• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Hubungan Pertanian dengan Penyerap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper Hubungan Pertanian dengan Penyerap"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah suatu kegiatan pengolahan tanah dan pembiakan dengan

menggunakan media tanaman, hewan dan ikan dengan tujuan untuk diambil hasilnya. Pertanian adalah sektor terterpenting yang ada di indonesia bahkan di

dunia. Manusia adalah makhluk hidup yang memerlukan makanan dalam kehidupannya yang dapat digunakan untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa makanan tetunya manusia akan mati, oleh karena itu pertanian sebagai sektor

yang menghasilkan bahan makan adalah suatu sektor penting dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dikarenakan pertanian menjadi sektor terpenting dalam kehidupan pasti

menyebabkan sektor ini dikembangkan secara besar-besaran di seluruh penjuru dunia. Banyaknya sektor pertanian yang dikembangkan juga akan diiringi dengan

penyerapan tenaga kerja yang besar. Hal ini bisa dinilai sebagai hal yang posif karena selain memenuhi kebutuhan pangan, manusia juga perlu memenuhi

(2)

Atas dasar tersebut kami bermaksud untuk mengetahui bagaimanakan hubungan

nyata antara sektor pertanian dengan penyerapan tenaga kerja yang ada. Tentunya jika kamu memandang dari sudut yang luas seperti tingkat dunia kami tidak akan

mampu melihatnya semua bahkan jika kami melihat pada tingkatan indonesia pun belum tentu bisa kami analisa. Sehingga untuk untuk membatasi ruang

pengamatan kami akan mengamati mengenai penyerapan tenagakerja pertanian di

ruang lingkup provinsi lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada pengamatan ini adalah :

1. Apakah pengertian dari pertanian?

2. Bagaimanakah fungsi pertanian dalam kehidupan?

3. Bagaimanakah hubungan pertanian dengan penyerapan tenaga kerja khususnya di Provins Lampung?

4. Bagaimanakan keadaan pertanian di Provinsi Lampung?

(3)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian pertanian

2. Menjelaskan pentingnya sektor pertanian bagi kehidupan

(4)

II. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pertanian

Secara etimologi Pertanian, berasal dari kata agricultur, dimana ager artinya lahan atau tanah dan cultura artinya memelihara atau menggarap. Menurut A.T. Mosher,

pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang dilandasi oleh proses pertumbuhan tanaman dan hewan.

Ilmu Pertanian adalah suatu ilmu yang mencoba mengkaji dan menelaah usaha manusia dengan mengorganisasikan SDA, manusia dan lingkungan secara lebih berdaya guna dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Lingkungan adalah suatu

system kompleks yang berda di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.

Pertanian dalam arti sempit adalah sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga, dimana produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman hortikultura. Sedangkan pertanian dalam arti luas mencakup pertanian

rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan pada proses

pertumbuhan tanaman dan hewan dimana para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu di dalam usahataninya. Unsur-unsur

pertanian adalah proses produksi, petani, usahatani dan usahatani sebagai

(5)

Proses Produksi adalah suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan

jadi. Tanaman adalah pabrik pertanian primer dan ternak (hewan) adalah pabrik pertanian sekunder. Pertanian timbul saaat manusia mulai mengendalikan dan

mengatur pertumbuhan tanaman dan hewan.

Petani adalah orang yang mengendalikan pertumbuhan tanaamn dan hewan untuk memperoleh keuntungan dan orang yang terlibat langsung dalam proses

pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani berperan sebagai Manager (pengelola) dan Cultivator (jurutani), keterampilan tangan, otot dan mata.

3.2 Fungsi Pertanian dalam Kehidupan

Pertanian memberikan banyak fungsi bagi kehidupan manusia. Pertanian, paling

tidak dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air, pangan,

sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik, industri,

pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup.

Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen

Kebutuhan pertama yang paling mendasar bagi manusia adalah oksigen (O2).

Sebegitu pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, adalah seseorang dapat

bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air,

tetapi tanpa oksigen, otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja.

Walaupun oksigen sangat vital bagi kehidupan manusia, namun karena

(6)

Kecuali ketika ia susah bernapas atau berada di tempat yang tertutup atau

beroksigen tipis (misalnya di puncak gunung yang tinggi) dan di ICU rumah sakit. Oksigen, walaupun secara teknis dapat diproduksi oleh manusia, dan dimasukkan

ke dalam tabung, namun kemasannya sangatlah tidak praktis. Yang paling praktis tentunya adalah yang tersedia bebas di udara. Oksigen bebas tersebut dihasilkan oleh tumbuhan sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia

sebagai berikut :

6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2

Betapa agungnya Sang Pencipta yang telah mengatur adanya proses fotosintesis dengan menciptakan tumbuhan sebagai mesinnya, dan betapa baiknya tumbuhan

yang telah menghasilkan oksigen secara gratis, karena bayangkan jika harus membeli, berapa mahalnya harga oksigen per tabungnya.

Pertanian Sebagai Penyedia Pangan

Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan

(pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang ada

sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian.

Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan

populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang

(7)

sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh

negara-negara maju yang populasinya relatif lebih kurang.

Pertanian Sebagai Penyedia Air

Tumbuhan, terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat secara langsung dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas

pegunungan akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang

jernih di kaki pegunungan. Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.

Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Papan

Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan sintetis, semisal plastik, seng, beton, dll., tetapi sebagian besar bahannya menggunakan produk pertanian, terutama kayu. Kayu dan bahan produk pertanian lainnya juga

menjadi bahan baku berbagai mebeler.

Pertanian Sebagai Penyedia Faktor Keamanan

Produk pertanian juga banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai alat-alat keamanan, karena beratnya yang ringan dan mudah dibentuk, misalnya bagian

dari komponen senjata, dan alat-alat perlindungan dan beladiri lainnya.

Komponen terbesar dari sebuah rumah juga berbahan baku kayu yang merupakan

(8)

tempat tinggal keluarga, yang melindungi dari cuaca dan faktor-faktor pengancam

keamanan lainnya.

Pertanian Sebagai Faktor Sosio-Politik

Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat digunakan sebagai suatu alat sosio-politik. Pemerintah suatu negara yang gagal

menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya sudah terbukti banyak yang jatuh. Uni Sovyet sebagai negara adikuasa ternyata

terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan. Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan

pangan yang cukup buat rakyatnya. Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi

bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.

Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Baku Industri

Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga yang

merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman obat merupakan bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak, a.l. kelapa

sawit, kacang tanah, bunga matahari, kanola, menjadi bahan baku industri minyak. Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri yang

menggunakan lateks.

Dari berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis industri yang sering juga berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir. Berjuta-juta orang sangat

(9)

bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa

yang akan terjadi.

Pertanian Sebagai Sumber Devisa Negara

Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara

lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak

diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.

Pertanian Sebagai Industri Pariwisata Dan Kesehatan Rohani

Tanaman pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani,

terutama bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja. Setiap akhir pekan, apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan

diri. Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi

dari tanaman tehnya sendiri. Kalau, semakin lama semakin banyak pejabat dan orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang akan

dialami.

Perikanan, sub-bidang pertanian lain, kini bukan saja menjadi pemasok protein

(10)

hiburan dan pelepas penat juga. Kolam pancing menjamur dimana-mana dengan

peminat dari segala lapisan kehidupan dan berbagai tahapan usia.

Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan)

Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian, bukan saja sebagai suatu

upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan nafkah. Dari proses produksinya (bibit, benih, pupuk dan

sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll. melibatkan berbagai jenis usaha dan pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh dunia.

Jika suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, contohnya ketika PT Dirgantara Indonesia dan berbagai bank mengalami krisis dan bangkrut, maka

usaha yang pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke

pertanian. Selain dari pada itu, Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi yang banyak memiliki banyak perusahaan-perusahaan pertanian. Sehingga dapat

dipastikan akan banyak tenaga kerja yang terserap sebagai dampak dari berdirinya perusahaan-perusahaan itu. Di Provinsi lampung, jumlah perusahaan pertanian yang berbadan hukum pada tahun 2013 sebanyak 151 perusahaan yang tersebar si

seluruh Provinsi Lampung (data terlampir). Dari data yang kami peroleh diketahui bahwa jumlah perusahaan pertanian terbanyak terdapat di Kabupaten Lampung

(11)

Selain daripada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum banyak pula

potensi pertanian yang akan menyerap tenaga kerja yang tidak/belum berbadan hukum contohnya seperti Rumah Tangga Petani yang jumlahnya mencapai 1225,7

ribu rumah tangga.

3.3 Identifikasi Potensi Pertanian di Provinsi Lampung Kabupaten Lampung Barat

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTP) di Kabupaten Lampung Barat sebanyak 65.750 rumah tangga, non-rumah tangga usaha pertanian (NRTP)

sebanyak 19 unit dan tidak ada perusahaan pertanian berbadan hukum. Dari 15 Kecamatan yang ada di wilayah Lampung Barat, Kecamatan Bandar Negri Suoh

merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak sebesar 6.993 rumah tangga, diikuti Kecamatan Way Tenong dan Pagar Dewa masing-masing 6.078 dan 5.930 rumah tangga sedangkan kecamatan yang

paling sedikit jumlah rumah tangga taninya adalah Kecamatan Lumbok Seminung (1.918 ruta).

Untuk non rumah tangga usaha pertanian, paling banyak terdapat di Kecamatan Kebun Tebu sebanyak 10 unit. Kecamatan Sumber Jaya dan Pagar Dewa masing-masing terdapat 2 unit non usaha rumah tangga pertanian. Sedangkan di

(12)

Kabupaten Tanggamus

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di kabupaten Tanggamus sebanyak 102.566 dikelola oleh

rumah tangga, sebanyak 10 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 1 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Ulu belu, Pugung, dan semaka merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu

masing-masing 10.688 rumah tangga, 9.782 rumah tangga, dan 7.420 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Kelumbayan merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 2.440 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten tanggamus perusahaan

sebanyak 10 unit dan lainnya 1 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Kota Agung, Gisting,dan Cukuh Balak yaitu sebanyak 2 perusahaan dan paling sedikit di Kecamatan Kota Agung Timur,

Pugung, Kelumbayan, dan Limau yaitu sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha

pertanian hanya terdapat di Kecamatan Kota Agung Barat.

Kabupaten Lampung Selatan

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 134.061

(13)

berbadan hukum dan sebanyak 4 unit dikelola oleh selain rumah tangga dan

perusahaan berbadan hukum.

Natar, Jati Agung, dan Kalianda merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas

yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 15.927 rumah tangga, 14.827 rumah tangga, dan 10.653 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Bakauheni merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah

rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 2.597 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian

selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Lampung Selatan untuk perusahaan sebanyak 26 unit dan lainnya 4 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Kalianda yaitu sebanyak 9

perusahaan dan paling sedikit di Kecamatan Natar, Tanjung Bintang, Tanjung Sari dan Ketapang yaitu masing-masing sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah

perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian hanya terdapat di Kecamatan Kalianda sebanyak 2 unit, serta Kecamatan Natar dan Bakauheni, masing-masing sebanyak 1 unit.

Kabupaten Lampung Timur

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 192.256 dikelola

oleh rumah tangga, sebanyak sepuluh dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 26 dikelola oleh selain rumah tangga dan

(14)

Kecamatatan Sekampung Udik, Sukadana, dan Sekampung merupakan tiga

kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing‐masing 13.463 rumah tangga, 12.154 rumah

tangga, dan 11.875 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Gunung Pelindung

merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 4.143 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Lampung Timur untuk perusahaan

sebanyak 10 unit dan lainnya 26 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan

hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Labuhan Ratu yaitu sebanyak empat perusahaan dan paling sedikit di Kecamatan Sekampung Udik yaitu sebanyak satu

perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan Raman Utara, yaitu sebanyak 19 unit dan paling sedikit di Kecamatan Purbolinggo dan

Kecamatan Sukadana, yaitu sebanyak satu unit pada tiap kecamatan tersebut.

Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 232.933 dikelola

oleh rumah tangga, sebanyak 21 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 12 dikelola oleh bukan rumah tangga dan perusahaan

(15)

Bandar Mataram, Kalirejo dan Bangun Rejo merupakan tiga kecamatan dengan

urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing‐masing 14.425 rumah tangga, 13.590 rumah tangga, dan 12.913

rumah tangga. Sedangkan Anak Ratu Aji merupakan wilayah yang paling sedikit

jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 3.629 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lampung Tengah sebanyak 21 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Terbanggi Besar dan Kecamatan Bekri masing‐

masing 3 perusahaan, sedangkan 15 perusahaan pertanian berbadan hukum

lainnya tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 12 unit. Usaha pertanian yang dikelola oleh bukan usaha rumah

tangga ini terbanyak terdapat di Kecamatan Kalirejo dan Kecamatan Seputih Agung masing‐masing 3 unit dan sebanyak 6 unit lainnya tersebar di beberapa

kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

Kabupaten Lampung Utara

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah usaha pertanian di Kabupaten Lampung Utara sebanyak 95.263 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 13 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan

(16)

Abung Timur, Tanjung Raja, dan Abung Selatan merupakan tiga kecamatan

dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 7.491 rumah tangga, 7.038 rumah tangga, dan

6.681 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Sungkai Jaya merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.731 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Lampung Utara untuk

perusahaan sebanyak 13 unit dan lainnya 20 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 13 perusahaan dan tersebar di 8 kecamatan dan terbanyak berada di Kecamatan Sungkai Utara sebanyak 3 perusahaan.

Perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian tersebar di 9 kecamatan dan terbanyak terdapat di Kecamatan Abung

Surakarta, yaitu sejumlah 7 unit.

Kabupaten Way Kanan

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian yang dikelola oleh rumah tangga di Kabupaten Way

(17)

Kecamatan Blambangan Umpu, Banjit, dan Negara Batin merupakan tiga

kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 9595 rumah tangga, 9298 rumah

tangga, dan 8321 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Bahuga merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 2205 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Blambangan Umpu yaitu sebanyak 7 perusahaan dan lainnya

tersebar di Kecamatan Pakuan Ratu, Negeri Agung, Way Tuba, Bumi Agung, dan Negeri besar masingmasing sebanyak 3; 2; 1; 1; 1 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian

terdapat di Kecamatan Negara Batin sebanyak 5 unit, Banjit sebanyak 2 unit dan Baradatu sebanyak 1 unit.

Kabupaten Tulang Bawang

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah usaha pertanian di Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 63.309 usaha dikelola oleh rumah tangga.

Dente Teladas, Banjar Margo dan Rawajitu Selatan merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 9.544 rumah tangga, 5.606 rumah tangga, dan

(18)

yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak

2.298 rumah tangga.

Perusahaan pertanian yang berbadan hukum di Kabupaten Tulang Bawang ada

sebanyak 7 perusahaan sementara perusahaan pertanian yang tidak berbadan hukum tidak ada. Perusahaan pertanian di Kabupaten Tulang Bawang berlokasi di Kecamatan Banjar Margo yaitu sebanyak 2 perusahaan, di Kecamatan Gedung

Meneng 2 perusahaan, serta di Kecamatan Gedung Aji, Penawar Tama dan Menggala Timur masing-masing sebanyak 1 perusahaan. Adapun di

kecamatan-kecamatan lain perusahaan pertanian berbadan hukum tidak ada.

Kabupaten Pesawaran

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Pesawaran sebanyak 67.075 dikelola oleh

rumah tangga, sebanyak 17 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 9 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Padang Cermin, Negeri Katon, dan Gedung Tataan merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian

terbanyak, yaitu masing-masing 15.799 rumah tangga, 11.627 rumah tangga, dan 10.087 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Marga Punduh merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak

(19)

untuk perusahaan sebanyak 17 unit dan lainnya 9 unit. Jumlah perusahaan

pertanian berbadan hukum tersebar di 4 kecamatan, yaitu 7 perusahaan di

Kecamatan Tegineneng, 6 perusahaan di Kecamatan Gedung Tataan, 2 perusahaan

di Kecamatan Padang Cermin, dan 2 perusahaan di Kecamatan Negeri Katon.

Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian tersebar di 5 kecamatan yaitu: 4 unit di Kecamatan

Tegineneng, 2 unit di Kecamatan Way Lima, 1 unit di Kecamatan Padang Cermin, 1 unit di Kecamatan Kedondong, dan 1 unit di Kecamatan Negeri Katon.

Kabupaten Pringsewu

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu sebanyak 54.677 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 2 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum

dan sebanyak 2 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Pagelaran, Gadingrejo, dan Sukoharjo merupakan tiga Kecamatan dengan urutan

teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 11.051 rumah tangga, 9.616 rumah tangga, dan 7.012 rumah

tangga. Sedangkan Kecamatan Banyumas merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 3.974 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian

(20)

sebanyak 2 unit dan lainnya 2 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum

berlokasi di Kecamatan Pringsewu yaitu sebanyak 1 perusahaan dan di Kecamatan Gadingrejo yaitu sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah

perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terdapat di Kecamatan Pardasuka, yaitu sebanyak 2 unit.

Kabupaten Mesuji

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah usaha pertanian di Kabupaten Mesuji sebanyak 38.649 usaha dikelola oleh rumah tangga.

Way Serdang, Tanjung Raya dan Mesuji Timur merupakan tiga kecamatan dengan

urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 8.121 rumah tangga, 7.050 rumah tangga, dan 6.974 rumah

tangga. Sedangkan Kecamatan Panca Jaya merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 3.254 rumah tangga.

Perusahaan pertanian yang berbadan hukum di Kabupaten Mesuji ada sebanyak 6

perusahaan sementara perusahaan pertanian yang tidak berbadan hukum tidak ada. Perusahaan pertanian di Kabupaten Mesuji berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya

yaitu sebanyak 2 perusahaan, di Kecamatan Mesuji 2 perusahaan, serta di Kecamatan Panca Jaya dan Rawa Jitu Utara masing-masing sebanyak 1

perusahaan. Adapun di kecamatan-kecamatan lain perusahaan pertanian berbadan

(21)

Kabupaten Tulang Bawang Barat

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah usaha pertanian di kabupaten Tulang Bawang Barat sebanyak 48.975 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 1 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 8 dikelola oleh selain rumah tangga dan

perusahaan berbadan hukum.

Tulang Bawang Tengah, Tumi Jajar, dan Gunung Agung merupakan tiga

kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 12.093 rumah tangga, 7.402 rumah tangga, dan 6.809 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Pagar Dewa merupakan

wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.203 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di kabupaten Tulang Bawang Barat untuk perusahaan sebanyak 1 unit dan lainnya 8 unit. Jumlah perusahaan pertanian

berbadan hukum di kabupaten Tulang Bawang Barat hanya sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan

usaha rumah tangga usaha pertanian menyebar di 8 kecamatan yang ada di kabupaten Tulang Bawang Barat masing-masing sebanyak 1 unit.

(22)

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung sebanyak 8.468 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 19 perusahaan, dan jumlah non‐rumah tangga usaha pertanian sebanyak 6 unit.

Kecamatan Teluk Betung Barat, Kemiling, dan Teluk Betung Selatan merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing‐masing 1.448 rumah tangga, 1.447

rumah tangga, dan 846 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha

pertaniannya, yaitu sebanyak 86 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan jumlah non‐

rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung masing‐masing sebanyak

19 perusahaan dan 6 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Teluk Betung Utara yaitu sebanyak 6

perusahaan. Sedangkan jumlah non‐rumah tangga usaha pertanian hanya ada di

enam kecamatan berikut; Kecamatan Panjang, Teluk Betung Utara, Kemiling, Kedaton, Rajabasa, dan Tanjung Senang, dengan masing‐masing terdapat 1 unit

non‐rumah tangga usaha pertanian.

Kota Metro

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

(23)

sebanyak 3 (tiga) unit dan yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan

pertanian berbadan hukum sebanyak 2 (dua) unit.

Metro Utara, Metro Selatan, dan Metro Pusat merupakan 3 (tiga) kecamatan

dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 3.373 rumah tangga, 1.858 rumah tangga, dan 1.368 rumah tangga. Sedangkan Metro Timur merupakan kecamatan yang paling

sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.260 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum yang berjumlah 3 (tiga) unit berlokasi di Kecamatan Metro Selatan, Metro Timur dan Metro Pusat masing-masing 1 (satu) unit. Sedangkan usaha pertanian yang dikelola oleh selain

rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum yang berjumlah 2 (dua) unit terdapat di Kecamatan Metro Utara.

Berdasarkan data tersebut maka sudah telihat jelas bahwa sektor pertanian dengan jumlah nya yang begitu besar pastinya dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak baik dalam perusahaan pertanian yang berbadan hukum ataupun hanya

sekedar ruang kecil seperti rumah tangga pertanian. Dengan demikian maka sektor pertanian adalah sektor yang penting dalam hubungannya dengan penyerapan

(24)

III. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pengamatan yang telah kami lakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Pertanian adalah salah satu sektor terpenting yang ada di Provinsi Lampung, bahkan di dunia.

2. Pertanian memiliki fungsi sebagai penyerap ketenaga kerjaan selain dari penghasil pangan bagi manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah semua permukaan luka akan ter- cover oleh epitel dan akan dimulai dengan proses pendewasaan penyembuhan yang disebut

Dengan perkembangan otonomi daerah tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi desentralisasi kekuasaan yang dapat berakibat pada desentralisasi tindak pidana korupsi dimana kasus

Tenaga penggerak mesin pencacah rumput direncanakan menggunakan motor listrik yang disesuaikan dengan kemampuan daya listrik untuk UKM yang diperkirakan rata-rata

Hasil yang diperoleh dari program ELMOD untuk arah Jakarta-Cikampek terdapat 2 titik kritis yang tidak mempunyai umur sisa dan 1 titik kritis yang mempunyai umur sisa 1 tahun,

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisinta (2013) menyatakan time budget pressure berpengaruh positif terhadap kualitas audit, hal ini

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk rancang bangun sebuah aplikasi dalam bidang kesehatan yaitu penentuan tipe Diabetes Melitus menggunakan fuzzy logic

Solusi untuk menurunkan tingkat kecelakaan di suatu perusahaan tersebut, penulis menyediakan sistem pelaporan dan pengawasan secara online agar dokumentasi

Namun berbeda dengan hasil penelitian Clementin dan Priyadi (2016), menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.