• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN DAN TEKTONO-STRATIGRAFI CEKUNGAN MAKASSAR TESIS MAGISTER OLEH BRAHMANTYO K. GUNAWAN NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN DAN TEKTONO-STRATIGRAFI CEKUNGAN MAKASSAR TESIS MAGISTER OLEH BRAHMANTYO K. GUNAWAN NIM:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN

DAN TEKTONO-STRATIGRAFI

CEKUNGAN MAKASSAR

TESIS MAGISTER

OLEH BRAHMANTYO K. GUNAWAN NIM: 22006021

BIDANG KHUSUS MIGAS

PROGRAM STUDI MAGISTER GEOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2009

(2)

ABSTRAK

MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN

DAN TEKTONO-STRATIGRAFI

CEKUNGAN MAKASSAR

oleh

Brahmantyo K. Gunawan NIM : 22006021

Cekungan Makassar adalah salahsatu cekungan sedimen di Indonesia yang paling menarik untuk dipelajari. Sayangnya, posisi Cekungan Makassar berada di laut dalam yang mengakibatkan baru sedikit penelitian yang dilakukan karena data pemboran masih sangat sedikit. Topik penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah mendapatkan telaah mengenai mekanisme pembentukan Cekungan Makassar serta mencoba menyusun tatanan tektono-stratigrafinya. Topik ini dipilih karena beberapa penelitian selama ini cenderung berpendapat bahwa pembentukan Cekungan Makassar sebagai cekungan rekah lembah (rift-valley basin) sebagai akibat membukanya Laut Celebes dan Laut barat Filipina.

Hipotesis penelitian adalah pembuktian pembentukan Cekungan Makassar diakibatkan tektonisasi transtensional dari persesaran mendatar regional di wilayah tersebut. Secara genesa dan produk, pembentukkan cekungan karena tektonik ekstensional (rift basin) akan berbeda karakteristiknya dengan cekungan karena transtensional (pull-apart basin). Ciri utama cekungan transtensional adalah adanya fase ekstensional yang berkelanjutan.

Penelitian lebih banyak menggunakan data seismik yang diasumsikan telah diproses dengan benar dan dapat mencerminkan keadaan geologi sesungguhnya. Penelitian dimulai dengan pengumpulan dan analisis data, dilanjutkan dengan penafsiran-penafsiran dari gejala-gejala geologi yang dapat diamati sehingga diperoleh sintesis yang cukup untuk membuktikan hipotesis.

Hasil sintesis penelitian menunjukkan kebenaran dugaan hipotesis, bahwa pembentukan Cekungan Makassar cenderung diakibatkan tektonisasi transtensional dari persesaran mendatar regional berarah WNW/NW-ESE/SE, yaitu Sesar mendatar: Sangkulirang-Palu-Koro, Adang-Lupar dan Sesar selatan Selat Makassar, sehingga pada pembagian satuan Tektono-stratigrafi Cekungan Makassar dapat dinyatakan adanya megasekuen utama di Cekungan Makassar yang secara genetis produk dari cekungan transtensional, yang dinamakan megasekuen Syn-transtensional. Istilah megasekuen “Syn-trantensional“, adalah istilah genetis yang belum pernah ada dalam publikasi dan literatur selama ini. Peristilahan baru ini diajukan penulis karena secara kaidah keilmuan geologi masih sesuai dan cukup berdasar .

(3)

Lembar Pengesahan

MEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN

DAN TEKTONO-STRATIGRAFI

CEKUNGAN MAKASSAR

Nama : Brahmantyo K. Gunawan NIM : 22006021

PEMBIMBING I: PEMBIMBING II:

(4)

Untuk istri tercinta, Titin K.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya tesis magister ini yang merupakan syarat untuk menempuh ujian magister di Departemen Teknik Geologi, FITB – ITB.

Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Dardji Nuradzi selaku pembimbing tesis pertama dan kepada Bapak Benjamin Sapiie PhD. selaku pembimbing tesis kedua, yang telah memberikan petunjuk, saran dan bimbingan sehingga tesis magister ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Istriku tercinta Titin K. dan ketiga anakku tersayang: Jihad, Falah dan Hasna yang telah memberikan dukungan moril dan doa selama penulis menempuh pendidikan S2 maupun selama menyelesaikan tesis ini.

2. Para pengajar di Departemen Teknik Geologi – FITB ITB, yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bekal ilmu sejak penulis menyelesaikan pendidikan S1 sebelumnya, hingga selama mengikuti program magister ini. 3. Pimpinan BPMIGAS dan Manajemen Divisi Eksplorasi BPMIGAS,atas

dukungan moril, waktu dan sarana yang telah diberikan.

4. Pimpinan DitJen. Migas DESDM, atas izin penggunaan dan pemuatan data dalam pembuatan Tesis ini.

5. Manajemen ConocoPhillip (Kuma) Ltd. beserta Staf Eksplorasinya, atas dukungan sumber data utama dan diskusinya, khususnya kepada Bpk. Rachmat Mudjiono dan Ibu Maria Rahardja.

6. Manajemen dan Staf Eksplorasi para KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Migas di Wilayah Kerja Perminyakan Selat Makassar dan Sulawesi, atas dukungan data informasi penunjang.

7. Rekan-rekan sejawat di Divisi Eksplorasi BPMIGAS, khususnya Bapak Awang H. Satyana, atas dukungan bahan maupun diskusi yang sangat membantu.

(6)

8. Rekan-rekan sesama peserta Program Magister angkatan 2006, atas dukungan moril dan informasinya.

Penulis berharap semoga tesis magister ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan para peneliti selanjutnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bekasi, September 2009

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

DAFTAR LAMPIRAN iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I Pendahuluan………. 1

I.1 Latar Belakang……… 1

I.2 Kendala daerah penelitian……… 1

I.3 Masalah daerah penelitian……… 2

I.4 Hipotesa penelitian………. 6

I.5 Asumsi-asumsi, Teori-teori & Prinsip, dan Rujukan…………... 6

I.6 Ruang Lingkup dan Sasaran Penelitian……… 7

I.7 Metodologi Penelitian ………... 8

BAB II Kerangka Tektonik dan Geologi regional……… 9

II.1 Kerangka Tektonik ………. 9

II.2 Kerangka Geologi regional……….. 10

II.3 Kronotratigrafi………. 11

II.4 Stratigrafi umum………. 12

II.5 Tinjauan penelitian sebelumnya……….. 13

BAB III Pengolahan data………. 16

III.1 Preparasi data………. 16

III.2 Analisis data………... 17

III.3 Pemilihan dan penentuan horison seismik………. 17

BAB IV Struktur Geologi dan Sedimentasi Cekungan Makassar….. 19

IV.1 Struktur Geologi ……… 19

IV.2 Sedimentasi Cekungan……….. 20

IV.3 Pengaruh struktur terhadap sedimentasi……… 21

BAB V Mekanisme Pembentukan Cekungan Makassar……… 22

V.1. Indikasi-indikasi tektonik transtensional Cekungan Makassar. 22

V.2. Mekanisme pembentukan Cekungan (transtensional)Makassar.. 27

V.2. Tektogenesis Cekungan (transtensional) Makassar………. 31

(8)

BAB VI Tektono-stratigrafi Cekungan Makassar……… 33

V1.1 Evolusi lingkungan tektonik transtensional Cekungan Makassar.33 V.2. Tektono-stratigrafi Cekungan (transtensional) Makassar…… .. 33

BAB VII Potensi Hidrokarbon Cekungan Makassar……….. 36

VII.1 Potensi sistem petroleum………. 36

VII.2 Distribusi sistem petroleum………. 37

VII.3 Model dan distribusi play di Cekungan Makassar………….. 37

BAB VIII Ringkasan dan Kesimpulan……… 39

VIII.1 Ringkasan………. 39

VIII.2 Kesimpulan………. 40

DAFTAR PUSTAKA……… 41

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 43

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Restorasi horizon di lintasan seismic CM02-16………. …….. 43 Lampiran 2 Restorasi horizon di lintasan seismic SM95-11………. …….. 44 Lampiran 3 Restorasi horizon di lintasan seismic CM02-25………. …….. 45 Lampiran 4 Restorasi horizon di lintasan seismic SM93-05B …. …….. 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian adalah Cekungan Makassar di

bagian laut dalam Selat Makassar ……… 1 Gambar 1.2 Pembentukan Cekungan Makassar, menurut Hall,1997,

karena pembukaan Laut Celebes dan Laut barat Filipina……… 3 Gambar 1.3 Pemisahan Sulawesi barat dengan pembukaan selat Makassar

pada Eosen tengah (45 Ma) dipicu oleh membukanya Laut Celebes dan/atau karena back-arc spreading dari subduksi Lempeng India-Australia (Ceno-Thethys) ke bagian timur Sulawesi. Pembukaan Selat/Cekungan Makassar terhenti saat Miosen awal (21 Ma) ketika bagian timur Sulawesi menyatu (docked) dengan Sulawesi barat. (Satyana,2003, dari

modifikasi data regional tak terpublikasi Unocal Indonesia Co.).3 Gambar 1.4. Sistem persesaran Asia tenggara yang mengilustrasikan   sekuensial deformasi Kenozoikum. Peta menunjukkan   fragmentasi lempeng NW‐SE shears dan SW‐NE expansion.   Fragmentasi Sundaland menjadi tiga fragmen lempeng mikro:  China selatan, Indochina dan Sunda, melalui persesaran sesar  utama: Red River, Tonle Sap Mekong dan Sumatera   (Satyana 2006 dari Wood, 1985)………. 4 

Gambar 1.5. (a) Ilustrasi pembentukan Cekungan Makassar karena pembukaan cekungan (rifting of basin) oleh tektonik ekstensional. (b) ilustrasi pembentukan Cekungan

Makassar karena tektonik regangan dari persesaran

Mendatar regional………5 Gambar 1.6 Skema alur kerja penelitian mekanisme pembentukan

Cekungan dan Tektono-Stratigrafi Cekungan Makassar …... 9 Gambar 2.1 Cekungan Makassar dalam posisi kerangka tektonik regional

Indonesia,Asia Tenggara dan Dunia ……… 9 Gambar 2.2 Cekungan di Selat Makassar mengalami penipisan kerak benua dengan sedimentasi yang tebal ………. 10 Gambar 2.3 Fisiografi di sekitar Cekungan Makassar ……… 11 Gambar 2.4 Kolom Kronostratigrafi Cekungan Makassar dan sekitarnya.11

(11)

Gambar 2.5 Kolom stratigrafi umum Sub-cekungan Kutei,

Kalimantan timur……… 12 Gambar 2.6 Kolom stratigrafi dan paleogeografi daerah Lariang-

Karama,Sulawesi barat ……….. 12 Gambar 2.7 Pembukaan Cekungan Makassar akibat dari dispersal dari

Bagian tenggara Sundaland (Satyana et al., 2003)………… 13 Gambar 2.8 Rekonstruksi paleotektonik SE Sundaland serta jejak terakresi

selama zaman Kapur menurut Satyana, 2003………... 14 Gambar 2.9 (a) Tektono-megasekuen Cekungan Makassar utara menurut

Nur’Aini et.al., 2005.

(b). Penampang seismik WNW-ESE di Cekungan Makassar utara dalam publikasi Nur’Aini et.al., 2005, Terdapat horts dan graben yang diduga bukan terbentuk pada saat syn-rif... 15 Gambar 3.1 Peta dasar seismik yang digunakan dalam penelitian …... 16 Gambar 3.2 Interpretatif kronostratigrafi dan pemilihan horison-horison

seismic……… 17 Gambar 3.3 Verifikasi pemilihan horison seismik dengan ikatan rujukan

data geologi dan geofisika sumur lepas pantai terdekat dan terlengkap……… 18 Gambar 4.1. Pemetaan struktur untuk horison-horison seismik yang ekivalen

dengan bidang kronostratigrafi (a). Struktur dari puncak batuan dasar atau alas cekungan sedimen (b), puncak sekuen karbonat Oligosen-Miosen Berai (c) dan puncak megasekuen Pliosen (d).19 Gambar 4.2. Pemetaan ketebalan waktu (detik TWT) antar horison seismik

yang ekivalen dengan ketebalan megasekuen interval Batuan dasar, Oligosen bawah (a), Berai Carbonate-Miosen Tengah (b), Miosen tengah-Miosen Atas (c) dan Miosen-sea bed (d) ..…… 20 Gambar 4.3. Pengaruh konfigurasi struktur batuan dasar (a) pada distribusi dan ketebalan pengendapan megasekuen Batuandasar-Oligosen bawah (b), pengaruh struktur sekuen karbonat berai (c) pada ketebalan pengendapan megasekuen interval karbonat Berai-dasarlaut (d),serta penafsiran hubungan struktur inisial dengan distribusi sumbu deposenter di Cekungan Makassar……… 21 Gambar 5.1. Penampang seismik selatan-utara yang menujukkan batas inisial

tepi selatan dan utara Cekungan Makassar adalah bidang sesar..22 v

(12)

v

Gambar 5.2 Penampang seismik selatan-utara yang menujukkan pusat penurunan cekungan dan pusat pengendapan sedimen berada di daerah dekat patahan (a). Gejala ini sesuai dengan pemodelan sandbox untuk pembentukan cekungan dengan tektonisasi tegasan transtensional akibat tegasan kopel ekstensional (b). ……… 23 Gambar 5.3 Penampang seismik selatan-utara yang menunjukkan di pusat

penurunan cekungan dekat zona sesar terdapat kecenderungan gejala pertumbuhan perlapisan sedimen (growth strata) untuk seluruh megaskuen/sekuen pengendapan sedimen,dari Eosen hingga Kuarter………..….. 24 Gambar 5.4 Morfologi alas pengendapan yang relatif tetap di Cekungan

Makassar, sejak awal pengendapan (a), penegendapan Sekuen karbonat Berai (b), pengendapan megaskuen/sekuen pengendapan Neogen (c) dan morfologi dasarlaut saat ini (d). Mencerminkan pengaruh tektonik transtensional………. 25 Gambar 5.5 Penampang seismik baratbaratdaya-timurtimurlaut yang

menunjukkan keberadaan multi perioda pembentukan horst & graben, sejak Eosen hingga Miosen akhir..……… 26 Gambar 5.6 Asosiasi geometri horts-graben yang asimetrik, planar dan

rhomboidal di Cekungan Makassar (a), sesuai dengan model Wernicke (1981) tentang kinematika simple shear pada pembentukkan cekungan dengan (b), dari beberapa model ekstensi pembentukan cekungan continental (c) …………... 27 Gambar 5.7 Rekostruksi kecocokan geomorfologi tepi Sulawesi barat

dengan tepi Kalimantan timur (a), tafsiran alur inisial dispersal Sulawesi di awal pembukaan Cekungan Makassar (b) …….. 28 Gambar 5.8 Ilustrasi pembukaan cekungan di segmen inisial karena releasing

step-over dari sesar mendatar 1&2 (a). Diduga karena perbedaan laju gerak segmen, mulai terjadi persesaran pada relay shear 3 (b). Status akhir pull-apart Cekungan Makassar saat ini, sesar 1 & 3 berkembang dipicu oleh pengaruh kompresif dari tumbukan mikro lempeng Banggai-Sula di timur Sulawesi (c). Model pembentukan pull-apar basin karena releasing step-over persesaran mendatar sinistral (d). ……… 29

vi

(13)

Gambar 5.9 Alternatif lain pembentukan Cekungan Makassar sebagai cekungan rekah-tarik (pull-apart basin) akibat transtensional step-over dari ketiga sesar mendatar regional: Sangkulirang-Palu-Koro, Adang-Lupar dan Sesar selatan Selat Makassar (a). Model pembentukan cekungan trantensional ganda beberapa step-over pasangan sesar mendatar (b). ………. 30 Gambar 5.10 Ilustrasi dimensi lebar bukaan Selat/Cekungan Makassar di bagian

utara dan selatan yang hampir sama (a). Persesaran mendatar-3 (Adang-Lupar) menjadikan pergesaran posisi sebaran morfologi deposenter dari Cekungan Makassar (b), model pembentukan dan pengisian cekungan transtensional (c&d) ………. 31 Gambar 5.11 Tektogenesis Cekungan Makassar dimulai dari indentasi

Lempeng Eurasia ke arah tenggara akibat benturan Lempeng India (a), mengakibatkan persesaran dan dispersal di bagian tenggara Paparan Sunda (b) yang menimbulkan tektonik persesaran mendatar antara lain di Kawasan Natuna,

Tarakan dan di Cekungan Makassar (c,d,e). ………. ….. 32 Gambar 6.1 Tafsiran satuan tektono-stratigrafi (megasekuen) di

Cekungan Makassar……….……… 34 Gambar 6.2 Tafsiran tatanan tektono-stratigrafi di Cekungan

Makassar……….…. ……… 35 Gambar 7.1 Komponen potensial sistem petroleum di megasekuen

trantensional Cekungan Makassar ……… 36 Gambar 7.2 Distribusi sistem petroleum di Cekungan Makassar ……… 37 Gambar 7.3 Perkiraan distribusi model play di Cekungan Makassar ….. 38

Referensi

Dokumen terkait