• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sipil Militer dalam Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Sipil Militer dalam Politik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SIPIL

&

MILITE

R

LATAR

BELAKANG

ORDE

BARU

REFOR

MASI

ANDRY

ANSHARI

FREDICK

BROVEN

MARLAN

IFANTRI

SISTEM

POLITIK

INDONESI

A

M.

FAHRUZA

KHAIRUL

ALWAN

LOGIKA

GINTING

(2)

LATAR

BELAKA

NG

Situasi Revolusioner serta perbedaan sikap antara komponen pendukung kemerdekaan ( Politisi & Pemuda ), telah melahirkan hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan tentara & politik di Indonesia untuk masa – masa berikutnya.

Perbedaan sikap yang terjadi diantara dua kubu tersebut menyebabkan lahirnya sosok tentara yang memiliki otonom relative terhadap para politisi pemerintah. Dan ini adalah awal ketidakharmonisan hubungan keduanya yang diwarnai dengan nafsu untuk ingin saling mengintervensi dang menguasai.

PPKI pada 22 agustus mengumumkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat ( BKR ). Fungsi BKR disebutkan sebagai memelihara keamana bersama – sama dengan rakyat & badan Negara yang bersangkutan.

(3)

SUDIRM

AN

SOEKAR

NO

SEJAK

PROKLAMASI

KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945,

MILITER MEMILIKI PERAN YANG AMAT

PENTING DALAM REVOLUSI FISIK

DAN TIDAK MENGAKUI KONTROL

SIPIL ATAS DIRINYA. CONTOHNYA,

JENDERAL SOEDIRMAN MENOLAK

PERINTAH

PRESIDEN

SOEKARNO

UNTUK MELEPASKAN SYAHRIR PADA

30 JUNI 1946 SETELAH DIUMUMKAN

NEGARA DALAM KEADAAN DARURAT.

MESKI SOEKARNO MENGUMUMKAN

DI RADIO BAHWA PENAHANAN

SYAHRIR DAPAT MEMBAHAYAKAN

KEUTUHAN NASIONAL, NAMUN PAK

DIRMAN TETAP MENOLAK.

REVIEW

5 0KTOBER

1945

Berdirinya TKR

( Tentara Keamanan Rakyat )

3 JUNI 1947

Soekarno mengesahkan berdirinya TNI ( Tentara Nasional Indonesia )

DESEMBER

1949

Berdirinya APRIS

( Angkatan perang RIS ) yang merupakan

gabungan TNI & KNIL sesuai dengan KMB

17 AGUSTUS

1950

Setelah RIS dibubarkan dan kembali ke negara kesatuan, APRIS berganti nama menjadi APRI

(4)

PENOLAKAN PERINTAH YANG

LAIN

ADALAH

PADA

SAAT

SOEKARNO

DITANGKAP

BELANDA PADA SAAT BELANDA

MENYERBU YOGYAKARTA, 19

DESEMBER

1948.

SETELAH

SOEKARNO DITAHAN SEKIAN

LAMA,

SOEKARNO

DAN

SOEDIRMAN

TETAP

TIDAK

MENCAPAI

KESEPAKATAN

TENTANG GENCATAN SENJATA

DENGAN BELANDA.

SOEKARNO

MENGHENDAKI

GENCATAN

SENJATA.

SOEDIRMAN

MENGHENDAKI

PEPERANGAN

GERILYA

DITERUSKAN

SAMPAI

TUJUANNYA

TERCAPAI.

AKIBATNYA,

SOEDIRMAN

MENAWARKAN UNTUK BERHENTI

SEBAGAI PANGLIMA KARENA

SOEKARNO TIDAK MAU MENARIK

IDE

GENCATAN

SENJATA.

DISINILAH

KELEMAHAN

PIMPINAN SIPIL PADA WAKTU ITU

YANG

TELAH

DIPANDANG

MEMBAHAYAKAN

KEUTUHAN

NASIONAL.

SEHINGGA,

DIKATAKAN

BAHWA SATU-SATUNYA MILIK

REPUBLIK INI YANG TETAP UTUH

DAN TIDAK AKAN BERUBAH

MESKI MENGHADAPI SEGALA

MACAM ANCAMAN, TANTANGAN,

HALANGAN DAN GANGGUAN

ADALAH TENTARA NASIONAL

INDONESIA 

(5)

SIPIL &

MILITER

PADA ORDE

LAMA

Kedatangan NICA serta Agresi Militer Belanda I & II telah mengawali perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Keterlibatan Militer pada peristiwa ini telah menonjolkan peran Militer sebagai pihak yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu kecerdasan Militer adalah ketika mengembangkan “ sistem wehrkreise ” yang pada intinya membagi daerah pertempuran dalam lingkaran – lingkaran yang memungkinkan satuan – satuan militer dapat secara mandiri mempertahankan lingkaran pertahanannya.

Sistem Wehrkreise ini kemudian dilengkapi dengan dalil – dalil perang gerilya sebagai bentuk operasional taktik militer di medan pertempuran. Sistem ini pertama kali digunakan oleh Divisi I/Siliwangi Jawa Barat yang dipimpin Kolonel AH Nsution & Divisi II/Sunan Gunung Jati Jawa Tengah pimpinan Kolonel Gatot Subroto.

Pada masa ini hubungan sipil & militer cukup dekat. Akhirnya hubungan mesra itu berlanjut hingga selesai Agresi Militer Belanda II. Bahkan sebelum serangan militer Belanda, Soekarno berpidato bahwa dia akan memimpin langsung perang gerilya jika Belanda tetap ngotot menggunakan militernya. Kejadian inilah yang semakin melegitimasi atas keterlibatan militer dalam perpolitikan Indonesia.

REVIEW

21 JULI 1947

Agresi Militer

Belanda I

19 DESEMBER

1948

(6)

DWIFUNGSI

ABRI

PRAKTIK POLITIK

MILITER

Pada awalnya militer dibentuk untuk mendukung kemerdekaan Republik Indonesia dari cengkraman penjajah. Namun dengan beriringnya waktu, peran militer bergeser keranah politik. Semenjak demokrasi terpimpin golongan militer telah masuk kedalam sistem politik Indonesia. Hal ini diindikasikan oleh keberhasilan TNI memberantas PRRI yang membawa wibawa TNI meningkat secara politis.

Apa sebenarnya maksud dwifungsi ABRI itu sendiri ?

Dwifungsi ABRI yang merupakan gagasan Jendral Nasution adalah konsep politik yang menempatkan ABRI baik sebagai kekuatan Hankam dan kekuatan Sospol dalam supra maupun infrastuktur politik yang telah diatur dalam undang – undang.

(7)

SIPIL &

MILITER

PADA ORDE

BARU

Dari tata cara pemerintahan Orde Baru, dapat di ketahui bahwa seiring berjalannya waktu, sistem ini ada yang mengandung model patrimonialisme karena jarang terjadi konflik antara elit politik yang satu dengan yang lainnya meskipun terkesan bahwa patrimonial lebih cenderung kearah pilih kasih dan sikap sewenang wenang dari pemerintah yang berkuasa dan tidak melibatkan kebijaksanaan, tetapi menggunakan pembagian keuntungan atau sesuai dengan yang disukai atau kesukuan.

(8)

SIPIL &

MILITER

PADA

REFORMASI

Setelah jatuhnya rezim Suharto dan terhentinya program Dwifungsi ABRI keadaan hubungan sipil & militer mengalami banyak perubahan.  kondisi hubungan sipil - militer di Indonesia pasca pemerintahan Orde Baru diarahkan untuk menciptakan sebuah pola hubungan sipil - militer yang seimbang dan terkendali.

kontrol sipil yang obyektif terhadap kekuasaan militer akan diminimalkan. Tetapi, tidak dilenyapkan sama sekali. Pada masa ini  secara pokoknya TNI ditempatkan sebagai alat pertahanan negara dan pemerintahan sipil mempunyai hak untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan mengelola bidang pertahanan. Namun, guna menata hubungan sipil militer yang harmonis dan demokratis maka pemerintah harus mempunyai program atau agenda yang disusun secara sistematis dan sesuai dengan permasalahan yang ada. Di samping juga partisipasi tersebut harus dapat dibangun dengan meningkatkan keahlian (expertise), keterlibatan, dan peran aktif sipil dalam wacana dan perumusan kebijakan pertahanan dan keamanan.

Pemerintahan pasca Orde Baru telah menghasilkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan sektor pertahanan yakni UU Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara dan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Perumusan kedua kebijakan di bidang pertahanan tersebut dilakukan oleh civilian anthority.

(9)

REVIEW

SIPIL &

MILITER

1.BKR 22 Agustus 1945

2. jalan tengah dwi fungsi Jendral A.H. Nasution,november 1958. Pada dasarnya keterlibatan ABRI dlm pembinaan negara bukanlah utk dominasi & monopoly kekuasaan karena berlawanan dg SAPTAMARGA

Model dan faktor Intervensi Militer 1.Saluran konstitusi yg resmi

2.Kolusi / kompetisi dg otoritas sipil 3.Intimidasi thdp otoritas sipil

4.Ancaman non koperatif 

5.Penggunaan kekerasan pada otoritas sipil Faktor2 yg mendorong militer melakukan intervensi

1.Faktor internal, intervensi perwira kepentingan kelas, kemahiran professional,ambisi pribadi

Referensi

Dokumen terkait

Ini tidak saja karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat yang dikenal memiliki setting tradisi yang gemar melecehkan perempuan, namun kesimpang-siuran dalam memahami

Tujuan dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk membentuk mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai

Hasil penelitian menggunakan analisis LQ dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi peran sektor basis di Kabupaten Boyolali selama tahun penelitian (2005-2009) yaitu

Teori pembangunan Chenery (2007) memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomian negara

Dalam hal ini dihasilkan kesimpulan bahwa deteksi tepi dengan metode Canny menghasilkan tepian citra yang lebih optimal dibandingkan Robert dan Sobel .Penelitian lain

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B PERALATAN DAN

Tanah tanpa kangkung menerima lebih banyak - siflutrin pada saat aplikasi, walaupun pada tanah yang ditanami kangkung masih mendapat tambahan dari tanaman di

Controller sederhana tidak dapat melakukan I/O dalam waktu yang bersamaan, maka dilakukan interleaving (skip blok), memberi waktu untuk tranfer data ke memori.. Interleaving