• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM. docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM

MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN GURU TERHADAP ANAK DIDIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENURUT PASAL 351-355 KUHP DAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat senantiasa membawa dampak tersendiri

terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Semakin dinamis perkembangan

masyarakat dari bangsa tersebut, maka akan semakin kompleks proses

pembangunan yang akan terselenggara. Kedinamisan perkembangan

masyarakat tersebut yang nantinya akan menjadi pertimbangan strategis bagi

bangsa tersebut untuk menentukan visi, misi yang hendak dicapai dan prioritas

pembangunan yang hendak diselenggarakan. Visi, misi dan rencana prioritas

pembangunan merupakan 3 (tiga) pedoman mendasar dalam penyelenggaraan

pembangunan. Keajegan, kecermatan dan ketepatan substansi ketiganya akan

menentukan apakah pembangunan tersebut dapat berlangsung terarah dan

harmonis ataukah tidak, sehingga mencapai keberhasilan yang dikehendaki.

Visi merupakan tujuan umum pembangunan. Eksistensinya sebagai

roh/spirit dari pembangunan tersebut, yang kemudian dijabarkan melalui

tujuan-tujuan khusus yang disebut dengan misi. Penjabaran misi pembangunan

selanjutnya dituangkan dalam rencana prioritas pembangunan.

Dalam hal ini, visi, misi dan rencana prioritas pembangunan Indonesia

termuat dalam suatu program pembangunan nasional atau biasa disebut dengan

Propenas, yang disusun setiap lima tahun sekali (dahulu dikenal dengan

Repelita).Visi pembangunan nasional Indonesia adalah terwujudnya masyarakat

Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan

(3)

manusia Indonesia yang sehat, mandiri dan bertaqwa, berakhlak mulia, cinta

tanah air, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja

yang tinggi dan disiplin.

Adapun misi yang hendak dicapai pembangunan nasional adalah sebagai

berikut:

1. terwujudnya pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

2. terwujudnya penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

3. terwujudnya pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk

mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa dalam kehidupan dan mantapnya persaudaraan umat beragama yang

berakhlaq mulia, toleran, rukun dan damai;

4. terwujudnya kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat;

5. terwujudnya sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi

hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran;

6. terwujudnya kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif,

dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi;

7. terlaksananya pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi

nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi dengan

mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada

mekanisme pasar yang berkeadilan berbasis pada sumber daya alam dan

sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya

(4)

8. terwujudnya otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan

pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

9. terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas

kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada

tercukupinya kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, papan,kesehatan,

pendidikan, dan lapangan kerja;

10. terwujudnya aparatur negara yang berfungsi melayani masyrakat,profesonal,

berdaya guna, produktif, transparan, dan bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme;

11. terwujudnya sistem dan iklim nasional yang demokratis dan bermutu guna

memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,

cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketerampilan, serta

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangja mengembangkan

kualitas manusia Indonesia;

12. terwujudnya politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas, dan

proaktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.

Berdasarkan visi, misi dan kegiatan pembangunan yang diprioritaskan

oleh bangsa Indonesia, jelas kiranya jika pendidikan merupakan salah satu

bidang yang secara kontinuitas hendak dibangun oleh pemerintah, dalam rangka

mewujudkan manusia Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, atau dapat secara umum dikatakan untuk meningkatkan kualitas

kehidupan manusia Indonesia.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan bagi kemajuan suatu

(5)

pendidikan yang berkualitas pada hakekatnya tidak hanya menjadi urusan

negara saja, tetapi juga tanggung jawab semua pihak sebagai komponen dari

pembangunan. Masyarakat dalam hal ini diharapkan dapat berperan serta dalam

mengelola pendidikan itu sendiri.Negara sebagai organisasi politik terbesar yang

dibentuk oleh rakyat memang mempunyai tanggung jawab terbesar dalam hal

penyelenggaraan pendidikan bagi warga negaranya, hal ini disebabkan :

1. demi menumbuhkan demokrasi politik;

2. kebutuhan akan warga negara yang terdidik merupakan kebutuhan esensial

yang nantinya diperlukan untuk memajukan bangsa dan negara di era

modern.

Di Indonesia, tanggung jawab negara akan penyelenggaraan pendidikan

yang berkualitas bagi setiap warga negaranya secara eksplisit diatur dalam

pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, alinea keempat dan batang tubuh

Pasal 31. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan

tujuan nasional Negara Indonesia salah satunya adalah “….Mencerdaskan

kehidupan bangsa”.

Nampak dari pernyataan tersebut bahwa upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa hanya bisa dicapai melalui Pendidikan. Selanjutnya ditegaskan kembali

dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa: “Tiap-tiap warga

negara berhak mendapatkan pengajaran” dan, dalam Pasal 31 ayat (2)

dinyatakan bahwa: “ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pengajaran nasional yang diatur dalam satu sistem pengajaran nasional”.

Kenyataan di masyarakat demikian bertolak belakang.

Anggapan-anggapan tersebut telah mengalami pergeseran-pergeseran yang cukup

(6)

yang bebas dari masalah, bukan juga dunia yang tanpa cela. Sebaliknya, dunia

pendidikan dewasa ini penuh dengan kompleksitas masalah, baik masalah

internal dalam penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, maupun masalah

eksternal, sehingga dapat menghambat tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Di Indonesia sendiri, masalah dalam dunia pendidikan menempati posisi ketiga

dari tiga masalah besar yang memerlukan penanganan yang serius dari

pemerintah,yaitu:

1. national security of national life and development;

2. equitable welfare of the people;

3. education as a crusial component of human resource development.

Kompleksitas masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia ini turut

menjadi penyebab dari penurunan ranking kualitas sumber daya manusia (SDM)

Indonesia. Masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya berkisar pada

masalah yang berada dalam ranah sosial ekonomi saja, tetapi juga

masalah-Mengingat pendidikan merupakan salah satu instrumen pokok bagi

sustainable development (pembangunan berkelanjutan) dari suatu negara, dan

mengingat penyimpangan terhadap dunia pendidikan dalam hal ini adalh bentuk

kekerasan bukan hanya pelanggaran etika belaka,namun dapat dimungkinkan

sebagai pelanggaran hukum dengan dampak yang ditimbulkan cukup signifikan,

maka eksistensi hukum pidana diperlukan guna menanggulangi atau

meminimalisasi terjadinya berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merusak

citra Pendidikan Nasional.

Menurut Barda Nawawi Arief mengenai upaya penanggulangan berbagai

bentuk perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:

(7)

penal. Upaya non-penal biasanya menitikberatkan pada upaya-upaya yang sifatnya pencegahan (preventive) terhadap terjadinya kejahatan, dengan cara menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan. Sedangkan, upaya penal merupakan upaya penanggulangan dengan menggunakan hukum pidana. Upaya penal ini menitikberatkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberantas (repressive).

Penanggulangan berbagai bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan

guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah melalui jalur penal

(menggunakan sarana hukum pidana) selama ini masih relative fragmentaris.

Artinya, ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam rangka menanggulangi

penyimpangan dalam dunia Pendidikan masih terbatas pada ketentuan pidana

yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang- undang

Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Perlindungan Anak.

Mendasarkan pada latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas

serta berbagai fenomena kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya

di lingkungan sekolahsaat ini , masalah tindak pidana kekerasan di lingkungan

sekolah yang kerap dilakukan oleh guru terhadap anak didik perlu dilakukan

penelitian secara mendalam. Oleh karena itu penulis memilih judul :

“KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI TINDAK

PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN GURU TERHADAP ANAK DIDIK DI

LINGKUNGAN SEKOLAH MENURUT PASAL 351-355 KUHP DAN

UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2003 PASAL 80 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam

(8)

1. Bagaimanakah kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak pidana

kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah

menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal

80 tentang perlindungan anak saat ini?

2. Bagaimanakah sebaiknya kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi

tindak pidana yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah

menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal

80 tentang perlindungan anak di masa mendatang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kebijakan hukum pidana dalam

menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak

didik di lingkungan sekolah menurut pasal 351-355 KUHP dan

Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal 80 tentang perlindungan anak saat ini

2. Untuk mengetahui bagaimanakah sebaiknya kebijakan hukum pidana dalam

menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak

didik di lingkungan sekolah menurut pasal 351-355 KUHP dan

Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal 80 tentang perlindungan anak di masa

mendatang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2 (dua) kegunaan yaitu

(9)

1. Kegunaan dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Membantu para akademisi dalam upaya pengkajian dan pengembangan

Ilmu Hukum Pidana.

b. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan

kebijakan penanggulangan tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru

terhadap anak didik di lingkungan sekolah, baik kebijakan legislatif

maupun kebijakan aplikatif.

c. Melengkapi khasanah kajian yang berkaitan dengan “pidana dan

pemidanaan” terutama yang berkaitan dengan kebijakan legislatif dalam

bidang hukum pidana yang berkaitan dengan pendidikan.

2. Kegunaan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan atau pembentuk

Undang –Undang dalam rancangan Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana ( KUHP ) yang sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan

yang berupa sumbangan pemikiran dalam menentukan arah kebijakan

yang berkaitan dengan tindak pidana dalam bidang pendidikan.

b. Memberikan wawasan kepada aparat penegak hokum dalam membantu

tugasnya untuk menangani maupun menyelesaikan perkara pidana yang

terkait dengan bidang pendidikan.

c. Memberikan bahan masukan bagi para pelaku pendidikan dalam

menghadapi perbuatan tindak pidana bidang pendidikan yang dapat

merusak citra dunia pendidikan sehingga dapat diambil sikap tegas

terhadap para pelaku tindak pidana bidang pendidikan untuk diproses

(10)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian yang digunakan 1. Obyek Penelitian

Dalam suatu penelitian yang menjadi sasaran utama yang dituju peneliti

dinamakan obyek penelitian. Untuk peneltian ini yang menjadi obyek

penelitian adalah peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan tindak pidana di bidang pendidikan.

2. Metode Pendekatan

Penelitian tentang kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi

tindak pidana pendidikan termasuk jenis penelitian hukum yang

normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Menurut pendapat

Sudarto pengertian metode normatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

“Metode yuridis dalam arti sempit ialah penggunaan metode yang hanya melihat hubungan logis atau anti logis , ataupun dengan cara lain yang sistematis , di dalam keseluruhan perangkat norma. Sebaliknya apabila yang dilihat itu tidak hanya hubungannya di dalam perangkat norma belaka, tetapi juga bahkan terutama dilihat pentingnya efek sosial dari pembentukan norma-norma (hukum) sehingga jutru dilihat pentingnya latar belakang kemasyarakatannya, maka metode ini tidaklah kurang yuridis pula, ialah yuridis dalam arti luas”.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji,

penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian hukum

(11)

hokum doktrinal. Penelitian hukum normatif menurut Soeyono Soekanto

mencakup :

a. Penelitian terhadap azas-azas hukum

b. Penelitian terhadap sistematik hukum

c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal

d. Perbandingan hukum

e. Sejarah hukum

Sesuai dengan kegunaan dari metode penelitian hukum

normatif,menurut Sunaryati Hartono yaitu untuk mengetahui , yaitu untuk

mengetahui dan mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya

mengenai masalah tertentu. (1994:141) maka pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat yuridis

normatif (Legal research). Seperti dikatakan Ronny Hanitijo Soemitro

bahwa pendekatan penelitian hukum yuridis normative yaitu penelitian

hukum yang dilakukan dengan cara mengindentifikasikan dan

mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, peraturan,

undang-undang yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu sebagai

produk dari suatu kekuasaan negara tertentu yang berdaulat.

Pendekatan yuridis normatif dalam penelitian merupakan

pendekatan utama yakni mengungkap kaidah – kaidah normatif dan asas

–asas hukum yang merupakan kebijakan dalam merumuskan tindak

pidana bidang pendidikan yang merupakan produk legislative yang terkait

(12)

2.2. Sumber Data

Penelitian tentang kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak

pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah

sebagaimana dijelaskan di atas, merupakan penelitian hukum normatif.

Penelitian hukum normative menurut Ronny Hanitidjo Soemitro merupakan

penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap data sekunder. Selanjutnya

dijelaskan oleh Soerjono Soekanto bahwa data sekunder memiliki ciri – ciri

umum sebagai berikut :

a. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready –

made)

b. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan di isi oleh peneliti –

peneliti terdahulu

c. Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan

tempat .

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan

dari bahan – bahan sebagai berikut :

a. Bahan baku hukum primer, merupakan dokumen hukum yang mempunyai

kekuatan hukum mengikat dan terdiri dari :

1) Garis – Garis Besar Haluan Negara ( GBHN)

2) Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

3) Undang-undang di Luar KUHP dalam hal ini Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dan Undang-undang Nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

4) Undang-undang Guru & Dosen

(13)

6) Undang-undang Guru

7) Regulatory Rules dari beberapa negara asing

b. Bahan – bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, dan terdiri dari :

1) Rancangan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (RKUHP)

2) Hasil – Hasil penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana dalam

bidang pendidikan

3) Hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan judul tesis

4) Hasil – hasil pertemuan ilmiah seperti : seminar, pentaloka, diskusi ,

simposium dan sebagainya yang berkaitan dengan judul tesis.

c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yang memberikan

petunjuk terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dan

terdiri dari :

1) Kamus hukum, Kamus Pendidikan dan Kamus Bahasa Indonesia Majalah

hukum.

2) Buku – buku yang mengkaji berbagai hal ikhwal tentang bidang

pendidikan.

3) Buku – buku yang mengkaji berbagai hal ikhwal tentang Hukum Pidana

4) Buku dokumen-dokumen hukum yang tidak dipublikasikan

2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian yang dijadikan sebagai bahan untuk memecahkan

masalah dalam penelitian. Menurut Ronny Hanitijo Sumitro, teknik pengumpulan

(14)

(observasi), wawancara (interview), dan penggunaan daftar pertanyaan

(kuesioner).

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada tesis ini adalah studi

pustaka (Literatur study) dan studi dokumen. Studi pustaka menurut Sanapiah

Faisal disebut sebagai sumber data non manusia, dan dilakukan untuk

memperoleh data sekunder dengan jalan mempelajari peraturan

perundang-undangan, literatur-literatur dan dokumen – dokumen hokum yang mendukung

(15)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Penyajian data dan Analisa

Data yang telah diperoleh selanjutnya disajikan secara kualitatif.

Demikian pula penganalisaan data dilakukan juga secara kualitatif, dengan cara

melakukan analisis deskriptif, yang bertolak dari analisis yuridis yang ditunjang

dengan analisis historis dan komparatif. Analisis dilakukan berdasarkan model

interaktif mengalir yakni dilakukan secara berulang-ulang, berlanjut

terus-menerus yang bergerak dalam 4 (empat siklus) yaitu koleksi data, reduksi data,

penyajian dan verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

Dalam thesis ini penulis menggunakan metode kualitatif dan diuraikan

secara deskriptif analitis. Analisis kualitatif ini dilakukan secara deskriptif karena

penelitian ini tidak hanya bermaksud mengungkapkan atau menggambarkan

data kebijakan hukum pidana sebagaimana adanya, tetapi juga bermaksud

menggambarkan tentang kebijakan hukum pidana yang diharapkan dalam

undang-undang yang akan datang. Karena itu untuk pengolahan data peneliti

menggunakan teknik interaktif mengalir, yaitu model analisis yang menyatu

dengan proses pengumpulan data dalam suatu siklus, artinya bahwa hubungan

data yang satu dengan yang lain senantiasa dipertahankan baik pada studi

kepustakaan, analisis bahan kepustakaan maupun penyusunan hasil penelitian.

3.2. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistem pembahasan penelitian yang akan disajikan dalam penelitian ini

(16)

Bab I : Berupa Pendahuluan ini kemudian dilanjutkan

Bab II : Berupa tinjauan umum mengenai kebijakan hukum pidana dalam

rangka menanggulangi tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap

anak didik. Bab ini mencakup uraian mengenai pengertian

kekerasan dan ruang lingkupnya, ruang lingkup kebijakan hukum

pidana, masalah kebijakan hukum pidana , masalah pokok hukum

pidana dan beberapa karakteristik hukum pidana serta pendekatan

dalam kebijakan hukum pidana. Kemudian dilanjutkan dengan

uraian mengenai pengertian dan ruang lingkup tindak pidana

kekerasan, aspek-aspek hukum dalam penyelenggaraan

pendidikan, pengertian dan ruang lingkup tindak pidana kekerasan.

Bab III : Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua

bagian. Bagian A menguraikan tentang kebijakan hukum pidana saat

ini dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan

guru terhadap anak didik , berisi tentang respon hukum terhadap

masalah tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap anak didik,

gambaran kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak

pidana kekerasan, Bagian B menguraikan kebijakan hukum pidana

dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap

anak didik masa mendatang, berisi tentang beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam perumusan perbuatan pidana dan

beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan

sanksi pidana. Dan diakhiri dengan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Anwar Qomari , 2002, Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan, Jakarta : Uhamka Press

Anwar Qomari , 2002, Pendidikan sebagai Karakter Budaya Bangsa, Jakarta :Uhamka Press

Andi Hamzah, 1986, Bungai Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana,Jakarta, Ghalia Indonesia

Azyumardi Asra, 2006, Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokrasi, Jakarta, Peneribit Buu Kompas

Benedict A.Alper, 1973, Changing concept of crime and criminal policy,Resources Material Series No.6 UNAFEI

Benni Setiawan, 2008, Agenda Pendidikan Nasional, Yogyakarta, AR-RUZZ Media

Bambang Poernomo, 1988, Kapita Selekta Hukum Pidana, Yogyakarta, Liberty Bonger W.A, Pengantar Tentang Kriminologi, Ghalia Indonesia, .

Departemen Pendidikan Nasional Dirjendikdasmen, 2003, Pembinaan dan Pembangunan Hukum Nasional, Malang, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS

Dwidja Priyatna, 2004, Kebijakan Legislatif Tentang Sistem Pertanggungjawaban Pidana Koorporosi di Indonesia, Bandung, CV UTOMO

Eko Supriyanto, Suwarno, Mulyadi dkk, 2003, Inovasi Pendidikan dan Isu-isu baru Pembelajaran Manajemen dan Sistem Pendidikan di Indonesia, Surakarta, UMS Press

Fuady Munir, 2003, Aliran Hukum Kritis Paradigma Ketidakberdayaan Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti

Faisal Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang

Hamalik Oemar, 2001, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994, Kebijakan Pendidikan di Indonesia

ditinjau dari sudut Hukum, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press

Jurnal Pembaharuan Hukum Pidana Volume 3/No, 2 , 2007, Law Refrorm Pembaharuan Hukum Pidana, Semarang, Program Magister Ilmu Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Formula Allah ya Allah digunakan di dalam syair pengiring tari karena kesenian merupakan salah satu media dakwah yang digunakan oleh ulama di Aceh untuk berzikir..

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukan bahwa jenis dan komposisi nutrisi media tanam jamur tiram putih memberikan pengaruh yang nyata pada persentase

berpedoman pada kurikulum 2013 dan dikembangkan sesuai dengan konsisi lingkungan sekolah masing-masing, Perencanaan pembelajaran matmatika disusun sebagai pedoman

bagi anggota Polri tersebut ditegaskan dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2003 yang substansinya, penyidikan terhadap anggota Polri yang melakukan

Nonyl Phenol memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dengan bertambahnya konsentrasi dari pada surfaktan Alfa Olefin Sulfonat. Pada injeksi batuan sandstone nonyl phenol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari terhadap perilaku konsumsi serat sesuai

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas XI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meneliti bentuk laporan keuangan sederhana masjid, dan merekonstruksi laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 109