• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH GIZI DI INDONESIA LAPORAN ILMU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MASALAH GIZI DI INDONESIA LAPORAN ILMU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MASALAH GIZI DI INDONESIA

(LAPORAN ILMU GIZI DASAR)

Disusun Oleh :

Alviyan 1713411001

Anggita Riani 1713411040

Meutia Candraningtyas 1713411009

Mitha Yuliana 1713411005

Sabila Anggun Pratiwi 1713411031

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN GIZI

TAHUN 2017

(2)

Assalamualikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi dasar ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan protein bagi tubuh manusia.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Penyusun Kelompok 10.

i

(3)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan... 1

1. Tujuan Umum...1

2. Tujuan Khusus...1

BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Masalah Gizi...2

2. Masalah Gizi di Indonesia...2

a. Kurang Energi Protein...2

b. GAKI...4

c. Anemia Gizi Besi...5

d. KVA...6

e. Obesitas...7

3. Cara Mengatasi Masalah Gizi Pada Masyarakat...8

a. Perbaiki asupan nutrisi...8

b. Lakukan Pengobatan...9

c. Minimalisir kebiasaan buruk...9

d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi...9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA... 11

ii

(4)

1 2

3 4

5

Keterangan :

Gambar 1 Penyakit Kurang Energi Protein

Gambar 2 GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) Gambar 3 Anemia Gizi Besi

Gambar 4 KVA Gambar 5 Obesitas

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang membangun, bangsa Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan negara lain yang sudah lebih maju. Di bidang kesehatan, bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan.

Tingginya angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia sangat berkaitan dengan buruknya status gizi. Ironisnya, dibeberapa daerah lain atau pada sekelompok masyarakat Indonesia yang lain terutama di kota-kota besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kelebihan gizi; meledaknya kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi serius bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Jika ini dibiarkan terus menerus, makin banyak penduduk yang mengalami penyakit bahkan meninggal akibat masalah gizi ini. Untuk itu , disini penulis membahas mengenai isu-isu mengenai masalah gizi yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah Apa saja isu-isu mengenai masalah-masalah gizi yang terdapat di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Dasar Ilmu Gizi yang diberikan dosen yang bersangkutan serta memberitahukan dan menjelaskan apa-apa saja isu-isu mengenai masalah gizi utama di Indonesia. .

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan definisi masalah gizi. b. Mendeskripsikan masalah gizi di Indonesia.

c. Mendeskripsikan cara mengatasi masalah gizi pada masyarakat.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi masalah gizi

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahtraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi pennyakit (infeksi). Ketidakseimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih.

Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukan dua kondisi yang ekstrim. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai pada kegemukan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Saat sebagian besar bangsa Indonesia masih menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi dan anak secara bersamaan timbul masalah gizi lain yaitu gizi leih yang berdampak pada obesitas. Hal ini akan mengahmbat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat berpern penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa. Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab kekuarangan gizi.

Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi individu-individu untuk tumbuh dan berkembang.Gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan otak janin, sejak dari menggu ke empat pembuahan sampai lahir dan anak berusia 3 tahun (golden age).

2. Masalah gizi pada masyarakat

a. Kurang Energi Protein (KEP)

Kekurangan energi protein adalah keadan kurang gizi yang disebabkan

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari sehingga tidak memenuhi angaka kecukupan gizi. faktor-faktor penyebab kurang energi protein dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Primer

a) Susunan makanan yang salah

b) Penyedia makanan yang kurang baik c) Kemiskinan

d) Ketidaktahuan tentang nutrisi dan kebiasan makan yang salah

(7)

2. Penyebab Sekunder :

a) Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur saluran).

b) Gangguan psikologis.

Kekurangan Energi Protein merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh balita. Anak balita dengan KEP tingkat berat akan menunjukan tanda klinis kwaskiokhor dan marasmus. Masalah KEP sebenarnya hampir selalu berhubungan dengan masalah pangan. Berdasarkan data Susenas, dari 5 juta anak (27%), 3,6 juta anak (19,2 %) mengalami KEP. KEP disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis maupun lingkungannya. Pencegahan hendaknya meliputi faktor secara konsisten.

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi KEP :

1. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare, melalui : a) Perbaikan sanitasi, personal, lingkungan, terutama makanan dan peralatan. b) Pendidikan : dasar, kesehatan, gizi

c) Program imunisasi pencegahan penyakit erat kaitannya dengan lingkungan seperti TBC, Malaria, DHF, parasit (cacing).

2. Memperkecil dampak penyakit infeksi terutama diare diwilayah yang sanitasi

lingkungannya belum baik.

3. Deteksi dini dan menejemen awal / ringan

a) Memonitor tumbang dan status gizi balita secara kontinu

b) Perhatikan khusus faktor resiko tinggi yang akan berpengaruh

terhadap kelangsungan status gizi (kemiskinan, ketidaktahuan penyakit infeksi)

4. Memelihara status gizi

a) Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik, diharapkan

melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula. b) Setelah lahir segera diberi ASI ekslusif sampai 4 bulan

c) Pemberian makanan tambahan (pendamping) ASI mulai usia 4 bulan secara bertahap

(8)

3

b. GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara sungguh-sungguh. Penduduk yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan mengalami GAKI kronis yang menyebabkan pertumbuhan fisik terganggu dan keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi beban masyarakat. GAKI mengakibatkan penurunan kecerdasan dan produktivitas penduduk sehingga menghambat pengembangan sumber daya manusia. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok. Dimana akibat defisiensi iodium ini merupakan suatu spektrum yang luas dan mengenai semua segmen usia, dari fetus hingga dewasa. Dengan demikian jelaslah bahwa gondok tidak identik dengan GAKI.

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain : a. Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya

b. Faktor Geografis dan Non Geografis

GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. c. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik.

Dalam waktu tertentu GAKY dapat menyebabkan berbagai dampak terhadap pertumbuhan, dan kelangsungan hidup penderitanya diantaranya :

1. Terhadap Pertumbuhan

a. Pertumbuhan yang tidak normal.

b. Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme

(9)

4

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunkan garam beryodium 2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan mamfaat garam beryodium 3. Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.

4. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium dengan garam non yodium.

5.Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non yodium.

6.Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah terpencil.

c. Anemia Gizi Besi (AGB)

Anemia gizi besi ini timbul akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh sehingga cadangan zat besi untuk eritropoesis berkurang yang menyebabkan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%.

Mengingat, 1 dari 2 orang di Indonesia beresiko anemia. Lebih memprihatinkan lagi, prevalensi anemia terjadi bukan hanya pada orang dewasa, namun juga sudah menyerang anak-anak.Penyebab anemia atau yang biasa disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah, selain kekurangan gizi juga adanya penyakit yang merusak sel darah merah. Selain itu, Prevalensi ibu hamil yang terkena anemia sekitar 40-50 persen, hal ini berarti 5 dari 10 ibu hamil mengalami anemia.

(10)

5 Adapun dampak dari Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :

a. Pada Anak-anak berdampak:

1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

2. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.

3. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun.

b. Dampak pada Wanita :

1. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit. 2. Menurunkan produktivitas kerja.

3. Menurunkan kebugaran. c. Dampak pada Remaja putri :

1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal. 3. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.

4. Mengakibatkan muka pucat. d. Dampak pada Ibu hamil :

1. Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.

2. Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau BBLR (<2,5 kg).

3.Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya. AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB. Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia.. Ibu hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperlukan semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar.

d.KVA ( Kurang Vitamin A)

(11)

6

Prevalensi tertinggi terjadi pada balita. Hal ini disebabkan oleh intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah, rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada ibu hamil sampai melahirkan sehingga mempengaruhi kadar vitamin A yang terkandung dalam ASI. Selain itu dapat disebabkan oleh MP-ASI yang kurang kandungan vitamin A, gangguan absorbs vitamin A dan pro vitamin A ( penyakit pancreas, diare kronik, KEP ), gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.

Akibat kekurangan vitamin A :

1. Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi ( misalnya sakit batuk, diare dan campak ).

2. Rabun senja ( anak dapat melihat suatu benda , jika ia tiba-tiba berjalan dari tempat yang terang ke tempat yang gelap ). Rabun senja dapat berakhir pada kebutaan.

Cara mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A :

1. Setiap hari anak diberi makanan yang mengandung vitamin A, seperti hati ayam.

2. Setiap hari anak dianjurkan makan sayuran hijau dan buah-buahan berwarna. 3. Sebaiknya sayuran ditumis menggunakan minyak atau dimasak dengan

santan, sebab vitamin A larut dalam minyak santan

4. Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak setiap 6 bulan di Posyandu Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada ibu segera setelah melahirkan.

Pemerintah terus berupaya menanggulangi penyakit gizi ini hingga sejak tahun 2006 telah dapat ditangani, namun karena kekurangan vitamin A ( KVA ) pada balita dapat menurunkan daya tahan tubuh. Maka, suplementasi vitamin A tetap harus diberika pada balita. Berikut upayah yang telah dilakukan pemerintah 1. Penyuluhan agar meningkatakan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A

2. Fortifikasi vitamin A ( susu, MSG, tepung terigu, mie instan ).

3. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun ( 200.000 IU pada bulan februari dan agustus ), ibu nifas ( 200.000 IU ), anak usia 6-12 bulan ( 100.000 IU ).

e.Obesitas

(12)

7 Seseorang yang memiliki berat badan 20% Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsikalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa),tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung (infark miokardium), gagal jantung, kanker kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar),batu kandung empedu dan batu kandung kemih, Gout dan artritis gout, serta osteoartritis.lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Anak-anak yang mengalami obesitas dapat berisiko lebih besar mengidap penyakit jantung, diabetes dan gangguan akibat kelebihan berat badan lainnya dari yang terpikirkan. Fakta ini diketahui berdasarkan studi baru tentang dampak obesitas selama masa kanak-kanak dan perkembangan kesehatan di masa dewasa.Dibanding anak-anak dan remaja yang berbobot ideal, anak dengan obesitas lebih berisiko menderita gangguan kesehatan yang memicu penyakit jantung dan diabetes. Seperti, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi.

Di Indonesia terdapat 19,1 persen kasus obesitas pada penduduk berusia di atas 15 tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada 2010, menunjukkan 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia berusia di atas 18 tahun, mengalamiobesitas. Jumlah ini sama dengan 11,7 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia.

3. Cara Mengatasi Masalah Gizi pada Masyarakat

a. Perbaiki asupan nutrisi

(13)

memaksimalkan adaptasi tubuh dalam penyerapan nutrisi secara maksimal.

8

Perhatikan pula untuk pencegahan maka asupan nutrisi pada kalangan tertentu semisal ibu hamil dan menyusui haruslah ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang mencukupi demi terhindar dari hal yang tak diinginkan selanjutnya, karena bagaimanapun dua kondisi ini pada umumnya membuat para wanita utamanya memiliki beban yang memebihi dari waktu biasanya jadi perlu untuk diberikan perhatian khusus lebih lanjut.

b. Lakukan pengobatan

Prosedur yang satu ini harus dilakukan secara spesifik apabila memang ditemukan gejala penyakit yang memang melatarbelakangi munculnya kekurangan gizi tersebut, semisal pengobatan secara intensif pada diare lantaran infeksi maupun permasalahan pencernakan lain yang berhubungan langsung dengan sistem serap nutrisi pada tubuh yang umumnya terletak pada saluran usus, fokus terapi untuk penyakit pemicu ini akan semakin dapat memaksimalkan pula penanganan pada gejala kekurangan gizi secara sekaligus.

c. Minimalisir kebiasaan buruk

Beberapa kebiasaan kurang sehat layaknya salah diet ketat ataupun merokok harus diminimalisir secara ketat, lantaran kegiatan seperti ini sama sekali tidak membawa manfaat baik bagi tubuh dan justru sangat membahayakan, baiknya lakukan kegiatan yang lebih positif dampaknya bagi tubuh karena jika dibiarkan terus berlanjut tak ayal maka ragam masalah kesehatan pun akan mengintai di kemudian harinya jadi cobalah untuk senantiasa bijak dalam memilah gaya hidup anda demi kesehatan anda sampai hari mendatang.

d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi

(14)

9

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi merupakan hal yang komplek di Indonesia. Sampai saat ini ada lima masalah gizi utama di Indonesia, yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dan Obesitas. Energi dan protein merupakan zat gizi makro, sedangkan zat besi, vitamin A dan Iodium merupakan zat gizi mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan gizi masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka dari masalah-masalah di atas terus meningkat, yang secara otomatis juga meningkatkan angka kematian penduduk. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kekurangan pangan, penyakit infeksi seperti cacingan, lingkungan yang kurang bersih serta penyebab tidak langsung lainnya seperti pola asuh orang tua.

Saran

(15)

10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Masalah-Masalah Gizi di Indonesia” dalam

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/24/masalah-masalah-gizi-di-indonesia-2/

diakses pada 27 November 2012 pukul 21.00

Anonim. 2012.”Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” dalam

http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/05/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.08

Anonim. 2012. “Anemia Gizi Besi” dalam

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2012/01/anemia-gizi-besi.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim.2010. “Obesitas Kini Semakin Mewabah” dalam

http://health.kompas.com/read/2010/11/02/09285713/Obesitas.Kini.Semakin.Mewaba hdiakses pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim. 2011. Gizi Buruk Ancam 4 Juta Anak Indonesia” dalam

http://liputankita.com/berita-liputankita/gizi-buruk-ancam-4-juta-anak-indonesia-liputankita.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.18

Gambar

Gambar 1 Penyakit Kurang Energi Protein

Referensi

Dokumen terkait

“Dulu, saya kurang lancar dalam membaca AL-Qur‟an, banyak diantara teman-teman yang juga ikut kegiatan tahsin ada juga yang mengikuti selama satu bulan karena sudah bagus

Achmad Almuhram Gaffar ( 2014 : 77 ) dalam skripsinya yang berjudul &#34;Pengaruh Pengetahuan Konsumen Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Memilih Bank Syariah&#34;

Dengan sistem informasi akuntansi membantu semua melaksanakan pekerjaannya dengan lebih efisien.Terkait dengan pengendalian internal dari persediaan di PT Coronet

Pada dasarnya kepuasan kerja merupkan hal yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor , setiap individu akan memiliki sikap kepuasan yang

Kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta ber- kembang

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Latar belakang Terjadinya konflik 2 kelompok antara Nasionalis Islam yang di wakili oleh Mohammad Natsir dan Nasionalis Sekuler oleh Ir. Dimana berkaitan dengan

Untuk memastikan kesimpulan tentang kualitas Berorientasi objek pada framework zend dapat dilakukan analisa pada aplikasi berbasis web yang lebih kompleks dan menerapkan