• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN. (Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan) Oleh. Wella Ayu Diah Safitri NPM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN. (Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan) Oleh. Wella Ayu Diah Safitri NPM."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN

DAKWAH

BIL HAL

(Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Lampung Selatan)

Oleh

Wella Ayu Diah Safitri

NPM.14125656

Jurusan

: Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas

: Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H / 2018 M

(2)

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN DAKWAH BIL HAL (Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

WELLA AYU DIAH SAFITRI NPM. 14125466

Pembimbing I : Dr. Mat Jalil, M.Hum Pembimbing II : Dra.Yerni, M.Pd

Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas: Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H/ 2018 M

(3)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

Jl. KH. Dewantara 15 A Kota Metro Lampung 34111 Telp. (0725) 41507

Faxsimile (0725) 47296 website: www.fuad.metrouniv.ac.id. E-mail: fuad.iain@metrouniv.ac.id

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN DAKWAH BIL HAL (Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan)

Nama : WELLA AYU DIAH SAFITRI

NPM : 14125656

Fakultas : Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

MENYETUJUI

Untuk dimunaqosyahkan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Metro.

Metro, Juli 2018

Pembimbing I,

Dr. Mat Jalil, M.Hum

NIP 19620812 199803 1 004

Pembimbing II,

Dra. Yerni, M.Pd.

(4)
(5)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

Jl. KH. Dewantara 15 A Kota Metro Lampung 34111 Telp. (0725) 41507

Faxsimile (0725) 47296 website: www.fuad.metrouniv.ac.id. E-mail: fuad.iain@metrouniv.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN No:

Skripsi dengan judul : PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN DAKWAH BIL HAL (Studi Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan), disusun oleh: WELLA AYU DIAH SAFITRI, NPM 14125656, Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam telah diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah pada hari/tanggal: Kamis, 19 Juli 2018.

TIM PENGUJI:

Ketua : Dr. Mat Jalil, M.Hum. (...)

Penguji I : Dra. Khotijah M.Pd. (...) Penguji II : Dra. Yerni Amir M.Pd. (...) Sekertaris : Khoirul Huda M.Pd. (...)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah,

Dr. Mat Jalil, M.Hum. NIP 19620812 199803 1 004

(6)

ABSTRAK

PERAN MASYARAKAT TERHADAP DAKWAH BIL HAL (Studi Kasus Di desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan)

Oleh:

WELLA AYU DIAH SAFITRI

Menyampaikan dakwah bukanlah hal yang mudah, diperlukan peran masyarakat agar tercapai keberhasilan dakwah yang maksimal, peran merupakan tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa, satu kesatuan hidup manusia yang memiliki suatu sistem kebiasaan-kebiasaan dan tata cara hidup bersama dan mengganggap diri mereka satu kesatuan sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Masyarakat Terhadap Dakwah Bil Hal Di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan. Penelitin ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi atau pengamatan. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat yang rutin mengikuti kegiatan dakwah dan kegiatan sosial dilingkungan yang ada di Desa Sukadamai. Pengamatan yang dilaksanakan terhadap masyarakat yang rutin melaksanakan dakwah dan melakukan kegiatan sosial. Semua data-data tersebut dianalisis secara induktif.

Hasil penelitian adalah masyarakat di Desa Sukadamai sudah menerapkan dakwah bil hal dengan baik, sehingga dapat membantu sesama masyarakat untuk melaksanakan dakwah bil hal,seperti memakmurkan masjid, mengikuti majelis ilmu, membantu fakir miskin dan menyantuni anak yatim piatu, selain itu kegiatan sosial seperti gotong royong, melakukan posyandu, ronda malam, dan memenafaatkan fasilitas kesehatan yang telah di sediakan oleh pemerintah desa Sukadamai. faktor pendukung 1) Adanya tanggung jawab dan loyalitas tokoh agama dan aparat pemerintah di desa Sukadamai 2) Masyarakat tetap semangat dalam menjalankan sholat di masjid dan mengikuti majelis ilmu di masjid maupun dilingkungan di desa Sukadamai 3)Peran masyarakat dalam beribadah saling tolong menolong cukup baik, dan memiliki rasa tanggung jawab kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. 4) Peran masyarakat diingkungan dalam melaksanakan gotong royong, ronda malam, dan posyandu berjalan lancar dan diikuti masyarakat di desa Sukadamai. Faktor penghambat pelaksanaan peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal yaitu karakter masyarakat yang berbeda-beda yang terkadang tidak bisa selalu mengikuti kegiatan di masjid maupun di lingkungan. Karena peran masyarakat sangat penting untuk menunjang kegiatan dakwah maupun kegiatan di lingkungan desa. Adapun untuk mengajak masyarakat yang digunakan yaitu dengan nasihat yang baik secara lemah lembut dan perbuatan, jadi mencotohkan dengan perbuatan sehari-hari.

(7)

ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : WELLA AYU DIAH SAFITRI

NPM : 14125656

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Metro, Juli 2018 Yang Menyatakan,

Wella Ayu Diah Safitri NPM. 14125656

(8)

MOTTO

































Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Quran Surat Al-Ma’idah Ayat 2)

(9)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta yaitu Ayah Lilik Purnomo Dan Ibu Yayuk Andriyani terimakasih atas segala doa, dukungan, dan kasih sayang yang selama ini diberikan untuk kesuksesanku.

2. Adik tercinta Indra Sadewo dan Abidah Altaf Azzahra, dan Sahabat Terbaik Nurul Hidayah, Tiva Oktaviani, Reza Oktaviana, Renny Ayu Sefriana, Nia Agustin, teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat.

3. Dosen Pembimbing I Dr. Mat Jalil., M.Hum. yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi.

4. Dosen Pembimbing II Dra. Yerni, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi.

5. Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. 6. Rektor IAIN Metro.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesikan Skripsi dengan judul Peran Masyarakat Terhadap Dahwah Bil Hal (Studi di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan).

Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh gelar S.Sos.

Penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor IAIN Metro, Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah sekaligus Pembimbing I, Dr. Mat Jalil, M.Hum, dan Pembimbing II, Dra. Yerni, M.Pd, yang telah memberi bimbingan penulisan skripsi yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama penulis menempuh pendidikan. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak terkait di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Penulis berharap semoga hasil penelitian yang dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Metro, 19 Juli 2018 Penulis,

WELLA AYU DIAH SAFITRI

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv ABSTRAK ... v ORISINALITAS PENELITIAN ... vi MOTTO ... vii PERSEMBAHAN ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Fokus Penelitian ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

E. Penelitian Yang Relevan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Peran ... 10

1. Pengertian Peran... 10

2. Pengertian Masyarakat ... 13

3. Jenis-jenis Masyarakat ... 15

B. Dakwah Bil Hal ... 16

1. Pengertian Dakwah ... 16

2. Macam macam dakwah ... 20

3. Dakwah bil hal ... 21

4. Dasar Perintah Dakwah Bil hal ... 23

5. Metode Dakwah Bil Hal... 25

C. Dakwah Pada Masyarakat ... 25

1. Jamaaah yasin ... 26

2. Majelis taklim ... 26

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 28

B. Sumber Data ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Sukadmai Kecamatan Natar Lampung Selatan ... 37

1. Sejarah Desa Sukadamai ... 37

2. Sejarah Pemerintahan Desa Sukadmai ... 38

3. Visi dan Misi Desa Sukadmai ... 42

B. Peran Masyarakat terhadap Dakwah Bil Hal dalam Kegiatan Masyarakat di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan ... 1. Hasil Wawancara dan Observasi ... 43

2. Proses Kegiatan Dakwah Bil Hal Masyarakat di Desa Sukadamai ... 48

3. Faktor Pendukukung dan Penghambat aktivitas peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di desa sukadamai ... 51 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 53 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan (SK) Bimbingan 2. Outline

3. Alat Pengumpulan Data (APD) 4. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian 5. Surat Tugas

6. Surat Izin Research

7. Surat keterangan Persetujuan Research 8. Surat Bimbingan Konsultasi Skripsi 9. Surat Keterangan Bebas Pustaka 10. Kisi-kisi Observasi

11. Lembar Observasi 12. Daftar Mad’u

13. Transkrip Hasil Wawancara

(14)

DAFTAR TABEL

1. Perbatasan Desa Braja Fajar ... 65

2. Pembagian Dusun Desa Braja Fajar ... 66

3. Pembagian RW Desa Braja Fajar ... 66

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan (SK) Bimbingan 2. Outline

3. Alat Pengumpulan Data (APD) 4. Surat Tugas

5. Surat Izin Research

6. Surat keterangan Persetujuan Research 7. Surat Bimbingan Konsultasi Skripsi 8. Surat Keterangan Bebas Pustaka 9. Kisi-kisi Observasi

10. Lembar Observasi 11. Daftar Narasumber

12. Transkrip Hasil Wawancara

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat.1 Hal ini berlangsung sepanjang zaman, kapanpun, dan kepada siapapun. Sebagai agama dakwah, Islam disebarluaskan dan diperkenalkan kepada manusia melalui aktivitas dakwah, tidak melalui kekerasan, pemaksaan dan intimidasi. Islam tidak membenarkan pemeluknya melakukan pemaksaan terhadap manusia, agar mau memeluk agama Islam. Jadi, Islam menginginkan setiap orang memeluk agama Islam dengan sukarela, ikhlas dan damai.

Mengajak umat agar mau menerima sekaligus melaksanakan ajaran-ajarannya dalam segala aspek kehidupan, maka diperlukan metode dakwah bil hal yang tepat misalnya tolong menolong antar masyarakat karena manusia adalah mahluk sosial artinya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan menyantuni anak yatim seperti, firman Allah SWT Quran Surat Al-Baqarah .

1Shaleh dan Amin Masyur, Metode Dakwah Islam, (Yogyakarta: Sumbangsih

(17)

                             

Artinya : dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil

(yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.2

Metode da’i sebagai subyek dakwah juga memegang peranan yang sangat penting, karena da’i sebagai pihak pengajak atau penyeru dakwah. Seorang da’i harus bisa menentukan metode yang tepat untuk diterapkan pada

mad’u. Hal ini karena mad’u bersifat heterogen dan massal. Setiap mad’u

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi pendidikan, mata pencaharian atau kondisi ekonomi, status sosial, politik, kebudayaan dan sebagainya yang sangat beragam. Oleh sebab itu da’i harus bisa membaca dan memahami kondisi mad’u, sehingga dakwah yang dilakukannya bisa mengenai sasaran yang tepat.3

Mencapai keberhasilan aktivitas dakwah Islam banyak metode dakwah yang dapat dipilih dan salah satunya adalah, metode yang diberikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat Rasulullah Saw yaitu percontohan secara langsung yang dikenal dengan Uswatun Hasanah. Strategi dakwah ini

2 Q.S Al Baqarah (2):38.

(18)

dinamakan strategi dakwah bil hal, yakni seluruh tindakan non-verbal yang dilakukan individu maupun kolektif untuk mengkonstruksi tatanan sosial yang lebih baik dan tidak bertentangan dengan tuntunan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah bil hal dalam bidang sedekah untuk mencapai tatanan masyarakat mu’akhat, yaitu persaudaraan dari dua kelompok umat Islam. Nabi Muhammad Saw dengan kesungguhan dan totalitasnya memimpin untuk memakmurkan masjid yang dibangun dengan menggunakan dari batang dan pelepah kurma di zaman jahiliyyah menghadapi serbuan orang yang menentang dan memusuhi dakwah beliau4. Efektif atau tidaknya suatu metode dakwah sangat bergantung beberapa hal yang melingkupinya baik prinsip-prinsip penggunaan, metode atau juga faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran dan penggunaan metode tersebut.

Istilah dakwah menunjukkan pada dua hal yang pertama, adanya organisasi (sistem) dakwah untuk menunaikan fardhu kifayah dan kedua, pelaksanaan dakwah perorangan dalam hubungannya dengan kriteria di atas maka yang pertama dapat disebut dakwah dan kedua dapat disebut tabligh. Terbentuknya lembaga dakwah berangkat dari kesadaran individual untuk melaksanakan tabligh yang berkembang menjadi kesadaran kolektif untuk melaksanakan dakwah dalam suatu sistem tertentu dalam lembaga dakwah.

4Ayub Muhsin dan Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema

(19)

Allah SWT telah memberikan petunjuk bahwa dalam melaksanakan tugas dakwah haruslah dengan suatu organisasi khusus, harus ada lembaga tersendiri seperti yang tercakup dalam firman Allah SWT.





























































Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang

mendapat siksa yang berat”. 5

Ayat tersebut di atas mewajibkan agar umat Islam mendirikan jama’ah khusus, satu organisasi yang bertugas diladang dakwah dan organisasi itu haruslah di atas dua asas pokok. Keimanan dan persaudaraan sehingga jama’ah muslim akan sanggup menunaikan tugas beratnya dalam kehidupan manusia dan dalam sejarah manusia, tugas menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar menegakkan kehidupan diatas dasar ma’ruf dan membersihkan dari kotoran munkar, serta diperingatkan jangan bercerai berai dan bersengketa supaya tetap kuat.

Mendukung dakwah Islamiyah perlu adanya satu lembaga khusus yang bertugas dalam bidang dakwah Islamiyah berdasarkan asas keimanan

(20)

dan persaudaraan. Tanpa adanya organisasi dan lembaga dakwah, dakwah Islamiyah tidak dapat berjalan dengan baik bahkan kemungkinan besar akan berhenti sama sekali.

Sukadamai adalah Desa di wilayah kec Natar kabupaten Lampung Selatan. Desa Sukadamai memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Meskipun demikian tidak semua masyarakat Sukadamai melaksanakan semua syariat Islam dengan baik padahal ustadz di Desa Sukadamai termasuk banyak, terlebih masyarakat yang kurang aktif, belum mau mengikui acara keagamaan atau kegiatan sosial diDesa Sukadamai, misalnya mengikuti kajian di masjid, memberikan santunan kepada anak yatim piatu.

Fokus penelitian pada skripsi ini peneliti berfokus pada Peran Masyarakat terhadap kegiatan Dakwah Bil hal di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Dakwah bil hal yang seperti ini lebih ditekankan pada sikap perilaku dan kegiatan nyata yang secara interaktif mendekatkan masyarakat pada kebutuhannya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi peningkatan keberagamaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berkaitan dengan peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal studi kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung selatan.

(21)

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan meliputi:

1. Bagaimana peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di Desa Sukadamai?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat aktivitas peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di Desa Sukadamai ?

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada skripsi ini peneliti berfokus pada Peran Masyarakat terhadap Dakah Bil hal di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .

D. Tujuan dan Manfat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di Desa Sukadamai

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat aktivitas peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di Desa Sukadamai.

2. Manfaat Penelitian

(22)

a. Manfaat Teoritis,dengan diketahuinya permasalahan diharapkan dapat memahami bahwa dalam berdakwah sangat membutuhkan peran masyarakat dan dapat menambah ilmu pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Metro.

b. Manfaat Praktis, menambah wawasan tentang pentingnya peran masyarakat terhadap dakwah bil hal sebagai salah satu bidang kajian ilmu keIslaman atau dakwah yang mampu memberikan gambaran dan pemahaman dalam proses berdakwah.

E. Penelitian Releven

Bahwasanya untuk membedakan dengan peneliti lain, maka peneliti mencantumkan peneliti terdahulu agar menunjukkan keaslian dalam penelitian ini :

1. Skripsi yang di tulis oleh Mohammad Zaki Suaidy (2014). Penelitian ini berjudul “Dakwah Bil-HAl Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa Timur Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Tahun 2013-2014 ” Penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa, pelaksanaan Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Dakwah bil-hâl dilaksanakan melalui program pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan ekonomi dilakukan spesifik melalui YPPW-PPWS diharapkan mampu menjembatani dan membantu masyarakat Ngabar keluar dari kemiskinan melalui model-model pemberdayaan yang dilakukan.

(23)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Undriyati (2015). Penelitian ini berjudul “Strategi Dakwah Bil hal Di Masjid Jami’ Asholikhin Bringin Ngaliyan”. Penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa, Strategi dakwah bil hal yang dilakukan di Masjid Jami’Asholikhin Bringin Timur Tambak Aji Ngaliyan Semarang melalui berbagai kegiatan diantaranya santunan anak yatim dan yatim piatu, bantuan kepada fakir miskin, khitan masal, pendidikan dan bakti sosial, kegiatan dakwah dilakukan dengan menggunakan manajemen dakwah mulai dari perencanaan sampai pengawasan yang berkesinambungan, sedangkan pendanaan dari dakwah bil hal didapatkan dari donator yan g berasal dari masyarakat dan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh LAZ Masjid Jami’ Asholikhin Bringin Timur Tambak Aji Ngaliyan Semarang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Drajat Sucipto (2016). Penelitian ini berjudul “Implementasi Dakwah Bil hal Pac Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (Ipnu-Ippnu) Karanglewas Tahun 2016”. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, bahwa implementasi dakwah bil hal yang dilakukan oleh PAC IPNU-IPPNU kecamatan Karanglewas meliputi beberapa bidang Bidang Pendidikan dalam aspek ini dakwah bil hal PAC IPNU-IPPNU kecamatan Karanglewas diimplementasikan melalui kegiatan pengajian rutin Ahad Wage dan pembentukan serta pembinaan Madrasah Diniyyah (Madin). Bidang Ekonomi dalam aspek ini dakwah bil hal PAC IPNU-IPPNU kecamatan Karanglewas diimplementasikan melalui kegiatan ekonomi

(24)

kreatif berupa pemanfaatan limbah minyak untuk menambah pemasukan kas organisasi, Bidang Sosial dalam aspek ini dakwah bil hal PAC IPNU-IPPNU kecamatan Karanglewas diimplementasikan melalui kegiatan penanaman seribu pohon sebagai wujud partisipasi dalam upaya pelestarian lingkunganserta mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti sunatan massal, pengobatan gratis, donor darah, serta renovasi masjid dan mushala.

Ketiga kajian atau penelitian tersebut, bahwa penelitian dalam skripsi ini sangat berbeda dengan kajian maupun penelitian yang sudah ada. Adapun sisi persamaannya adalah terdapat pada dakwah bil hal. Perbedaannya terletak pada fokus penelitian yaitu pada karyanya, dalam penelitian ini mencoba melengkapi kajian tentang Peran dakwah bil hal dalam pembahasan secara globalnya adalah Peran Dakwah yang sudah ada.

(25)

25

BAB II

LANDASAN TEORI A. Peran

1. Pengertian peran

Peran secara bahasa perangkat tingkah yang diharapkan untuk dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.6

Menurut Soerjono Soekanto peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.7

Peran yaitu serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang harus individu lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.8

6 Wirutomo, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pustaka Media, 2007), h.

845.

7 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, 1986, hlm 25. 8 Friedman, Marilyn M, Family Nursing, Theory & Practice, (Jakarta: EGG,

(26)

Peran yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu kegiatan.9

Peran yaitu sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang utama.10

Peran yaitu aspek yang dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran.11

Pengertian Peran kata peran diambil dari istilah teater dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompok-kelompok masyarakat. Arti peran adalah bagian yang kita mainkan pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan.12

Peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa perilaku yang mesti diakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi.13 Dan peran adalah proses dinamis kedudukan status.14

9 Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar,

(Jakarta:Badan pengembangan dan pembinaan bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 402.

10

Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 869.

11 Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 268. 12 Wolfman, Brunetta R, Peran kaum wanita,(Yogyakarta:kanisius.1992) Hal 10. 13

Suhardono, edy, teori peran , konsep devirasi dan

implikasinya,(Jakarta:gramedia pustaka utama 1994 ) Hal 15.

14Soekanto, soerjono, sosiologi suatu pengantar,(Jakarta:Edisi baru rajawali

(27)

Peran dapat diartikan sebagai orentiasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial, dengan peran tersebut sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berprilaku sesuai harapan orang atau lingkunganya.15 Adapun pembagian peran menurut soekanto, peran di bagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.16

a. Peran aktif

Adalah peran yang diberikan anggota kelompok karena kedudukanya di dalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, seperti pengurus, pejabat dan lain sebagainya.

b. Peran partisipatif

Adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri.

c. Peran pasif

Adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok menahan diri agar memberikan kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.

Peran juga dapat dilakukan dalam bentuk amal usaha atau karya nyata (Qs. Ar-Ro’ad : 11)

15

Riyadi, perencanaan pembangunan daerah strategi pengendalikan potensi

dalam mewujudkan otonomi daerah,(Jakarta: Gramedia 2002) Hal 138.

16Soekanto soejono, sosiologi sebagai pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo

(28)



















































Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan ang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.17

Ayat diatas, menunjuk pada suatu makna peran, bahwa Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang terlebih dahulu berupaya merubah nasibnya. Makna tersebut berarti, Allah SWT akan memberikan jalan kepada perubahan apabila ada ikhtiar atau usaha merubah nasib mereka kepada yang lebih baik, mempertinggi mutu diri dan mutu amal, melepaskan diri dari perbudakan selain Allah.18

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran merupakan suatu tindakan yang membatasi seseorang maupun suatu organisasi untuk melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah disepakati bersama agar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dan peran adalah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa.

17

QS. Ar-Ra’d (13) : 11.

18

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera hati, 2002), h.53-54-236.

(29)

2. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat atau tidak dibuat oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.

Menurut Mc Keachie dan Doyle masyarakat adalah sekelompok manusia yang bergantung satu sama lain dan yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompok. Masyarakat kecil adalah keluarga, masyarakat yang lebih besar adalah

(30)

suku bangsa dan negara, dan masyarakat terbesar adlah seluruh umat manusia.19

Menurut Koentjaranningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.20 Beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan maka masyarakat adalah satu kesatuan hidup manusia yang memiliki suatu sistem kebiasaan-kebiasaan dan tata cara hidup bersama dan mengganggap diri mereka satu kesatuan sosial, firman Allah SWT Quran surat Al hujuraat:











































Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.21

19

Jayadinata, T. Johara, Tata guna tanah dalam perencanaan peDesaan,

perkotaan, dan wilayah, (Bandung :penerbit ITB 2000 ) hal 26.

20Koetjaningrat,metode-metode peneliian masyarakat,(Jakarta: penerbit PT

Gramedi 1997) hal 17.

(31)

3. Jenis-jenis Masyarakat a. Masyarakat Desa

Secara awam, masyarakat Desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana) Namun, pandangan tersebut sebenarnya kurang tepat, karena masyarakat Desa tinggal di suatu kawasan, wilayah tutorial tertentu yang disebut Desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang pengetahuan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks.

Desa masih dianggap sebagai standar pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong-menolong, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, warga dan pemimpinya bersifat informal, patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di Desanya dan lain-lain.

b. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal atau Desa yang bersifat heterogen dan majemuk karena terdiri dari berbagai jenis pekerjaan dan keahlian dan datang dari berbagai ras,etnis,dan agama. maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam.

(32)

B. Dakwah Bil Hal

1. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa) dakwah berasal dari bahasa arab, da’a yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.22 Sedangkan menurut terminologi dakwah adalah merupakan suatu usaha mepertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT, dengan menjalankan syari’atnya sehingga mereka dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.23

Dakwah juga mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur- unsur paksaan.

Pengertian integralistik dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh pengembang dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kepada ajaran Allah SWT. Secara terminologi pengertian dakwah beraneka ragam, prakitisi dakwah mendefinisikan istilah dakwah antara lain :

22 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Cet.1, (Jakarta: Amzah,2009), h. 1. 23 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas. 2001), h. 20.

(33)

a. Menurut Toha Yahya Umar dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat24.

b. Juma’ah Amin Abdul Aziz, dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada agama yang di ridhoi oleh Allah SWT untuk alam semesta dan ajaran-ajarannya yang telah diturunkan oleh Allah SWT, sebagai wahyu atas rasulNya25.

c. Muhammad Khidir Husain dalam bukunya “ Dakwah Ila al-Islah” mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan

amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan

dan bahagia dunia dan akhirat.26

d. Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al Islamiyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni menyampaikan isi kandungan ajaran Islam, baik itu akidah, syari’at, maupun akhlak.27

e. Nasrudin Latif mengatakan, bahwa dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati

24

Ibid., h. 3.

25 Nasarudin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma Dara,

1998) h. 11.

26

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006). h. 19.

(34)

Allah SWT, sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.28

f. Masdar Helmi mengatakan bahwa, dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran Allah SWT (Islam) termasuk amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.29

g. Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau mengubah situasi yang tidak baik menjadi situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap diri pribadi maupun masyarakat.30

h. Syaikh Muhammad Ash-Shawwaf mengatakan, “Dakwah adalah risalah langit yang diturunkan ke bumi, berupa hidayah sang khalik kepada mahluk,yakni din dan jalan-jalan-Nya yang lurus yang sengaja dipilih-Nyadan dijadikan jalan sebagai jalan satu-satunya untuk bisa selamat kembali kepada-Nya31.”

Hal ini mengingat kita kepada firman Allah surat Ali – Imran ayat 19.























































28

M.S.Nasrudin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta: PT Firman Dara, tt). h. 11.

29 Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra, tt.).

h. 31.

30 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h. 194. 31 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah,(Jakarta: Amzah 2008). h 20.

(35)

Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah

Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya32.

Berdasarkan definisi dakwah menurut praktisi dakwah tersebut dapat diartikan bahwa dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Agama Islam kepada ummat manusia. Sebagai suatu proses dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, te tapi usaha untuk mengubah

way of thinking, way of feeling dan way of life manusia sebagai sasaran

dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.

2. Macam-macam dakwah

Menurut peneliti, secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan kedalam tiga macam, yaitu33.

a. Dakwah bi Al-Lisan

Dakwah bi al-Lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan diantara lain dengan cermah-ceramah, khutbah,diskusi, nasihat dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis taklim, khutbah di masjid-masjid atau ceramah pengajian-pengajian, dari aspek jumlah barangkali dakwah melalui lisan (ceramah dan yang lainya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru dakwah ditengah-tengah masyarakat.

32 QS. Ali Imran (3) : 19. 33

(36)

b. Dakwah bil Al-Hal

Dakwah bil al-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasinya dapat dirasakan secara konkrit oleh masyarakat sebagai objek dakwah.

Dakwah bil al-hal dilakukan oleh Rasullullah, terbukti bahwa pertama kali tiba dimadinah pertama kali yang dilakukan nabi adalah membangun masjid Al-Quba, mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin, kedua hal ini adalah dakwah nyata yang dilakukan oleh nabi yang dapat dikatakan sebagai dakwah bi

al-hal.

c. Dakwah Bil Al-Qalam

Dakwah bil al-qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis disurat kabar, majalah, buku, maupun di internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bi

al-qalam ini lebih luas dari media lisan, demikian pula metode

yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi al-qalam ini.

3. Dakwah bil hal

Secara etimologi dakwah bil hal merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata dakwah dan al-haal. Kata dakwah artinya menyeru, memanggil. Sedangkat kata al-haal berari keadaan. Jika dua kata tadi dihubungkan maka dakwah bil hal mengandung arti “memanggil,

(37)

menyeru dengan menggunakan keadaan, atau menyeru, mengajak dengan perbuatan nyata.”

Secara terminologis dakwah mengandung pengertian mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan menuntut pada petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajiakan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata seperti yang dilakukan oleh Rasullullah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba madinah adalah pemangunan Masjid Quba, mempersatukan kaum ansor dan muhajirin dalam ikatan ukhwah Islamiyah dan seterusnya. Dakwah bil hal adalah bentuk ajakan kepada Islam dalam bentuk amal, kerja nyata, baik yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan Islam, kerja bakti, mendirikan bangunan keagamaan, penyantunan masyarakat secara ekonomis, kesehatan atau bahkan acara-acara hiburan keagamaan Dakwah bil hal merupakan aktifitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan nyata terhadapan kebutuhan penerima dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan menyantuni anak-anak yatim piatu orang miskin dan dhuafa.

Dakwah tidak hanya diartikan sebagai dakwah bil-lisan saja. Karena cakupan dakwah sangat luas maka pengertian dakwah bil hal dan dakwah bi al-kitabah perlu diterjemahkan dan dikontekstualkan sesuai dengan situasi dan kondisi skarang.34

Faisal Ismail menyatakan dakwah bil hal merupakan model dakwah yang sesuai dikembangkan dalam pembangunan atau

34

Siti Muru’ah,Metodologi Dakwah Konterporer,(Yogyakarta:Mitra Pustaka,2000) hal.75.

(38)

pengembangan masyarakat, mengingat pengembangan masyarakat menuntut adanya kerja dan karya nyata.35

Dakwah bil hal lebih fokus pada amal usaha atau karya nyata yang bisa dinikmati dan bisa mengangkat harkat, martabat, dan kesejahteraan hidup kelompok masyarakat. Dakwah bil hal lebih mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar mad’u mengikuti jejak hal ikhwal para da’i.

Sebenernya etos kerja kaum muslimin dalam hal ini di indonesia cukup tinggi semangatnya di beberapa daerah yang dikategorikan sebagai basis santri, kehidupan ekonomi kaum muslimin cukup menonjol dan berkembang dinamis.36

Konsep dakwah bil hal ini sendiri bersumber pada ajaran Islam, sebagaimana yang dicontohkan secara langsung oleh Rosullulloh Saw serta para sahabat beliau, dan umat Islam ini. Namun para realita dilapangan, justru pada misionaris yang mempraktekkannya, sedangkan dakwah Islam masih terjebak pada nilai-nilai normalistik yang kaku. Secara tidak langsung, keadaan inilah yang sering terjadinya perpindahan agama, khususnya mereka

35

Nasruddin Harahap, Dakwah Pembangunan (Yogyakarta: DPD Golkar Tk. I, 1992),h.191.

36

(39)

yang bertempat tinggal di plosok-plosok Desa, supaya tidak terkadi lagi pindah agama (murtad)37.

Dakwah bil hal adalah bentuk ajakan kepada Islam dalam bentuk amal, kerja nyata, baik yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan Islam, kerja bakti, mendirikan bangunan keagamaan penyantunan masyarakat secara ekonomis, kesehatan atau acara-acara hiburan keagamaan.

4. Dasar Perintah Dakwah Bil hal

Hukum dakwah bil hal adalah wajib, karena berdakwah sama hal nya dengan berjihad dimana seorang da’i wajib memperjuangkan dan menyebarkan ajaran agama Islam kepada seluruh ummat manusia, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fussilat ayat 33 :





























Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang

yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"38

Tujuan dakwah bil hal adalah sama dengan tujuan pemberdayaan atau pengembangan masyarakat, yakni mengedepankan keinginan, upaya

37

Fathur bahri an nabiry, Meniti jalan dakwah,(Jakarta:2008), h. 250.

(40)

dan partisipasi masyarakat untuk melakukan perubahan. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, QS. Al-Anfal ayat 53, berbicara tentang perubahan sosial.39







































Artinya: Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu

nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri dan

Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.40

Ayat tersebut berbicara pada perubahan sosial, bukan perubahan individu ini dapat difahami dari penggunaan kata kaum (masyarakat). Suatu perubahan tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Tetapi, dapat bersumber dari seseorang secara pribadi berupa ide-ide kemudian diterima oleh masyarakat luas.

5. Metode Dakwah Bil Hal

Merupakan sebuah metode dakwah yakni metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata. Sebagai sebuah metode, dakwah dengan lisan al-haal juga terikat pada prinsip-prinsip penggunaan metode dan faktor-faktor yang

39

Ibid., h. 231-236.

(41)

mempengaruhinya. Ada hal-hal yang perlu dingat dalam penggunaan metode tersebut:

a. Metode hanyalah suatu pelayan, suatu jalan atau alat saja. b. Tidak ada metode seratus persen baik.

c. Metode yang paling sesuai sekalipunbelum menjamin hasil yang baik dan otomatis.

d. Suatu metode yang sesuai bagi seorang da’i belum tentu sesuai bagi da’i lainnya.

e. Penerapan metode tidak berlaku selamanya.41 Sebagaimana kita maklumi, bahwa metode merupakan bagian dari unsur-unsur dakwah. Sehingga, metode dakwah menjadi wajib ada dalam prosesnya dakwah bil-hal.

C. Dakwah Pada Masyarakat

Dakwah yang ada di dalam masyarakat biasanya disampaikan di masjid oleh Dai yang didalamnya membahas tentang kajian Islam serta mad’u yang menghadiri dan mengamalkan dalam kehidupanya, baik ajaran tentang berbagi sedekah, akidah, fikih, maupun ajaran lainya yang terkandung dalam Al-Quran dan hadist.

1. Jamaaah yasin

Yasinan merupakan bentuk ijtihad para ulama untuk mensyiarkan Islam dengan dengan jalan mengajak masyarakat membaca Al-Quran, salah satunya surat yasin maka disebut

(42)

yasinan, kegiatan membaca surat yasin secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang kaum, biasanya yasinan dilengkapi oleh bacaan alfatihah, tahlil serta ditutup oleh pembacaan doa dan diamini oleh jamaah. Yasinan dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya bapak-bapak melakukan kegiatan yasinan malam jumat dan ibu-ibu pada malam senin dan dilakukan di rumah-rumah secara beriliran. Yasinan bisa dimaknai sebagai forum silaturahmi warga yang awalnya tidak kenal menjadi kenal, yang awalnya tidak akrab menjadi akrab, tradisi yasinan juga dipandang sebagai perekat hubungan sosial warga dan menumbuhkan rasa empati dan simpati warga.42

2. Majelis taklim

Majelis taklim adalah kelompok pengajian yang tersebar di indonesia ini, uniknya mayoritas diikuti oleh ibu-ibu bahkan di majelis taklim seratus persen jamaahnya perempuan. Laki-laki kalau bukan ustadznya, hanya partizan penggembira atau pendukung. Majelis taklim berbasis di masjid-masjid masyarakat yang jutaan jumlahnya diindonesia. Sebagaimana jutaan jumlah masjid diindonesia, maka jutaan Majelis taklim pun hidup dan berkembang

42 Sudirman anwar, management of student development, (Tembilahan Riau: januari

(43)

dari masjid-masjid kecil hingga masjid-masjid besar, di perDesaann- perDesaann hingga wilayah perkotaan43.

Majelis taklim lahir, tumbuh dan berkembang di masyarakat karena kebutuhan akan pembinaan masyarakat muslim, pendidikan Islam dan pelaksanaan dakwah. Karena kuat hubunganya dengan keluarga, aktivis majelis taklim umumnya adalah kaum ibu yang konsern pada pada pendidikan agama dikeluarga dan masyarakat. 3. Remaja Islam Masjid

Remaja Islam Masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah dilingkungan suatu masjid diindonesia, organisasi pemuda remaja masjid seperti BKPRMI (badan komunikasi penyuluhan remaja masjid indonesia, tahun berdiri 1977).

Remaja Islam Masjid merupakan suatu komunitas tersendiri di dalam masjid mereka adalah kader, yang juga berupaya membentengi para remaja agar tidak terjerumus kedala tindakan kenakalan yang meresahkan orang banyak. Kehadiran mereka menambah kemakmuran masjid dan bermanfaat untuk mereka dan masyarakat luas, remaja Islam masjid memiliki kedudukan yang khas yang menyandang nama masjid, tempat suci, tempat ibadah, rumah Allah SWT44.

43 Moeflich hasbullah, Islam dan transformasi masyarakat nusantra, ( Depok,

kencana 2017 ) hal 84-85.

44

(44)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Peran Masyarakat Terhadap Dakwah Bil

Hal di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan. Merupakan

jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan penelitian yang diamati. Jenis penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti dilingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan serta lembaga pendidikan.45 Peneliti akan melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari Desa Sukadami Kecamatan Natar Lampung Selatan.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi berdasarkan fakta yang bertujuan mengumpulkan informasi untuk disusun, dijelaskan, serta dianalisis. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode

45

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 4.

(45)

kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.46

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan sebuah gambaran atau uraian atas suatu keadaan sebagaimana yang diteliti dan dipelajari sehingga hanya merupakan suatu fakta.47 Sedangkan penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.48

Berdasarkan uraian di atas, penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini akan menggambarkan fakta dengan cara yang sistematis dan akurat, tentang penerapan dakwah bil hal dalam kegiatan Masyarakat di Desa Sukadami Kecamatan Natar.

B. Sumber Data

Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi.49 Penelitian yang dilakukan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar menggunakan dua sumber data, yaitu:

46 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 11.

47

Ronny Kountur, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PPM, 2013), h. 53.

48

Moh. Kasiram Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta, Sukses Offset, 2010), h. 175.

49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

(46)

1. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data untuk tujuan penelitian. Sumber data primer merupakan sumber data langsung yang memberikan data kepada

pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari sumber utamanya.50 Data penelitian diperoleh langsung dari subjek utamanya yaitu 1 jajaran pemerintah Desa, 1 tokoh agama dan 3 masyarakat Desa sukadami. 2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah bahan-bahan atau data yang menjadi pelengkap atau penunjang dari sumber data primer.51 Data ini diperoleh dari pihak-pihak yang tidak berkaitan langsung dengan

penelitian, tetapi berhubungan dengan objek penelitian. Merupakan data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, majalah, koran, makalah, artikel dan lain sebagainya yang berhubungan dengan peran masyarakat terhadap dakwah bil hal di Desa Sukadamai.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

50

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet 12, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 224.

51 Cik Hasan Bisri, Penuntun Rencana Penelitian dan Penelitian Skripsi Bidang

(47)

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang dijawab dengan lisan pula.52 Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data primer yang bersumber langsung dari responden, penelitian di lapangan (lokasi), dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan berdasarkan ciri-ciri tertentu.53 Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dengan jumlah responden yang sedikit.54

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan, yang dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada. Wawancara, dalam hal ini akan dilakukan kepada jajaran pemerintah Desa

Nurrohman dan Tokoh agama M.Kadim dan Sutrini, Sutiyem, dan Yuli masyarakat Desa Sukadami.

52 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2009), h. 91.

53 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), h. 68. 54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

(48)

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.55 Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki.56 Secara sederhana observasi berarti bagian dalam pengumpulan data langsung dari lapangan.

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Teknik observasi yang digunakan yaitu observasi non partisipan yaitu mengadakan pengamatan terhadap aktivitas didalam penerapan dakwah bil hal dalam kegiatan masyarakat di Desa Sukadami, tetapi peneliti tidak berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.57

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu berupa sejarah dan profil Desa Sukadamai Kecamatan Natar, struktur organisasi, jumlah penduduk Desa, jadwal kegiatan dan aktivitas lain yang berkaitan.

55

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 158.

56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 187. 57Ibid., h.145.

(49)

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penelitian yang kredibel memerlukan penjamin keabsahan data agar data yang ada dipertangungjawabkan. Demi terjaminnya keakuratan data penelitian kualitatif, maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil

penelitian yang benar.

Penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi yakni mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber.58 Peneliti dalam hal ini menggunakan triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.59 Teknik triangulasi dengan sumber, peneliti

membandingkan data hasil wawancara yang diperoleh dari masing-masing sumber atau informan penelitian sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data secara induktif, yaitu berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian

58

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2016), h. 245.

59 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

(50)

dianalisis dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum.

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.60 Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.61

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.62 Berdasarkan pendapat di atas, teknik analisa data adalah suatu usaha untuk memproses data yang telah dikumpulkan oleh peneliti baik dengan alat pengumpul data yang berupa interview, observasi maupun

dokumentasi. Proses pertama adalah mereduksi data yaitu proses

merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan mencari data yang dianggap penting yang sesuai dengan fokus penelitian. Proses kedua yaitu dengan

data display (penyajian data) yaitu dengan bentuk uraian singkat, bagan,

maupun naratif. Proses ketiga yaitu conclusion drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Terdapat empat metode dalam tenik analisa data yaitu:

1) Metode Deskriptif

Metode deskripsif digunakan untuk menghimpun data aktual. Metode deskriptif dilakukan oleh peneliti yang menggunakan metode kualitatif. Setelah menyusun perencanaan penelitian, peneliti lalu kelapangan (field) tidak membawa alat pengumpul data, melainkan langsung melakukan

60.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Dan R&D, h. 88.

61.

Ibid., h. 91.

62.

(51)

observasi atau pengamatan, sambil mengumpulkan data dan melakukan analisis. Metode deskripsif juga digunakan untuk menggambarkan Peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal di Desa Sukadamai

Kecamatan Natar Lampung Selatan. 2) Metode Historis

Metode historis disebut juga metode dokumenter, karena

penelitian yang dilakukan adalah pada dokumen yang telah silam. Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.63 Metode historis yaitu metode untuk mengetahui sejarah dari tempat yang akan diteliti yaitu Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan.

3) Metode Analisis

Metode analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk metode analisis adalah merangkum sejumlah data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. 64 Metode analisis digunakan untuk menganalisa data yang didapat dari penelitian peran masyarakat terhadap kegiatan

63 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 73. 64

Moh. Kasiram, Metode Penelitian Kualitatif-kuantitatif, (yogyakarta:UIN Maliki Press, 2010), h. 355.

(52)

dakwah bil hal (Studi kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan).

4) Metode kritis

Metode analisis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjective. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras ,suku bangsa, jenis kelamin.65 Metode analisis juga digunakan untuk mengkritisi analisis dari peran masyarakat terhadap kegiatan dakwah bil hal (Studi kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Lampung Selatan).

65

(53)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

1. Sejarah Berdirinya Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Desa Sukadamai pada awalnya adalah bagian dari Desa Margototo kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan. Karena wilayah Margototo sangat luas, maka Sekitar tahun 60-an Desa ini kemudian membentuk wilayah teritorial seperti sekarang ini dengan kepala Desa yang pertama bapak Sutris.

Luas Desa Sukadamai secara keseluruhan adalah 1.560 Ha, Dengan batas-batas sebagai berikut.

No. Arah Perbatasan

Desa Nama Desa Samping Perbatasan

1. Utara Desa Kibang Kecamatan Metro Kibang

2. Timur Desa Karang rejo kecamatan Jati Agung 3. Selatan Desa Rejomulyo kecamatan Jati Agung.

4. Barat Desa Bandarejo kecamatan Natar

Tabel 1: 1 Tabel Perbatasan Desa Sukadamai

Jumlah penduduk 6.524 jiwa, yang terdiri dari laki-laki : 3.210 jiwa, perempuan : 3.314 orang dan 2.066 KK, yang terbagi dalam 9

(Sembilan) wilayah dusun. Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani Sayur, 34

Gambar

Tabel 1: 1 Tabel Perbatasan Desa Sukadamai
Tabel 2:2 Tabel Kepala Desa di Sukadamai
Tabel Observasi tentang Peran Masyarakat Terhadap Dakwah Bil  Hal (Studi  Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait