• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hitam Putih Dunia Plagiasi pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hitam Putih Dunia Plagiasi pdf"

Copied!
597
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Mengaku sarjana, tapi nggak punya karya,

Mengaku pasca sarjana, tapi melanggar hak cipta,

Mengaku Doktor/Profesor, tapi jadi plagiator

Apa Nggak Malu !!!!

(3)

Sajak Palsu

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah

dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar

sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah

mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka

yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah

mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru

untuk menyerahkan amplop berisi perhatian

dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu

dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru

dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu

untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan

nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah

demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir

sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,

ahli pertanian palsu, insinyur palsu.

Sebagian menjadi guru, ilmuwan

atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi

mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu

dengan ekonomi palsu sebagai panglima

palsu. Mereka saksikan

ramainya perniagaan palsu dengan ekspor

dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan

berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus

dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga

pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri

yang dijaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga

dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka

uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu

sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis

yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam

nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu

(4)

gagasan-gagasan palsu di tengah seminar

dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya

demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring

dan palsu.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang telah menganugerahkan segenap kasih dan sayang-Nya

kepada semua makhluk seluruh alam. Sholawat serta salam penuh tercurahkan untuk

Rosululloh shallollohu „alaihi wa sallam hingga akhir zaman.

Syukur Alhamdulilah, akhirnya penelitian penulis ini dapat terselesaikan, walaupun

dengan berbagai kendala. Penulis tahu bahwa penelitian kecil penulis ini mempunyai banyak

kekurangan, maka dari itu penulis berharap ada orang lain lagi yang mau meneruskan

penelitian ini dikemudian hari. Hal ini dikarenakan ada kendala biaya dalam penelitian yang

penulis lakukan, selain itu penulis juga mengalami kendala dalam mendapatkan referensi

yang penulis butuhkan.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang berinisial LM, AN, AK, AD,

AAMR, dan yang lainnya atas bantuannya, sehingga penelitian ini dapat selesai. Tak lupa

juga kepada pihak penerbit yang mau menerbitkan penelitian ini sehingga orang lain yang

peduli dengan pendidikan di Indonesia dapat memetik hikmah dari penelitian ini. Dan juga

terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan buku ini, semoga Alloh

senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.

Terima kasih kepada orang-orang yang telah membicarakan perilaku penulis, yang

selama 2 tahun ini dianggap cuma kesana kemari tanpa tujuan, tanpa cercaan mereka

penelitian ini tak mungkin bisa selesai, karena dengan cercaan tersebut akhirnya penulis dapat

membuktikan bahwa apa yang penulis lakukan selama 2,5 tahun dapat membuahkan hasil,

walaupun dalam penelitian ini mungkin ada beberapa kesalahan pengutipan yang tidak

disengaja oleh penulis yang dikarenakan tidak adanya sarana pendukung dan tenaga yang

terbatas. Semoga penelitian kecil penulis ini dapat memperbaiki mutu pendidikan di

Indonesia.

Kediri, 15 September 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

...

iv

Awal Mula

...

1

Seputar Hak Cipta

...

7

A.

Perlindungan Hak Cipta

...

7

B.

Pengertian Pencipta dan Hak Cipta

...

8

C.

Ruang Lingkup Hak Cipta

...

11

D.

Sifat Hak Cipta

...

12

E.

Hak yang Terkandung Dalam Hak Cipta

...

13

F.

Ancaman dan Pelanggaran Hak Cipta

...

14

G.

Plagiasi dan Pelanggaran Hak Cipta

...

18

Dunia Plagiasi

...

20

A.

Pengertian Plagiasi

...

21

B.

Jenis-Jenis Plagiasi

...

22

C.

Kriteria Plagiasi

...

25

D.

Pencegahan dan Penanggulangan

...

26

E.

Menghindari Plagiasi

... 28

Faktor Plagiasi

...

30

Dampak Plagiasi

...

33

LKS Bodong

...

35

Ironi Pemimpin Redaksi

...

38

LKS : Solusi atau Ironi ?

...

41

Plagiasi Berjama’ah

...

44

LKS Rumah Kita

...

47

A.

LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 47

B.

LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 49

C.

LKS Rumah Kita Rumah Kita Negeri 1 Kates Kabupaten Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 52

(7)

F.

LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri

kelas VIII

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 103

G.

LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri

kelas VIII

Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 122

LKS Bahasa Meringis

... 141

A.

LKS Bahasa Meringis TIM TAHU Pong Bahasa Meringis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 141

B.

LKS Bahasa Meringis Negeri 1 Kates

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran

2013/2014 ... 226

LKS Akidah Somplak

... 312

A.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 312

B.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 327

C.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 339

D.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 353

E.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VIII

Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 365

F.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VIII

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 366

G.

LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas IX

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 389

LKS Penuh Kumis

... 394

A.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 394

B.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 416

C.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 442

D.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

(8)

E.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VIII

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 475

F.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VIII

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 497

G.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas VIII

Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 504

H.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas IX

Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 539

I.

LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten

Tenggiri

kelas IX

Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 564

Daftar Pustaka

... 578

Lampiran

...

582

Surat Balasan Penerbit Tiga Serangkai Tahun

... 582

(9)

AWAL MULA

Tulisan kecil ini merupakan penelitian penulis tentang penyusunan dan peredaran LKS

di Kabupaten Tenggiri, Jawa Timur, dan daerah sekitarnya. Pada awalnya, penulis

menemukan ada beberapa materi dalam LKS murid privat penulis, yang isinya sama dengan

buku terbitan Tiga Serangkai, misalnya LKS TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri

Kabupaten Tenggiri isinya banyak yang mirip dengan buku Membangun Akidah dan Akhlak,

karya T. Ibrahim dan H. Darsono yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai, 2009 (sekarang

masuk dalam lini Aqila). Materi ini penulis temukan dalam LKS TIM TAHU Pong Akidah

Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VII Semester I, tahun ajaran 2012/2013. Setelah

melakukan pengamatan lagi, ternyata masih ada lagi beberapa LKS yang isinya juga mirip

dengan buku terbitan Tiga Serangkai, musalnya ;

1.

LKS TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri

2.

LKS TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten Tenggiri

3.

LKS TIM TAHU Pong Bahasa Arab Negeri Kabupaten Tenggiri

4.

LKS TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri

(10)

mencatumkan buku mereka sebagai sumber kepustakaannya, untuk lebih jelasnya anda bisa

membacanya sendiri isi surat tersebut

Menindaklanjuti surat pengaduan Bapak pada tanggal 27 Agustus 2013, kami telah mempelajari beberapa bagian sesuai dengan poin-poin dalam rangkuman dan contoh buku yang kami terima. Berdasarkan analisa tim kami,memang terdapat kesamaan material yang digunakan pada Modul Pembelajaran TIM TAHU Pong Bahasa ArabNegeri Kabupaten Tenggiri dengan buku kami, baik isi maupun gambar. Karena itu, patut diduga bahwa material yang dikutip pada modul tersebut berasal dari buku kami.

Walaupun demikian, kami masih berprasangka baik bahwa TIM TAHU Pong Bahasa Arab tidak bermaksud menjiplak buku kami. Simpulan ini kami ambil karena tim penulis masih mencantumkan buku kami sebagai salah satu sumber kepustakaannya. TIM TAHU Pong Bahasa Arab tersebut hanya tidak mencantumkan sumber naskah dan gambar yang dikutipnya. Hal inilah yang sebenarnya kami sesalkan. Oleh karena itu, kami mengingatkan TIM TAHU Pong tersebut agar mematuhi aturan penulisan dengan baik serta menghargai hak cipta orang lain. Dengan demikian, akan tumbuh kreativitas dan intelektualitas insan penerbitan di negara kita.1

Dari surat balasan dari pihak penerbit Tiga Serangkai tersebut, bisa ditarik beberapa

kesimpulan, antara lain

1.

Penerbit Tiga Serangkai mengakui bahwa terdapat kesamaan material antara Modul

Pembelajaran TIM TAHU Pong Bahasa Arab Negeri Kabupaten Tenggiri dengan

buku terbtan Tiga Serangkai, baik isi maupun gambar.

2.

Penerbit Tiga Serangkai masih berprasangka baik bahwa TIM TAHU Pong Bahasa

Arab tidak bermaksud menjiplak bukunya karena tim penulis masih mencantumkan

buku Tiga Serangkai sebagai salah satu sumber kepustakaannya dan TIM TAHU

Pong Bahasa Arab tersebut hanya tidak mencantumkan sumber naskah dan gambar

yang dikutipnya

3.

Penerbit Tiga Serangkai menyesalkan perbuatan tersebut

4.

Penerbit Tiga Serangkai

mengingatkan TIM TAHU Pong tersebut agar mematuhi

aturan penulisan dengan baik serta menghargai hak cipta orang lain.

(11)

banyak yang lulusan S-2. Lantas, bagaimana bisa LKS yang mereka susun diduga berasal dari

hasil plagiasi. Ini yang menjadi pertanyaan penulis.

Selain itu, dan pada saat yang bersamaan penulis juga meneliti LKS yang beredar

ditingkat SD/MI. Pada tingkat ini tidak ada praktek plagiasi, namun penulis menemukan

banyak LKS bodong yang beredar. Penulis menyebutnya LKS bodong karena dalam LKS

tersebut banyak yang tidak mencantumkan referensi sama sekali, terutama untuk LKS lokal

yang disusun oleh guru di Kabupaten Tenggiri. Bagaimana bisa mereka menyusun LKS yang

ketebalannya hampir 60 halaman tanpa menyertakan sumber kepustakaan ? padahal disitu ada

tanggung jawab keilmuan dari mana asal materi-materi tersebut. Apakah penyusunnya sangat

pandai sehingga semua sudah diluar kepala sehingga tidak membutuhkan referensi sama

sekali ?.

Semakin lama semakin menarik, dan penulis pun juga semakin tertarik mengumpulkan

LKS di wilayah Kabupaten Tenggiri. Tak puas dengan apa yang telah penulis dapatkan pada

waktu itu, penulis melebarkan penulisp ke SMP, dan seperti sebelumnya, penulis juga

menemukan dugaan tindakan plagiasi, namun kali ini lebih menarik dari pada sebelumnya.

Penulis menemukan LKS yang beredar di MTs Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VII,

semester I, tahun ajaran 2013/2014, juga beredar di salah satu SMP Negeri di Wates, isinya

bagai pinang dibelah dua, hanya sampulnya saja yang berbeda. Mulai dari penulis, design,

jumlah halamannya pun juga sama. Penulis tidak tahu bagaimana mekanisme penyusunan

LKS tersebut, sampai begitu parahnya dugaan tindakan plagiasi di Kediri. Sungguh, penulis

merasa dongkol dengan perilaku para penyusun LKS yang secara jurnalistik telah melakukan

plagiasi besar-besaran.

Dari berbagai temuan penulis terkait LKS yang beredar di wilayah Kabupaten Tenggiri,

dalam benak penulis timbul beberapa pertanyaan :

1.

Sebegitu burukkah mutu pendidikan dan akhlak pendidik tersebut, hingga lulusan

sarjana dan pasca sarjana saja dalam membuat LKS harus copy paste ?

2.

Bagaimana prosedur penyusunan LKS tersebut, kok antara LKS MTs dan SMP bisa

sama ?

(12)

4.

Apa fungsi penelaah dan penanggungjawab LKS tersebut ? Apakah mereka

betul-betul menelaahnya ? Apakah mereka hanya menelaah ejaannya saja ? ataukah

penelaah dan penanggungjawab tersebut hanya untuk formalitas saja ?

Pertanyaan diatas penting untuk dijawab, karena dengan begitu kita bisa mengetahui

kesalahan-kesalahan yang ada, dan siapa saja yang patut untuk disalahkan. Dan juga hal

tersebut berguna untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia agar kedepannya tidak

terjadi lagi kesalahan yang berulang-ulang. Namun ini semua tergantung pihak terkait yang

berhak untuk memberi sanksi kepada mereka. Apakah mereka akan diberi sanksi atau hanya

teguran saja.

Sebetulnya penulis ingin melakukan penelitian lebih dalam lagi, karena menurut penulis

penelitian terkait LKS ini belum selesai dan belum memuaskan. Penelitian ini terkendala

beberapa faktor, yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1.

Masalah biaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk penelitian ini penulis

membutuhkan biaya yang cukup banyak, karena penulis harus membeli buku-buku

yang dijadikan referensi dalam penyusunan LKS, foto kopi untuk arsip, untuk pihak

penerbit, dan untuk Kemenag dan Dinas Pendidikan Jawa Timur sebagai barang

bukti.

2.

Sulit mencari referensi. Cukup sulit mencari buku referensi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini karena banyaknya buku yang harus penulis beli dan sulitnya karena

beberapa LKS tidak mencantumkan referensi, sehingga untuk membandingkan isi

materi LKS tersebut sangat sulit.

3.

Sarana. Proses penelitian ini cukup lama, karena dalam mengerjakannya penulis

harus pinjam laptop milik murid penulis dan sering kali juga harus ke warnet. Hal

ini dikarenakan penulis tidak punya komputer atau laptop, sehingga penulis agak

kesulitan dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Dan materi yang penulis

tampilkan dalam buku ini hanya Bahasa Inggris, Matematika, Qur‟an Hadis dan

Akidah Akhlak, sedangkan Bahasa Arab tidak penulis tampilkan karena faktor

sarana. Adapun semua bukti telah penulis kirimkan kepada pihak terkait seperti

Penerbit Tiga Serangkai, Departemen Agama Jawa Timur, Dinas Pendidikan Jawa

Timur dan Dinas Pendidikan Nasional.

(13)
(14)

SEPUTAR HAK CIPTA

A.

Perlindungan Hak Cipta

Indonesia merupakan salah satu negara yang praktek plagiasinya cukup besar

didunia. Oleh karena itu, pemerintah membuat Undang-Undang Hak Cipta agar tercipta

insan yang mempunyai intelektualitas dan kreatifitas tinggi. Diantara perlindungan Hak

Cipta yang ada adalah sebagai berikut ;

1.

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Undang-undang ini merupakan

Undang-undang yang menggantikan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 12 Tahun

1997, Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987 dan Undang-Undang Hak

Cipta Nomor 6 Tahun 1982.

2.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi. Peraturan ini

dibuat karena maraknya praktek plagiasi dikalangan mahasiswa, dosen maupun rektor

di Universitas. Untuk mencegah dan menanggulangi masalah tersebut, maka dibuatlah

peraturan ini, agar akademisi membuat karya ilmiahnya secara orsinil.

3.

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 1/MUNASVII/MUI/5/2005

Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

4.

Perlindungan Secara Agama. Perlidungan ini merupakan perlindungan non formal.

Sebetulnya dalam agama juga ada perlindungan Hak Cipta, karena pada dasarnya

plagiasi adalah perbuatan tidak jujur dan sebuah kebohongan dan juga boleh dikatan

sebagai sebuah pencurian. Diantara ayat-ayat dan hadis yang menyuruh jujur dan

melarang berbohong adalah sebagai berikut

Pertama, Surat Fushilat ayat 46

























(15)

Kedua, Surat Al-Ahzab ayat 70-71

Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu

amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah

dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar

. (QS.

Al-Ahzab: 70-71)

.

Ketiga, Surat As-Shaf ayat 2-3



Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu

yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan

. (Q.S Ash-Shaf: 2-3)

Keempat, Hadis Rosululloh

Dari Abdulloh dia berkata, Rosululloh

bersabda: “

Wajib atas kalian

untuk jujur, sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kalian menuju ke

kebajikan, dan kebajikan akan membimbing menuju surga, dan tidaklah seorang

laki-laki itu jujur dan berusaha untuk jujur maka dia akan dicatat di sisi Alloh sebagai

siddiiq. Hati-hati kalian dari bohong karena sesungguhnya bohong itu membimbing

menuju kefajiran dan kefajiran membimbing menuju ke neraka, dan tidaklah

seseorang itu berbohong dan berusaha untuk berbohong maka akan dicatat di sisi

Alloh sebagai pembohong

”. (HR. Muslim)

Dari beberapa ayat dan hadis diatas sebetulnya sudah menunjukkan larangan

berbohong, sehingga tidaklah patut kita melakukan plagiasi, dengan alasan apapun.

B.

Pengertian Pencipta dan Hak Cipta

(16)

seorang atau beberapa orang yang bekerja sama menuangkan ide atau inspirasinya

sehingga lahirlah suatu ciptaan. Namun jika menurut Undang-undang Hak Cipta Nomor 19

Tahun 2002, yang disebut pencipta adalah

a.

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas

inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,

imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam

bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

2

b.

orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat

Jenderal; atau

3

c.

orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta

pada suatu Ciptaan.

4

Namun ada beberapa hal-hal tertentu yang menyebabkan perubahan arti pencipta

terkait Hak Cipta:

a.

pada ceramah yang tidak menggunakan bahan tertulis dan tidak ada

pemberitahuan siapa penciptanya, yang dianggap sebagai pencipta ceramah

tersebut adalah orang yang berceramah

5

b.

Jika suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh

dua orang atau lebih, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang

memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, atau dalam hal

tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang

menghimpunnya dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing atas

bagian ciptaannya itu

6

c.

Jika suatu ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh

orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, yang

dianggap sebagai pencipta adalah orang yang merancang ciptaan itu

7

d.

Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam

lingkungan pekerjaannya, pemegang Hak Ciptanya adalah pihak yang untuk

dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara

kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pencipta apabila penggunaan

2 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 1 ayat 2 3 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 5 ayat 1 4 Idem

(17)

ciptaan itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas

8

;

e.

Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,

maka yang dianggap sebagai pencipta adalah pihak yang membuat karya cipta

itu, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua belah pihak

9

f.

Jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan berasal dari padanya

dengan tidak menyebut seseorang sebagai penciptanya, maka badan hukum

tersebut dianggap sebagai penciptanya, kecuali jika terbukti sebaliknya

10

Selanjutnya penulis akan membahas tentang hak cipta, menurut Undang-undang

Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002,

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau

penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku

11

. Dan dalam pasal yang lain juga dijelaskan bahwa

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah

suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku

12

. Sedangkan menurut WIPO (

World Intelectual Property

Organization

), hak cipta adalah

Copyright is a legal term used to describe the rights that creators have

over their literary and artistic works. Works covered by copyright range

from books, music, paintings, sculpture and films, to computer programs,

databases, advertisements, maps and technical drawings.

13

Dalam hak cipta juga terkandung hak eksklusif, lebih lanjut lagi, Hak Eksklusif

yang terdapat dalam Hak Cipta adalah hak yang diberikan bagi pemilik atau pemegang

Hak Cipta, sehingga tidak ada seorang pun yang boleh memanfaatkan hak tersebut,

melainkan dengan izin dari pemegang Hak Cipta. Pemanfaatan hak eksklusif adalah

meliputi kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,

menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukan

kepada publik, menyiarkan, merekam dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik

melalui sarana apapun.

14

8 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 8 ayat 1 9 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 8 ayat 2 10 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 9 11 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 1 ayat 1 12 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 2 ayat 1

(18)

C.

Ruang Lingkup Hak Cipta

Berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak

Cipta, yang termasuk ruang lingkup perlindungan Hak Cipta, adalah mencakup hal-hal

sebagai berikut:

1.

Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (l

ay out

), karya tulis yang

diterbitkan, dan semua karya tulis lain;

2.

Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

3.

Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

4.

Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

5.

Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

6.

Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni

kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

7.

Arsitektur;

8.

Peta;

9.

Seni batik;

10.

Fotografi;

11.

Sinematografi;

12.

Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain hasil

pengalih wujudan.

Jika kita amati perincian yang dalam Undang-undang hak Cipta diatas, berdasarkan

urutan 1 sampai 11 di atas, karya-karya cipta tersebut dapat dikelompokkan sebagai

ciptaan asli. Sedangkan ciptaan pada butir 12 merupakan hasil pengolahan atau perubahan

dari ciptaan asli. Namun hal tersebut juga masih dilindungi oleh Undang-Undang Hak

Cipta.

(19)

Namun ada pembatasan-pembatasan yang diberikan terhadap beberapa jenis ciptaan

yang tidak dilindungi Hak Ciptanya, misalnya

a.

hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;

b.

peraturan perundang-undangan;

c.

pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;

d.

putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau

e.

keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.

Untuk poin diatas, maka memperbanyak, mengumumkan, atau menyiarkan tidak

membutuhkan izin dan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.

D.

Sifat Hak Cipta

Hak Cipta memiliki sifat-sifat sebagaimana yang telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta adalah sebagai berikut:

a.

Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak

. Pernyataan ini disebutkan pada pasal

3 ayat (ayat 1 dan 2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.

Sebagai benda bergerak, Hak Cipta dapat beralih dan dialihkan sebagian atau

seluruhnya karena adanya pewarisan, hibah, wasiat, dijadikan milik negara atau

berdasarkan perjanjian.

Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2002 Tentang Hak Cipta dijelaskan, pengalihan hak cipta tidak bisa dilakukan

dengan lisan, melainkan harus dilakukan secara tertulis, baik dengan maupun tanpa

akta nota riil.

b.

Tidak dapat disita

. Pernyataan ini diatur dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang menyatakan bahwa Hak Cipta yang dimiliki

oleh pencipta, baik yang sudah diumumkan maupun yang belum, maka setelah

pencipta meninggal dunia, ciptaan itu menjadi milik ahli warisnya atau penerima

wasiat, dan ciptaan itu tidak dapat disita oleh siapapun, kecuali hak itu diperoleh

secara melawan hukum.

(20)

E.

Hak yang Terkandung Dalam Hak Cipta

Di dalam Undang-undang Hak Cipta dijelaskan bahwa dalam hak cipta terkandung

dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Kedua hak tersebut terkandung pada si

pencipta atau pemegang Hak cipta untuk mengeksploitasi karyanya. Sebagaimana

ditegaskan dalam penejelasan Undang-undang Hak Cipta,

hak ekonomi adalah hak yang

dimiliki oleh seseorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya

.

Sedangkan

hak moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak

dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau Hak

Terkait telah dialihkan

. Hak ekonomi pada setiap undang-undang hak cipta selalu berbeda,

baik terminologinya, jenis hak yang diliputinya, ruang lingkup dari tiap jenis hak ekonomi

tersebut. Secara umumnya setiap negara minimal mengenal dan mengatur hak ekonomi

tersebut meliputi jenis hak

15

a.

Hak reproduksi atau penggandaan (

Reproduction right)

adalah hak pencipta

untuk menggandakan ciptaannya.

b.

Hak adaptasi (

Adaptation Right

) adalah hak untuk mengadakan adaptasi,

yang berupa penerjemahan dari bahasa satu ke bahasa yang lainnya,

aransemen musik, dramatisasi dari non dramatik, merubah menjadi cerita

fiksi dari karangan non fiksi, atau sebaliknya.

c.

Hak Distribusi (

Distribution Right

) adalah hak yang dimiliki pencipta untuk

menyebarluaskan kepada masyarakat setiap hasil ciptaannya.

d.

Hak Pertunjukan (

Public Performance Right)

adalah hak yang dimiliki

pemusik, pemain drama, maupun seniman lainnya, yang karyanya dapat

diungkapkan dalam bentuk pertunjukan.

e.

Hak Penyiaran (

Broadcasting Right

) adalah hak untuk menyiarkan

bentuknya, berupa mentransmisikan suatu ciptaan oleh peralatan tanpa kabel.

f.

Hak Programa Kabel (

Cablecasting Right

) adalah hak yang hampir sama

dengan penyiaran hanya saja mentransmisikan melalui kabel.

g.

Droit de suite

adalah hak pencipta yang bersifat kebendaan dan merupakan

hak tambahan.

h.

Hak Pinjam masyarakat (

Public Landing Right

) adalah hak yang dimiliki oleh

(21)

pencipta yang karyanya tersimpan di perpustakaan, atas suatu pembayaran

dari pihak tertentu karena karya yang diciptakannya sering dipinjam

masyarakat dari perpustakaan milik pemerintah.

Perlindungan Hak Cipta, khususnya terhadap Hak Ekonomi ini pada dasarnya lebih

diberikan kepada siapa pemilik Hak Cipta (

Copyright Owner

) dan bukan kepada pencipta

yang sesungguhnya (

The Author

). Namun terkadang pemilik Hak Cipta adalah pencipta

yang sesungguhnya yang juga pemilik Hak Cipta dari karyanya tersebut, misalnya penulis

yang mendistribusikan karyanya sendiri tanpa bantuan penerbit atau yang lebih dikenal

dengan nama

self publishing,

yang beberapa tahun ini menjadi trend dalam bidang

penerbitan buku.

Selanjutnya, hak moral adalah hak pencipta untuk mengklaim sebagai pencipta dari

suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan

yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya. Menurut

Muhamad Djumhana, Hak Moral ini memiliki tiga dasar

16

a.

Hak untuk mengumumkan (

the right of publication

)

b.

Hak Paterniti (

the right of paternity)

c.

Hak integritas (

the right of integrity

)

Pengaturan hak moral juga dapat ditemukan dalam Undang-Undang No.19 Tahun

2002 Tentang Hak Cipta, yang ketentuannya adalah

17

1.

Pencipta atau ahli warisnya berhak menuntut Pemegang Hak Cipta supaya

nama Pencipta tetap dicantumkan dalam Ciptaannya.

2.

Suatu Ciptaan tidak boleh diubah walaupun Hak Ciptanya telah diserahkan

kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan Pencipta atau dengan

persetujuan ahli warisnya dalam hal Pencipta telah meninggal dunia.

3.

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga terhadap

perubahan judul dan anak judul Ciptaan, pencantuman dan perubahan nama

atau nama samaran Pencipta.

4.

Pencipta tetap berhak mengadakan perubahan pada Ciptaannya sesuai dengan

kepatutan dalam masyarakat.

Dengan adanya hak moral, pencipta dari suatu karya cipta memiliki hak untuk

dicantumkan namanya (atau nama samaran) didalam ciptaannya maupun salinannya.

Selain itu pencipta juga mempunyai hak untuk mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi

16 Muhamad Djumhana., dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, sejarah, teori, dan prakteknya di Indonesia,cet. ketiga, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 74.

(22)

atau bentuk perubahan lainnya yang meliputi pemutarbalikan, pemotongan, perusakan,

penggantian yang berhubungan dengan hak cipta yang pada akhirnya akan merusak

apresiasi dan reputasi pencipta tersebut.

18

F.

Ancaman dan Pelanggaran Hak Cipta

Suatu perbuatan dapat dikategorikan pelanggaran hak cipta jika perbuatan tersebut

melanggar hak ekslusif pencipta atau pemegang hak cipta. Adapun perbuatan yang dapat

dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta antara lain :

1.

Peniadaan nama pencipta pada ciptaan

2.

Penggantian atau pengubahan judul ciptaan. Dalam beberapa kasus ada

beberapa yang tidak termasuk pelanggaran hak cipta, misalnya pengubahan

pengubahan judul atau isi (hanya editing) oleh pihak penerbit sebelum

diterbitkan, karena hal ini untuk kepentingan bersama dan biasanya juga dengan

sepengetahuan penulis atau pencipta.

3.

Mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan

4.

Membuat, memperbanyak atau menyiarkan suatu gambar atau rekaman suatu

ciptaan

5.

Mendaptasi, mengaransemen, menerjemahkan dan mengalihwujudkan suatu

ciptaan kedalam bentuk apapun.

6.

Menggandakan atau menyalin program computer dalam bentuk kode sumber

(

Source Code

) atau program aplikasinya untuk kepentingan komersial.

Namun, ada beberapa hal yang menurut pasal 14 dan pasal 15 Undang-undang

Nomor 19 Tahun 2002, tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.

a.

Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan

menurut sifatnya yang asli;

b.

Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau

diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecua li apabila Hak Cipta itu

dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun

dengan pernyataan pada Ciptaan itu sendiri atau ketika Ciptaan itu diumumkan

dan/atau diperbanyak; atau

(23)

d.

penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan

suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta;

e.

pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna

keperluan pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan;

f.

pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna

keperluan:

(i)

ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu

pengetahuan; atau

(ii)

pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

g.

Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam

huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu

bersifat komersial;

h.

Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan

cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum,

lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang no

nkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;

i.

perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas

karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;

j.

pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program

Komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

Untuk poin a-c merupakan pasal 14 dan untuk poin d-j merupakan pasal 15, dan

untuk pengutipannya harus mencantumkan sumbernya. Untuk poin d, dalam

pengutipannya ada ketentuan yang yang telah diatur dalam penjelasan pasal 15 huruf a

Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta,

(24)

wajar dari Penciptanya. Termasuk dalam pengertian ini adalah

pengambilan Ciptaan untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak

dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan

atau pencantuman sumber Ciptaan yang dikutip harus dilakukan

secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya

nama Pencipta, judul atau nama Ciptaan, dan nama penerbit jika

ada. Yang dimaksud dengan kepentingan yang wajar dari Pencipta

atau Pemegang Hak Cipta adalah suatu kepentingan yang didasarkan

pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu

ciptaan.

Berdasarkan penjelasan pasal 15 huruf a, ada beberapa kesimpulan yang didapat

dari penjelasan tersebut, antara lain :

1.

Pengambilan bagian yang paling substansial dan khas yang menjadi ciri dari

Ciptaan, meskipun pemakaian itu kurang dari 10 %. Pemakaian seperti itu

secara substantif merupakan pelanggaran Hak Cipta.

2.

Pemakaian Ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta apabila

sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas

untuk kegiatan yang bersifat nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial. Dan

pemakaian tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya.

3.

Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber

Ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan

mencantumkan sekurang-kurangnya nama Pencipta, judul atau nama Ciptaan,

dan nama penerbit jika ada.

Jika terdapat pelanggaran hak cipta, maka orang yang melanggar hak cipta dapat

dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang

hak cipta

1.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana

dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau

denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara

paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah).

(25)

3.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk

kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rup iah).

4.

Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

5.

Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat

(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda

paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

6.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55

dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda

paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

7.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

8.

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

9.

Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp

1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

Sanksi ini diciptakan untuk melindungi pemilik atau pemegang hak cipta, karena

untuk menciptakan suatu ciptaan dibutuhkan intelektualitas tersendiri, dan untuk

menciptakannya juga diperlukan tenaga, pemikiran dan kadang juga biaya yang tidak

sedikit, sehingga sanksi untuk pelanggarannya juga dibutuhkan.

G.

Plagiasi dan Pelanggaran Hak Cipta

(26)
(27)

DUNIA PLAGIASI

A.

Pengertian Plagiasi

Plagiarisme berasal dari bahasa Latin plagiari(us) yang berarti penculik dan

plagium yang berarti plagi(um) yang berarti menculik. Kata ini pertama kali diperkenalkan

pada abad pertama masehi oleh seorang penyair dari Romawi yang bernama Marcus

Valerius Martialis. Pada waktu itu, ia mengeluhkan puisi lain yang kata-katanya sama

dengan yang telah dibuatnya.

Menurut Sardy. S, Plagiasi adalah tindak pengambilan, pencurian pendapat, ide,

pemikiran, kata, kalimat, karangan orang lain, dengan menjadikan sebagai milik sendiri.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia “

Plagiat ialah pengambilan karangan

orang lain dan menjadikannya seolah

olah karangan sendiri. Plagiarisme adalah

penjiplakan yang melanggar hak cipta

.

Menurut wikipedia,

Plagiarisme atau sering

disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya

dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri

.

19

Plagiarisme

didefinisikan dalam buku “Kode Etika Peneliti” (MPR LIPI, 2007) sebagai mengambil alih

gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan

dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil

20

.

Menurut IEEE (

Institute of Electrical and Electronics Engineers

)

plagiarism as the

reuse of someone else's prior ideas, processes, results, or words without explicitly

acknowledging the original author and source

21

. (plagiarisme adalah penggunaan ulang

ide seseorang, proses, hasil, atau kata-kata tanpa memberikan pengakuran kepada

pengarang dan sumber aslinya).

The American Heritage Dictionary of the English

Language

(4th Ed.) mendefinisikan plagiasi sebagai "

a piece of writing that has been

copied from someone else and is presented as being your own work

22

." (potongan karya

tulis yang telah disalin dari orang lain dan dipresentasikan sebagai karyanya sendiri).

Sedangkan

The American Heritage Dictionary

(2nd College Ed.) mendefinisikan plagiasi

"

to take and use as one's own the writings or ideas of another

23

."(mengambil dan

menggunakan karya tulis atau ide seseorang sebagai miliknya).

19 http://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme

20 Majelis Profesor Riset, Kode Etika Peneliti, LIPI Press, 2007 21 http://www.ieee.org di akses tanggal 10 Mei 2014

(28)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi,

Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalarn rnemperoleh atau

mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip

sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya

ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai

”.

Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan

Tinggi,

“Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat,

masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama

suatu badan

.

B.

Jenis-Jenis Plagiasi

Jenis plagiasi ada bermacam-macam. Menurut IEEE (

Institute of Electrical and

Electronics Engineers

), plagiasi mempunyai beberapa tingkatan, antara lain

24

a.

Level One pertains to the uncredited verbatim copying of a full paper, or the verbatim

copying of a major portion (> 50%), or verbatim copying within more than one paper

by the same author(s)

. (Tingkat 1, menyalin tanpa memberikan pengakuan, dari

seluruh tulisan, atau sebagai besar tulisan (>50%), atau menyalin lebih dari satu

tulisan oleh pengarang yang sama)

b.

Level Two pertains to the uncredited verbatim copying of large portion (between 20

and 50%) or verbatim copying within more than one paper by the same author(s)

.

(Tingkat 2, menyalin tanpa memberikan pengakuan, kata-perkata sebagian tulisan

(antara 20%-50%), atau menyalin kata-perkata lebih dari satu tulisan oleh pengarang

yang sama)

c.

Level Three pertains to the uncredited verbatim copying of individual elements

(Paragraph(s), Sentence(s),Illustration(s), etc.) resulting in a significant portion (up

to 20%) within a paper

. (Tingkat 3, menyalin tanpa memberikan pengakuan,

kata-perkata elemen-elemen tulisan (paragraf, kalimat, ilustasi, dll.) yang memberikan

bagian penting (hingga 20%) dalam sebuah tulisan)

d.

Level Four pertains to uncredited improper paraphrasing of pages or paragraphs

.

(Tingkat 4, menyalin dengan memparafrasekan secara tidak benar paragraf atau

halaman tanpa memberikan pengakuan)

(29)

e.

Level Five pertains to the credited verbatim copying of a major portion of a paper

without clear delineation (e.g., quotes or indents)

. (Tingkat 5, menyalin dengan

memberikan pengakuan, kata-perkata sebagian besar tulisan tanpa memberikan

gambaran

(kutipan

atau indent) yang jelas).

Menurut Sastro asmoro

25

ada banyak sekali jenis plagiasi, menurutnya plagiasi

dapat dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu

1.

Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri:

-

plagiarisme ide

-

plagiarisme isi (data penelitian)

-

plagiarisme kata, kalimat, paragraf

-

plagiarisme total

2.

Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:

-

plagiarisme yang disengaja

-

plagiarisme yang tidak disengaja

3.

Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang

dibajak:

-

plagiarisme ringan : <30%

-

plagiarisme sedang : 30-70%

-

plagiarisme berat atau total : >70%

4.

Berdasarkan pola plagiarisme:

-

plagiarisme kata demi kata

(word for word plagiarizing)

-

plagiarisme mosaik

Berdasarkan polanya, plagiasi dibedakan menjadi 4, yaitu.

1.

Pertama, plagiarisme total adalah perbuatan plagiasi yang dilakukan

seseorang dengan menyalin hasil karya orang lain secara seluruh dan

mengakuinya sebagai karya sendiri, dan biasanya penulis hanya mengganti

nama penulis atau instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya

sendiri. Kemudian, penulis tersebut melakukan sedikit perubahan pada tulisan

atau artikel yang dijiplak, misalnya mengganti nama tokoh, judul, kata atau

kalimat tertentu agar nampak berbeda. Untuk kasus ini, penulis juga

menemukannya dalam LKS Bahasa Meringis TIM TAHU PongNegeri

25

(30)

Kabupaten Tenggiri kelas VII Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 isinya

mirip dengan buku BSE

English in Focus for Grade VII Junior High School

(SMP/MTs) karya Artono Wardiman, Masduki B. Jahur dan M.sukirman

Djusma.

Dalam LKS tersebut, sang penyusun berusaha melakukan perubahan

nama tokoh dan beberapa editing, dan untuk lebih jelasnya silahkan baca

hasil perbandingan keduanya yang telah penulis buat dalam bab tersendiri.

2.

Kedua, plagiarisme parsial adalah perbuatan plagiasi yang dilakukan sesorang

penulis dengan cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi

hasil karyanya sendiri. Plagiasi ini sangat banyak ditemukan dalam

pengamatan penulis, bahkan tingkat penjiplakan bisa mencapai 60%, tak

tanggung-tanggung, tulisan yang dijiplak tidak hanya materi melainkan juga

soal-soal latihan.

3.

Ketiga

, auto-plagiasi (

self-plagiarisme

) adalah plagiasi yang dilakukan

seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya.

Plagiasi ini terjadi ketika penulis membuat sebuah karya, penulis tersebut

menyalin

bagian tertentu dari suatu bukunya sendiri yang sudah diterbitkan

tanpa menyebut sumbernya.

4.

Keempat, plagiarisme antarbahasa adalah plagiasi yang dilakukan seseorang

dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam

bahasa Indonesia, dengan tanpa menyebutkan sumber aslinya. Plagiasi jenis

ini sangat sulit diditeksi karena banyak bahasa asing didunia. Namun, plagiasi

ini dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas google translate.

Sedangkan menurut plagiarism.org

26

, pada umumnya ada 10 jenis plagiasi yang

antara lain adalah sebagai berikut

1.

Clone.

Submitting another‟s work, word

-for-

word, as one‟s own

.

(Memamerkan karya orang lain, kata perkata, sebagai karyanya sendiri)

2.

CTRL-C. Contains significant portions of text from a single source without

alterations

. (Berisi bagian-bagian penting suatu teks dari satu sumber tanpa

ada perubahan)

3.

Find

Replace. Changing key words and phrases but retaining the essential

content of the source

. (mengubah kata kunci dan susunan kata-kata, namun

tetap memakai konten penting dari sebuah sumber)

(31)

4.

Remix. Paraphrases from multiple sources, made to fit together

.

(memparaphrasekan dari berbagai sumber, dan membuatnya menjadi satu

kesatuan)

5.

Recycle.

Borrows generously from the writer‟s previous work without

citation

. (Menggunakan banyak penyalinan dari karya penulis sebelumnya

tanpa menyertakan sitasi)

6.

Hybrid. Combines perfectly cited sources with copied passages without

citation

. (mengkombinasikan dan menyalin secara keseluruhan tanpa

menyertakan sitasi)

7.

Mashup. Mixes copied material from multiple sources

. (Mencampurkan

salinan materi dari berbagai sumber)

8.

404 Error. Includes citations to non-existent or inaccurate information about

sources

. (Meliputi tidak adanya sitasi atau informasi yang tidak jelas tentang

sumbernya). Kasus seperti ini biasanya terjadi dalam bidang internet, yang

mana biasanya lamat web tersebut sudah dihapus.

9.

Aggregator. Includes proper citation to sources but the paper contains almost

no original work

. (Meliputi sitasi yang jelas tentang sumber, namun tulisan

tersebut berisi karya yang tidak asli)

10. Re-tweet. Includes proper citation, but relies too closely on the text‟s original

wording and/or structure. (Meliputi sitasi yang jelas, akan tetapi kata perkata

dan/atau kalimatny mirip dengan teks yang asli)

Sedangkan menurut Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia

27

, berdasarkan pola

penyajiannya jenis plagiasi ada 5 macam

1.

Plagiarisme Verbatim

.

Plagiarisme Verbatim

merupakan tindakan plagiais

dengan menjiplak karya orang lain apa adanya dan memberi kesan bahwa

karya tersebut merupakan hasil karya ciptanya sendiri.

2.

Plagiarisme Kain Perca.

Plagiarisme Kain Perca atau lebih dikenal dengan

patchwork

merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil karya milik orang

lain dari berbagai sumber tanpa menyebutkan rujukan dan menyusunnya

menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri.

3.

Plagiarisme Parafrasa

. Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan plagiasi

dengan mengubah kalimat dari penulis asli dengan kalimatnya sendiri dan

tidak mencantumkan referensi ataupun kutipan.

27

(32)

4.

Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci.

Plagiarisme kata kunci atau frasa

kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil sejumlah kata kunci

dari penulis asli dan memparafrasekannya lagi dengan kata-katanya sendiri.

5.

Plagiarisme Struktur Gagasan.

Plagiarisme struktur gagasan merupakan

tindakan plagiasi dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian

dituangkan lagi agar terlihat berbeda.

C.

Kriteria Plagiasi

Untuk mengidentifikasi terjadinya plagiasi bukanlah perkara yang mudah, karena

selain sulitnya menemukan literatur yang membahas tentang plagiasi, kita juga sulit

menemukan karya siapa yang telah dijiplak. Namun demikian, tindakan plagiasi dapat

dituntuk ke pengadilan sebagai sebuah pelanggaran hak cipta (copyright) jika telah

memenuhi tiga unsur penting yang mengidentisikasikan adanya pelanggaran hak cipta

a.

Perbuatan tersebut telah melangar Undang-undang yang melindungi hak cipta

b.

Dapat dibuktikan adanya penyalinan atau meniru suatu ciptaan. Misalnya,

seperti yang lakukan lakukan, penulis mempunyai bukti-bukti berupa LKS

yang telah beredar.

c.

Dapat dibuktikan bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan tidak sah.

Hal ini dapat diketahui dengan adanya izin atau sitasi yang jelas dalam sebuah

karya tulis.

Menurut situs www.wikipedia.org

28

, ada beberapa perbuatan juga dapat

dikategorikan sebagai sebuah tindakan plagiarisme, antara lain:

a.

Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,

b.

Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri,

c.

Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri, mengakui karya

kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

d.

Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa

menyebutkan asal-usulnya,

e.

Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan

sumbernya,dan

(33)

Sedangkan kriteria plagiasi menurut pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Pedidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi adalah

a.

mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau

informasi dan suatu sumber tanpa meriyebutkan sumber dalam catatan kutipan

dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

b.

mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata

dan /atau

kalimat,

data dan/atau informasi dan suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam

catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara nemadai;

c.

menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa

menyatakan sumber secara memadai;

d.

merumuskan dengan kata-kata

dan /atau

kalimat sendiri dan sumber kata-kata

dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan

sumber secara memadai.

e.

menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan

oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara

memadai;

Kendati demikian kriteria plagiasi sudah sangat jelas, masih banyak yang tidak

mematuhi etika jurnalistik. Bahkan dinegeri ini praktek plagiasi sangat marak, terutama

dilingkungan perguruan tinggi.

D.

Pencegahan dan Penanggulangan

Untuk mencegah dan mengurangi maraknya tindakan plagiasi dilingkungan

akademik, dikeluarkanlah Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan

Tinggi. Menurut Peraturan Menteri tersebut,

Pencegahan plagiat adalah tindakan

preventif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak

terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya

29

. Sedangkan

Penanggulangan plagiat

adalah tindakan represif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi dengan

menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan

mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan

30

.

29 Permendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan

Tinggi Pasal 1 ayat 3

(34)

Untuk pencegahan dilingkungan perguruan tinggi menurut pasal 7 ayat 1 dan 2

Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi, adalah

1.

Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus

dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa:

a.

karya ilmiah tersebut bebas plagiat;

b.

apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah

tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

perundang-undangan.

2.

Pimpinan Perguruan Tinggi wajib mengunggah secara secara elektronik semua

karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah

dilampiri pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui portal

Garuda (Garba Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah

peneliti/tenaga kependidikan Indonesia, atau portal lain yang ditetapkan

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Untuk penanggulangan dilingkungan perguruan tinggi menurut pasal 10 ayat 1-5

Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi, adalah

1.

Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua

jurusan/departemen/ bagian membuat persandingan antara karya ilmiah

mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan

sumber yang tidak yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.

2.

Ketua jurusan/departemen/ bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang

untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang

diduga telah dilakukan mahasiswa.

3.

Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan

pembelaan dihadapan ketua jurusan/departemen/bagian.

4.

Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat,

maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa

sebagai plagiator.

(35)

Pencegahan dan penanggulangan ini dimaksudkan untuk meminimalisir tindakan

plagiasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam lingkungan perguruan tinggi masih marak

tindakan plagiasi dalam pembuatan karya ilmiah, terutama makalah. Makalah juga

termasuk dalam karya ilmiah karena jika menurut pasal 1 ayat 6 Peraturan Menteri

Pedidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi,

Karya ilmiah adalah hasil karya akademik

mahasiswa/dosèn/peneliti/tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi, yang

dibuat dalarn bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau

dipresentasikan

. Sehingga makalah juga dapat dikategorikan sebagai salah satu karya

ilmiah.

E.

Menghindari Plagiasi

Mungkinkah plagiasi bisa kita hindari ? Sebenarnya plagiasi dapat kita hindari

dalam membuat karya tulis, caranya adalah dengan membuat sitasi atau kutipan. Dalam

membuat sebuah karya tulis kadang kala kita membutuhkan pendapat atau teori orang lain,

tujuannya adalah untuk menguatkan pendapat yang kita miliki, dan salah satu caranya

adalah dengan mengutip pendapat orang lain. Mengutip adalah proses pengambilan

gagasan orang lain yang berasal dari buku, jurnal, majalah, surat kabar, ensiklopedia,

website, mapun tayangan televisi dan lain-lain. Menurut M. Hariwijaya dan Triton P. B.

ada beberapa teknik pengutipan yang sesuai standar ilmiah, diantaranya

1.

Usahakan mengutip sehemat-hematnya. Dalam membuat suatu karya jangan

sampai terlalu banyak kutipan karena hal ini akan membuat penulisnya terlihat

kurang mampu dalam mengembangkan ide-ide yang dimilinya.

2.

Usahakan mengutip jika sangat diperlukan. Dalam mengambil pendapat orang

lain kita dapat menggunakan kata-kata kita sendiri tanpa mengambil

mentah-mentah ataiu apa adanya, yaitu dengan

paraphrasing.

Paraphrasing adalah

mengutip sebuah ide, pendapat atau kata-katanya dengan menggunakan kata-kata,

bahasa dan pikiran kita sendiri. Namun, jika kita belum bisa melakukan

paraphrasing

, maka disarankan untuk mengutip apa adanya karena dikhawatirkan

akan mengurangi inti atau pendapat tersebut.

Gambar

Gambar 6.2 di samping menunjukkan titik A, B, C, dan
tabel kutipan kedua materi tersebut
tabel kutipan soal tersebut
tabel kutipan kedua soal tersebut

Referensi

Dokumen terkait