• Tidak ada hasil yang ditemukan

NARASI RENSTRA 2011-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NARASI RENSTRA 2011-2015."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Pengertian Rencana Strategis

Rencana Strategis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk pendapatkan kejelasan arah dan tujuan suatu dinas/SKPD. Dalam rencana tersebut dilakukan analisis masalah, identifikasi potensi pemecahan masalah, dan menyusun program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Rencana strategis berfokus pada pengembangan suatu visi yang luas dan strategi khusus berdasarkan analisis komprehensif terhadap situasi (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan

termasuk peluang dan kecenderungan atau “trends” dan mengembangkan

kegiatan yang memiliki dampak terhadap masyarakat.

Rencana Strategis merupakan suatu proses berkelanjutan untuk memperbaiki kinerja (performance) sebuah kelompok, komunitas atau organisasi akibat situasi krisis atau konflik yang dialaminya dengan mengembangkan visi, tujuan, cara atau metode untuk mencapainya. Memperbaiki sebuah tatanan yang telah rapuh akibat konflik sosial yang berkepanjangan atau berbagai gejolak akibat perebutan kekuatan-kekuasaan membutuhkan suatu rencana yang memandang perubahan yang lebih baik, positif dan berkelanjutan. Tuntutan dan kebutuhan untuk perubahan dituangkan dalam bentuk rencana strategis sebagai arah, kebijakan dan panduan bagi pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. Dalam proses rencana strategis ditentukan arah, tujuan, nilai-nilai dan keadaan komunitas, serta mengembangkan pedekatan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Dengan konsisten memfokuskan perhatian pada visi dan tujuan yang lebih spesifik, rencana strategis menjadi alat untuk merespon atau tanggap terhadap perubahan lingkungan.

(2)

2 Suatu pernyataan strategi menggambarkan bagaimana setiap issu strategis akan dipecahkan. Strategi mencakup sejumlah langkah atau taktik yang dirancang untuk pencapaian tujuan dan sasaran, termasuk pemberian tanggung jawab, jadwal dan sumber-sumber daya. Strategi merupakan komitmen organisasi secara keseluruhan terhadap nilai-nilai, filosofi dan prioritas.

2. Fungsi Renstra

Renstra sebagai pedoman perencanaan 5 tahunan berfungsi :

a. Sebagai pedoman komprehensif yang jelas dan mendorong berbagai pihak yang terlibat untuk menentukan tujuan di masa depan;

b. Sebagai acuan dan pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai dokumen operasional tahunan di SKPD.

3. Proses Penyusunan Renstra a. Tahap Persiapan

Pembentukan tim penyusunan Renstra SKPD dan menyusun agenda kerja tim penyusunan Renstra. Tim penyusunan Renstra SKPD bertugas menyelenggarakan forum SKPD, merumuskan rancangan Renstra SKPD dan menyusun rancangan penetapan Renstra SKPD oleh Kepala SKPD dengan Keputusan Kepala SKPD. Tim penyusun tersebut terdiri atas perwakilan dari setiap unit kerja yang ada di masing-masing SKPD dan diketuai oleh orang yang bertanggung jawab atas perencanaan di SKPD yang bersangkutan.

b. Tahap Perumusan / Penyusunan

 Pengolahan data dan informasi

Data dan informasi pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

c. Analisis gambaran pelayanan SKPD, terdiri

1) Analisis gambaran umum pelayanan SKPD untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pelayanan SKPD

(3)

3 d. Review Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi, mencakup:

1) Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra K/L

2) Program prioritas K/L dan target kinerja serta lokasi program prioritas

3) Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten/Kota

4) Program prioritas SKPD Provinsi dan target kinerja serta lokasi program prioritas.

e. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah yang mencakup : 1) Tujuan dan sasaran RTRW struktur dan pola ruang; 2) Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah. f. Perumusan Isu-Isu Strategis

g. Perumusan visi dan misi

h. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD i. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD j. Tahap Verifikasi

k. Tahapan Penetapan

4. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dengan Dokumen-dokumen Perencanaan Lainnya

a. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dengan RPJM Daerah Kabupaten Bantul.

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul berpedoman pada RPJM Daerah sebagai dokumen perencanaan berwawasan 5 (lima) tahunan :

1) Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul sebagai dokumen teknis sebagai penjabaran RPJM Daerah; 2) Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

(4)

4 b. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dengan Renja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul digunakan sebagai acuan penyusunan Renja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang disusun sebagai dokumen Rencana Kerja Tahunan yang merupakan kompilasi rencana kerja bidang teknis setiap tahun anggaran.

RPJP Kabupaten Bantul adalah :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

(5)

5 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantul Tahun 2011

– 2025;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015;

17. Peraturan Bupati Bantul Nomor 63 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

(6)

6

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul adalah :

a. Memberikan arah, pedoman dan landasan bagi jajaran dinas dalam melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

b. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam perencanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

c. Mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam program kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

d. Memberikan gambaran kondisi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

e. Sebagai bahan acuan dalam menyusun pertanggungjawaban Kepala Dinas atas kinerja Dinas selama 1 (satu) tahun dalam bentul Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

2. Tujuan

a. Menyediakan suatu tolok ukur dalam upaya mengevaluasi kinerja tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul; b. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi

pada masa depan;

c. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.

D. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 disusun menurut Sistematika Penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

(7)

7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL A. Sekretariat

B. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja C. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

D. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan E. Bidang Transmigrasi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

B. Telaahan Visi dan Misi RPJM Daerah 2011- 2015

C. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI serta Renstra Provinsi DIY dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

E. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL

A. Visi B. Misi

C. Tujuan dan Sasaran

D. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan INdikator

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

(8)

8

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

1. Peran Dinas dalam Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian berupaya melaksanakan Tugas dan Kewajiban sesuai Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka membantu Kepala Daerah untuk menyusun Kebijakan di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. Untuk mendukung Visi dan Misi tersebut diperlukan Kinerja Pelayanan yang terdiri dari :

1. Peningkatan Kualitas SDM Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

2. Pelayanan Pelatihan Kerja

3. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

4. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan

2. Sumberdaya Dinas dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi 1. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Tansmigrasi

Kepala Dinas Susanto, SH., MM.

NIP. 19580917198603.1.006

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Rumanta Paskah Martana, S.Sos.

NIP. 19640502198602.1.003

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja Umaryati Purwaningsih, SH NIP. 19610827199003.2.001

Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris Danu Suswaryanto, SH. Dra. Irna Hermawati S, MM.

NIP. 19670124199503.2.001

Sub Bagian Keuangan & Aset Fitri Hiniarti, SH. VC. Yuliastiningsih, SH., MM.

NIP. 19620719199203.2.001

Seksi Penyuluhan dan Motivasi Masyarakat Endang Sri Wahyuni, SP NIP. 19560306198303.2.001

Seksi Pendaftaran, Seleksi dan Pemindahan Hitanuk Susilaningrum, SE., MM.

NIP. 19

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

Dra. Catur Retno Wigati NIP. 19600103198703.2.002

Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja An Nursina Karti, SH NIP. 19700908199603.2.004

Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan Srining Wismi, SH NIP. 19581010199103.2.002 Seksi Pendataan dan Perluasan

(9)

9

2. 1. Sumberdaya Manusia

2. 2. Sumberdaya Sarana Prasarana

No Nama Barang Jumlah Keterangan

1

Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

2. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.

3. Pelaksanaan perluasan kerja, optimalisasi penempatan kerja serta penyediaan data dan informasi ketenagakerjaan yang valid dan berkualitas.

4. Pelaksanaan penyebaran penduduk dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

5. Pelaksanaan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

(10)

10 Adapun uraian tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 63 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul melaksanakan beberapa program / kegiatan baik program wajib maupun program pilihan.

Penyusunan Rencana Strategik dan Rencana Kinerja tidak terlepas dari sistem penganggaran dari Dinas. Anggaran perlu dipertimbangkan dalam rangka menyesuaikan sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya. Di dalam penyusunan rencana kinerja, memadukan setiap kegiatan dengan anggarannya baik kegiatan yang tercantum dalam RKA dan target kerja tahunan maupun beberapa kegiatan baru yang bersifat strategis. Tidak menutup kemungkinan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam sistem penganggaran.

A. Sekretariat

Mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan, melayani administrasi kepada seluruh unit kerja, mengelola keuangan, melaksanakan urusan umum kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Pelayanan administrasi pada semua unit kerja. b. Penyusunan rencana, program dan laporan. c. Pengelolaan Keuangan.

d. Pelaksanaan urusan umum, surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan perpustakaan serta inventarisasi barang milik pemerintah daerah dan kehumasan.

(11)

11 c. Sub Bagian Keuangan dan aset mempunyai tugas penyusunan anggaran, pembukuan, perbendaharaan, dan laporan pertanggungjawaban keuangan.

B. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas menyusun rencana kebijakan ketenagakerjaan, menyelenggarakan informasi pasar kerja dan bursa kerja, melakukan operasional dan fasilitasi perijinan pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS), Bursa Kerja Khusus (BKK), mengupayakan perluasan dan kesempatan kerja, mengumpulkan data ketenagakerjaan, melaksanakan pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan terhadap PPTKIS, LPPS, dan BKK, tenaga kerja asing, serta memfasilitasi dan mengawasi penempatan dan pengiriman tenaga kerja Indonesia di dalam dan di luar negeri.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kebijakan ketenagakerjaan

b. Penyelenggaraan informasi pasar kerja dan bursa kerja

c. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi dan rekomendasi perijinan pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS), Bursa Kerja Khusus (BKK)

d. Pemberian ijin dan pengawasan terhadap PPTKIS, LPPS, dan BKK, tenaga kerja asing.

e. Pengawasan penempatan dan pengiriman tenaga kerja Indonesia di dalam dan di luar negeri.

f. Pelaksanaan upaya perluasan dan kesempatan kerja g. Pengumpulan data angkatan kerja

h. Pemberian rekomendasi pengurusan paspor bagi CTKI yang telah dinyatakan lulus seleksi.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja terdiri dari : a. Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas :

(12)

12 - Mempersiapkan bahan fasilitasi dan perijinan operasional penempatan

tenaga kerja meliputi penempatan AKL, AKAD, AKAN.

- Melaksanakan pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan terhadap PPTKIS, LPPS, dan BKK, dan tenaga kerja asing.

- informasi pasar kerja dan bursa kerja

b. Seksi Pendataan dan Perluasan kerja mempunyai tugas : - Memfasilitasi usaha bantuan modal tenaga kerja

- Memfasilitasi penugasan belajar Tenaga Kerja Mandiri Terdidik

- Melaksanakan perluasan kerja sistem padat karya dan terapan teknologi tepat guna

- Melaksanakan Pengumpulan data ketenagakerjaan

C. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan kebijakan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja yang meliputi pengawasan, pemberian ijin, melaksanakan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja serta mengevaluasi kegiatan pelatihan dan produktivitas kerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai fungsi :

a. Koordinator pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja sektor informal, usaha kecil dan menengah

b. pemberian ijin, pengawasan dan memfasilitasi pelaksanaan operasional Lembaga Pelatihan Kerja Swasta

c. Koordinator uji ketrampilan, penyiapan standar pelatihan dan tes kualifikasi tenaga kerja

d. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan sertifikasi tenaga kerja

e. Pengaturan pelaksanaan kegiatan inventarisasi kebutuhan pelatihan. f. Pelaksanaan informasi mekanisme program pemagangan ke luar negeri.

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja terdiri dari :

a. Seksi Pengendalian Lembaga Pelatihan mempunyai tugas :

(13)

13 - Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan LPK Swasta, Lembaga

Pelatihan Asing dan Perusahaan.

b. Seksi Produktivitas dan Standarisasi mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja

- Menyiapkan standar pelatihan dan tes kualifikasi tenaga kerja dan uji ketrampilan

- Melaksanakan program pemagangan ke luar negeri.

D. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas memfasilitasi hubungan kerja, penyelesaian perselisihan hubungan industri, meningkatkan tugas dan peran lembaga kerjasama bipartit dan tripartit, memonitor pelaksanaan syarat-syarat kerja, kesejahteraan pekerja, merumuskan rencana dan melaksanakan kebijakan operasional pengawasan ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan fasilitasi hubungan kerja,

b. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industri c. Pelaksanaan fasilitasi lembaga kerjasama bipartit dan tripartit d. Pelaksanaan fasilitasi kesejahteraan pekerja

e. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan syarat-syarat kerja dan jaminan sosial tenaga kerja

f. Pengawasan pelaksanaan pengupahan sesuai ketentuan yang berlaku g. Pelaksanaan pemeriksaan, penelitian, pengkajian dan penetapan santunan

kecelakaan, perhitungan upah lembur, dan perselisihan hak.

h. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan penerbitan ijin lembur dan kerja malam wanita.

i. Pelaksanaan operasional dan Law inforcement terhadap pelaksanaan perundang undangan ketenagakerjaan sesuai kewenangan kabupaten. j. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan penetapan santunan kecelakaan,

perhitungan upah lembur dan perselisihan hak.

(14)

14 l. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi serta pengesahan kepengurusan panitia Pembinan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), rekomendasi poliklinik dan jasa boga di perusahaan, penerbitan rekomendasi pektisida, penerbitan / penunjukan perusahaan perusahaan jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( PK3), penerbitan Keputusan Penunjukan Ahli K3 bidang kimia, pengesahan instalasi listrik.

m. Pengesahan instalasi listrik, pengesahan instalasi penyalur petir, pengesahan instalasi proteksi kebakaran, perijinan pesawat lift listrik. n. Pemberian perijinan pemakaian pesawat uap, perijinan bejana tekan botol

baja, perijinan pemakaian pesawat angkat dan angkut, pengesahan pemakaian motor diesel pembangkit listrik, pelayanan bidang hyperkes dan K3.

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri atas : a. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan dalam rangka memfasilitasi hubungan dan syarat-syarat kerja, menyiapkan bahan dan melakukan fasilitas kegiatan koperasi karyawan, jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan tenaga kerja serta penetapan kebijakan pengupahan tenaga kerja, menyiapkan bahan dan melakukan fasilitas mekanisme penyelesaian perselisihan ketenagakerjaan, pemutusan hubungan kerja serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

b. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyiapkan bahan fasilitasi / penyuluhan dan koordinasi serta melakukan pengawasan / pengendalian terhadap norma ketenagakerjaan yang meliputi norma pelatihan, norma penempatan, norma hubungan kerja, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja serta norma jaminan sosial tenaga kerja.

E. Bidang Transmigrasi, mempunyai tugas menyusun rencana dan melaksanakan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan transmigrasi yang meliputi transmigrasi umum, swakarya berbantuan dan swakarya mandiri.

(15)

15 a. Perencanaan pengerahan dan penempatan transmigrasi sesuai dengan

kualitas penduduk, daya dukung dan daya tampung lingkungan.

b. Penyampaian informasi dan penyuluhan tentang ketransmigrasian kepada masyarakat.

c. Pelaksanaan pendaftaran, seleksi calon transmigran dan legitimasi calon transmigran.

d. Pendidikan dan Pelatihan calon transmigran. e. Pelayanan penampungan calon transmigran.

f. Pelayanan pengangkutan calon transmigran dari desa asal ke penampungan sementara.

g. Penanganan transmigran yang kembali dan bermasalah. h. Pelaksanaan koordinasi dengan tujuan transmigran.

Bidang Transmigrasi terdiri dari :

a. Seksi Penyuluhan dan Motivasi masyarakat mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan bahan, melaksanakan penyuluhan, motivasi masyarakat melalui kelompok, keluarga maupun perorangan dan menyebarluaskan informasi ketransmigrasian serta menyelenggarakan pendidikan dan latihan calon transmigran.

b. Seksi Pendaftaran, Seleksi dan Pemindahan mempuyai tugas melakukan pelayanan pendaftaran dan seleksi transmigran meliputi pelayanan administrasi, fisik kesehatan, mental dan ketrampilan, legitimasi calon transmigran yang kembali dan bermasalah, melakukan pelayanan penampungan sementara meliputi pelayanan administrasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, bimbingan mental dan pembekalan, pelayanan pengangkutan dari desa asal ke penampungan sementara, melakukan penampungan sementara, serta pengawalan dalam perjalanan dan penyerahan transmigran di lokasi tujuan termasuk koordinasi dengan daerah tujuan transmigran.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul melaksanakan beberapa program / kegiatan baik program wajib maupun program pilihan.

(16)

16 sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya. Di dalam penyusunan rencana kinerja, memadukan setiap kegiatan dengan anggarannya baik kegiatan yang tercantum dalam RKA dan target kerja tahunan maupun beberapa kegiatan baru yang bersifat strategis dengan kemungkinan perubahan dalam penyesuaian penganggarannya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul mempunyai Struktur Organisasi yang terdiri dari 1 Bagian Tata Usaha dan 5 Sub. Dinas serta 1 UPTD.

1. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan, melayani administrasi kepada seluruh Unit Kerja, mengelola keuangan, melaksanakan urusan umum, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. Pelayanan administrasi kepada semua Unit Kerja; b. Penyusun rencana, program dan laporan;

c. Pengolahan keuangan;

d. Pelaksanaan urusan umum, surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan dan kerumahtanggaan.

2. Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Tenaga Kerja

(17)

17 Mengawasi penempatan dan pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia di dalam dan ke Luar Negeri.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Penempatann Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana Kegiatan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.

b. Pendaftaran pencari kerja, pendaftaran lowongan pekerjaan, dan permintaan tenaga kerja;

c. Penyelenggaraan informasi pasar kerja dan bursa kerja; d. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi perijinan PPTKIS/

Cabang PPTKIS dan LPPS.

e. Pelaksanaan dan fasilitasi pengawasan penempatan serta pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia;

f. Pelaksanaan upaya perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja melalui penugasan Belajar Usaha Tenaga Kerja Mandiri Terdidik ( TKMT), Terapan Tehnologi Tepat Guna ( TTG ), Perluasan Kerja Sistim Padatkarya (PKSPK) serta perluasan kerja melalui pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS), WUB dan Gramen Bank

g. Pemberian Rekomendasi Perpanjangan kerja dan pembinaan bagi tenaga kerja asing dalam jangka waktu tertentu/ Rekomendasi IKTA dan RPTKA, Ijin Tinggal ( TA.02 )

h. Pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga bursa tenaga kerja khusus;

i. Pengumpul data angkatan kerja, Penganggur dan setengah penganggur.

j. Pemberian rekomendasi pengurusan paspor bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang telah dinyatakan lulus seleksi.

(18)

18

3. Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Kerja

Mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan kebijakan, pelatihan dan produktivitas tenaga kerja yang meliputi pengawasan, pemberian perijinan, memfasilitasi, melaksanakan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja serta mengevaluasi kegiatan pelatihan dan produktivitas kerja.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai fungsi :

a. Pemberian ijin dan pengawasan Lembaga Pelatihan Swasta dan Perusahaan;

b. Pelaksanaan uji ketrampilan

c. Melaksanakan pemantauan, monitoring dan evaluasi kegiatan Lembaga Latihan Swasta, Perusahaan dan Pmerintah, untuk mengetahui keberhasilannya.

d. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja sektor informal, usaha kecil dan menengah;

e. Pemberian perijinan terhadap Lembaga Pelatihan Swasta, Perusahaan dan Asing

f. Pelaksanaan operasional menakisme program pemagangan ke luar negeri;

g. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan sertifikasi tenaga kerja;

h. Penyiapan standardisasi pelatihan test kualifiikasi tenaga kerja;

i. Pengkoordinasian pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK Bantul , Institusional maupun Mobile Trainning Unit (MTU) dalam hal pendaftaran, seleksi dan pemanggilan peserta;

j. Pengaturan pelaksanaan kegiatan inventarisasi kebutuhan pelatihan.

4. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja

(19)

19 hubungan kerja melaksanakan peningkatan tugas dan peran lembaga kerjasama bipartit dan tripartit, memfasilitasi dan monitoring pelaksanaan syarat-syarat kerja dan kesejahteraan pekerja.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan fasilitasi sarana hubungan industrial; b. Pelaksanaan fasilitasi kesejahteraan pekerja;

c. Pelaksanaan fasilitasi organisasi pekerja dan pengusaha; d. Pelaksanaan fasilitasi lembaga kerjasama bipartit dan

peningkatan fungsi/peran lembaga tripartit;

e. Pelaksanaan fasilitasi monitoring syarat-syarat kerjja dan jaminan sosial tenaga kerja;

f. Pelaksanaan fasilitasi mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial/pemutusan hubungan kerja;

g. Penyiapan bahan untuk penetapan kebijakan pengupahan; h. Pelaksanaan fasilitasi syarat-syarat kerja sektor informal; i. Pelaksanaan fasilitasi syarat-syarat kerja tani nelayan. j. Fasilitasi terbentuknya Koperasi Karyawan dan KB

Perusahaan.

5. Sub Dinas Transimigrasi

Mempunyai tugas menyusun rencana dan melaksanakan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan transmigrasi yang meliputi Transmigrasi Umum, Swakarsa Berbantuan dan Swakarsa Mandiri.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Sub Dinas Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. Perencanaan pengerahan dan penempatan transmigrasi sesuai dengan kualitas penduduk, daya dukung dan daya tampung lingkungan.

(20)

20 c. Pelaksanaan pendaftaran, seleksi calon transmigran dan

legitimasi calon transmigran

d. Pendidikan dan pelatihan calon transmigran e. Pelayanan penampungan calon transmigran

f. Pelayanan pengangkutan calon transmigran dari desa asal ke penampungan sementara.

g. Penanganan transmigran yang kembali dan bermasalah

h. Pelaksanaan koordinasi dengan daerah tujuan transmigran

6. Sub Dinas Pengawasan

Mempunyai tugas merumuskan rencana dan melaksanakan kebijakan operasional pengawasan ketenaga kerjaan dan transmigrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Dinas Pengawasan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan operasional dan law Inforcement terhadap pelaksanaan perundang-undangan ketenagakerjaan sesuai kewenangan Kabupaten;

b. Pelaksanaan pemeriksaan, penelitian, pengkajian dan penetapan santunan kecelakaan, perhitungan upah lembur c. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan penerbitan ijin

penyimpangan waktu kerja dan waktu istirahat, dan ijin kerja malam wanita.

(21)

21 e. Pengesahan instalasi listrik, pengesahan instalasi penyalur petir, pengesahan instalasi proteksi kebakaran, perijinan pesawat lif listrik ;

f. Pemberian perijinan pemakaian pesawat uap, perijinan bejana tekan, botol baja, perijinan pemakaian pesawat angkat dan angkut, pengesahan pemakaian motor diesel pembangkit listrik, pelayanan bidang hyperkes dan K3, pemeriksaan dan pelatihan hyperkes;

g. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan transmigrasi.

7. UPTD BLK

Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan kegiatan teknis meliputi teknis latihan kerja dan teknis pemasaran serta melaksanakan urusan tata usaha.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, UPTD BLK mempunyai fungsi :

a. Perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaaraan latihan kerja;

b. Pelaksanaan bimbingan teknis pemasaran

c. Pelaksanan pelayanan informasi lapangan kerja dan atau pasar kerja;

d. Pelaksanaan urusan tata usaha.

3. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh Pemerintah.

(22)

22 Indikator kinerja merupakan hal yang bersifat dinamis karena akan tergantung pada perkembangan kondisi, peraturan, anggaran, kebijakan dan lain-lain. Pencapaian terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan akan member gambaran tentang sejauh mana organisasi dapat mencapai kinerjanya sesuai dengan tugas, peran dan fungsi yang diembannya.

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD disusun dengan format seperti dalam Tabel 2.1 (lampiran)

4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Permasalahan di bidang sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada sebagian warga negara yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan hidup dalam kondisi kemiskinan dan ketidakberdayaan. Mereka umumnya mengalami hambatan fungsi sosial dalam hidup bermasyarakat, kesulitan dalam mengakses sistem pelayanan sosial dasar dan tidak dapat menikmati kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang merupakan bagian pembangunan daerah yang bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan harapan jumlah penganggur dan setengah penganggur dapat ditekan atau diperkecil. Sehubungan dengan hal tersebut kondisi permasalahan ketenagakerjaan ternyata sangat terkait erat dengan keadaan ekonomi yang berkembang setiap saat.

Pertumbuhan ekonomi terkait erat terhadap dunia usaha, bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berpengaruh pada terciptanya iklim usaha yang kondusif, yaitu melalui investasi yang ditanamkan oleh para investor, sehingga akhirnya akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja. sebaliknya menurunnya pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak negatif terhadap bidang ketenagakerjaan.

(23)

23 kesempatan kerja terbuka pada umumnya untuk jenis - jenis pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan ketrampilan khusus ternyata juga menimbulkan berbagai kasus mulai dari perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi oleh majikan / pengguna jasa, sampai pemulangan paksa / deportasi karena statusnya yang ilegal.

Selain kondisi dunia usaha yang belum kondusif, minimnya informasi pasar kerja baik dalam maupun luar negeri juga merupakan salah satu kendala dalam upaya untuk menangani masalah pengangguran dan disatu sisi pencari kerja tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, disisi lain para pengguna juga sulit mendapatkan pekerja sesuai dengan job / jabatan yang dibutuhkan.

(24)

24

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BANTUL

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi mempunyai tugas dan tantangan beat di masa depan. Sebagai institusi yang diharapkan mampu menjadi ujung tombak pengurangan pengangguran perannya diharapkan menjadi optimal. Banyak tantangan yang dihadapi dan tuntutan yang harus dipenuhi.

Sumberdaya manusia yang ada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang terdiri atas pejabat struktural dan fungsional (instruktur pelatihan kerja, pengantar kerja, mediator dan pengawas ketenagakerjaan) serta non struktural non fungsional merupakan salah satu potensi dalam melaksanakan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, sekaligus sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Namun disadari, bahwa kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang tersedia masih perlu dikembangkan dan ditambah sehingga dapat melaksanakan kebijakan dan program pembangunan secara optimal.

Sarana dan prasarana yang tersedia dalam jumlah tertentu di setiap unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul juga memiliki peranan yang cukup menentukan dalam pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Namun, secara kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana yang tersedia masih sangat terbatas, sehingga pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan tersebut belum dapat dicapai secara optimal, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

(25)

25 Ke depan BLK diharapkan tidak hanya menjadi lembaga pelatihan tetapi juga sebagai lembaga sertifikasi dan penempatan ( Three in one ).

Persoalan data seringkali menjadi kendala dalam merencanakan program, kegiatan dan kebijakan. Data belum tersaji secara sempurna, efektif dan melembaga. Kesulitan dalam mencari data yang akurat sampai tingkat Desa menjadi persoalan tersendiri.

Pada akhirnya pengangguran masih relatif tinggi, apalagi kalau yang dibicarakan adalah kelompok setengah penganggur. Di sini dapat diartikan bahwa banyak tenaga kerja yang bekerja tetapi tetap miskin karena produktivitasnya rendah atau penghasilannya kecil dan tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Berpijak dari hal tersebut di atas, secara lebih jelas identifikasi permasalahan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul sesuai tugas dan fungsi pelayanan dapat diuraikan antara lain sebagai berikut :

1. Tidak adanya institusi (petugas lapangan/fungsional) yang melaksanakan fungsi pendampingan kelompok pasca kegiatan, sehingga mempengaruhi pelestarian program;

2. Update data belum bisa efektif dilaksanakan; perlu intervensi semua pihak stakeholder dan aparat pemerintah desa untuk menghasilkan data yang akurat.

3. Kurangnya sarana prasarana, peralatan praktek pada bidang-bidang juga di BLK, sebagai lembaga yang diharapkan menjadi fungsi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan;

4. Kualifikasi Tenaga Kerja yang dibutuhkan tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan pasar kerja;

5. Produktivitas tenaga kerja kurang diperlukan program pelatihan secara berkelanjutan;

(26)

26

B. Telaahan Visi dan Misi RPJM Daerah 2011 – 2015

1. Visi Pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis”.Visi ini dirasakan sebagai

masih tetap relevan untuk 5 tahun mendatang. Oleh karena itu di dalam RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, visi pembangunan Kabupaten Bantul masih tetap sama yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan

Agamis”.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yangingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktifprofesional,ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera, dandemokratis, yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.

Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumberdaya alammaupun sumberdaya manusianya dapat berproduksi sehingga mampumemberikan andil terhadap pembangunan daerah.

Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi, agar mereka betul betulmatang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolok ukur profesionalismeini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga, serta waktu yang diperlukan.

Ijo Royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang diterlantarkansehingga baik di musim hujan maupun di musim kemarau di manapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri yang kuat di masa mendatang.

Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib berpedoman pada sistem ketentuan hukum/perundang-undangan yangesensial untuk terciptanya disiplin nasional.

(27)

27 danketentraman masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya stabilitas daerah.

Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia yang menghuninya.

Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang

bersandar pada kreativitas manusiawi.

Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan,sandang,papan,kesehatan,pendidikan,lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab.

Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Bantul senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur.Pentingnya aspek agama tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua agama semestinya dapat diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari.

2. MISI

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah:

MISI 1 :

Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik

MISI 2 :

(28)

28 MISI 3 :

Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitapertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasispengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakatyang responsif gender

MISI 4 :

Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan

3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,kebijakan,program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik,terukur,dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

3.1. Tujuan MISI 3 : Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan peluang kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan pengawasan tenaga kerja

Dengan sasaran :

a. Meningkatnya lapangan pekerjaan;

b. Meningkatnya keterampilan pencari kerja; c. Meningkatnya perlindungan pekerja; e. Terciptanya penempatan transmigran.

4. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Ketiga :

Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

4.1 . Strategi :

a. Peningkatan SDM

b. Memperluas lapangan pekerjaan

(29)

29 d. Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan pemerataan

kesejahteraan rakyat.

4.2. Kebijakan :

a. Perbaikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja b. Menciptakan wirausaha baru

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam menciptakan lapangan kerja

d. Perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja e. Mengoptimalkan pelayanan perpindahan transmigran

4.3. Program :

a. Peningkatan Kesempatan kerja b. Perluasan Kerja

c. Penempatan Tenaga Kerja

d. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja e. Perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

f. Peningkatan norma kerja dan norma keselamatan dan kesehatan kerja. g. Transmigrasi Umum.

C. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY

1. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

Visi dan Misi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Tahun

2010 – 2014 sebagai berikut : Visi :

Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, maka Visi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

lima tahun ke depan adalah : “TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, BERDAYA SAING,

MANDIRI, DAN SEJAHTERA”

Misi :

(30)

30 a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan

masyarakat transmigrasi;

b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja di dalam dan di luar negeri;

c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;

e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi;

f. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dan kawasan transmigrasi;

g. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good

governance), meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja, dan

melaksanakan penelitian, pengembangan serta pengelolaan data dan informasi yang efektif.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian adalah :

a. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;

b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

c. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;

d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent),tidak memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;

e. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak;

f. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

(31)

31 menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi publik.

Sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :

a. Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat sebanyak 700.000 orang;

b. Terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja (bursa kerja) di 551 Kab/Kota, dan fasilitasi penempatan tenaga kerja sebanyak 8.000.000 orang;

c. Terbentuknya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit di 20.000 perusahaan serta LKS Tripartit di 33 provinsi dan 400 kab/kota;

d. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di 300.000 perusahaan;

e. Terbangunnya 10 Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) dan 25 Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT) baru serta terfasilitasinya perpindahan dan penempatan 44.233 keluarga transmigran;

f. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan masyarakat transmigrasi untuk 86.200 keluarga (344.800 jiwa) di 478 permukiman transmigrasi serta berkembangnya 18 kawasan transmigrasi sebagai embrio pusat pertumbuhan baru;

g. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, akuntabel dan bersih dari KKN serta meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai acuan perumusan kebijakan, serta meningkatnya ketersediaan data dan informasi untuk kebijakan dan pelayanan informasi.

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY

Visi dan Misi Dinas

(32)

32 VISI :

“Terwujudnya Tenaga Kerja yang berdaya saing tinggi, berkarakter, berbudaya, mandiri, sejahtera, terlindungi dan produktif, serta mobilitas penduduk yang sesuai kebutuhan potensi daerah”

MISI :

a. Mewujudkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing. b. Menurunkan jumlah pengangguran.

c. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan. d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan transmigrasi.

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Dalam ruang wilayah Kabupaten Bantul, perkembangan dan pertumbuhan Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 1. Keadaan fisik tanah yang meliputi topografi, sungai, geologi, kemampuan

tanah dan sebagainya;

2. Jumlah dan perkembangan penduduk;

3. Kegiatan masyarakat, baik itu volume maupun manusia; 4. Kelengkapan fasilitas, utilitas, dan sarana infrastruktur.

E. Penentuan Isu-isu Strategis

Analisis SWOT

Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional yang tercantum di dalam UUD 1945. Upaya Pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan melalui sejumlah program dan strategi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraannya. Program-program penanganan kemiskinan dan pengangguran dalam strategi yang dimaksudkan tentu saja memerlukan kerja sama, dukungan dan sinergi semua pihak baik melalui program sektoral (Pemerintah Pusat), Pemerintah Daerah, masyarakat maupun dunia usaha.

(33)

33 memberikan tekanan pada Instansi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menangani pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

(34)

34

Faktor Peluang : Tantangan :

Eksternal 1. Terbukanya peluang dan kesempatan bekerja dan berwirausaha;

2. Dana yang tersedia lewat APBN dan lembaga ekonomi yang lain;

3. Adanya otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab; 4. Adanya koordinasi lintas sektoral/dinas terkait;

5. Adanya kerjasama antar daerah

6. Adanya jaringan kemitraan antara pemerintah dengan

masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM/Organisasi sosial).;

7. Meningkatnya kepedulian stakeholder terhadap penyelenggaraan bidangketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

8. Adanya partisipasi aktif masyarakat;

10.Tuntutan pelayanan publik yang semakin tinggi 11. Peluang kerja di luar Bantul

12.Kepercayaan dan dukungan Pemerintah Provinsi dan Pusat 13. Keamanan yang kondusif

14.Pertumbuhan industry dan perkembangan sektor ekonomi 15.Prioritas Pertumbuhan pembangunan nasional bertumpu pada pertumbuhan ekonomi

16.Terbukanya Kabupaten dan Provinsi Luar Jawa untuk program Transmigrasi

17.Terbukanya hubungan industrial yang kondusif

1. Pengaruh globalisasi di semua sektor;

2. Teknologi yang belum mampu bersaing dengan negara lain

3. Perlindungan TKI luar negeri yang masih perlu disempurnakan;

4. Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Bantul;

5. Tingginya angka penduduk miskin;

6. Lapangan kerja formal semakin berkurang;

7. Permintaan tenaga kerja yang mempunyai keahlian

8. Pertumbuhan ekonomi secara riil masih relative kecil

9. Kondisi keamanan dan proses rekonsiliasi yang belum selesai menyebabkan minat masyarakat untuk bertransmigrasi berkurang

(35)

35

Faktor Internal

Kekuatan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :

1. Pembentukan Sruktur Organisasi Disnakertrans

2. SDM yang mempunyai Kompetensi pada Dinas

3. Adanya komitmen bersama dalam pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

4. Komitmen kerja yang kuat dari seluruh

aparat untuk melaksanakan tupoksi

5. Banyak penduduk usia kerja produktif dan berpendidikan tinggi

6. Banyak sumber daya alam yang bisa dikelola

7. Banyak usaha industry kecil dan menengah

8. Informasi dan komunikasi dengan dunia luar mudah diakses

9. Dukungan dan fasilitas yang tersedia untuk membuka peluang usaha

10. Komitmen Pemda tentang

pengentasan kemiskinan

1. Memanfaatkan SDM yang tersedia untuk memantapkan kesempatan bekerja dan berwirausaha;

2. Peningkatan usaha meraih dana baik provinsi maupun pusat;

3. Peningkatan kerjasama dengan dinas/instansi terkait baik provinsi maupun pusat;

4. Peningkatan peran serta stakeholder dlm penanganan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

5. Peningkatan kualitas pelayanan UPT-BLK.

6. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dasar dan lanjutan untuk peningkatan kualitas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

7. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dasar dan lanjutan untuk peningkatan kualitas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

8. Optimalisasi sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan dinas.

9. Membuka peluang kerja seluas-luasnya

10.Penyediaan sarana dan prasarana kegiatan ekonomi produktif

11.Meningkatkan jejaring dan koordinasi dengan pusat dan daerah tujuan dalam upaya penempatan transmigrasi

12.Meningkatkan jejaring dan koordinasi dengan pihak terkait dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran.

1. Peningkatan Akses masy thd program-program dinas melalui jaringan kemitraan;

2. Peningkatan Profesionalisme SDM untuk peningkatan kualitas pelayanan;

3. Optimalisasi dan koordinasi informasi, sinkronisasi dengan masyarakat;

4. Penerapan sistem reward and punishment bagi karyawan;

5. Peningkatan sosialisasi melalui berbagai media serta pengembangan Website;

6. Koordinasi rutin antar instansi/orsos/LSM dan stakeholders;

7. Sistem mutasi pegawai dan penempatan yg sesuai dgn latar belakang pendidikan dan kompetensi;

(36)

36

Kelemahan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :

1. Posisi personil yang mudah berubah karena sering adanya mutasi pegawai; 2. Kualitas teknis pegawai kurang

memadai;

3. SDM yang memiliki kompetensi masih kurang;

4. Keterbatasan jumlah SDM baik tenaga fungsional maupun staf

5. Tidak adanya sistem reward and punishment bagi karyawan;

6. Kesulitan merubah mind set pegawai dikarenakan terbentur oleh rutinitas sehingga kreatifitas terbatas;

7. Gedung kantor yang belum memadai, sebagian kondisinya sudah tua dan luasnya kurang mencukupi;

8. Sarana dan prasarana yang belum memadai;

9. Adanya jumlah penduduk miskin yang masih tinggi;

10. Kesempatan pengembangan kapasitas SDM terbatas;

11. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan oleh TAPD;

12. Jiwa kewirausahaan tenaga yang tersedia belum optimal

13. Kesempatan kerja tidak sebanding dengan banyaknya pencari kerja

1. Meningkatkan kinerja organisasi dengan membangun pola kerja yang efektif dan efisien untuk meningkatkan layanan pada masyarakat di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

2. Optimalisasi SDM Dinas dan UPT-BLK dalam penanganan di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

3. Peningkatan kompetensi karyawan dan stakeholder dalam pekerjaan;

4. Meningkatkan SDM Tenaga Kerja melalui pelatihan

5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan tenaga kerja yang ada

6. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan pekerja

7. Optimalisasi komitmen dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

1. Peningkatan kompetensi SDM untuk mewujudkan profesionalisme;

2. Optimalisasi publikasi / sosialisasi program untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak;

3. Merangsang prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan guna kesejahteraan masyarakat;

(37)

37 14. Belum terintegrasinya lulusan

penddidikan dengan keinginan dunia usaha

15. Budaya masyarakat yang cenderung instan

16. Mobilitas penduduk tinggi

17. Masih adanya sebagian perusahaan belum melaksanakan dan mentaati peraturan perundang undangan ketenagakerjaan

18. Belum lengkapnya peraturan pelaksanaan yang mendukung Undang undan

(38)

38

ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan Analisis SWOT di atas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul menetapkan isu-isu strategis sebagai berikut :

1. Pendidikan dan Pelatihan Calon Pencari Kerja, terdiri dari pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat;

2. Produktivitas tenaga kerja dan tenaga kerja yang berdaya saing;

3. Penempatan Tenaga Kerja, dengan terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja dan fasilitasi penempatan tenaga kerja;

4. Terlaksananya hubungan industrial yang kondusif dan terbentuknya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit serta LKS Tripartit, Serikat Pekerja, Perjanjian Kerja Bersama, Peraturan Perusahaan;

5. Terlaksananya perlindungan, kesejahteraan dan hak-hak pekerja.

6. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);

7. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan masyarakat transmigrasi;

(39)

39

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

A. VISI

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul adalah “Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat

Transmigrasi yang Berkualitas dan Sejahtera “

B. MISI :

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, terutama Misi 3 “ Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat yang responsif gender”, Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul sebagai berikut :

1. Menciptakan Tenaga Kerja terampil, Berkualitas dan Produktif. 2. Menciptakan Peluang Kerja dan Kesempatan Kerja.

3. Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan memfasilitasi perpindahan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan secara merata 4. Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang semakin

meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Untuk mencapai misi yang ditetapkan Disnakertrans berpedoman pada asas kebersamaan, keterbukaan, jujur, adil, demokratis dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik ( Good Govermance ) dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Transparansi

2. Dapat dipertanggungjawabkan ( Akuntabel ) 3. Demokratis

4. Pelayanan prima

(40)

40

C. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis. Tujuan akan mengarahkan penyusunan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sedangkan sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

C.1. TUJUAN MISI 1

Mewujudkan tersedianya Tenaga Kerja Terampil, Berkualitas dan Produktif dengan sasaran :

a. Meningkatnya ketrampilan pencaker sesuai yang dibutuhkan Pasar Kerja

b. Meningkatnya ketrampilan masyarakat miskin yang mampu berwirausaha.

C.2. TUJUAN MISI 2

Mewujudkan Peningkatan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja serta Melaksanakan Pendataan dan Menciptakan Informasi Ketenagakerjaan dengan sasaran :

c. Meningkatnya lapangan pekerjaan

d. Terciptanya Optimalisasi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

e. Tersedianya Data dan Informasi Ketenagakerjaan yang valid dan berkualitas

C.3. TUJUAN MISI 3

Menciptakan keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui penyebaran penduduk dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan sasaran :

a. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Transmigrasi

(41)

41

C.4. TUJUAN MISI 4

Menciptakan Hubungan Kerja yang Kondusif dengan sasaran Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja dengan sasaran :

a. Meningkatnya hak-hak pekerja

b. Meningkatnya kesehatan dan keselamatan pekerja

D. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN INDIKATOR

Strategi merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran perlu pula dirumuskan kebijakan. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran. Untuk mengukur capaian kinerja diperlukan indikator kinerja. Strategi, arah kebijakan, program, dan indikator dalam pembangunan dijabarkan sesuai dengan misi. Adapun prioritas pembangunan ditetapkan sebagai berikut :

D.1. Misi Pertama : “ Menciptakan Tenaga Kerja Terampil, Berkualitas, dan Produktif “

Strategi : Peningkatan SDM

Kebijakan : Perbaikan Mutu Tenaga Kerja Program : Pelatihan bagi Pencari Kerja

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Indikator Kinerja :

INDIKATOR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015 a. Pelatihan bagi

Pencari Kerja

Orang 720 800 960 1.120 1.400

D.2. Misi Kedua : “Menciptakan Peluang Kerja dan Kesempatan Kerja” Strategi :

1. Memperluas lapangan pekerjaan

(42)

42 Kebijakan :

1. Menciptakan Wira Usaha Baru

2. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Menciptakan Lapangan Kerja

Program :

1. Perluasan Kerja

2. Penempatan Tenaga Kerja

Indikator Kinerja :

D.3. Misi Ketiga “Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan memfasilitasi perpindahan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan

secara merata”

Strategi : Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan kesejahteraan rakyat

Kebijakan : Mengoptimalkan pelayanan perpindahan Program : Transmigrasi Umum

Indikator Kinerja :

“Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang semakin

meningkatkan kesejahteraan pekerja”

Strategi : Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang semakin meningkatkan kesejahteraan pekerja

(43)

43 Program :

1. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

2. Peningkatan Norma Kerja serta Norma Keselamatan dan Peningkatan Jumlah LK Bipartit

(44)

44

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif (Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif).

(45)

45

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bantul 2011 – 2015.

Indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam

(46)

46

BAB VII

PENUTUP

Penyusunan Rencana Strategis Review Satuan Kerja Pemerintah Daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul tahun 2011

– 2015 disusun sebagai acuan dan pedoman dalam menyusun kebijakan dan program serta kebijakan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai Visi dan Misi dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

Penyusunan Rencana Strategis mengacu pada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 merupakan penjabaran dari visi misi tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun mendatang yang tertuang dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 dalam mendukung agenda peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian Rencana Strategis ini tetap harus dieavaluasi setiap tahunnya demi penyempurnaan seiring dengan pertumbuhan ekonomi, kondisi yang dinamis dan perkembangan jaman.

Selanjutnya Renstra ini sebagai pedoman dalam menyusun Renja Dinas yang mana setiap tahun akan diadakan evaluasi untuk penyempurnaan ataupun penyesuaian karena adanya tuntutan perubahan sehingga kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi semakin meningkat dan akhirnya dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi/mengatasi masalah di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Ditetapkan di Bantul

Pada tanggal : 17 Maret 2014

Kepala,

SUSANTO, SH, MM

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari dokumenter potret “Kisah Tani Disabilitas” ini dimana visualisasi menjadi bagian sangat penting pada karya ini karena menampilkan inti dari cerita yang

Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam mewujudkan Surabaya Smart city khususnya dengan mengembangkan layanan publik berbasis pada teknologi, informasi,

Selain itu, untuk menunjang pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, diperlukan juga memberikan pelajaran tambahan, baik dalam bentuk les atau

Kritik atas Teori Keadilan Rawls and Niebuhr Tantangan bagi teori Rawls tentang keadilan sebagai fairness adalah mengenai konsep epistemologisnya tentang ‗selubung

Oleh karena itu, seandainya dakwah tidak menggunakan media dunia maya sebagai akses penyebaran nilai dakwah, dakwah tersebut akan dinilai sebagai sesuatu yang sudah usang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari strategi Active Group Resume terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Menyatakan bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilakukan oleh Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Pompengan Jeneberang Tahun Anggaran 2019 dengan ini menyatakan

Setelah selesai memilih tempat duduk maka pengunjung akan langsung duduk bersantai (berkumpul) bersama atau mengobrol dengan pengunjung yang lain. Atribut sosialitas juga