• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Komunikasi Berbasis 6LoWPAN(802.15.4) Antara Node Sensor dengan IoT Middleware

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Komunikasi Berbasis 6LoWPAN(802.15.4) Antara Node Sensor dengan IoT Middleware"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

6788

Penerapan Komunikasi Berbasis 6LoWPAN(802.15.4) Antara Node Sensor

dengan IoT Middleware

Binariyanto Aji1, Eko Sakti Pramukantoro2, Mahendra data3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1binariyantoaji@student.ub.ac.id, 2ekosakti@ub.ac.id, 3mahendra.data @ub.ac.id

Abstrak

IoT middleware adalah salah satu solusi dari Interoperability IoT. Pengembangan IoT middleware

masih perlu dikembangkan dan diperluas penggunaanya. 6LoWPAN merupakan teknologi berbasis Ipv6 yang memiliki banyak kelebihan, selain unggul dalam hal jangkauan, keamanan, dan skalabilitas, 6LoWPAN juga didesain untuk perangkat berdaya rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujudkan IoT Middleware yang mampu mendukung network layer Interoperability, kemudian menambahkan implementasi 6LoWPAN pada perangkat IoT middleware yang sebelumnya hanya ada perangkat WLAN. Node middleware dan node sensor akan diuji kemampuanya saat menggunakan teknologi 6LoWPAN serta untuk memastikan service yang sebelumnya berjalan pada IoT middleware dapat berjalan pada teknologi 6LoWPAN. Hasil yang didapat yaitu, IoT middleware dapat berkomunikasi dengan teknologi 6LoWPAN. Node middleware dan node sensor dapat menggunakan protokol CoAP dan MQTT yang berdiri di atas protokol 6LoWPAN. Perlu diperhatikan agar CoAP dan MQTT dapat bekerja pada tekonologi 6LoWPAN adalah memastikan node middleware sudah menyediakan TCP6 dan UDP6 dimana kedua protokol tersebut yang membuat CoAP dan MQTT dapat berkomunikasi berbasis Ipv6.

Kata kunci: 6LoWPAN, interoperability IoT, IoT middleware, CoAP, MQTT ,

Abstract

IoT middleware is one of the solutions of IOT Interoperability. The development of IoT middleware still needs to be developed and expanded. 6LoWPAN is an IPv6-based technology that has many advantages, beside superior on coverage, security, and scalability, 6LoWPAN is also designed for low-power devices. The purpose of this research is to realize IoT Middleware that is able to support network layer Interoperability, we want to add 6LoWPAN implementation on IoT middleware device which previously only have WLAN device. The middleware and sensor nodes will be tested for their ability to use 6LoWPAN technology, to ensure that previously running service on IoT middleware can run on 6LoWPAN technology. The results obtained are, IoT middleware can communicate with 6LoWPAN technology. Node middleware and sensor nodes can use the CoAP and MQTT protocols that stand on 6LoWPAN technology. It should be noted that CoAP and MQTT can work on the 6LoWPAN technology to ensure that the middleware node provides TCP6 and UDP6 where both protocols make CoAP and MQTT communicate based on Ipv6

Keywords: 6LoWPAN, interoperability IoT, IoT middleware, CoAP, MQTT.

1. PENDAHULUAN

internet of things (IoT) telah banyak mengubah kehidupan manusia. Manusia mendapat banyak kemudahan dari kemajuan IoT. Dalam pengembangannya, IoT dihadapkan sebuah permasalahan interoperabilitas. Disebabkan karena keberagaman perangkat dan protokol menyebabkan tidak adanya standart yang mengatur secara khusus, sehingga

membatasi komunikasi antar perangkat (Anwari, Pramukantoro, & Hanafi, 2017).

(Desai, 2015) dalam penelitianya, menjelaskan Interoperability IoT dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Network Layer Interoperability, Syntactical Interoperability,

dan Semantic Interoperability. Network Layer Interoperability. Dari permasalahan

(2)

dikembangkan oleh (Anwari, Pramukantoro, & Hanafi, 2017). Pada penelitian tersebut, telah dilakukan pengembangan Interoperability IoT

pada jenis Syntactical Interoperability.

Penelitian itu menghasilkan perangkat IoT

yang mampu mengirimkan paket dalam beberapa data model yaitu model MQTT, CoAP, dan WEBSOCKET. Ketiga data model tersebut dikirimkan melalui jaringan wireless local area network (WLAN). Kemudian berdasarkan penelitian yang sama, (Pratama, Pramukantoro, & Basuki, 2018) melakukan pengembangan middleware tersebut dengan menambahkan jaringan komunikasi Bluetooth Low Energy (BLE). Dalam penelitian itu didapatkan hasil berupa perangkat BLE dapat ditambahkan dalam IoT middleware tersebut dan dapat berjalan dan diimplementasikan bebarengan bersama WLAN.

Begitu pesatnya pengembangan IoT, membuat IoT didesain efisien. Ada begitu banyak jenis perangkat yang didesain untuk kosumsi daya rendah, telah dilakukannya sebuah penelitian tentang analisis dan komparasi terhadap perangkat berbasis Wireless Persolan Area Network yang diterapkan pada aplikasi perawatan kesehatan. Perangkat WPAN yang di komparasikan berupa ZigBee, 6LoWPAN, BLE (bluetooth low energy), ANT, NFC dan IrDA. Penelitian tersebut menyimpulkan dan membuktikan jika 6LoWPAN dan BLE lebih efisien dari perangkat lain yang di komparasi, selain berdaya rendah 6LoWPAN memiliki kelebihan dalam melakukan hubungan dengan perangkat lain yang berbasis IP (Tabish & Mnaouer, 2013).

Di dadasari pada penelitian tersebut. dilakukan pengembangan dari penelitian sebelumnya mengenai implementasi IoT middleware yang kemudian ditanamkan teknologi jaringan berdaya rendah yaitu 6LoWPAN. Dengan cara menambahkan perangkat 6LoWPAN pada perangkat IoT

middleware dan menambahkan sensor sebagai sumber data, kemudian akan diuji pada protokol pengiriman data yang sudah ada yaitu CoAP dan MQTT untuk memastikan kedua protokol tersebut dapat berjalan diatas teknologi 6LoWPAN.

2. KAJIAN PUSTAKA

Penelitian (Han, Bahram, Cao, & Crespi, 2015) melakukan penelitian yang bertujuan

untuk melakukan simulasi penggunaan 6LoWPAN pada sensor node yang diterapkan pada smart home atau smart building. Peneliti membahas mulai dari desain implementasi jaringan 6LoWPAN, cara melakukan integrasi internet, hingga analisis performa (konsumsi power, performa jaringan dan performa layanan).

Penelitian kedua (Anwari, Pramukantoro, & Hanafi, 2017) melakukan penelitian terhadap pengembangan interoperability IoT pada jenis

Syntactical Interoperability yang diterapkan pada middleware. Mereka berhasil membentuk suatu perangkat IoT yang dapat mengirimkan paket dengan menggunakan banyak data model. Data model yang digunakan yaitu MQTT, QoAP, dan WEBSOCKET. Ketiga model data tersebut dikirim melalui jaringan Wireless Local Area Network. Peneliti berhasil melakukan pengembangan IoT middleware

yang dapat menangani banyak data model dalam satu alat.

Dan penelitian (Karagiannis, Chatzimisios, Gallego, & Zarate, 2015) melakukan survey terhadap aplikasi layer protokol yang cocok untuk digunakan untuk internet of things.

Mereka menganalisis dari segi reliability, security, dan energy consumption aspects. Beberapa protokol yang yang dilakukan analisis yaitu protokol CoAP, MQTT, Web socket, XMPP, AMQP, RESTFUL Service. Dengan hasil, protokol CoAP, MQTT, dan WEB service memiliki hasil lebih baik dari protokol lainya.

3. PERANCANGAN SISTEM

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian dari (Anwari, Pramukantoro, & Hanafi, 2017) dengan menambahkan pengembangan interoperability dari sisi

Technical/Network layer Interoperability. Di mana pada penelitian ini peneliti membuat perangkat IoT middleware tersebut dapat berjalan pada Wireless Personal Area Network

(3)

Gambar 1 Penambahan 6LoWPAN pada

middleware

3.1 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dijelaskan pada tabel 1.

Tabel 1 Kebutuhan Fungsional

No Kebutuhan Fungsional

1 Setiap node dapat terhubung dengan node

middleware melalui jaringan 6LoWPAN. 2 Node sensor A dapat melakukan pengiriman

paket menggunakan protokol MQTT.

3 Node sensor B dapat melakukan pengiriman paket menggunakan protokol CoAP.

4

Node middleware dapat memonitor data yang di kirim dari node sensor A yang di kirim melalui protokol MQTT.

5

Node middleware dapat memonitor data yang di kirim dari node sensor B yang di kirim melalui protokol CoAP.

3.2 Desain Alur Sistem

Pada penelitian ini terdapat tiga perangkat yang terhubung dalam sistem. Pertama sensor dht11, kemudian raspberry sebagai sensor

gateway , dan raspberry sebagai middleware. Sensor DHT11 berfungsi sebagai sumber data yang akan menangkap nilai suhu dan kelembapan ruangan. Raspberry sebagai sensor

gateway berfungsi untuk mengolah data yang didapat dari sensor DHT11 kemudian menyusunya dalam sebuah payload dan mengirimnya ke middleware dalam format JSON. Dan yang terakhir raspberry sebagai

middleware berfungsi untuk menerima dan melakukan monitor terhadap paket yang dikirim oleh perangkat sensor gateway. Data yang masuk ke middleware akan siap didistribusikan ke layer berikutnya yang tidak masuk dalam lingkup penelitian ini. Yang perlu diperhatikan pengiriman data dari sensor ke perangkat sensor

gateway dikirim melalui kabel jumper, sedangkan pengiriman data dari sensor gateway ke perangkat middleware akan dilewatkan melalui 6LoWPAN. Pada Gambar 2 menunjukkan alur sistem yang akan di bangun.

Berikut penjelasan Gambar 2 :

1 Node A bertindak sebagai perangkat sensor

gateway akan melakukan get_temp dan get_hum ke sensor untuk mendapatkan nilai suhu dan kelembapan ruangan.

2 Sensor akan menangkap suhu dan kelembapan dan mengirimkan data kembali ke node A.

3 Node A akan mengolah data sensor dalam sebuah payload dan siap melakukan publish dengan topik rooms/A15 ke perangkat

middleware. Paket akan dikirim dengan protokol MQTT dan akan dilewatkan melalui jaringan 6LoWPAN.

4 Node B bertindak sebagai perangkat sensor

gateway akan melakukan get_temp dan get_hum ke sensor untuk mendapatkan nilai suhu dan kelembapan ruangan.

5 Sensor akan menangkap suhu dan kelembapan dan mengirimkan data kembali ke node B.

6 Node B akan mengolah data sensor dalam sebuah payload dan siap melakukan publish dengan topik rooms/A16 ke perangkat

middleware. Paket akan dikirim dengan protokol CoAP dan akan dilewatkan melalui jaringan 6LoWPAN.

Gambar 2 Desain Alur Sistem

4. IMPLEMENTASI

4.1 Hardware

(4)

Gambar 3 perangkat keras : Raspberry pi, MRF24J40MA/RM dan sensor dht11

4.2 6LoWPAN

Pertama membuat middleware dapat berkomunikasi dengan menggunakan 6LoWPAN. Caranya dengan membuat sensor

gateway pada CoAP dan MQTT dapat menangkap ipv6. Kemudian melakukan pemasangan modul MRF24J40MA/RM, modul ini menjembatani perangkat dapat berkomunikasi pada jaringan WPAN.

Pada Gambar 4 menunjukkan penambahan code untuk ditambahkan pada server.js pada

middleware untuk protokol CoAP. Protokol CoAP yang berjalan di atas udp perlu ditambahkan udp6 agar dapat berkomunikasi dengan ipv6. Sama halnya dengan protokol MQTT yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Yang perlu diperhatikan saat konfigurasi jaringan 6LoWPAN adalah menetapkan channel , pan id dan ip network yang sama. Perhatikan Konfigurasi jaringan yang akan dilakukan pada node, tergambar pada Tabel 3.

Gambar 4 penambahan kode untuk CoAP pada

Middleware

Gambar 5 penambahan kode untuk MQTT pada

Middleware

Tabel 2 Konfigurasi Jaringan 6LoWPAN

Parameter Node A Node B Middleware

IP Address fe80::c030 :955d:d2b 7:aae1

fe80::c030: 955d:d2b7:

aae5

fe80::c030:95 5d:d2b7:aae9

Prefix /64 /64 /64

Channel 11 11 11

Pan_Id 0x24 0x24 0x24

4.3 Sensor Node

Pada penelitian ini kami memiliki 2 node

sensor. Node A untuk protokol MQTT dan

node B untuk protokol CoAP. Setiap node akan terpasang sensor dht 11. Selain itu setiap node

juga terpasang modul MRF24J40MA/RM agar bisa berinteraksi melalui 6LoWPAN.

payload akan berisikan informasi tentang nama protokol yang digunakan, timestamp, topik, nama sensor, ip address, jenis sensor, nilai kelembapan dan nilai daritemperatur.

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

5.1 Pengujian Fungsional

1. Pengujian pertama adalah melakukan pengujian pada jaringan, memastikan setiap

node telah terhubung. Gambar 6 dan 7 menunjukkan node A dan B telah terhubung ke middleware.

2. Pengujian service protokol MQTT pada

node A. Ditunjukkan pada Gambar 8

3. Pengujian service protokol CoAP pada

node B. Ditunjukkan pada Gambar 9.

4.

Pengujian middleware mampu menerima paket dari node A dan node B. Gambar 10 menunjukkan middleware menerima paket MQTT dari node A dan Gambar 11 menunjukkan middleware menerima paket CoAP dari node B.

Gambar 6 Tes ICMP dari Middeware ke Node A

Gambar 7 Tes ICMP dari Middeware ke Node B

Gambar 8 Tes Service MQTT

Gambar 9 Tes Service CoAP

Gambar 10 Middleware Monitor MQTT paket

(5)

6. Kesimpulan dan Saran

Penerapan komunikasi 6LoWPAN antara sensor node dengan IoT middleware berhasil diterapkan. IoT middleware dapat berkomunikasi dengan teknologi 6LoWPAN. Pada sisi sensor node dapat melakukan pengiriman menggunakan layanan protokol CoAP dan MQTT melalui tekonologi 6LoWPAN. Pada sisi node middleware dapat dipastikan bahwa middleware dapat menerima dan memonitoring paket yang menggunakan protokol CoAP dan MQTT yang berjalan diatas 6LoWPAN. Perlu diperhatikan agar CoAP dan MQTT dapat bekerja pada tekonologi 6LoWPAN adalah memastikan node

middleware sudah menyediakan TCP6 dan UDP6 dimana kedua protokol tersebut yang membuat CoAP dan MQTT dapat berkomunikasi berbasis Ipv6.

Daftar Pustaka

Anwari, H., Pramukantoro, E. S., & Hanafi,

M. H. (2017). Pengembangan Iot

Middleware Berbasis Event-Based

dengan Protokol Komunikasi CoAP,

MQTT dan Websocket.

Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi

dan Ilmu Komputer, 1560-1567.

Desai, P. (2015). Semantic Gateway as a

Service

architecture

for

IoT

Interoperability.

2015

IEEE

International Conference on Mobile

Services (hal. 313-319). Wright

State University Dayton, OH :

IEEE.

Han, S. N., Bahram, A., Cao, Q. H., &

Crespi,

N.

(2015).

Design,

Implementation, and Evaluation of

6LoWPAN for Home and Building

Automation in the Internet of

Things. Research Gate.

Karagiannis, V., Chatzimisios, P., Gallego,

F. V., & Zarate, J. A. (2015). A

Survey

on

Application

Layer

Protocols for the Internet of Things.

ICAS PUBLISHING.

Pratama, R. C., Pramukantoro, E. S., &

Basuki, A. (2018). Bluetooth Low

Energy (BLE) Pada IoT Middleware

Untuk

Mendukung

Network

Interoperability. jptiik.

Gambar

Gambar 1 Penambahan 6LoWPAN pada

Referensi

Dokumen terkait

Gavril continued checking the wound, his voice low, and as Ashyn watched them, she knew it didn’t matter if he kissed her sister or not; there was something between

VACA ( Value added capital employed ) merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang apabila dikelola dengan baik akan

Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Nurul Hidayah (2016) Universitas Negeri Yogyakarta, judul “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja

Sosialisasi Pendidikan dan Pemahaman Nilai- nilai Kepahlawanan di Era Keterbukaan Informasi Publik Sasaran Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pelaksanaan KIE

Keberadaannya meresahkan karena kualitasnya tidak memnuhi standar kesehatan Ditengah upaya pemerintah memajukan industri obat tradisional, banyak tantangan

Algoritma greedy ini membentuk solusi langkah, pada setiap langkahnya tentu path tersebut akan memiliki banyak pilihan dan kemungkinan yang dapat di eksplorasi, dengan algoritma

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut: 1) Diksi yang digunakan dalam parikan sms