Mengaku sarjana, tapi nggak punya karya,
Mengaku pasca sarjana, tapi melanggar hak cipta,
Mengaku Doktor/Profesor, tapi jadi plagiator
Apa Nggak Malu !!!!
Sajak Palsu
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan
atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima
palsu. Mereka saksikan
ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga
dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka
uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam
nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya
demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring
dan palsu.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh yang telah menganugerahkan segenap kasih dan sayang-Nya
kepada semua makhluk seluruh alam. Sholawat serta salam penuh tercurahkan untuk
Rosululloh shallollohu „alaihi wa sallam hingga akhir zaman.
Syukur Alhamdulilah, akhirnya penelitian penulis ini dapat terselesaikan, walaupun
dengan berbagai kendala. Penulis tahu bahwa penelitian kecil penulis ini mempunyai banyak
kekurangan, maka dari itu penulis berharap ada orang lain lagi yang mau meneruskan
penelitian ini dikemudian hari. Hal ini dikarenakan ada kendala biaya dalam penelitian yang
penulis lakukan, selain itu penulis juga mengalami kendala dalam mendapatkan referensi
yang penulis butuhkan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang berinisial LM, AN, AK, AD,
AAMR, dan yang lainnya atas bantuannya, sehingga penelitian ini dapat selesai. Tak lupa
juga kepada pihak penerbit yang mau menerbitkan penelitian ini sehingga orang lain yang
peduli dengan pendidikan di Indonesia dapat memetik hikmah dari penelitian ini. Dan juga
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan buku ini, semoga Alloh
senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Terima kasih kepada orang-orang yang telah membicarakan perilaku penulis, yang
selama 2 tahun ini dianggap cuma kesana kemari tanpa tujuan, tanpa cercaan mereka
penelitian ini tak mungkin bisa selesai, karena dengan cercaan tersebut akhirnya penulis dapat
membuktikan bahwa apa yang penulis lakukan selama 2,5 tahun dapat membuahkan hasil,
walaupun dalam penelitian ini mungkin ada beberapa kesalahan pengutipan yang tidak
disengaja oleh penulis yang dikarenakan tidak adanya sarana pendukung dan tenaga yang
terbatas. Semoga penelitian kecil penulis ini dapat memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia.
Kediri, 15 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...
iv
Awal Mula
...
1
Seputar Hak Cipta
...
7
A.
Perlindungan Hak Cipta
...
7
B.
Pengertian Pencipta dan Hak Cipta
...
8
C.
Ruang Lingkup Hak Cipta
...
11
D.
Sifat Hak Cipta
...
12
E.
Hak yang Terkandung Dalam Hak Cipta
...
13
F.
Ancaman dan Pelanggaran Hak Cipta
...
14
G.
Plagiasi dan Pelanggaran Hak Cipta
...
18
Dunia Plagiasi
...
20
A.
Pengertian Plagiasi
...
21
B.
Jenis-Jenis Plagiasi
...
22
C.
Kriteria Plagiasi
...
25
D.
Pencegahan dan Penanggulangan
...
26
E.
Menghindari Plagiasi
... 28
Faktor Plagiasi
...
30
Dampak Plagiasi
...
33
LKS Bodong
...
35
Ironi Pemimpin Redaksi
...
38
LKS : Solusi atau Ironi ?
...
41
Plagiasi Berjama’ah
...
44
LKS Rumah Kita
...
47
A.
LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 47
B.
LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 49
C.
LKS Rumah Kita Rumah Kita Negeri 1 Kates Kabupaten Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 52
F.
LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri
kelas VIII
Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 103
G.
LKS Rumah Kita TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri
kelas VIII
Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 122
LKS Bahasa Meringis
... 141
A.
LKS Bahasa Meringis TIM TAHU Pong Bahasa Meringis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 141
B.
LKS Bahasa Meringis Negeri 1 Kates
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran
2013/2014 ... 226
LKS Akidah Somplak
... 312
A.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 312
B.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 327
C.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 339
D.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 353
E.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VIII
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 365
F.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VIII
Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 366
G.
LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas IX
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 389
LKS Penuh Kumis
... 394
A.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 ... 394
B.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 416
C.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 442
D.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
E.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VIII
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 475
F.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VIII
Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 ... 497
G.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas VIII
Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 504
H.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas IX
Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 539
I.
LKS Penuh Kumis TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten
Tenggiri
kelas IX
Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 ... 564
Daftar Pustaka
... 578
Lampiran
...
582
Surat Balasan Penerbit Tiga Serangkai Tahun
... 582
AWAL MULA
Tulisan kecil ini merupakan penelitian penulis tentang penyusunan dan peredaran LKS
di Kabupaten Tenggiri, Jawa Timur, dan daerah sekitarnya. Pada awalnya, penulis
menemukan ada beberapa materi dalam LKS murid privat penulis, yang isinya sama dengan
buku terbitan Tiga Serangkai, misalnya LKS TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri
Kabupaten Tenggiri isinya banyak yang mirip dengan buku Membangun Akidah dan Akhlak,
karya T. Ibrahim dan H. Darsono yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai, 2009 (sekarang
masuk dalam lini Aqila). Materi ini penulis temukan dalam LKS TIM TAHU Pong Akidah
Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VII Semester I, tahun ajaran 2012/2013. Setelah
melakukan pengamatan lagi, ternyata masih ada lagi beberapa LKS yang isinya juga mirip
dengan buku terbitan Tiga Serangkai, musalnya ;
1.
LKS TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri
2.
LKS TIM TAHU Pong Penuh Kudis Negeri Kabupaten Tenggiri
3.
LKS TIM TAHU Pong Bahasa Arab Negeri Kabupaten Tenggiri
4.
LKS TIM TAHU Pong Rumah Kita Negeri Kabupaten Tenggiri
mencatumkan buku mereka sebagai sumber kepustakaannya, untuk lebih jelasnya anda bisa
membacanya sendiri isi surat tersebut
Menindaklanjuti surat pengaduan Bapak pada tanggal 27 Agustus 2013, kami telah mempelajari beberapa bagian sesuai dengan poin-poin dalam rangkuman dan contoh buku yang kami terima. Berdasarkan analisa tim kami,memang terdapat kesamaan material yang digunakan pada Modul Pembelajaran TIM TAHU Pong Bahasa ArabNegeri Kabupaten Tenggiri dengan buku kami, baik isi maupun gambar. Karena itu, patut diduga bahwa material yang dikutip pada modul tersebut berasal dari buku kami.
Walaupun demikian, kami masih berprasangka baik bahwa TIM TAHU Pong Bahasa Arab tidak bermaksud menjiplak buku kami. Simpulan ini kami ambil karena tim penulis masih mencantumkan buku kami sebagai salah satu sumber kepustakaannya. TIM TAHU Pong Bahasa Arab tersebut hanya tidak mencantumkan sumber naskah dan gambar yang dikutipnya. Hal inilah yang sebenarnya kami sesalkan. Oleh karena itu, kami mengingatkan TIM TAHU Pong tersebut agar mematuhi aturan penulisan dengan baik serta menghargai hak cipta orang lain. Dengan demikian, akan tumbuh kreativitas dan intelektualitas insan penerbitan di negara kita.1
Dari surat balasan dari pihak penerbit Tiga Serangkai tersebut, bisa ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain
1.
Penerbit Tiga Serangkai mengakui bahwa terdapat kesamaan material antara Modul
Pembelajaran TIM TAHU Pong Bahasa Arab Negeri Kabupaten Tenggiri dengan
buku terbtan Tiga Serangkai, baik isi maupun gambar.
2.
Penerbit Tiga Serangkai masih berprasangka baik bahwa TIM TAHU Pong Bahasa
Arab tidak bermaksud menjiplak bukunya karena tim penulis masih mencantumkan
buku Tiga Serangkai sebagai salah satu sumber kepustakaannya dan TIM TAHU
Pong Bahasa Arab tersebut hanya tidak mencantumkan sumber naskah dan gambar
yang dikutipnya
3.
Penerbit Tiga Serangkai menyesalkan perbuatan tersebut
4.
Penerbit Tiga Serangkai
mengingatkan TIM TAHU Pong tersebut agar mematuhi
aturan penulisan dengan baik serta menghargai hak cipta orang lain.
banyak yang lulusan S-2. Lantas, bagaimana bisa LKS yang mereka susun diduga berasal dari
hasil plagiasi. Ini yang menjadi pertanyaan penulis.
Selain itu, dan pada saat yang bersamaan penulis juga meneliti LKS yang beredar
ditingkat SD/MI. Pada tingkat ini tidak ada praktek plagiasi, namun penulis menemukan
banyak LKS bodong yang beredar. Penulis menyebutnya LKS bodong karena dalam LKS
tersebut banyak yang tidak mencantumkan referensi sama sekali, terutama untuk LKS lokal
yang disusun oleh guru di Kabupaten Tenggiri. Bagaimana bisa mereka menyusun LKS yang
ketebalannya hampir 60 halaman tanpa menyertakan sumber kepustakaan ? padahal disitu ada
tanggung jawab keilmuan dari mana asal materi-materi tersebut. Apakah penyusunnya sangat
pandai sehingga semua sudah diluar kepala sehingga tidak membutuhkan referensi sama
sekali ?.
Semakin lama semakin menarik, dan penulis pun juga semakin tertarik mengumpulkan
LKS di wilayah Kabupaten Tenggiri. Tak puas dengan apa yang telah penulis dapatkan pada
waktu itu, penulis melebarkan penulisp ke SMP, dan seperti sebelumnya, penulis juga
menemukan dugaan tindakan plagiasi, namun kali ini lebih menarik dari pada sebelumnya.
Penulis menemukan LKS yang beredar di MTs Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VII,
semester I, tahun ajaran 2013/2014, juga beredar di salah satu SMP Negeri di Wates, isinya
bagai pinang dibelah dua, hanya sampulnya saja yang berbeda. Mulai dari penulis, design,
jumlah halamannya pun juga sama. Penulis tidak tahu bagaimana mekanisme penyusunan
LKS tersebut, sampai begitu parahnya dugaan tindakan plagiasi di Kediri. Sungguh, penulis
merasa dongkol dengan perilaku para penyusun LKS yang secara jurnalistik telah melakukan
plagiasi besar-besaran.
Dari berbagai temuan penulis terkait LKS yang beredar di wilayah Kabupaten Tenggiri,
dalam benak penulis timbul beberapa pertanyaan :
1.
Sebegitu burukkah mutu pendidikan dan akhlak pendidik tersebut, hingga lulusan
sarjana dan pasca sarjana saja dalam membuat LKS harus copy paste ?
2.
Bagaimana prosedur penyusunan LKS tersebut, kok antara LKS MTs dan SMP bisa
sama ?
4.
Apa fungsi penelaah dan penanggungjawab LKS tersebut ? Apakah mereka
betul-betul menelaahnya ? Apakah mereka hanya menelaah ejaannya saja ? ataukah
penelaah dan penanggungjawab tersebut hanya untuk formalitas saja ?
Pertanyaan diatas penting untuk dijawab, karena dengan begitu kita bisa mengetahui
kesalahan-kesalahan yang ada, dan siapa saja yang patut untuk disalahkan. Dan juga hal
tersebut berguna untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia agar kedepannya tidak
terjadi lagi kesalahan yang berulang-ulang. Namun ini semua tergantung pihak terkait yang
berhak untuk memberi sanksi kepada mereka. Apakah mereka akan diberi sanksi atau hanya
teguran saja.
Sebetulnya penulis ingin melakukan penelitian lebih dalam lagi, karena menurut penulis
penelitian terkait LKS ini belum selesai dan belum memuaskan. Penelitian ini terkendala
beberapa faktor, yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Masalah biaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk penelitian ini penulis
membutuhkan biaya yang cukup banyak, karena penulis harus membeli buku-buku
yang dijadikan referensi dalam penyusunan LKS, foto kopi untuk arsip, untuk pihak
penerbit, dan untuk Kemenag dan Dinas Pendidikan Jawa Timur sebagai barang
bukti.
2.
Sulit mencari referensi. Cukup sulit mencari buku referensi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini karena banyaknya buku yang harus penulis beli dan sulitnya karena
beberapa LKS tidak mencantumkan referensi, sehingga untuk membandingkan isi
materi LKS tersebut sangat sulit.
3.
Sarana. Proses penelitian ini cukup lama, karena dalam mengerjakannya penulis
harus pinjam laptop milik murid penulis dan sering kali juga harus ke warnet. Hal
ini dikarenakan penulis tidak punya komputer atau laptop, sehingga penulis agak
kesulitan dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Dan materi yang penulis
tampilkan dalam buku ini hanya Bahasa Inggris, Matematika, Qur‟an Hadis dan
Akidah Akhlak, sedangkan Bahasa Arab tidak penulis tampilkan karena faktor
sarana. Adapun semua bukti telah penulis kirimkan kepada pihak terkait seperti
Penerbit Tiga Serangkai, Departemen Agama Jawa Timur, Dinas Pendidikan Jawa
Timur dan Dinas Pendidikan Nasional.
SEPUTAR HAK CIPTA
A.
Perlindungan Hak Cipta
Indonesia merupakan salah satu negara yang praktek plagiasinya cukup besar
didunia. Oleh karena itu, pemerintah membuat Undang-Undang Hak Cipta agar tercipta
insan yang mempunyai intelektualitas dan kreatifitas tinggi. Diantara perlindungan Hak
Cipta yang ada adalah sebagai berikut ;
1.
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Undang-undang ini merupakan
Undang-undang yang menggantikan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 12 Tahun
1997, Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987 dan Undang-Undang Hak
Cipta Nomor 6 Tahun 1982.
2.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi. Peraturan ini
dibuat karena maraknya praktek plagiasi dikalangan mahasiswa, dosen maupun rektor
di Universitas. Untuk mencegah dan menanggulangi masalah tersebut, maka dibuatlah
peraturan ini, agar akademisi membuat karya ilmiahnya secara orsinil.
3.
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 1/MUNASVII/MUI/5/2005
Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
4.
Perlindungan Secara Agama. Perlidungan ini merupakan perlindungan non formal.
Sebetulnya dalam agama juga ada perlindungan Hak Cipta, karena pada dasarnya
plagiasi adalah perbuatan tidak jujur dan sebuah kebohongan dan juga boleh dikatan
sebagai sebuah pencurian. Diantara ayat-ayat dan hadis yang menyuruh jujur dan
melarang berbohong adalah sebagai berikut
Pertama, Surat Fushilat ayat 46
Kedua, Surat Al-Ahzab ayat 70-71
Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar
. (QS.
Al-Ahzab: 70-71)
.
Ketiga, Surat As-Shaf ayat 2-3
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan
. (Q.S Ash-Shaf: 2-3)
Keempat, Hadis Rosululloh
Dari Abdulloh dia berkata, Rosululloh
bersabda: “
Wajib atas kalian
untuk jujur, sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kalian menuju ke
kebajikan, dan kebajikan akan membimbing menuju surga, dan tidaklah seorang
laki-laki itu jujur dan berusaha untuk jujur maka dia akan dicatat di sisi Alloh sebagai
siddiiq. Hati-hati kalian dari bohong karena sesungguhnya bohong itu membimbing
menuju kefajiran dan kefajiran membimbing menuju ke neraka, dan tidaklah
seseorang itu berbohong dan berusaha untuk berbohong maka akan dicatat di sisi
Alloh sebagai pembohong
”. (HR. Muslim)
Dari beberapa ayat dan hadis diatas sebetulnya sudah menunjukkan larangan
berbohong, sehingga tidaklah patut kita melakukan plagiasi, dengan alasan apapun.
B.
Pengertian Pencipta dan Hak Cipta
seorang atau beberapa orang yang bekerja sama menuangkan ide atau inspirasinya
sehingga lahirlah suatu ciptaan. Namun jika menurut Undang-undang Hak Cipta Nomor 19
Tahun 2002, yang disebut pencipta adalah
a.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
2b.
orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat
Jenderal; atau
3c.
orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta
pada suatu Ciptaan.
4Namun ada beberapa hal-hal tertentu yang menyebabkan perubahan arti pencipta
terkait Hak Cipta:
a.
pada ceramah yang tidak menggunakan bahan tertulis dan tidak ada
pemberitahuan siapa penciptanya, yang dianggap sebagai pencipta ceramah
tersebut adalah orang yang berceramah
5b.
Jika suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh
dua orang atau lebih, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang
memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, atau dalam hal
tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang
menghimpunnya dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing atas
bagian ciptaannya itu
6c.
Jika suatu ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh
orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, yang
dianggap sebagai pencipta adalah orang yang merancang ciptaan itu
7d.
Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam
lingkungan pekerjaannya, pemegang Hak Ciptanya adalah pihak yang untuk
dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara
kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pencipta apabila penggunaan
2 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 1 ayat 2 3 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 5 ayat 1 4 Idem
ciptaan itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas
8;
e.
Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,
maka yang dianggap sebagai pencipta adalah pihak yang membuat karya cipta
itu, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua belah pihak
9f.
Jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan berasal dari padanya
dengan tidak menyebut seseorang sebagai penciptanya, maka badan hukum
tersebut dianggap sebagai penciptanya, kecuali jika terbukti sebaliknya
10Selanjutnya penulis akan membahas tentang hak cipta, menurut Undang-undang
Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002,
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
11. Dan dalam pasal yang lain juga dijelaskan bahwa
“
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
”
12. Sedangkan menurut WIPO (
World Intelectual Property
Organization
), hak cipta adalah
Copyright is a legal term used to describe the rights that creators have
over their literary and artistic works. Works covered by copyright range
from books, music, paintings, sculpture and films, to computer programs,
databases, advertisements, maps and technical drawings.
13Dalam hak cipta juga terkandung hak eksklusif, lebih lanjut lagi, Hak Eksklusif
yang terdapat dalam Hak Cipta adalah hak yang diberikan bagi pemilik atau pemegang
Hak Cipta, sehingga tidak ada seorang pun yang boleh memanfaatkan hak tersebut,
melainkan dengan izin dari pemegang Hak Cipta. Pemanfaatan hak eksklusif adalah
meliputi kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukan
kepada publik, menyiarkan, merekam dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik
melalui sarana apapun.
148 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 8 ayat 1 9 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 8 ayat 2 10 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 9 11 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 1 ayat 1 12 Undang-undang Hak Cipta, Pasal 2 ayat 1
C.
Ruang Lingkup Hak Cipta
Berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta, yang termasuk ruang lingkup perlindungan Hak Cipta, adalah mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1.
Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (l
ay out
), karya tulis yang
diterbitkan, dan semua karya tulis lain;
2.
Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
3.
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4.
Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5.
Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6.
Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
7.
Arsitektur;
8.
Peta;
9.
Seni batik;
10.
Fotografi;
11.
Sinematografi;
12.
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain hasil
pengalih wujudan.
Jika kita amati perincian yang dalam Undang-undang hak Cipta diatas, berdasarkan
urutan 1 sampai 11 di atas, karya-karya cipta tersebut dapat dikelompokkan sebagai
ciptaan asli. Sedangkan ciptaan pada butir 12 merupakan hasil pengolahan atau perubahan
dari ciptaan asli. Namun hal tersebut juga masih dilindungi oleh Undang-Undang Hak
Cipta.
Namun ada pembatasan-pembatasan yang diberikan terhadap beberapa jenis ciptaan
yang tidak dilindungi Hak Ciptanya, misalnya
a.
hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
b.
peraturan perundang-undangan;
c.
pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
d.
putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau
e.
keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
Untuk poin diatas, maka memperbanyak, mengumumkan, atau menyiarkan tidak
membutuhkan izin dan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.
D.
Sifat Hak Cipta
Hak Cipta memiliki sifat-sifat sebagaimana yang telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta adalah sebagai berikut:
a.
Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak
. Pernyataan ini disebutkan pada pasal
3 ayat (ayat 1 dan 2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
Sebagai benda bergerak, Hak Cipta dapat beralih dan dialihkan sebagian atau
seluruhnya karena adanya pewarisan, hibah, wasiat, dijadikan milik negara atau
berdasarkan perjanjian.
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta dijelaskan, pengalihan hak cipta tidak bisa dilakukan
dengan lisan, melainkan harus dilakukan secara tertulis, baik dengan maupun tanpa
akta nota riil.
b.
Tidak dapat disita
. Pernyataan ini diatur dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang menyatakan bahwa Hak Cipta yang dimiliki
oleh pencipta, baik yang sudah diumumkan maupun yang belum, maka setelah
pencipta meninggal dunia, ciptaan itu menjadi milik ahli warisnya atau penerima
wasiat, dan ciptaan itu tidak dapat disita oleh siapapun, kecuali hak itu diperoleh
secara melawan hukum.
E.
Hak yang Terkandung Dalam Hak Cipta
Di dalam Undang-undang Hak Cipta dijelaskan bahwa dalam hak cipta terkandung
dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Kedua hak tersebut terkandung pada si
pencipta atau pemegang Hak cipta untuk mengeksploitasi karyanya. Sebagaimana
ditegaskan dalam penejelasan Undang-undang Hak Cipta,
hak ekonomi adalah hak yang
dimiliki oleh seseorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya
.
Sedangkan
hak moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak
dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau Hak
Terkait telah dialihkan
. Hak ekonomi pada setiap undang-undang hak cipta selalu berbeda,
baik terminologinya, jenis hak yang diliputinya, ruang lingkup dari tiap jenis hak ekonomi
tersebut. Secara umumnya setiap negara minimal mengenal dan mengatur hak ekonomi
tersebut meliputi jenis hak
15a.
Hak reproduksi atau penggandaan (
Reproduction right)
adalah hak pencipta
untuk menggandakan ciptaannya.
b.
Hak adaptasi (
Adaptation Right
) adalah hak untuk mengadakan adaptasi,
yang berupa penerjemahan dari bahasa satu ke bahasa yang lainnya,
aransemen musik, dramatisasi dari non dramatik, merubah menjadi cerita
fiksi dari karangan non fiksi, atau sebaliknya.
c.
Hak Distribusi (
Distribution Right
) adalah hak yang dimiliki pencipta untuk
menyebarluaskan kepada masyarakat setiap hasil ciptaannya.
d.
Hak Pertunjukan (
Public Performance Right)
adalah hak yang dimiliki
pemusik, pemain drama, maupun seniman lainnya, yang karyanya dapat
diungkapkan dalam bentuk pertunjukan.
e.
Hak Penyiaran (
Broadcasting Right
) adalah hak untuk menyiarkan
bentuknya, berupa mentransmisikan suatu ciptaan oleh peralatan tanpa kabel.
f.
Hak Programa Kabel (
Cablecasting Right
) adalah hak yang hampir sama
dengan penyiaran hanya saja mentransmisikan melalui kabel.
g.
Droit de suite
adalah hak pencipta yang bersifat kebendaan dan merupakan
hak tambahan.
h.
Hak Pinjam masyarakat (
Public Landing Right
) adalah hak yang dimiliki oleh
pencipta yang karyanya tersimpan di perpustakaan, atas suatu pembayaran
dari pihak tertentu karena karya yang diciptakannya sering dipinjam
masyarakat dari perpustakaan milik pemerintah.
Perlindungan Hak Cipta, khususnya terhadap Hak Ekonomi ini pada dasarnya lebih
diberikan kepada siapa pemilik Hak Cipta (
Copyright Owner
) dan bukan kepada pencipta
yang sesungguhnya (
The Author
). Namun terkadang pemilik Hak Cipta adalah pencipta
yang sesungguhnya yang juga pemilik Hak Cipta dari karyanya tersebut, misalnya penulis
yang mendistribusikan karyanya sendiri tanpa bantuan penerbit atau yang lebih dikenal
dengan nama
self publishing,
yang beberapa tahun ini menjadi trend dalam bidang
penerbitan buku.
Selanjutnya, hak moral adalah hak pencipta untuk mengklaim sebagai pencipta dari
suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan
yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya. Menurut
Muhamad Djumhana, Hak Moral ini memiliki tiga dasar
16a.
Hak untuk mengumumkan (
the right of publication
)
b.
Hak Paterniti (
the right of paternity)
c.
Hak integritas (
the right of integrity
)
Pengaturan hak moral juga dapat ditemukan dalam Undang-Undang No.19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta, yang ketentuannya adalah
171.
Pencipta atau ahli warisnya berhak menuntut Pemegang Hak Cipta supaya
nama Pencipta tetap dicantumkan dalam Ciptaannya.
2.
Suatu Ciptaan tidak boleh diubah walaupun Hak Ciptanya telah diserahkan
kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan Pencipta atau dengan
persetujuan ahli warisnya dalam hal Pencipta telah meninggal dunia.
3.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga terhadap
perubahan judul dan anak judul Ciptaan, pencantuman dan perubahan nama
atau nama samaran Pencipta.
4.
Pencipta tetap berhak mengadakan perubahan pada Ciptaannya sesuai dengan
kepatutan dalam masyarakat.
Dengan adanya hak moral, pencipta dari suatu karya cipta memiliki hak untuk
dicantumkan namanya (atau nama samaran) didalam ciptaannya maupun salinannya.
Selain itu pencipta juga mempunyai hak untuk mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi
16 Muhamad Djumhana., dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, sejarah, teori, dan prakteknya di Indonesia,cet. ketiga, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 74.
atau bentuk perubahan lainnya yang meliputi pemutarbalikan, pemotongan, perusakan,
penggantian yang berhubungan dengan hak cipta yang pada akhirnya akan merusak
apresiasi dan reputasi pencipta tersebut.
18F.
Ancaman dan Pelanggaran Hak Cipta
Suatu perbuatan dapat dikategorikan pelanggaran hak cipta jika perbuatan tersebut
melanggar hak ekslusif pencipta atau pemegang hak cipta. Adapun perbuatan yang dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta antara lain :
1.
Peniadaan nama pencipta pada ciptaan
2.
Penggantian atau pengubahan judul ciptaan. Dalam beberapa kasus ada
beberapa yang tidak termasuk pelanggaran hak cipta, misalnya pengubahan
pengubahan judul atau isi (hanya editing) oleh pihak penerbit sebelum
diterbitkan, karena hal ini untuk kepentingan bersama dan biasanya juga dengan
sepengetahuan penulis atau pencipta.
3.
Mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
4.
Membuat, memperbanyak atau menyiarkan suatu gambar atau rekaman suatu
ciptaan
5.
Mendaptasi, mengaransemen, menerjemahkan dan mengalihwujudkan suatu
ciptaan kedalam bentuk apapun.
6.
Menggandakan atau menyalin program computer dalam bentuk kode sumber
(
Source Code
) atau program aplikasinya untuk kepentingan komersial.
Namun, ada beberapa hal yang menurut pasal 14 dan pasal 15 Undang-undang
Nomor 19 Tahun 2002, tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.
a.
Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan
menurut sifatnya yang asli;
b.
Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau
diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecua li apabila Hak Cipta itu
dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun
dengan pernyataan pada Ciptaan itu sendiri atau ketika Ciptaan itu diumumkan
dan/atau diperbanyak; atau
d.
penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta;
e.
pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna
keperluan pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan;
f.
pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna
keperluan:
(i)
ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan; atau
(ii)
pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan
ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
g.
Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam
huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu
bersifat komersial;
h.
Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan
cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum,
lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang no
nkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
i.
perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas
karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;
j.
pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program
Komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
Untuk poin a-c merupakan pasal 14 dan untuk poin d-j merupakan pasal 15, dan
untuk pengutipannya harus mencantumkan sumbernya. Untuk poin d, dalam
pengutipannya ada ketentuan yang yang telah diatur dalam penjelasan pasal 15 huruf a
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta,
wajar dari Penciptanya. Termasuk dalam pengertian ini adalah
pengambilan Ciptaan untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak
dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan
atau pencantuman sumber Ciptaan yang dikutip harus dilakukan
secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya
nama Pencipta, judul atau nama Ciptaan, dan nama penerbit jika
ada. Yang dimaksud dengan kepentingan yang wajar dari Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta adalah suatu kepentingan yang didasarkan
pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu
ciptaan.
Berdasarkan penjelasan pasal 15 huruf a, ada beberapa kesimpulan yang didapat
dari penjelasan tersebut, antara lain :
1.
Pengambilan bagian yang paling substansial dan khas yang menjadi ciri dari
Ciptaan, meskipun pemakaian itu kurang dari 10 %. Pemakaian seperti itu
secara substantif merupakan pelanggaran Hak Cipta.
2.
Pemakaian Ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta apabila
sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas
untuk kegiatan yang bersifat nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial. Dan
pemakaian tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya.
3.
Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber
Ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan
mencantumkan sekurang-kurangnya nama Pencipta, judul atau nama Ciptaan,
dan nama penerbit jika ada.
Jika terdapat pelanggaran hak cipta, maka orang yang melanggar hak cipta dapat
dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang
hak cipta
1.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
3.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rup iah).
4.
Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
5.
Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
6.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
7.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
8.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
9.
Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
Sanksi ini diciptakan untuk melindungi pemilik atau pemegang hak cipta, karena
untuk menciptakan suatu ciptaan dibutuhkan intelektualitas tersendiri, dan untuk
menciptakannya juga diperlukan tenaga, pemikiran dan kadang juga biaya yang tidak
sedikit, sehingga sanksi untuk pelanggarannya juga dibutuhkan.
G.
Plagiasi dan Pelanggaran Hak Cipta
DUNIA PLAGIASI
A.
Pengertian Plagiasi
Plagiarisme berasal dari bahasa Latin plagiari(us) yang berarti penculik dan
plagium yang berarti plagi(um) yang berarti menculik. Kata ini pertama kali diperkenalkan
pada abad pertama masehi oleh seorang penyair dari Romawi yang bernama Marcus
Valerius Martialis. Pada waktu itu, ia mengeluhkan puisi lain yang kata-katanya sama
dengan yang telah dibuatnya.
Menurut Sardy. S, Plagiasi adalah tindak pengambilan, pencurian pendapat, ide,
pemikiran, kata, kalimat, karangan orang lain, dengan menjadikan sebagai milik sendiri.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia “
Plagiat ialah pengambilan karangan
orang lain dan menjadikannya seolah
–
olah karangan sendiri. Plagiarisme adalah
penjiplakan yang melanggar hak cipta
”
.
Menurut wikipedia,
Plagiarisme atau sering
disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya
dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri
.
19Plagiarisme
didefinisikan dalam buku “Kode Etika Peneliti” (MPR LIPI, 2007) sebagai mengambil alih
gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan
dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil
20.
Menurut IEEE (
Institute of Electrical and Electronics Engineers
)
plagiarism as the
reuse of someone else's prior ideas, processes, results, or words without explicitly
acknowledging the original author and source
21. (plagiarisme adalah penggunaan ulang
ide seseorang, proses, hasil, atau kata-kata tanpa memberikan pengakuran kepada
pengarang dan sumber aslinya).
The American Heritage Dictionary of the English
Language
(4th Ed.) mendefinisikan plagiasi sebagai "
a piece of writing that has been
copied from someone else and is presented as being your own work
22." (potongan karya
tulis yang telah disalin dari orang lain dan dipresentasikan sebagai karyanya sendiri).
Sedangkan
The American Heritage Dictionary
(2nd College Ed.) mendefinisikan plagiasi
"
to take and use as one's own the writings or ideas of another
23."(mengambil dan
menggunakan karya tulis atau ide seseorang sebagai miliknya).
19 http://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme
20 Majelis Profesor Riset, Kode Etika Peneliti, LIPI Press, 2007 21 http://www.ieee.org di akses tanggal 10 Mei 2014
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi,
“
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalarn rnemperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
”.
Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan
Tinggi,
“Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat,
masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama
suatu badan
”
.
B.
Jenis-Jenis Plagiasi
Jenis plagiasi ada bermacam-macam. Menurut IEEE (
Institute of Electrical and
Electronics Engineers
), plagiasi mempunyai beberapa tingkatan, antara lain
24a.
Level One pertains to the uncredited verbatim copying of a full paper, or the verbatim
copying of a major portion (> 50%), or verbatim copying within more than one paper
by the same author(s)
. (Tingkat 1, menyalin tanpa memberikan pengakuan, dari
seluruh tulisan, atau sebagai besar tulisan (>50%), atau menyalin lebih dari satu
tulisan oleh pengarang yang sama)
b.
Level Two pertains to the uncredited verbatim copying of large portion (between 20
and 50%) or verbatim copying within more than one paper by the same author(s)
.
(Tingkat 2, menyalin tanpa memberikan pengakuan, kata-perkata sebagian tulisan
(antara 20%-50%), atau menyalin kata-perkata lebih dari satu tulisan oleh pengarang
yang sama)
c.
Level Three pertains to the uncredited verbatim copying of individual elements
(Paragraph(s), Sentence(s),Illustration(s), etc.) resulting in a significant portion (up
to 20%) within a paper
. (Tingkat 3, menyalin tanpa memberikan pengakuan,
kata-perkata elemen-elemen tulisan (paragraf, kalimat, ilustasi, dll.) yang memberikan
bagian penting (hingga 20%) dalam sebuah tulisan)
d.
Level Four pertains to uncredited improper paraphrasing of pages or paragraphs
.
(Tingkat 4, menyalin dengan memparafrasekan secara tidak benar paragraf atau
halaman tanpa memberikan pengakuan)
e.
Level Five pertains to the credited verbatim copying of a major portion of a paper
without clear delineation (e.g., quotes or indents)
. (Tingkat 5, menyalin dengan
memberikan pengakuan, kata-perkata sebagian besar tulisan tanpa memberikan
gambaran
(kutipan
atau indent) yang jelas).
Menurut Sastro asmoro
25ada banyak sekali jenis plagiasi, menurutnya plagiasi
dapat dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu
1.
Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri:
-
plagiarisme ide
-
plagiarisme isi (data penelitian)
-
plagiarisme kata, kalimat, paragraf
-
plagiarisme total
2.
Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:
-
plagiarisme yang disengaja
-
plagiarisme yang tidak disengaja
3.
Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang
dibajak:
-
plagiarisme ringan : <30%
-
plagiarisme sedang : 30-70%
-
plagiarisme berat atau total : >70%
4.
Berdasarkan pola plagiarisme:
-
plagiarisme kata demi kata
(word for word plagiarizing)
-
plagiarisme mosaik
Berdasarkan polanya, plagiasi dibedakan menjadi 4, yaitu.
1.
Pertama, plagiarisme total adalah perbuatan plagiasi yang dilakukan
seseorang dengan menyalin hasil karya orang lain secara seluruh dan
mengakuinya sebagai karya sendiri, dan biasanya penulis hanya mengganti
nama penulis atau instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya
sendiri. Kemudian, penulis tersebut melakukan sedikit perubahan pada tulisan
atau artikel yang dijiplak, misalnya mengganti nama tokoh, judul, kata atau
kalimat tertentu agar nampak berbeda. Untuk kasus ini, penulis juga
menemukannya dalam LKS Bahasa Meringis TIM TAHU PongNegeri
25
Kabupaten Tenggiri kelas VII Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 isinya
mirip dengan buku BSE
English in Focus for Grade VII Junior High School
(SMP/MTs) karya Artono Wardiman, Masduki B. Jahur dan M.sukirman
Djusma.
Dalam LKS tersebut, sang penyusun berusaha melakukan perubahan
nama tokoh dan beberapa editing, dan untuk lebih jelasnya silahkan baca
hasil perbandingan keduanya yang telah penulis buat dalam bab tersendiri.
2.
Kedua, plagiarisme parsial adalah perbuatan plagiasi yang dilakukan sesorang
penulis dengan cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi
hasil karyanya sendiri. Plagiasi ini sangat banyak ditemukan dalam
pengamatan penulis, bahkan tingkat penjiplakan bisa mencapai 60%, tak
tanggung-tanggung, tulisan yang dijiplak tidak hanya materi melainkan juga
soal-soal latihan.
3.
Ketiga
, auto-plagiasi (
self-plagiarisme
) adalah plagiasi yang dilakukan
seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya.
Plagiasi ini terjadi ketika penulis membuat sebuah karya, penulis tersebut
menyalin
bagian tertentu dari suatu bukunya sendiri yang sudah diterbitkan
tanpa menyebut sumbernya.
4.
Keempat, plagiarisme antarbahasa adalah plagiasi yang dilakukan seseorang
dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia, dengan tanpa menyebutkan sumber aslinya. Plagiasi jenis
ini sangat sulit diditeksi karena banyak bahasa asing didunia. Namun, plagiasi
ini dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas google translate.
Sedangkan menurut plagiarism.org
26, pada umumnya ada 10 jenis plagiasi yang
antara lain adalah sebagai berikut
1.
Clone.
Submitting another‟s work, word
-for-
word, as one‟s own
.
(Memamerkan karya orang lain, kata perkata, sebagai karyanya sendiri)
2.
CTRL-C. Contains significant portions of text from a single source without
alterations
. (Berisi bagian-bagian penting suatu teks dari satu sumber tanpa
ada perubahan)
3.
Find
–
Replace. Changing key words and phrases but retaining the essential
content of the source
. (mengubah kata kunci dan susunan kata-kata, namun
tetap memakai konten penting dari sebuah sumber)
4.
Remix. Paraphrases from multiple sources, made to fit together
.
(memparaphrasekan dari berbagai sumber, dan membuatnya menjadi satu
kesatuan)
5.
Recycle.
Borrows generously from the writer‟s previous work without
citation
. (Menggunakan banyak penyalinan dari karya penulis sebelumnya
tanpa menyertakan sitasi)
6.
Hybrid. Combines perfectly cited sources with copied passages without
citation
. (mengkombinasikan dan menyalin secara keseluruhan tanpa
menyertakan sitasi)
7.
Mashup. Mixes copied material from multiple sources
. (Mencampurkan
salinan materi dari berbagai sumber)
8.
404 Error. Includes citations to non-existent or inaccurate information about
sources
. (Meliputi tidak adanya sitasi atau informasi yang tidak jelas tentang
sumbernya). Kasus seperti ini biasanya terjadi dalam bidang internet, yang
mana biasanya lamat web tersebut sudah dihapus.
9.
Aggregator. Includes proper citation to sources but the paper contains almost
no original work
. (Meliputi sitasi yang jelas tentang sumber, namun tulisan
tersebut berisi karya yang tidak asli)
10. Re-tweet. Includes proper citation, but relies too closely on the text‟s original
wording and/or structure. (Meliputi sitasi yang jelas, akan tetapi kata perkata
dan/atau kalimatny mirip dengan teks yang asli)
Sedangkan menurut Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia
27, berdasarkan pola
penyajiannya jenis plagiasi ada 5 macam
1.
Plagiarisme Verbatim
.
Plagiarisme Verbatim
merupakan tindakan plagiais
dengan menjiplak karya orang lain apa adanya dan memberi kesan bahwa
karya tersebut merupakan hasil karya ciptanya sendiri.
2.
Plagiarisme Kain Perca.
Plagiarisme Kain Perca atau lebih dikenal dengan
patchwork
merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil karya milik orang
lain dari berbagai sumber tanpa menyebutkan rujukan dan menyusunnya
menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri.
3.
Plagiarisme Parafrasa
. Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan plagiasi
dengan mengubah kalimat dari penulis asli dengan kalimatnya sendiri dan
tidak mencantumkan referensi ataupun kutipan.
27
4.
Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci.
Plagiarisme kata kunci atau frasa
kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil sejumlah kata kunci
dari penulis asli dan memparafrasekannya lagi dengan kata-katanya sendiri.
5.
Plagiarisme Struktur Gagasan.
Plagiarisme struktur gagasan merupakan
tindakan plagiasi dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian
dituangkan lagi agar terlihat berbeda.
C.
Kriteria Plagiasi
Untuk mengidentifikasi terjadinya plagiasi bukanlah perkara yang mudah, karena
selain sulitnya menemukan literatur yang membahas tentang plagiasi, kita juga sulit
menemukan karya siapa yang telah dijiplak. Namun demikian, tindakan plagiasi dapat
dituntuk ke pengadilan sebagai sebuah pelanggaran hak cipta (copyright) jika telah
memenuhi tiga unsur penting yang mengidentisikasikan adanya pelanggaran hak cipta
a.
Perbuatan tersebut telah melangar Undang-undang yang melindungi hak cipta
b.
Dapat dibuktikan adanya penyalinan atau meniru suatu ciptaan. Misalnya,
seperti yang lakukan lakukan, penulis mempunyai bukti-bukti berupa LKS
yang telah beredar.
c.
Dapat dibuktikan bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan tidak sah.
Hal ini dapat diketahui dengan adanya izin atau sitasi yang jelas dalam sebuah
karya tulis.
Menurut situs www.wikipedia.org
28, ada beberapa perbuatan juga dapat
dikategorikan sebagai sebuah tindakan plagiarisme, antara lain:
a.
Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
b.
Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri,
c.
Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri, mengakui karya
kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
d.
Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa
menyebutkan asal-usulnya,
e.
Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan
sumbernya,dan
Sedangkan kriteria plagiasi menurut pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Pedidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi adalah
a.
mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dan suatu sumber tanpa meriyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
b.
mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata
dan /atau
kalimat,
data dan/atau informasi dan suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara nemadai;
c.
menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
d.
merumuskan dengan kata-kata
dan /atau
kalimat sendiri dan sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
e.
menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan
oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
Kendati demikian kriteria plagiasi sudah sangat jelas, masih banyak yang tidak
mematuhi etika jurnalistik. Bahkan dinegeri ini praktek plagiasi sangat marak, terutama
dilingkungan perguruan tinggi.
D.
Pencegahan dan Penanggulangan
Untuk mencegah dan mengurangi maraknya tindakan plagiasi dilingkungan
akademik, dikeluarkanlah Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan
Tinggi. Menurut Peraturan Menteri tersebut,
Pencegahan plagiat adalah tindakan
preventif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak
terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya
29. Sedangkan
Penanggulangan plagiat
adalah tindakan represif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi dengan
menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan
mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan
30.
29 Permendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi Pasal 1 ayat 3