• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 November Kepala Biro Perencanaan, Drs. Ipin ZA. Husni, MPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 November Kepala Biro Perencanaan, Drs. Ipin ZA. Husni, MPA"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Buku Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bdang telah dapat diselesaikan.

DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuanuntuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pelaksanaan DAKuntuk mendukung nawacita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kesatuan, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu. DAK sifatnya untuk membatu, bukan menggantikan dana APBD.

Untuk itu dibutuhkan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota yang kuat karena pemerintah pusat telah memberikan dukungan DAK Sub Bidang KB untuk memenuhi berbagai kebutuhan sarana dan prasarana KB di kabupaten dan kota. Ucapan terima kasih kepada TIM DAK Sub Bidang KB Pusat dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas pemikiran dan kerjasamanya dalam menyusun Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Sub Bidang KB. Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Sub Bidang KB ini disusun untuk memberi acuan penggunaan DAK Fisik berdasarkan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga DAK Sub Bidang KBdapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan effisien dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, 30 November 2015 Kepala Biro Perencanaan,

(3)

ii

KATA SAMBUTAN

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena sejak tahun 2008 sampai dengan saat ini program KKBPK telah mendapatkan dukungan DAK guna mendukung upaya pencapaian sasaran prioritas pembangunan (Nawa Cita) khususnya agenda nomor 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. DAK Sub Bidang KB dilaksanakan untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan tenaga lini lapangan Program KB, sarana dan prasarana pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)/advokasi Program KB; sarana dan prasarana pelayanan di klinik KB; dan sarana pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dalam rangka menurunkan angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk, serta meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan untuk keluarga.

Di dalam agenda pembangunan manusia dan masyarakat, BKKBN berperan di dalam Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga seluruh sasaran dan indikator kinerja diarahkan untuk mendukung agenda prioritas pembangunan kependudukan dan KB dalam RKP tahun 2015 yaitu menurunkan Total Fertility Rate (TFR) dari 2,6 menjadi 2,37 per perempuan usia reproduktif, yang ditandai dengan meningkatnya persentase pemakaian kontrasepsi (CPR) sebesar 60,5 persen.

DAK Sub Bidang KB diarahkan kepada Kabupaten dan Kota tertentu untuk mendanai kebutuhan prasarana dan sarana fisik Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, dengan prioritas pada Kabupaten dan Kota yang : (1) angka kesertaan ber-KB atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) masih rendah; (2) angka kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR) yang tinggi; (3) persentase Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KPS dan KS-I) masih tinggi; (4) jumlah keluarga(keluarga miskin) masih tinggi; dan (5) kepadatan penduduk tinggi.

Buku Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang KB dimaksudkan sebagai pedoman para pelaksana terkait dengan pelaksanaan program KKBPK.Apabila ditemui kendala dalam pelaksanaan di lapangan, petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagai acuan dengan mempertimbangkan masukan-masukan yang ada berdasarkankondisi di lapangan sepanjang disetujui oleh Kepala BKKBN c.q Sekretaris Utama BKKBN.

Semoga buku petunjuk teknis ini dapat lebih mendukung kelancaran pelaksanaan berbagai menu kegiatan sebagaimana yang tertuang dalam Dana Alokasi Khusus (DAK). Kritik dan masukan sangat kami harapkan demi optimalnya kelancaran dan keberhasilan program KKBPK di Indonesia.

Jakarta, 30 November 2015 Sekretaris Utama,

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

KATA SAMBUTAN... ii

DAFTAR ISI... iii

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL... iv

I. PENDAHULUAN... 1

II. TUJUAN DAN ARAH PEMANFAATAN ... 2

III. SASARAN STRATEGIS ... 2

IV. KEBIJAKAN... 3

V. PROGRAM, KEGIATAN DAN KRITERIA SASARAN ... 3

VI. MEKANISME PERENCANAAN DAK SUB BIDANG KB 17 VII PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI... 17

A. Pelaporan ... B. Pemantauan ... C. Evaluasi ... 17 28 28 VIII. PENUTUP ... 29 LAMPIRAN ... 30

(5)

iv PERATURAN

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

NOMOR :443/PER/B1/2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG KELUARGA BERENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 298 ayat (7) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan non fisik;

b. bahwa untuk membantu Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota dalam mewujudkan,meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dalam belanja DAK mendanai kegiatan fisik, perlu ditetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Petunjuk teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB.

Mengingat : 1. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(6)

v 5080);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;

8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus;

11. Peraturan Menteri Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah.

(7)

vi MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA BERENCANA NASIONALTENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUSSUB BIDANG KELUARGA BERENCANA.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini;

Pasal 2

Petunjuk Teknisdalam Peraturan ini digunakan sebagai acuan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi KhususSub Bidang KB;

Pasal 3

Dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB, Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kotawajib berpedoman kepada peraturan perundang-undangan;

Pasal 4

Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB Tahun Anggaran 2018 dan apabila ada perubahan, maka akan ditetapkan dengan Surat Edaran Kepala BKKBN.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 30 November 2015 KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

DANKELUARGA BERENCANA NASIONAL,

(8)

1

LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA BERENCANA NASIONAL

NOMOR : 443/PER/B1/2015

TANGGAL : 30 November 2015

PETUNJUK TEKNIS

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

(9)

1 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

SUB BIDANG KELUARGA BERENCANA I. PENDAHULUAN

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu:1) penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyektetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, sedangkan urusan pengelolaan penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan pusat . Lebih lanjut ditetapkan pada pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintahan Daerah bahwa; belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik.

Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta

(10)

2 Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.

Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian target/sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15–19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur (WUS 15-49 tahun).

Agar penggunaan DAK Sub Bidang KB sesuai kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan secara optimal dan akuntabel, makaPetunjuk Teknis Penggunaan DAK Sub Bidang KB disusun sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam melaksanakan Program dan Kegiatan yang tertuang dalam Petunjuk Teknis.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud:

Secara umum maksud pemberian DAK Sub Bidang KBadalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mendukung penurunan TFR dari 2,6 pada tahun 2014 menjadi 2,36 pada akhir tahun 2016.

B. Tujuan:

1. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas;

2. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga;

3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan reproduksi di seluruh wilayah;

4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak dan perawatan lanjut usia;

5. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu.

III. SASARAN STRATEGIS

DAK Sub Bidang KB pada hakekatnya untuk mendukung upaya pencapaian sasaran pembangunan prioritas yang telah ditetapkan di RKP 2016 dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019 dengan sasaran dan indikator kinerja yaitu:

a. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP);

b. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun); c. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR);

d. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need);

e. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15–19 tahun);

(11)

3

IV. KEBIJAKAN

a. Bupati dan Walikota wajib memprioritaskan pembangunan Balai penyuluhan KB Tingkat Kecamatan sebagai pusat pengendali operasional lini lapangan dan pengadaan Smartphone bagi petugas lapangan sebagai sarana updating data;

b. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota yang mendapatkan alokasi DAK Sub Bidang KB, agar tidak mengurangi dukungan anggaran alokasi APBD pada SKPD-KB tersebut;

c. Pemerintah Daerah cq. SKPD KB Kabupaten dan Kota mengelola aset/barang sesuai Peraturan Perundangan yang berlaku.

d. Pemerintah darah Kabupaten dan Kota menetapkan presentasi alokasi pengaturan penggunaan menu DAK secara proporsional, ideal mengacu kebutuhan prioritas daerah.

e. Bupati dan walikota dapat mengajukan perubahan/ penyesuaian distribusi menu DAK Sub Bidang KB ditetapkan dengan persetujuan dari Sekretaris Utama BKKBN cq. Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN);

V. PROGRAM, KEGIATAN DAN KRITERIA SASARAN

Program prioritas DAK Sub Bidang KB dirancang untuk dapat mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan KB jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2016 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, ruang lingkup kegiatan dan sasaran DAK Sub Bidang KB mencakup:

1) Meningkatnya dukungan sarana prasarana pelayanan KB, dengan kegiatan:

1. Obgyn Bed a. Pengertian

Obgyn Bed adalah tempat tidur khusus yang digunakan untuk pemeriksaan kandungan dan pelayanan kebidanan lainnya, termasuk pemasangan dan pencabutan IUD

b. Kriteria Sasaran

Klinik KB yang belum menerima Obgyn Bed dari DAK Sub Bidang KB tahun 2009-2014 atau sudah memiliki tetapi dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai;

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap Klinik KB minimal mendapatkan masing masing 1 (satu) set Obgyn Bed

d. Spesifikasi Teknis

(12)

4 2. Tempat penyimpanan kit/alat dan obat kontrasepsi di fasilitas

pelayanan kesehatan

a. Pengertian

Lemari penyimpanan alat obat kontrasepsi (alokon) dan sarana penunjang adalah tempat penyimpanan alokon dan sarana penunjang pelayanan KB atau instrument set/kit/alat medis.

b. Kriteria Sasaran

Klinik KB yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan BKKBN dan atau jejaring/jaringan pelayanan KB yang tidak memiliki lemari alokon dan sarana atau tidak layak pakai;

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap Klinik KB minimal mendapatkan masing masing 1 (satu) buah lemari penyimpanan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan atau instrument set/kit/alat medis

d. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir

3. Pembangunan/alih fungsi bangunan untuk gudang alat dan obat kontrasepsi

Gudang alat dan obat kontrasepsi (Alokon) diperuntukkan bagi SKPD-KB Kabupaten dan Kota guna meningkatkan kualitas penyimpanan dalam rangka menjamin mutu ketersediaan, efektivitas dan keamanan alat dan obat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi Pasangan Usia Subur (PUS).

a) Pengertian

Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi adalah bangunan yang dikhususkan untuk menyimpan alat/ obat kontrasepsi untuk Program KB sesuai standar.

b) Kriteria Sasaran

1) Pemerintahan Kabupaten dan Kota menyediakan tanah menyesuaikan

ukuran bangunan gudang alokon;

2) Status tanah jelas/ Sertifikat Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan atau

hibah sesuai ketentuan masing-masing daerah, tidak dalam sengketa atau tidak dalam proses peradilan;

3) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan sarana dan

prasarana yang diperlukan dan biaya operasional pemeliharaan rutin.

c) StandarPemenuhanKebutuhan

Setiap SKPD KB Kabupaten dan Kota hanya membangun 1 (satu) unit gudang Alokon

d) Spesifikasi Umum

1) Luas bangunan gudang alat dan obat kontrasepsi minimal 42 m2;

2) Gudang Alokon terdiri dari 3 (tiga) ruangan: 1 ruangan untuk petugas

administrasi Gudang, 1 ruangan ber AC untuk tempat penyimpanan

kontrasepsi khusus Implan dan Suntikan (suhu 15 s.d 250C) dan 1

ruangan untuk penyimpanan kontrasepsi lainnya;

3) Gudang Alokonhanya difungsikan untuk menyimpan alat dan obat

(13)

5 4) Gudang Alokon dikelola Bendahara Materiiil dan telah dilatih

manajemen logistik dan disarankan ada petugas/lulusan Apoteker;

5) Spesifikasi teknis pembangunan Gudang Alokon di atas tanah baru, disajikan dalam data dan spesifikasi teknis terlampir.

6) Pemanfaatan bangunan yang sudah ada dengan mengalih fungsikan menjadi Gudang Alokon (tidak disarankan untuk memanfaatkan bangunan di lantai 2 dan seterusnya).

7) Apabia diperlukan untuk pengamanan, pendanaan DAK dapat digunakan untuk penambahan pagar dan/atau pos jaga juga dapat digunakan untuk melengkapi Gudang Alokon yang sudah dibangun;

8) SKPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dan biaya pemeliharaan.

e) Spesifikasi Teknis

Standar Minimal Spesifikasi teknis Gudang Alokon tingkat Kabupaten dan Kota disajikan pada lampiran pedoman ini dan dapat mengembangkan spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi daerah masing-masing serta mendapat persetujuan/ rekomendasi dari Dinas PU setempat

4. Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB keliling

Pengadaan MUYAN KB Keliling diperuntukkan bagi SKPD-KB Kabupaten dan Kota guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB, khususnya bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) dan masyarakat di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas pelayanan KB statis (Klinik KB).

a. Pengertian

MUYAN KB Keliling adalah Kendaraan Roda empat atau lebih yang berisi sarana pelayanan KB dan berfungsi sebagai Klinik KB bergerak.

b. Kriteria Sasaran

1) Diberikan kepada SKPD-KB penerima DAK Sub Bidang KB;

2) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana operasional dan pemeliharaan.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap SKPD KB Kabupaten dan Kota hanya mendapatkan 1 (satu) Unit MUYAN KB Keliling dari DAK Sub Bidang KB.

d. Spesifikasi Umum

1) MUYAN KB Keliling digunakan untuk pelayanan terutama di wilayah yang jauh dari klinik KB statis;

2) MUYAN KB Keliling terdiri dari dua cabin, masing-masing untuk operator/ crew dan untuk menyimpan peralatan/ sarana pelayanan KB, termasuk untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan;

3) MUYAN KB Keliling didukung oleh suatu tim medis minimal terdiri dari dokter yang sudah dilatih untuk pelayanan pasang cabut

(14)

6 Implan dan IUD, serta Medis Operasi Pria (MOP); bidan yang sudah dilatih untuk pelayanan pasang cabut Implan dan IUD.

e. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

5. Pengadaan Kendaraan Fungsional Jemput-Antar Peserta KB dan Kendaraan Distribusi Alokon

Pengadaan Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB diperuntukkan bagi para Calon Peserta KB dan Peserta KB dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB, khususnya bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) dan masyarakat di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas pelayanan KB statis (Klinik KB) dan Mobil Box untuk kendaraan distribusi alokon dari gudang alokon ke pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan lainnya.

a. Pengertian

Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB adalah Kendaraan Bermotor yang difungsikan sebagai alat transportasi untuk mengangkut para Peserta KB (Peserta Baru dan Peserta Aktif) dan Mobil Box untuk kendaraan distribusi alokon dari gudang alokon ke pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan lainnya.

b. Kriteria Sasaran

1) SKPD-KB yang belum memiliki Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB atau Kendaraan Distribusi Alokon (mobil box);

2) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana operasional dan pemeliharaan.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap SKPD KB Kabupaten dan Kota hanya mendapatkan 1 (satu) Unit Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB dan Kendaraan Distribusi Alokon dari DAK Bidang KB.

d. Spesifikasi Umum

1) Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB

a) Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB digunakan untuk pelayanan terutama di wilayah yang jauh dari klinik KB statis;

b) Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB terdiri dari satu cabin dengan tempat duduk pengemudi dan penumpang;

c) Jenis Kendaraan yang boleh dipilih terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Micro Bus dengan sistem penerus daya single gardan untuk jalan darat beraspal dan rata serta Micro Bus dengan sistem penerus daya double gardan untuk kendaraan jalan darat dengan medan yang berat.

2) Kendaraan Distribusi Alat/obat Kontrasepsi

a) Kendaraan Distribusi Alat/Obat Kontrasepsidigunakan untuk alat transportasi distribusi alat dan obat kontrasepsi;

(15)

7 b) Kendaraan Distribusi Alat/Obat Kontrasepsi terdiri dari 1 (satu) cabin

dengan tempat duduk pengemudi dan penumpang;

c) Kendaraan Distribusi Alat/Obat Kontrasepsi dilengkapi dengan box yang disertai pengatur suhu dan tempat penyimpanan alat dan obat kontrasepsi selama dalam perjalanan.

e. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

2) Meningkatnya dukungan sarana prasarana penyuluhan KB, dengan kegiatan:

1. Pengadaan Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana (MUPEN KB)

Pengadaan MUPEN KB diperuntukkan untuk SKPD-KB Kabupaten dan Kota guna meningkatkan permintaan (demand) masyarakat terhadap Program KKBPK.

a. Pengertian

MUPEN KB adalah kendaraan roda 4 (empat) yang berisi peralatan elektronik (audio visual) dan berfungsi sebagai kendaraan operasional penyuluhan dan KIE dalam menunjang Program KKBPK.

b. Kriteria Sasaran

1) SKPD-KB belum mendapatkan MUPEN KB dari DAK Bidang Kependudukan Tahun 2008, dan DAK Sub Bidang KB Tahun 2009-2015;

2) Memiliki MUPEN KB yang kondisinya sudah tidak laik operasional (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki;

3) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana operasional dan pemeliharaan serta tidak mengalihfungsikan menjadi kendaraan operasional lainnya.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap SKPD KB Kabupaten dan Kota boleh memiliki lebih dari 1 (satu) unit MUPEN KB, dengan memperhatikan luas wilayah, jangkauan dan sebaran serta jumlah sasaran KIE.

d. SpesifikasiUmum

1) MUPEN KB terdiri dari dua cabin untuk operator dan crew;

2) MUPEN KB tidak difungsikan sebagai mobil penumpang dan dirancang khusus oleh BKKBN;

3) MUPEN KB dioperasionalkan oleh petugas yang sudah dilatih secara khusus dalam mengoperasikan instrumen/ peralatan elektronik (audio visual) yang ada dalam MUPEN KB.

e. SpesifikasiTeknis

(16)

8 2. Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit

Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit diperuntukkan bagi kelompok BKB yang berada di tingkatdesa/kelurahan guna meningkatkan upaya pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anakdalam upaya mendorong terwujudnya kelompok BKB holistik-integratif.

a. Pengertian

BKB Kit merupakan sarana penyuluhan/alat bantu penyuluhan berupa materi (buku-buku penyuluhan) dan media (lembar balik, APE, dongeng, beberan, kantong wasiat) yang dipergunakan kader dalam memberikan penyuluhan kepada keluarga/orangtua balita dalam upaya meningkatkan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak.

Berdasarkan Perpres Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, bahwa kegiatan pelayanan holistik integratif dilakukan mencakup semua kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait, yaitu : aspek perawatan, kesehatan dan gizi melalui Posyandu; aspek pendidikan melalui PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan aspek pengasuhan melalui Bina Keluarga Balita (BKB). BKB Holistik Integratif dikembangkan melalui upaya penggerakan kelompok BKB melalui Rintisan kelompok BKB Dasar, Penguatan Kelompok BKB Paripurna, dan Pengembangan Kelompok BKB Holistik Integratifsesuai kearifan budaya lokal.

b. Kriteria Sasaran

SKPD KB untuk diserahkan kepada Kepala Desa/Lurah yang selanjutnya mendistribusikan kepada kelompok BKB yang aktif melakukan penyuluhan bulanan dan sesuai kebutuhan daerah

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap Kelompok BKB wajib mendapatkan minimal 1 (satu) set BKB Kit. d. Spesifikasi Umum

1. Buku Materi penyuluhan BKB terdiri:

a) Buku dan CD Menjadi Orang Tua Hebat Dalam Mengasuh Anak b) Kartu Kembang Anak (KKA);

c) Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA);

d) Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE); 2. Media penyuluhan BKB terdiri:

a) Alat Permainan Edukatif (APE) b) Kantong wasiat

c) Lembar Simulasi/beberan penyuluhan BKB

d) Lembar balik untuk penyuluhan umur 0–6 tahun (6 macam) e) Dongeng

3. Tas BKB Kit 4. Tas APE

5. Packing (Kotak/Hardcase) 6. Papan Nama Kelompok BKB

(17)

9 e. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

3. Pengadaan Bina Keluarga Lansia (BKL) Kit

Pengadaan BKL Kit diperuntukkan bagi kelompok BKL yang berada di tingkat desa/kelurahan guna meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga lansia untuk mewujudkan lansia tangguh yang sehat, aktif dan mandiri

a. Pengertian

BKL kit merupakan sarana/alat bantu penyuluhan berupa materi (buku-buku penyuluhan) dan media partisipatif 7 dimensi yang dipergunakan kader dalam memberikan penyuluhan kepada keluarga lansia dan lansia dalam upaya mewujudkan lansia tangguh yang sehat, aktif dan mandiri

b. Kriteria Sasaran

1) SKPDKB yang selanjutnya diserahkan kepada kelompok kegiatan BKL yang aktif melakukan pertemuan bulanan;

2) SKPD KB yang selanjutnya diserahkan kepada PPKS yang

melaksanakan pelayanan konsultasi dan konseling keluarga lansia dan lansia.

c. Standar pemenuhan kebutuhan

Setiap kelopok BKL dan PPKS wajib mendapatkan minimal 1 (satu) set BKL kit

d. Spesifikasi Umum

1) Buku Materi penyuluhan BKL terdiri dari :

a) Buku Pegangan kader “Lansia Tangguh 7 dimensi”

b) Buku Pembangunan Kleuarga Lansia tangguh bai fasilitator yang

berisi 13 judul.

2) Media Partisipatif 7 dimensi terdiri :

a) Media potongan ganda lansia bertaqwa dan bersyukur; b) Media poster lipat lansia tanggap dan cerdas;

c) Media beberan tangga lansia sehat dan prduktif; d) Media poster seri terbuka lansia mantap dan berdaya; e) Apron lansia peduli dan aktif;

f) Media kartu ajaib lansia handal dan terampil;

3) Tas BKL Kit. e. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

4. Pengadaan Personal Computer (PC) untuk Balai Penyuluhan dan Gudang alat/obat kontrasepsi

Pengadaan sarana pengolahan dan pelaporan data/ informasi bidang KB berupa PC diperuntukkan untuk Balai Penyuluhan KKB di tingkat Kecamatan dan gudang alat/obat kontrasepsi untuk meningkatkan akurasi, kecepatan dan cakupan data dari lini lapangan ke pusat serta data online laporan gudang.

(18)

10 a. Pengertian

Personal Computer (PC), adalah satu unit Komputer atau seperangkat Komputer lengkap yang terdiri dari Monitor, CPU, keyboard, mouse dan 1 (satu) unit printer berikut koneksi internet berupa fixed line atau broadband (modem).

b. Kriteria Sasaran

1) Gudang alat/obat kontrasepsi SKPDKB;

2) Balai Penyuluhan KB dengan kelengkapan instalasi listrik atau genset;

3) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan operasional termasuk dana pemeliharaan yang bersumber dari APBD.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap Balai PenyuluhanKB minimal mendapatkan1 (satu) set Personal Computer dan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi hanya mendapatkan 1 (satu) set Personal Computer.

d. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

5. Pengadaan Sarana KIE Kit Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta Generasi Berencana Kit (GenRe Kit)

a. Pengadaan Sarana KIE Kit dan Media KIE Lini Lapangan KKBPK Pengadaan Sarana KIE Kit dan media KIE linilapangan KKBPK sebagai media penyebarluasan informasi, peningkatan pengetahuan dan perubahan perilakusasaran, terdiri dari 3 (tiga) set yaitu KIE Kit, KIE Pendidikan Kependudukan Kit dan Genre Kit. KIE Kit dan KIE Pendidikan Kependudukan Kit diperuntukkan bagi PKB/PLKB, PPKBD, Sub PPKBD, Kader Poktan, Bidan Praktek KB, Kantor Desa/Kelurahan, RW, RT, Balai Penyuluhan KB dan mitra lainnya sedangkan Genre Kit diperuntukkan untuk Kelompok PIK Remaja/Mahasiswa Tahap Tegak dan Tegar baik yang ada di Sekolah Umum/Agama, negeri/swasta pada tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi maupun yang ada pada basis organisasi keagamaan dan masyarakat sebagai sarana/media penyuluhan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program KKBPK.

1) Pengertian

Sarana KIE Kit KKBPK adalah sarana/media penyuluhan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Kependudukan dan KB sesuai kearifan budaya lokal, terdiri dari 3 (tiga) set yaitu:

a) KIE Kit

- alat peraga anatomi alat reproduksi dan lembar balik;

- Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) atau Decision MakingTools (DMT);

(19)

11 - contoh alat kontrasepsi (IUD Cover T, pil kombinasi, implan

one root dan two root, kondom, suntik KB);

- VCD animasi proses pembuahan (khusus untuk tenaga medis dan PLKB);

- VCD sosialisasi kontrasepsi (khusus untuk tenaga medis dan PLKB);

- Family Kit (sarana sosialisasi Ketahanan Keluarga). - Tas KIE Kit

b) KIE Pendidikan Kependudukan Kit

- Lembar balik seri pendidikan kependudukan; - Buku-buku seri pendidikan kependudukan; - Tas KIE Pendidikan Kependudukan Kit. c) Generasi Berencana Kit (GenRe Kit)

GenRe Kit adalah merupakan sarana/media atau alat bantu sosialisasi Program Generasi Berencana yang dipergunakan oleh Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya atau pengelola program/kegiatan Kelompok PIK Remaja/Mahasiswa Tahap Tegak dan Tahap Tegar baik yang ada di Sekolah Umum/Agama, Sekolah negeri/swasta pada tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, maupun yang ada pada basis organisasi keagamaan dan masyarakat.

GenRe Kit diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku remaja agar mereka dapat berperilaku sehat, dapat mendewasakan usia perkawinan, terhindar dari risiko Triad KRR, selanjutnya dapat menjadi contoh, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya serta mempunyai perencanaan yang matang dalam penyiapan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera melalui kegiatan kelompok PIK Remaja/Mahasiswa Tahap Tegak dan Tahap Tegar dengan jenis materi dan permainan yang terdiri dari : - Ular Tangga GenRe;

- Materi Monopoli GenRe; - Materi Celemek GenRe;

- Materi Celemek Organ Reproduksi Laki-Laki; - Materi Celemek Organ Reproduksi Perempuan; - Lembar Balik GenRe;

- Buku Panduan Penggunaan Materi GenRe Kit; - Laptop dan LCD Proyektor;

- Tas GenRe Kit.

2) Kriteria sasaran KIE Kit KKB a) KIE Kit

PLKB/PKB, Bidan/Dokter Praktek KB, klinik KB, motivator KB, yang belum mendapatkan sarana KIE Kit KKB dan Balai Penyuluhan KB

b) Genre Kit

SKPD KB untuk diserahkan kepada Kepala Sekolah dan selanjutnya diditribusikan Kelompok PIK Remaja.

(20)

12 3) Standar Pemunuhan kebutuhan

a) Setiap PLKB/PKB, Dokter/Bidan praktek KB, motivator KB, Klinik KB dan Balai Penyuluhan KB Kecamatan dapat memilih satu (satu) set saja (KIE Kit atau KIE Pendidikan Kependudukan Kit) atau dua (dua) set saja (KIE Kit dan KIE Pendidikan Kependudukan Kit) dalam KIE Kit KKBPK tersebut disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing;

b) Setiap Kepala SKPD KB menyesuaikan kebutuhan Kelompok PIK Remaja/Mahasiswa Tegak dan Tegar di tingkat Sekolah Umum/Agama (SMA/SMK/Madrasyah Aliyah dan SMP/SLTP/Madrasyah Tsanawiyah) mendapatkan hanya 1 (satu) set GenRe Kit dalam KIE Kit KKBPK tersebut

4) Spesifikasi Umum KIE Kit KKB

a) Sarana KIE Kit KKBPK terdiri dari 3 Tas yaitu (1). Tas pertama berisi KIE Kit: alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, ABPK, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan, VCD sosialisasi kontrasepsi, Family Kit; (2) Tas kedua berisi KIE Pendidikan Kependudukan Kit: Buku-buku dan lembar balik tentang seri pendidikan kependudukan; (3) Tas Ketiga berisi GenRe Kit: Ular Tangga GenRe; Materi Monopoli GenRe; Materi Celemek GenRe; Materi Celemek Organ Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan; Lembar Balik GenRe, Buku Panduan Penggunaan Materi GenRe Kit, LCD Proyektor dan Laptop. b) Sarana KIE Kit KKBPK berfungsi sebagai media utama bagi

pengelola dan pelaksana Program KKBPK di lini lapangan dalam melaksanakan KIE dan konseling.

5) Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

6. Pembangunan Balai Penyuluhan KKB Tingkat Kecamatan

Pembangunan Balai Penyuluhan KKB dimaksudkan sebagai pusat pengendali operasional lini lapangan. Sebagai pendukung tugas dan fungsi Ka. UPTD/Koordinator Penyuluh KB,PKB/PLKB dalam Program Pembangunan Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di Tingkat Kecamatan.

a. Pengertian;

Balai Penyuluhan KB adalah bangunan yang terletak di wilayah Kecamatan, yang merupakan wadah kelembagaan penyuluhan pengendalian penduduk dan keluarga berencana ditingkat Kecamatan sebagai lembaga non struktural yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) – KB di Kabupaten dan Kota;

(21)

13 b. Kriteria Sasaran;

1) Kecamatan yang telah memiliki Ka. UPT/Koordinator KB Kecamatan;

2) Kecamatan yang belum memiliki kantor Ka.UPT/Koordinator KB Kecamatan;

3) Kecamatan yang siap menyediakan sebidang tanah untuk pembangunan Balai Penyuluhan KB dengan status tanah jelas/Sertifikat Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan sesuai ketentuan masing-masing daerah dan tidak dalam sengketa atau tidak dalam proses peradilan ;

4) Pemilihan lokasi disarankan dibangun di dekat area kantor kecamatan;

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

1) Setiap Kecamatan 1 (satu) Balai Penyuluhan KB dengan luas bangunan minimal 1 Lantai = 50 m2

d. Spesifikasi Umum

1) Luas bangunan yang direncanakan hendaknya menyesuaikan luas tanah yang tersedia;

2) Apabila terdapat kendala ketersediaan luas tanah yang memadai untuk luas bangunan 1 Lantai = 50 m2 maka diperbolehkan untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Dapat dibangun 2 lantai dengan tetap memperhatikan fungsi dan ukuran ruangan sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi pada lampiran serta telah dilakukan tes kekuatan tanah (sondir test) oleh konsultan perencana untuk mengetahui kelayakan dan mendapatkan rekomendasi dari Dinas PU setempat untuk mendirikan bangunan 2 lantai;

b. Dapat melakukan renovasi pada bangunan yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah daerah dengan cara alih fungsi sebagai Balai Penyuluhan KB sesuai dengan perundangan yang berlaku serta telah dilakukan tes kekuatan tanah (sondir test) dan beton (concrete/hammer test) oleh konsultan perencana untuk mengetahui kelayakan dan mendapatkan rekomendasi dari Dinas PU setempat untuk menambah lantai diatas bangunan yang sudah ada;

3) Apabila Balai Penyuluhan dibangun melalui DAK Tahun 2008 s.d 2012 yang belum tersedia toilet maka pendanaan DAK Tahun 2016 dapat dialokasikan untuk menambah toilet;

4) Alokasi pendanaan untuk penambahan pagar juga dapat digunakan untuk melengkapi Balai Penyuluhan KB yang sudah dibangun di luar kantor camat dan perlu pengamanan (dibangun tanpa pemasangan pagar pada pengadaan DAK KB tahun sebelumnya) ;

5) SKPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dan biaya pemeliharaan.

(22)

14 e. Spesifikasi Teknis

Standar Minimal Spesifikasi teknis Balai Penyuluhan KB disajikan pada lampiran data, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat mengembangkan spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi daerah masing-masing dalam bentuk perencanaan pembangunan gedung dan mendapat persetujuan/ rekomendasi dari Dinas PU setempat. 7. Pengadaan Sarana Kerja bagi Ka. UPT, PKB/ PLKB dan PPKBD

serta Sub PPKBD

Sarana Kerja Ka. UPT, PKB/ PLKB dan PPKBD serta Sub PPKBD dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan operasional Program KKBPK ditingkat lini lapangan.

a. Pengertian

1) PPKBD (Pembantu Pembina KB Desa/Kelurahan) adalah seorang atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola program kependudukan, KBdan Pembangunan Keluarga tingkat desa/kelurahan. Di beberapa daerah yang memiliki jumlah penduduk besar, PPKBD berada di tingkat RW (PPKBRW);

2) Sub PPKBD (Sub Pembina KB Desa/Kelurahan) adalah seorang atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola program kependudukan,KBdan Pembangunan Keluarga tingkat Dusun/RW. Di beberapa daerah yang memiliki jumlah penduduk besar, Sub PPKBD berada di tingkat RT (PPKBRT).

b. Kriteria Sasaran

1) PKB status Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional;

2) PLKB status Pegawai Negeri Sipil atau honorer/kontrak yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota atau pejabat yang berwenang;

3) Ka. UPT/ Kacabdin/Ka UPT/Koordinator PKB/PLKB Kecamatan status Pegawai Negeri Sipil;

4) SKPD KB dan selanjutnya diteruskan kepada PPKBD dan Sub PPKBD yang diangkat dan ditetapkan minimal oleh Kepala Desa/Lurah.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

1) Setiap PKB/PLKB, Ka UPT/Kepala Cabang Dinas/Kepala Unit Pelaksana Teknis/Koordinator PKB/PLKB, PPKBD dan Sub PPKBD wajib mendapatkan 1 (satu) buah smartphonedan 1 (satu) set sarana kerja.

2) Setiap PPKBD dan Sub PPKBD mendapatkan 1 (satu) set sarana kerja.

3) Pengadaan Sarana kerja PKB/PLKB, Ka UPT/Kepala Cabang Dinas/Kepala Unit Pelaksana Teknis/Koordinator PKB/PLKB, PPKBD dan Sub PPKBD dapat disesuaikan denganprioritas dan kondisi lapangan setiap daerah.

(23)

15 d. Spesifikasi Umum

Sarana kerja Ka. UPT, PKB/ PLKB dan PPKBD serta Sub PPKBD adalah suatu unit alat penunjang kerja yang terdiri dari Tas Ransel, Jaket Rompi, Topi, Buku Visum, Jas Hujan, Payung Lipat, Smartphone, Sepatudan Baju Seragam Kerja.

e. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis terlampir.

*) Apabila pengadaan Sarana Petugas Lapangan yang sudah terpenuhi, Smartphone bisa diadakan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan updating data.

8. Sarana dan prasarana PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) a. Pengertian

Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) adalah wadah berbasis institusi dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan. b. Kriteria Sasaran

SKPD KB yang selanjutnya diteruskan kepada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Kabupaten dan Kota yang melaksanakan pelayanan, konsultasi, konseling dan rujukan Kekuarga Sejahtera c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap PPKS minimal mendapatkan 1 (satu) set meubelair, 1 (satu) unit lemari, 1 (satu) unit filling cabinet, 1 (satu) unit white board, 1 (satu) buah LED TV, 1 (satu) unit Personal Computer, 1 (satu) unit laptop, 1 (satu) unit printer, 1 (satu) unit LCD projector, 1 (satu) unit tape recorder, 1 (satu) unit kipas angin dan 1 (satu) unit papan nama PPKS. d. SpesifikasiTeknis

Spesifikasi teknis terlampir.

9. Pengadaan sepeda motor bagi PKB/ PLKB dan KA. UPT/PPLKB

Pengadaan sepeda motor bagi petugas KB di lini lapangan (Ka. UPT/PPLKB dan PKB/ PLKB) dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas dan daya jangkau dalam melaksanakan tugasnya.

a. Pengertian

1) Pengendali Petugas Lapangan KB/Ka UPT KB Kecamatan.

Pengendali Petugas Lapangan KB (PPLKB)adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan struktural atau non struktural yang diangkat oleh pejabat yang berwenang yang diberi tugas mengendalikan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan program KKBPK di lapangan di tingkat kecamatan.PPLKB berkedudukan di Kecamatan sekaligus berfungsi sebagai atasan PKB/PLKB. Di beberapa wilayah disebut juga Ka Cabang Dinas/Ka UPT KB/Koordinator PLKB/PKB/Pengelola Program KKBPK Kecamatan

(24)

16 2) Penyuluh KB/Petugas Lapangan Keluarga Berencana

(PKB/PLKB)

a) PKB (Penyuluh Keluarga Berencana)adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)dengan jabatan fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. PKB adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksanana teknis fungsional program KKBPK pada instansi pemerintah.

b) PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) adalah PNSdengan jabatan non fungsional dan Non PNS yang diangkat oleh pejabat yang berwenang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. PLKB berkedudukan di desa/kelurahan.

b. Kriteria Sasaran

1) PKB status Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional;

2) PLKB status Pegawai Negeri Sipil dan Non PNS yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati/ Walikota;

3) KA. UPT/Kepala Cabang Dinas/Kepala Unit Pelaksana Teknis/Koordinator PKB/PLKB Kecamatan status Pegawai Negeri Sipil;

4) Pernah mendapatkan kendaraan bermotor roda dua tetapi kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki;

5) Kendaraan bermotor roda dua yang bersumber dari DAK Bidang KB, harus diserahkan kembali kepada SKPD-KB apabila PKB/PLKB dan KA. UPT dialihtugaskan ke instansi lain dan/atau memasuki masa pensiun/ wafat;

6) SKPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan dana operasional dan pemeliharaannya.

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan

Setiap Ka UPT/Kepala Cabang Dinas/Kepala Unit Pelaksana Teknis/Koordinator PKB/PLKB hanya mendapatkan 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda dua.

d. Spesifikasi Umum

Kelengkapan unit sepeda motor terdiri dari: 1) Unit sepeda motor; 2) Helm; dan 3) Box.

e. Spesifikasi Teknis

(25)

17

VI. MEKANISME PERENCANAAN DAK SUB BIDANG KB

Untuk menjamin penyusunan perencanaan alokasi DAK Sub Bidang KB dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:

Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota mengusulkan usulan perencanaan DAK Sub Bidang KB kepada Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim pengendalian DAK Provinsi dan tembusannya disampaikan ke Sekretaris Utama BKKBN c.q Biro Perencanaan.

VII. PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI

Untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dan penggunaan dana DAK Sub Bidang KB perlu dilakukan pengendalianmelalui pelaporan, pemantauan, evaluasi dan sanksi.

A. Pelaporan

Pelaporan DAK Sub Bidang KB dilakukan secara berjenjang danberkaladaritahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan distribusi di masing-masing Kabupaten dan

Kota.Pelaporan DAK Sub Bidang KBagar dapatberjalansesuaidengan yang

diharapkandiperlukanlangkahsebagaiberikut;

Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota,melaporkanperkembanganpelaksanaan DAK Sub Bidang KBsecara triwulanankepadaPerwakilan BKKBN Provinsic.q Tim pengendalian DAK Provinsidan tembusannyadisampaikankeSekretarisUtama BKKBN c.q Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN;

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan DAK Sub Bidang KB Tahun 2016

a. Penjelasan Umum

1) Sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) MenteriyaituMenteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/KepalaBappenas,

MenteriKeuangandanMenteriDalamNegeriNomor

0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/2556/SJ tanggal 21 November 2008, SKPD-KB Kabupaten dan Kota berkewajibanmenyampaikanlaporanTriwulan DAK Sub Bidang KB kepadaSekretaris Daerah (Formulir 1).

(26)

18 SKPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikanlaporantriwulankepadaKepalaPerwakilan BKKBN Provinsic.q Tim Pengendalian DAK dan tembusandisampaikankepadaSekretarisUtama BKKBN c.q. Biro Keuangan dan Pengelolaan BMNdilakukan setiap triwulan sesuai perkembangan pengelolaan DAK Sub Bidang KB di masing-masing Kabupaten dan Kota paling lambat 10 harisetelahtriwulanbersangkutanberakhir(Formulir 2).

CONTOH LA P ORA N DA RI S K P D-K B K E S E K DA K A B UP A TE N / K OTA

K abupat en dan K ot a : S K P D-K B : P rov i ns i : DAK (Rp juta) Total Biaya

(Rp juta) Ya Tidak Ya Tidak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11a 11b 12a 12b 13

Total

………, …… ……… Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota

NIP. ……….. Kesesuaian antara DPA-SKPD dengan Petunjuk Teknis Kodefi kasi Masal ah Jumlah

Perencanaan Kegiatan sasaran dan Kesesuaian

lokasi dengan RKPD Fisik (%) Keua ngan (%) Satuan

LA P ORA N K E M A J UA N P E R TRIWULA N (I/ II/ III/ IV )

DA NA A LOK A S I K HUS US S UB B IDA NG K E LUA RGA B E RE NCA NA TA HUN A NGGA RA N ………. . / …………. .

(Di i s i ol eh S K P D-K B K abupat en dan K ot a)

Realisasi No Kontrak (Rp juta) Jumlah Penerima Manfaat Volume Jenis Kegiatan Formulir 1

(27)

19 Formulir2. (Formulir Laporan dari SKPD-KB Kab dan Kota ke Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Tembusan BKKBN Pusat)

CONTOH LA P ORA N DA RI S K P D-K B K E P ROP INS I DA N P US A T K A B UP A TE N DA N K OTA : P ROV INS I : Met ode DA K Dana P endamping J umlah K ont rak

(Rp) DA K P endamping DA K P endamping K euangan Fis ik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11a 11b 12a 12b 13 14 15 16 17 S UB B IDA NG K E LUA RGA B E RE NCA NA

I P E LA Y A NA N K B 1 Obgy n B ed 2 IUD K IT 3 Implant K IT

4 Mobil Unit P elay anan (MUY A N) 5 Tempat P eny impanan K IT/ A lat dan Obat

K ont ras eps i di f as ilit as P elay anan K es ehat an 6 P embangunan/ A lih f ungs i B angunan unt uk

Gudang A lat dan Obat K ont ras eps i 7 K endaraan Dis t ribus i A lok on 8 K endaraan J emput ant ar Calon A k s ept or II P E NY ULUHA N K B

1 Mobil P enerangan (MUP E N) 2 K ons eling K IT (A B P K )

3 P anduan P rak t is P elay anan K ont ras eps i (B P 3K )

4 K ons eling K IT (A B P K )

5 K omput er (P C/ Not eB ook / P rojec t or) 6 K IE K IT

7 P embangunan B alai P eny uluhan K B K ec . 8 S arana K erja P et ugas Lapangan K B

(s mart P hone) 9 Genre K IT

10 S arana dan P ras arana P P K S

………, … ……… Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota NIP. ………..

K et eran gan Renc ana

P eny eles aian (Hari)

Tanggal Mulai P ek erjaan

Realis as i P enc airan Dana (Rp) P agu (Rp) Upay a P emec ahan K endala P elak s ana an K egiat an Renc ana V olume (Unit / P ak et dll) S is a P agu s / d Tribulan ini (Rp) P ers ent as e P elak s anaan K egiat an

s / d Tribulan ini (% ) LA P ORA N P E LA K S A NA A N DA NA A LOK A S I K HUS US (DA K ) S UB B IDA NG K B

TA HUN A NGGA RA N. . . . . TRIWULA N (I / II / III / IV ) P erenc anaan K egiat an/ S es uai J uk nis

B IDA NG / S UB B IDA NG / K E GIA TA N No Realis as i V olume (Unit / P ak e t dll) Realis as i P elak s anaan K egiat an

(28)

20 2) Setiaptriwulan III SKPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikanlaporandan data basis yang terkaitdengan menu DAK Sub

Bidang KB sampaidengantahunberjalan (tahun 2015), berikutsarana yang sudah diadakan danberapa yang belumterpenuhi(Formulir3).

Formulir 3. (Formulir Laporan dari SKPD-KB Kab dan Kota ke Perwakilan BKKBN Provinsi dengan Tembusan BKKBN Pusat)

CONT OH LA P ORA N DA RI S K P D K A B / K OT A K E P ROP INS I DA N K E B K K B N P US A T

K abupat en dan K ot a : S K P D-K B : P ROV INS I :

Be r a t R in g a n L e b ih Ku r a n g

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SUB BIDANG KELUARGA BERENCANA I PELAYANAN KB

1 Obgyn Bed 2 IUD KIT 3 Implant KIT

4 Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) 5 Tempat Penyimpanan KIT/Alat dan Obat

Kontrasepsi di fasilitas Pelayanan Kesehatan

6 Pembangunan/Alih fungsi Bangunan untuk Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi 7 Kendaraan Distribusi Alokon

8 Kendaraan Jemput antar Calon Akseptor II PENYULUHAN KB

1 Mobil Penerangan (MUPEN) 2 Konseling KIT (ABPK)

3 Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K)

4 Konseling KIT (ABPK)

5 Komputer (PC/NoteBook/Projector) 6 KIE KIT

7 Pembangunan Balai Penyuluhan KB Kec. 8 Sarana Kerja Petugas Lapangan KB

(smartPhone) 9 Genre KIT

10 Sarana dan Prasarana PPKS

La pora n triw ula n III ini suda h me nce rminka n pe nga da a n riil ta hun be rja la n.

………, … ………

Data Basis : Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota

1. Jumlah PPLKB/Ka. UPT = ... 2. Jumlah PPLKB/PKB = ... 3. Jumlah Kecamatan = ...

4. Desa/Kelurahan = ... NIP. ……….. 5. Jumlah Klinik KB = ...

6. Jumlah Kelompok BKB = ... 7. Jumlah Kelompok PIK-R/M = ...

T A HUN A NGGA RA N 2008-20. . . .

J u mla h p e n g a d a a n

(Di i s i ol eh S K P D-K B K abupat en dan K ot a k hus us pada T ri wul an III)

2 0 1 1 2 0 1 0 2 0 . . . . R u s a k T a h u n Pe n g a d a a n Ko n d is i Ya n g d ip e r lu k a n 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 0 9 2 0 0 8 Ko n d is i L a p a n g a n 2 0 1 2 2 0 1 6 Ba ik Ke t e r a n g a n

LA P ORA N P E LA K S A NA A N DA NA A LOK A S I K HUS US (DA K ) B IDA NG K B

N o J e n is Ke g ia t a n

(29)

21 3) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q. Tim Pengendalian DAK melakukan rekapitulasi laporan triwulanyang

disampaikanolehSKPD-KB Kabupaten dan Kota dan menyampaikan kepada SekretarisUtama BKKBN c.qBiro KeuangandanPengelolaan BMN, sesuaidenganlaporansebagimanadalamformulir 2 paling lambat 15 harisetelahtriwulanbersangkutanberakhir(Formulir 4).

Formulir 4. (Formulir Rekapitulasi Laporandari Perwakilan BKKBN Provinsi ke BKKBN Pusat)

CO NTO H FO RMULIR LAPO RAN DARI PRO PINSI KE BKKBN PUSAT

LAPO RAN PELAKSANAAN DANA ALO KASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG KB TAHUN ANG G ARAN 20....

TRIWULAN (I / II / III / IV) PRO VINSI : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 J umlah Pengadaan (Unit) J umlah (Rp) Harga Satuan per Unit (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah Pengad aan (Unit) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah (Rp) J umlah Pengadaan (Unit) Harga Satuan per Unit (Rp) Implant KIT Harga Satuan per Unit (Rp) J umlah (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah Pengad aan (Unit) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah Pengad aan (Unit) J umlah (Rp) No Kabupaten / Kota IUD KIT Harga Satuan per Unit (Rp) O bgy n Bed Harga Satuan per Unit (Rp) J umlah (Rp) Mobil Unit Pelay anan (MUYAN) Tempat Peny impanan KIT/ alat dan O bat

Kontras eps i di Fas ilitas Kes ehatan Triwulan I, II, III, IV

(30)

22 Formulir 4 Lanjutan 1

LAPO RAN PELAKSANAAN DANA ALO KASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG KB TAHUN ANG G ARAN 20....

TRIWULAN (I / II / III / IV)

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

Panduan Prak tis Pelay anan Kontras eps i (BP3K) J umlah (Set) J umlah (Rp) J umlah (Rp) Harga Satuan (Rp) J umlah (Set) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) Harga Satuan (Rp)

Kons eling KIT (ABPK) Mobil Penerangan (MUPEN)

Harga Satuan (Rp) J umlah (Set) J umlah (Set) J umlah (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah (Rp) Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) Harga Satuan (Rp) Harga Satuan (Rp) J umlah (Set)

Kendaraan Dis tribus i Alok on Kendaraan J emput Antar Calon Ak s eptor Alok as i Ses uai DPA SKPD-KB (Rp) J umlah Pengad aan (Unit) Harga Satuan per Unit (Rp) J umlah (Rp) Pembangunan/alih fungs i Bangunan

untuk G udang

(31)

23 Formulir 4 Lanjutan 2

LAPORAN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG KB TAHUN ANGGARAN 20....

TRIWULAN (I / II / III / IV)

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74

………, ……… 20…. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi ……

NIP. ……….. KIE KIT Jumlah (Rp) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Komputer (PC/NoteBook/Projector) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Set)

Pembangunan Balai Penyuluhan KB Kec. Sarana Kerja Petugas Lapangan KB

(smartPhone) Sarana dan Prasarana PPKS

Harga Satuan (Rp) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp)

konseling KIT (ABPK)

Jumlah (Rp) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Genre KIT Alokasi Sesuai DPA SKPD-KB (Rp) Jumlah (Set) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

(32)

24 4) SetiaptriwulanIII Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim pengendali DAK melakukan rekapitulasi laporan SKPD-KB

Kabupaten dan Kota menyampaikan data basis yang terkaitdengan menu DAK Sub Bidang KB, berikutsarana yang sudahdanberapa yang belumterpenuhi sertamenyampaikan data basis yang terkaitdenganmenu DAK Sub Bidang KBsampaidengantahunberjalan (tahun 2008-20….) (Formulir 5).

Formulir 5. (Formulir Rekapitulasi LaporandariPerwakilan BKKBN Provinsi ke BKKBN PusatKhusus Triwulan III)

C O N T O H F O R MU LI R LAPO R AN D AR I PR O PI N SI KE BKKBN PU SAT

LAPO R AN R EKAPI T U LASI PELAKSAN AAN D AN A ALO KASI KH U SU S ( D AK) SU B BI D AN G KB T AH U N AN G G AR AN 20. . . .

T R I WU LAN I I I PR O VI N SI :

1 2 3 4a 4b 4c 5 6 7a 7b 7c 8 9 10a 10b 10c 11 12 13a 13b 13c 14 15 16a 16b 16c 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 N o Br t Baik J ml pengadaan s d t h ber jalan Kabupat en / Kot a R us ak Kondis i R us ak I U D KI T O bgy n Bed J ml pengadaan s d t h ber jalan Kondis i J ml y g mas ih dibut uhk an Baik R ngn J ml pengadaan s d t h ber jalan Kondis i Baik J ml y g mas ih dibut uhk an J ml y g mas ih dibut uhk an R ngn Br t R us ak Br t R ngn J ml pengadaan s d t h ber jalan Kondis i J ml y g mas ih dibut uhk an Baik R us ak Br t R ngn J ml pengadaan s d t h ber jalan Kondis i J ml y g mas ih dibut uhk an Baik R us ak Br t R ngn I mplant KI T Mobil U nit Pelay anan ( MU YAN )

T empat Peny impanan KI T / Alat dan O bat Kont r as eps i di F as ilit as Pelay anan

Kes ehat an

(33)

25 Formulir 5 Lanjutan 1

LAPO RAN REKAPIT ULASI PELAKSANAAN DANA ALO KASI KHUSUS ( DAK) SUB BIDANG KB T AHUN ANG G ARAN 20...

T RIWULAN III

18 19a 19b 19c 20 21 22a 22b 22c 23 24 25a 25b 25c 26 27 28a 28b 28c 29 30 31a 31b 31c 32

Br t Rus ak Rus ak J ml y g mas ih dibutuhk an Rngn Rngn J ml pengadaan s d th ber jalan J ml y g mas ih dibutuhk an Rngn Br t Baik J ml pengadaan s d th ber jalan Rus ak J ml y g mas ih dibutuhk an Rus ak Rngn Br t Baik Kondis i Kondis i J ml pengadaan s d th ber jalan J ml y g mas ih dibutuhk an Kondis i Baik Pembangunan/Alih fungs i Bangunan

untuk gudang Alat dan O bat Kontr as eps i Kendar aan Dis tr ibus i Alok on Kendar aan J emput antar Calon Ak s eptor Mobil Pener angan ( MUPEN) Kons eling KIT ( ABPK)

J ml y g mas ih dibutuhk an Rus ak Br t Rngn Br t Baik J ml pengadaan s d th

ber jalan Baik

Kondis i Kondis i

J ml pengadaan

s d th ber jalan

(34)

26 Formulir 5 Lanjutan 2

LAPO RAN REKAPITULASI PELAKSANAAN DANA ALO KASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG KB TAHUN ANG G ARAN 20...

TRIWULAN III

33 34a 34b 35c 36 37 38a 38b 38c 39 49 41a 41b 41c 42 43 44a 44b 44c 45

Brt Baik Rngn Kondis i Rngn Brt Baik J ml pengadaan s d th berjalan J ml y g mas ih dibutuhk an Rngn Rus ak Rus ak Kondis i

Panduan Prak tis Pelay anan Kontras eps i

(BP3K) Kons eling KIT (ABPK)

J ml pengadaan s d th berjalan J ml y g mas ih dibutuhk an

Komputer ( PC/NoteBook /Projec tor)

J ml pengadaan s d th berjalan Kondis i J ml y g mas ih dibutuhk an Baik Rus ak Brt KIE KIT J ml pengadaan s d th berjalan Kondis i J ml y g mas ih dibutuhk an Baik Rus ak Brt Rngn

(35)

27 Formulir 5 Lanjutan 3

LAPO RAN REKAPIT ULASI PELAKSANAAN DANA ALO KASI KHUSUS ( DAK) SUB BIDANG KB T AHUN ANG G ARAN 20...

T RIWULAN III

46 47a 47b 47c 48 49 50a 50b 50c 51 52 53a 53b 53c 54 55 56a 56b 56c 57

………, … ……… 20... Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi ……

NIP. ……….. Kondis i Rus ak J ml pengadaan s d th ber jalan J ml y g mas ih dibutuhk an Rngn Br t Baik J ml pengadaan s d th ber jalan

G enr e KIT Sar ana dan Pr as ar ana PPKS Kondis i J ml y g mas ih dibutuhk an Baik Rus ak Br t Rngn Pembangunan Balai Peny uluhan KB Kec .

J ml pengadaan s d th ber jalan Kondis i J ml y g mas ih dibutuhk an Baik Rus ak Br t Rngn

Sar ana Ker ja Petugas Lapangan KB ( s mar tPhone)

J ml pengadaan s d th ber jalan Kondis i J ml y g mas ih dibutuhk an Baik Rus ak Br t Rngn

(36)

28 B. Pemantauan

Agar pengelolaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB di SKPD-KB Kabupaten dan Kota dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perlu dilakukan pemantauan.Pemantauan dilakukan secara berjenjang dari BKKBN ke Perwakilan BKKBN Provinsi dan SKPD-KB Kabupaten dan Kota serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke SKPD-KB Kabupaten dan Kota.

Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik, dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi DAK Sub Bidang KB Pusat) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang KB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;

2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsicq. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Provinsi secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan DAKSub Bidang KB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi DAK Sub Bidang KB Pusat);

3. Kepala SKPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan Kota secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan DAKSub Bidang KB ke Kecamatan dan desaserta melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

C. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana pelaksanaan pengelolaan DAK Sub Bidang KB telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila ternyata dalam pelaksanaan DAK Sub Bidang KB masih ditemui kekeliruan maka dapat segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang akurat. Agar pelaksaaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi DAK Sub Bidang KB Pusat) setiap 3 (tiga) bulanmelakukan evaluasi pelaksanaan DAK Sub Bidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;

2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsicq. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Provinsisetiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan DAK Sub Bidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi DAK Sub Bidang KB Pusat);

3. Kepala SKPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan Kotasetiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan DAK Sub Bidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

(37)

29 VIII. PENUTUP

Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB diarahkan untuk mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan kependudukan dan KB dalam upaya pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019. Oleh karena itu, pedoman ini dibuat untuk dijadikan panduan oleh Pemerintahan Kabupaten dan Kota agar dalam menggunakan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang KB sesuai pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang diikuti dengan perumusan indikator-indikator dalam pencapaian sasaran strategis, tentunya harus bermuara pada visi dan misi pembangunan 2015-2019, Nawa Cita dan Agenda Prioritas Pembangunan No. 5 (lima) untuk “meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”.

(38)

30

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SPESIFIKASI TEKNIS DAK SUB

BIDANG KB TAHUN 2016

(39)

31

DATADAN SPESIFIKASI TEKNIS

I.

SARANA DAN PRASARANA KB

1. OBGYN BED + Examination Lamp SPESIFIKASI :

A. Spesifikasi Umum:

Dimensi luar : P 1.720 – 1.750 x L 640 – 650 x T 800 – 810 (mm)

Dimensi dalam : P 1.720 – 1.750 x L 550 - 600 x T 800 - 810 (mm)

Bahan pipa : Stainless Steel (SS) 304

Kontruksi : Knock Down

Mattras : Terbuat dari kayu multiplex : tebal 8-10 mm dilapisi busa: 60-70mm

dengan cover leather imitation warna biru muda. Pengatur Kemiringan : System gas spring, dengan elevasi 0 s/d 80 derajat.

Kemasan: Di packing(bungkus)menggunakan plastik dan dimasukkan kekardus serta pada bagian luarnya dibungkus plastik kembali, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Setiap satu set Obgyn bed harus di packing (kemas) dengan bahan pengemasan

sesuai dengan standar iklim Indonesia.

2) Setiap kemasan terdapat “Logo BKKBN” dan tulisan “Obgyn Bed untuk Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana” dengan warna tulisan biru/hitam dan bertuliskan APBN Tahun 2014 warna tulisan biru/hitam

3) Karton type Triple-wall ukuran K275/M150x6/K275, semua design dan tanda/logo

harus disyahkan terlebih dahulu oleh pihak BKKBN sebelum packing dipergunakan.

B. Spesifikasi Khusus 1) Bagian Kaki Utama:

Bahan : Stainless Steel 304 (kotak), 20x40, tebal 1,5 mm

Pipa penghubung : Stainless Steel 304 (kotak), 20x40, tebal 1,5 mm

Terdapat : Tempat dudukan tiang infus dan dudukan penyangga betisyang

dilengkapi baut pengunci.

2) Bagian Sandaran Badan:

Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal 1,5 mm

Panjang : 700 – 750 mm

Lebar : 500 – 550 mm

Alas matras : multiplax tebal 8–10 mm dilapisi busa = 60–70 mm dengan cover

leather imitation warna biru muda. Pengatur sandaran : system gas spring

3) Bagian Dudukan:

Bahan : Stainless Steel (kotak) 304, 20 x 20 (minimum), tebal 1,5 mm

Panjang : 400 – 480 mm

Lebar : 500 – 550 mm

Alas matras : multiplax tebal 8– 0 mm dilapisi busa = 60 – 70 mm

dengan cover leather imitation warna biru muda.

Di lengkapi : Baskom dibawah dudukan untuk penadah, terbuatdari Stainless

(40)

32

4) Bagaian sandaran kaki

Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal 1,5 mm

Panjang : 400 – 500 mm

Lebar : 500 – 550 mm

Alas matras : Multiplax tebal 8– 0 mm dilapisi busa = 60 – 70 mm

dengan cover leather imitation warna biru muda.

Pengunci tunjangan: Pengunci tunjangan sandaran kaki dari plat Strainless steel304, bergigi minimal 1 buah .

Tangga injakan kaki : Terbuat dari plat SPCC-SD tebal + 1 mm, bagian pinggir terbuat dari stainless steel, dilapisi karpet plastik hitam, lantai injakan kakinya dapat disimpandengan cara di lipat atau di dorong kebelakang.

5) Aksesoris

Penyangga betis : Terbuat dari plastik nylon/ABS ukuran (P) 245-255 x (L) 165 - 175 x (T) 110 - 120 mm, tebal 6 mm, dilapisi busa tebal 10 mm dan kulit imitasi warna biru muda dengan penyangga dari As Stainless Steel diameter 16 mm, dapat diatur posisinya dengan memutar baut pengunci.

6) Lampu Periksa

Jenis : Examination Lamp

isi paket : Lampu, Tiang penyangga lampu, Kaki lampu + roda, Kabel Kepala Lampu - Bukti Dan Modus Aluminium

a) Bohlam Halogen 12V 50W Kehidupan 3.000 – 4000 Jam

Waktu Layanan Per Charge: Sekitar 60-90 menit

Dilengkapi Rechargeable Battery, sehingga dapat digunakan di daerah yang listriknya sering padam/tidak tersedia aliran listrik

b) Cahaya Intensitas: 18000 – 19000 c) Dimensi Lampu Berdiri:

a. Diameter Lampu: 1 ¾ Inch

b. Lampu Berdiri

c. Pipa Fleksibel Panjang 40 - 45 Cm

d. Diameter 10 - 14 Mm

e. Kotak Lampu Yang Terbuat Dari Bukti Rush Dicat

f. Tinggi Besi: 20-30Cm; Panjang: 4 – 6 Cm; Lebar: 8 – 10 Cm

g. Diameter Roda: 4 - 6 Cm, 5 pcs ( 2 buah dengan pengunci + 3 buah tanpa

pengunci)

h. INPUT: 110/220 V

i. OUTPUT: DC 12 V

2. Tempat Penyimpanan Kit/alat dan obat Kontrasepsi Spesifikasi:

 Dimensi : 90-100 (p) x 40-50 (l) x 150-170 (t) cm

 Konstruksi : Stainless steel, kaca transparan 4-5 mm

 Finishing : Polishing

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Selain itu, kerja sama dengan ASPERINDO yang merupakan kumpulan perusahaan jasa ekspedisi juga tak kalah pentingnya bagi pengawasan pengiriman barang dari luar dan dalam

Peneliti melakukan studi penelitian di Dusun Seyegan Srihardono Pundong Bantul. Kepatuhan terhadap tata cara tertib berlalu lintas merupakan satu-satunya variabel.

c. Dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang

Perangkat yang dibuat didukung oleh perangkat lunak yang mampu merekam, menyimpan dan menampilkan suara paru atau suara jantung yang direkam. Fasilitas yang disediakan

bahwa memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

(1) tanda-tanda pragmatik yang muncul pada tuturan para peserta diskusi yang berkaitan dengan perwujudan relevansi acara “Indonesia Lawyers Club”.... (2) penggunaan bahasa

[r]