• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUASA KATA-KATA. dan KEAJAIBAN ALLAH. Editor Umum: John Piper Justin Taylor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUASA KATA-KATA. dan KEAJAIBAN ALLAH. Editor Umum: John Piper Justin Taylor"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KUASA KATA-KATA

dan

KEAJAIBAN ALLAH

Editor Umum:

John Piper

Justin Taylor

Penerbit Momentum 2013

(2)

Kuasa Kata-Kata dan Keajaiban Allah

Oleh: John Piper dan Justin Taylor, editor umum Penerjemah: Soemitro Onggosandjojo

Editor: Yosephin Widhi

Tata Letak: Patrick Serudjo dan Djeffry Pengoreksi: Jessy Siswanto

Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo

Originally published in English under the title:

The Power of Words and the Wonder of God

Copyright © 2009 by Desiring God Ministries Translated and printed with permission from

Crossway Books, a publishing ministry of Good News Publishers 1300 Crescent Street

Wheaton, Illinois 60187, U.S.A. All rights reserved.

Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2010 pada

Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature)

Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275

e-mail: momentum-cl@indo.net.id website: www.momentum.or.id

Perpustakaan: Katalog dalam Terbitan (KDT)

Piper, John

Kuasa kata-kata dan keajaiban Allah / John Piper dan Justin Taylor, editor umum;penerjemah, Soemitro Onggosandjojo; editor, Yosephin Widhi – cet. 1 – Surabaya: Momentum, 2013.

xiii + 198 hlm.; 24 cm.

Judul Asli: The Power of Words and the Wonder of God ISBN 978-602-????-??-?

1. Komunikasi Lisan – Aspek-aspek Religius – Kekristenan

I. Judul II. Soemitro Onggosandjojo III. Yosephin Widhi 2013 241’.672–dc22 Cetakan pertama: Juni 2013

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.

(3)

Untuk mengenang John Bunyan

Yang dalam bukunya yang hebat Pilgrim’s Progress

(Perjalanan Seorang Musafir), dia dengan sungguh-sungguh menulis: Buku ini ditulis dalam suatu dialek sedemikian rupa

Supaya banyak orang yang tak bergairah terpengaruh: Tampaknya seperti hiburan, namun

(4)

DAFTAR ISI

Para Kontributor ix

Penghargaan xiii

Pendahuluan 1 1. Perang dengan Kata-Kata: Menilik Hati demi Allah 9

Paul David Tripp

2. Besi Kendali, Tali Kekang, dan Berkat:

Tafsiran atas Yakobus 3:1-12 37

Sinclair B. Ferguson

3. Apakah Ada Kefasihan Kristen?

Kata-Kata yang Jelas dan Keajaiban Salib 65

John Piper

4. Setajam Apa Mata Pisaunya?

Kristus, Kontroversi, dan Kata-Kata yang Tajam 83

Mark Driscoll

5. Cerita yang Membentuk Iman 115

Daniel Taylor

6. Kata-Kata yang Ajaib:

Apa yang Terjadi Ketika Kita Menyanyi? 135

Bob Kauflin

Percakapan dengan Para Kontributor (Bagian Satu) 155

John Piper, Mark Driscoll, Sinclair Ferguson, dan Justin Taylor

Percakapan dengan Para Kontributor (Bagian Dua) 173

John Piper, Bob Kauflin, Paul Tripp, Daniel Taylor, dan Justin Taylor

(5)

PARA KONTRIBUTOR

Mark Driscoll adalah pendeta pendiri dan pengkhotbah utama Mars Hill Church di Seattle. Dia adalah presiden Act 29 Church Planting

Network (www.acts29network.org) dan pemimpin The Resurgence Missional Theology Cooperative (www.theresurgence.com).

Buku-bukunya meliputi Vintage Jesus; Death by Love; Vintage Church; dan

Religion Saves. Mark dan istrinya, Grace, memiliki lima orang anak.

Sinclair B. Ferguson adalah pelayan senior First Presbyterian Church di Columbia, Carolina Selatan, dan seorang profesor Theo-logi Sistematik di Redeemer Seminary di Dallas. Dia adalah penu-lis beberapa buku, yang terbaru adalah In Christ Alone: Reflections

on the Heart of the Gospel, and Westminster Directory of Public Worship (bersama Mark Dever). Sinclair dan istrinya, Dorothy,

memiliki empat orang anak yang sudah dewasa.

Bob Kauflin adalah direktur pengembangan ibadah untuk

Sove-reign Grace Ministries di Gaithersburg, Maryland. Setelah menerima

gelar dalam performa piano dari Temple University pada tahun 1976, dia bepergian selama delapan tahun bersama kelompok Kris-ten kontemporer GLAD sebagai penulis lagu, pembicara, dan penga-ransemen. Perannya kini termasuk memperlengkapi para pendeta dan musisi dalam bidang theologi dan praktik ibadah kongregasio-nal, menjadi kontributor dari perusahaan rekaman Sovereign Grace, dan menjadi salah satu pemimpin ibadah di Covenant Life Church, yang dia layani sejak tahun 1977. Bukunya yang pertama,

Worship Matters: Leading Others to Encounter the Greatness of God,

diterbitkan oleh Crossway pada tahun 2008, dan blog-nya diberi nama yang sama (www.worshipmatters.com). Bob dan istrinya, Julie, memiliki enam anak dan tujuh cucu.

(6)

Kuasa KATA-KATA DAN KEAJAIBAN ALLAH

x

John Piper adalah pendeta pengkhotbah di Bethlehem Baptist Church di Minneapolis, Minnesota, yang dia layani sejak tahun 1980 untuk “menyebarkan semangat bagi supremasi Allah dalam segala hal untuk sukacita semua orang melalui Yesus Kristus.” John telah menulis lebih dari empat puluh buku, termasuk

Desiring God [Mendambakan Allah (Penerbit Momentum, 2008)]; Don’t Waste Your Life; The Passion of Jesus Christ: Fifty Reasons Why Jesus Came to Die [Penderitaan Yesus Kristus: Lima Puluh Alasan Mengapa Dia Datang untuk Mati (Penerbit Momentum,

2005)]; What Jesus Demands from the World; When I Don’t Desire

God; dan God Is the Gospel. John dan istrinya, Noël, memiliki lima

anak dan cucu-cucu yang terus bertambah.

Daniel Taylor adalah profesor literatur dan kepenulisan di Bethel University di Saint Paul, Minnesota sejak tahun 1977. Dia ber-bicara secara internasional mengenai isu-isu terkait cerita, nilai, karakter, iman, dan budaya kontemporer. Di antara buku-buku-nya adalah Tell Me a Story: The Life-Shaping Power of Our Stories;

Letters to My Children: A Father Passes on His Values; dan yang

terbaru, In Search of Sacred Places: Looking for Wisdom on Celtic

Holy Islands. Taylor juga salah satu pendiri The Legacy Center

(www.thelegacycenter.net), yang mendorong orang-orang dan orga-nisasi untuk mengenali dan melestarikan nilai-nilai dan kisah-ki-sah yang telah membentuk hidup mereka. Dan dan istrinya, Jay-ne, memiliki empat anak dan dua cucu perempuan.

Justin Taylor adalah direktur editorial penerbit Crossway Books di Wheaton, Illinois. Sebelum menduduki jabatan ini, dia melayani sebagai direktur riset theologis dan pendidikan di Desiring God

Ministries. Bersama John Piper, dia menyunting lima buku

konferensi, dan bersama Kelly Kapic, menyunting dua edisi karya John Owen. Dia menulis artikel di blog setiap hari di Between Two Worlds. Justin dan istrinya, Lea, memiliki tiga anak yang masih kecil.

Paul David Tripp memiliki pelayanan ceramah yang ekstensif, baik secara nasional maupun internasional, sebagai presiden Paul Tripp Ministries (www.paultrippministries.org). Dia juga merupa-kan staf pastoral di Tenth Presbyterian Church di Philadelphia, di mana ia berkhotbah pada hari Minggu petang dan memimpin

(7)

Para Kontributor

xi

Ministry to Center City. Dia penulis dari banyak buku. Yang pa-ling jelas terkait dengan tema buku ini adalah bukunya War of

Words: Getting to the Heart of Our Communication Struggles [Perang dengan Kata-Kata: Mengenali Inti Pergumulan dalam Komunikasi

(Penerbit Momentum, 2004)]. Baru-baru ini dia telah menulis A

Quest for More; Whiter Than Snow; dan A Shelter in the Time of Storm. Paul dan istrinya, Luella, mempunyai empat anak yang

(8)

PENDAHULUAN

Justin Taylor

KATA-KATA. Kita memikirkan kata-kata, mendengar kata-kata, mengucapkan kata, menyanyikan kata, menuliskan kata-kata, dan membaca kata-kata – sepanjang waktu. Setiap hari.

Apa kaitan kata-kata dengan Kekristenan? Nyaris segala se-suatu. Pada setiap tahap sejarah penebusan – sejak saat sebelum adanya waktu, sampai masa penciptaan, sampai kejatuhan ma-nusia, sampai penebusan oleh Kristus, dan sampai masa peng-angkatan – “Allah ada di sana dan Ia tidak diam.”1 Perkataan

Allah secara tegas menciptakan, mengonfrontasikan, menuduh, menobatkan, mengoreksi, dan menghibur. Dengan kata-kata (fir-man)-Nya, Ia menafsirkan dan mengajar.

ADEGAN-ADEGAN PEMBUKA ALKITAB

Jika Anda ingin membangun suatu theologi alkitabiah dari kata-kata, Anda dapat berjalan cukup jauh hanya dari beberapa ha-laman awal Alkitab Anda. Pasal-pasal awal Kitab Kejadian penuh dengan Allah yang menggunakan kata-kata untuk menciptakan dan mengatur, memberi nama dan mengartikan, memberkati dan mengutuki, mengajar dan memperingatkan.

Allah berkata (“Berfirmanlah Allah, ‘Jadilah ...’”), dan kenyata-an pun terjadilah (“lalu ... itu jadi” “Dkenyata-an jadilah demikikenyata-an”). Dia

menamai (“Allah menamai ...”), dan semua itu teridentifikasi

se-cara umum. Selanjutnya kita belajar bahwa “dengan firman kua-sa-Nya” Anak Allah, Yesus Kristus, menyokong dan “menopang segala yang ada” (Ibr. 1:3).

(9)

Kuasa KATA-KATA DAN KEAJAIBAN ALLAH

2

Sebelum Allah menciptakan manusia, pertama-tama Ia meng-gunakan kata-kata untuk mengumumkan maksud-Nya (“Baiklah Kita menjadikan ...”). Dan begitu Adam dan Hawa tercipta, peng-alaman mereka yang pertama dengan Allah meliputi kata-kata, pada saat Ia memberi mandat budaya kepada mereka (Beranak-cuculah, bertambah banyak, penuhilah bumi, taklukkanlah itu, berkuasalah), menjelaskan kebebasan mereka (“Boleh kau ...”), dan memperingatkan mereka terhadap ketidaktaatan pada perin-tah-Nya (“Janganlah kau ...”).

Ketika Iblis merayap masuk ke adegan itu sebagai seekor ular yang licik, tindakannya yang pertama ialah berbicara, dan kata-katanya yang jahat dirancang untuk mempertanyakan kata-kata Allah. Langkah pertamanya adalah menyebarkan benih keraguan (“Tentulah Allah berfirman ..., bukan?”). Dan langkah yang kedua adalah satu tuduhan terbuka bahwa Allah itu penipu (“Sekali-kali kamu tidak akan mati”).

Ketika Adam dan Hawa memberontak terhadap satu-satunya larangan yang diberikan kepada mereka, untuk pertama kalinya mereka menyatakan kata-kata yang begitu lazim bagi kita seka-rang ini: takut (“aku menjadi takut”), malu (“aku bersembunyi”), dan menyalahkan orang lain (“Perempuan yang Kautempatkan di sisiku”).

Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka tentang dunia mereka yang baru jatuh – dan memberi mereka kata-kata Injil yang pertama, meramalkan satu saat ketika Dia akan mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya dan meremukkan ke-pala musuh-Nya. Allah menggunakan kata-kata untuk memberi-tahukan kedatangan Firman yang menjadi daging (Yoh. 1).

YESUS, FIRMAN YANG MENJADI DAGING

Ketika pada akhirnya Anak Allah masuk ke dalam sejarah manu-sia sebagai Allah-manumanu-sia, Dia hidup seturut Firman Allah (Luk. 4:4); menuruti Firman-Nya (Yoh. 8:55), dan memberitakan Fir-man-Nya (Mrk. 2:2). Bapa memberi Yesus firman, Yesus memberi-kannya kepada para pengikut-Nya, dan para pengikut-Nya mene-rima firman itu (Yoh. 17:8).

Kata-kata Yesus tidak terpisahkan dari pribadi-Nya2 dan

(10)

Pendahuluan

3

atas kata-kata Kristus sama dengan malu atas Kristus sendiri (Luk. 9:26). Kata-kata-Nya kekal: tidak seperti langit dan bumi, kata-kata Kristus tetap selamanya (Mat. 24:35). Kata-kata-Nya berkuasa: Yesus dapat mengusir roh-roh dengan “sepatah kata” (Mat. 8:16); Dia cukup mengatakan “sepatah kata” dan seseorang akan disembuhkan. Perkataan Yesus adalah “roh dan hidup,” “per-kataan hidup yang kekal” (Yoh. 6:63, 68). Per“per-kataan Yesus berdiam atau tinggal di dalam mereka yang disatukan dengan Kristus dan tinggal di dalam Dia (Yoh. 8:31; Yoh. 15:7; Kol. 3:16). Hanya mere-ka yang mendengar dan memelihara permere-kataan Yesus yang mene-rima berkat dan hidup yang kekal (Luk. 11:28; Yoh. 5:24; 8:47, 52). Mereka yang mendengarkan Dia “tercengang mendengar per-kataan-Nya” (Mrk. 10:24), ingin mendengarkan Dia dan heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya (Luk. 9:48; 4:22). Mereka menyadari bahwa perkataan-Nya memiliki suatu kuasa yang khas (Luk 4:32).

Tetapi Yesus mengkritik mereka yang menggunakan kata-kata dalam doanya untuk menutupi kemunafikan hatinya, “bertele-tele” dan menyangka bahwa “karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan” (Mat. 6:7). Dia menuduh mereka menggunakan adat istiadat mereka untuk menyatakan “firman Allah ... tidak berlaku” (Mat. 15:6). Kata-kata-Nya sendiri tidak mendapatkan tempat dalam hati mereka – beberapa orang tidak mau mendengar firman-Nya dan beberapa orang mendengarkan firman-firman-Nya tetapi menolak untuk memelihara firman itu (Yoh. 8:37, 43; 14:24). Sebagai tanggapan, musuh-musuh Yesus “berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan” (Mat. 22:15).

Yesus memperingatkan bahwa bagaimana seseorang mende-ngarkan dan menanggapi perkataan Yesus menyatakan garis pembagian akhir sejarah keselamatan: pada hari penghakiman, setiap kita akan memberi pertanggungjawaban atas “setiap kata sia-sia yang diucapkan,” entah dibenarkan atau dihukum oleh ka-rena perkataan kita (Mat. 12:36-37), kaka-rena “apa yang keluar dari mulut berasal dari hati” (Mat. 15:18). Jika Anda mendengarkan dan melakukan perkataan Kristus, Anda sama seperti orang bijak-sana yang mendirikan rumahnya di atas batu sehingga dapat te-tap berdiri sekalipun hujan badai melandanya. Tete-tapi mendengar-kan perkataan Kristus dan tidak melakumendengar-kannya sama seperti

(11)

B A B S A T U

PERANG DENGAN

KATA-KATA:

MENILIK HATI DEMI ALLAH

Paul David Tripp

AYA TIDAK BANYAK MENGENAL ANDA, tetapi ada tiga hal yang saya ketahui tentang Anda.

TIGA HAL YANG SAYA KETAHUI TENTANG ANDA

1) Anda Berbicara

Pertama, saya tahu Anda berbicara. Ya ampun, betapa banyaknya Anda berbicara. Beberapa dari kita berbicara lebih banyak ketim-bang yang lain – beberapa di antara kita mengalami kesulitan un-tuk berhenti berbicara – tetapi kita semua berbicara setiap hari. Ya, walaupun terkadang kita tidak selalu menyadari hal itu, na-mun setiap hari hidup kita diisi dengan percakapan. Setiap mo-men dipengaruhi oleh percakapan. Setiap hubungan dan situasi diwarnai dengan perkataan. Kita adalah manusia yang berkata-kata. Akan sangat sulit bagi Anda untuk menemukan aspek yang lebih formatif dalam kehidupan kita sehari-hari daripada dunia perkataan kita. Namun, setiap kali saya mulai memikirkan, mem-bicarakan atau menulis mengenai topik ini, saya mengalami sedi-kit frustrasi. Apa yang membuat saya frustrasi adalah kosakata dalam komunikasi. Istilahnya begitu duniawi – kata-kata,

pem-bicaraan, dialog, percakapan, komunikasi. Kelihatannya semuanya

(12)

Kuasa KATA-KATA DAN KEAJAIBAN ALLAH

10

itu tidak menanggung beban mengenai betapa dalam, signifikan dan pentingnya bidang ini dalam kehidupan yang sebenarnya.

Marilah kita berpikir mengenai betapa signifikannya bagian hidup kita yang satu ini. Ktia harus memulai dengan mengakui bahwa kata-kata pertama yang pernah diucapkan bukan diucap-kan oleh manusia. Kata-kata pertama yang pernah diucapdiucap-kan, diucapkan oleh Allah. Barangkali salah satu hal yang paling jelas bahwa saya seperti Allah ialah bahwa seperti halnya Allah, saya berbicara. Anda dan saya tidak akan pernah memahami betapa pentingnya kata-kata, kecuali jika kita memulainya di sini. Kata-kata itu milik Tuhan. Ini berarti bahwa pada saat Anda meng-ambil kata-kata itu sebagai milik Anda, maka perkataan Anda kehilangan pelindungnya dari kesulitan. Anda tidak pernah meng-ucapkan sepatah kata pun milik Anda sendiri karena kata-kata itu milik Tuhan. Kita berpikir bahwa kata-kata itu tidak begitu penting karena kita berpikir bahwa kata-kata merupakan satu alat kecil yang bermanfaat untuk membuat hidup kita lebih mu-dah dan efisien, pamu-dahal sebenarnya kata-kata itu adalah suatu karunia yang berkuasa yang diberikan oleh Allah yang berkomu-nikasi untuk maksud-maksud ilahi-Nya.

Kita semua terkecoh ke dalam pemikiran bahwa sebenarnya kata-kata itu tidak begitu penting karena kata-kata itu mengisi saat-saat yang tampak tak berarti dalam hidup kita. Mungkin justru karena itulah perkataan itu begitu penting. Saya tidak ingin melukai perasaan Anda, tetapi Anda hanya membuat tiga atau empat keputusan penting di dalam hidup Anda. Kebanyakan dari kita tidak akan tertulis dalam buku-buku sejarah. Beberapa dekade setelah Anda meninggal, orang-orang yang Anda tinggal-kan atinggal-kan sulit mengingat peristiwa-peristiwa di dalam hidup Anda. Anda menjalani hidup Anda benar-benar secara biasa-biasa saja. Dan jika Allah tidak mengatur kelaziman hidup Anda, berarti Dia tidak mengatur hidup Anda, karena di situlah Anda hidup.

Dalam banyak cara, Kitab Amsal adalah suatu risalah tentang pembicaraan. Saya menyimpulkannya seperti ini: kata-kata

mem-beri kehidupan; kata-kata membawa kematian – pilihlah sendiri.

Apa artinya ini? Ini berarti bahwa Anda tidak pernah mengucap-kan sepatah kata pun yang netral di dalam hidup Anda. Kata-kata Anda memiliki arah. Jika kata-kata Anda bergerak ke arah

(13)

Perang dengan Kata-Kata: Menilik Hati demi Allah

11

pengharapan, kasih, perdamaian, kesatuan, pengajaran, kebijak-sanaan, dan koreksi. Tetapi jika perkataan Anda bergerak ke arah

kematian, maka kata-kata itu akan berupa kata-kata kemarahan,

dengki, fitnah, iri hati, gosip, perpecahan, kejijikan, rasisme, ke-kerasan, penghakiman, dan kutukan. Kata-kata Anda memiliki arah. Jika Anda mendengar kata berbicara, seharusnya Anda men-dengar sesuatu yang luhur, dan kudus, dan signifikan, dan pen-ting. Kiranya Allah menolong kita agar kita tidak pernah meng-anggap kata-kata sebagai sesuatu yang tidak berarti.

2) Momen-momen yang Paling Menyedihkan dan Paling

Menyenangkan di dalam Hidup Anda disertai dengan Perkataan

Ada hal kedua yang saya ketahui tentang Anda. Saya tahu bahwa saat-saat yang paling menyedihkan dan paling menggembirakan di dalam hidup Anda disertai dengan perkataan. Ketika saya ber-diri untuk berbicara atau duduk untuk menulis, saya merasa seperti ada 100 orang teman yang berdiri di belakang saya, yang semuanya berkontribusi kepada segala sesuatu yang saya keta-hui, segala sesuatu yang saya bicarakan, dan segala sesuatu yang saya pikirkan mengenai jalan Tuhan saya. Orang-orang ini telah menuliskan, dan berbicara di telinga saya mengenai kebenaran yang mulia dan menggembirakan yang telah menyusup ke dalam hati saya dan mengubah segala sesuatu dalam hidup saya. Saya akan merayakan karunia perkataan dari Allah atas orang-orang ini untuk selamanya.

Saya juga pernah duduk dengan orang berusia 35, 45, atau 55 tahun yang berbicara kepada saya mengenai hal-hal mengerikan yang dikatakan oleh ibu dan ayah mereka puluhan tahun yang lalu. Ketika mereka mengingat kembali kata-kata buruk yang me-reka dengar di tahun-tahun yang lalu, meme-reka akan menangis, seolah-olah hal itu terjadi kemarin. Pada saat-saat seperti ini, saya diperhadapkan kembali kepada kehidupan pribadi yang me-nakutkan, menyakitkan, penuh kata-kata buruk, penuh kebenci-an dkebenci-an penghinakebenci-an ykebenci-ang berkepkebenci-anjkebenci-angkebenci-an.

Di pihak lain, apa yang lebih menyenangkan ketimbang me-nantikan seorang anak mengucapkan kata pertamanya? Si kecil Jimmy merangkak ke dalam kamar dan mulai bla-bla-bla-bla. Dan si ayah berkata kepada istrinya, “Aku rasa dia berkata ‘John

(14)

Kuasa KATA-KATA DAN KEAJAIBAN ALLAH

12

vin.’ Aku yakin itu adalah ‘John Calvin.’” Nah, barangkali itu ha-nya sekadar celotehan, tetapi orang tua itu berharap dan senang karena Jimmy berada pada kondisi yang sangat manusiawi – dia siap berbicara!

Apa yang paling menyedihkan di dalam kehidupan selain jika orang menjadi terdiam? Saya benar-benar ingat ketika hal itu terjadi pada ibu saya yang tercinta. Sebenarnya kami sudah mempersiapkan diri. Ibu sudah sakit selama beberapa waktu, dan kami dipanggil ke sekeliling tempat tidurnya. Kami tahu bahwa itu adalah akhir hayatnya, tetapi kami memiliki kesempatan isti-mewa untuk menghabiskan minggu terakhir bersamanya. Kami menyanyikan setiap kidung pujian dalam Kekristenan kepadanya. Akhirnya saya membungkuk di atas tempat tidurnya dan berbisik di telinganya, “Bu, kami kehabisan kidung pujian, kami akan me-nyanyikan lagu-lagu Beatles untuk ibu.” Dia tersenyum. Tetapi dengan semua persiapan yang ada, saya tidak siap menghadapi momen ketika Ibu terdiam. Ada sesuatu yang mengerikan dan tidak manusiawi pada saat itu. Saya ingin mendengar dia menga-takan, “Ibu mengasihimu” sekali lagi. Saya ingin menyelesaikan percakapan kami yang tidak pernah terselesaikan. Ada banyak hal yang ingin saya katakan, dan banyak hal yang ingin saya dengar-kan. Tetapi Ibu telah mengucapkan perkataannya yang terakhir.

Jadi, Anda mengerti bahwa perkataan merupakan satu di-mensi yang sangat-sangat penting di dalam kemanusiaan Anda, ke-seperti-Allah-an Anda. Dengan demikian, saat yang paling me-nyedihkan dan paling menyenangkan di dalam hidup Anda diser-tai dengan perkataan.

3) Dunia Perkataan Anda Adalah Dunia Masalah

Ada hal ketiga yang saya ketahui tentang setiap orang yang mem-baca buku ini: dunia perkataan Anda adalah dunia masalah. Saya yakin akan hal ini bukan karena saya mengenal Anda, melainkan karena saya mengenal diri saya sendiri. Saya merasa sedih karena saya tidak menuliskan kata-kata ini sebagai seorang ahli. Tidak. Saya menulis ini sebagai seorang yang setiap saat memerlukan karunia yang membebaskan dari Penebus saya. Dan Anda mem-baca kata-kata ini juga sebagai orang dengan kebutuhan yang sama. Siapa di antara Anda yang merasa nyaman jika saya

(15)

me-Perang dengan Kata-Kata: Menilik Hati demi Allah

13

mutar kembali di depan umum, semua rekaman perkataan yang pernah Anda katakan selama satu bulan terakhir? Saya rasa tidak ada di antara Anda yang mau menjadi relawan.

Istri saya, Luella, dan saya telah menikah selama 37 tahun. Selama 37 tahun itu, Luella dan saya memiliki satu pergumulan tertentu di dalam pernikahan kami. Sebenarnya itu adalah pergu-mulan saya. Itu adalah masalah waktu. Luella dibesarkan di Cuba, dan ia memiliki kombinasi pandangan mengenai waktu di kepulauan itu dan pandangan mengenai waktu sebagai orang Latin. Dia hidup agak lamban. Orang pergi ke kepulauan itu kare-na di sakare-na waktu berjalan lambat. Di lain pihak, saya dibesarkan oleh seorang pria yang berpikir bahwa tolok ukur seorang manu-sia adalah ketepatan waktunya. Jika Anda tepat waktu, Anda bisa hidup. Agak meremehkan jika mengatakan bahwa tepat waktu adalah bagian kecil dari suatu perjuangan.

Perkenankan saya melukiskannya untuk Anda. Suatu saat, ketika anak-anak kami masih kecil, kami memutuskan untuk pergi bertamasya ke taman, dan kami sepakat bahwa kami akan berangkat pukul 3. Bagi saya, waktu yang ditetapkan itu sudah tidak bisa diganggu gugat. Tetapi bagi Luella, itu adalah perkiraan kasar. Kira-kira pukul 3.15 saya menyadari bahwa kami tidak akan dapat pergi tepat pada waktunya, dan saya mulai uring-uringan. Dan Luella memberi tahu saya sesuatu yang radikal: bahwa kami tidak pernah membuat janji di taman itu. Tidak akan ada orang yang akan menyingkirkan meja kami dan menyedot se-luruh air dari danau, dan menggulung hamparan rumput dan me-nyingkirkan semua pohon. Tidak akan apa-apa jika kami datang sedikit terlambat.

Nah, semua latar belakang itu akan menolong Anda mema-hami situasi khusus yang akan saya bagikan kepada Anda. Saat itu adalah pagi Paskah di keluarga Tripp. Saya rasa Anda yang memiliki anak dapat merasakan hal ini; sering kali hari Minggu pagi bukanlah waktu yang paling santai selama seminggu. Kita memasukkan anak-anak di dalam mobil dan berkata, “Diam! Kita akan pergi beribadah.” Tetapi ini bukan sekadar hari Minggu se-perti biasanya; ini adalah pagi Paskah, dan gereja kami, dengan alasan yang tidak saya pahami, telah memutuskan bahwa cara terbaik untuk merayakan kebangkitan adalah dengan makan pagi bersama sebelum kebaktian, yang berarti bahwa kami harus

(16)

Kuasa KATA-KATA DAN KEAJAIBAN ALLAH

14

ngun dan berangkat satu setengah jam lebih awal dari hari Ming-gu biasa. Saya banMing-gun dengan perasaan tak bersemangat sama sekali.

Kira-kira 45 menit kemudian, saya masuk ke kamar mandi yang tadi digunakan oleh Luella bersama putra kami yang waktu itu berumur sembilan tahun, dan dengan melihat cara dia ber-dandan, saya dapat mengatakan bahwa dia masih jauh dari siap. Jadi saya mulai mengatakan hal-hal yang berguna bagi dia, seper-ti memberi tahu dia bahwa ini bukanlah acara makan malam Pas-kah, melainkan makan pagi Paskah. Dia mendapati bahwa itu sangat menolong. Saya juga memberi tahu dia bahwa kedua anak kami sudah ada di dalam mobil, dan menunggu, seperti biasanya. Saya mengingatkan dia bahwa saya adalah penatua di gereja dan kehadiran saya sebelum makan pagi itu siap, sangatlah penting di dalam pelayanan saya.

Kira-kira pada saat itu, anak saya yang berumur 9 tahun berkata, “Yah, bolehkah aku berbicara?” Seharusnya saya berkata tidak saja. Namun saya berkata, “Tentu, kamu boleh berbicara.” Dia berkata, “Yah, apakah ayah benar-benar merasa bahwa begini-lah cara seorang suami Kristen berbicara kepada istrinya?” Nah, saya adalah seorang konselor. Saya cukup pandai dalam percakap-an seperti ini, jadi saya balik bertpercakap-anya, “Bagaimpercakap-ana pendapatmu?” untuk mencoba melarikan diri dari pengakuan. Dan si kecil Dar-nay, bukan bermaksud tidak sopan, mengungkapkan iman dari hati kecilnya, “Yah, tidak jadi masalah mengenai apa pendapatku. Tetapi bagaimana pendapat Allah?” Saya menyelinap keluar dari kamar mandi sambil merasa tertegur habis, dan ketika saya sam-pai di ambang pintu, saya mendengar suara kecilnya berkata ke-pada saya, “Yah, bolehkah saya mengatakan hal lain?” Sebenar-nya saya ingin berkata, “Jangan!” Dia berkata, “Maksudku, Yah, apa kata Alkitab mengenai hal itu?”

Saya masuk ke kamar saya dan langsung dihantam dengan dua pikiran. Pertama, kesombongan saya meningkat. Saya ingin menjadi pahlawan bagi anak saya. Saya merasa malu bahwa dia dapat melihat melalui komunikasi saya yang kasar, dan dia me-rasa terluka demi ibunya. Tetapi pemikiran itu tidak bertahan lama. Saya merasa kagum atas pertanyaannya. Bagaimana mung-kin Allah mengasihi saya dengan begitu besar sehingga Dia mem-beri secercah perhatian mengenai peristiwa kecil yang tampak tak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa pada MK 2005, varietas padi, waktu tanam, fase tumbuh tanaman, dan interaksi antara waktu tanam dengan stadia tanaman

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Sudiadnyana, Eka, Yudha dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Transformasi desain bangunan tradisional Souraja pada bangunan kantor pemerintah di Palu meliputi transformasi : bentuk bangunan (bentuk panggung), bentuk geometri

Instrumen Soal Posttest Sebelum Validitas dan Kunci Jawaban Jawablah soal di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada jawaban yang benar pada lembar jawab yang telah

Software System for Educational Institute (ETAP) dinyatakan GAGAL ITEM karena tidak ada peserta yang memasukkan penawaran pada ITEM tersebut. Demikian pengumuman ini dibuat

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah persistensi laba, struktur modal, ukuran perusahaan dan alokasi pajak antar periode pada perusahaan manufaktur yang

Nilai PEFR abnormal terbanyak terdapat pada kelompok responden yang dengan keluhan respirasi batuk dan nyeri dada (100%), batuk, berdahak dan sesak napas (100%), batuk, sesak