50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 36 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Tengaran berada diwilayah kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam proses
pembelajaran guru masih belum menggunakan metode yang tepat sehingga siswa kelas IV SD N Tengaran dalam proses pembelajaran sikap kepemimpinan siswa tidak terarah dan hasil belajar cenderung menurun.
SD ini terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Tengaran. Letak SD ini berdekatan dengan TK Pertiwi, SD Siti Hajar, dan SMP N Tengaran 1, SMP Islam Sudirman, MTs , sehingga sangat mudah untuk mendapatkan transportasi karena dekat dengan jalan raya.
4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Kondisi Awal
Data hasil ketuntasan pretest table dan dilengkapi dengan diagram sebagai berikut :
Tabel 4.1
Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Pretest
Dari hasil analisis nilai pretest, masih ada 20 siswa yang belum
tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil pretest dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Hasil Pretest
Dari table dan rekapitulasi hasil pretest dan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri Tengaran, hanya 16 siswa (45 %) yang tuntas ( yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70 ) dan 20 siswa (55%) yang tidak tuntas (belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal) serta nilai rata-rata yang masih sangat rendah yaitu 66,36 hal tersebut disebabkan karena kurangnya
Diagram Ketuntasan Hasil Pretest Kelas IV
Indikator 20
Prosentase 55%
Ketercapaian Belum Tercapai
KKM Hasil
Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 20 56% Belum
Tercapai
ketrampilan guru dalam memvariasikan model pembelajaran dan alat peraga dalam proses pembelajaran yang berlangsung serta kurangnya keterlibatan siswa sehingga sikap kepemimpinan siswa rendah dan bahkan tidak berkembang ditandai dengan siswa yang pandai tidak mau memimpin temannya yang belum bisa bahkan cenderung mengganggu teman yang lain.
Oleh karena itu, perlu menerapkan model yang dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa pada siklus I untuk
meningkatkan kepemimpinan siswa menjadi 80 % secara klasikal.
Berdasarkan data hasil belajar Matematika dan Sikap kepemimpinan siswa yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semseter II Tahun Pelajaran 2014/2015 peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rencana penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode tutor sebaya untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dan hasil belajar matematika yang akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “ Pecahan Biasa dan Pecahan Campuran “ dan pada siklus II pembahasan akan dilanjutkan dengan pokok bahasan “ Pecahan Desismal”.
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I
Penelitian Siklus I terdiri dari tiga tindakan, dimana terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus pertama perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :
1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap
3. Membentuk dan menyiapkan tim
4. Indikator ketercapaian, penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :
a. Hasil belajar dengan KKM ≥ 70 dengan 80 % siswa tuntas b. Hasil sikap kepemimpinan ≥ 4 atau dalam Kriteria baik
(≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik )
c. Kinerja guru ≥ 4 atau dalam Kriteria baik (≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik )
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu 25 Maret.
a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kertas lipat dan permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan.
Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.
b. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada
tanggal 24 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda
mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing.
Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.
c. Pertemuan Ketiga 1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga yaitu permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa
kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan
3) Kegitan Akhir
Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari “pecahan desimal”. Siswa mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini
c. Hasil Penelitian
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama
berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas IV dan satu guru untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas peneliti dan lembar sikap kepemimpinan siswa yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan aktivitas guru disajikan pada lampiran 20 dan sikap kepemimpinan siswa disajikan pada lampiran 37. Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan
diperbaiki pada pertemuan kedua. Tabel 4.2
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I
Hasil
SIKLUS I
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Jumlah % Jumlah % Jumlah %
≤ 4 15 41 13 36 10 27
≥ 4 21 59 23 64 26 73
dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan menggunakan metode tutor sebaya belum berhasil dan akan diperbaiki pada siklus II. Gambar hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV
Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran. Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus I tersaji pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Matematika Siklus I
KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 10 28%
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
SIKLUS I
Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N Tengaran Siklus I
Dari tabel 4.3 menunjukkan ketercapaian hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I meningkat. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I meningkat menjadi 26, sementara pada pra siklus hanya 14. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode Tutor Sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus I apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini :
Gambar 4.3
Presentase Ketuntasan Belajar Matematika Siklus I
Siswa yang nilainya ≥70 pada siklus I meningkat mencapai 72%, sedangkan siswa yang nilainya <70 menurun 28% dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan. Penelitian dianggap
berhasil apabila 30 siswa nilainya tuntas dalam satu kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Hasil Belajar Matematika
Siklus I
Indikator 26
Prosentase 72%
d. Hasil Observasi
Pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya diamati oleh dua observer. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dalam menggunakan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan disajikan pada lampiran.Adapun pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I
Frekuensi
Observer I Observer 2
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Hasil Penilaian Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Pertemuan Materi Total
skor
Nilai
Aktivitas Kriteria
Siklus I 1. Pengertian pecahan.
144 4,00 Baik
Pertemuan I 2. Macam-macam pecahan
3. Sifat-sifat pecahan. Siklus I 1. Penjumlahan
pecahan biasa.
146 4,05 Baik
Siklus I 1. Penjumlahan pecahan campuran.
148 4,11 Baik
Pertemuan III
2. Pengurangan pecahan campuran
Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus I pertemuan I saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tutor sebaya jumlah 4,00. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang
akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam
kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus I pertemuan II mendapatkan skor 146 dengan nilai aktivitas 4,05. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi Pada siklus Pada siklus I pertemuan III mendapatkan skor 148 dengan nilai aktivitas 4,11. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi , belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Aspek yang belum dilakukan adalah menggunakan cara yang efektif dalam proses apersepsi. Jadi dari pertemuan I sampai III pada siklus I terdapat peningkatan nilai aktivitas.
e. Hasil Refleksi
beberapa hal yang belum sesuai dengan indikator yang diharapkan. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:
1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Terjadi perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang berdampak pada pengetahuan guru akan bermacam-macam model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Terjadi perubahan sikap siswa yaitu sikap kepemimpinan siswa terarah setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.
3) Terjadi perubahan hasil belajar setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.
Hasil Refleksi pada Pra siklus sebagai berikut :
1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode yang dipilih dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, namun metode yang digunakan tidak tepat sehingga siswa tidak tertarik dalam pembelajaran.
2) Sikap kepemimpinan siswa tidak terarah disebabkan metode yang dipilih guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
3) Hasil belajar cenderung menurun
Berikut adalah table perbandingan pra siklus dan siklus I :
Tabel 4.6
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus I
Kondisi Awal Siklus I
Pada siklus I sikap kepemimpinan siswa meningkat tetapi
belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan.
Kinerja guru dalam menggunakan metode tutor sebaya sudah mencapai indikator keberhasilan, namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil tindakan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II adalah: 1) Pada saat pembagian kelompok siswa kebingungan dan butuh
waktu untuk menjadikan siap.
2) Pada saat pembagian kelompok siswa cenderung tidak mau berkelompok dengan siswa-siswa tertentu
3) Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika tutor memberikan pengarahan pada saat mengerjakan LKS
4) Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator penelitian. 5) Kegiatan guru dalam pembelajaran belum maksimal
4.2.3 Pelaksanaan Siklus II
bahasan “Pecahan Desimal” Dalam siklus II ini dilakukan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
a) Perencanaan
a. Pertemuan Pertama
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Pecahan Desimal.” Persiapan alat dan bahan untuk menunjang proses pembelajaran diantaranya
permainan pecahan dan kartu bilangan, lembar kerja kelompok, lembar observasi peneliti dan lembar observasi sikap kepemimpinan siswa.
b. Pertemuan kedua
Perencanaan siklus II pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar, sikap kepemimpinan siswa dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti menyiapakan RPP, permainan pecahan, kartu bilangan, lembar kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus II, lembar observasi peneliti, dan lembar observasi sikap kepemimpinan siswa.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal
a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Pecahan Desimal ” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan dan kartu bilangan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti. Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan desimal. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan desimal, cirri pecahan decimal, cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan decimal, serta cara mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan.
salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.
b. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kartu bilangan, permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang penjumlahan dan pengurangan
merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok
masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali. Siswa mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini
c) Hasil Pengamatan
Hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II tersaji pada table 4.14 dibawah ini :
Tabel 4.7
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siklus II
Hasil
SIKLUS II
Pertemuan I Pertemuan II Jumlah % Jumlah %
≤ 4 10 27 7 20
Tabel 4.7 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya. Pada siklus II pertemuan I siswa yang memperoleh skor ≥ 4 sebanyak 26 siswa dengan nilai dikatakan baik dan mencapai KKM, pada siklus II pertemuan II siswa yang memperoleh skor ≥ 4 sebanyak 29 siswa dikatakan sangat baik dan mencapai KKM, Jadi dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan menggunakan metode tutor sebaya mengalami peningkatan pada
setiap pertemuan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4
Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus II
Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan
Tabel 4.8
Hasil Belajar Matematika Siswa
Siklus II
KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 8 20%
Tercapai 100 %
Siswa ≥ 70 28 80%
Dari tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I yaitu 72,08, terjadi peningkatan pada
siklus II yaitu 80,41. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 26 siswa, sementara pada siklus II mencapai 28 atau 80% mencapai KKM. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode tutor sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus II apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini:
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus II SD N Tengaran
80% 20%
Gambar 4.5 menunjukkan prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini dikatakan berhasil apabila 28 siswa dari 36 siswa kelas IV SD Negeri Tengaran tuntas hasil belajarnya. Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus II sudah mencapai 80% (28 siswa). Jadi, dari hasil data siklus II di atas menunjukkan bahwa keberhasilan ketuntasan belajar siswa sudah
sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. d) Hasil Observasi
Kegiatan observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II baik pada pertemuan I dan pertemuan II yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I :
Tabel 4.9
Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II
Tabel 4.10
Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II
Pertemuan Frekuensi
Observer I Observer 2
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Siklus II
Pertemuan I 0 0 0 5 20 11 0 0 0 4 21 11 Siklus II
Pertemuan II 0 0 0 2 14 16 0 0 0 1 15 20
Pertemuan Materi Total
skor
Hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus II pertemuan I saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tutor sebaya peneliti mendapatkan jumlah skor 155 dengan nilai aktivitas 4,30 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator pencapaian yang ditentukan. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi, belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang efektif menggunakan media pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan yaitu mendapatkan skor 165 dengan nilai aktivitas 4,58. Aspek yang belum dilakukan adalah belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak. Jadi dari pertemuan I sampai II pada siklus II terdapat peningkatan nilai aktivitas yang cukup baik.
e) Refleksi
Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus II, selanjutnya diadakan refleksi dari kegitan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus II, yaitu:
I 3. Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan decimal
4. Cara mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa
Siklus II Pertemuan
II
1. Penjumlahan pecahan desimal.
165 4,58 Baik
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap sikap kepemimpinan siswa dan peningkatan hasil belajar pertemuan pertama menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Tengaran menunjukkan hasil yang lebih baik. Nilai Sikap kepemimpinan pada pertemuan I siklus II meningkat yaitu 4,16 dibandingkan pertemuan II siklus II nilai sikap kepemimpinan 4,44. Siswa lebih aktif dalam bekerja kelompok, kreatif dalam menyelesaika soal atau masalah, dan dapat membantu atau memimpin
temannya yang kesulitan dalam mengerjakan soal.
Pada pertemuan II siklus II hasil belajar siswa meningkat yaitu 28 siswa atau 80% siswa tuntas. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II juga meningkat yaitu dari 4,05 menjadi 4,44. Berikut adalah table perbandingan siklus I dan siklus II :
Tabel 4.11
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Siklus I dan Siklus II
metode tutor sebaya yang seharusnya dicapai yaitu 80% atau 28 siswa yang tuntas.
Hasil observasi sikap kepemimpinan siswa pada Siklus I dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua menunjukan sikap kepemimpinan siswa meningkat. Sikap kepemimpinan siswa pada kondisi terakhir Siklus II pertemuan kedua menunjukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Dari kondisi terahir tersebut diketahui bahwa banyak siswa yang
sudah mencapai indikator. Hal tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan sikap kepemimpinan siswa yaitu 80% dengan menggunakan metode tutor sebaya.
Hasil observasi aktivitas peneliti dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus II. Dapat dikatakan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan metode tutor sebaya.
4.3 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil tindakan dari Siklus I dan Siklus II yang meliputi sikap kepemimpinan siswa, hasil belajar dan kegiatan guru dalam menggunakan metode tutor sebaya pada proses pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut :
4.3.1 Hasil Penilaian Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Pada saat proses pembelajaran berlangsung antusias dan
kedua dan ketiga ) dan Siklus II ( pertemuan pertama dan kedua) dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.12
Perbandingan Nilai Sikap Kepemimpinan Siswa
Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I dan Siklus II
Hasil
SIKLUS I SIKLUS II
Pertemuan Pertemuan
I II III I II
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
≤ 4 15 41 13 36 10 27 10 27 7 20
≥ 4 21 59 23 64 26 73 26 73 29 80
Gambar 4.6
Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I dan Siklus II
4.3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran
Hasil belajar Matematika berdasarkan kondisi awal, Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan I Pertemuan II
SIKLUS I SIKLUS II
Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar Matematika yang memenuhi kriteria ketuntasan (KKM = 70). Terbukti untuk presentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 44% kemudian pada saat penerapan metode tutor sebaya presentase ketuntasan siklus I sebesar 72% dan pada Siklus II presentase ketuntasan menjadi 80%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan mengunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Rekapitulasi peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.7 berikut:
Gambar 4.7
Diagram Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan klasikal 38% atau 14 siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metodel tutor sebaya rata-rata dalam
16
26 28
20
10
8
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
pembelajaran siklus I menjadi 75 dengan ketuntasan klasikal 72% atau 26 siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% atau 28 siswa tuntas hasil belajaranya.
4.3.3 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Metode Tutor Sebaya
Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan guru
dalam mengajar menggunakan metode tutor sebaya yang dilakukan dua observer diperoleh data di bawah ini
Tabel 4.14
Perbandingan Nilai Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya pada Siklus I dan Siklus II
dengan kriteria baik dan pertemuan II yaitu 4,58 dengan kriteria baik. Jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan metode tutor sebaya pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dari setiap pertemuan mengalamai peningkatan yang ditunjukkan dari nilai aktivitas kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya pada pelajaran matematika meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran, hal ini dapat dilihat dari prosentase sikap kepemimpinan siswa pada setiap pertemuan setelah dilaksanakan tindakan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table perbandingan berikut :
Tabel 4.15
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N Tengaran pada Siklus I dan Siklus II
Hasil
PERTEMUAN Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
≤ 4 10 27 5 14
≥ 4 26 73 31 86
menggangu teman yang belum dapat menyelesaikan soal, sehingga pada pertemuan selanjutnya guru berusaha agar siswa mampu membimbing teman yang belum dapat menyelesaikan tugas sehingga semua dapat menjawab soal.
Pertemuan II siklus I siswa yang senang menggangu teman lain berkurang, beberapa siswa mulai memberikan penejalasan kepada teman lain dalam kelompok. Pertemuan III siklus I hanya siswa tertentu yang ramai dan tidak mau mendengarkan penjelasan tutor
Peningkatan Sikap kepemimpinan siswa dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.8
Gambar Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
4.4.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran. Berdasarkan hasil analisis data penilaian, pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tengaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.16
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N Tengaran Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Kategori Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Nilai ≥70 16 46% 26 72% 28 80%
Nilai <70 20 54% 10 28% 8 20%
Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%
Dari tabel 4.16 dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Kategori yang pertama adalah pra siklus, siswa yang tuntas sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya adalah 16 siswa atau 46% dengan rata-rata 61. Sedangkan yang tidak tuntas ada 20 siswa atau 54%. Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran, guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran, guru tidak menggunakan alat
peraga yang menarik. Sehingga dalam pembelajaran siswa pasif dan kurang kreatif, sering menggangu teman yang lain dan tidak mau
Kategori dua yaitu siklus I atau setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya diperoleh hasil yaitu siswa yang tuntas 26 siswa dengan ketuntasan klasikal 72%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 siswa atau 28%, dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus I hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai belum memenuhi indikator yang sudah ditetapkan.
Kategori tiga yaitu siklus II diperoleh hasil belajar siswa yang
tuntas adalah 28 siswa atau 80% dengan nilai rata-rata 81. Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 8 siswa dari jumlah siswa. Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
Gambar 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap kepemimpinan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan
Jumlah
Pra Siklus Siklus I Siklus II
bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dan hasil belajar matematika siswa.
4.4.3 Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Matematika.
Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung selama dua siklus, siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan I dengan materi
pengertian pecahan, macam-macam pecahan, sifat-sifat pecahan. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara bersama. Sehingga pada pertemuan II guru harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dengan maksimal.
Pada siklus I pertemuan II dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi, belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak. Sehingga pada pertemuan III guru harus terus berusaha maksimal untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran sesuai yang direncanakan.
dengan kriteria baik, pertemuan II 4,05 dengan kriteria baik dan pertemuan III 4,11 dengan kriteria baik.
Pada siklus II pertemuan I semua kegiatan sudah dilakukan oleh guru namun belum optimal dengan nilai aktivitas 4,35 baik. Sedangkan pada pertemuan II semua kegiatan sudah dilakukan oleh guru nilai aktivitasnya meningkat yaitu 4,58 dengan kriteria baik.
Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II