• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal PKM P 2015 TINGKAT KESIAPSIAGAA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal PKM P 2015 TINGKAT KESIAPSIAGAA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i “TINGKAT KESIAPSIAGAAN DAN IMPLEMENTASI

MITIGASI BENCANA BAGI PELAJARDI LERENG GUNUNG MERAPI” BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Nanda Khoirunisa A610130007 (Angkatan 2013) Ikhsan Nur Rasyidin A610110083 (Angkatan 2011) Ikun Onesia A610120037 (Angkatan 2012)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

(2)
(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN………... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL……… iii

RINGKASAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN ……... 1

A. LatarBelakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ………... 2

C. Tujuan Penelitian ……… 2

D. Urgensi Penelitian ………... 2

E. Manfaat Penelitian ………... 2

F. Luaran yang Diharapkan ………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 3

A. Bencana ………... 3

B. Kesiapsiagaan ………. 4

C. Mitigasi Bencana ...……….. 5

BAB III METODE PENELITIAN……….. 5

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 5

B. Populasi Penelitian ……….. 5

C. Variabel Penelitian ……….. 6

D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 6

E. Tahapan Penelitian ……….. 7

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ………. 8

A. Anggaran Biaya …... 8

B. Jadwal Kegiatan………... 8

Daftar Pustaka ... 8

Lampiran ………. 10

DAFTAR TABEL Tabel 1. Rekapitulasi anggaran penelitian ……….. 8

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian mengenai kegunung apian pada umumnya difokuskan pada identifikasi yang berkaitan dengan keaktifan gunung berapi, proses geologi dan proses geomorfologinya, serta proses dan karakteristik material erupsi (Alexa and Collin dalam Subagyono, 2013). Gunung Merapi merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung yang berada diantara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah mempunyai tipikal letusan yang selalu berubah–ubah, sehingga dampak dari letusan tidak dapat diprediksi secara menyeluruh.

Letak Gunung Merapi yang berada di antara dua provinsi dan berada di empat kabupaten, yakni Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Keempat kabupaten tersebut merupakan daerah yang rawan terkena erupsi Gunung Merapi, oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan yang bersifat preventif sehingga dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan juga dapat mengurangi jumlah kerugian harta benda. Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten merupakan daerah yang berada di bagian lereng barat dari Gunung Merapi, sehingga apabila terjadi bencana letusan Gunung Merapi akan berdampak besar terhadap daerah tersebur. Hal ini di karenakan topografi lereng bagian barat dari Gunung Merapi memiliki karakteristik yang terjal.

Pada Tahun 2010, bencana erupsi Gunung Merapi menyebabkan ±365 jiwa meninggal serta kerugian material 3,2 Triliun rupiah. Belum lagi, terjadi banjir lahar di puncak Gunung Merapi yang menyebabkan ribuan jiwa harus mengungsi dan kehilangan aset. Dari fakta ini dapat disimpukan bahwa masyarakat di kawasan rawan bencana Gunung Merapi belum memiliki kesiapan yang memadai dalam menghadapi bencana. Pemerintah dan organisasi masyarakat telah banyak melakukan kegiatan penguatan kapasitas masyarakat di bidang kesiapsiagaan becana. Kegiatan ini sangat penting agar mengurangi nilai kerawanan pada sisi masyarakat. Mengingat potensi yang tinggi terkait dengan bencana vulkanisme, maka perlu adanya tindakan pencegahan diantaranya adalah peningkatan kesadaran terhadap pengetahuan kebencanaan khususnya kepada pelajar.

(6)

sekolah saat ini bukan saja sebuah ilmu pengetahuan teori tetapi geografi juga merupakan ilmu terapan. Maksudnya, ilmu geografi dapat diterapkan langsung di lingkungan. Materi-materi mengenai karakter suatu bencana, penyebab bencana, dan cara menanggulangi bencana telah menjadi bahan ajar di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka dapat di identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tingkat kesiapsiagaan para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi?

2. Bagaimana implementasi pengetahuan mitigasi bencana dalam kehidupan sehari-hari para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat kesiapsiagaan para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi, dan

2. Implementasi pengetahuan mitigasi bencana para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi.

D. Urgensi Penelitian

Bencana yang disebabkan oleh Gunung Merapi merupakan masalah nasional karena begitu banyaknya korban yang meninggal serta besarnya kerugian yang ditimbulkan. Upaya pelatihan mengenai mitigasi bencana berupa simulasi telah banyak dilakukan, tetapi korban masih saja tertap berjatuhan seperti korban dari kalangan pelajar. Penelitian ini direncanakan untuk melihat bagaimana tingkat kesiapsiagaan dan tingkat implementasi pengetahuan mitigasi bencana oleh para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam bidang Ilmu Geografi khususnya mengenai kebencanaan.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan dalam usaha penanggulangan kebancanaan yang disebabkan oleh Gunung Merapi.

(7)

F. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan dalam mengukur kesiapsiagaan dan impementasi pengetahuan mitigasi bencana di lereng Gunung Merapi.

2. Peta kerawanan bencana Gunung Merapi terhadap lokasi sekolah yang digunakan sebagai lokasi penelitian.

3. Publikasi ilmiah yang akan diterbitkan dalam jurnal yang terakreditasi atau sebagai naskah ilmiah yang diseminarkan pada tingkat nasional maupun internasional.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bencana

Definisi bencana dalam buku Disaster Management – A Disaster Manager’s Handbook (Carter dalam Khoirunisa, 2014) adalah suatu kejadian, alam atau buatan manusia, tiba-tiba atau progresif, yang menimbulkan dampak yang dahsyat (hebat) sehingga komunitas (masyarakat) yang terkena atau terpengaruh harus merespon dengan tindakan-tindakan luar biasa dalam pengelolaan bencana terpadu, suatu masyarakat sehingga tidak menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Sedangkan pengertian bencana sendiri menurut Badan Nasional Penanggulan Bencana (2011) menyatakan, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam ataupun faktor non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bukan hanya berdampak pada orang dewasa, bencana juga sangat berdampak kepada anak-anak.

(8)

khususnya ruang kelas. Akibatnya, proses kegiatan belajar-mengajar secara normal pun terhenti. Hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, sarana dan prasarana sekolah yang ada sangatlah rentan terhadap bencana. Selain infrastruktur bangunan sekolah, tak dapat dibayangkan apabila kejadian bencana terjadi pada jam-jam sekolah (Sunarhadi, 2013). Faktanya Indonesia merupakan Negara dengan intensitas bencana yang cukup tinggi di dunia terutama bencana akibat aktivitas vulkanik.

Sadisun (2008) menyatakan,”Di Indonesia kurang lebih terdapat 80 buah dari 129 buah gunung aktif yang diamati dan dipantau secara terus menerus, namun beberapa bahaya letusan gunung api berupa aliran lava, lontaran batu pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan abu, hujan pasir, dan semburan gas beracun. Meskipun kejadian gunung berapi dapat diprediksi dengan tingkat keberhasilan tertentu berdasarkan fenomena–fenomena yang mendahuluinya, namun bahaya gunung api tidak dapat di cegah. Oleh karena itu, pemantauan gunung api menjadi suatu hal yang hal cukup krusial dalam usaha mengurangi dampak akibat dari bahaya ini. Pemantauan ini dilakukan untuk menghasilkan informasi tingkat aktivitas gunung api dalam empat tingkatan yakni aktif normal, waspada, siaga, dan awas”.

Menurut Zaennudin (2009), resiko bencana letusan gunung api muncul dari gabungan beberapa jenis ancaman bahaya letusan gunung api dengan kondisi suatu lokasi atau wilayah. Ancaman bencana letusan gunung api yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api mempunyai tingkatan kerawanan bencana yang berbeda-beda. Pelajar yang bermukim dan bersekolah di lereng gunung api sudah seharusnya mamahami tingkat kerawanan sekolah dan daerah tempat tinggalnya, agar mereka mampu mempertimbangkan daerah mana yang aman saat terjadi letusan gunung api.

B. Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling penting ketika terjadi bencana untuk mengurangi korban jiwa. Kesadaran dan pemahaman hubungan antara bencana dan kebutuhan dasar warga sangat penting. Kebutuhan dasar merupakan pondasi dari pengurangan resiko bencana yang akan meningkatkan kesiapan warga terhadap bencana. Sedangkan kesiagaan bersifat fungsional yang menyangkut fungsi baik secara perseorangan maupun sebagai kelompok. Kesiapsiagaan bencana berarti suatu rangkaian upaya yang sifatnya rutin dan fungsional (PASTI, 2009).

(9)

C. Mitigasi Bencana

Menurut Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief (dalam Sunarhadi, 2012), Kesiapsiagaan adalah suatu aksi/aktifitas yang membuat pemerintah, organisasi, masyarakat, perorangan (stakeholders) dapat merespons bencana yang bakal terjadi dengan cepat, tepat, efektif, efesien dan benar. Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena dampak bencana, seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah.

Menurut Ali (2012), manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu: (1) Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini; (2) Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue(SAR), bantuan darurat dan pengungsian; (3) Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan di 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di lereng barat Gunung Merapi tepatnya yang terletak di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, lama penelitian dimulai dari tahap perencanaan hingga pelaporan dijadwalkan selama 5 bulan penelitian.

B. Populasi Penelitian

(10)

mengambil 50 responden dari populasi pada masing-masing sekolah dan responden direncanakan berjumlah 500 pelajar. Sedangkan data kualitatif berasal dari narasumber yang merupakan pelajar, guru dan perangkat desa sekitar sekolah.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Tingkat kesiapsiagaan para pelajar diukur dengan mengunakan tiga indikator utama yaitu menyangkut pengetahuan, mitigasi dan rencana keadaan darurat mengenai bencana gunung api. Menurut Zaennudin dalam Perangkat Diagnosa Kesiapsiagaan Bencana di Indonesia (PASTI, 2009) dijelaskan bahwa indikator tersebut adalah:

1. Pengetahuan tentang bencana gunung api a. Akibat keberadaan dari gunung api

b. Jenis ancaman yang berkaitan dengan bencana gunung api c. Ketersediaan peta rawan bencana gunung api

d. Dampak bencana gunung api

e. Gejala peningkatan aktivitas gunung api 2. Mekanisme mitigasi bencana gunung api

a. Usaha mitigasi bencana gunung api

b. Usaha mengurangi dampak bencana gunung api c. Cara memperoleh informasi aktivitas gunung api d. Tindakan simulasi dan penyelamatan diri

3. Rencana keadaan darurat

a. Daerah yang terkena dampak letusan gunung api b. Mekanisme evakuasi

Implementasi pengetahuan mitigasi bencana para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi diukur dengan menggunakan indikator berikut.

1. Pelatihan simulasi

2. Pencegahan dalam bentuk bangunan fisik 3. Pematauan aktivitas gunung api

4. Bentuk mitigasi struktural di lingkungan sekolah 5. Jalur evakuasi

D. Teknik Pengumpulan Data

(11)

E. Tahapan Penelitian Tahapan persiapan

Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan yaitu orientasi medan dan data juga dilakukan pengkajian pustaka mengenai penelitian sebelumnya.

Pengujian instrumen penelitian

Intrumen penelitian di uji dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Populasi penggujian ini dilakukan di salah satu SMA di Kabupaten Sleman. Alasan pemilihan sekolah karena lokasi sekolah memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian yaitu berada di lereng Gunung Merapi.

Survei lokasi

Survei lokasi dilakukan untuk menentukan sekolah-sekolah mana saja yang berada di lereng barat Gunung Berapi yang akan menjadi objek penelitian dan berfokus pada sekolah yang berada di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. Pengumpulan data

Data kuantitatif dicari dengan menggunakan intrumen penelitian berupa kuisoner dan data kualitatif menggunakan panduan wawancara serta panduan observasi. Data koordinat sekolah diambil untuk permbuatan peta persebaran lokasi penelitian.

Pembuatan peta

Setelah mendapatkan koordinat sekolah-sekolah yang menjadi objek penelitian maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan peta persebaran lokasi penelitian. Peta persebaran lokasi penelitian dibuat dengan menggunakansoftware ArcGis 10.2 dengan ukuran peta A0. Dimana peta ini memberikan gambaran tentang persebaran sekolah yang menjadi tempat penelitian di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Analisis data

(12)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya Penelitian

Tabel 1. Rekapitulasi anggaran penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1. Peralatan penunjang Rp.

3.000.000,-2. Bahan habis pakai Rp.

4.355.000,-3. Perjalanan Rp.

3.000.000,-4. Lain-lain (Publikasi, Dokumentasi, Laporan) Rp. 1.865.000,-TOTAL Rp.

12.220.000,-B. Jadwal Penelitian

Tabel 2. Jadwal kegiatan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Erupsi Merapi. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Khoirunisa, Nanda, dkk,. 2014. Pengetahuan Mahasiswa terhadap Mitigasi Bencana Banjir setelah Melakukan Pembuatan Lubang Resapan Biopori di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

No. Jenis Kegiatan

Bulan ke-1

Bulan ke-2

Bulan ke-3

Bulan ke-4

Bulan ke-5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tahapan

Persiapan

2.

Pengujian Instrumen Penelitian 3. Survei lokasi

3. Pengumpulan Data 4. Pembuatan Peta 5. Analisis Data

(13)

Muta’ali, Lutfi. 2012. “PendekatanLivelihood Strategydalam Pemulihan Wilayah Pasca Bencana”. Makalah Prosiding dalam Seminar Nasional, “Informasi Geospasial untuk Kajian Kebencanaan dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial (Spatial Thinking) Masyarakat”, 22 Maret 2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nugroho, Kharisma, dkk. 2009. Perangkat diagnosa kesiapsiagaan bencana Indoinesia (PASTI). Jakarta Pusat: Humanitarian Forum Indonesia.

Paksi, Arie Kusuma. 2006. Motivasi Non-Ekonomi Pengemis di Kota Yogyakarta.Makalah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Sadisun, Imam A. 2008. Pemahaman Karakteristik Bencana: Aspek Fundamental

dan Upaya Mitigasi Penanganan Tanggap Darurat Bencana. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB).

Siregar, Betty Gustina Laskunary dan Nanda Khoirunisa. 2014. Practice in Biopore Hole to Improve Flood Mitigation Disaster Knowledge of SDIT Muhammadiyah Al Kautsar and MI Muhammadiyah PK (Special Program) Kartasura. “International Conference on Disaster Risk Reduction and Education (ICDRRE) University State of Yogyakarta”, 16 September 2014.

Subagyono, Kasdi. 2010. Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Sumberdaya Air. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.Pdf.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunarhadi, Amin dan Teguh Setyawan. 2012. Melek Geografi SMA 7 Surakarta dan MA Al Islam di Kecamatan Serengan dalam Mengenal Bencana Banjir dan Lingkungan. Seminar Nasional Geografi, Fakultas Geografi, 19 Juni 2014. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wijayanti, Pipit. 2012. “Pemanfaatan Informasi Geospasial Tematik dalam Peningkatan Kapasitas Terhadap Bencana Berbasis Sekolah”. Makalah Prosiding dalam Seminar Nasional, “Informasi Geospasial untuk Kajian Kebencanaan dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial (Spatial Thinking) Masyarakat”, 22 Maret 2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

(14)

Lampiran 1. Biodata

Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1. Nama lengkap : Nanda Khoirunisa 2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Program studi : Pendidikan Geografi UMS

4. NIM : A610130007

5. Tempat, tanggal lahir : Magetan, 18 Juni 1995

6. E-mail :nandakhoirunisa@ymail.com

7. No. Telepon/Handphone : 085753793667

8. Alamat Sekarang : Jalan Gatak III No.18 Pabelan, Kartasura

B. Riwayat pendidikan

Dari-hingga Institusi

2013–sekarang Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010–2013 SMA Negeri 4 Berau, Kalimantan Timur 2008–2010 SMP Negeri 8 Berau, Kalimantan Timur 2007–2008 SMP Negeri 1 Segah, Kalimantan Timur 2001–2007 SD Negeri 4 Segah, Kalimantan Timur

C. Pemakalah seminar ilmiah (Oral Presentation)

No. Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1.

Petani di Kawasan Rentan Banjir Sungai Samin”

19 Juni 2014,

Practice in BioporeHole to Improve Flood Mitigation Disaster Knowledge of SDIT

Muhammadiyah Al Kautsar and MI Muhammadiyah PK

(Special Program) Kartasura

(15)
(16)
(17)

Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama lengkap : Ikun Onesia

2. Jenis kelamin : Laki–laki

3. Program studi : Pendidikan Geografi UMS

4. NIM : A610120037

5. Tempat, tanggal lahir : Boyolali, 23 Januari 1993

6. E-mail :Onesiaikun93@gmail.com

7. No.Telepon/Handphone : 085702569791

8. Alamat Sekarang : Mayang, Gatak, Sukoharjo

B. Riwayat pendidikan

Dari-hingga Institusi

2012–sekarang Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

2009–2011 SMA Negeri 1 Ngemplak

2007–2009 SMP Negeri Gatak 2

2000 - 2006 SD Kanisius Mayang

C. Pemakalah seminar ilmiah (Oral Presentation)

No Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. Diskusi Ilmiah

Bentang Geografi Yogyakarta, 2012

2. Diskusi ilmiah Kajian Sosial Ekonomi

masyarakat Karanganyar

Karanganyar, 2014

3. Diskusi ilmiah Kajian Sekolah siaga bencana, instrument

kependidikan, dan mutu sekolah In-press

Boyolali, 2014

D. Penghargaan

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. Juara II Futsal Se-Karisedanan

Surakarta

Universitas Muhammadiyah

(18)
(19)

BiodataPembimbing

A. IdentitasDiri

1. Namalengkap : M. Amin Sunarhadi, S.Si, MP 2. Jeniskelamin : Laki–Laki

3. Program studi : Pendidikan Geografi FKIP UMS

4. NIDN : 0612027501

5. Tempat, tanggallahir :Tegal, 13 februari 1975 6. E-mail : amin.sunarhadi@ums.ac.id 7. No. Telepon/Hp : 085222123085

8. AlamatSekarang : Jalan Menco Gang 26 No. 1

B. Riwayatpendidikan

Dari-hingga Institusi

1993-1998 Universitas Muhammadiyah Surakarta 1998-2000 Universitas Brawijaya Malang

C. Pemakalah seminar ilmiah (Oral Presentation)

No. Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

Practice in Biopore Hole to Improve Flood Mitigation

Disaster Knowledge of

Petani di Kawasan Rentan Banjir Sungai Samin”

(20)
(21)

Lampiran 2. Anggaran Penelitian

Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Peralatan penunjang

Tabel 1. Peralatan penunjang penelitian

No. Material Justifikasi

1. Kamera Dokumentasi 2 buah

(12 hari) 50.000 1.200.000

2. GPS Menentukan

koordinat sekolah

1 buah

(8 hari) 100.000 800.000

3. Handycam Dokumentasi wawancara

1 buah

(8 hari) 100.000 800.000

4. Alat tulis Buku Agenda

Laporan Tim 1 buah 200.00 200.000

SUB TOTAL (Rp) 3.000.000

2. Biaya Bahan habis pakai (penelitian)

Tabel 2. Biaya bahan habis pakai selama penelitian

No. Material Justifikasi

1. Kertas HVS Print kuisioner &

administrasi 1 rim 40.000 40.000

2. Tinta printer (hitam)

Print kuisioner &

administrasi 2 buah 30.000 60.000

3. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 1

50

ekslempar 1.000 50.000

4. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 2

50

ekslempar 1.000 50.000

5. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 3

50

ekslempar 1.000 50.000

6. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 4

50

ekslempar 1.000 50.000

8. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 5

50

ekslempar 1.000 50.000

9. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 6

50

ekslempar 1.000 50.000

10. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 7

50

ekslempar 1.000 50.000

11. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 8

50

(22)

12. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 9

50

ekslempar 1.000 50.000

13. Foto copy Foto copy kuisioner sekolah 10

informasi 20 jam 3.000 600.000

15. Tinta printer ( warna )

Print kuisioner &

administrasi 2 buah 40.000 80.000

16. Fotocopy Fotocopy dokumen

data sekolah 300.000

17. Alat Tulis Pembelian Agenda

peneliti 3 paket 25.000 75.000

18. Alat Tulis Pembelian Bolpoint 50 buah 2.000 100.000 19. Cetak Peta Cetak Peta 20 lembar 130.000 2.600.000

SUB TOTAL (Rp) 4.355.000

3. Perjalanan

Tabel 3. Biaya perjalanan

No. Material Justifikasi

penelitian 2 kali/tim 100.000 200.000

2. Solo–

Boyolali

Survei lokasi &

akomodasi 2 kali/tim 200.000 400.000

2. Solo–

Klaten

Survei lokasi &

akomodasi 2 kali/tim 200.000 400.000

3. Solo–

Boyolali

Pengambilan data &

akomodasi 4 kali/tim 250.000 1.000.000

4. Solo–

Klaten

Pengambilan data &

akomodasi 4 kali/tim 250.000 1.000.000 SUB TOTAL (Rp) 3.000.000

4. Lain-lain

Tabel 4. Biaya lain-lain

No. Material Justifikasi

data 1 buah 150.000 150.000

2. Card reader Mobilisasi data 1 buah 30.000 30.000

3. Cetak foto Lampiran 100.000

(23)

laporan dan data

6. Kertas HVS Pembuatan

laporan 2 Rim 40.000 80.000

7. Pembuatan laporan

Penjilidan Laporan (Soft

Cover)

1 paket 15.000 15.000

8. Fotocopy Penggandaan

Laporan

19

ekslempar 10.000 190.000

8. Penjilidan

Penjilidan penggandaan Laporan (Soft

Cover)

19

ekslempar 15.000 285.000

10. Dana Tak

terduga 100.00

11. Publikasi 1.000.000

SUB TOTAL (Rp) 1.865.000

(24)

12.220.000,-Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Studi

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu (jam/minggu)

Uraian Tugas

1.

Nanda Khoirunisa/ A610130007

Pendidikan

Geografi Geografi 8 jam/minggu

Pencarian Data, Analisis Data, Pembuatan Laporan.

2.

Ikhsan Nur Rasyidin/ A610110083

Pendidikan

Geografi Geografi 8 jam/minggu

Pencarian Data, Pembuatan Peta, Pembuatan Laporan.

3. Ikun Onesia/ A610120037

Pendidikan

Geografi Geografi 8 jam/minggu

(25)
(26)

ampiran 5. Instrumen Penelitian

A. Kuisoner

1. Apakah anda mengetahui jarak sekolah dan tempat tinggal anda dengan puncak Gunung Merapi? Jika Ya, berapa?

a. Ya. b. Tidak

Keterangan:

2. Ketika terjadi bencana gunung api, akan timbul berbagai macam bencana lain. Apakah anda mengetahui tentang ancaman tersebut? Jika Ya, sebutkan.

a. Ya b. Tidak

Keterangan:

3. Menurut Anda, pentingkah peta kerawanan bencana di Daerah lereng Gunung Api?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

4. Berkaitan dengan dampak letusan Gunung Api, apakah anda tahu dampak letusan Gunung Merapi berkaitan dengan jarak tempat tinggal dan sekolah anda jelaskan!

a. Ya b. Tidak

Alasan:

5. Apakah anda mengetahui ciri-ciri peningkatan aktivitas gunung merapi? Jika ya, sebutkan!

a. Ya b. Tidak

Keterangan:

6. Untuk meminimalkan adanya korban jiwa, apakah ada penyuluhan mengenai mitigasi bencana gunung api di sekolah maupun disekitar rumah anda?

a. Ada b. Tidak c. Tidak tahu

7. Apakah anda pernah melakukan latihan simulasi bencana gunung api? Jika Ya, berapa kali anda melakukannya?

a. Pernah b. Tidak

Keterangan:

8. Jika anda membutuhkan informasi mengenai perkembangan aktifitas Gunung Merapi, tahukah anda dimana tempat untuk mendapatkan informasi tersebut? Jika Ya, sebutkan.

a. Ya b. Tidak

Keterangan:

9. Ketika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, apakah anda mengetahui langkah pertama yang harus anda lakukan? Jika Ya, sebutkan.

a. Ya b. Tidak

(27)

10. Menurut anda, apakah sekolah dan tempat tinggal anda terkena dampak dari letusan Gunung Merapi? Jika Ya, seberapa besar dampaknya: (Berat/ Sedang/ Ringan)

a.Ya b. Tidak Tahu

11. Jika Sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus, sudahkah ada mekanisme penyelamatan di sekitar tempat tinggal Anda yang sudah terstruktur? Mekanisme seperti apa yang sudah ada dan dalam tingkat apa: (RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, atau yang lain . . . )

Jawaban:

B. Panduan Wawancara

1. Apakah anda mengetahui status Gunung Merapi saat ini? 2. Berapakah jarak anda saat ini dengan puncak Gunung Merapi? 3. Apakah anda mengetahui tipe letusan Gunung Merapi?

4. Adakah upaya mitigasi terkait dengan bencana Gunung Merapi?

5. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/simulasi bencana Gunung Merapi?

6. Apakah terdapat tanggul yang berkaitan dengan mitigasi bencana struktural di dekat rumah anda?

7. Apa saja tindakan mitigasi yang telah anda lakukan?

C. Panduan Observasi

1. Mengamati bentuk mitigasi struktural yang telah sekolah lakukan.

2. Mengamati lokasi sekolah terhadap lokasi shelter (lokasi evakuasi) terdekat.

3. Mengamati apakah ada jalur evakuasi disekolah dan denah sekolah.

4. Mengamati apakah ada peralatan-peralatan pendukung dalam usaha mitigasi bencana di sekolah.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi anggaran penelitian …………………………………..
Tabel 2. Jadwal kegiatan penelitian
Tabel 1. Peralatan penunjang penelitian
Tabel 3. Biaya perjalanan

Referensi

Dokumen terkait

Penyusun asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, hormon, dan enzim. Pertumbuhan terhambat, daun pucat

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan Kelurahan Bhayangkara umumnya didominasi oleh peruntukan perumahan dan pemukiman dengan luas lebih kurang

Pemberian pupuk urea nyata meningkatkan tinggi bibit tanaman kakao pada umur 6, 8, dan 10 MST sesuai dengan hasil analisis regresi yang linier positif yang tertinggi pada dosis

Diliat dari gaji, pada variabel KK memiliki means yang tinggi.. adalah mereka dengan gajii yang berkisar 3-5, sedangkan variabel

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta terutama pada pasal 7 ayat (2) huruf d dan khususnya pasal 32 dan

Berdasarkan uraian di atas jika dikaitkan dengan kasus Kebun Sayur Ciracas dapat disimpulkan, walaupun berdasarkan Pasal 21 ayat (2) UUPA oleh pemerintah ditetapkan badan-badan

reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan lebih mudah dipahami. Murid yang telah belajar akan lebih mudah untuk menerima pengajaran dan

Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka posisi pengelolaan Komponen Drainase berada pada kuadran 1 (2 ; 9) pada posisi Pertumbuhan Cepat, ini menggambarkan bahwa