• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sub Sektor Industri dasar dan Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sub Sektor Industri dasar dan Kimia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Industri manufaktur merupakan jenis sektor sekunder atau industri pengolahan. Menurut Buku Panduan IDX, semua emiten yang tercatat di BEI di klasifikasikan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI yang diberi nama JASICA ( Jakarta Industrial Classification). Dan Indutri manufaktur mencakup 3 sektor,yang terdiri dari :

 Sektor – sektor sekunder ( Industri Pengolahan / Manufaktur) - Sektor 1: Industri dasar dan kimia

- Sektor 2 : aneka industri

- Sektor 3 : Industri barang konsumsi

Perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah sektor industri dasar dan kimia.Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Perusahaan manufaktur juga merupakan salah satu penopang perekonomian di Indonesia.Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013 sebanyak 123 perusahaan. Dan jumlah perusahaan manufaktur dalam sub sektor aneka industri sebanyak 51 perusahaan seperti pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan Sub Sektor Industri dasar dan Kimia

No Kode Nama Perusahaan

1 SMCB Holcim Indonesia Tbk

2 INTP Indocement Tunggal Prakarsa 3 SMGR Semen Gresik Tbk

4 ARNA Arwana Citramulia Tbk 5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

6 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 7 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 8 MLIA Mulia Industrindo Tbk

9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 10 ALKA Alakasa Industrindo Tbk

(2)

2 12 BTON Betonjaya Manunggal Tbk

13 CTBN Citra Tubindo Tbk

14 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 15 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 16 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 17 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

18 KRAS Krakatau Steel Tbk 19 LION Lion Metal Works Tbk 20 LMSH Lionmesh Prima Tbk 21 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 22 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 23 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 24 BRPT Barito Pacific Tbk

25 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

26 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 27 EKAD Ekadharma Internasional Tbk 28 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 29 SRSN Indo Acidatama Tbk

30 INCI Intanwijaya Internasional Tbk 31 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 32 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 33 AKPI Argha Karya Prima Ind Tbk 34 APLI Asiaplast Industries Tbk 35 BRNA Berlina Tbk

36 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk 37 TRST Trias Sentosa Tbk

38 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 39 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 40 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 41 MAIN Malindo Feedmill Tbk

42 SIPD Sierad Produce Tbk 43 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 44 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 45 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 46 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 47 KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind Tbk 48 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 49 SPMA Suparma Tbk

50 SAIP Surabaya Agung Industry Pulp Tbk 51 INRU Toba pulp Lestari Tbk

(3)

3 Pemilihan sub sektor industri dasar dan kimia dalam perusahaan manufaktur dikarenakan terjadinya penurunan indeks harga saham yang sangat signifikan, pada tahun 2010 41,37% dan pada tahun 2011 menjadi 5,43% lalu di tahun 2012 mengalami kenaikan dan sangat signifikan menjadi 28,97% dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 0,77%. Indeks harga saham sub sektor industri dasar dan kimia memang sempat mengalami penurunan yang sangat signifikan tetapi sub sektor ini menjadi satu – satunya sub sektor yang mengalami ketidakstabilan, karena naik turun dengan presentase yang sangat signifikan. Indeks harga saham sub sektor aneka industri pada tahun 2010 60,78% dan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2011 turun menjadi 35,59% tetapi mengalami penurunan yang sangat signifikan ditahun 2012 menjadi 1,93% lalu pada tahun 2013 menjadi 0,91%. Sub sektor Industri barang konsumsi mengalami hal yang sama seperti sub sektor aneka industri, pada tahun 2010 harga saham Sub sektor Industri barang konsumsi 63,06% dan mengalami penurunan yang sangat signifikan di tahun 2011 menjadi 20,22% dan mengalami penurunan kembali ditahun 2012 menjadi 18,99% dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 1,24%.Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Data Perubahan Indeks Harga Saham Sektoral pada Perusahaan Manufaktur tahun 2010 - 2013

Tahun Industri dan kimia Aneka industri Industri barang konsumsi

2010 41,37% 60,78% 63,06%

2011 5,43% 35,59% 20,22%

2012 28,97% 1,93% 18,99%

2013 0,77% 0,91% 1,24%

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Menurut Husnan (2003), pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities , maupun perusahaan swasta. Sedangkan menurut Sunariyah (2000:4 ), pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi termasuk keseluruhan surat-surat berharganya yang beredar. Selain itu, pengertian pasar modal secara sempit adalah suatu pasar yang disiapkan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai perantara pedagang efek. Menurut UU No.8 tahun 1995, pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek .

Sekarang ini, pasar modal lebih dikenal sebagai bursa efek. Bursa efek merupakan pengertian secara fisik dari pasar modal. Menurut Tandelilin (2001 : 13), bursa efek merupakan tempat resmi yang disediakan pemerintah untuk berkumpulnya orang-orang atau perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dan yang kelebihan dana serta dipertemukan untuk mengadakan jual-beli dana. Bursa efek di Indonesia dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange).

Bursa efek menjual berbagai jenis instrument perdagangan misalnya saham, obligasi, dan instrument lainnya seperti instrument derivatif. Saham merupakan salah satu instrument perdagangan yang paling populer di kalangan investor untuk berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003 : 4). Sedangkan pengertian saham adalah bukti kepemilikan seseorang atau investor terhadap kekayaan suatu perusahaan.

Dalam berinvestasi, investor membeli saham dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dari investasi yang dilakukan tersebut.

(5)

5 Return saham adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi adalah return yang terjadi atau disebut juga return sesungguhnya. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan oleh investor untuk terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2003). Sedangkan menurut Samsul (2006 : 291), return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam presentasi dari modal awal investasi. Return saham terdiri dari capital gain dan dividen. Capital gain merupakan keuntungan dalam jual beli saham, sedangkan dividen adalah keuntungan yang dibayarkan emiten kepada investor.

Berdasarkan hasil olah data penulis yang terdapat ditabel 1.3 dapat dilakukan analisis sementara mengenai pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap return saham. Analisis sementara tersebut dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi pengaruh DER,PBV dan ROA. Dari observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa rata – rata return saham dari tahun ke tahun mengalami penurunan terus menerus, dari tahun 2010 – 2013 mengalami penurunan return saham di perusahaan – perusahaan sub sektor industri dasar dan kimia.

Pada tahun 2011 ke 2012, DER mengalami penurunan sebesar 1,54 namun diikuti oleh penurunan return saham yang justru menurun sebesar 0.202, Hal ini berbeda dengan penelitian Risca dan Nicodemus (2013) serta Desy (2012) yang menyatakan DER memiliki pengaruh positif terhadap return saham Pada tahun 2011 ke 2012 ini, jumlah perusahaan yang mengalami penurunan DER adalah sejumlah 16 perusahaan sedangkan yang mengalami penurunan return saham di tahun yang sama sejumlah 18 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksesuaian yang terjadi antara data yang terjadi di perusahaan dengan teori yang telah ditemukan oleh penelitian terdahulu ini, terjadi pada sebagian besar perusahaan yang bergerak di industri dasar dan kimia.

Pada variabel PBV terjadi fenomena pada tahun 2011 ke 2012, dimana PBV mengalami kenaikan sebesar 0,051 tetapi return saham mengalami

(6)

6 penurunan sebesar 0.202. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Desy (2012) yang menyatakan PBV berpengaruh terhadap return saham. Perusahaan yang mengalami kenaikan PBV adalah 17 perusahaan sedangkan yang mengalami penurunan return saham di tahun yang sama sejumlah 18 perusahaan . Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksesuaian yang terjadi antara data yang terjadi di perusahaan dengan teori yang telah ditemukan oleh penelitian terdahulu, ini terjadi pada sebagian besar perusahaan yang bergerak di industri dasar dan kimia

Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi fenomena pada variabel ROA, dimana variabel ROA mengalami kenaikan sebesar 0.013 yang diikuti dengan penurunan return saham sebesar 0.202. Fenomena ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasrul dan Fatimah (2013) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham. Jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan ROA berjumlah 16 perusahaan tetapi berbanding terbalik dengan penurunan return saham ditahun yang sama berjumlah 18 perusahaan, yang seharusnya ketika ROA mengalami kenaikan maka akan diikuti return saham yang naik juga tetapi yang terjadi tidak sesuai dengan teori yang ada.

Tabel 1.3

Perhitungan rata-rata DER , PBV, ROA, Return

Tahun DER PBV ROA Return Saham

2010 1,124 4,566 0,068 0,644

2011 2,288 3,879 0,057 0,316

2012 0,745 3,930 0,066 0,114

2013 1,515 3,580 0,053 -0,009

sumber :olah data

Sebelum melakukan investasi, investor yang baik harus menganalisis keadaan perusahaan di mana investor akan berinvestasi. Menurut Halim (2005:21), analisis investasi terdiri dari dua macam yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis yang membandingkan nilai instrinsik dari suatu saham dengan harga pasar

(7)

7 yang terjadi. Analisis fundamental terdiri dari pendekatan dividen dan pendekatan price earning ratio (PER), sedangkan analisis teknikal terdiri dari teori Dow, grafik batang, analisis keluasan pasar, dan analisis kekuatan relatif.

Investor perlu menganalisis suatu saham untuk mengetahui return yang akan diterimanya.Rasio – rasio keuangan merupakan salah satu bahan pertimbangan yang dipakai investor untuk mengukur kinerja perusahaan.

Menurut penilitian Meythi dan Mathilda (2012) rasio yang mempengaruhi return saham antara lain : Price Earnings Ratio dan Price to Book Value (PBV) dan menurut Desy (2012) yang mempengaruhi return saham adalah Return on Asset (ROA) , Debt to Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS) , Price to Book Value (PBV). Lalu menurut Putu Imba Nidiati yang mempengaruhi return saham adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Inflation rate, Interest rate, dan menurut Wayan dan Henry (2012) yang mempengaruhi return saham adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM).

Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis fundamental yang di dalamnya terdapat beberapa rasio keuangan yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan yang dipilih untuk menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Return On Asset (ROA). Peneliti – peneliti sebelumnya sudah banyak meneliti menggunakan banyak variabel seperti yang sudah dijabarkan diatas. Di dalam penelitian Putu Imba Nidianti karena penulis menyatakan bahwa DER merupakan variabel yang paling berpengaruh pada return saham dan didalam penelitian Wahyudi (2003) dalam Martono (2009) menyatakan bahwa rasio Price to Book Value merupakan rasio yang penting sebagai salah satu indikasi perusahaan dalam upaya, peningkatan nilai perusahaan dan menurut Desy (2012) di dalam penelitiannya adalah Price to Book Value adalah satu – satunya rasio yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham dibandingkan rasio –

(8)

8 rasio yang diteliti lainnya. Lalu pada penelitian Hardinigsih (2002) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) dan Price to Book Value lah yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham dan pada penelitian Susan (2012) menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham dibandingkan rasio profitabilitas yang lainnya dan satu – satunya variabel yang berpengaruh signifikan diantara variabel yang ditelitinya, dan karena beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten maka penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh beberapa faktor fundamental yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) , Return on Asset (ROA).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ratio yang mengukur jumlah hutang atau dana dari luar perusahaan terhadap modal sendiri (Hendra S Raharjaputra, 2009:20). Menurut Hendra (2009) ,Debt to Equity Ratio termasuk dalam rasio leverage. Rasio hutang terhadap ekuitas merupakan salah satu ukuran yang paling penting dalam analisis keuangan perusahaan. Menurut Walsh (2003:118) , rasio ini merupakan pengujian yang baik bagi kekuatan keuangan perusahaan. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan dana yang dipinjam (hutang). Hutang dalam rasio ini merupakan seluruh hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Walsh (2003) , akan lebih rasional dan tepat jika hutang yang dimasukan adalah semua hutang jangka panjang dan jangka pendek . Hal yang sama juga diungkapkan oleh Husnan & Enny (2006) bahwa akan lebih tepat jika Debt to Equity Ratio memasukan total kewajiban dan bukan hanya hutang jangka panjangnya saja. DER yang tinggi akan menyebabkan return saham semakin kecil sebab semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung. Perusahaan belum dapat menjamin arus kas masuk yang pasti dalam perusahaan tersebut selama periode tertentu untuk membayar hutang perusahaan yang sifatnya sudah pasti.Arus kas keluar yang tetap ini yang dikombinasikan dengan arus kas masuk yang tidak pasti dapat menimbulkan resiko keuangan. Hal inilah yang menyebabkan bahwa ketika hutang

(9)

9 perusahaan tinggi belum tentu dapat diimbangi oleh return saham yang tinggi juga.

Price Book Value (PBV) merupakan salah satu dari jenis rasio pasar . PBV adalah rasio yang menunjukan apakah harga saham diperdagangkan overvalued atau undervalued dari nilai buku sahamnya. Menurut Abdul Halim (2005:31) Jika harga pasar saham lebih rendah daripada nilai intrinsiknya, maka dikatakan undervalued. Pada keadaan undervalued ini, sebaiknya saham dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika harganya dikemudian hari naik. Sebaliknya, jika harga pasar saham lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya , maka dikatakan overvalued. Pada keadaan overvalued ini sebaiknya saham dijual untuk memperoleh capital gain. PBV juga merupakan alat analisis bagi investor. Semakin tinggi PBV maka semakin tinggi pula capital gain yang akan diterima oleh investor. Capital gain merupakan komponen dari return saham, jadi semakin tinggi PBV semakin tinggi pula return sahamnya.

Return on Asset (ROA) termasuk rasio profabilitas. Menurut Brigham & Houston (2009:109) ROA adalah rasio yang mengukur perbandingan antara laba bersih terhadap total aktiva. ROA terdiri dari dua komponen, yaitu laba bersih dan total asset. Investor cenderung memyukai perusahaan dengan ROA yang tinggi , sebab perusahaan tersebut mampu memaksimalkan kinerjanya dengan menghasilkan laba bersih lewat asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut . Semakin tinggi ROA mencerminkan kinerja perusahaan yang baik pula sehingga dapat menghasilkan return yang tinggi pula.

Peneliti –peneliti sebelumnya sudah banyak meneliti menggunakan banyak variabel seperti yang sudah dijabarkan diatas.Di dalam penelitian Putu Imba Nidianti penulis menyatakan bahwa DER merupakan variabel yang paling berpengaruh pada return saham dan didalam penelitian Wahyudi (2003) dalam Martono (2009) menyatakan bahwa rasio Price to Book Value merupakan rasio yang penting sebagai salah satu indikasi perusahaan dalam upaya, peningkatan nilai perusahaan dan menurut Desy (2012) di dalam

(10)

10 penelitiannya adalah Price to Book Value adalah satu – satunya rasio yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham dibandingkan rasio – rasio yang diteliti lainnya. Lalu pada penelitian Hardinigsih (2002) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) dan Price to Book Value lah yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham dan pada penelitian Susan (2012) menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham dibandingkan rasio profitabilitas yang lainnya dan satu – satunya variabel yang berpengaruh signifikan diantara variabel yang ditelitinya,dan karena beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten maka penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh beberapa faktor fundamental yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) , Return on Asset (ROA).

Faktor fundamental seperti Price to Book Value (PBV) terbukti memiliki pengaruh terhadap return saham menurut Desy (2010). Hal sebaliknya diungkapkan oleh Susan (2012) bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Selain itu, menurut Hasrul dan Fatimah (2013) menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham,dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Desy (2012) menyatakan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Ketidakkonsistenan penelitian mengenai ROA terhadap return saham inilah yang menyebabkan peneliti ingin melakukan pengujian ulang. Penelitian yang dilakukan oleh Hasrul dan Fatimah(2013) bahwa Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Wayan dan Henny (2012) bahwa DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara teori dari beberapa penelitian dengan kondisi yang sebenarnya yang terdapat pada tabel 1.3 diatas, sehingga penulis termotivasi untuk melakukan pengujian kembali mengenai:

(11)

11 “Pengaruh Debt to Equity Ratio , Price to Book Value , dan Return on Asset terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana Debt to Equity Ratio (DER) , Price to Book Value (PBV), Return on Asset (ROA) dan Return Saham pada tahun 2010 – 2013? 2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, dan

Return On Assetsecara simultan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013? 3. a) Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013?

b) Bagaimana pengaruh Price to Book Value terhadapreturn saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013?

c)Bagaimana pengaruh Return On Asset terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka peneliti menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis Debt to Euqity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Return on Asset (ROA)terhadap Return Saham pada sub sektor industri dasar dan kimia di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, dan Return On Asset terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.

(12)

12 3. a) Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return

Saham pada sub sektor industri dasar dan kimia di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.

b)Untuk mengetahui pengaruh Price to Book Value terhadapreturn saham pada sub sektor industri dasar dan kimiadi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.

c)Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset terhadap return sahampada sub sektor industri dasar dan kimiadi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi akademisi untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya pengetahuan tentang analisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER),Price to Book Value (PBV),dan Return On Assets (ROA), terhadap Return Saham.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan manfaat dan pengetahuan bagi penelitian yang berkaitan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang .

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan penelitian. Untuk mempermudah pemahaman penyajian hasil penelitian, maka disusun dalam sistematika sebagai berikut:

(13)

13 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian.Tujuan dan kegunaan yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini diuraikan tentang teori yang digunakan sebagai dasar penelitian, yaitu pengertian laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, pengertian ketepatan waktu, faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, penelitian terdahulu dan serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci variabel, lokasi, objek, waktu, dan periode penelitian. Kerangka pemikiran adalah skema yang dibuat untuk menjelaskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis adalah pernyataan yang dapat disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode dan teknik dalam menganalisis data yang meliputi jenis penelitian, variabel operasional , tahapan penelitian, populasi dan sampel ,pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis statistik deskriptif, uji hipotesis, pembahasan dan implikasi dari hasil penelitian.

(14)

14 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan merupakan anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik selanjutnya adalah kepemilikan dana, pada asuransi syariah dana investasi yang terkumpul dari peserta (premi) merupakan milik peserta seutuhnya, pada asuransi

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat jumlah penduduk miskin,

Hasil analisis pengaruh langsung Tenaga Kerja (X 3 ) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa koefisien jalur antara

Dari penjelasan ayat di atas berbanding terbalik dengan keadaan saat ini, ayat di atas di tujukan bagi pemerintah yang tidak membayar gaji dikatakan zalim, tapi sekarang

Kanul 2,4 mm terutama digunakan untuk menghaluskan area tepi, yaitu perbatasan antara area yang diambil lemaknya dengan area yang tidak, sehingga pada kedua kasus dijumpai

Setelah dibandingkan dengan “Data Antopometri Indonesia” dengan kriteria- kriteria yang disesuaikan dengan hasil pengukuran sampel, hasil diatas tidak memiliki

Sesudah mengalami asimilasi progresif total, bunyi-bunyi yang sama tersebut kembali mengalami perubahan bunyi, zeroisasi sinkope, pada salah satu bunyi dari dua