• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN

Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

…………...……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ...………. …… …… . .….

Pengetahuan pencegahanDengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) penting bagi masyarakat khususnya bagi keluarga karena sangat berpengaruh pada kesehatan keluarga maupun masyarakat. Dari survey awal menunjukan bahwa 60% keluarga yang tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalahstudi korelasidengan pendekatancross sectional, populasinya adalah 100 keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban tahun 2011, dengan besar sampel 80 keluarga, mengunakan simple random sampling. Pada penelitian ini variabel independen adalah pengetahuan pencegahan Dengue Haemarrhagic Fever (DHF) dan variabel dependen adalah tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, kemudian di uji dengan mengunakan uji koefisien kontingensi,α= 0,05

Hasil penelitian menunjukan dari sebagian keluarga yang berpengetahuan kurang sebanyak 55,0% dan yang tidak melakukan PSN yaitu sebanyak 53,8% sedangkan dengan pengujian statistik dengan tingkat signifikasiα= 0.05 dengan ujikoefisien kontingensidiperoleh hasil p = 0.031 (p < 0.05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah H0 ditolak artinya ada hubungan pengetahuan pencegahanDengue Haemorrhagic Fever(DHF) dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

Melihat hasil penelitian ini maka perlu bagi petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever(DHF) dan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kata Kunci: Pengetahuan Pencegahan DHF, Tindakan PSN

PENDAHULUAN

.……. … ….

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Salah satu faktor yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat adalah kesehatan lingkungan. Kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan sosial, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penanggulangan penyakit.

Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini berkembang

biak di tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dan barang bekas yang dapat menampung air hujan di rumah dan tempat umum. Untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini, nyamuk Aedes Aegypti perlu diberantas.

(2)

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksanaan program.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satu diantaranya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000 dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk. Sampai saat ini upaya tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi peningkatan angka kematian.

Dari suatu penelitian terhadap 1.457 rumah warga yang dilakukan selama tahun 2008 di kota Surabaya sebanyak 1.040 (71,3%) rumah yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dan data dari Dinas Kabupaten Tuban mencatat dari Desa/Kelurahan endemis DBD yang melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk hanya 43% sedangkan sasarannya 100%. (Dinkes Kab Tuban).

Berdasarkan hasil survey awal di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban didapatkan dari 20 keluarga hanya 8 (40%) yang sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk, 12 (60%) keluarga di Desa Kujung yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dari data tersebut di dapatkan masih banyaknya (60%) keluarga yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Maka masalah penelitian dari data diatas adalah masih tingginya keluarga yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan baik.

Faktor yang dapat mempengaruhi pencegahan DHF adalah lingkungan, biologis dan kimiawi. Faktor pertama lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhui perkembangan dan perilaku orang atan kelompok. Lingkunngan adalah input kedalam diri seseorang sebagai system adatif yang melibatkan baik faktor internal

maupun factor eksternal. Semakin tinggi tingkat kebersihan lingkungan maka semakin rendah terjadinya penyakit DBD. Faktor kedua biologis Pengendalian secara bioligis merupakan pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti pemeliharaan ikan cupang pada kola/ sumur yang sudah tak terpakai atau menggunakan dengan bakteri Bt H-14. Faktor ketiga kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah cara pengendalian serta pembasmian nyamuk dan jentik dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Diantaranya adalah : Pengasapan/togging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti dengan batas tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat yang sering menjadi tempat penampungan air. Apabila faktor tersebut diatas mendukung maka tindakan PSN akan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan dan sebaliknya jika faktor tersebut tidak mendukung maka akan timbul penyulit sehingga hal tersebut akan membawa dampak pada keluarga atau masyarakat.

Cara memberantas nyamuk Aedes Aegypti yang tepat guna ialah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu kegiatan untuk memberantas jentik di tempat berkembang biaknya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, serta menghindari gigitan nyamuk) tempat berkembang biak nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue atau usaha lain untuk memberantas jentik seperti abatisasi, memelihara ikan, dll.(Depkes RI, 2005)

Pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) adalah kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembang biakannya. (Depkes RI, 2005).

(3)

karena yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk ini adalah masyarakat. Tapi dalam kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum melakukan pencegahan ini.

Untuk meningkatkan perilaku atau tindakan keluarga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), kita perlu meningkatkan rasa kepedulian masyarakat khususnnya keluarga terhadap kesehatan lingkungan dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Khususnya tentang Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Dari uraian diatas peneliti ingin mengangkat penelitian tentang hubungan pengetahuan pencegahan dengue haemorrhagic fevere (DHF) dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Tujuan penelitian di atas adalah Untuk mengatahui Hubungan Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional dengan menggunakan metode simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah Seluruh keluarga yang tinggal di Desa Kujung Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban sedangkan sampelnya Sebagian keluarga yang tinggal di Desa Kujung Kematan Widang Kabupaten Tuban selama bulan Maret sampai September tahun 2011. Dengan besar sampel 80 responden dari 100 populasi. Variabel independen yakni pengetahuan pencegahan DHF dan variabel dependen yakni tindakan PSN. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Analisa data menggunakan uji koefisien kontingensi dengan taraf signifikansi 0,05.

HASIL

.

PENELITIAN

1. Data Umum 1) Pekerjaan

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Dari Tabel 1 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden bekerja petani yaitu 36 keluarga (45,0%) dan sebagian kecil yaitu 5 keluarga (6,2%) tidak bekerja.

2) Umur

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan umur

Dari Tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden berumur 20-35 tahun yaitu 51 keluarga (63,8%) dan sebagian kecil yaitu 4 keluarga (5,0%) berumur < 20 tahun.

2. Data Khusus

1) Pengetahuan Pencegahan DHF

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan pencegahan DHF di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011.

Dari Tabel 3 diatas diperoleh hasil bahwa hampir sebagian responden

(4)

berpengetahuan kurang yaitu 44 keluarga (55,0%) dan sebagian kecil respoden berpengetahuan baik yaitu 16 keluarga (20,0%).

2) Tindakan PSN

Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tindakan PSN

No Tindakan PSN Frekuensi Presentase

(%)

Dari Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden tidak melakukan tindakan PSN yaitu sebanyak 43 keluarga (53,8%).

3) Hubungan Pengetahuan Pencegahan DHF Dengan Tindakan PSN Di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011

Tabel 5 Tabel silang hubungan pengetahuan pencegahan DHF dengan tindakan PSN

Jumlah 43 52,5 37 46,2 80 100

Koefisien kotingensi= 0,282 p= 0,005

Dari Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang tidak melakukan tindakan PSN sebanyak (53,2%) karena pengetahuan pencegahan DHF yang kurang dan keluarga yang melakukan tindakan PSN sebanyak (47,7%) karena pengetahuan pencegahan DHF yang kurang.

PEMBAHASAN

.… .…

1) Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever(DHF)

Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 44 keluarga (55,0%) berpengetahuan kurang, Menurut Wash, Linda V (2007), disebabkan oleh faktor umur.

Faktor umur sangatlah berpengaruh pada seseorang dalam berpengetahuan baik. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga berumur 20-35 tahun. Menurut Wash, Linda V (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental), pada aspek tersebut taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan tentang pencegahan DHF. Berdasarkan uraian diatas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur 20-35 tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). Namun dari hasil penelitian mayoritas keluarga yang berumur 20-35 tahun berpengetahuan kurang hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever(DHF), serta kurangnya motifasi petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pengetahuan pencegahan DHF.

2) Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner pada Tabel 4 bahwa sebagian besar keluarga (53,8 %) tidak melakukan tindakan PSN. Kepatuhan keluarga dalam tindakan PSN dipengaruhi oleh umur dan pekerjaan.

(5)

(mental), pada aspek tersebut taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Berdasarkan uraian diatas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur 20-35 tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun dari hasil penelitian mayoritas keluarga yang berumur 20-35 tahun tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) hal ini disebabkan oleh pengetahuan keluarga yang kurang, pengetahuan tentang dengue haemorhagic fever (DHF) kurang, kurangnya motifasi petugas kesehatan dan masyarakat serta keluarga mengakibatkan efek samping dari tindakan PSN.

Selain itu faktor pekerjaan mempengaruhi keluarga dalam tindakan PSN. Dari Tabel 1 menujukkan bahwa sebagian keluarga sebagai petani. Menurut mollad (2010) seseorang yang bekerja memilik kecenderungan sulit dalam membagi waktunya. Kebanyakan seorang petani lebih menutup diri terhadap informasi tentang kesehatan terutama pada pencegahan DHF sehingga memunculkan tindakan yang negatif, seperti tidak melakukan tindakan PSN dengan baik dan benar sesuai anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

3) Hubungan Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 5 terdapat hubungan pengetahuan pencegahan DHF dengan tindakan PSN, bahwa keluarga yang berpengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan tindakan PSN. Sedangkan keluarga yang tingkat pengetahuannya baik sebagian kecil melakukan tindakan PSN. Dari uji analisis SPSS 16.0 menggunakan uji koefisien kontingensiyaitu terdapat hubungan

antara pengetahuan pencegahan DHF dengan Tindakan PSN di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011. Berdasarkan penjelasan diatas keluarga yang berpengetahuan kurang tidak melakukan tindakan PSN hal ini disebakan karena tingkat pendidikan atau pengetahuan keluarga kurang bisa memahami dan mengaplikasikan informasi. hal ini yang mendukung sikap negatif dalam diri keluarga keluarga tidak patuh dalam melakukan tindakan PSN sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan, meskipun demikian ada sebagian kecil keluarga yang patuh dalam melakukan tindakan PSN. Hal ini disebabkan karena peran pendidik atau petugas kesehatan, masyarakat dalam memberikan dukungan pada keluarga dalam melakukan tindakan PSN.

Keluarga yang berpengetahuan baik memiliki perilaku yang baik pula dalam melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mayoritas keluarga dalam melakukan tindakan PSN akan lebih mampu memahami dan mengaplikasikan informasi yang dimiliki. Keadaan tersebut membuat keluarga akan bersikap positif dan akan melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sesuai dengan anjuran yang diberaikan tenaga kesehatan.

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

. …

1. Kesimpulan

1) Lebih dari sebagian keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban memiliki pengetahuan kurang.

2) Lebih dari sebagian keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

3) Ada hubungan pengetahuan pencegahan dengue haemorrhagic fever (DHF) dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

2. Saran

Diharapkan supaya lebih dikembangkan lagi untuk menambah ilmu khususnya tentang pengetahuan pencegahan DHF sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak lain dalam mengembangkan wacana tentang pengetahuan pencegahan DHF.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai membangun bagi ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi dalam program dan sebagai sumber data dan masukan.

Bidan perlu meningkatkan penyuluhan pada keluarga atau masyarakat tentang pengetahuan pencegahan DHF agar masyarakat lebih mengerti bagaimana melakukan tindakan PSN yang benar.

Diharapkan bias menambah jumlah responden, jumlah sampel dan observasi lebih lanjut pada responden.

. . .

DAFTAR PUSTAKA

. . .

A. Azis Alimul Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Budiman Chandra, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC

Depkes RI, (1992). Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Dirjen PP & PL.

Depkes RI, (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP & PL

Depkes RI, (2007). Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku. Jakarta : Dirjen PP & PL

Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Mardalis, (2004). Metode Penelitian Suatu

Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara

Nursalam dan Siti Pariani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Utama.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba medika

Praktiknya, Ahmad Watik, (2010). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers

(7)

Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Suharsini Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta Wahid Iqbal Mubarok, (2007). Buku Ajar

Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Gambar

Tabel 1Distribusi
Tabel 5Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, bank mempunyai peran penting dalam meningkatkan inovasi terhadap UMKM, dengan memberikan pinjaman dana untuk modal UMKM dalam mengembangkan usaha

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara laki -laki dan perempuan (dimorfisme seksual) bermula karena adanya growth spurt, pada penelitian

Desain modifikasi ovate pontic dengan menggunakan bahan methacrylate-based composite resin secara direk merupakan pilihan tepat untuk mendapatkan hasil estetik

Uji validitas pada variabel kualitas produk dilakukan pada 30 pelanggan yang berada di warung sate kambing Pak Syamsuri dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 14

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan antara ukuran dewan komisaris (DK), komisaris independen (KI), opini

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara

Kemampuan dasar keilmuan dan humanitas berdasar keimanan tentunya merupakan landasan bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berwujud sensitifitas dan

Dengan ridha Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dengan judul: Konstruksi Pendidikan Karakter Moral Pada Film Catatan Akhir Sekolah dalam Perspektif