• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Utilization of traditional medicinal plants anti diarrhea in Dayak Dusun Deyah in Muara Uya Tabalong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Utilization of traditional medicinal plants anti diarrhea in Dayak Dusun Deyah in Muara Uya Tabalong"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JHECDs, 2 (1), 2016, hal. 7-13

Penelitian

Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak

Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong

Utilization of traditional medicinal plants anti diarrhea in Dayak

Dusun Deyah in Muara Uya Tabalong

Windy Tri Yuana*, Dicky Andiarsa, Yuniarti Suryatinah, Juhairiyah

Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Kementerian Kesehatan RI. Jln. Loka Litbang Kawasan Perkantoran Pemda Tanah Bumbu, Gunung Tinggi Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

*Korespondensi: windytriyuana@yahoo.co.id DOI : 10.22435/jhecds.v2i1.5933.7-13

Tanggal masuk 07 April 2016, Revisi pertama 20 April 2016, Revisi 20 Juni 2016, Diterima 27 Juni 2016, Terbit daring 9 Januari 2017

Abstract. The Local wisdom of society could have the form of knowledge about how to prohibit the disease. One of the society who has that knowledge is Dayak Ethnic at Deyah Village. The Objective of this study is to discover knowledge about traditional medicinal treatment which is related to diarrhea at Dayak Ethnic at Deyah Village in Muara Uya Tabalong Regency South Kalimantan. The method of this research is non intervention descriptive qualitative research and data collecting has done on March– October 2014. The instrument of this study is interview to explore the informant’s knowledge about traditional medicinal treatment ( traditional ingredients ) and the way to make the ingredients. The result of this study is medicine plants which is used by Dayak Ethnic at Deyah Village as antidiarrhea ( in Dayak Deyah Orchard’s langguage is called “Tantaharung” ) they are; guava, lasi/balik angin tree bark ,new stalk of kumala tawar/ pacing, stalk of cashew fruit, and tree bark of ramania. Medicine plants which are used by Dayak Ethnic at Deyah Village is suitable with the literature which said that the composition could cure diarrhea.

Keywords:traditional medicine, dayak ethnic at deyah village, diarrhea.

Abstrak. Kearifan lokal masyarakat dapat berbentuk pengetahuan tentang bagaimana menghindari penyakit. Salah satu kelompok masyarakat yang mempunyai pengetahuan tersebut adalah Suku Dayak Dusun Deyah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan pengobatan tradisional yang berkaitan dengan penyakit diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian bersifat kualitatif deskriptif non intervensi dan pengumpulan data telah dilakukan pada bulan Maret s/d Oktober 2014.Instrumen pedoman wawancara untuk mengekplorasi pengetahuan informan tentang pengobatan tradisional (ramuan tradisional) dan cara membuat ramuan. Hasil penelitian menemukan bahwa tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun Deyah sebagai anti diare (dalam bahasa Dayak Dusun Deyah biasa disebut “Tantaharung”) yaitu daun jambu biji, kulit batang lasi/balik angin, batang muda kumala tawar/pacing, dan batang jambu mente, dan kulit ramania. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun Deyah sesuai dengan literatur yang mengatakan kandungannya dapat mengatasi penyakit diare.

Kata kunci: obat tradisional, dayak dusun deyah, diare.

DOI : 10.22435/jhecds.v2i1.5933.7-13

Cara sitasi : Yuana WT, dkk. Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak

Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong. J.Health.Epidemiol. Commun.Dis. 2016;2(1): 7-13.

(2)

Pendahuluan

Fakta bahwa 197 (64,4%) Rumah Tangga (RT) di Kabupaten Tabalong yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional untuk mengatasi penyakit diare dan mempunyai tanaman obat keluarga di halaman rumah sedangkan sampai saat ini belum ada informasi isi ramuan tradisional Suku Dayak Dusun Deyah untuk mengobati penyakit diare yang biasa disebut “Tantaharung” oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah.1 Maka dari itu, pengobatan tradisional perlu digali lebih dalam untuk menjawab apakah memang obat tradisional yang mengunakan tanaman obat yang digunakan oleh Suku Dayak Dusun Deyah memang terbukti secara ilmiah dapat menyembuhkan penyakit diare pada masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah itu sendiri. Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi angka kejadian diare di Kalimantan Selatan 6,3%. Sedangkan di Kabupaten Tabalong sendiri angka prevalensi kejadian diare 4,7%.2 Dari 13 kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan, Tabalong merupakan Kabupaten no. 2 (dua) terkecil angka prevalensi penyakit diare setelah Kabupaten Banjarbaru. 2

Diare adalah suatu penyakit yang menyerang sistem pencernaan, penyebabnya bisa dari bakteri. Di Indonesia penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai menyerang anak-anak. Hal ini tercermin dalam laporan rumah-rumah sakit mengenai angka kesakitan dan

kematian penderita diare di bangsal anak yang jauh melebihi penyakit lain, yaitu sebanyak masing-masing 20-40 % dari jumlah bayi dan anak yang dirawat dan 10-20 % dari jumlah penderita diare yang dirawat.3

Banyak penelitian yang mengangkat tentang pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat dari berbagai macam suku di Indonesia contohnya penelitian yang dilakukan oleh Francisca Murti Setyowati di Suku Dayak Tunjung Kalimantan Timur, Sri Wedari Ernianingsih, dkk tentang pemanfaatan tumbuhan Mangrove di Desa Sungai Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, dan juga penelitian yang dilakukan Soedarsono, dkk tentang Keanekaragaman Tumbuhan Obat Yang Digunakan Dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Sasak Lombok Barat. 4,5,6 Tetapi belum ada informasi tentang pengobatan Tradisional yang berkenaan dengan penyakit diare di Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong.

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare pada Suku Dayak Deyah di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah sumber informasi terutama bidang farmakologi tanaman obat khususnya mengenai kegunaan beberapa jenis tanaman berkhasiat sebagai anti diare.

Keterangan :

= Variabel Diteliti = Variabel Tidak Diteliti

Gambar 1. Kerangka Teori Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun

Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong (Teori Lawrence Green7)

 Pengetahuan

 Kepercayaan

Penggunaan Tanaman Obat Tradisional Diare

 Sikap

 Keyakinan

 Nilai

 Ketersediaan

fasilitas

 Lingkungan

Fisik

 Perilaku Petugas

(3)

Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri merupakan suatu perilaku sehat. Menurut teori Green perilaku ini dipengaruhi oleh 3 Faktor utama yaitu: (1) faktor yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. (2) faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan. (3) faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku kesehatan.7

Sistem medis adalah suatu bagian atau unsur yang ada pada setiap kebudayaan. Sistem medis menurut Dunn adalah beberapa pola dari pranata sosial dan tradisi budaya yang menyangkut perilaku

yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik.8 Saunders menyatakan bahwa sistem medis adalah suatu kompleks luas dari pengetahuan, kepercayaan, teknik, peran, norma-norma, nilai-nilai, ideologi, sikap, adat-istiadat, upacara-upacara, dan lambang-lambang yang saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang saling menguatkan dan saling membantu.8 Menurut Foster dan Anderson system medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung system tersebut.8

Gambar 2. Kerangka Analitik Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun

Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Semua pengetahuan pengobat tradisional dari Suku

Dayak Dusun Deyah tentang pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat digali melalui wawancara mendalam. Sembari melakukan wawancara mendalam peneliti juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal informan. Setelah semua kegiatan diatas dilakukan peneliti melakukan inventarisasi pengetahuan pengobat tradisional baik pengetahuan pengobatan tradisional juga ramuan dan cara yang digunakan dalam membuat ramuan tradisional. Dengan demikian diperoleh database

tentang pengobatan tradisional penyakit diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif non intervensi.9 Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan

observasi kepada 5 orang pengobat tradisional (Batra) yang memanfaatkan tanaman sebagai anti diare. Penelusuran Batra awal diperoleh dari arahan Lurah/Kepala Desa setempat dan kemudian terus menggali informasi dari informan satu ke informan lainnya. Informasi yang dikumpulkan antara lain adalah pengetahuan pengobat tradisional tentang penyakit diare dan jenis-jenis tanaman yang mempunyai manfaat sebagai anti diare yang diinformasikan oleh Batra dicatat nama lokal, cara pengolahan dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan.

Hasil

Masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah yang bermukim di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan lebih sering mengatasi diare dengan menggunakan berbagai macam tanaman obat. Sampai awal tahun 1990-an masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah masih mempercayai bahwa diare yang menyerang masyarakat terutama anak-anak usia 2-7tahun Sistem budaya adat

istiadat yang dianut oleh informan termasuk juga ramuan dan cara

(4)

adalah roh-roh halus yang terus mengikuti anak ketika bermain diluar rumah sampai anak-anak selesai bermain dan pulang kerumah roh-roh halus tersebut masih berada disekitar anak-anak sehingga anak-anak menderita diare. Mereka percaya bahwa hanya dengan berobat ke dukun atau berobat sendiri dengan menggunakan

berbagai jenis tumbuhan yang ada disekitarnya yang bisa menyembuhkan penyakit diare pada anak-anak mereka. Anak-anak yang terkena diare akan sering merasakan sakit (mules) dibagian perut dan mengeluarkan cairan dari duburnya, sehingga mereka akan lemas dan malas melakukan aktifitas karena kekurangan cairan.

Tabel 1. Tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong

No Nama Lokal Nama Latin Khasiat Bagian berguna

1. Jambu biji Psidium guajava Anti diare Daun 2. Jambu mente Anacardium occidentale Anti diare Batang 3. Kumala tawar/Tantaharung Coctus speciosus Anti diare Batang muda 4. Lasi Macaranga recurvate Anti diare Kulit batang 5. Ramania Bouea macrophylla Anti diare Batang

Deskripsi tanaman obat yang digunakan anti diare yaitu:

 Jambu biji (Psidium guajava) termasuk ke dalam suku Myrtaceae, Jambu biji merupakan tanaman perdu dengan tinggi 5-10 meter. Daun jambu biji mengandung zat samak, minyak atsiri, triterpenoid, leukosianidin, kuersetin, asam arjunolat, resin, dan minyak lemak. Khasiat daun jambu biji sebagai anti inflamasi, hemostatic, dan astringen. Daun jambu biji berguna untuk disentri, haid tidak lancar, keputihan, mencret, pencernaan tidak baik pada anak-anak, radang usus, sariawan usus, panu (obat luar) dan sakit kulit (obat luar).10 Daun mengandung asam psidiolat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam guaiavolat, kuersetin dalam bentuk aglikon, guajaverin, isokuersetin, hiperin, kuersitrin, dan 5 senyawa flavonol. Komponen minyak atsiri daun antara lain limonene, kariofilen, seskuiterpen alkohol.11

Penelitian Dhiman menyebutkan bahwa ekstrak metanol daun jambu biji dapat menghambat aktifitas antibakteri E.coli.11 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leonardo, dkk di Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang Kabupaten Pontianak yang menyebutkan bahwa masyarakat di daerah tersebut menggunkan jambu biji bermanfaat untuk mengobati diare.12

 Jambu mente (Anacardium ocidentale) termasuk ke dalam suku Anacardiaceae, kulit batang sering digunakan untuk penanggulangan disentri, diabetes, radang pada mulut, dan untuk bahan pengkhelat. Kulit batang mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. Komponen penyusun getah jambu mente terdiri darri asam anakardat dan kardol (suatu senyawa yang dapat menyebabakan iritasi kulit). Hasil hidrolisis getah ditemukan arabinose, galaktosa dan ramnosa .13

 Kumala tawar (Coctus speciosus) termasuk ke dalam suku Zingiberaceae. Penelitian Saraf (2009) menyebutkan bahwa rimpang Coctus

speciosus mengandung alkaloid, flavonoid,

glikosida jantung, saponin, sterol, tanin dan glikosida antrakuinon.14

 Lasi (Macaranga recurvata) termasuk ke dalam suku Euphorbiacea. Lasi menganbung flavonoid berupa Macarecurvatin A, Macarecurvatin B, Diisoprenylaromadendrin, Glyasperin A, dan Broussoflavonol F. 15

(5)

Tabel 2. Ramuan Tradisional Pengobat Tradisional Suku Dayak Dusun Deyah Di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014

No Batra Ramuan

Penyakit

Komposisi Bahan Dosis Cara Penyiapan Cara

Pemakaian

1 MN Diare 3 lembar daun jambu biji

1x minum

3 lembar daun jambu biji dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas (gelas belimbing) air

Bahan dicuci bersih dan dibakar lalu didiamkan/diangin-anginkan(diembunkan) semalam lalu diperas dengan air kira-kira 1 sendok makan lalu diminum.

Diminum belimbing) air dijadikan 1 gelas

Diminum

5 NT Diare 2cm kulit batang ramania

1x minum

Bahan dibersihkan dan direbus sampai mendidih kemudian diminum bisa hangat-hangat atau dingin

Diminum

Cara pengolahan ramuan obat anti diare di Suku Dayak Dusun Deyah yaitu :

 Jambu biji (Psidium guajava) dengan merebus 3 lembar daun jambu biji dengan 3 gelas air (600 ml) hingga diperoleh 1 gelas (200 ml) larutan. Penelitian Hamzari (2008) juga menyebutkan bahwa masyarakat di sekitar hutan tabo-tabo menggunakan daun yang masih muda atau segar sebanyak 15 lembar untuk kemudian dicuci dan direbus. Dapat juga direndam dengan air panas selama 15 – 20 menit, diminum 3 kali sehari. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara memakan langsung daun muda (pucuk) sebanyak 3 helai.18 Cara pengolahan jambu biji untuk diare dengan merebus 5 lembar daun, 1 potong akar, kulit dan batang dengan 1500 ml air hingga mendidih, kemudian disaring untuk diambil sarinya.13

 Jambu mente (Anacardium occidentale) sebagai anti diare adalah dengan merebus batang dengan 3 gelas air menjadi 1 gelas larutan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sudarsono, dkk yang menjelaskan bahwa cara pengolahan jambu mente untuk mengobati diare yaitu dengan merebus 10 gram kulit batang dengan 2 gelas air selama 20 menit.13

 Kumala tawar (Coctus speciosus) dengan membakar batang muda sepanjang 30 cm dan didiamkan lalu diangin-anginkan atau diembunkan selama satu malam. Kemudian

batang yang telah diembunkan diperas hingga dihasilkan 1 sendok cairan.

 Lasi (Macaranga recurvate) sebesar 10 cm dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air (600 ml) hingga diperoleh 1 gelas (200 ml) larutan.

 Ramania (Bouea macrophylla) sebagai anti diare adalah dengan cara 2 cm kulit batang dicuci dan direbus dengan air 1 gelas sampai mendidih kemudian didinginkan diminum setiap saat.

Pembahasan

Pemanfaatan tanaman obat merupakan upaya penyembuhan terhadap penyakit yang dilakukan berdasarkan kepercayaan turun-temurun, baik dengan menggunakan bahan alami yang tersedia dan diyakini mempunyai khasiat dapat menyembuhkan maupun melalui perantara seseorang (dukun) yang diakui mempunyai kekuatan tertentu didalam dirinya untuk menghilangkan penyakit walaupun pengobatan modern telah dikenal yaitu adanya puskesmas didesa tersebut, namun hingga sekarang pengobatan tradisional masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah.

(6)

zat-zat tertentu yang berperan di dalam menghentikan diare.

Kemanjuran Tanaman Obat Tradisional Suku Dayak Dusun Deyah

Seperti apa yang dikemukakan oleh Ibu IF berusia 45 tahun selaku Pengobat Tradisional (Batra) pernah ada pasien beliau anak perempuan berusia 5 tahun bernama PN yang terkena diare tidak kunjung sembuh walaupun sudah berobat ke Puskesmas Muara Uya tetapi setelah ibu kandung PN yang bernama HM berusia 35 tahun meminta ibu IF untuk membuatkan ramuan tradisional dari Kumala tawar (Coctus speciosus) dengan membakar batang muda sepanjang 30 cm dan didiamkan lalu diangin-anginkan atau diembunkan selama satu malam. Kemudian batang yang telah diembunkan diperas hingga dihasilkan 1 sendok cairan. Setelah PN meminum ramuan tersebut baru satu kali sudah mulai kelihatan perubahan dari PN. Ini dibenarkan oleh ibu kandung PN pada waktu peneliti mengkonfirmasi kebenaran perihal pernyataan ibu IF. Berikut penuturan ibu HM perihal penyakit yang pernah diderita putrinya :

“iya mbak benar putri saya pernah diare tapi tidak kunjung sembuh walaupun sudah dibawa ke Puskesmas Muara Uya kebetulan dikasih tau sama pegawai puskesmas kalau ada istri pegawai puskesmas yang lain bisa mengobati diare dengan menggunakan tanaman kemudian saya mencoba meminta tolong untuk dibuatkan dan memang benar baru sekali setelah meminum ramuan tersebut putri saya tidak lagi sakit perutnya dan

mau makan”. (YW, 25-05-2014)

Ramuan yang sama juga diberikan ibu IF kepada ibu muda yang berinisial YL usia 26 tahun. Ibu muda ini juga pernah memberikan ramuan anti diare “tantaharung” kepada putrinya SN yang berumur 6 tahun.

“iya mbak benar anak saya SN pernah sakit diare

setelah minum ramuan dari ibu IF 5 kali sehari dalam jangka waktu 2 hari berturut-turut anak saya sembuh jadi tidak perlu saya bawa ke

puskesmas”. ( HB, 28-05-2014)

Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah tetapi dilakukan juga oleh masyarakat Suku Dayak Seberuang dikawasan hutan di Desa Ensabang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Kalimantan Barat dan Suku Dayak Iban Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.19,20 Pemanfaatan tanaman obat tentu saja masing-masing suku tidaklah karena pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat merupakan warisan turun temurun dari masing-masing suku dan ini sangat spesifik bagi setiap suku karena

tergantung dengan kondisi lingkungan atau hutan tempat tinggal masing-masing suku.

Kesimpulan dan Saran

1. Masyarakat Suku Dayak Dusun Deyah sampai pada awal tahun 1990-an masih mempercayai bahwa penyebab diare pada masyarakat mereka terutama pada anak-anak usia 2-7tahun adalah roh-roh halus yang mengikuti anak-anak pada waktu mereka bermain diluar rumah sampai kembali pulang kerumah roh-roh halus masih terus mengikuti.

2. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun Deyah sebagai anti diare (dalam bahasa Dayak Dusun Deyah biasa disebut “Tantaharung”) yaitu daun jambu biji, kulit batang lasi/balik angin, batang muda kumala tawar/pacing, dan batang jambu mente, dan kulit ramania.

3. Tanaman obat yang digunakan Suku Dayak Dusun Deyah sesuai dengan literatur yang mengatakan kandungannya dapat mengatasi penyakit diare.

4. Perlu dilakukan penelitian secara farmakologi terhadap ramuan tradisional Suku Dayak Dusun Deyah untuk menggali potensi sumber daya alam Indonesia khususnya tanaman obat yang memiliki nilai farmakologi potensial dan nilai ekonomis yang tinggi sehingga bisa dimanfaatkan dalam dunia kedokteran dan kesehatan dalam mengobati penyakit diare.

Ucapan Terima Kasih

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada sejawat di Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu yang banyak mendukung untuk terselesaikannya penelitian ini. Kepala Badan Litbang Kemenkes RI, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan, Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dan semua pihak yang membantu yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu yang terus memberikan kesabaran dan semangat kepada penulis sampai pada akhirnya tulisan ini dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka

1. Pemerintahan Daerah Kabupaten Tabalong. 2013.

Profil KabupatenTabalong Tahun 2012.

2. Balitbangkes Kemenkes RI. 2014. Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013. Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI.

(7)

4. Francisca, Murti Setyowati. 2010. Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung Di Kalimantan Timur. Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 3.

5. Sri Wedari Ernianingsih, dkk 2014. Etnofarmakologi Tumbuhan Mangrove Achantus ilicifolius L., Acrostichum speciosum L. dan Xylocarpus rumphii Mabb. Di Desa Sungai Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobiont Volume: 3 (2): 252-258. 6. Soedarsono, Riswan dan Dwi Andayaningsih. 2008.

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Yang Digunakan Dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Sasak Lombok Barat. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 2 Juli 2008: 96-103.

7. Notoadmojo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Renika Cipta.

8. Foster dan Anderson, 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

9. Creswell, 2009, Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approache

10.Mooryati, S, 1998 Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Jakarta : Balai Pustaka.

11.Dhiman, A. et al., 2011. I In vitro antimicrobial activity of methanolic leaf extract of Psidium guajava L. Pharm Bioallied 3(2): 226–229.

12.Leonardo, dkk . Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang Kabupaten Pontianak.

13.Sudarsono dkk 2002, Tumbuhan Obat II Hasil Penelitian, Sifat-Sifat, dan Penggunaan.

14.Saraf., A. 2010. Phytochemical and antimicroba studied of medicinal plants Coctus speciosus. E-journal of Chemistry (7) : 405-413.

15.Magadula., J.J. 2014. Phytochemistry and phamachology of the genus Macaranga : a review. Journal of Medicinal Plants Research Vol 8 (12) 489-503. 16.Lim T K. 2012. Edible Medicinal and Non Medicinal

Plants. Volume I, Fruits. Springer Science : Business Media.

17.Lolaen L A, Fatmawati, Citraningtyas G., 2013. Uji aktivitas antioksidan kandungan fitokimia jus buah gandaria (Bouea macrophylla). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat Vol 2 (2) : 1-7.

18.Hamzari, 2008. Identifikasi tanaman obat-obatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan tabo-tabo.

Jurnal Hutan dan Masyarakat Vol III (2) : 111-234.

19.Damianus M T, Riza L, Irwan L, 2013. Tumbuhan Berkhasiat Obat Suku Dayak Seberuang Di Kawasan Hutan Desa Ensabang Kecamatan Sepauk Kabupaten sintang. Jurnal Protobiont Vol 2 (3): 122-128.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong (Teori Lawrence Green7)
Gambar 2. Kerangka Analitik Pemanfaatan tanaman obat tradisional anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 1. Tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare pada Suku Dayak Dusun Deyah di
Tabel 2. Ramuan Tradisional Pengobat Tradisional Suku Dayak Dusun Deyah Di Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait