• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Aktualisasi Diri pada Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Aktualisasi Diri pada Usia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN AKTUALISASI DIRI PADA USIA SEKOLAH Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Aktualisasi Diri

Koordinator Mata Kuliah : Madya Sulisno

Disusun Oleh: Kelompok 3

Evi Oktaviani Amesti (22020112120002) Diksi Puspita Dewi (22020112130031) Athurrita Choirru Ummah (22020112130066)

Hanun Arifah (22020112110043)

Santi Widianingrum (22020112130044) Hani Indira Probodewi (22020112110028)

Rizka Handayani (22020112140093)

A12.1

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

PERKEMBANGAN AKTUALISASI DIRI PADA ANAK USIA SEKOLAH A. Definisi Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Menurut Maslow aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan belajar khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu, seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arianto, 2009).

Menurut sumber lain, aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri. Kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri dari tekanan internal dan eksternal dalam pengaktualisasian dirinya menunjukkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan diri. (Asmadi 2008)

Ahli jiwa termahsur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierachy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku dan asal usul seseorang, tiap orang akan mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi:

1. Kebutuhan fisiologis (physiologycal) meliputi kebutuhan akan pangan, pakaian dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.

2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (sefty) meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan. Keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.

3. Kebutuhan akan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang, meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang.

(3)

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillent) melalui memaksimalkan penggunaan kemampuanan potensi diri.

Dari uraian diaatas dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk menjadi kepribadian yang utuh.

B. Anak Usia Sekolah

Anak adalah makhluk sosial seperti orang dewasa yang dapat beraktualisasi. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengatakan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan dan keterbatasan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

Kebutuhan aktualisasi diri pada anak merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memahami perkembangan anak, dimana jika anak mengarah pada kebutuhan ini maka anak akan menggunakan sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensi – potensi yang ia miliki. Untuk memupuk aktualisasi diri anak, kita perlu mempertimbangkan keunggulan, kelemahan serta kebutuhan anak. Ketika anak berada di usia sekolah, anak membentuk tiga buah kebutuhan dasar yang akan terbentuk tergantung dari pengalaman yang berbeda-beda, dukungan sosial yang banyak berkaitan dengan kebudayaan dan pola asuh orang tua. (motivasi belajar, 2008)

Aktualisasi diri pada anak-anak adalah masa yang sangat awal bagi seseorang untuk dikatakan hidup sebagai manusia. Maka kebutuhan yang paling awal terpenuhi sebelum mencapai pada kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan fisik. Bagi seorang anak kebutuhan tersebut sangat besar karena tuntutan fisiknya harus terpenuhi, hal ini berlaku untuk tahap-tahap selanjutnya. termasuk pada tahap kebutuhan selanjutnya (Fitri, 2009).

(4)

melakukan sesuatu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:

1. Internal

Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri anak yang meliputi:

a. Ketidaktahuan potensi diri anak

b. Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri sehingga potensinya terhambat untuk berkembang. Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan dimaksimalkan. Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika diketahui potensi yang ada didalam diri dan kemudian mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji. (Fadlymun 2009).

2. Eksternal

Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri seseorang seperti:

a. Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada kenyataannya budaya masyarakat tidak sepenuhnya menunjang upaya aktualisasi diri. b. Faktor lingkungan

(5)

c. Pola asuh

Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri pada anak sangatlah besar. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpegaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peran penting adalah praktek pengasuhan anak. Bentuk pola asuh menurut Baumrind dalam Stewart dan Koch

- Kurang ada kasih sayang serta simpatik

- Orag tua memaksa untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk tingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak.

- Orang tua tidak medorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian - Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti

anak dewasa 2) Pola asuh demokratis

Menurut Steward dan Koch (1983) menyatakan ciri-ciri pola asuh demokratis adalah :

- Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak.

- Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab kepada anak, mendorong anak untuk saling membantu dan bertindak secara objektif tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.

(6)

Pola asuh permisif umumnya dicirikan bahwa orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup. Orang tua cenderung tidak menegur/memperingati anak apabila sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua.

Tipe ini kerap memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak. Orang tua tipe ini memberikan kasih sayang berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial.

D. Karakteristik Aktualisasi Diri

Seorang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan optimal akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Menurut Maslow pada tahun 1970 (Kozier dan Erb, 2001), ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik tersebut anatara lain:

a. Penerimaan terhadap dirinya sendiri dan orang lain

Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat tersebut akan membentuk rasa toleransi yang tinggi terhadap orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri sendiri dan orang lain.

b. Kesadaran sosial

(7)

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ia dapat menjalin hubungan dengan rasa cinta dan penuh kasih sayang. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh tendensi pribadi yang sesaat , namun dilandasi oleh perasaan cinta, kasih sayang dan kesabaran meskipun orang tersebut tidak cocok dengan masyarakat sekitarnya. d. Kreativitas

Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh orang yang mengaktualisasikan diri. Kretivitas ini di wujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang potensi, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.

e. Mengintegrasikan sarana dan tujuan

Seseorang yang teraktualisasi melihat saran dapat menjadi tujuan, karena kepuasan dan kesenangan yang ditimbulkannya. Aktivitas yang dilakukan seseorang yang dapat mencapai aktualisasinya untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Menyenangi apa yang dilakukan sekaligus melakukan apa yang disenangi, membuat hidup bebas dari paksaan, terasa nyaman dan penuh dengan rekreasi dalam aktivitasnya.

E. Perkembangan Aktualisasi Diri pada Anak

(8)

3. Perilaku disiplin yaitu sikap mental anak untuk melakukan hal-hala yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. 4. Kreatif yaitu tindakan rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya,

memiliki imajinasi yang tinggi, tidak takut salah, dan senang akan hal-hal baru.

5. Percaya diri yaitu perasaan anak yang teguh pada pendirian, kreatif, dan ambisi dalam mencapai cit-cita atau tujuan.

6. Tanggung jawab yaitu melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajiban secara sungguh-sungguh serta berani mengakui kesalahan.

F. Cara Mengukur Tingkat Aktualisasi Diri pada Anak Usia Sekolah

Seorang anak sudah dapat dikatakan tercapai proses aktualisasi dirinya appabila seorang anak telah mampu berperilaku dalam kehidupan sosialnya dan keberaniannya dalam hal mengungkapkan apa yang menjadi keinginan anak. Menurut Rosanti (2011) seorang anak dapat dikatakan terpenuhi proses aktualisasi diri yaitu dengan melihat perkembangan anak sebagai berikut :

1. Anak dapat menunjukkan sikap mandiri dalam melakukan kegiatan. 2. Anak mulai mampu untuk berbagi, menolong dan membantu

teman-temannya.

3. Seorang anak mulai bisa menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan yang kompetitif secara positif.

4. Seorang anak dapat menunjukkan sikap pengendalian perasaan.

5. Anak juga dapat memahami dan mengikuti peraturan-peraturan dalam suatu permainan.

6. Jika seorang anak diminta untuk tampil ke depan, seorang anak mampu melaksanakan tanpa ada perasaan ragu dan melakukannya dengan sikap percaya diri.

7. Seorang anak mampu untuk menjaga dirinya sendiri dari lingkungan sekitar. Misalnya anak tidak terpengaruh dengan teman yang lain untuk berbuat negatif dan dapat melanggar aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.

8. Seorang anak dapat menghargai pendapat dan mendengarkan temannya saat bermain bersama.

(9)

10. Seorang anak dapat mengungkapkan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan dan ketika anak merasa tidak setuju.

11. Seorang anak dapat menunjukkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki seorang anak tanpa ada rasa tekanan dari pihak lain

12. Anak dapat menunjukkan inovasi-inovasi yang sederhana dari kreativitas yang dimilki.

Dari uraian-uraian di atas merupakan sikap yang dapat dikategorikan unsur pembentukan sikap aktualisasi diri pada anak. Jika seorang dapat melakukan sikap-sikap tersebut maka tercapailah pemenuhan kebutuhan dasar manusia tertinggi bagi seorang anak yang disebut aktualisasi diri. Anak yang sudah tercapai aktualisasi dirinya akan mempermudah untuk mengetahui potensi-potensi yang dimiliki sejak dini dan menjadi seorang yang lebih matang dalam hal perkembangan saat dewasa kelak. Semakin cepat seorang anak mencapai kebutuhan aktualisasi diri maka anak tersebut memiliki kesempatan mengenal dirinya sendiri yang sebenarnya lebih cepat dari anak-anak yang lain.

G. Jenis Dukungan pada Anak Usia Sekolah

Keluarga merupakan salah satu komponen yang berperan penting pada pembentukan perkembangan aktualisasi diri pada anak. Dalam suatu keluarga terdapat 4 dukungan yang harus dilakukan pada

anggotanya yaitu:

1. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat menyambungkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

(10)

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian.

3. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti tenaga, sarana dan materi. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau atau setamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap anggotanya yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan. 4. Dukungan emosional

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Sjarkowi.2006.Pembentukan Kepribadian Anak.Jakarta:Bumi Aksara

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu Bagaimana struktur koreografi tari Eksotika Borneo

Perubahan kepemilikan secara tidak langsung akan mengakibatkan perubahan tata ruang dan massa bangunan tradisional yang diakibatkan perkembangan kebutuhan

dagangan, benda bukan harta seperti dalam akad pernikahan, dan dapat pula berbentuk suatu kemanfaatan seperti dalam masalah upah-mengupah dan lain-lain. Sighat akad

Penelitian ini berjudul Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung.Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini:

Penguasaan perbendaharaan kata pada anak ini menjadi penting untuk diperhatikan karena dengan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak-anak tersebut dapat dijadikan

Pada pengamatan ukuran bunga terlihat bahwa panjang dan lebar bunga hampir mempunyai ukuran yang sama.Berdasarkan ukuranbunga maka dikalsifikasikan ke dalamtujuh

(2) Dalam kedudukannya sebagai subjek hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Masyarakat Hukum Adat Ammatoa Kajang memiliki kewenangan untuk melakukan

Pembelajaran model Problem Based Learning peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar bioteknologi, perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern,