• Tidak ada hasil yang ditemukan

Basic Staad Training 02-07-08

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Basic Staad Training 02-07-08"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DESIGN DAN ANALYSIS

DENGAN MENGGUNAKAN STAAD PRO

Hadiansyah, ST hadihanifa@gmail.com

(2)

1. PENDAHULUAN

STAADPro 2004 adalah sebuah software yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para civil engineer dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan analisa dan design struktur baik berupa struktur rangka (baja dan beton), plate and shell.

STAADpro merupakan sebuah software yang sangat user friendly baik dalam pemodelan struktur maupun dalam menampilkan output/hasil dari sebuah analisa struktur.

Dibuat oleh Research Engineer International dan sekarang telah dikeluarkan versi StaadPro 2007.

2. KEUNTUNGAN

Beberapa keuntungan dalam menggunakan StaadPro:

1. User friendly daripada progam-program sejenis dalam hal pemodelan struktur maupun dalam menampilkan output atau hasil dari analisa dan desain.

2. Banyak terdapat code-code international yang terdapat didalamnya seperti AISC-ASD/LRFD, BS5950-1990/2000 etc.

3. TUJUAN

Objective/Tujuan yang akan dicapai dengan mengikuti Training StaadPro Adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan para attendance dapat mengeporasikan STAADPro dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah analisa dan desain struktur yang berlaku.

2. Dapat membantu perkerjaan-perkerjaan analisa dan desain struktur sehingga dapat diselesaikan dengan cepet dan tepat.

3. Lebih memahami tentang code-code international yang dipakai dalam design struktur.

4. Untuk Training Staadpro saat ini lebih menekankan dalam analisa struktur baja dengan metoda working stress method ataupun dengan limit state design/metode kekuatan batas.

Dibawah ini akan ditampilkan beberapa struktur yang telah didesain dengan menggunakan staadpro sebagai alat bantu.

(3)

Steel Tower Concrete Structure

(4)

Steel Building Steel Building

4. BEKERJA DENGAN STAADPRO:

Untuk memulai pekerjaan analisa design struktur dengan StaadPro ada beberapa tahapan yang harus dilalui diantaranya adalah sebagai berikut:

4.1. MODELING STAGE/PEMODELAN STRUKTUR.

Dalam tahap ini engineer memasukan beberapa input yang diperlukan oleh STAAD dalam pemodelan struktur seperti :

1. Joint: titik-titik koordinat dari suatu struktur.

2. Member/rangka yang menghubungkan joint satu dengan lainnya. 3. Pemberian kondisi perletakan seperti: sendi, jepit, pegas/spring, dan

roll. Juga tak kalah pentingnya adalah pengkondisian pengekangan ujung member atau end restraint. Sehingga dengan ini sruktur yang kita modelkan dapat memberikan gaya – gaya dalam sesuai dengan struktur tersebut setelah berdiri.

4. Pemberian spesifikasi material seperti baja atau beton yang mempunyai modulus elastis yang berbeda (Es/Ec)

5. Pemberian profile dari struktur rangka: Luas tampang, Moment Inertia ataupun dengan pemberian profile baja H beam…etc.

4.2. PEMBEBANAN/LOADING,

Dalam pemberian beban pada struktur, harus diketahui bahwa pada umumnya beban pada struktur dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

(5)

Beban Tetap:

Adalah beban yang ada dalam struktur tersebut pada saat struktur tersebut digunakan ataupun pada saat pemasangannya yang diakibatkan oleh grafitasi bumi. Beban jenis ini diantaranya adalah:

- Beban Mati - Beban hidup

- Beban struktur itu sendiri Beban Sementara:

Adalah beban yang membebani suatu struktur yang terjadi dengan batasan waktu tertentu. Dikarenakan beban ini adalah sementara biasannya dalam suatu analisa struktur, kekuatannya dapat ditingkatkan sampai 1/3 dari kekuatan batasnya . Beban yang termasuk beban sementara diantaranya: - Beban angin

- Beban gempa

4.2.3 Beban Kejut/Impact Load:

Yang termasuk beban kejut/Impact load adalah: crane load, traffic load pada jembatan…etc.

5. PEMBERIAN PARAMETER DESIGN STRUKTUR:

Parameter desain struktur sangat berguna dalam membuat desain check yang benar sehingga dengan parameter ini diharapkan struktur yang sedang kita desain sedemikian sehingga dapat memberikan proporsi keamanan pada saaat struktur tersebut telah bekerja/berdiri bedasarkan gaya ang diperoleh dari kobinasi beban yang bekerja. Beberapa desain parameter tersebut diantaranya :

- Mutu material: Fc’, Fy

- Panjang efektif untuk tekan: Ly, Lz

(6)

Bagan singkat bagaimana menggunakan STAAD

Secara garis besar dalam bekerja dengan staadpro, ada dua metode yang biasa dipakai yaitu:

1. Dengan menggunakan Command File

2. Dengan grafikal generasi atau GUI (Grafical User Interface) Untuk mempermudah dalam pembelajaran tahap awal, maka akan digunakan metode ke-2 yaitu dengan cara GUI. Dengan cara kedua ini sebenarnya secara otomatis Staadpro juga akan menbuat command file yang sesuai dengan stage yang telah dibuat dengan cara GUI.

StaadPro

Set Up Project Information, Client etc

Geometry Add node and member: Copy, Mirror, Translation rpt General Property

Spec’s Tension, Compression, Release Support Pinned, Fixed, Fixed But (Rolled)

Load Load Case and Load Combination Japanese, British, US, Australia…etc

Analysis and Print Perform Analysis

Design Parameter Design Code: AISC-ASD/LRFD, BS5950 etc… Fy, Kz, Ky, Lz, Ly, UNL

STAAD PLANE

START JOB INFORMATION ENGINEER DATE 20-Aug-07 END JOB INFORMATION INPUT WIDTH 79 UNIT METER KG JOINT COORDINATES 1 0 0 0; 2 6 0 0; MEMBER INCIDENCES 1 1 2;

DEFINE MATERIAL START ISOTROPIC STEEL E 2.09042e+010 POISSON 0.3 DENSITY 7833.41 ALPHA 1.2e-005 DAMP 0.03

END DEFINE MATERIAL

MEMBER PROPERTY JAPANESE 1 TABLE ST H400X200X8 CONSTANTS

MATERIAL STEEL ALL SUPPORTS 1 2 PINNED LOAD 1 DL MEMBER LOAD 1 UNI GY -500 LOAD 2 LL MEMBER LOAD 1 CON GY -1000 LOAD COMB 3 DL+LL 1 1.0 2 1.0 PERFORM ANALYSIS PARAMETER CODE AISC FYLD 2.4e+007 ALL CHECK CODE ALL FINISH

(7)

6. BEBARAPA OUTLINE:

6.1. Sumbu Lokal dan Sumbu Global.

Pengertian antara kedua sumbu ini sangat penting dalam hal pemodelan struktur dalam StaadPro. Kedua sumbu sangat perpengaruh pada

pemberian arah beban, dan parameter-parameter design.

Sumbu lokal adala h sumbu/axis yang terdapat pada setiap member dari sebuah struktur. Ada tiga buah sumbu lokal pada masing-masing member. Arah ketiga sumbu tersebut sesuai dengan metode kaidah tangan kanan atau right and metode, ketiga sumbu tersebut adalah:

x = sumbu lokal yang searah dengan arah pembuatan member node i-j y = sumbu lokal yang searah dengan ibu jari tengah

(8)

6.2. Pengkondisian Perletakan/Support condition

Dalam tab Support terdapat kondisi perletakan yang telah costumize oleh staad, diantaranya pinned dan fixed. Untuk kondisi perletakan roll maka harus memakai fixed but. Seperti gambar disamping, misalkan untuk kondisi roll maka pilihan release nya adalah FX, MX, MY, MZ.

Arah dari gaya – gaya perletakan ini adala sesuai dengan sumbu-sumbu global dari strukturnya.

Arah sumbu global dapat dilihat pada sisi kiri bawah dari view struktur

(9)

6.3. Label

Label adalah properties staad window yang sangat membantu user dalam meliat atau memeriksa sesuatu dalam pemodelan struktur seperti:

a. Node number, b. Beam number, c. Load Value,

d. Structure Appearance,

e. Beam Orientasi/memperlihatkan, sumbu lokal tiap-tiap member, f. Skala dari gaya-gaya dalam,

(10)

6.4. Klasifikasi Penampang

(11)

6.5. Governing Axial and Flexural Calculation

Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih besar dari 0.15 (compression is dominant)

Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih kecil dari 0.15 (flexural is dominant)

Jika fa adalah tensile atau nol

6.6. Kombinasi Beban untuk ASD dan LRFD

Di bawah ini merupakan kombinasi beban untuk analisis ASD-Method

(12)

Referensi:

1. Staad Help Manual,

2. CSI Computer and Structures Inc, SAP 2000, Steel Design Manual, Integrated Finite Element Analysis and Design of Structure, May 2000 3. Leonard Spiegel and George F. Limbrunner, Desain Baja Sruktur

(13)

TASK 1.

Sebuah gable frame dengan ukuran sebagai berikut: a. Kemiringan atap = 5 O b. Span = 12 m c. Column height = 6 m d. Extention beam = 1 m Bay = 6 m e. Loads:

- Dead load = 72 kg/m (-GY) - Live load = 120 kg/m (-GY) - Wind load = 216 kg/m (GX) = 72 kg/m (Y) = 96 kg/m (y) = 96 kg/m (GX) = 96 kg/m2 (-/+GZ) = 48 kg/m2 (-/+GZ)

(14)

Pilih ikon Staad pro dengan memilih STARTà All program à StaadPro 2004 à Staad Pro, kemudian muncul window sebagaimana dibawah ini:

Kemudian isikanlan data-datanya seperti di atas dan jika telah selesai pilih Next à kemudian pilih Finish.

Maka tampilan Staadpro akan menjadi seperti diatas. Untuk menambahkan member dengan “snap” kepada grid maka pilihlah Snap Node Beam. Jika sudah makan arahkan pada node pertama (0,0,0) dan node kedua (0,6,0). Maka tampilan staadpro akan seperti dibawah ini:

(15)

Kemudian untuk menambahkan kolom yang lain maka dapat dengan cara duplikasi. Tekan mouse kanan à Copy kemudian tekan lagi mouse kanan à Paste Beams. Kemudian isilah x=12 dan y=0, z=0.

Maka akan terlihat staadpro seperti dibawah ini

Kemudian untuk member atap, dapat dilakukan dengan cara yang sama yaitu :

Member pertama (kolom)

(16)

Pilihlah tool bar Add beam, kemudian hubungkanlah kedua ujung kolom, setelah itu tambahkan node pada member yang baru tadi, Pilihlah toolbar Add Node kemudian akan pilih member yang akan ditambahkan setelah itu akan muncul window seperti dibawah ini:

Ada tiga cara dalam menambahkan node yaitu:

- Add new point: cara ini harus mengisikan terlebih dahulu distance nya dari node pertama.

- Add mid point: menambahkan node pada tengah/mid dari suatu member - Add n point: menambahkan beberapa node sekaligus dengan jarak

yang sama pada setiap member nya.

Untuk saat sekarang pilihlah Add mid point. Sehingga model akan terlihat sebagai berikut:

Pilih node dan click kanan à Move kemudian isikan X=0, Y=0.525, Z=0

Move node ini sehingga terbentuk kemiringan atap 5*, Y = 6 tg 5* = 0.525m

(17)

Untuk menambahkan extended beam maka akan duplikasikan node dengan arah seperti diatas. Kemudian tambahkan member yang menghubungkan node tersebut.

Copi node ini untuk menambahkan member extended beam

1*tg 5* = 0.087

Sehingga arah duplikasi nodal adalah X=-1,Y=-0.087,Z=0

Duplikasi member ini ke sisi sebelah akan lebih mudah jika menggunakan perintah Copy Mirror

Pilih extended beam kemudian pilih menu Geometri àMirror

(18)

Maka setelah proses Copy Mirror selesai akan terlihat seperti dibawah ini.

Untuk duplikasi semua member itu lima kali maka akan lebih mudah jika dengan menggunakan translational repeat. Pilih menu Geometry à Translational Repeat. Kemudian akan muncul window sebagai mana dibawah ini.

Isilah seperti data diatas kemudian pilih OK.

Pilih mirror plane Y-Z, Generate Model à Copy Plane Position à Pilih node pada ridge sebagai referensi nodal, sebelumnya pilih dahulu tanda cursor dan pointer. Setelah selesai pilih OK.

(19)

Model Staadpro akan terlihat seperti dibawah ini.

X Y

Z

Tambahkanlah bracing member dengan cara yang ada diatas sehingga model staadpro akan terlihat seperti di bawah ini.

X Y

Z

Sampai disini proses geometry struktur telah selesai dan dapat dilanjutkan pada Tab General à Property, Spec’s, Support, dan Loads

Member ini dapat dihapus.

(20)

Untuk memasukan ukuran profile tekan Databaseà Japanese, kemudian pilihlah profile-profile yang ada pada sebelumnya kemudian di assignkan ke masing-masing member. Untuk RB16, dapat dibuat dengan cara pilih

Define à Circle kemudian isikan YD = 0.016 dan material STEEL. Jika semua telah selesai maka model akan terlihat seperti diatas.

Untuk Spec, pilih beam à Tension kemudian pilih Add

à Start kemudian Release Start pilih My, Mz à Start kemudian Release End pilih My, Mz

Pilihlah specification-nya kemudian pilih member-member yang akan diberikan specification-nya kemudian pilih Assign button. Begitu seterusnya untuk specification yang lainnya.

Assignkan ke model spec’s tersebut.

(21)

Setelah member-member diberikan specification maka dapat dilanjutkan pemberian support condition.

Setelah pemberian Support, dapat dilanjutkan dengan pemberian Load Case DL, LL dan WL. Untuk DL dapat dilihat seperti di bawah ini.

Tambahkan Selfweigth Y=-1 dan beban merata Member à pilih Uniform Force isikan -72 (GY).

Kemudian dengan cara yang sama load case LL dan WL. Untuk kedua case tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Pilih Support S2 kemudian dengan bantuan menekan Ctrl pilihlah semua node support kemudian tekan Assign

Untuk Selfweight Y=-1 Untuk beban merata 72 kg/m

Kemudian assign kan kepada member seperti terlihat disamping ini.

(22)

Load Case LL (Live Load)

(23)

Setelah ketiga load case terbuat maka langkah selanjutnya adalah bagaimana pemberian combinasi beban atau Load Combination kepada setiap kasus beban diatas.

Pilih Combine, setelah itu akan tampil window seperti diatas. Kemudian Pilih New à isikanlah tittle DL+LL setelah itu tekan “OK”. Kasus beban mati dan hidup harus dipindahkan ke sebelah kanan. Untuk load case

selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan cara diatas yaitu 0.9DL+WL dan DL+0.75(LL+WL).

Setelah kombinasi beban terrpenui maka dapat dilanjutkan pada tab

Analysis à No Print kemudian tekan Add.

Bagian terpenting dari sebuah analysis dan design adalah pemberian parameter parameter desain sehingga hasil-hasil designnya sesuai dengan perilaku struktur tersebut setelah terpasang. Berikut ini

(24)

Untuk menambahkan parameter design tekan Define Parameter à FYLD = 2.48 e+007 kg/m2 kemudian tekan Add. Begitu seterusnya untuk KZ, UNB, UNT dan LY. Setelah parameter tersebut ada pada model maka dapat di – assign kan sebagai berikut:

FYLD à pada seluruh member

KZ à pada seluruh kolom

UNB, UNT, LY à pada kolom dan beam/rafter.

Setelah parameter design terpenuhi untuk setiap kondisi membernya maka dapat ditambakan perintah check code dan steel take off. Pilih Command à Check Code kemudian tekan Add. Begitu juga dengan cara yang sama perintah Take Off.

Setelah semua nya terpenuhi maka dapat dilakukan eksekusi file tersebut dengan cara pilih menu Analysis à Run Analysis kemudian tekan Ok.

Untuk melihat hasil dari analysis dan design strukturnya maka dapat menekan toolbar postprocessing seperti tampak diatas.

Tab Node untuk melihat perpindahan node dan reaksi perletakan.

Post Processing Modelling

(25)

Tab Beam untuk melihat gaya-gaya dalam, stress, unity check, dan grafikal data dari gaya-gaya dalam.

0.551 0.0784 0.285 0.751 0.0935 0.574 0.495 0.534 0.0784 0.258 0.0784 0.886 0.11 0.0935 0.577 0.377 0.582 0.0784 0.258 0.0784 0.883 0.11 0.11 0.577 0.385 0.584 0.0784 0.258 0.0784 0.883 0.11 0.11 0.574 0.385 0.584 0.0784 0.258 0.0784 0.886 0.0935 0.11 0.551 0.377 0.582 0.0784 0.258 0.0784 0.285 0.751 0.0935 0.495 0.534 0.0784

Pada gambar di atas terlihat bahwa stress ratio dari masing-masing member kurang dari 1 atau dinyatakan memenuhi persyaratan dari Code AISC-ASD. Apabila terdapat ratio lebih dari satu maka dianjurkan untuk kembali ke bagian modeling dan memperbesar penampang-penampang dengan stress ratio lebih besar dari 1.

(26)

TASK 2

CONCRETE STRUCTURE

Dalam pelajaran ke tiga ini akan diberikan suatu masalah bagaimana desain dan analysis struktur beton berdasarkan code ACI 2002.

Sebagaimana diketahui untuk design struktur beton menggunakan motode kekuatan batas atau limit strength design. Sebagai ilusrasi masalah kita akan desain sebuah struktur beton yang mempunyai data-data sebagai berikut:

Ruko Bukit Indah,

Dimensi Dasar : 6x16 m2 (16 = 4x4)

Lantai 1 dan 2 mempunyai data -data sebagai berikut: Tebal plat lantai : 120 mm

Beban hidup lantai : 250 kg/m2

Lantai 3 :

Tebal plat lantai : 100 mm Beban hidup lantai : 100 kg/m2 Tinggi tiap-tiap lantai 3.5 m

Semua balok pada perimeter bangunan diasumsikan terdapat dinding batu bata setinggi lantainnya. Berat dinding : 1800 kg/m3

Case load

DL : Beban sendiri dan beban plat lantai

LL : Beban hidup tiap lantai

Load Combination berdasarkan ACI 2002 1.2DL+1.6LL

Assumsi awal column dan beam

Kolom : 30x30 cm2

Balok : 40x25 cm2

Ring balok/Balok anak : 30x20 cm2

(27)
(28)

Untuk memulai pembuatan pemodelan strukturnya, bukalah file baru dengan diberi nama TASK 2 seperti dibawah ini:

Pilihlah SPACE, Meter – kilogram dan file name TASK 3. Kemudian setelah itu pilih Next kemudian pilih Finish. Maka STAAD akan mempunyai tampilan sebagi berikut:

Untuk saat sekarang kita akan mencoba fasilitas lain dari STAADPro yaitu STAAD wizard dalam hal pemodelan struktur sehingga waktu yang dihabiskan dalam pemodelan dapat berlangsung singkat.

(29)

Jalankan Structure Wizard dengan cara Pilih Menu Geometri à Run Structure Wizard, maka akan tampil window baru sebagai berikut:

Kemudian pada model type pilihlah Frame Model sehingga akan tampil sebagai berikut:

(30)

Kemudian pilih Bay Frame dengan cara double click sehingga akan muncul tampilan seperti dibawah ini dan isikanlah data-data struktur yang ada di halaman sebelumnya.

Setelah selesai pilih apply, maka akan tampil seperti dibawah ini:

Kemudian masukanlah struktur diatas ke dalam model STAADPro dengan cara

Pilih Menu File à Merger Model with STAADPro Model, kemudian pilihlah “ok” jika ada window pilihan muncul. Maka model STAADPro kita akan terlihat seperti dibawah ini.

(31)

Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya cek dulu apakah jarak-jarak kolomnya sesuai dengan yang kita ingin kan atau tidak seperti gambar di atas. Jika semua jarak-jarak tersebut telah selesai maka kita akan lanjut ke

Tab GENERAL à Property untuk meendefinisikan penampang pada

setiap kolom dan balok.

Pilih Define à Rectangle, maka akan tampil window sebagai mana di bawah ini

(32)

Isikanlah ukuran kolom dan balok yang akan dipakai pada YD dan ZD. YD adalah tinggi balok/kolom sedang ZD adalah lebar balok/kolom.

Kolom : 30x30 cm2

Balok : 40x25 cm2

Ring balok/Balok anak : 30x20 cm2

Untuk yang pertama isikanlah dimensi kolom pada YD dan ZD dengan disesuaikan dengan satuan panjangnya (m). setelah selesai pilih ADD untuk memasukannya dalam STAADPro. Kemudian dengan langkah yang sama dimensi balok dan ring balok dapat dilakukan dengan cara yang sama. Sehingga pada window property terdapat 3 penampang kolom, balok dan ring balok.

(33)

Kemudian assign kan lah penampang-penampang tersebut pada member-member yang terdapat pada model Staadpro Sehingga terlihat seperti dibawah ini:

Jika sudah sesuai maka dapat meneruskan pada Tab Support. Pilih perletakan jepit (Fixed) pada semua kolo m.

X Y

Z

(34)

Untuk Dead Load/DL, kita akan memasukan beban sendiri (selfweight / Y=-1), beban plat lantai, dan beban dinding batu bata pada perimeter balok. Perhitungan beban plat lantai:

Masa jenis beton : 2400 kg/m3

Beban 120mm plat lantai : 0.12*2400 = 288 kg/m2

Beban 100mm plat lantai : 0.10*2400 = 240 kg/m2

Beban dinding batu bata : 0.15*3.5*1800 = 945 kg/m2

(0.15 adalah tebal dinding batu bata dan 3.5m adalah tinggi tiap lantai.

Untuk selfweight : Pilih Selfweight isilah Y=-1 à Ok

Untuk beban dinding : Pilih member à Uniform force, isikan -

945 (GY) à Ok

Untuk beban merata : Pilih member à Floor with Y Range

Untuk lantai 2 isikan sebagai berikut: kemudian pilih add

(35)

Untuk lantai ke tiga

Untuk lantai ke empat.

(36)

Load 1

X Y

Z

Jika semua sama seperti diatas maka dapat dilanjutkan pada Case kedua yaitu beban hidup (LL),

Lantai 2 dan 3 = 250 kg/m2

(37)

Dengan cara yang sama seperti pada case DL beban merata diatas dapat diaplikasikan kepada strukturnya sepeti terlihat seperti di bawah ini.

Load 2

Setelah kedua Case beban selesai maka dapat diteruskan dengan menambahkan Load Combinasi nya 1.2DL+1.6LL seperti di bawah ini:

(38)

Selanjutnya tambahkan command Performed Analysis, kemudian ke Tab Design à Concrete. Untuk design code pilih ACI, kemudian Tambahkan parameter-parameter design seperti dibawah ini :

(39)

Penjelasan Parameter Desain

FYMAIN 3.9e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan utama (390 MPa)

FYSEC 2.4e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan sekunder/sengkang (240 MPa)

FC 2e+006 kg/m2 = Mutu beton 20MPa

MINMAIN 16 = Minimum diameter tulangan utama beton D16

MINSEC 10 = Minimum diameter tulangan sekunder beton/sengkang

P10

MAXMAIN 16 = Maksimum diameter tulangan utama beton, D16

REINF 0 = Jenis sengkang apakah spiral (1) atau tied (0)

CLT 0.03 = Selimut beton pada bagian atas, 30mm

CLB 0.03 = Selimut beton bagian bawah, 30 mm

CLS 0.03 = Selimut beton bagian sisi kanan/kiri, 30 mm

Setelah selesai semua parameter parameter tersebut diatas ditambahkan ke model, maka semuanya di-assign-kan kepada semua member.nya

(40)

Kemudian dalam window Design Commands seperti tampak pada gambar dibawah ini pilihlah Design Beam, Design Column, dan Take Off. Perintah tersebut dapat ditambah kan ke dalam model dengan menekan Add.

Design Beam, di assign kan kepada semua beam, seperti terlihat dibawah ini

Load 1

Design Column, di –assign-kan kepada semua column, seperti terlihat dibawah ini,

(41)

Load 1

Take Off, di –assign-kan kepada semua colum n dan beam, Command Take Off di gunakan agar STAAD menghitung volume beton dan bajanya. Apabila semua sudah selesai, kita dapat mengeksekusi file staadnya dengan memilih menu Analysis à Run Analysis à kemudian pilih Run Analysis

Untuk desain beton dapat dilihat dengan memilih membernya dengan cara double click mouse sehingga tampilan window properties dari membernya muncul. Kemudian pilih tab Concrete Design atau seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

(42)

Hasil Design Column

(43)

Examp 1

Sebuah industrial building dengan geometri seperti di bawah ini:

Geometry

Eave height : 6.5m

Concrete column : 2.5m

Roof Slope : 10*

Loading

Dead load : 12 kg/m2 (purlin and metal sheat)

Live load : 20 kg/m2

Wind : 40 kg/m2

Please specify the optimum and efficient size of steel member and concrete column reinforcement. RAFTER :H300X150 COLUMN :H300X150 ENDWALL :H150X75 BRACING :RB16 STRUT :PIP101. 6*3.2 CONCRETE COLUMN REC 500X350 REC 350X275

Referensi

Dokumen terkait