• Tidak ada hasil yang ditemukan

dental anomali klp 4 dentistry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "dental anomali klp 4 dentistry"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Dental A

nomalie

s

(2)
(3)
(4)

Menurut kelainan jumlah gigi

SUPERNUMERARY TEETH

Adanya gigi tambahan

Bentuk gigi bisa normal/abnormal

Disebut juga hyperdontia, mesiodens,

distodens,peridens, parateeth.

RO : muncul gigi tambahan, bentuk dan

ukuran bervariasi, bisa lebih kecil dari normal atau bentuk kerucut spt kaninus, sering

(5)

mesiodens

mesiodens

Pada daerah insisiv

distodens

distodens

Daerah molar

peridens

peridens

(6)

Menurut kelainan jumlah gigi

MISSING TEETH

Kehilangan satu /beberapa gigi

Hypodontia(kehilangan satu gigi), Oligodontia

(kehilangan banyak gigi), Anodontia(tidak ada gigi)

Paling sering M3, P2, I2 dan I1 RBBisa unilateral/bilateral

RO : dapat dikenali dengan identifikasi dan

(7)

HYPODONTIA Pada I2 RA

Pada I2 RA

OLIGODONTIA

(8)

Menurut ukuran gigi

MACRODONTIA

Gigi lebih besar dari normal

Jarang semua gigi, sering hanya satu gigi

Ada hubungan dengan maloklusi, gigi

berdesakan dan impaksi

RO : gambaran gigi yang lebih besar dari

(9)
(10)

Menurut ukuran gigi

MICRODONTIA

Gigi lebih kecil dari normal

Sering pada I2 dan M3

Microdontia sangat jarang

Supernumerary teeth bisa juga microdontia

(11)
(12)

Menurut erupsi gigi

TRANSPOSITION

Gigi yang berdekatan berpindah posisi

Yang sering C dan P1

Terjadi pada hypodontia, supernumerary teeth

dan persistensi

Tidak ditemukan pada gigi sulung

RO : adanya gambaran gigi yang bertukar,

(13)
(14)

Menurut perubahan morfologi

FUSION

= synodontia

Penyatuan dua benih gigi, shg jumlah gigi berkurang

Lebih banyak pada gigi sulung, dan pada gigi anterior

Hasilnya bervariasi, bisa ukuran dan bentuk normal,bisa

lebih besar

RO : Gambaran gigi menyatu, bentuk yang tidak biasa

(15)

Fusion pada gigi I1&2 sulung dan

(16)

CONCRESCENCE

Akar 2 / lebih gigi

sulung / permanen

menjadi satu dibagian sementum

M3 yang paling sering,

dan supernumerary teeth

RO : Sulit u/ dibedakan

(17)

GEMINATION

=TWINNING

Benih gigi yang mencoba membagi

Paling sering gigi sulung incisor

DD : Fusion, tetapi pada geminasi jumlah gigi lengkao]p

RO : perubahan bentuk jar. Keras dan ruang pulpa.

Ruang pulpa sering

(18)

Badan gigi memanjang dg akar pendek

Sering terjadi pada molar

RO : ruang pulpa lebih luas pada

mahkota, dasar pulpa lebih ke apikal

(19)

Adanya curve/lekukan pada mahkota/akar gigiRO : adanya gambaran lekukan pada gigi,

Radiografi dapat mendeteksi dilaserasi

radikuler, menimbulkan tampilan bull’s eye (saluran akar, akar danPDLS)

(20)

DENS INVAGINATUS, DENS IN DENTE

& DILATED ODONTOME

=gigi dlm gigi

Dens invaginatus = di daerah cingulum

Dens in dente = di incisal edge pada mahkota/akar

Dilated odontoma = keadan yang lebih parah

Melibatkan saluran akar dan ruang pulpa,shg menimbulkan kecacatan pd mahkota/akar

RO : gambaran enamel didalam yg lebih radiopak dr

(21)

Dens in dente pd I2

Dens in dente pd I2 Dilated odontoma

pd M3 blm erupsi

(22)

DENS

EVAGINATUS

= LEONG’S PREMOLAR

Tuberkel enamel pada permukaan oklusal

Pada central groove/ lingual cusp pd gigi posterior

Pada cingulum fossa pd gigi anterior

Terjadi bilateral pd mandibula

Paling sering lateral incisor

RO : Gambaran radiopak

(23)

ENAMEL PEARL

= enamel drop, enamel

nodule, enameloma

Globul kecil dg d=1-3mm

Pd akar dibawah CEJ

Pd M RA di furkasi

mesial/distal

Pd M RB di furkasi

bukal/lingual

RO : halus, bulat,

(24)

TALON CUSP

Hiperplasia pada cingulum Insisiv RA dan RB

Pembentukan

supernumerary teeth cusp

Bisa terjadi di gigi sulung dan permanen  RO: Gambar

Radiopak.

Superimpose dg mahkota gigi yg

(25)

CONGENITAL

(26)

AMELOGENESIS IMPERFECTA

Anomali genetik akibat mutasi gen dlm

pembentukan enamel

Enamel tdk punya struktur prismatik normal

Ada 4 Tipe :

- Hypoplastik : gagal dlm perkembangan ketebalan, dentin berwarna kuning kecoklatan, enamelnya kasar, berbintik, licin dan mengkilap

(27)

Lanj..

Hipokalsifikasi :ketebalan normal, tetapi kurang

mineral, shg lebih rapuh dan mudah fraktur

Hipomaturasi / Hipokalsifikasi : kombinasi

keduanya, mana yang akan lebih dominan.

RO : Identifikasi primer -> scra klinis

radiopak tipis pada enamel

cusp yg rendah bahkan tidak ada multiple kontak terbuka

(28)
(29)

DENTINOGENESIS

IMPERFECTA/SHELL TEETH

Anomali genetik yg melibatkan dentin

Tingkat translusensi tinggi dan warna

bervariasi dari kuning hingga biru keabuan

Enamel rapuh, dentin yg terekpose berubah

warna coklat hingga hitam

RO : Mahkota normal, ada penyempitan di

(30)
(31)

OSTEOGENESIS IMPERFECTA

Kelainan herediter

Ditandai dg fraktur tulang

Kegagalan sintesis kolagen tipe 1

(32)

DENTIN DYSPLASIA

Kelainan genetik menyerupai dentinogenesis

Tipe I : Radicular -> perubahan pada akar

Tipe II : Coronal -> perubahan pada bentuk

(33)

Gambaran radiografi

Tipe I

Akar gigi pendek atau abnormal

Pada molar punya akar dangkal bentuk “W”

Tipe II

(34)

REGIONAL ODONTODYSPLASIA

= Ghost teeth / odontogenesis imperfecta

Hipoplasi and hipokalsifikasi enamel dan

dentin

Gigi akan kecil, berbintik coklat

Rentan thd karies, rapuh, fraktur dan infeksi

pulpa

Sering pada gigi anterior RA

RO : Sedikit mineral shg ada gambaran

(35)
(36)

TURNER’S HYPOPLASIA

= Turner’s tooth

Gigi permanen dg kerusakan hipoplastik pada

mahkota

Infeksi periapikal gigi susu/trauma mekanik yg

ditransmisi melalui gigi susu.

Sering pada premolar RB

Ada brownish spot pd mahkota

RO: gambaran radiolusen tidak jelas pd

(37)
(38)

CONGENITAL

SYPHILIS

Mengalami kelainan dental

hypoplasia pd I dan M1.

Perkembangan gigi susu

terganggu

“Hutchinson teeth” pd gigi

seri

“Mullberry molar” pd molarPada gigi seri mahkotanya spt

“ screwdriver”

(39)

ACQUIRED

(40)

ATRISI

Keausan OK kontak oklusi RA dan RB

Terjadi pada permukaan incisal, oklusal dan

interproksimal

Tingkat atrisi tergantung dr diet, saliva, mineralisasi dan emosi individu.

RO : perubahan secara garis besar struktur normal gigi.  Permukaan gigi yang

menjadi datar, mahkota memendek, hilangnya

(41)

ABRASI

Keausan nonfisiologia OK kontak gigi dg benda

asing

Banyak penyebab, tapi ada 2 paling sering :

Abrasi OK sikat gigi: cara sikat gigi tidak benar,

tekanan berlebihan, shg adanya V-shaped/ groove pd servikal

Abrasi OK dental floss : penggunana yg salah

dan berlebihan. Sering pd servikal dan permukaan proksimal di atas gingiva

(42)

ABRASI

Radiolusen pada servikal gigi

Bentuk semicircular dg batas radiopak Abrasi ok sikat gigi

Radiolusen pada servikal

(43)

EROSI

Akibat dari reaksi kimia (kontak dengan asam)

Tanpa melibatkan bakteri

Refluk, makanan dan buah asam, dan

minuman berkarbonasi

lesi erosi lebih bulat dibandingkan lesi abrasi

RO : Area yang terkena akan tampak

(44)

RESORPSI

Hilangnya struktur gigi oleh odontoklas.

Internal resorpsi : terjdi dlm ruang pulpa dan

kanal, melibatkan dentin. Menyebabkan

pembesaran ruang pulpa, sering pd I1, M1, M2

Eksternal resorpsi : resorpsi permukaan luar

(45)

Gambaran radiografi

Lesi terlokalisasi, radilusen, bulat, oval

atau memanjang pd akar dan mahkota, lalu ke ruang pulpa

&saluran akar

Sering pd apikal dan servikal

Resorpsi akar selalu diikuti dg kerusakan

(46)

SECONDARY

DENTIN

Dentin dalam ruang pulpa setelah

pembentukan dentin primer selesai

patologis : karies progresif, trauma, erosi, atrisi, abrasi, restorasi giig

RO :

dentin sekunder mengurangi ukurn ruang pulpa

normal

(47)

PULP STONE

Akibat kalsifikasi pada pulpa gigi.

Ukuran bervariasi , 2-3 mm

Secara klinis tidak terlihat

RO :

ada struktur radiopak dlm ruang pulpa dan saluran akar,

Bisa tunggal/ multiple

(48)

Kalsifikasi dlm ruang pulpa pulpa.

Secara histoligi pola kalsifikasinya amorf dan tidak terorganisir

RO :Diffuse pd ruang pulpa dan Gambaran radiopak tidak jelas pada pulpa

(49)

Hypercementosi

s

Deposit sementum yang berlebihan pd akar

Etilogi : idiopatik, tetapi bisa OK inflamasi

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Data

Sedangkan penjumlahan dengan aturan jajargenjang yaitu dengan memperte mukan kedua awal vektor, kemudian membuat vektor kembarannya pada masing- masing ujung kedua

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber

Titik kritis pada tahapan ini yang tidak dilakukan/tidak sesuai dan kemudian menyebabkan permasalahan Kontrak, yaitu tidak dilaksanakannya rapat persiapan pelaksanaan Kontrak

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dukungan fungsi produksi terhadap tujuan organisasi dapat dijelaskan sebagai

neužankęs visas šlapimo latakas; (B) Urachus sinusas – nuo šlapimo pūslės šlapimo latakas užanka, bet lieka neužakusi jo dalis, atsiverianti į bambą; (C) Urachus