HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Makalah Non Seminar ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
Nama : Wilyanti Angelina
NPM : 1006702512
Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh,
Nama : Wilyanti Angelina
NPM : 1006702512
Program Studi : Sastra Belanda
Fakultas : Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
Nama Mata Kuliah : Kajian Sosiolinguistik Belanda
Judul Karya Ilmiah : Acara Masak Lonny Gerungan dan Rene van Doornum: Sebuah Analisis Campur Kode
Telah disetujui oleh dosen pembimbing jurnal untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia.
Pembimbing Jurnal: Munif Yusuf, M. Hum.
Ditetapkan di : Depok
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wilyanti Angelina
NPM : 1006702512
Program Studi : Sastra Belanda Departemen :
Fakultas : Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Jenis Karya : Skripsi/Tesis/Disertasi/Karya Ilmiah*: Makalah Non Seminar
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Acara Masak Lonny Gerungan dan Rene van Doornum: Sebuah Analisis Campur Kode
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok Pada tanggal :
Yang menyatakan,
( Wilyanti Angelina)
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Munif Yusuf, M. Hum.
NIP/NUP : 197005092009121001
adalah pembimbing dari mahasiswa S1/S2/S3/Profesi/Spesialis*:
Nama : Wilyanti Angelina
NPM : 1006702512
Fakultas : Ilmu Pengetahuan dan Budaya Program Studi : Sastra Belanda
Judul Naskah Ringkas : Acara Masak Lonny Gerungan dan Rene van Doornum: Sebuah Analisis Campur Kode
Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk (pilih salah satu dengan memberi tanda silang):
Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja.
Tidak dapat diakses di UIANA karena:
Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu yang bersifat konfidensial.
Akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak Paten/Hak Cipta hingga tahun...
Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional, yaitu: ... yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan...tahun... Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Internasional yaitu: ... yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan ...tahun... Akan diterbitkan pada Jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas di UI, yaitu:
... yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan ... tahun ...
Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:
... yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan ... tahun ...
Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional yaitu: ... yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan ... tahun ...
Depok, ...Tahun...
( Munif Yusuf, M. Hum. ) Pembimbing
ACARA MASAK LONNY GERUNGAN DAN RENE VAN DOORNUM:
SEBUAH ANALISIS CAMPUR KODE
Wilyanti Angelina, dan
Munif Yusuf, M. Hum.Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia, 2013
E-mail: wilyanti.angelina@gmail.com
Abstrak
Masyarakat multibahasa muncul karena masyarakat tutur tersebut menguasai lebih dari satu variasi bahasa yang berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan pilihan bahasa tersebut dalam kegiatan berkomunikasi. Dalam masyarakat dwibahasa sering ditemukan gejala-gejala variasi bahasa, salah satunya adalah campur kode. Penelitian ini membahas campur kode yang terdapat dalam tuturan dua orang koki asal Belanda saat memasak masakan khas
Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan memaparkan campur kode yang terjadi dalam tuturan
Lonny Gerungan dan Rene van Doornum dalam video acara masak tersebut. Lima video acara masak Lonny dan Rene digunakan sebagai bahan penelitian. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa terdapat campur kode dalam masyarakat multibahasa.
Kata Kunci: Bahasa Belanda, Bahasa Indonesia, Campur Kode, Koki, Sosiolinguistik.
Abstract
COOKING VIDEOS BY LONNY GERUNGAN AND RENE VAN DOORNUM: A CODE MIXING ANALYSIS
Multilingual society arises because people have more than one variation of different languages, so they can use the language choice in their communication activities. In an multilingual society we can frequently find the language variations. One of the language variations is code mixing. This study discusses about code mixing spoken by two Dutch chefs while cooking Indonesian cuisine. The purpose of this study is to describe and to explain code mixing that occurs in the conversations of Lonny Gerungan and Rene van Doornum in the video in Dutch cooking program. The author used five cooking videos made by two chefs such as research material. The result shows that the code mixing in multilingual society can be found.
1 PENDAHULUAN
Penggunaan bahasa Indonesia di Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi memegang peranan yang penting dalam berbagai ranah, seperti dalam ranah pemerintahan, keluarga, agama, pendidikan, maupun acara-acara televisi. Sama halnya seperti di Indonesia, penggunaan bahasa Belanda di Belanda dalam berkomunikasi juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah dunia hiburan seperti acara televisi di Belanda, bahasa Belanda merupakan pengantar dalam proses penyampaian informasi yang berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu melalui bahasa masyarakat dapat memahami apa yang disampaikan penutur dan dapat mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Nababan (1989:27) berpendapat bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dwibahasa yakni yang menguasai lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Seperti halnya masyarakat Indonesia, ada sebagian masyarakat Belanda yang menguasai dua atau lebih bahasa, salah satunya adalah bahasa Indonesia. Kedekatan hubungan Belanda dengan Indonesia dari segi sejarah maupun imigran-imigran yang datang dari Indonesia ke Belanda membuat sebagian orang Belanda dapat sedikit banyak berbahasa Indonesia.
Sebagai orang yang terlibat dengan penggunaan dua bahasa dan juga terlibat dengan dua budaya, seorang dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari akibat-akibat penggunaan dua bahasa itu. Salah satu akibat dari kedwibahasaan adalah adanya tumpang tindih antara kedua sistem bahasa yang digunakan atau adanya unsur-unsur dari bahasa yang satu lalu digunakan pada bahasa yang lain. Pendapat Malmaker (1992: 61-61) yang dikutip oleh Kanya Puspokusumo1 membedakan campuran sistem linguistik ini menjadi dua:
a. Alih kode (code switching), yaitu peralihan satu bahasa ke dalam bahasa lain dalam satu ujaran atau percakapan; dan
b. Campur kode (code mixing), yaitu penggunaan unsur-unsur bahasa, dari satu bahasa melalui ujaran khusus ke dalam bahasa yang lain.
1 http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/perihal-alih-kode-code-switching-dan-campur-kode-code-mixinginterference-dalam-kedwibahasaan/
Lonny Gerungan dan Rene van Doornum adalah warga kebangsaan Belanda dan merupakan koki terkenal di Belanda. Mereka adalah koki yang dikenal pandai membuat masakan khas Indonesia, seperti nasi goreng, capcay, dan rendang. Keahlian yang mereka miliki diturunkan oleh beberapa anggota keluarga mereka yang merupakan warga negara Indonesia. Acara masak Lonny dan Rene sering ditampilkan di layar kaca Belanda dengan nama program acara yaitu “Indo TV” maupun di channel Youtube mereka masing-masing. Dalam acara tersebut dapat kita temukan adanya campur kode yang terjadi ketika koki tersebut memasak masakan Indonesia.
Dalam artikel ini akan dibahas campur kode antara bahasa Belanda dan Indonesia yang terdapat dalam lima video acara masak yang dibawakan oleh Rene van Doornum dan Lonny Gerungan. Hal ini menarik untuk dibahas karena dalam acara masak yang mereka bawakan terdapat cukup banyak campur kode, terutama dalam penyebutan bumbu-bumbu masak asli Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, akan diteliti lima video acara masak yang diambil dari youtube yang dibawakan oleh Lonny Gerungan dan Rene van Doornum saat memasak masakan khas Indonesia. Masalah penelitian yang akan dibahas adalah mengenai apa saja campur kode yang terdapat dalam kelima video masak tersebut dan bagaimana campur kode itu terjadi dalam tuturan Lonny Gerungan dan Rene van Doornum. Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas hanya campur kode yang terdapat pada kelima video yang berjudul Koken met
Rene van Doornum in Doesburg met Indo TV, Koken met Rene-Atjar Ikan Kuning, Koken met Lonny Gerungan en Rene van Doornum-Rendang Padang en Ajam Ingkung, Lonny Gerungan-Nasi Goreng, dan Lonny’s Bami Goreng.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan campur kode yang terjadi dalam tuturan Lonny Gerungan dan Rene van Doornum dalam kelima video acara masak tersebut. Berikut ini adalah hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian mengenai campur kode, yakni Kanya Puspokusumo (2009) yang membahas perihal alih kode dan campur kode dalam kedwibahasaan. Nina Setyaningsih (2008) yang membahas alih kode dan campur kode pada mailing list.
2 TINJAUAN TEORETIS
Masyarakat multibahasa muncul karena masyarakat tutur tersebut mempunyai atau menguasai lebih dari satu variasi bahasa yang berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan pilihan bahasa tersebut sehari-hari untuk berkomunikasi. Dalam kajian sosiolinguistik, pilihan-pilihan bahasa tersebut dibahas karena hal ini merupakan aspek terpenting yang dikaji dalam suatu ilmu kebahasaan. Sumarsono dan Paina Partana (2004:201) mengatakan ada tiga jenis pilihan bahasa yang dikenal dalam kajian sosiolinguistik, yaitu alih kode, campur kode dan variasi dalam bahasa yang sama.
Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai campur kode. Nababan (1992) berpendapat bahwa percampuran bahasa dapat disebabkan karena kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi dalam situasi informal. Jendra (1991) berpendapat bahwa campur kode tidak dituntut oleh situasi dan konteks pembicaraan tetapi lebih ditentukan oleh pokok pembicaraan pada saat itu. Campur kode disebabkan oleh kesantaian dan kebiasaan pemakai bahasa dan pada umumnya terjadi dalam situasi informal. Selanjutnya dikatakan bahwa campur kode terjadi di bawah tataran klausa dan unsur sisipannya telah menyatu dengan bahasa yang disisipi. Jendra (1991:123) juga menambahkan, seseorang yang melakukan campur kode mempunyai latar belakang tertentu, yaitu adanya kontak bahasa dan saling ketergantungan bahasa (Language
dependency), serta ada unsur bahasa lain dalam suatu bahasa, tetapi unsur bahasa lain mempunyai
fungsi dan peranan yang berbeda.
Selanjutnya Nababan (1991:32) berpendapat bahwa campur kode adalah suatu keadaan berbahasa lain yaitu jika orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa. Maksudnya adalah keadaan yang tidak memaksa atau menuntut seseorang untuk mencampur suatu bahasa ke dalam bahasa lain saat peristiwa tutur sedang berlangsung. Jadi penutur dapat dikatakan secara tidak sadar melakukan percampuran bahasa lain ke dalam bahasa asli.
Dalam campur kode, penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat berupa kata, tetapi dapat berupa frasa atau kelompok
kata. Sebagai contoh, A berbahasa Indonesia dan ia berkata “Baterai handphone saya habis dan belum saya charge”. Dari kalimat tersebut terlihat bahwa A menggunakan kata-kata asing seperti
handphone dan charge yang dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tersebut dapat
dikatakan dengan campur kode.
Campur kode terjadi dalam masyarakat tutur yang multibahasa atau memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan lebih dari satu bahasa. Campur kode mempunyai maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena campur kode biasanya digunakan secara disadari maupun tidak disadari oleh pembicara atas pengetahuan bahasa asing yang diketahuinya. Campur kode digunakan apabila seseorang yang sedang dalam kegiatan berkomunikasi tidak mendapatkan padanan kata yang cocok yang dapat menjelaskan maksud dan tujuan yang sebenarnya, maka ia akan mencari padanan kata yang cocok dengan jalan mengambil istilah dari berbagai bahasa yang ia kuasai.
Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sikap atau latar belakang sikap penutur dan kebahasaan atau latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan. Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
Nababan (1989:32) membagi campur kode menjadi dua jenis, yaitu campur kode ke luar (outer
code-mixing) dan campur kode ke dalam (inner code-mixing).
a. Campur Kode ke Luar
Campur kode ke luar adalah campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing, misalnya bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia dengan bahasa Belanda.
b. Campur Kode ke Dalam
Campur kode ke dalam adalah campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya. Dalam bahasa Belanda percampuran variasi bahasa dapat berupa
penggunaan kosakata yang berbeda di kota-kota Belanda, seperti di utara maupun selatan negara Belanda.
3 METODE PENELITIAN
Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis kelima video tersebut. Menganalisis video dengan cara terlebih dahulu menonton video tersebut, kemudian mencatat kalimat dan ujaran yang ada campur kode dalam kelima video tersebut. Setelah menganalisis video selesai, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi campur kode yang terdapat dalam video tersebut. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengklasifikasi video dan mencatat hal-hal yang sesuai fokus penelitian. Langkah kedua adalah mencatat kata-kata yang keluar dari tuturan Lonny Gerungan dan Rene van Doornum, lalu kemudian ditempatkan ke dalam tabel sebagai hasil penelitian yang akan dibahas.
Setelah analisis video selesai maka bahan penelitian yang sudah didapat akan diuraikan, dibandingkan, dan diklasifikasi. Selanjutnya sumber data primer tersebut akan dibandingkan sesuai objek penelitian, yaitu mengklasifikasi campur kode yang ada dalam video. Instrumen yang diperlukan dalam mengolah bahan penelitian tersebut adalah dengan cara membuat daftar pertanyaan yang meliputi; apa saja campur kode yang terdapat dalam kelima video masak Lonny Gerungan dan Rene van Doornum dan bagaimana campur kode tersebut tercermin dalam video. Dari metode yang dilakukan tersebut, nantinya dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang akan diteliti.
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Marlon Gerungan atau biasa dikenal dengan nama Lonny Gerungan adalah seorang imigran dari Indonesia yang sekarang hidup, tinggal, dan menjadi warga negara Belanda. Ia lahir di Denpasar, 4 Mei 1956. Saat umur 21 tahun ia beremigrasi ke Belanda dan selama 8 tahun hidup di Belanda ia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran. Pada tahun 1986 ia mendirikan sebuah
restoran Indonesia di Amsterdam dan memimpin perusahaannya itu selama 15 tahun. Akan tetapi karena kecintaannya terhadap dunia masak, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sama dengan jurnalis bernama Ben Holthuis meluncurkan buku resep dengan keberagaman masakan Indonesia. Dari situ Lonny mulai diundang ke acara-acara televisi di Belanda seperti De Reistafel2. Ia juga
membuat produk bumbu masakan Indonesia siap saji seperti bumbu Rendang Padang, Udang Ingkung, Bakmi Goreng, dsb. Produknya tersebut diberi nama Samasaya Saus. Lonny Gerungan sekarang menjadi koki terkenal di Belanda karena keahliannya dalam memasak masakan Indonesia.
Gambar 1. Lonny Gerungan dan produk bumbu siap masak buatan Lonny yaitu Samasaya Saus. Sumber: http://www.wieboekikwaar.nl/files/admin_Lonnyroodjasje.jpg
Rene van Doornum juga warga negara Belanda yang pandai memasak masakan Indonesia. Nenek dari Rene van Doornum merupakan warga negara Indonesia. Hal itulah yang membuat Rene dapat mempelajari masakan Indonesia. Ia sering tampil membawakan acara masak di televisi dengan nama program acara, yakni Indo TV. Dalam acara tersebut ia sering memasak masakan Indonesia seperti Capcay dan Ayam Ingkung. Dalam beberapa acara masaknya di Indo TV, Lonny Gerungan juga kerap hadir bersama Rene untuk memasak masakan Indonesia.
2
De Reistafel adalah acara masak yang memasak masakan Indonesia di acara televisi Belanda yang sering mengundang Lonny Gerungan untuk menjadi koki di acara tersebut.
Gambar 2. Rene van Doornum saat membawakan acara masak bersama “Indo TV” Belanda. Sumber: http://b.vimeocdn.com/ts/219/584/219584434_640.jpg
Dalam membawakan acara masak tersebut Lonny dan Rene sering menggunakan kata-kata yang berasal dari bahasa Indonesia terutama dalam penyebutan bumbu-bumbu masakan Indonesia. Terkadang mereka terlihat kesulitan untuk menyebutkan kata tersebut dengan gaya bicara Belanda mereka, namun hal tersebut harus dilakukan karena kata-kata tersebut tidak ada padanannya dalam bahasa Belanda. Seperti yang terlihat dalam kelima video yang sudah dipilih yaitu video yang berjudul Koken met Rene van Doornum in Doesburg met Indo TV, Koken met
Rene-Atjar Ikan Kuning, Koken met Lonny Gerungan en Rene van Doornum-Rendang Padang en Ajam Ingkung, Lonny Gerungan-Nasi Goreng, dan Lonny’s Bami Goreng dapat terlihat adanya
campur kode yang terjadi saat mereka memasak masakan khas dari Indonesia.
Gambar 3. Lonny Gerungan dan Rene van Doornum. Sumber: http://i1.ytimg.com/vi/_RtaJ7HwAPo/hqdefault.jpg
4.1 Campur Kode Dalam Video “Koken met Rene van Doornum in Doesburg met Indo TV”
Dalam acara ini Rene van Doornum memasak masakan Indonesia yaitu capcay atau biasa ditulis dalam bahasa Belanda dengan tjaptjay. Terdapat campur kode yang terjadi saat Rene memperkenalkan bumbu-bumbu untuk membuat capcay. Ditemukan sebanyak empat campur kode yang terjadi saat penyebutan bumbu masakan seperti kecap manis, capcay dan penyebutan kata bahasa Indonesia lainnya seperti garing dan aroma. Rene menyebutkan kecap manis dengan logat bahasa belanda, padahal ia dapat menyebutnya dengan zoete ketjap dalam bahasa Belanda. Akan tetapi ia lebih memilih menyebutnya dengan sebutan ketjap manis.
Sama halnya dengan kata garing dan aroma, Rene memilih menyebut kata garing yang pelafalannya hampir sama jika dilafalkan dalam bahasa Indonesia, yakni dengan penyebutan fonem /g/ seperti fonem /g/ indonesia. Kata garing dipilih saat Rene menggoreng pelengkap untuk Capcay buatannya. Rene menggoreng ayam fillet tepung dan saat digoreng ia berkata
“wanneer het mooi kleur heeft, krijgt het lekker garing eigenlijk”.
Tabel 1. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Rene van Doornum
Kata yang diucapkan Rene Kata yang diucapkan Rene dalam kalimat Kecap manis (Zoete ketjap) En een klein beetje ketjap manis
Capcay (Tjaptjay) Vandaag kok ik een tjaptjay Garing Krijgt het lekker garing eigenlijk
4.2 Campur Kode Dalam Video “Koken Met Rene-Atjar Ikan Kuning”
Dalam video kedua Rene van Doornum memasak masakan asli Indonesia yaitu Acar Ikan Kuning. Terdapat tujuh campur kode yang ditemukan dalam penyebutan bumbu-bumbu masakan
dalam mengolah Acar Ikan Kuning. Kata-kata tersebut ialah acar ikan kuning, lombok, kemiri,
kunyit, bumbu, uleken, dan pedas.
Kata acar yang merupakan kata dari bahasa Indonesia memang sudah tidak asing lagi di Belanda, namun dengan tulisan yang berbeda yaitu atjar. Akan tetapi kata seperti ikan dan kuning dipilih Rene, padahal kata tersebut ada padanannya dalam bahasa Belanda yaitu, vis dan geel. Bumbu-bumbu seperti lombok, kemiri, dan kunyit juga ia pilih. Hal tersebut dapat disebabkan karena ia tidak menemukan padanan kata yang sesuai untuk menyebutkan kata-kata tersebut dalam bahasa Belanda. Akan tetapi saat ia mengucapkan kata lombok, ia menjelaskan bahwa lombok (cabai merah) adalah spaanse rode peper dalam bahasa Belanda.
Kata bumbu (boemboe) juga dipilih Rene, padahal ia dapat menyebutnya dengan ingrediënten dalam bahasa Belanda. Kata uleken diucapkan saat ia mencampur bumbu-bumbunya jadi satu dan terucaplah kata uleken. Dan terakhir kata pedas digunakan saat ia sedang mencicipi hasil masakannya dengan menggunakan cabai merah tadi dan ternyata terlalu pedas. Terkadang ia menyebutnya dengan kata pedas, tetapi ia juga sering menyebutnya dalam bahasa Belanda yaitu,
pittig.
Tabel 2. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Rene van Doornum
Kata yang diucapkan Rene Kata yang diucapkan Rene dalam kalimat Acar Ikan Kuning, Kemiri, Kunyit (Saat menjelaskan bahan-bahan masak)
Lombok (Spaanse rode peper) die lombok mag u niet opsnijden
Bumbu (Boemboe) voor de boemboe hebben nodig
Uleken de boemboe gingen uleken
Pedas (Pittig) Als je de lombok opsnijdt, wordt u saus echt pedas
4.3 Campur Kode Dalam Video “Koken met Lonny Gerungan en Rene van Doornum – Rendang Padang en Ajam Ingkung”
Dalam video ini Rene van Doornum bekerja sama dengan Lonny Gerungan dalam membuat masakan Rendang Padang dan Ayam Ingkung. Terdapat cukup banyak campur kode yang dilakukan oleh Lonny dan Rene. Terdapat sembilan campur kode oleh Lonny dan Rene sebanyak tiga belas campur kode.
Pertama-tama adalah campur kode yang dilakukan oleh Lonny. Ia menyebutkan sembilan kata yang berasal dari Indonesia saat ia memperkenalkan bumbu-bumbu dan alat-alat untuk memasak Rendang Padang seperti, rendang Padang, cobek, cabai keriting, laos, kunyit, santan, daun jeruk,
asam kandis, dan blender. Hal kedua adalah campur kode yang dilakukan oleh Lonny. Saat
Lonny mengucapkan cabai keriting dan daun jeruk, ia menjelaskannya kembali dalam bahasa Belanda kepada Rene. Ia menjelaskan bahwa cabai keriting adalah krulle rode peper dan menjelaskan daun jeruk dengan sebutan jeruk blaadjes.
Tabel 3. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Lonny Gerungan
Kata yang diucapkan Lonny Kata yang diucapkan Lonny dalam kalimat Rendang Padang, laos, kunyit,
santan, blender, asam kandis.
(Saat menjelaskan bahan-bahan dan alat-alat masak)
Cobek (Tjobek) en hier ook de boemboe in de tjobek Cabai keriting deze is cabai keriting, krulle rode peper Daun jeruk Daun jeruk..ja een jeruk blaadjes
Rene menggunakan tiga belas campur kode yaitu dengan menyebutkan kata-kata seperti, ayam
ingkung, uleken, jinten, kemiri, jahe, laos, sereh, salam blad, gula jawa, jeruk blaadjes, santan, ketumbar, dan ekspresi kata seperti wadoeh. Saat memperkenalkan bahan ketumbar terlihat Rene
seperti kesulitan dan terlebih dahulu berpikir untuk mengucapkannya, tetapi sekitar 3-5 detik Rene dapat menyebutkan bahwa bumbu tersebut adalah ketumbar.
Tabel 4. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Rene van Doornum
Kata yang diucapkan Rene Kata yang diucapkan Rene dalam kalimat Ayam ingkung, jinten, kemiri, jahe,
laos, sereh, gula jawa, santan, ketumbar, salam blad, jeruk blaadjes.
(Saat menjelaskan bahan-bahan masak)
Uleken Alle boemboe gingen uleken
Wadoeh (Saat ia melihat Lonny sedang memasukkan
beberapa buah cabai yang cukup banyak ke dalam masakannya)
4.4 Campur Kode Dalam Video “Lonny-Nasi Goreng”
Video keempat yaitu video Lonny Gerungan memasak nasi goreng yang merupakan makanan khas Indonesia terdapat enam campur kode yang dilakukan Lonny yaitu penyebutan kata nasi
goreng, kampung, terasi, sambal, acar, dan selamat makan. Dalam menyebutkan kata nasi goreng dan kampung, Lonny menjelaskan lagi ke dalam bahasa Belanda. Kata nasi goreng ia
jelaskan dengan gebakken rijst dan kampung ia jelaskan kembali dengan kata dorp dalam bahasa Belanda.
Tabel 5. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Lonny Gerungan
Kata yang diucapkan Lonny Kata yang diucapkan Lonny dalam kalimat Nasi goreng Vandaag zal ik nasi goreng, gebakken rijst koken
Kampung Nasi goreng kampung, kampung is dorp
Selamat makan Klaar. Zo simpel en snel. Selamat makan
4.5 Campur Kode Dalam Video “Lonny’s Bami Goreng Met De Samasaya Saus”
Dalam video ini hanya sedikit campur kode yang terdapat dalam tuturan Lonny. Kata-kata tersebut adalah bami goreng, Samasaya saus, dan sawi. Samasaya saus merupakan produk milik Lonny Gerungan. Produk tersebut merupakan bumbu masak khas Indonesia siap saji yang diproduksi oleh Lonny. Jika dilihat, kata Samasaya merupakan gabungan kata dari bahasa Indonesia, yakni sama dan saya atau dalam bahasa Belanda dapat disebut dengan met mij. Akan tetapi Lonny memilih kata Samasaya untuk merek produknya, padahal produk tersebut dijual di Belanda.
Hal lain yang dapat ditemukan adalah, jika Rene van Doornum di video masak capcay menyebut
kecap manis dengan sebutan ketjap manis dengan logat khas Belandanya. Berbeda dengan
Lonny, ia menyebut kecap manis dengan menggunakan bahasa Belanda yaitu zoete ketjap.
Tabel 6. Daftar Kata dan Kalimat yang Diucapkan oleh Lonny Gerungan
Kata yang diucapkan Lonny Kata yang diucapkan Lonny dalam kalimat Bakmi goreng (Bami goreng) Vandaag zal ik bami goreng koken
Sawi (Saat menjelaskan bahan-bahan memasak)
Samasaya saus (Produk bumbu siap saji buatan Lonny)
Seperti yang sudah dijelaskan dalam teori yang ada pada bagian dua artikel ini, yakni bagian tinjauan teoretis, bahwa ada dua jenis campur kode, yaitu campur kode ke luar dan campur kode
ke dalam. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kelima video Rene van Doornum dan Lonny Gerungan terdapat campur kode ke luar. Hal ini terjadi karena kata-kata yang diucapkan mereka berasal dari bahasa asing yakni bahasa Indonesia.
5 SIMPULAN
Campur kode dapat terjadi di masyarakat dwibahasa. Seperti pada penjelasan dan analisis masalah di atas bahwa terdapat banyak campur kode yang dilakukan oleh dua koki terkenal Belanda yaitu Lonny Gerungan dan Rene van Doornum dalam lima video masaknya yang berjudul Koken met Rene van Doornum in Doesburg met Indo TV, Koken met Rene-Atjar Ikan
Kuning, Koken met Lonny Gerungan en Rene van Doornum-Rendang Padang en Ajam Ingkung, Lonny Gerungan-Nasi Goreng, dan Lonny’s Bami Goreng. Kecenderungan campur kode yang
dilakukan terdapat pada kata-kata untuk menyebutkan bumbu-bumbu khas Indonesia. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa jenis campur kode yang terdapat dalam tuturan mereka termasuk ke dalam jenis campur kode ke luar. Hal tersebut terjadi apabila bahasa asli bercampur dengan bahasa asing.
Kata-kata tersebut dipilih oleh kedua koki tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu latar belakang penutur, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Lonny lahir di Bali, Indonesia dan Rene mempunyai keturunan Indonesia, dan dapat disimpulkan bahwa kata-kata tersebut memang biasa mereka dengar dari dahulu dan secara tidak sadar mereka ucapkan. Faktor lain yang mempengaruhi campur kode yang dilakukan oleh Rene dan Lonny adalah karena mereka tidak dapat menemukan padanan kata dalam bahasa Belanda yang sesuai untuk menyebutkan bumbu-bumbu yang berasal dari Indonesia. Hal itu terjadi karena bumbu-bumbu-bumbu-bumbu tersebut jarang dipakai untuk masakan Belanda sehingga mengharuskan mereka secara sadar menyebutkan kata-kata tersebut dengan menggunakan kata-kata yang berasal bahasa Indonesia karena tidak menemukan padanan kata dalam bahasa Belanda. Akan tetapi karena mereka melakukannya secara sadar, maka ada beberapa kata-kata yang mereka jelaskan kembali dalam bahasa Belanda yang dimaksudkan agar penonton yang menonton acara atau video tersebut dapat memahami informasi yang diberikan oleh Lonny Gerungan dan Rene van Doornum.
PUSTAKA ACUAN
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Jendra, I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana.
Kanya Puspokusumo. 2009. “Alih Kode dan Campur Kode Dalam Kedwibahasaan”.
http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/perihal-alih-kode-code-switching-dan- campur-kode-code-mixinginterference-dalam-kedwibahasaan/.
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia. Setyaningsih, Nina. 2008. “Alih Kode dan Campur Kode pada Mailing List”.
http://lib.ui.ac.id/opac/ui/metadatapdf.jsp?id=1343&lokasi=lokal. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.
Situs: www.adhani.wimamadiun.com/materi/sosiolinguistik/bab5.pdf. http://b.vimeocdn.com/ts/219/584/219584434_640.jpg. http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/perihal-alih-kode-code-switching-dan-campur-kode-code-mixinginterference-dalam-kedwibahasaan/. http://i1.ytimg.com/vi/_RtaJ7HwAPo/hqdefault.jpg. http://lib.ui.ac.id/opac/ui/metadatapdf.jsp?id=1343&lokasi=lokal. http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/interferensi-dan-integrasi/. http://www.slideshare.net/ninazski/paper-sosling-nina. http://www.brutsellog.net/beeld/2010/12_DEC/samasaya.jpg. http://www.wieboekikwaar.nl/files/admin_Lonnyroodjasje.jpg.
https://www.youtube.com/watch?v=_RtaJ7HwAPo.
https://www.youtube.com/watch?v=2ZyT9yeadPo.
https://www.youtube.com/watch?v=UeZREsvq518.
https://www.youtube.com/watch?v=3oyNid30IZc.
https://www.youtube.com/watch?v=JP_Vc5PB20o.