• Tidak ada hasil yang ditemukan

BMT Sebagai Benteng Penanggulangan Kemis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BMT Sebagai Benteng Penanggulangan Kemis"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BMT SEBAGAI BENTENG

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

Dra Trias Setiawati, M.Si Fakultas Ekonomi UII

(2)

PERMASALAHAN

 Kemiskinan adalah suatu fakta yang makin

besar

 Penduduk miskin adalah jumlah yang perlu

dipertimbangkan solusinya secara komprehensif

 Keadaan miskin dapat terjadi pada beberapa

tingkatan yakni individual(pengetahuan,

(3)

JUMLAH ORANG MISKIN DI

INDONESIA

 Tahun 2009, meskipun telah turun menjadi 14

persen, namun jumlah orang miskin masih sekitar 32,5 juta orang.

 Tahun 2005Tidak berbeda jauh yang sebesar 35 juta

orang.

 Angka ini akan membengkak menjadi lebih dari 100

juta bisa menggunakan ukuran Bank Dunia. Indikator lain, yakni angka gizi buruk juga mengindikasikan hal sama.

 Data menyebutkan jumlah balita penderita malnutrisi

pada 2007 adalah 4,1 juta jiwa. Angka tersebut sangat mungkin jauh lebih rendah dibanding fakta lapangan karena tidak ada pelaporan yang baik.

 (Hendri Saparini, 2010)

(4)

KEMISKINAN DAN PARADIGMA

KEBIJAKAN

(HENDRI SAPARINI, 2010)

 Salah satu penyebab utama kemiskinan adalah

semakin menipiskannya keberpihakan kebijakan publik terhadap kelompok

masyarakat miskin akibat adopsi terhadap paham ekonomi pasar yang berlebihan.

 Mekanisme pasar dianggap sebagai

satu-satunya cara yang paling tepat untuk menyediakan berbagai kebutuhan dan pelayanan dasar bagi rakyat.

 Air dan listrik yang merupakan pelayanan

dasar, penyediaannya dianggap lebih baik bila diserahkan kepada pasar karena dianggap

pasarlah yang dapat melayani dengan efisien.

(5)
(6)

PARADIGMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DR.IR.HARRY HIKMAT (DEPSOS RI)

Pembangunan menempatkan

manusia sebagai subyek

pembangunan

.

Pemberdayaan masyarakat

dalam penanggulangan

kemiskinan menjadi komitmen

bersama antara pemerintah

pusat dengan pemerintah

(7)

VISI BERSAMA (COMMON VISION)

DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DR.IR.HARRY HIKMAT (DEPSOS RI)

Dimensi intelektual : pergeseran dari

pendekatan

charity

kepada

pendekatan produktivitas dan

pendekatan

asset building (kerja-

untung-nabung)

Dimensi spritual : responsif terhadap

aspirasi masyarakat miskin, program

sesuai dengan kebutuhan masyarakat

miskin dan mendorong ketahanan

sosial masyarakat

Dimensi emotional : melaksanakan

program penanggulangan kemiskinan

dengan sungguh-sungguh (

total

action

) dan terbebas dari perilaku

korupsi, kolusi dan nepotisme

(8)

(TAMBUNAN, 2002).

 Orang miskin yang aktif bekerja ini dalam

terminologi World Bank disebut economically active poor atau pengusaha mikro.

 Dan meninjau struktur konfigurasi ekonomi

Indonesia secara keseluruhan:

 dari 39,72 juta unit usaha yang ada,

 sebesar 39,71 juta (99,97%) merupakan usaha

ekonomi rakyat  atau sering disebut usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

 Dan bila kita menengok lebih dalam lagi,

(9)
(10)

PENGUSAHA MIKRO

(BAMBANG ISMAWAN, 2008)

(11)

PELAYANAN BMT

 Jumlahnya 4000 BMT an di seluruh Indonesia

 Melayani 4, 5 juta orang

 Masyarakat yang tak terlayani oleh Bank

konvensional

 Pelayanan alternatif

 Tak perlu jaminan

(12)

PROGRAM BMT

 Pengumpulan dana

 Penyaluran dana

(13)

PENYALURAN DANA

 Administratif finansial

 Pemberdayaan

 Charity (pemberian cuma-cuma)

(14)

PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN

 Proses assessment

 Tenaga pendamping

 Proses pendampingan

 Monitoring

 Evaluasi

 Netoworking

 Political will pemerintah dan institusi terkait

(15)
(16)
(17)

7/3/18 [email protected] 17

PADA TINGKAT INDIVIDU

(18)(19)

7/3/18 [email protected] 19

PADA TINGKAT MASYARAKAT

(20)

PADA TINGKAT NEGARA

 Keberpihakan pemerintah pada yang miskin dan

kekurangan (visi-orientasi-program-monev)

 Manajemen koordinasi antar instansi yang

terkait

 Keberpihakan dari wakil rakyat pada mereka

yang menjadi konstituennya

Pressure group dari kelompok-kelompok di

(21)

PERAN PERGURUAN TINGGI

 Dapat dilakukan pada semua level kemiskinan

 Individual:

 Pelatihan AMT

 Pelatihan Pendampingan wirausaha

 Kelembagaan

 Pemberian visi

 Pengayaan pengetahuan

 Pembuatan contoh lab BMT yang ideal

 Pembuatan dan pemeliharaan jaringan usaha

 Advokasi kebijakan pemerintah

(22)

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kemiskinan adalah suatu fakta

 Penduduk miskin masih sangat besar

 Upaya pengentasan kemiskinan adalah suatu

keharusan

 BMT adalah suatu media pengentasan kemiskinan

 Pengentasa kemiskinan dapat dilakukan pada

beberapa level sejak dari individu sampai kerjasama antar negara

 Koordinasi dari semua pihak sangat penting untuk

(23)
(24)
(25)

SMS 1

 Nur aima – sewon

 Pertanyaan: Perbedaan antara BMT dan BPRS

 Jawaban:

 BMT(legal jasa keuangan syariah, koperasi plus

dengan buka layanan yang lebih lama)  Dinas Koperasi

 BPR (acuan Bank Indonesia, syarat modal

minimal Bank Indonesia

(26)

SMS 2

 Nadia – Magelang

 Belum mengetahui BMT, bagaimana

pendaftarannya

 Jawaban:

 Baitul mal (lembaha filantropi, penyalur Zis)  Baitul tamwil (menyalurkan)

 Pendaftaran: menjadi anggota BMT

 Milik masyarakat, di masyarakat, modal

swadaya, disalurkan di masyarakat, unsur keswadayaan menjadi penting

 Baca UU koperasi, 20 orang, daftar ke dinas

kab/kota

 Sistem landasan syariah

 Bisa konsultasi ke PINBUK, seja 1995

(27)

SMS 3

 Anonim

 Waktu mencari Pinjaman tambahan, Survei BMT

dilakukan dengan cara menanyai tetangga itu kenapa

 Jawaban:

 Caranya karena on the spot tidak bisa dengan menanyai

langsung kepada yang bersangkutan, maka 5C yang

diutamakan adalah characternya maka dengan menanyai tetangganya, jika baik akan mengelola dengan baik.

 Mungkin dengan cara ke masjid kemudian menanyai kepada

jamaah lain

 85% berasal dari simpanan masyarakat, kalau dana macet

maka akan terjadi kesulitan dalam penarikan

 Biaya sosial untuk mengawal dana menjadi sangat mahal  DIY=590.000 ribu orang miskin, 50% dilayani BMT sekitar

200.000 orang.

 Sangat strategis menjadi mitra pemerintah dalam

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Sub inikator (4) penggunaan aplikasi di berbagai hardware dan software yang ada dikategorikan sangat praktis dengan nilai rerata 3, 53 dan presentase 88,32%. Hal ini

terkait dengan pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Evaluasi yang diberikan guru pembimbing lebih kepada cara menghadapi siswa. Dalam melaksanakan praktik mengajar

• Untuk kepentingan nasional, pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengutamaan minerba DN dengan mengendalikan produksi dan ekspor. • Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan

Penekananya adalah bagaimana suatu kelompok sosial terwujud pada keharmonisan hubungan, saling ketergantungan dan kesatuan dari bagian- bagian yang membentuknya, dengan

Ekuitas, ISAK 1: Intepretasi atas Paragraf 23 nomor 21 tentang Penentuan Harga Pasar Dividen Saham, ISAK 2: Intepre- tasi atas PSAK 21 Pasal 25 tentang Penyajian Modal dalam

Pemerintah terus mendorong pelaksanaan pembangunan rumah layak huni melalui Program Sejuta Rumah yang te- lah mencapai 280.490 unit pada Mei 2021.. PUPR merinci pencapaian 280.490

Gambar 3- Kromatogram Gas Eugenol pada Sampel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh dari Daerah di Maluku. Gambar 4-Kromatogram Gas Eugenol pada Sampel Minyak Atsiri Bunga

Bab ini berisi mengenai studi literature yang berhubungan dengan ekologi hutan dan hubungannya dengan manusia, tinjauan mengenai hutan Wanagama, tinjauan umum