• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN POKDARWIS BERSINERGI DENGAN BUMDES DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI DESA PANJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN POKDARWIS BERSINERGI DENGAN BUMDES DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI DESA PANJI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN POKDARWIS BERSINERGI DENGAN BUMDES

DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI DESA PANJI

Luh Gd Rahayu Budiarta1, G.A.P.Suprianti2, Sunitha Devi3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Bali merupakan salah satu destinasi dunia yang paling banyak diminati. Para pelaku bisnis saat ini sangat gencar untuk mempromosikan Ekowisata yang ada di Bali (Dalem,2004). Rata-rata daerah yang berada di Bali Selatan dan Bali Timur telah menerapkan itu. Namun, potensi itu masih belum digali dan dikembangkan lebih jauh untuk daerah-daerah wisata yang berada di utara Pulau Bali khususnya di Kabupaten Buleleng.

Dalam rangka pengembangan desa di Kabupaten Buleleng dan menggalang sinergitas antara Pemerintah kabupaten

Buleleng dengan Universitas Pendidikan Ganesha, pada hari Senin tanggal 25 November 2019 telah diinisiasi pertemuan dan diskusi terpumpun tentang analasis potensi dan permasalahan desa sebagai tempat Kepada Masyarakat oleh lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha. Dari hasil diskusi diperoleh informasi bahwa di Desa Panji, wisata sejarah yang dimiliki belum dikemas secara baik. Oleh karena itu Pemerintah Daerah meminta Undiksha dapat memberikan bantuan kepada masyarakat sehingga mampu mengembangkan potensi pariwisata khususnya wisata sejarah didaerah tersebut.

1,2Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNDIKSHA; 3 Prodi S1 Akuntansi FE UNDIKSHA

Email:rahayu.budiarta@undiksha.ac.id

This community services program aims to: (1) facilitate tourism awareness groups (Pokdarwis) to improve English language skills and the ability to guide tours in Panji Village, (2) increase the tourist attraction in Panji Village by helping the tourism awareness group in making tour packages, especially historical tour packages in the form of brochures, (3) increase the capabilities and skills of village-owned enterprises (Bumdes) in the field of tourism in managing business management and finance. The participatory approach method was used where the participants will later be actively involved in this service activity. This program was implemented succesfully, the participants were very cooperative and active in delivering the material.The results of this program had a positive impact on the participants. It is hoped that in the next, this program can continue to be implemented to monitor the development of English language skills and business financial management of the participants.

Keywords: tourism awareness group, financial, english

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: (1) memfasilitasi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris serta kemampuan memandu wisata yang ada di Desa Panji, (2) meningkatkan daya tarik wisata yang ada di Desa Panji dengan membantu kelompok sadar wisata tersebut didalam membuat paket wisata khususnya paket wisata sejarah dalam bentuk brosur,(3)meningkatkan kemampuan dan keterampilan badan usaha milik desa (Bumdes) bidang wisata didalam mengelola manajemen dan keuangan usaha. Metode pendekatan partisipatif digunakan dimana para peserta yang nantinya akan terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian ini. Kegiatan pengabdian ini berlangsung dengan lancar, para peserta sangat kooperatif dan aktif dalam penyampaian materi. Hasil dari pengabdian ini memberikan dampak yang positif bagi para peserta. Diharapkan kedepannya program ini bisa terus dilaksanakan untuk memantau perkembangan keterampilan berbahasa Inggris dan pengelolaan keuangan usaha peserta.

(2)

Desa Panji yang terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng-Bali memiliki potensi wisata sejarah dan spiritual yang mengandung unsur budaya klasik. Potensi wisata sejarah dan spiritual yang dimiliki oleh Desa Panji antara lain Goa Raksasa, Monumen Perjuangan Bhuana Kertha, dan Pura Pajenengan Kibarak Panji Sakti. Tempat wisata yang berada di Desa Panji belum banyak diketahui oleh wisatawan, maka dari itu dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, bertujuan untuk mempromosikan tempat-tempat wisata khusunya memperkenalkan wisata sejarah yang ada di Desa Panji.

Banyak sekali tempat sejarah yang ada di Desa Panji, salah satunya adalah Monumen perjuangan Bhuana Kertha yang dibangun pada tahun 1978 oleh para veteran yang ikut berjuang di zaman kemerdekaan. Monumen perjuangan ini dibangun sebagai simbol perjuangan rakyat Bali dalam mempertahankan daerahnya dari kolonialisme Belanda yang ingin memecah belah rakyat Bali. Masyarakat Bali Utara membuat ikrar yang berbunyi: “Bila Republik Indonesia menang, ditempat ini akan dibangun sebuah Pura Republik”. Ikrar nasionalisme ini diucapkan oleh para pejuang kemerdekaan pada 17 Januari 1948. Monumen Bhuwana Kerta pun dibangun dengan peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan pada 31 maret 1966. Luas areal Monumen Bhuwana Kerta sekitar 1,350 hektar. Monumen Bhuwana Kerta bertinggi 17 meter, angka tersebut merupakan visualisasi simbolik angka keramat kemerdekaan bangsa Indonesia. Puncak monumen berwujud padmasana dan api, merupakan simbol Tuhan yang memberi anugerah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Di bawah wujud padmasana dan api terdapat wujud delapan helai daun teratai simbol asthadala, manifestasi Tuhan dalam keyakinan Hindu. Selain itu, bentuk ini merupakan simbol dari bulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kawasan monumen perjuangan Bhuana Kertha terbagi kedalam tiga mandala kawasan monumen yang

dilengkapi dengan taman dan wantilan yang dapat ditata untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata menunjukan Tugu Bhuana Kerta yang belum banyak diketahui oleh wisatawan dan merupakan tempat bersejarah yang ada di Desa Panji.

Menyadari akan kepemilikan potensi desa dibidang wisata, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jro Mangku Md. Ariawan selaku Perbekel Desa Panji, beliau membuat kebijakan pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mengemban tugas mengembangkan potensi wisata di Desa Panji. Pokdarwis telah didirikan dari tahun 2015, akan tetapi belum mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal mengingat adanya keterbatasan bahasa asing dari para pengurus ataupun para anggotanya sehingga wisatawan asing belum mampu mereka raih. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara tidak mengetahui keberadaan wisata sejarah dan spiritual yang ada di Desa Panji karena minimnya informasi mengenai wisata tersebut di media yang dapat diakses secara global. Tidak adanya manajemen yang baik didalam mengelola Pokdarwis juga menjadi penyebab kurang maksimalnya kinerja kelompok tersebut mengingat selama ini mereka mengerjakannya pekerjaan dengan mekanisme rangkap jobdes. Hal ini dinyatakan langsung oleh Ketua Kelompok Pokdarwis Desa Panji yaitu Bapak Ketut Subada Andronikus. Ketua pokdarwis berharap pokdarwis dapat bersinergi dengan Bumdes didalam pengelolaan usaha wisata mengingat prestasi yang telah dimiliki oleh Bumdes Desa Panji yaitu sebagai Bumdes Terbaik ke dua di Buleleng. Prestasi tersebut menjadi bukti bahwa Bumdes Desa Panji telah mampu melaksanakan fungsi manajemen SDM, manajemen pemasaran, maupun manajemen keuangan yang baik.

Atas dasar itu, tim pengabdi mencoba untuk memediasi kerjasama antara Pokdarwis dengan Bumdes melalui program PKM yang akan dilaksanakan. Speerti yang diungkapkan oleh Karim, Kusuma, & Amalia (2017), pengembangan pariwisata nusantara yang

(3)

dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) melalui berbagai kegiatan antara lain pembinaan masyarakat melalui kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan pariwisata.

Tim penulis bersama-sama dengan ketua pokdarwis telah mendatangi ketua Bumdes Bhuana Utama Desa Panji untuk mendiskusikan rencana kerjasama tersebut. Ketua Bumdes Bhuana Utama Desa Panji menyambut baik penawaran kerjasama yang ingin dilakukan antara Pokdarwis, tim penulis, dan Bumdes dalam hal membangun dan mendorong perkembangan potensi wisata di Desa Panji. Dalam pertemuan tersebut, ketua Bumdes menyampaikan bahwa aktivitas Bumdes selama ini belum mengarah pada proses pemasaran usaha keluar areal Panji, sehingga jika ingin mengembangkan paket wisata diperlukan pihak-pihak yang dapat membantu didalam memberikan pengetahuan dan keahlian dibidang pemasaran bagi tim bumdes seperti yang dituntutkan pada era revolusi 4.0 saat ini, mengingat target pasar dari usaha paket wisata ini tidak hanya wisatawan lokal tetapi juga wisatawan asing

sehingga untuk menarik minat mereka diperlukan berbagai strategi pemasaran yang disesuaikan dengan zaman revolusi 4.0.

Selain itu juga minimnya pengetahuan SDM tim bumdes terkait transaksi keuangan berbasis teknologi juga akan dapat menghambat pengembangan unit usaha wisata tersebut, maka dari itu beliau juga berharap kepada tim pengabdi dari Undiksha untuk membantu memberikan pengetahuan dan pemahaman pengelolaan keuangan usaha.

Atas dasar permasalahan-permasalahan tersebut, disunsunlah program pengabdian kepada masyarakat di Desa Panji yang mengarah pada pemberian pelatihan bahasa Inggris dan melakukan pendampingan kepada Pokdarwis, serta mengadakan pelatihan dan pendampingan terkait media pemasaran serta memberikan pelatihan dan pendampingan terkait pengelolaan keuangan untuk memperlancar transaksi keuangan usaha wisata di Desa Panji.

Berangkat dari pemaparan analisis situasi serta permasalahan yang dihadapi mitra, maka kerangka pemecahan masalah dalam program pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dalam diagram alur 1.1 berikut

(4)

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini merupakan kegaiatan yang bertujuan membantu kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Panji dalam mengelola pariwisata dan keuangan berbasis teknologi di Desa Panji. Sehubungan dengan hal tersebut khayalak sasaran strategi dan tepat dilibatkan adalah seluruh kelompok sadar wisata dan pengelola Bumdes. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini dibatasi sejumlah 16 orang.

Ditengah situasi pandemi yang terjadi saat ini, maka pembatasan peserta dilakukan dan para peserta tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker selama pelatihan. Setelah melihat detail model pelaksanaan program sebagaimana yang dipaparkan di atas, maka metode pelaksanaan program hanya dilakukan selama 2 hari yang dimana kegiatan itu akan dirinci lebih detail pada tabel 1.

Tabel 1. Materi pelatihan yang diberikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan kurang lebih 8 bulan yang dibagi dalam tiga tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi. Pelaksanaan kegiatan ini telah mencapai 100% yang dimana dalam pelatihannya telah diselenggarakan (1) pelatihan bahasa Inggris dasar tentang pariwisata, (2) membuat paket wisata Desa Panji, (3) merancang anggaran paket wisata dan pengelolaan keuangan bagi Bumdes Desa Panji, dan (4) kegiatan evaluasi kegiatan dan tindak lanjut kedepannya.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Panji. Tempat ini dipilih berdasarkan kesepakatan peserta kegiatan. Jumlah

peserta yang hadir dibatasi sebanyak 16 orang mengingat kondisi dan keadaan di dalam masa pandemi ini mengharuskan kita untuk menjaga jarak. Pelatihan juga dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang dimana mereka wajib menggunakan masker saat pelatihan berlangsung.

Pada tahap perencanaan, dilaksanakan observasi dan pemilihan tempat pelatihan di Desa Panji. Kantor Desa Panji dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 12-13 Agustus 2020. Khayalak atau sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pengurus serta anggota kelompok

Hari Materi Metode Waktu

Rabu, 12 Agustus 2020

Pemberian materi Introducing yourself Performance 1x 50 menit Pemberian materi Asking and Giving

direction

Performance 1x 50 menit Pemberian materi Asking and giving

information and services

Presentation 1x 50 menit Pemberian materi Asking and offering

help

Performance 1x 50 menit Pemberian materi Vocabulary about

price, words (adjective, verb, noun)

Presentation, work in group

1x 50 menit Pemberian materi pengelolaan

keuangan usaha

Work in pairs 1x 50 menit Design the package for touring Performance 1x 50 menit Kamis, 13

Agustus 2020

(5)

pengelola Bumdes Bhuana Utama Desa Panji. Nantinya para pengurus wisata desa Panji dapat berkoordinasi langsung dengan pengurus Bumdes dalam bersinergi membangun pariwisata di desa tersebut. Setelah menentukan hari dan tempat pelaksanaan, selanjutnya pada tahap pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi dua hari. Koordinasi dengan ketua Pokdarwis dan Bumdes telah dilakukan secara intensif melalui Whatsapp. Total peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 16 orang yang terdiri dari 10 anggota pokdarwis dan 6 anggota Bumdes. Jumlah peserta yang hadir dibatasi mengingat kondisi pandemi Covid-19 ini yang tidak mengijinkan membuat pertemuan lebih dari 20-25 orang. Pada hari pertama, acara dibuka oleh Kepala Desa Panji Jro Mangku Md. Ariawan, Sst.Par.,MBA. Beliau menyambut baik kegiatan ini dan berharap setelah pelatihan ini berlangsung para peserta dapat memprakekkan langsung materi yang mereka dapat. Setelah sesi pembukaan, acara selanjutnya adalah pemberian materi. Namun, sebelum mereka menerima materi, diawal ketika melakukan registrasi para peserta diberikan kuisioner tentang kesiapan mengikuti pelatihan bahasa Inggris. Terdapat dua puluh aspek penilaian yang dilakukan seperti ketertarikan mereka belajar bahasa Inggris, kemampuan berkomunikasi, kemampuan menjelaskan sesuatu dalam bahasa Inggris.

Hasil dari kuisioner tersebut menunjukan bahwa 50% peserta memiliki kendala dalam berbicara bahasa Inggris, terlebih kemampuan mereka masih kurang dalam menjelaskan tempat-tempat wisata yang ada di desa Panji. Hasil kuisioner ini juga diperkuat dengan open-ended questions

yang diberikan kepada peserta. Open-ended

questions diberikan untuk menggali lebih

dalam kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris dan membuat paket wisata. Ternyata dari hasil yang didapat, terdapat 8 peserta yang belum pernah mengikuti pelatihan

mengikuti kursus tetapi dalam waktu yang sudah cukup lama ketika SMP. Hal ini sangat disadari bahwa belajar bahasa Inggris tidak serta merta langsung bisa mengucapkan dalam sehari, namun butuh proses dan praktik secara intensif dalam menggunakan bahasa tersebut.

Dari hasil kuisioner tersebut dan juga selama proses observasi yang telah dilakukan diawal, maka dirancanglah pelatihan mengenai Basic English. Adapun 5 topik dasar yang diajarkan kepada peserta yaitu (1) Self-Introduction, (2) Asking and Giving Direction, (3) Asking and Giving Information, (4) Asking and Offeering Help, dan (5) Telling Price. Penyampain dilakukan secara interaktif yang dimana tidak hanya sekedar memberikan materi tetapi mereka langsung mempraktekknnya. Peserta pelatihan juga diberikan modul tentang materi tersebut sehingga mereka bisa berlatih lebih banyak lagi di rumah.

Setelah materi pertama diberikan mengenai pelatihan bahasa Inggris dasar bagi Pokdarwis, acara selanjutnya adalah makan siang selama 1 jam. Setelah makan siang, kegiatan dimulai kembali pada pukul 13.00 Wita. Acara selanjutnya adalah pelatihan perencanaan keuangan usaha. Materi ini perlu diberikan kepada mereka berdasarkan analisis yang telah dilakukan ketika observasi yang dimana anggota pokdarwis ini perlu diberikan arahan dalam menyusun anggaran biaya dalam pengelola tempat-tempat wisata di desa Panji. Sehingga adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara Pokdarwis dan Bumdes dalam meningkatkan pariwisata di desa Panji. Pada sesi ini, peserta dijelaskan bagaimana cara menentukkan harga dalam menyusun paket wisata. Dalam menentukan harga, perlu mempertimbangkan biaya promosi, biaya untuk membayar jasa atas perolehan bahan termasuk juga tenaga kerja langsung, maupun biaya retribusi langsung ke desa. Materi yang diberikan sudah sesuai

(6)

dengan rujukan dari Hadinanto (2000) tentang kriteria pengembangan desa. .

Gambar 1. Penyampaian Materi bahasa Inggris

Gambar 2. Penyampaian Materi tentang pengelolaan keuangan usaha Acara selanjutnya adalah membuat

paket wisata. Paket wisata dibuat untuk memudahkan promosi serta membuat perjalanan lebih terorganisir. Hal sepadan juga disampaikan oleh Andiani, Widiastini & Sudana (2017) bahwa pembuatan paket wisata dapat mempermudah para pengunjung untuk memenuhi keinginan mereka mengunjungi tempat tersebut. Sebelum peserta praktek secara langsung, narasumber memberikan pemaparan mengenai jenis-jenis paket wisata yang bisa dibuat. Para peserta berlatih membuat jalur-jalur yang akan dikunjungi dan

dilengkapi dengan biaya yang ditawarkan kepada wisatawan. Tentunya dalam pembuatan paket wisata tersebut, para peserta harus memikirkan biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan selama proses perjalanan, sehingga mereka bisa menentukan harga jual paket wisata tersebut. Pelatihan serupa juga pernah dilakukan Karini, Marcos, & Idah (2018) di Purbalingga, dari hasil kegiatan tersebut ternyata para peserta dapat memahami bagaimana menentukan harga jual paket yang mereka buat.

(7)

Pelatihan hari pertama telah selesai hingga sore hari, kegiatan selanjutnya dilanjutkan kembali esok harinya. Pada hari Kamis, 13 Agustus 2020 kegiatan dilanjutkan kembali dengan praktek secara langsung mendeskripsikan paket wisata yang dijual. Untuk mengetahui kemampuan peserta didalam menyampaikan atau mendeskripsikan paket tersebut dalam bahasa Inggris, rubrik penilaian telah disiapkan. Para peserta tampak percaya diri menjelaskan paket wisata yang telah mereka buat. Hal itu juga diperkuat dengan pemberian kusioner yang diisi oleh peserta diakhir kegiatan. Sebagai bentuk evaluasi kegiatan, para peserta merasakan bahwa kegiatan pelatihan bahasa Inggris dan pengelolaan keuangan usaha ini sangat menarik karena

dapat menambah wawasan mereka. Materi yang diberikanpun sudah sesuai dengan

kebutuhan mereka dalam

mengimplementasikannya sebagai pengelola pariwisata desa Panji. Dengan adanya pelatihan ini, para peserta menjadi termotivasi untuk langsung mempraktekkannya ke lapangan.

Gambar 4. Peserta berlatih membuat paket wisata dan menentukan harga jual paket tersebut

(8)

SIMPULAN

Dalam kegiatan yang telah berlangsung selama dua hari pada tanggal 12-13 Agustus 2020 dapat diambil kesimpulan bahwa kordinasi masyarakat dalam hal ini mitra sangat koperatif, sehingga tujuan kegiatan pelaksanaan telah tercapai. Kegiatan berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Ditengah situasi pandemi yang terjadi ini, tidak menyurutkan semangat para peserta dalam mengikuti pelatihan. Adapun hasil dari luaran kegiatan ini adalah (1) terjadinya peningkatan kemampuan berbahasa Inggris bagi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) serta kemampuan didalam memandu wisata, (2) terjadinya peningkatan kemampuan peserta dalam membuat paket wisata dan menentukan harga jual paket tersebut, serta (3) terjadinya peningkatan kemampuan peserta didalam mengelola keuangan usaha. Dokumentasi kegiatan juga telah dilakukan dan dapat diunduh

pada Youtube dengan link

https://www.youtube.com/watch?v=mlNP Y_ZRGis&t=2s

Harapan kedepannya, program serupa tidak hanya berhenti pada program ini saja, karena masyarakat merasa masih perlu pendampingan dalam mengkemas potensi desanya serta membuat tampilan untuk bisa potensi tersebut diketahui dan pada akhirnya dikunjungi oleh calon wisatawan baik asing maupun wisatawan mancanegara. Para peserta berharap pelatihan lebih intensif diberikan untuk melatih

kemampuan bahasa Inggris dan

pengelolaan tempat wisata. Pariwisata Desa Panji dikelola oleh kelompok darwis dan Bumdes sehingga perlu mendapatkan pendampingan terus dalam memajukan pariwisata di Desanya.

DAFTAR RUJUKAN

Andiani, N. D., Made, N., Widiastini, A., Ayu, P., & Sudana, P. (2017). Pelatihan Pengemasan Produk Paket Wisata Pokdarwis Tirta Bhuana Lestari Desa Sekumpul. SEMINAR NASIONAL

PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT 2017, 297–304

Dalem, A. A. G. R. 2004a. Merumuskan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata daerah Bali. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari 4 (2) : 86 – 90

Dalem, A. A. G. R. 2004b. Ekowisata dan agrowisata. Makalah disampaikan pada penataran Kelompok Sadar Wiasata Denpasar tanggal 25-31 Juli 2004. Sebagian besar isi makalah ini pernah disampaikan dalam seminar ”Dengan Ekowisata Menuju Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan” di Auditorium Universitas Udayana Denpasar, 29 Juni 2002.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng 2019. Data Nama-nama DTW di Kabupaten Buleleng.Buleleng

Hadinato, Kusdianto. 2000. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata Pedesaan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Karim, S., Kusuma, B. J., & Amalia, N. (2017). Tingkat partispasi masyarakat

dalam mendukung kepariwisataan

balikpapan : kelompok sadar wisata (

pokdarwis ). 1(2), 269–280.

Karini, Z., Marcos, H., & Idah, Y. M. (2018).

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Limbasari Kecamatan

Bobotsari Kabupaten Purbalingga,

J-ABDIPAMAS(Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 2(2),2018, 73-81.

Gambar

Gambar 2. Penyampaian Materi tentang pengelolaan keuangan usaha  Acara  selanjutnya  adalah  membuat
Gambar 4. Peserta berlatih membuat paket wisata  dan menentukan harga jual paket tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini ialah mengembangkan sistem operasi Ubuntu Linux menjadi sistem operasi Open Source Islami yang dapat menyediakan aplikasi-aplikasi islami dan

Untuk memberikan batasan pada penelitian ini, sampling hanya dilakukan di tepi sungai, yaitu pada segmen Sungai Kedung Poh (sebagai anak sungai dari Sungai Oyo yang masuk

1) Pengaruh fraksi ukuran butir terhadap nilai iodine dari karbon aktif hasil proses aktifasi fisik sangat signifikan hal ini dapat dilihat bahwa makin halus

In this study, besides comparing the door- to- needle time of starting streptokinase in the emergency department, discussion will be made on the current concept of acute

Selanjutnya pada hasil penelitian yang telah disajikan pada Tabel 2 mengenai tanggapan tentang kendala pendidik terhadap pembelajaran IPA Terpadu di SMP Swasta

Bahasa Wayoli adalah salah satu bahasa yang ada di Halmahera Barat, Maluku Utara.Bahasa Wayoli merupakan salah satu bahasa lingua franca di Indonesia bagian

Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Oktober dibandingkan keadaan September untuk Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan 4,33 persen dan untuk Gabah

Sam Ruben and Martin Kamen co- discovered the isotope carbon-14 on February 27, 1940, at the University of California Radiation Laboratory, Berkeley, when they bombarded graphite in