meliputi sarana proteksi kebakaran aktif, sarana proteksi kebakaran pasif yang termasuk didalamnya sarana keselamatan jiwa dan manajemen penanggulangan kebakaran di atas kapal. Kesiapan sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif pun harus selalu dipastikan setiap saat ketika sebelum dan sesudah kapal berlayar maupun ketika kapal bersandar dengan melakukan inspeksi dan perawatan berkala.

Oleh karena itu penulis ingin membuat suatu sistem assessment proteksi kebakaran sebagai standar pemeriksaan secara berkala pada kapal Ferry tipe Roro yang dilakukan ketika kapal sedang

(2)

bersandar dengan memasukkan variabel pada sarana proteksi aktif, berupa: detektor dan alarm, hidran dan fire pump, sprinkler dan APAR; sarana proteksi pasif, berupa: escape (pintu, tangga, petunjuk arah dan jalan keluar darurat), emergency

lights (penerangan darurat), muster station (tempat

berkumpul), fire door (pintu tahan api); prosedur proteksi kebakaran yang terpadu; serta manajemen rencana evakuasi korban kebakaran.

2. LANDASAN TEORI 2.1. Kebakaran

Kebakaran merupakan salah satu risiko yang disebabkan oleh nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan serta pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Proses pembakaran adalah suatu reaksi eksotermis, yakni suatu reaksi yang mengeluarkan panas karena reaksinya adalah pada suhu tinggi maka reaksi fase gas. Jadi pembakaran adalah reaksi antara dua gas, satu diantaranya adalah oksigen.

2.2. Fire Triangle (Segitiga Api)

Menurut NFPA (1992), kebakaran sebagai peristiwa oksidasi yang terdapat di udara dan panas yang dapat berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan kematian manusia. Suatu kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang saling berhubungan yaitu bahan bakar, sumber ignisi (panas atau nyala) dan oksigen.

Gambar. Segitiga Api 2.3 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran

Menurut materi pelatihan DEPNAKERTRANS, 2008, sarana proteksi aktif kebakaran berupa suatu sistem instalasi atau alat yang telah dipersiapkan dalam pencegahan kebakaran atau untuk mendeteksi dan memadamkan seperti sistem deteksi, alarm, hidran dan fire pump, sprinkler dan APAR.

2.4 Sarana Proteksi Pasif Kebakaran

Berdasarkan materi pelatihan DEPNAKERTRANS RI, 2008, sarana proteksi pasif kebakaran berupa alat, sarana atau metoda mengendalikan penyebaran asap panas dan gas berbahaya bila terjadi kebakaran seperti sistem kompartemenisasi, clothing fire retardant, sarana evakuasi, sistem pengendalian asap dan api (smoke dumper, fire dumper, fire stopping), alat bantu evakuasi, rescue, dll.

 

2.5 Potensi Fire Hazard di Kamar Mesin dan Car deck Kapal Ferry Ro-ro

Tabel. Potensi Fire Hazard Pada Kamar Mesin Ship Spaces Ship Part Potensi

Hazard Engine Room (Kamar Mesin) Main Engine Engine blast atau ledakan Auxiliary Engine Engine blast atau ledakan Piping System Kebocoran pipa Exhaust System Blast dan ledakan

Oil Tanks Kebocoran

tangki Electrical System Damaged switchboard Life wire Short circuit

Tabel. Potensi Fire Hazard pada Car Deck Ship

Spaces Ship Part

Potensi Hazard Car Deck Doors Confusing Not functioning

Piping System Leakage

Electrical System Damage Short Circuit 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Flowchart Sistem Assessment Proteksi Kebakaran

(3)

Mengidentifikasikan sumber potensi bahaya : - Kamar Mesin - Car Deck Mengidentifikasikan sarana proteksi kebakaran Sarana Proteksi Aktif Kebakaran : - Detektor - Alarm - Hidran dan Fire Pump - Sprinkler - APAR

Sarana Proteksi Pasif Kebakaran : - Escape (pintu, tangga, petunjuk arah dan jalan keluar darurat)

- Muster Station (tempat berkumpul) - Emergency Lighting (penerangan darurat) - Fire Door (pintu tahan api)

Merancang prosedur proteksi kebakaran Merancang manajemen rencana evakuasi korban kebakaran

Analisa hasil perancangan standar proteksi kebakaran :

- Analisa penerapan standar ditinjau dari case study, yaitu kamar mesin dan car deck - Analisa penentuan variabel sarana proteksi kebakaran

- Analisa perancangan prosedur proteksi kebakaran

- Analisa sistem manajemen rencana evakuasi korban kebakaran

Assessment proteksi kebakaran

Studi pendahuluan dan studi literatur

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam melakukan perancangan skipsi ini dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya dan risiko kebakaran di kapal Ferry Ro-ro, mengidentifikasi seluruh variabel sarana proteksi kebakaran, mempelajari seluruh prosedur yang dapar diterapkan dengan efektif dan bagaimana manajemen rencana evakuasi yang baik dan bersifat aplikatif. Teknik dalam pengumpulan data skripsi ini hanya berupa pencarian data secara rutin dari jurnal ilmiah, majalah kemaritiman, beberapa artikel kemaritiman dan data peraturan-peraturan mengenai keselamatan kapal. peraturan-peraturan yang digunakan diantaranya yaitu peraturan pemerintah Indonesia, NFPA dan SOLAS Chapter II-2 tentang

construction – fire protection, detection, extinction

serta Part D tentang Escape.

Teknik pengambilan data lainnya yaitu kunjungan industri galangan kapal yang bertujuan untuk mempelajari beberapa sarana proteksi kebakaran yang ada di kamar mesin dan car deck, serta untuk mendapatkan general arrangement kapal Ferry Ro-ro yang akan dijadikan satu kapal sampel untuk bahan analisa case study.

3.3 Objek Perancangan

Perancangan yang dilakukan membahas objek perancangan sebagai bahan pembahasan. Objek perancangan ini adalah kamar mesin dan car

deck yang akan dirancang menggunakan SOLAS

Chapter II-2 tentang construction – fire protection,

detection, extinction serta Part D tentang Escape

sebagai dasar teori perancangan dan menggunakan Microsoft Office Excel 2003 sebagai pembuatan

form assessment. Adapun tambahan untuk

mendukung efektifitas dari rancangan assessment sarana proteksi kebakaran, penulis memberikan tambahan rancangan layout dek penumpang yang akan dirancang menggunakan software Microsoft Office Visio 2003.

4. HASIL DAN ANALISA

4.1 Sarana Proteksi Kebakaran Pada Kamar Mesin

Dalam mengidentifikasi sarana proteksi kebakaran pada kamar mesin menggunakan peraturan SOLAS Chapter II-2: Construction – fire

protection, detection, extinction dan part D – Escape dengan tinjauan khusus pada machinery space. Berdasarkan identifikasi yang mengacu ke

peraturan SOLAS, maka didapatkan beberapa komponen fire control assessment pada kamar mesin, diantaranya adalah fixed fire detection dan

fire alarm systems, sprinkler, APAR, control of smoke dan hidran (hanya pada saat kondisi tertentu)

sebagai sarana proteksi aktif kebakaran; escape,

fire doors yang bersifat non-combustible dan emergency lighting sebagai sarana proteksi pasif

kebakaran; dan beberapa komponen lain yang tercantum dalam SOLAS yang diwajibkan harus terdapat di kamar mesin. Berikut merupakan form standar proteksi kebakaran kamar mesin. Form standar proteksi kebakaran ini dirancang untuk memberikan kemudahan bagi inspektor.

Nama Kapal : Jumlah Penumpang :

Type Kapal : FERRY RO-RO Tanggal Pengecekan : Lokasi : Signature :

Kondisi Jumlah

1Detektor (Fixed fire detection ) IYA TIDAK

2Alarm (Fire alarm systems ) IYA TIDAK

3Sprinkler IYA TIDAK

4APAR CO2 IYA TIDAK

foam IYA TIDAK

5Control of smoke IYA TIDAK

6Hidran *(only in one condition) IYA TIDAK

Kondisi Jumlah

7Escape Pintu keluar darurat IYA TIDAK

Tangga darurat IYA TIDAK

Petunjuk arah darurat IYA TIDAK

8Fire doors (non-combustible ) IYA TIDAK

9Emergency ligthing IYA TIDAK

10 Lokasi dan sentralisasi pada fire-extinguishing sistem kontrol 11 Shutdown arrangement yang sudah dirancang dengan baik

- Keadaan shutdown ventilasi dari kamar mesin - Keadaan shutdown pompa bahan bakar dari kamar mesin 12 Material yang bersifat non-combustible (A-60)

(dapat tahan terhadap temperatur ruang sampai 140°C)

EVALUASI INSPEKTOR :

REKOMENDASI INSPEKTOR :

TANGGAL REVIEW: COMPLETED BY : SIGNATURE :

REVIEW DAN DOKUMENTASI :

SARANA PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN

ENGINE ROOM FIRE CONTROL ASSESSMENT

EVALUASI DAN REKOMENDASI

ASSESSMENT REVIEW SARANA PROTEKSI PASIF KEBAKARAN

Kesesuaian

Kesesuaian

Keterangan

(4)

Nama Kapal : Jumlah Penumpang : Type Kapal : FERRY RO-RO Tanggal Pengecekan : Lokasi : Signature :

Kondisi Jumlah

1 Detektor (Fixed fire detection ) IYA TIDAK

2 Alarm (Fire alarm systems ) IYA TIDAK

3 Sprinkler IYA TIDAK

4 APAR CO2 IYA TIDAK

foam IYA TIDAK

5 Hidran IYA TIDAK

6 Fire Pump IYA TIDAK

Kondisi Jumlah

7 Escape Pintu keluar darurat IYA TIDAK

Tangga darurat IYA TIDAK

Petunjuk arah darurat IYA TIDAK

8 Emergency ligthing IYA TIDAK

EVALUASI INSPEKTOR :

REKOMENDASI INSPEKTOR :

EVALUASI DAN REKOMENDASI

ASSESSMENT REVIEW

CAR DECK FIRE CONTROL ASSESSMENT

SARANA PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN

Kesesuaian

SARANA PROTEKSI PASIF KEBAKARAN

Kesesuaian

Gambar. Engine Room Fire Control Assessment 4.2 Sarana Proteksi Kebakaran Pada Car Deck

Perancanganan sarana proteksi kebakaran pada dek kendaraan kapal Ferry Ro-ro atau dalam skripsi ini disebut dengan car deck, dilakukan dengan cara mengidentifikasi variabel sarana proteksi aktif maupun pasif berdasarkan peraturan SOLAS Chapter II-2 tentang Construction – fire protection,

detection, extinction dan mengacu kepada Part

D tentang Escape. Car deck menjadi salah satu fokusan objek selain kamar mesin yang diasumsikan memiliki risiko tinggi terjadi kebakaran di kapal Ferry Ro-ro.

Hasil dari perancangan sarana proteksi kebakaran pada car deck yaitu form car deck

fire control assessment. Assessment ini

bertujuan untuk memudahkan dan memperjelas komponen-komponen proteksi kebakaran di atas kapal yang telah di atur dalam SOLAS Chapter II-2 yang dikeluarkan sebagai standar (code), seperti FSS code yang merupakan detail lebih lanjut dari peraturan SOLAS Chapter II-2 tentang pengujian atas perlindungan, deteksi dan pemadam kebakaran FSS (fire protection,

fire detection and fire extinction).

Sarana proteksi kebakaran pada car deck terdiri dari car deck fire control assessment, fire

control action plan dan parameter kesesuaian

SOLAS di car deck. Metode perancangan beberapa variabel di atas disesuaikan dengan peraturan SOLAS dan khusus untuk dek kendaraan kapal penumpang terutama kapal Ferry Ro-ro.

Gambar. Car Deck Fire Control Assessment 4.3 Modifikasi Sistem Kabut Air Sebagai Sarana Proteksi Tambahan di Kamar Mesin

Beberapa peraturan dari Pemerintah Negara bendera kapal menyatakan bahwa salah satu sistem pencegahan kebakaran di atas kapal yaitu dengan menggunakan sistem pemadam kebakaran tetap atau fixed fire protection untuk melindungi beberapa komponen di kamar mesin. Salah satu sistem pemadam kebakaran tetap di kamar mesin yaitu pemdaman dengan sistem CO2. Sistem

pemadam dengan menggunakan CO2 berfungsi

untuk melindungi bagian-bagian yang mudah terbakar dari main engine atau mesin induk, mesin-mesin pemasok listrik kapal, bagian depan dari boiler, bagian yang mudah terbakar dari separator sebagai pemurni untuk bahan bakar yang dipanaskan dan incinerator. Sistem CO2 tersebut

dapat bekerja dengan optimal apabila seluruh instalasi mesin telah mati, seluruh crew di kamar mesin telah terevakuasi dan seluruh ventilasi atau celah menuju kamar mesin telah tertutup rapat sehingga tidak ada O2 yang masuk ke kamar mesin.

Konsekuensi dari penggunaan yang perlu persiapan sedemikian rupa membutuhkan waktu 20 menit atau lebih dari saat kebakaran ditemukan sampai sistem diaktifkan.

Sistem kabut air atau water mist merupakan suatu teknologi yang telah dikembangkan oleh Goran Sundholm dari Marioff pada tahun 1990. Sistem kabut air merupakan sebagai alternatif dari jenis pemadam kebakaran sprinkler yang konvensional. Sistem kabut air hanya menggunakan air tanpa tambahan bahan kimia untuk sebuah kombinasi pendinginan dan penipisan kandungan O2 sehingga dapat meminimalisir

kebakaran dalam waktu singkat 4.4 Prosedur Proteksi Kebakaran

Perancangan prosedur proteksi kebakaran bertujuan untuk mengetahui suatu metode atau tata cara teknis dalam melakukan inspeksi variabel sarana proteksi kebakaran. Prosedur ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan teknis assessment proteksi kebakaran. Prosedur proteksi kebakaran terdiri dari variabel survey, prosedur jangka waktu berjalannya inspeksi kebakaran dan prosedur peran inspektor dalam melakukan inspeksi di kamar mesin dan dek kendaraan kapal Ferry Ro-ro.

(5)

4.5 Manajemen Rencana Evakuasi Korban Kebakaran

Saat terjadi kebakaran, hal yang sangat penting yaitu bagaimana teknis evakuasi di atas kapal. Hal tersebut menjadi salah satu alasan adanya perancangan manajemen rencana evakuasi korban kebakaran yang baik di atas kapal. Objek dari perancangan manajemen rencana evakuasi yaitu salah satu dek penumpang di kapal Ferry Ro-ro. Perancangan manajemen rencana evakuasi ini hanya fokus kepada bagaimana pengajuan rancangan jalur evakuasi (escape plan form layout) jalur evakuasi ditinjau pada dek penumpang menuju muster station. Perancangan ini dilakukan dengan merancang layout geladak penumpang sesuai escape rules pada kapal Ferry Roro. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan assessment pada dek penumpang dengan cara memberikan pengajuan layout dek penumpang secara efektif. Manajemen rencana evakuasi korban kebakaran terdiri dari beberapa metode diantaranya pemberian informasi masif keselamatan penumpang di atas kapal dan perancangan rute evakuasi dengan memberikan rancangan layout dek penumpang menuju muster station.

Cafetaria Musholah Up Up Televisi Lemari Life Jacket Lemari Life Jacket SD Smoke Detector

Fire Pump & Hydrant Fresh Water Fresh Water Fresh Water Smoke Exhaust Smoke Exhaust APAR Fire Alarm

Sprinkler Sprinkler Sprinkler Sprinkler

SD Smoke Detector SD Smoke Detector SD Smoke Detector SD Smoke Detector SD Smoke Detector Telephone Exit Exit Exit Exit

Fire Pump &

Hydrant Exit Fire Alarm Exit APAR

Up

Up Up

Up

Fire Pump & Hydrant

Fire Pump & Hydrant Fire Pump &

Hydrant

Gambar. Layout Rute Evakuasi Dek Penumpang 4.6 Analisa

Pada form engine room fire control

assessment, bagian yang dapat di assess secara

berkala yaitu sarana proteksi kebakaran (aktif dan pasif). Komponen lain merupakan bagian tambahan untuk menjamin seluruh usaha dalam melakukan proteksi pencegahan kebakaran di kamar mesin, namun pengecekan keseluruhan hanya dilakukan sebelum annual survey dari badan klasifikasi. Pada pengecekan berkala yaitu saat kapal sandar di pelabuhan, komponen lain hanya dipastikan telah memenuhi parameter SOLAS dan merujuk kepada langkah-langkah teknis yang diberikan. Namun,

bagian komponen lain tetap menjadi perhatian khusus saat inspeksi oleh inspektor internal. Analisa penerapan standar proteksi kebakaran yang dilakukan berdasarkan general arrangement kapal sampel yaitu seluruh komponen sarana proteksi kebakaran (aktif dan pasif) di dek kendaraan telah memenuhi standar minimal parameter jumlah kesesuaian SOLAS di car deck. Analisa case study ini hanya dapat meninjau kesesuaian jumlah sarana proteksi dengan parameter SOLAS karena case study dilakukan hanya mengidentifikasi langsung dari general arrangementnya saja. Untuk melihat bagaimana kondisi dan beberapa spesifikasi yang dibutuhkan dan tercantum dalam parameter SOLAS dapat dilakukan dengan tinjauan langsung ke car deck kapal sampel. Namun, hal ini telah menunjukkan

form car deck fire control assessment dapat

memudahkan pengecekan sarana proteksi kebakaran di dek kendaraan yang akan dilakukan oleh inspektor internal.

Penentuan variabel sarana proteksi kebakaran di kamar mesin berdasarkan SOLAS Chapter II-2 tentang construction – fire protection,

detection, extinction dan Part D tentang Escape,

bagian machinery spaces. Sarana proteksi kebakaran di kamar mesin mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan terdapat tiga komponen penyebab terjadinya kebakaran, yaitu panas (heat), bahan bakar (fuel) dan udara (O2).

Selain hal tersebut, kondisi kamar mesin di kapal Ferry Ro-ro yang berlayar di perairan Indonesia termasuk kamar mesin yang sangat kotor. Kondisi tersebut tercermin dengan adanya genangan air dan bahan bakar di sekitar mesin utama kapal. Berdasarkan SOLAS telah diidentifikasikan bahwa sarana proteksi kebakaran di kamar mesin memiliki perbedaan dengan car deck. Sarana proteksi kebakaran yang khusus di kamar mesin yaitu

control of smoke. SOLAS telah mencantumkan control of smoke untuk digunakan di kamar mesin.

Seluruh instalasi kontrol otomatis di kamar mesin harus ditinjau dengan maksimal. Pengendalian sistem kontrol di kamar mesin juga ditinjau langsung dari control station yang ada di kamar mesin. Selain seluruh komponen yang telah tercantum dalam SOLAS, penulis juga memberikan rekomendasi untuk memberikan modifikasi tambahan sarana proteksi kebakaran dengan menggunakan automatic sprinkler water mist.

Water mist atau sistem kabut air dinilai sangat baik

(6)

Variabel sarana proteksi kebakaran juga dirancang untuk memastikan sarana proteksi tersebut dapat bekerja dengan normal.

Prosedur proteksi kebakaran dirancang dengan tujuan untuk memastikan inspektor telah melakukan seluruh inspeksi dengan menyeluruh dan sesuai dengan tahapan yang benar agar hasil yang didapatkan dapat maksimal dalam pencegahan kebakaran. Prosedur proteksi kebakaran akan dipelajari oleh inspektor sebelum melakukan inspeksi agar tidak ada item atau variabel survey yang tertinggal. Prosedur jangka waktu inspeksi juga menjadi satu hal penting untuk memastikan tingkat efisiensi dari kegiatan inspeksi berdasarkan range waktu yang diberikan.

5. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisa terhadap perancangan standar sarana proteksi kebakaran, dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut :

• Identifikasi sumber potensi bahaya kebakaran di kapal Ferry Ro-ro terdapat di kamar mesin dan dek kendaraan (car

deck).

• Sarana proteksi kebakaran terdiri dari sarana proteksi aktif kebakaran dan sarana proteksi pasif kebakaran.

• Perancangan standar sarana proteksi kebakaran berdasarkan SOLAS Chapter II-2 tentang construction – fire protection,

detection, extinction dan Part D tentang Escape.

• Hasil dari perancangan standar sarana proteksi kebakaran diantaranya yaitu form

engine room fire control assessment, form car deck fire control assessment, fire control action plan, plan drawing dan

parameter kesesuaian SOLAS.

• Inspektor yang melakukan inspeksi yaitu inspektor internal dari pihak pemilik kapal (owner).

Form assessment dirancang untuk

memudahkan inspektor dalam melakukan inspeksi di kamar mesin dan dek kendaraan (car deck).

• Modifikasi sistem kabut air direkomendasikan untuk sarana proteksi aktif kebakaran di kamar mesin.

• Inspeksi dilakukan secara berkala sesuai waktu yang telah ditetapkan.

• Prosedur proteksi kebakaran dirancang untuk memastikan teknis inspeksi dapat berjalan dengan baik.

• Perancangan manajemen rencana evakuasi korban kebakaran berupa pemberian informasi masif kepada penumpang dengan tahap-tahap penanggulangan diri dalam kondisi darurat serta perancangan layout rute evakuasi secara komprehensif. • Perancangan manajemen rencana evakuasi

di dek penumpang dapat meminimalisir korban kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Safety Of Life At Sea, Edition 2009

[2] Sunaryo, Nugroho Yulianto, Talahatu A. Marcus. (2013). Onboard Fire Safety Assessment Standards for Indonesian Non Convention Roll On Roll Off Passenger Ferries. Jakarta: UTM Press.

[3] Fahri, Akhmad. (2013). Konfigurasi Efektifitas Sistem Keselamatan Kebakaran Pada Kapal Penyeberangan Ferry Ro-ro. Depok: Universitas Indonesia.

[4] Estria, Cintha. (2008). Evaluasi Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kapal Penumpang KM. Lambelu PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) Tahun 2008. Depok: Universitas Indonesia.

[5] ImarE. (2013). Penyebab Kebakaran di Kamar Mesin. Jakarta: Wisma Gading Permai. [6] Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000

[7] Brian Y. Lattimer. 1992. Heat Fluxes from Fires to Surfaces - SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, National Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA.

[8] Walton William D., Thomas Philip H. 1992. Estimating Temperature in Compartment Fire – SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, National Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA [9] Manajemen Sistem K3 Pengamanan Kebakaran oleh Dinas Pemadam Kebakaran

Referensi

Dokumen terkait

Sarana sosialisasi menjadi penting baik bagi Panitia Pelaksana Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa maupun bagi masyarakat Mamuya pada umumnya, tahapan-

Jumlah kandungan oksigen yang bisa diserap oleh tubuh pada sebagian besar manusia bisa dianggap lebih rendah dari yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, pelepasan energi yang

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa karyawan divisi logistik (Lampiran C-1), karyawan berpendapat bahwa mereka melakukan pekerjaan diluar scope. Berdasarkan

Secara umum tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK) diartikan sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu

Pengaruh kombinasi metode woolwich dengan pijat endorphine terhadap kadar hormon prolaktin dan volume ASI sangat signifikan, jika teknik ini dilakukan oleh ibu

Konawe Eselon III-A Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar

Untuk membandingkan perubahan yang terjadi atas penerapan SAK ETAP dan PA-BPR, laporan yang akan dikomparasikan adalah laporan keuangan periode 2009.