BAB II
ANTENA MIKROSTRIP
2.1 Pengertian Antena Mikrostrip
Salah satu antena yang sangat populer saat ini adalah antena mikrostrip. Hal
ini disebabkan karena antena mikrostrip sangat cocok digunakan untuk perangkat
telekomunikasi yang sekarang ini sangat memperhatikan bentuk dan ukuran.
Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro
(sangat tipis/kecil) dan strip (bilah/potongan),maka antena mikrostrip dapat
didefenisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk seperti
bilah/potongan yang mempunyai ukuran yang sangat tipis/kecil.
Gambar 2.1 Struktur dasar antena mikrostrip
Gambar 2.1 menunjukkan struktur dari sebuah antena mikrostrip [2]. Secara
umum, antena mikrostrip terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Patch, merupakan lapisan teratas dari substrat, lapisan ini biasanya terbuat
dari bahan konduktor yang berfungsi untuk meradiasikan gelombang
elektromagnetik ke ruang bebas.
2. Substrat dielektrik
Patch
Substrat
Ground plane
L
W
t
Merupakan bagian tengah dari antena mikrostrip yang berfungsi untuk
menyalurkan gelombang elektromagnetik yang berasal dari
patch.Substrate dielektrik ini biasanya terbuat dari bahan non konduktor
seperti plastik, teflon, dan silikon.
3. Groundplane
Bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi untuk memisahkan antara
substrate dielektrik dengan benda lain yang dapat mengganggu radiasi
sinyal atau sebagai reflector yang memantulkan sinyal yang tidak
diiginkan.
Pada umumnya, patch terbuat dari logam konduktor seperti tembaga atau
emas dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk patch antena
mikrostrip yang sering dibuat, misalnyarectangular, segitiga, lingkaran, dan
lain-lain. Patch berfungsi sebagai pemancar (radiator). Patch dan saluran pencatu
biasanya terletak di atas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (𝑡 ≪ 𝜆0;
t=ketebalan patch). Substrat terbuat dari bahan-bahan dielektrik. Substrat biasanya
mempunyai tinggi (h) antara 0,003 λ0–0,05λ0 [1].
Tabel 2.1Nilai konstanta dielektrik beberapa bahan dielektrik
Bahan dielektrik Nilai konstanta dielektrik (εr)
Alumina 9,8
Material sintetik – Teflon 2,08
Material komposit – Duroid 2,2 – 10,8
Ferimagnetik – Ferrite 9 – 16
Semikonduktor – Silikon 11,9
Fiberglass 4,882
Tabel 2.1 menunjukkan nilai permeativitas relatif bahan dielektrik yang
sering digunakan untuk membuat substrat antena mikrostrip. Tampak bahwa
semikonduktor (silikon) memiliki nilai εr yang lebih tinggi dan teflon memiliki nilai
εr yang lebih rendah.
Antena mikrostrip mempunyai nilai radiasi yang paling kuat terutama pada
daerah pinggiran di antara tepi-tepipatch. Untuk performa antena yang baik,
biasanya substrat dibuat tebal dengan konstanta dielektrik yang rendah. Hal ini akan
menghasilkan efisiensi dan radiasi yang lebih baik serta bandwidth yang lebih lebar,
namun akan menambah ukuran dari antena itu sendiri. Oleh sebab itu, kejelian
dalam menetapkan spesifikasi, ukuran, dan performa akan menghasilkan antena
mikrostrip yang mempunyai ukuran yang kompak dengan performa yang masih
dalam batas toleransi.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip mengalami peningkatan popularitas terutama dalam
aplikasi wireless karena strukturnya yang low profile. Selain itu, antena mikrostrip
juga kompatibel dan dapat diintegrasikan langsung dengan sirkuit utamanya, seperti
pada handphone, missile, dan peralatan lainnya. Pada zaman sekarang, pemakaian
antena mikrostrip menjadi semakin berkembang. Hampir semua peralatan
telekomunikasi wireless yang ada tidak menunjukkan sebuah fisik antena. Hal ini
dapat diintegrasikan langsung dengan MICs-nya.. Beberapa keuntungan dari antena
mikrostrip adalah [4]:
1. Mempunyai bobot yang ringan dan volume yang kecil.
2. Konfigurasi yang low profile sehingga bentuknya dapat disesuaikan dengan
perangkat utamanya.
3. Biaya fabrikasi yang murah sehingga dapat dibuat dalam jumlah yang besar.
4. Mendukung polarisasi linear dan sirkular.
5. Dapat dengan mudah diintegrasikan dengan microwave integrated circuits
(MICs)
6. Kemampuan dalam dual frequency dan triple frequency.
7. Tidak memerlukan catuan tambahan.
Namun, antena mikrostrip juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :
1. Bandwidth yang sempit
2. Efisiensi yang rendah
3. Penguatan yang rendah
4. Memiliki rugi-rugi hambatan (ohmic loss) pada pencatuan antena array
5. Memiliki daya (power) yang rendah
6. Timbulnya gelombang permukaan (surface wave)
2.3 Jenis-jenis Antena Mikrostrip
Jenis-jenis patch antena mikrostrip yang sering atau umum digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Antena mikrostrip patch persegi (square)
Feed line
patch c. Antena mikrostrip patch lingkaran (circular)
d. Antena mikrostrip patch segitiga (triangular)
e. Antena mikrostrip patch elips (elliptical)
f. Antena mikrostrip patch cincin (circular ring)
Untuk bentuk patch tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Jenis-jenis antena mikrostrip
2.4 Antena Mikrostrip Patch Segiempat (Rectangular)
Antena mikrostrip Patch rectangular merupakan konfigurasi yang paling
banyak digunakan karena bentuknya yang paling sederhana dan memungkinkan
dibaca secara analisa teoritik.Antena rectangular patch juga sering dimodelkan
seperti saluran transmisi mikrostrip dengan panjang (L), lebar (W), dan ketebalan
subtrat (h). Untuk lebih memahami antena mikrostrip patch regtangular ini dapat
Gambar 2.3 antena mikrostrip patch regtangular
2.4.1 Ukuran Patch
Untuk mencari ukuran patch antena microstrip (W dan L), harus diketahui
terlebih dahulu parameter bahan yangakan digunakan yaitu tebal dielektrik (h),
konstanta dielektrik (𝜀𝑟 ). Panjang antena mikrostrip harus disesuaikan, karena
apabila terlalu pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan apabila terlalu
panjang bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi akan menjadi
kecil. Dengan mengatur lebar dari antena mikrostrip (W) impedansi input juga akan
menjadi berubah. Pendekatan yang digunakan untuk mencari panjang dan lebar
antena mikrostrip dapat menggunakan persamaan [2] :
𝑊 = 𝑐
2𝑓0√(𝜀𝑟 +1)
2
(2.1)
Dimana :
W = lebar konduktor
𝜀𝑟 = konstanta dielektrik
C = kecepatan cahaya di ruang bebas ( 3x108)
Sedangkan untuk menentukan panjang patch (L) diperlukan parameter ∆L yang
merupakan pertambahan panjang dari L (∆L) tersebut dirumuskan dengan [2]:
∆L = 0,412ℎ(ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 + 0,3) (
𝑤
ℎ+ 0,264)
(ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 − 0,258) (𝑤ℎ + 0,8)(2.2)
Dimana h merupakan tinggi substrat atau tebal substrat, dan ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 adalah konstanta
dielektrik relative yang dirumuskan sebagai berikut [2] :
ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓= ɛᵣ + 12 +ɛᵣ − 12 ( 1
√1 + 12ℎ 𝑤⁄ ) (2.3)
Dengan panjang patch (L) dirumuskan oleh [2]:
L = Leff–2 ∆L (2.4)
Dimana Leff merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan [2]:
Leff = c
2fo√ɛreff (2.5)
2.4.2 Ukuran Saluran Pencatu
Setelah menghitung panjang dan lebar dari patch untuk substrat yang telah
diberikan, langkah selanjutnya adalah menentukan lebar saluran pencatu dan
panjang saluran pencatu dimana dalam perancangan ini besarnya panjang pencatu
sangat mempengaruhi nilai VSWR dan besarnya lebar saluran pencatu (W) sangat
mempengaruhi nilai panjang pencatu, dapat ditulis dengan persamaan [2]:
Dan untuk lebar pencatu sangat dipengaruhi dengan tinggi bahan substrat dan jenis
Groundplane pada antena mikrostrip berfungsi untuk memisahkan
antarasubstrate dielektrik dengan benda lain yang dapat mengganggu radiasi sinyal.
Untuk menentukan lebar dan panjang groundplane dapat diketahui setelah
mendapatkan lebar dan panjang patch antena seperti pada Persamaan 2.9.
𝑊𝑔 = 10𝜆02 + 𝑊 (2.9)
Dimana : Wg = lebar groundplane
W = lebar patch antena
𝜆0 = panjang gelombang
Panjang groundplane diberikan oleh Persamaan 2.10.
𝐿𝑔= 10𝜆0+ 𝐿 + 𝐿𝑓 (2.10)
Dimana: Lg = Panjang groundplane
L = panjang patch
Lf = panjang pencatu
Untuk mencari panjang gelombang dapat dicari dengan menggunakan Persamaan
Substrate
groundplane
Feed line patch
Feed line
patch 𝜆0 = 𝐶
𝐹𝑟 (2.11)
2.5 Antena Mikrostrip patch Sirkular (Lingkaran)
Bentuk antena mikrostrip lainnya yang sering digunakan adalah bentuk
patch sirkular, dimana hanya memerlukan satu jari-jari saja dalam perancangannya.
Untuk lebih memahami antena mikrostrip patch sirkular, dapat dilihat Gambar 2.4.
Gambar 2.4 antena mikrostrip patch sirkular
2.5.1 Ukuran jari-jari PatchSirkular
Untuk mencari ukuran patch antena microstrip sirkular(a), harus diketahui
terlebih dahulu parameter bahan yangakan digunakan yaitu tebal dielektrik (h),
konstanta dielektrik (𝜖𝑟).Konstanta substrat dielektrik 𝜖𝑟 memiliki fungsi yang
sama seperti ketebalan substrat. Nilai 𝜖𝑟 yang rendah akan meningkatkan daerah
pinggir dari keliling patch, sehingga akan meradiasikan daya. Oleh karena itu
substrat dengan nilai 𝜖𝑟 ≤ 2.5 lebih baik kecuali jika diinginkan ukuran patch yang
lebih kecil. Meningkatnya ketebalan substrat akan memiliki dampak yang sama
Ukuranpatch dengan jari-jari 𝑎 ditentukan oleh kondisi resonansi, yaitu
Karena faktor area pinggir pada tepi patch konduktor, patch yang secara
fisik memiliki jari-jari a akan memiliki jari-jari efektif sebesar aedimana ae >a.
Oleh karena itu Persamaan 2.13 di atas dapat ditulis menjadi Persamaan 2.14 [6]:
𝑎𝑒= 1.841
Didalam perancangan antena, nilai dari aeyang diinginkan pada frekuensi kerja
frdidapatkan dengan menggunakan Persamaan 2.16 [6]:
𝑎𝑒 = 1.841 𝑘0√𝜀𝑟 =
8.794
𝑓𝑟√𝜀𝑟 (2.16)
2.5.2 Ukuran saluran pencatu
Setelah mengetahui jari-jari lingkaran dari patch antena untuk substrat yang
Untuk menghitung lebar saluran pencatu dapat menggunakan persamaan berikut
ini:
𝑤 =377 × ℎ
𝑧0√𝜀𝑟 (2.17)
untuk menghitung panjang saluran pencatu dapat menggunakan persamaan berikut
ini:
𝐿𝑓 =𝜆0
4 (2.18)
2.5.3 Ukuran Groundplane
Groundplane pada antena mikrostrip berfungsi untuk memisahkan
antarasubstrate dielektrik dengan benda lain yang dapat mengganggu radiasi sinyal.
Untuk menentukan lebar dan panjang groundplane dapat diketahui setelah
mendapatkan lebar dan panjang patch antena dengan hubungan seperti pada
persamaan 2.19.
𝑊𝑔 =10𝜆02 + 𝑎 (2.19)
Dimana : Wg = lebar groundplane
a = jari-jari patch antena
𝜆0 = panjang gelombang
Panjang groundplane dapat diberikan pada persamaan 2.20.
𝐿𝑔= 𝜆0
10+ 𝑎 + 𝐿𝑓 (2.20)
Dimana : Lg = Panjang groundplane
Substrate
groundplane
Feed line patch
Feed line
patch
2.6 Antena Mikrostrip Segitiga
Antena mikrostrip memiliki bentuk patch segitiga. Bentuk segitiga memiliki
keunggulan dibandingkan dengan bentuk segi empat: yaitu untuk menghasilkan
karakeristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh bentuk segitiga lebih
kecil dibandingkan degan luas yang dibutuhkan oleh bentuk segiempat.Bentuk dari
patchsegitiga ini yang sering digunakan berdasarkan ketiga sudutnya,yaitu: 450
-450-900, 300-600-900, dan 600-600-600. Disini hanya dibahas antena mikrostrip
segitiga sama sisi (600-600-600).Untuk lebih memahami antena mikrostrip patch
segitiga, dapat dilihat Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Antena mikrostrip patchsegitiga
2.6.1 Ukuran Patch Segitiga
Pertimbangan memilih substrat untuk antena mikrostrip patch segitiga sama
seperti antena mikrostrip pacthrectangular dan lingkaran, yaitu dimulai dengan
memilih bahan dielektrik yang cocok dengan menyesuaikan tingkat ketebalan h
Untuk menentukan panjang sisi segitiga, frekuensi resonansi terlebih dahulu
ditentukan dengan rumus berikut [2][4]:
𝑓𝑟 = 𝑐𝑘𝑚𝑛
Dimana c merupakan cepat rambat gelombang cahaya. Persamaan 2.21
berlaku jika elemen peradiasi segitiga dikelilingi oleh dinding magnet yang
sempurna. Jika elemen peradiasi dikelilingi oleh dinding magnet yang tidak
Setelah diperoleh panjang sisi segitiga dari patch untuk substrat yang telah
diberikan, langkah selanjutnya adalah menentukan lebar saluran pencatu / feed
line.Lebar saluran pencatu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.27.
𝑤 =2ℎ𝜋 {𝐵 − 1 − ln(2𝐵 − 1) +𝜀𝑟2𝜀− 1
𝑟 [ln(𝐵 − 1) + 0,39 −
0,61
𝜀𝑟 ]} (2.27)
Dengan
𝐵 = 𝑍60𝜋2
0√𝜀𝑟(2.28)
untuk menghitung panjang saluran pencatu dapat menggunakan persamaan berikut
ini:
𝐿𝑓 =𝜆0
4 (2.29)
2.6.3 Groundplane
Groundplane pada antena mikrostrip berfungsi untuk memisahkan
antarasubstrate dielektrik dengan benda lain yang dapat mengganggu radiasi sinyal.
Untuk menentukan lebar dan panjang groundplane dapat diketahui setelah
mendapatkan lebar dan panjang patch antena seperti pada Persamaan 2.30.
𝑊𝑔 = 𝜆0
102 + 𝑎 (2.30)
Dimana : Wg = lebar groundplane
a = sisi patch antena
Panjang groundplane diberikan oleh Persamaan 2.31.
Dimana : Lg = panjang groundplane
Lf = panjang pencatu
2.7 Parameter Antena Mikrostrip
Untuk kerja (performance) dari suatu antena mikrostrip dapat diamati dari
parameternya. Parameter antena mikrostrip yang akan dibahas adalah gain
(penguatan).
2.7.1 Gain (Penguatan)
Ada dua jenis parameter penguatan (gain) yaitu absolute gain dan relative
gain.Absolute gain pada sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang
diterima oleh antena teradiasi secara isotropic. Intensitas radiasi yang berhubungan
dengan daya yang diradiasikan secara isotropicsama dengan daya yang diterima
oleh antena (Pin) dibagi dengan 4п. Absolute gain ini dapat dihitung dengan rumus [3]:
𝐺𝑎𝑖𝑛 = 4𝜋u (θ,∅)
𝑃𝑖𝑛 (2.32)
Selain absolute gain juga ada relative gain.Relative gain didefenisikan
sebagai perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan
daya pada antena referensi pada arah yang direferensikan juga. Daya masukan harus
sama diantara kedua antena itu.
Adapun cara lain untuk menghitung gain antena yaitu dengan menggunakan
pembacaan level penerima sinyal. Persamaan yang digunakan untuk menghitung
gain dapat dilihat pada Persamaan 2.33.
Ga (dB) = Pa (dBm) – Ps (dBm) + Gs (dB) (2.33)
Selanjutnya gain dapat juga dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.34.
𝐺 = 𝜂 𝑥 D𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (2.34)
Keterangan :
η = besar efisiensi antena mikrostrip yang digunakan biasanya berkisar 60% sampai 70%.
Dtotal= directivity (keterarahan) total
Keterarahan dari serbuah antena didefenisikan sebagai perbandingan
intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi
rata-rata pada semua arah.Keterarahan ini dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 2.35 [3].
𝑃 = 𝑢
𝑢0 =
4𝜋𝑢
𝑃𝑟𝑎𝑑 (2.35)
Jika arah tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi maksimum
yang dapat dicari dengan Persamaan 2.36.
𝐷𝑚𝑎𝑥 = 𝐷0= 𝑈𝑈𝑚𝑎𝑥
0 =
4𝜋𝑈𝑚𝑎𝑥
𝑃𝑟𝑎𝑑 (2.36)
Dimana :
D = keterarahan
U = intensitas radiasi
Umax = intensitas radiasi maksimum
U0 = intensitas radiasi padda sumber isotropic
Prad = daya total radiasi
Adapun cara lain untuk menghitung directivity single slot dapat dicari dengan
menggunakan Persamaan 2.37.
𝐷 = 4𝑊2𝜋2
𝜆02𝐼1 (2.37)
Dimana nilai I1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.38.
𝐼1 = √120𝑊2𝜋2
90𝜆02 (2.38)
Setelah nilai directivity didapat maka nilai directivity susunnya dapat dicari dengan
menggunakan Persamaan 2.39.
𝐷𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 = 2𝐷 (2.39)
Setelah directivity ditentukan maka didapat nilai directivity total. Untuk
menghitung besarnya directivity total dapat dicari dengan menggunakan Persamaan
2.40.
𝐷𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐷𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛𝑥 𝐷𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 (2.40)
Dimana : Delemen = banyak elemen yang akan dirancang
2.8 Wireless Local Area Network (WLAN)
Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi
pengembangan dari wireless yang digunakan untuk komunikasi data. Sesuai dengan
meliputi daerah satu gedung, satu kantor, satu wilayah, dan sebagainya, yang tidak
menggunakan kabel.
Sistem koneksi WLAN adalah dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk mengirim dan menerima data lewat media udara. Dengan
komunikasi jaringan yang menggunakan media tanpa kabel, maka diharapkan
WLAN dapat meminimalisasikan kebutuhan untuk komunikasi menggunakan
kabel, walaupun penggunaan kabel masih tetap ada dalam mendukung aplikasi
WLAN.
Dengan adanya WLAN ini, maka biaya pengeluaran yang digunakan untuk
membuat suatu infrastruktur jaringan dapat ditekan menjadi lebih rendah dan
mendukung suatu aplikasi jaringan mobile yang menawarkan berbagai keuntungan
dalam hal efisiensi proses, akurasi, dan biaya pengeluaran[6].
2.8.1 Standar WLAN 802.11
Seiring dengan perkembangan yang semakin pesat, beberapa pabrikan RF
wireless mempunyai metode berbeda dalam mengembangkan frekuensi, skema
encoding, jenis antena, dan protokol jaringan wireless. Banyaknya variasi jenis
tentu saja tidak menguntungkan bagi para pengguna. Untuk itu pada jaringan
wireless ditetapkan standarisasi peralatan wireless yang disebut standarisasi IEEE
802.11. Dengan berkembangnya waktu, implementasi dari standar ini semakin
populer dan meluas. Penambahan ekstensi di belakang 802.11 dipergunakan untuk
mengenali beberapa perbaikan dan tambahan fitur dari standar yang telah
sering digunakan dan paling dikenal yaitu standar awal 802.11, 802.11a, 802.11b,
dan 802.11g. Tabel 2.2 menunjukkan standar – standar WLAN 802.11[6].
Tabel 2.2Standar – Standar WLAN 802.11
802.11 Standar dasar WLAN yang mendukung transmisi data 1 Mbps hingga 2 Mbps
802.11a Standar High Speed WLAN untuk 5 GHz band yang mendukung hingga 54 Mbps
802.11b Standar WLAN untuk 2,4 GHz band yang mendukung hingga 11 Mbps atau disebut Wi-Fi
802.11e Perbaikan dari QoS (Quality of Service) pada semua interface radio IEEE WLAN
802.11f Mendefinisikan komunikasi inter-access point untuk
memfasilitasi beberapa vendor yang mendistribusikan WLAN
802.11g Menetapkan teknik modulasi tambahan untuk 2,4 GHz band, yang dimasukkan untuk menyediakan kecepatan hingga 54 Mbps
802.11h Mendefinisikan pengaturan spektrum 5 GHz band yang digunakan di Eropa dan Asia Pasifik
802.11i
Menyediakan keamanan yang lebih baik. Penentuan alamat dimana terdapat kelemahan keamanan pada protokol Autentifikasi dan Enkripsi
802.11j Penambahan pengalamatan pada kanal 4,9 GHz hingga 5 GHz untuk standar 802.11a di Jepang
2.8.2 Standar Awal 802.11
Standar ini merupakan standar awal untuk WLAN yang diperkenalkan pada
tahun 1997 oleh IEEE. Standar ini beroperasi pada layer fisik yang menggunakan
teknologi penyebaran spektrum Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan
data rate hingga 2 Mbps. Karena versi ini hanya mempunyai data rate maksimum
2 Mbps, versi ini tidak banyak dipergunakan pada WLAN indoor.
802.11 merupakan standar dasar WLAN yang mendukung transmisi data 1
Mbps hingga 2 Mbps. 802.11a merupakan standar High Speed WLAN untuk 5 GHz
band yang mendukung hingga 54 Mbps. 802.11b merupakan standar WLAN untuk
2,4 GHz band yang mendukung hingga 11 Mbps atau disebut Wi-Fi. 802.11e
merupakan perbaikan dari QoS (Quality of Service) pada semua interface radio
IEEE WLAN. 802.11f mendefinisikan komunikasi inter-access point untuk
memfasilitasi beberapa vendor yang mendistribusikan WLAN. 802.11g
menetapkan teknik modulasi tambahan untuk 2,4 GHz band, yang dimaksudkan
untuk menyediakan kecepatan hingga 54 Mbps. 802.11h mendefinisikan
pengaturan spektrum 5 GHz band yang digunakan di Eropa dan Asia Pasifik.
802.11i menyediakan keamanan yang lebih baik. Penentuan alamat dimana terdapat
kelemahan keamanan pada protokol autentifikasi dan enkripsi. 802.11j merupakan
penambahan pengalamatan pada channel 4,9 GHz hingga 5 GHz untuk standar
802.11a di Jepang.[6].
2.8.3 Standar 802.11a
Pada tahun 1999, IEEE mengeluarkan standar 802.11a yang beroperasi pada
pita 5 GHz. Standar ini menggunakan skema modulasi yang disebut Orthogonal
Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan kecepatan transmisi data
mencapai 54 Mbps. Keuntungan utama dari standar ini adalah kapasitasnya yang
mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi, seperti streaming video.
Kekurangan dari standar ini adalah terbatasnya cakupan area pancarnya karena
menggunakan pita frekuensi 5 GHz. Pita ini hanya dapat mencakup area tidak lebih
dari 50 meter pada berbagai fasilitas. Akibatnya standar ini memerlukan AP yang
lebih banyak[6].
2.8.4 Standar 802.11b
Pada tahun yang sama ketika IEEE mengeluarkan standar 802.11a, IEEE
juga mengeluarkan standar 802.11b, tepatnya pada bulan Juli 1999. Standar ini
beroperasi pada frekuensi radio dengan bandwidth 97 MHz (frekuensi 2,4 GHz -
2,497 GHz). Standar ini menggunakan metode modulasi DSSS dengan kecepatan
transmisi datanya mencapai 11 Mbps. Keuntungan utama dari standar 802.11b
adalah range yang relatif panjang hingga 100 meter pada fasilitas di dalam gedung.
Range ini sangat efektif dipergunakan untuk mengembangkan LAN secara wireless
dibandingkan dengan standar sebelumnya.
Kerugian dari standar ini adalah terbatasnya penggunaan kanal pada pita
frekuensi 2,4 GHz. Standar ini hanya menggunakan tiga buah kanal bila
dibandingkan dengan standar 802.11 yang menggunakan 11 kanal untuk melakukan
konfigurasi AP. Pembatasan ini membuat dukungan standar 802.11b terhadap
performa aplikasi menengah seperti e-mail atau web surfing menjadi lebih baik.
Kerugian lain dari standar ini adalah terdapatnya kemungkinan interferensi RF
dengan peralatan radio yang lain yang dapat mengurangi performa dari standar[6].
Standar 802.11g dikeluarkan oleh IEEE pada bulan Juni 2003. Standar ini
beroperasi pada frekuensi yang sama seperti pada standar 802.11b yaitu pada pita
2,4 GHz hingga 2,497 GHz. Tetapi standar ini menggunakan teknik modulasi
OFDM yang digunakan pada standar 802.11a. Kombinasi dari fitur ini
menghasilkan infrastruktur yang lebih cepat, lebih murah, serta koneksi yang lebih
luas.
Keunggulan dari standar ini adalah memiliki kompatibilitas dengan standar
802.11b, dimana kita hanya perlu meng-upgrade AP pada jaringan 802.11b ke
standar 802.11g. Tetapi peralatan pada standar 802.11b tidak memahami transmisi
pada peralatan 802.11g karena perbedaan teknik modulasi pada kedua standar.
Sehingga saat peralatan jaringan 802.11b digunakan pada lingkungan standar
802.11g terdapat berbagai keterbatasan. Kerugian lainnya dari standar ini adalah
adanya interferensi RF karena standar ini menggunakan frekuensi 2,4 GHz yang
sarat dengan interferensi stasiun yang dapat menyebabkan seluruh jaringan
terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin (ring) ganda dengan
salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada jaringan ring berteknologi
FDDI[6].
2.8.6 Teknik Transmisi WLAN
WLAN umumnya dikategorikan menurut teknik – teknik transmisi yang digunakan. Produk LAN yang ada pada saat ini memiliki teknik transmisi yang
termasuk ke dalam salah satu kategori berikut ini[6].
2.8.6.1LAN Infrared (IR)
LAN infrared menggunakan sinyal infrared untuk mengirimkan data.
televisi dan VCR. LAN infrared dapat diatur menggunakan konfigurasi
point-to-point. Keuntungan LAN infrared adalah mampu membawa bandwidth yang tinggi.
Akan tetapi kelemahannya ialah tidak dapat melewati benda padat[6].
2.8.6.2LAN Spread Spectrum
Spread spectrum adalah teknik transmisi yang paling sering digunakan
untuk teknologi WLAN. Perkembangan spread spectrum diawali dari tipe pertama
yaitu frequency hopping spread spectrum (FHSS), dimana lewat teknik ini paket
data akan dipecah – pecah dan dikirimkan menggunakan frekuensi yang berbeda – beda. Satu pecahan bersisian dengan lainnya, sehingga seluruh data dikirimkan dan
diterima oleh komputer yang dituju. Kecepatan sinyal frekuensi ini sangat tinggi.
Dengan pemecahan paket data, sistem ini memberikan keamanan yang dibutuhkan
dalam satu jaringan.
Tipe selanjutnya dari spread spectrum disebut direct sequence spread
spectrum (DSSS). Sebuah metode dimana sebuah frekuensi radio dibagi
menjaditiga bagian yang sama dan menyebarkan seluruh paket melalui salah satu
bagian frekuensi ini. Metode ini paling banyak digunakan.
Frequency hopping spread spectrum (FHSS) menggunakan daya yang lebih
rendah daripada direct sequence spread spectrum (DSSS) dan biayanya pun lebih
murah[6].
2.8.6.3 Wireless Channel
Jaringan wireless menggunakan konsep yang sama dengan stasiun radio,
GHz yang bisa dianalogikan sebagai frekuensi radio AM dan FM. Frekuensi 2,4
GHz yang digunakan oleh 802.11b/g juga dibagi menjadi channel – channel seperti pembagian frekuensi untuk stasiun radio.
Organisasi internasional ITU (International Telecomunication Union) yang
bermarkas di Genewa membaginya menjadi 14 channel namun setiap negara
mempunyai kebijakan tertentu terhadap channel ini. Amerika hanya mengijinkan
penggunakan channel 1-11, Eropa hanya menggunakan 1-13, sedangkan di Jepang
diperbolehkan menggunakan semua channel yang tersedia yaitu 1-14. Frekuensi
channel dapat dilihat pada Tabel 2.3[6].
Tabel 2.3WiFi Channel
2.9 Visual Basic 6.0
Mikrosoft visual basic merupakan salah satu aplikasi pemrograman visual
yang memiliki bahasa pemrograman yang cukup populer dan mudah untuk
dipelajari. Basic bahasa pemrograman yang digunakan dalam visual basic adalah
bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) yang merupakan
salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah
Title Bar Menu Bar Main Toolbar Form Project Jendela Properties
Tool Box Jendela Form Layout
membandingkan parameter primer antena mikrostrip dalam perancangan awal
antena mikrostrip.
Mikrosoft visual basic 6.0 menyediakan berbagai perangkat kontrol yang
dapat digunakan untuk membuat program aplikasi dalam sebuah form baik aplikasi
kecil, sederhana hingga ke aplikasi pengolahan database. Pada Gambar 2.6 dapat
dilihat tampilan program visual basic 6.0.