Josefa Yana Lenny Sinaga, 2013
Pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada pt. Bakrieland developmen tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ekonomi di semua sektor maka dibutuhkan
dana yang sangat besar. Berbagai upaya dilakukan guna memenuhi kebutuhan
dana yang diperlukan untuk pengembangan kegiatan usaha, salah satunya adalah
dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis
perusahaan di pasar yang disebut dengan pasar modal. Khusus untuk Indonesia
dinamakan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pasar modal merupakan tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan
dengan penawaran umum dan pergerakan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Atau dengan kata lain, pasar modal merupakan salah satu lembaga perantara
(intermediated) selain bank, yang menghubungkan pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.
Pasar modal ini sangat bermanfaat baik bagi investor maupun perusahaan.
Bagi investor pasar modal ini bermanfaat sebagai sarana untuk memperbanyak
pilihan investasi yang memberi keuntungan baginya. Dan bagi perusahaan sendiri,
pasar modal ini menjadi tempat untuk memperoleh dana dalam bentuk modal
sendiri dengan cara menjual saham ataupun mengeluarkan obligasi yang bertujuan
untuk meningkatkan harga atau nilai saham guna meningkatkan kemakmuran para
2
para investor. Dengan adanya pasar sekunder, para investor dapat membeli dan
menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder
berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Indonesia memiliki pasar
modal sendiri yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari tahun ke tahun jumlah
perusahaan yang tercatat di BEI ini semakin meningkat. Untuk tahun 2010 sudah
terdaftar sebanyak 424 emiten. Hal ini terjadi karena dengan listing di BEI maka
usaha untuk menghimpun dana akan semakin mudah karena semua laporan kinerja
perusahaan akan di publikasikan di BEI sehingga baik perusahaan sendiri maupun
para calon investor akan sangat mudah memperoleh informasi.
Ada tiga sektor dalam proses pencatatan emiten. Pertama yaitu sektor
pengolahan bahan baku, yang kedua sektor manufaktur dan yang ketiga sektor
jasa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengklasifikasian jenis perusahaan.
Dalam hal ini penulis akan fokus terhadap sektor ketiga yaitu sektor jasa dan lebih
spesifikasi lagi akan melakukan penelitian pada salah satu perusahaan properti dan
real estate. Hal ini dilakukan karena penulis melihat fenomena maraknya
pembangunan berbagai proyek seperti perumahan, apartemen, pusat pusat
perbelanjaan (mall dan trade center), gedung perkantoran dan lain-lain.
Perusahaan properti yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan
kondominium, apartemen, perkantoran, real estate dan sebagainya.
Bisnis properti merupakan salah satu usaha yang hampir dapat dipastikan
tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan merupakan kebutuhan pokok
3
estate dan properti merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di
Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan
rumah yang cukup rendah. Perusahaan Bakrieland Development merupakan salah
satu perusahaan yang aktif menjual sahamnya di bursa dalam kurun waktu lima
tahun terakhir. Dan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis, perusahaan ini
paling banyak menjual sahamnya di Bursa Efek. Namun hal ini tidak sejalan
dengan nilai kapitalisasinya. Pada tahun 2011, PT. Bakrieland Development
mengalami penurunan nilai kapitalisasi, yaitu menduduki posisi keempat dari lima
perusahaan sejenis dengan nilai kapitalisasi terbesar. Berikut ini adalah
perkembangan nilai kapitalisasi pada lima perusahaan properti dan real estate
yang paling banyak menjual saham tahun 2011.
Tabel 1.1
Kapitalisasi Perusahaan Properti dan Real Estate Per 2010-2011
Sumber : www.idx.com (data diolah kembali )
Sementara itu pada tahun 2010, perusahaan ini menduduki posisi kedua
sebagai perusahaan properti dan real estate dengan nilai kapitalisasi terbesar jika
4
tersebut bahwa terjadi penurunan harga dan penurunan jumlah saham yang terjual
di pasar yang tentu akan menyebabkan penurunan kapitalisasi selama tahun
2010-2011.
Terjadinya penurunan nilai kapitalisasi tersebut dipengaruhi oleh
perubahan harga yang terjadi pada PT. Bakrieland Development Tbk dan
terjadinya penurunan jumlah saham yang dijual oleh perusahaan ini. Berikut ini
tabel perubahan harga penutupan perusahaan Bakrieland Development Tahun
2006-2011.
Tabel 1.3
Perubahan Harga Saham PT. Bakrieland Development Periode Tahun 2006-2011
Sumber : www.idx.com (data diolah kembali )
Dari tabel tersebut tampak bahwa harga saham rata-rata dari tahun 2006
sampai 2011 mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya akan tampak pada grafik
1.1 berikut.
Tahun Harga (Rp)
2006 163,75
2007 405,41
2008 345,75
2009 226,67
2010 176,17
5
Grafik 1.1
Perubahan Harga Saham PT. Bakrieland Development Periode Tahun 2007-2011
Sumber : www.idx.com (data diolah kembali )
Dari grafik tren diatas tampak sangat jelas perubahan harga saham PT.
Bakrieland Development cenderung menurun. Dari tahun 2006 ke 2007 terjadi
kenaikan harga rata-rata saham sebesar 147,58 %. Kemudian tahun 2007-2008
justru terjadi penurunan sebesar 14,72%. Tidak berbeda dengan tahun 2009, juga
terjadi penurunan harga rata-rata saham sebesar 34,44%, selanjutnya di tahun
2010 harga saham tidak juga mengalami kenaikan namun tetap mengalami
penurunan sebesar 22,28 %. Di tahun 2011, harga rata-rata saham kembali
mengalami penurunan yaitu sebesar 22,9 %.
Dalam dua tahun terakhir bisa dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah
saham yang dijual oleh perusahaan ini, hal ini juga sejalan dengan harga saham
yang cenderung menurun. Jika harga saham dibiarkan dalam keadaan menurun
dalam jangka waktu yang lama, maka lambat laun akan menyebabkan
kemunduran bagi perusahaan. Apalagi perusahaan properti membutuhkan biaya
yang sangat besar dalam aktivitas operasionalnya, sehingga apabila penurunan
6
harga saham sampai menyebabkan investor enggan untuk berinvestasi atau bahkan
menarik kembali dana yang sudah ditanamkan, maka perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan sumber dana tambahan dari efek untuk membiayai
aktivitas operasionalnya.
Dalam berinvestasi, tentu para investor selalu berharap akan memperoleh
keuntungan. Namun tidak bisa dihindari bahwa investor akan dapat mengalami
keuntungan maupun kerugian. Dengan kata lain, investasi selalu mengandung
resiko atau ketidakpastian. Tidak selamanya investasi itu selalu menguntungkan
seperti memberikan deviden dan capital gain. Kadang ada investasi yang justru
menyebabkan kerugian, antara lain apabila perusahaan tempat investasi
mengalami kebangkrutan, maka akan kehilangan semua modal yang
diinvestasikan dan tidak menerima pembayaran deviden. Untuk memilih investasi
yang akan dilakukan, pada umumnya para investor akan memanfaatkan informasi
yang ada di pasar modal. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut akan
diperoleh dari penilaian terhadap kinerja perusahaan yang menjual saham.
Penilaian kinerja ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hal ini dilakukan guna menghindari kerugian-kerugian
yang mungkin akan terjadi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham,
diantaranya adalah kondisi fundamental, hukum permintaan dan penawaran,
tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing di bursa dan indeks harga saham
gabungan (IHSG). Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brighman (2005:26)
7
tingkat bunga, jumlah kas deviden yang dibagikan, jumlah laba yang didapat
perusahaan, dan tingkat resiko dan tingkat pengembalian”.
Penelitian ini akan lebih difokuskan pada faktor kondisi fundamental yang
akan menunjukkan berbagai informasi tentang perusahaan seperti pendapatan,
laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas, margin
laba dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja
perusahaan.
Untuk membantu para calon investor dalam menilai investasi yang akan
dilakukan maka ada dua analisis yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
analisis fundamental. Hanafi dan Halim (dalam Ikaputera Waspada, 2010:79)
menyatakan bahwa :
Analisis fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan harga saham mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued (untuk dijual). Informasi yang dimaksudkan bisa dicari melalui analisis prospek dan resiko, yang bisa dilihat melalui data akuntansi, data ekonomi makro, analisis industri, analisis manajemen perusahaan dan analisis lain yang dianggap relevan.
Dalam analisis faktor fundamental, laporan keuangan perusahaan
merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh para analis, karena laporan
keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental perusahaan yang bersifat
kualitatif. Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan menggunakan data
keuangan perusahaan.
Analisis rasio keuangan digunakan karena analisis rasio keuangan
merupakan salah satu alat yang masih sangat vital dalam peramalan atau
memprediksi harga saham dimasa yang akan datang. Dengan demikian analisis
8
realitanya, salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan
adalah kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan,
maka semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Kinerja keuangan
diukur dengan menggunakan beberapa pendekatan ratio yang meliputi
profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas serta rasio pasar.
Dalam bukunya Henry Simamora (2000:516) mengatakan bahwa:
Para pemegang saham dapat memperoleh suatu hasil investasi dari deviden maupun dari hasil penjualan saham pada harga yang menanjak. Mereka ingin mampu memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang karena profitabilitas merupakan indikator terbaik kemampuan perusahaan membayar deviden dan nilai pasar saham perusahaan.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga
Saham pada Perusahaan Bakrieland Development tahun 2004-2011”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kinerja keuangan PT Bakrieland Development Tbk. tahun
2004-2011.
b. Bagaimana perubahan harga saham pada PT Bakrieland Development
Tbk. tahun 2004-2011.
c. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga
saham di perusahaan PT Bakrieland Development Tbk. tahun
9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
untuk mencapai jawaban atas rumusan masalah yang telah disampaikan di atas
yaitu :
a. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Bakrieland Development Tbk.
tahun 2004-2011.
b. Untuk mengetahui perubahan harga saham pada PT Bakrieland
Development Tbk. tahun 2004-2011.
c. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan
harga saham di perusahaan Perusahaan PT Bakrieland Development
Tbk. tahun 2004-2011.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian dan
pengembangan lebih lanjut pada ilmu Akuntansi Keuangan, Manajemen
Keuangan dalam hal melakukan analisa terhadap rasio–rasio keuangan
perusahaan yang memengaruhi perubahan harga saham di Bursa Efek
Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman penulis mengenai
10
go public di Bursa Efek Indonesia dalam pemilihan perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan.
b. Mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para mahasiswa