• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS TEMATIK DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS TEMATIK DAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PE NE R A PA N K UR I K UL UM B E R B A S I S T E M A T I K D A L A M PE M B E L A J A R A N

Mahasiswa P asca Sarjana Pendididkan Anak Usia D ini 2)

D osen Pasca Sarjana Pendididkan Anak Usia D ini Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat email: anggar dapar amitamuj i@ gmail.com

A bstr act

T he process of early childhood development should be facilitated by an environment that is able to

facilitate the development of children. One such environmental alternative is a kindergarten school. T he

curriculum in kindergarten is an important concern, as it is a set of learning activities and plans that have

been formulated. T he application of thematic-based curriculum in early childhood learning through field

trip method becomes something interesting because thematic learning is a learning that provides

meaningful experience to children, and combined with concrete learning one of them is field trip study,

which is a way of presenting lesson material with takes the student directly to the object to be studied

outside the classroom. T he application of thematic based curriculum in early childhood learning through

field trip method, for example related to paddy rice theme. T eachers invite children to visit directly

kesawah as the implementation of the theme that has been given to the child and invited directly involved

in the process of observing farmers and trying to plant rice directly. T he curriculum in the form of theme

and field trip methods enables the child to involve himself in all the arenas they are learning and to keep

them interested in a topic with a curious attitude and direct activities of the spaciousness, so that the

learning that takes place can provide a meaningful experience.

K eywords: thematic learning, field trip method, early childhood.

A bstr ak

Proses perkembangan anak usia dini seharusnya difasilitasi oleh lingkungan yang mampu memfasilitasi

tumbuh kembang anak. Salah satu alternatif lingkungan tersebut adalah sekolah taman kanak-kanak.

K urikulum di taman kanak-kanak menjadi perhatian penting, karena merupakan seperangkat aktifitas dan

rencana pengalaman belajar yang sudah dirumuskan. Penerapan kurikulum berbasis tematik dalam

pembelajaran anak usia dini melalui metode field trip, menjadi sesuatu yang menarik karena pembelajaran

tematik merupakan pembelajaran yang memberikan pengalaman bermakna kepada anak, dan

dikombinasikan dengan pembelajaran yang bersifat konkrit salah satunya pembelajaran field trip, yaitu

suatu cara menyaj ikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan

dipelajari yang terdapat di luar kelas. Penerapan kurikulum berbasis tematik dalam pembelajaran anak

usia dini melalui metode field trip, sebagai contohnya berhubungan dengan tema padi disawah. Guru

mengajak anak berkunjung langsung kesawah sebagai implementasi dari tema yang sudah diberikan ke

anak dan diajak terlibat langsung kesawah dalam proses mengamati petani dan mencoba menanam padi

secara langsung. K urikulum yang disusun dalam bentuk tema dan metode field trip membuat anak

melibatkan dirinya didalam semua arena yang mereka pelajari dan menjadikan mereka untuk selalu

tertarik pada suatu topik dengan sikap ingin tahu dan melakukan aktifitas langsung kelapangan, sehingga

pembelajaran yang terjadi dapat memberikan pengalaman yang bermakna.

(2)

PE ND A H UL UA N

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Investasi

pendidikan berupa ilmu dan nilai-nilai karakter untuk menjadi bekal generasi yang berkualitas.

Membangun bangsa yang cerdas dimulai dari pendidikan sejak anak usia dini. A nak usia dini

merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Pada masa ini, anak sedang

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. A nak belum memiliki

pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya. D engan kata lain, orang tua maupun

pendidik akan lebih mudah mengarahkan anak menjadi lebih baik (Muhammad F adlillah, 2012:

61). Proses pendidikan akan jauh lebih mengena bila dimulai dari usia dini. B anyak ahli yang

sudah meneliti tentang proses perkembangan anak usia dini, menemukan bahwa masa keemasan

merupakan masa yang potensial untuk tahap merangsang segala aspek perkembangannya.

S ehingga diperlukan pendidikan anak usia dini untuk dapat membentuk kematangan aspek-aspek

perkembangan anak agar dapat bermanfaat hingga kelak dewasa.

K urikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di

dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan

kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

K urikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus dipahami terlebih dahulu

sebelum membahas mengenai pengembangan kurikulum. Sebab, dengan pemahaman yang jelas

atas kedua konsep tersebut diharapkan para pengelola pendidikan, terutama pelaksana

kurikulum, mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. K urikulum dan Pendidikan

bagaikan dua keping uang, antara yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan tak

bisa terpisahkan.

S ekolah T aman kanak-kanak bertujuan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan

anak baik jasmani maupun rohani, serta perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor,

perkembangan ini meliputi berbagai aspek pengetahuan, kreativitas, sains, sosial dan lain

sebagainya. Proses perkembangan anak meliputi berbagai macam aspek yang dapat distimulasi

melalui aktifitas pengenalan lingkungan dimana anak tinggal. Proses belajar melalui lingkungan

alam sekitar akan memupuk kepedulian anak terhadap alam secara utuh menyeluruh, serta dapat

(3)

pembelajaran. S ehingga sangat diperlukan bahwa perancangan dan pelaksanaan kurikulum

pendidikan anak usia dini harus sesuai dengan perkembangan anak (Suryana, 2014).

D alam kaitan terhadap penerapan kurikulum berbasis tematik khususnya di jalur

Pendidikan A nak Usia D ini, guru sebagai fasilitator, motivator, inisiator termasuk dalam

membimbing anak kearah perkembangan yang lebih baik secara optimal, kondisi ini sejalan

dengan implementasi pembelajaran tematik yang ada di pembelajaran anak usia dini (S uryana,

2017). D ari fenomena dan permasalahan diatas perlu alternatif solusi yang efektif dan efisien.

Penulis tertarik mendeskripsikan dan menjelaskan tentang P enerapan k ur ik ulum ber basis

tematik dalam pembelaj ar an anak usia dini melalui metode field trip

A lternatif ini merupakan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan

dilapangan, karena pembelajaran langsung melalui kunjungan lapangan ( field trip) dapat

membantu dalam proses penerapan kurikulum berbasis tematik dan menumbuhkan suasana yang

menyenangkan dan keinginan belajar anak yang tinggi, disamping itu anak juga akan

mendapatkan berbagai i nformasi baru secara langsung (konkrit) dengan bimbingan dan arahan

dari guru.

PE M B A H A S A N

A . P ener apan k ur ik ulum ber basis tematik dalam pembelaj ar an anak usia dini melalui

metode field trip

Menurut B adan Penelitian dan Pengembangan Pusat K urikulum (2007),

pembelajaran PA UD bersifat holistik dan terpadu. Pembelajaran mengembangkan semua

aspek perkembangan, meliputi (1) moral dan nilai-nilai agama, (2) sosial-emosional, (3)

kognitif (intelektual), (4) bahasa, (5) fisik-motorik, dan (6) seni. Pembelajaran bersifat

terpadu artinya tidak mengajarkan bidang studi secara terpisah. S atu kegiatan dapat menjadi

wahana belajar berbagai hal bagi anak. B ermain sambil belajar, yang mana esensi bermain

menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting bagi PA UD . E sensi bermain meliputi

perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap

kegiatan. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan,

(4)

edukatif dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar

berbagai hal.

K egiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan

tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. T ema sebagai alat/sarana atau

wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak. J ika pembelajaran dilakukan dengan

memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya

dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat

anak. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara

mudah dan jelas.

Menurut D ewey, kurikulum berhubungan dengan hidup yang sesungguhnya. Oleh

karena itu, tema dipilih berdasarkan materi kehidupan yang mengalir melalui kurikulum

yang disusun. Menurut Hendrik (1986), pengajaran melalui tema menolong anak untuk

membangun “an overll sense of direction and consolidation” dalam pembelajarannya.

A dapun menurut Obsorn (1983), melalui program yang berdasrkan tema, anak dapat

membangun hubungan antara potongan-potongan (fragment) informasi menjadi bentuk

konsep yang abstrak dan lebih kompleks.

K urikulum yang disusun dalam “tema” membuat anak melibatkan dirinya didalam

semua arena yang mereka pelajari dan menjadikan mereka untuk selalu tertarik pada suatu

topik dengan sikap ingin tahu. D alam hal ini guru harus mampu mengorganisasikan antara

pikiran dan rencana (planning), sehingga dapat memilih aktifitas yang bermanfaat untuk

anak. dengan cara guru mengumpulkan semua data dan di organisasikan sebagai dasar

perencanaan oleh mereka, dimana hal ini berguna untuk menjaga dan meningkatkan akurasi

informasi yang mendukung anak. Menurut S uryana (2013) guru juga harus mengetahui

pengetahuan tentang strategi pembelajaran, dan sikap pada pembelajaran anak usia dini.

T ema berfungsi sebagai bingkai perencanaan pembelajaran yang lebih terarah.

A rtinya, tema ini akan menjaga agar seluruh materi yang telah disusun tidak ada yang

tercecer pada waktu pelakasanaan atau jangan sampai materi yang tidak direncanakan ikut

(5)

P embuatan T ema dalam B entuk B agan

(6)

I dentifik asi T ema k edalam K egiatan M inggu ( T ema : T anaman, Sub T ema: Padi di S awah)

S umber: Saptiani (2016)

D alam pembahasan ini penulis mengambil salah satu contoh tematik tentang padi

disawah. Pada tema padi ini guru sudah membuat webbing tema mulai dari pengertian

padi, tumbuh kembang padi, ciri-ciri padi, manfaat padi, tempat tumbuh padi, cara

menanam padi disawah. D alam satu bulan guru sudah membagi informasi yang akan

disampaikan perhari pada kegiatan materi pagi anak dengan media gambar serta kegiatan

(7)

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan

beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak.

K eterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek sosial, proses atau waktu, aspek

kurikulum, dan pembelajarannya. Pembelajaran tematik diterapkan pada anak usia dini

karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan

(holistic). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisah dengan perkembangan

mental, kognitif, sosial, dan emosional sehingga kegiatan pembelajaran kesemua aspek

perkembangan tersebut harus distimulasi secara bersamaan atau terintegrasi satu dan

lainnya. A nak usia PA UD berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut

pembelajaran anak harus bersifat konkrit sehingga perlu diterapkan Metode pembelajaran

field trip, S emiawan, dkk menjelaskan metode karyawisata (field trip) ialah suatu cara

menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan

dipelajari yang terdapat di luar kelas. (1985: 79). Pada kegiatan pembelajaran

menggunakan metode ini, anak diajak berkunjung ke lingkungan sekitar. J adi, anak tidak

hanya sekadar belajar didalam kelas, tetapi juga diharapkan mengamati secara langsung

dan konkrit. A dapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan

anak dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut

menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab.

D alam penerapannya S etelah semua informasi terkait tema padi disawah

disampaikan kepada anak pada akhir bulan guru mengajak anak berkunjung langsung

kesawah sebagai implementasi dari tema yang sudah diberikan anak akan diajak terlibat

langsung kesawah dalam proses mengamati petani dan mencoba menanam padi secara

langsung. Guru mengingatkan kembali informasi yang sudah diberikan secara langsung

sehingga anak lebih paham dan mengerti terhadap apa yang telah disampaikan guru

dikelas.

A dapun tahap pelaksanaan dilapangan sebagai berikut:

1. T ahap persiapan

a. D iawal bulan ketika pembuatan tema, guru sudah menyampaikan kepada orangtua

terkait kegiatan field trip yang akan dilakukan diakhir bulan melalui lembaran

(8)

b. Guru meminta kerjasama orangtua terkait pelaksanaan field trip diakhir bulan

baik dalm bentuk transportasi, snack untuk anak dan tempat yang akan

dikunjungi.

c. S etelah mendapatkan izin dan kepastian tempat yang akan dikunjungi, guru

meminta izin kepada pemilik sawah untuk memakai sawah yang belum ditanam

untuk kegiatan field trip anak lebih kurang satu jam dan guru membeli beberapa

bibit yang akan dipakai oleh anak dalam kegiatan menanam padi disawah.

d. S etelah itu guru meminta kepada orangtua untuk mempersiapkan atribut anak

mulai dari sepatu bot, pakaian olah raga, topi untuk kesawah dan persiapan bekal

serta baju ganti anak.

e. A nak dipersiapkan dengan aturan ketika saat pergi kunjungan dan aturan terkait

pelaksanaan kegiatan dilapangan.

f. D alam kegiatan kunjungan guru dan orangtua sudah melakukan kesepakan

kerjasama terkait dana untuk kegiatan kunjungan anak dana diambil dari dana

POMG yang dikumpulkan ketika pembayaran uang sekolah setiap bulan sebanyak

10.000 per/orang.

Gambar 1: K egiatan awal sebelum berangkat ke sawah dimulai dengan pembukaan dan

(9)

2. T ahap pelaksanaan

a. D alam tahapan pelaksanaan dimulai dari kegiatan awal guru memberikan aturan

yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada didalam sawah dan gambaran

kegiatan yang akan dilakukan anak mulai dari pengenalan sawah, pengenalan

petani dan mengamati petani menanam padi disawah.

b. Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang terdiri dari 7 anak untuk 1 guru

dan membagikan beberapa padi yang akan ditanam anak dengan arahan dari guru

anak diberikan kesempatan untuk mencoba langsung masuk kedalam sawah

dengan didampingi oleh guru, orangtua dan pak tani dalam kegiatan menanam

padi.

c. Guru memperkenalkan padi terlebih dahulu kepada anak, guru mencobakan

langkah-langkah dalam menanam padi setelah itu guru memberikan kesempatan

kepada anak untuk mencobanya secara langsung.

d. A nak diberikan kesempatan mengungkapakan dan menanyai l angsung terkait

kegiatan yang dilakukannya, sehingga muncul banyak pertanyaan dan informasi

yang didapat oleh anak secara konkrit.

(10)

Gambar 3: S alah satu dari guru mencontohkan cara menanam padi disawah

(11)

3. T ahap evaluasi / penutup

a. Pada tahap evaluasi dilakukan setelah sampai disekolah, guru bertanya kepada

anak tentang apa saja kegiatan yang sudah dilakukan anak dan apa saja yang

diamati oleh anak selama berada disawah serta pengalaman apa saja yang didapat

oleh anak.

b. D isini guru dapat mengamati apakah anak mendapatkan informasi yang diberikan

dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dalam kegiatan field trip ke

sawah.

c. Guru juga bertanya bagaimana perasaan anak ketika melaksanakan kegiatan field

trip kesawah.

d. Guru juga memberikan reword pujian kepada anak yang ingat aturan selama

proses kegiatan field trip dan membahas aturan jika ada anak yang lupa dan akibat

jika lupa aturan. S ehingga kegiatan selanjutnya bisa berjalan dengan lancar.

K egiatan field trip dilakukan sesuai dengan tema dan kondisi pada saat itu, kegiatan

dilakukan sesuai dengan kesiapan dari pihak sekolah dan kondisi lapangan yang bisa

memungkinkan dalam proses kegiatan pembelajaran anak dilapangan.

F ield trip merupakan pesiar ( ekskursi) yang digunakan oleh para peserta didik

untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari

kurikulum sekolah (Sagala, 2006:214). D engan field trip sebagai metode belajar-mengajar,

anak didik di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud

untuk belajar.

Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang

dihadapi dalam pembelajaran (R oestiyah. 2001: 85). D engan belajar dengan cara melihat

objek secara langsung seperti yang dikemukakan di atas maka hal ini akan sangat

membantu anak memahami informasi dari guru terkait tema pembelajaran yang akan

(12)

B . K eunggulan pener apan k ur ik ulum ber basis tematik dalam pembelaj ar an anak usia

dini melalui metode field trip

Metode F ield trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke

suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu

seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan,

perkebunan, lapangan bermain dan sebagainya ( R oestiyah, 2001:85). W inarno (1980:

115-116) mengatakan bahwa metode karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan

mengajar di mana siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu

dengan maksud untuk belajar. B erbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang pergi

untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh

tujuan dan tugas belajar. S edangkan menurut S yaiful S agala (2006: 214) metode field trip

ialah pesiar ( ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman

belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.

D ari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode field trip

merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa langsung siswa ke

obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa dapat

mengamati atau mengalami secara langsung.

Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa keunggulan antara lain

(S yaiful B ahri D jamarah, 2006: 94) :

a. F ield trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan

nyata dalam pengajaran.

b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relavan dengan kenyataan dan

kebutuhan masyarakat.

c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktu

Menurut syaiful S agala ( 2006: 215) mengemukakan bahwa keunggulan metode field

trip adalah :

a. A nak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari

(13)

b. A nak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba

turut serta di dalam suatu kegiatan.

c. A nak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataanpernyataan dengan

melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung.

d. A nak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara

atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

e. A nak didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komprehensif.

Sedangkan menurut R oestiyah (2001: 87) menyatakan keunggulan metode

karyawisata atau field trip yaitu:

a. S iswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak didapatkan di sekolah,

sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau

keterampilan siswa.

b. S iswa dapat melihat berbagai kegiatan di lingkungan luar sehingga dapat

memperdalam dan memperluas pengalaman siswa.

c. D engan obyek yang ditinjau langsung, siswa dapat memperoleh

bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi dan tidak terpisah-pisah

dan terpadu.

D ari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode field trip

mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

a. S iswa dapat mengamati kenyataan yang bermacam-macam dari tempat bekunjung

siswa.

b. S iswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru.

c. S iswa dapat memperoleh informasi langsung yang berasal dari pengamatan siswa

itu sendiri.

d. S iswa dapat mempelajari suatu materi secara integral dan terpadu.

C . K endala pener apan k ur ik ulum berbasis tematik dalam pembelaj ar an anak usia dini

melalui metode field trip

Menurut S yaiful B ahri D jamarah (2006: 94) mengemukakan bahwa metode field

(14)

a. F asilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh

siswa atau sekolah.

b. S angat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

c. Memerlukan koordinasi dengan guru agar tidak terjadi tumpang tindih waktu

selama kegiatan karyawisata.

d. D alam field T rip sering unsur rekreasi lebih prioritas, sedang unsur studinya

menjadi terabaikan.

e. S ulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan sulit mengarahkan

mereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.

S edangkan menurut S yaiful S agala ( 2006: 215) mengemukakan bahwa metode field

T rip mempunyai kendala, yaitu :

b. Memerlukan persiapan oleh banyak pihak.

c. J ika karyawisata sering dilakukan akan menganggu kelancaran pelaksanaan

pembelajaran, apalagi jika tempat-tempat yang dikunjungi jauh dari sekolah.

d. K adang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan.

e. J ika tempat yang dikunjungi itu sukar untuk diamatai, akibatnya siswa menjadi

bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.

f. Memerlukan pengawasan yang tepat.

g. Memerlukan biaya yang relatif tinggi.

D ari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode field T rip

mempunyai kendala, yaitu :

b. B iaya yang dipakai dalam proses karyawisata relatif mahal.

c. K adang terjadi kesulitan dalam mengkondisikan siswa.

d. S ering tujuan pembelajaran tidak tersampaikan karena tujuan untuk rekreasi lebih

diprioritaskan.

e. Memerlukan persiapan yang matang agar tidak terjadi gangguan selama dalam

(15)

S I M PUL A N D A N S A R A N

S impulan

K urikulum yang disusun dalam “tema” membuat anak melibatkan dirinya didalam semua

arena yang mereka pelajari dan menjadikan mereka untuk selalu tertarik pada suatu topik dengan

sikap ingin tahu. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan

beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak.

K eterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek sosial, proses atau waktu, aspek

kurikulum, dan pembelajarannya. Pembelajaran tematik diterapkan pada anak usia dini karena

pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan ( holistic). Melalui

metode field trip penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa langsung siswa ke obyek

di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa dapat mengamati

atau mengalami secara langsung. Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisah dengan

perkembangan mental, kognitif, sosial, dan emosional sehingga dalam kegiatan pembelajaran

kesemua aspek perkembangan tersebut harus distimulasi secara bersamaan atau terintegrasi satu

dan lainnya.

S ar an

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih

fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih

banyak yang dapat di pertanggung jawabkan. Penulis berharap adanya tambahan yang

bermanfaat dari rekan dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan makalah ini.

D A F T A R R UJ UK A N

A rlina D istia Mahargyani. (2012). Peningkatan K emampuan Menulis D eskripsi D engan

Menggunakan Metode F ield T rip Pada S iswa S ekolah D asar. Basastra J urnal Penelitian

Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya V olume 1 Nomor 1,ISSN I2302-6405

D eparteman Pendidikan Nasional (2004). K urikulum 2004: Standar K ompetensi Pendidikan

Anak Usia D ini T aman K anak-K anak dan Raudhatul Athfal . J akarta: D eparteman

(16)

D eparteman Pendidikan Nasional (2007). K erangka D asar K urikulum PAUD . J akarta:

D eparteman Pendidikan Nasional

D eparteman Pendidikan Nasional ( 2007). Standar P erkembangan D asar Pendidikan Anak Usia

D ini. J akarta: D eparteman Pendidikan Nasional.

D irektorat Pendidikan A nak D ini Usia (2002). Acuan Menu P embelajaran P ada Pendidikan

Anak D ini Usia. J akarta: D iektorat J enderal Pendidikan L uar S ekolah dan Pemuda.

Gallagher, J .M. & R eid, D .K . (1981). T he L earning Theory of Piaget and Inhelder. Monterey,

C A : B rooks/C ole. K ajian K ebijakan K urikulum PA UD – T ahun 2007 42.

S agala, S yaiful. (2006). K onsep dan Makna Pembelajaran. B andung: A lfabet.

S aptiani. (2016). Model Pembelajran T ematik A nak Usia D ini D alam K urikulum 2013. J E A,

1(1), 14-35

S lamet S uyanto (2005). K onsep D asar Pendidikan Anak Usia D ini . J akarta: D irektorat J enderal

Pendidikan T inggi.

S lamet S uyanto (2005). Pembelajaran untuk Anak T K . J akarta: D irektorat J enderal Pendidikan

T inggi.

S ugeng S antoso (2002) . Pendidikan Anak Usia D ini . J akarta: Y ayasan C itra Pendidikan

Indonesia.

S uryana, D . (2013). Pengetahuan T entang S trategi Pembelajaran, S ikap, dan Motivasi Guru.

J urnal Ilmu Pendidikan, 19(2).

S uryana, D . (2014). K urikulum Pendidikan A nak Usia D ini B erbasis Perkembangan A nak.

J urnal Pesona: J urnal P endidikan D asar dan Humaniora, 2(1), 65-72.

S uryana, D . (2017). Pembelajaran T ematik T erpadu B erbasis Pendekatan S aintifik di T aman

K anak-K anak. J PUD -J urnal Pendidikan Usia D ini, 11(1), 67-82.

T rianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, J akarta : K encana Prenada Media

Gambar

Gambar 1: Kegiatan awal sebelum berangkat ke sawah dimulai dengan pembukaan dan membahas aturan serta menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan kepada anak
Gambar 2: Anak dibagi dalam kelompok kecil 1 guru : 7 anak
Gambar 3: Salah satu dari guru mencontohkan cara menanam padi disawah

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Penetapan materi muatan, jangka waktu, dan Institusi Pendidikan tempat pelaksanaan Penyetaraan Kompetensi dan Penyesuaian Kemarnpuan Dokter dan Dokter Gigi WNI Lulusan

Guru praktikan memberikan penilaian terhadap kualitas guru pamong berdasar hasil dari observasi kelas yang telah dilaksanakan pada tanggal 4, 6, dan 11 Agustus 2012. Ada empat

Salah satu upaya konkret peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional yang dikoordinasi dan difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Hasil penelitian tentang Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Pendekatan PAKEMATIK Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar khususnya materi mengenal perkembangan

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Unit Hemodialisa RSUD Majalaya Kab.. Bhakti

Sebagai salah satu program pembangunan berbasis/digerakkan oleh masyarakat yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh, program NUSP-2 akan

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan sebagai destinasi wisata seni yang. bermuatan edukasi dan menyenangkan dengan mengembangkan