• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. Dalam konteks bisnis, loyalitas digunakan untuk melukiskan. dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. Dalam konteks bisnis, loyalitas digunakan untuk melukiskan. dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Loyalitas

Dalam konteks bisnis, loyalitas digunakan untuk melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang. Lebih baik lagi secara eksklusif dan dengan suka rela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-temannya.1

Menurut Tjiptono, loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko dan pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang positif.2

Griffin menyatakan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa dari suatu perusahaan yang dipilih.3 Menurut Oliver loyalitas adalah komitmen

pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.4 1Cristopher Lovelock, et al, Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi (Jakarta: Erlangga, 2010 ), h. 76

2FandyTjiptono, Service Quality & Satisfaction (Yogyakarta: ANDI, 2007), h. 387 3Etta Mamang Sangadji, Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2013), h. 104

4Ibid.,

(2)

Parasuraman mendefinisikan loyalitas pelanggan dalam konteks pemasaran jasa sebagai respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari kontinuitas relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi dan kendala pragmatis.5

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa loyalitas merupakan kesetiaan dan komitmen pelanggan pada sebuah produk atau jasa yang telah dibeli dan digunakan. Kesetiaan pelanggan dapat ditunjukkan dengan melakukan pembelian berulang-ulang dan komitmen yang kuat untuk membeli produk yang dibutuhkan, sehingga akan tercipta hubungan jangka panjang.

2. Jenis-jenis Loyalitas

Menurut Griffin loyalitas pelanggan dapat dibagi dalam 4 (empat) jenis yaitu:6

a. Loyalitas Lemah

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian ulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan jenis ini umumnya membeli karena faktor kebiasaan, di mana faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli.

b. Loyalitas Premium

5Ibid.,

(3)

Pelanggan yang memiliki keterikatan yang tinggi digabung dengan pembelian ulang yang tinggi menunjukkan pelanggan tersebut memiliki loyalitas premium. Pada tingkat ini, pelanggan bangga menggunakan produk/jasa tertentu dan senang membagi pengalaman mereka kepada rekan dan keluarga.

c. Tanpa Loyalitas

Untuk berbagai macam alasan, ada beberapa pelanggan yang tidak menerapkan sifat loyalitas pada suatu produk barang atau jasa. Para pelaku bisnis hendaknya menghindari pelanggan ini untuk menjadi target mereka karena sedikit berpengaruh terhadap tingkat penjualan dan keuntungan bisnis perusahaan.

d. Loyalitas Tersembunyi

Pelanggan yang memiliki keterikatan yang tinggi namun dengan pembelian ulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi, di mana pembelian ulang dipengaruhi oleh faktor situasi dan bukan oleh pengaruh sikap.

3. Karakteristik Nasabah yang Loyal

Konsumen yang loyal merupakan asset yang penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Berikut ini beberapa karakteristik konsumen yang loyal:7

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur

7Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

(4)

Merupakan pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kali kesempatan yang berbeda pula.

b. Membeli antar lini produk atau jasa

Merupakan membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk lain.

c. Mereferensikan kepada orang lain

Merupakan membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu, mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain dengan begitu secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk perusahaan.

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Merupakan tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan produk sejenis lainnya. Ini bermaksud bahwa walaupun terdapat situasi di mana produk sejenis menawarkan keunggulannya, namun konsumen tidak mempunyai ketertarikan terhadap produk pesaing tersebut.

(5)

Terdapat beberapa faktor tambahan yang berperan sebagai potensi menghasilkan keuntungan dari pelanggan yang bertahan lama yang dapat mencerminkan karakteristik loyalitas yaitu:8

a. Mereka membelanjakan lebih banyak

Semakin lama seorang pelanggan menjalin relasi dengan perusahaan, mereka cenderung membelanjakan lebih banyak uang.

b. Mereka menjadi nyaman

Ketika pelanggan yang memiliki loyalitas sejati ditanya mengapa mereka kembali dan kembali lagi pada sebuah perusahaan selama bertahun-tahun, mereka sering berkata bahwa mereka merasa nyaman untuk berurusan dengan perusahaan tersebut. Mereka mulai mengenal staf perusahaan tersebut dan merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang rutin atau bahkan menjadi suatu kebiasaan.

c. Mereka menyebarkan berita yang positif

Pelanggan loyal jangka panjang adalah sumber iklan gratis. Mereka menjadi duta bagi perusahaan tersebut.

d. Mereka lebih murah untuk dilayani

Biaya untuk menarik pelanggan baru amat mahal. Demikian juga, karyawan memerlukan waktu untuk mengenal pelanggan baru tersebut dan untuk memperbaiki kesalahan karena mereka belum memahami keinginan dan kebutuhan mereka. Sebaliknya pelanggan

8James G. Barnes, Secret Of Customer Relationship Management (Yogyakarta: ANDI, 2003), h. 43-45

(6)

yang loyal telah tercantum dalam data base dan karyawan mengenal mereka dengan baik. Sehingga mereka lebih mudah untuk dilayani. e. Mereka tidak begitu sensitif terhadap harga

Pelanggan yang loyal lebih kecil kemungkinannya untuk mengeluh soal harga dan bahkan mereka mungkin mencapai suatu tingkatan dalam relasi di mana mereka bahkan tidak bertanya berapa harganya. f. Mereka lebih memaafkan

Pelanggan yang memiliki loyalitas sejati lebih mungkin memaafkan dan memberikan kesempatan kedua bagi perusahaan untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan alasan tertentu.

g. Mereka membuat kita lebih efisien

Sebuah perusahaan memiliki kesempatan untuk mengenal seorang pelanggan dan kebutuhan mereka dengan sangat baik, jika perusahaan tersebut memiliki basis pelanggan yang loyal dan kokoh. h. Mereka berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih besar

Sementara pelanggan baru harus ditarik dengan tawaran harga atau insentif lain atau diskon, pelanggan yang loyal memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk menghasilkan keuntungan karena mereka lebih mungkin untuk membayar dengan harga penuh.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas

Akhter, et al mengemukakan bahwa faktor-faktor seperti kepuasan pelanggan, relationship marketing, citra produk dan kepercayaan organisasi memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat

(7)

loyalitas pelanggan. Akhter juga memperkuat bahwa pandangan

relationship marketing dan kepuasan pelanggan harus tetap menjadi

fokus utama organisasi untuk mempertahankan market share dilingkungan bisnis yang kompetitif saat ini.9 Menurut Ndubisi relationship marketing telah diuji secara empiris sehingga memiliki

pengaruh yang kuat terhadap loyalitas konsumen. Ndubisi telah meneliti bahwa terdapat empat dimensi relationship marketing, yang terdiri dari kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan.10

Beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan diantaranya yaitu:

a. Relationship marketing

Menurut Berry dan Parasuraman loyalitas terbentuk dari adanya hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan.11

Sementara itu Alexander dan Colgate mengemukakan bahwa

relationship marketing membawa stabilitas dan penurunan

ketidakpastian kepada perusahaan dengan bertindak sebagai penghalang untuk masuk pesaing dan dengan menjaga dasar yang stabil dan solid dari pelanggan. Dalam kaitannya dengan relationship

9Akhtar Waheed, et al, Faktor Affecting Customer Loyalty In Pakistan, African Journal of Bussiness Management, Vol 5 No 4 (2011), pp 1167, diakses pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

10Gina Herdian dan Widyastuti, Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas

Pelanggan Pada Nasabah Bank BTPN KCP Sepanjang, Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1

Nomor 2 Maret 2013, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, diakses, pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

11Sivesan, How Relationship Marketing Contributes to Gaining Customer Loyalty to

Banking Industry in Sri Lanka?, Asian Journal Of Multidimensional Research, Vol 1 No 3 pp 17,

(8)

marketing, loyalitas pelanggan adalah hasil yang didapat dari suatu

organisasi yang menciptakan manfaat untuk para pelanggannya. b. Kualitas pelayanan

Layanan atau jasa merupakan kunci untuk mendiferensiasi suatu toko dari yang lain. Fandy menyatakan bahwa kesediaan dan kesigapan para karyawan untuk membantu dan dan melayani pelanggan berpengaruh secara langsung secara positif terhadap loyalitas pelanggan karena memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan ini lah yang membuat pelanggan loyal.12

Menurut Zikmund, loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor, yaitu:13

a. Kepuasan (satisfaction)

Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran antara harapan pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan.

b. Ikatan emosi (emotional bonding)

Konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut.

12Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa (Malang: Bayumedia Publishing, 2008), h. 95 13Graffar Vanesa, Manajemen Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007) h. 72

(9)

c. Kepercayaan (trust)

Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.

d. Kemudahan

Konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah kualitas produk dan merek ketika situasi mereka melakukan transaksi memberikan kemudahan.

e. Pengalaman dengan perusahaan

Sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk perilaku. Ketika mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan maka akan mengulangi perilaku pada perusahaan tersebut.

5. Manfaat Loyalitas

Loyalitas merupakan asset yang tidak ternilai dari perusahaan dengan tingginya loyalitas pelanggan, maka akan mengurangi adanya biaya promosi yang berlebihan untuk menjaga pelanggan agar tidak beralih pada pesaing. Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain:14

a. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik

konsumen yang baru lebih mahal).

b. Mengurangi biaya transaksi, dapat mengurangi biaya perputaran

konsumen atau turn over (karena pergantian konsumen yang lebih sedikit).

(10)

c. Dapat meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar

pangsa pasar perusahaan.

d. Mendorong pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) yang

lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal juga berarti mereka yang puas.

e. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian dan

lain-lain).

B. Relationship Marketing

1. Pengertian Relationship Marketing

Zeithaml, et al mengungkapkan istilah relationship marketing sebagai filosofi menjalankan bisnis yang fokus terutama pada perbaikan pelayanan pada langganan yang sudah ada, dibandingkan dengan mencari langganan baru. Oleh karena itu relationship marketing ialah upaya mengenal konsumen lebih baik, sehingga perusahaan dapat memenuhi

needs dan wants mereka. Sedangkan Leonard Berry menyatakan bahwa relationship marketing merupakan upaya menarik pelanggan dan

meningkatkan hubungan dengan pelanggan.15

Morgan dan Hunt mengemukakan bahwa relationship marketing adalah semua kegiatan pemasaran yang diarahkan untuk membangun, mengembangkan, dan mempertahankan kesuksesan pertukaran relasional. Parvatiyar dan Sheth memandang pemasaran relasional sebagai suatu orientasi yang mengembangkan interaksi yang erat dengan

15Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 271

(11)

pelanggan terpilih, pemasok, dan pesaing untuk penciptaan nilai melalui usaha kerjasama.16

Menurut Kotler dan Amstrong, relationship marketing adalah sebuah proses menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan yang kuat berdasar nilai dengan pelanggan dan pemegang saham.17

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa relationship marketing merupakan bentuk hubungan yang diciptakan oleh suatu perusahaan dengan pelanggan dan orang-orang yang bersangkutan untuk memelihara hubungan baik dalam jangka panjang. Adanya hubungan yang baik dengan pelanggan akan berdampak positif bagi perusahaan dan pelanggan.

2. Tujuan Relationship Marketing

Pemasaran hubungan (relationship marketing) bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertahankan bisnis. Empat konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, distributor, dealer, agen), dan anggota masyarakat financial (pemegang saham, investor, analis).18

16Ujang Sumarwan, et al, Riset Pemasaran dan Konsumen (Bogor: IPB Press, 2012), h. 196

17Kotler dan Amstrong, op.cit., h. 304

18Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 21-23

(12)

Relationship Marketing berfokus pada upaya menjalin relasi positif

jangka panjang yang saling menguntungkan dengan stakeholder utama perusahaan.19 Tujuan hubungan yang sejati dengan pelanggan adalah

kepuasan jangka panjang yang melampaui transaksi individual. Dalam kaitannya dengan pengembangan hubungan kepada pelanggan terdapat lima jenis tingkat investasi bank syariah, yaitu:20

a. Basic marketing, yaitu customer service hanya menjual produknya. b. Reactive marketing, yaitu customer service menjual produknya dan

mendorong pelanggan untuk menghubunginya jika ia mempunyai keluhan atau pertanyaan.

c. Accountable marketing, yaitu customer service menghubungi pelanggan segera setelah penjualan untuk menanyakan produk memuaskan atau tidak. Meminta saran untuk perbaikan produk.

d. Proactive marketing, yaitu customer service bank syariah

menghubungi pelanggan secara periodik untuk memberitahukan penggunaan produk yang lebih baik.

e. Partnership marketing, yaitu bank terus bekerja sama dengan

pelanggan untuk menemukan cara memberikan penghematan bagi pelanggan yang menggunakan produk bank.

Zeithaml dan Bitner menyatakan bahwa tujuan utama dari pemasaran relasional adalah untuk membangun dan mempertahankan pelanggan yang komit yang menguntungkan bagi perusahaan dan pada

19Fandy Tjiptono, Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: ANDI, 2012), h. 70

20Heru Sutanto dan Khoerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 236

(13)

waktu yang sama meminimumkan waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk pelanggan yang kurang menguntungkan. Menurut Tjiptono, tujuan sebuah perusahaan menerapkan relationship marketing adalah agar perusahaan tersebut dapat membangun dan mempertahankan basis nasabah yang memiliki relationship commitment kuat dan profitable bagi perusahaan.21

3. Dimensi Relationship Marketing

Menurut Morgan dan Hunt, terdapat dua faktor kunci keberhasilan

relationship marketing yaitu adanya komitmen dan kepercayaan dari

semua pihak yang terlibat. Baron dan Harris merangkum tujuh dimensi kunci dari pendekatan relationship marketing yaitu tingkat kepercayaan yang tinggi antara kedua belah pihak, tingkat komitmen yang tinggi antara kedua belah pihak, horizon waktu yang lama, saluran komunikasi terbuka antara kedua belah pihak dengan informasi yang dipertukarkan antara kedua belah pihak, memiliki kepentingan pelanggan dihati, komitmen terhadap kualitas dari kedua belah pihak dan upaya untuk menguntungkan atau mempertahankan pelanggan.22

Menurut Ndubisi dalam Journal of Bussines and Banking mengungkapkan beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur pemasaran hubungan yang diterapkan oleh perusahaan adalah kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan.23

21Ujang Sumarwan, et al, op.cit., h.198 22Sivesan, op.cit.,

23Yunita Arum Safitri, Kepercayaan, Komitmen, Komunikasi, Penanganan Konflik dan Perannya Terhadap Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank BCA di Surabaya, Journal of Business and Banking Volume 1, No. 2, November 2011, h. 118, pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

(14)

Menurut Barnes, untuk memulai suatu hubungan dibangun melalui dimensi-dimensi hubungan yaitu: kepercayaan, komitmen, empati, hubungan timbal balik, ketergantungan, komunikasi, minat pada kebutuhan, pengetahuan, dan lainnya.24 Pada penelitian ini akan

digunakan empat dimensi relationship marketing yang mendukung terciptanya loyalitas.

a. Kepercayaan

Menurut Barnes, kepercayaan adalah faktor yang mungkin paling banyak mendapat perhatian dalam literatur tentang hubungan antar pribadi dan hubungan pelanggan. Kepercayaan juga dapat didefinisikan sebagai kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa partnernya akan memberikan kepuasan yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya. Kepercayaan dapat tercipta ketika suatu pihak merasa nyaman melakukan pertukaran dengan pihak lain yang penuh dengan kejujuran dan dapat dipercaya.

Menurut Schiffman kepercayaan merupakan dasar dalam menciptakan suatu hubungan jangka panjang dengan konsumen dan kepercayaan akan meningkatkan konsumen untuk tetap loyal. Kepercayaan merupakan dasar mempersiapkan hubungan jangka

(15)

panjang dengan pelanggan dan membantu meningkatkan kesempatan pelanggan untuk loyal.25

Wong dan Shoal dalam Jesri, et al menyatakan bahwa “Trust

indicates that each person of relationship, to what extent can considered other person promise and is defined as the willingness to trust and reliance to audience.” Jika diartikan trust (kepercayaan)

mengindikasikan sejauh mana hubungan seseorang dengan orang lain yang dapat dianggap seperti sebuah janji dan didefinisikan sebagai kesediaan untuk percaya.26

Kepercayaan adalah kunci dari keberhasilan pemasaran relasional yaitu adanya faktor saling percaya (trust). Kepercayaan bermakna sebagai sesuatu yang ada bila satu pihak mempunyai keyakinan akan reliabilitas dan integritas partnernya. Menurut Kotler kepercayaan sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku serta respon yang mungkin akan dilakukannya.27 Seseorang yang

mempunyai impresi dan kepercayaan tinggi terhadap suatu produk tidak akan berfikir panjang untuk membeli dan menggunakan produk tersebut bahkan boleh jadi ia akan menjadi pelanggan yang loyal.

b. Komitmen

25Schiffman, et al, Consumer Behavior (New Jersey: Pearson 2010), h. 30

26Peyman Jesri, et al, Effect of Relationship Marketing on Customer Loyalty (Case

Study: Mehr Bank, Kermanshah Province, Iran)”, Interdisciplinary Of Contemporary Research In

Business, Vol 4 No 11, March 2013, diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

27Mardalis Ahmad, Meraih Loyalitas Pelanggan, Jurnal Manajemen dan Bisnis (Surakarta: 2005), h. 117

(16)

Menurut Barnes, komitmen adalah suatu keadaan psikologi yang secara global mewakili pengalaman ketergantungan pada suatu hubungan dan komitmen meringkas pengalaman ketergantungan sebelumnya dan mengarahkan reaksi pada situasi baru. Komitmen merupakan orientasi jangka panjang dalam suatu hubungan, termasuk keinginan untuk mempertahankan hubungan itu, baik dalam senang maupun susah. Komitmen juga diartikan sebagai janji atau ikrar untuk memelihara hubungan yang telah terjalin dengan baik, karena hubungan tersebut memiliki arti penting.

Henning-Thurau dalam jurnal Hatane menyatakan bahwa adanya komitmen secara emosional akan menimbulkan loyalitas dari nasabah. Komitmen akan menimbulkan keinginan yang kuat bagi para nasabah untuk terus melakukan kerjasama dengan perusahaan yang pada akhirnya nasabah akan menjadi lebih loyal. Masih dalam jurnal Hatane, Morgan dan Hunt menjelaskan bahwa komitmen pelanggan pada dasarnya adalah keinginan yang berlangsung lama dalam diri pelanggan untuk mempertahankan hubungan yang berharga atau hubungan yang memberikan manfaat (valued

relationship), bahwa pelanggan akan memiliki komitmen yang kuat

atau tinggi jika hubungan yang dilakukan dianggap penting. Konsep

valued relationship tersebut menunjukkan bahwa nasabah akan

(17)

dilakukan dianggap penting.28 Komitmen perusahaan menunjukkan

bahwa perusahaan menganggap kelanjutan hubungan dengan pembelinya merupakan hal yang harus dijaga dengan baik.

c. Komunikasi

Menurut Barnes, komunikasi mengarah pada kemampuan untuk memberikan informasi yang terbaru dan dapat dipercaya. Selain itu, komunikasi merupakan salah satu karakteristik fundamental dari sebuah hubungan yang bekerja denagn baik. Ketika komunikasi terhambat, kemungkinan hubungan tersebut akan memburuk. Kefektifan komunikasi merupakan kemudahan mendapatkan informasi yang benar dan tepat waktu sehingga nasabah yang ingin menggunakan jasa dapat secara langsung mengambil keputusan untuk memilih sesuai dengan kebutuhanya.

Ndubisi dalam Teleghani, et al berpendapat bahwa: “Komunikasi juga memberitahukan apakah pelanggan merasa tidak puas dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperbaiki penyebab dari ketidak kepuasan pelanggan.” Ketika ada komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan pelanggan, hubungan yang lebih baik akan menghasilkan pelanggan yang loyal. Taleghani, et al menyatakan bahwa komunikasi yang baik akan mempengaruhi semua aspek yang ada

28Hatane Semuel, Customer Relationship Marketing Pengaruhnya terhadap Kepercayaan dan Loyalitas Perbankan Nasional, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 7, No 1, April 2012, diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

(18)

dalam relationship marketing termasuk loyalitas, di mana komunikasi memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam menciptakan loyalitas.29 d. Penanganan Keluhan

Menurut Dwyer dalam Barnes, penanganan keluhan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghindari potensial konflik, memberikan solusi sebelum terjadi permasalahan, dan mendiskusikan solusi secara terbuka ketika permasalahan muncul. Ketika pelanggan mendapatkan masalah atau bahkan merasa kecewa, maka perusahaan dengan cepat menangani permasalahan tersebut. Keluhan pelanggan menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Baik atau buruknya penanganan keluhanakan menentukan loyalitas dari seorang pelanggan.

Menurut El Hinnawi dalam Jesri, et al penanganan keluhan merupakan usaha perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan pelanggan. Keluhan dapat menjadi masalah yang serius di dalam perusahaan dan kemungkinan berpotensi menurunkan kinerja jika keluhan tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Menurut Ndubisi dan Wah dalam Jesri, et al conflict

handling didefinisikan sebagai pemasok kooperatif dalam

meminimalkan hasil negatif dari keterlibatan yang signifikan.30

29Mohammad Taleghani, et al, The Role of Relationship Marketing in Customer

Orientation Process in the Banking Industry with focus on Loyalty (Case Study: Banking Industry of Iran)”, International Journal of Business and Social Sciences, Vol. 2 No. 19, October 2011,

diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017 30Peyman Jesri, op.cit.,

(19)

Ndubisi mengemukakan bahwa”Customers tend to be loyal to

organization that handle customer complains (which will always happen, regadless) and other conflicts satistifactorily.” Di sini

Ndubisi menjelaskan bahwa loyalitas merupakan hasil yang akan didapat perusahaan atas usaha menanggulangi keluhan pelanggannya.31

C. Penelitian yang Relevan

1. Nelson Oly Ndubisi (2007)

Judul: Relationship Marketing and Customer Loyalty.

Variabel: Trust, commitment, communication, and conflict handling.

Alat analisis: Analisis regresi berganda.

Hasil: Trust, commitment, communication, and conflict handling

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 2. Mohammad Taleghani, et al (2011)

Judul: The Role of Relationship Marketing in Customer Orientation Process in the Banking Industry with focus on Loyalty (Case Study: Banking Industyr of Iran).

Variabel: Trust, commitment, communication, conflict handling, bonding, shared values, empathy, and reciprocity.

Alat analisis: Multipleregression analysis.

31Nelson Oly Ndubisi, Relationship Marketing Dan Customer Loyalty, Journal of Marketing Intelligence & Planning Vol 25 No 1 Pp 98-106, 2007, diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

(20)

Hasil: Semua variabel berpengaruh signifikan terhadap customer

orientation processin the Banking Industry with focus on loyalty (Case Study: Banking Industyr of Iran).

3. Hatane Semuel (2012)

Judul: Customer Relationship Marketing Pengaruhnya Terhadap

Kepercayaan dan Loyalitas Perbankan Nasional.

Variabel: Komitmen, komunikasi, penanganan keluhan, kepercayaan, loyalitas.

Alat analisis: Generalized Structured Component Analysis (GSCA). Hasil: Komitmen dan penanganan keluhan dari Bank Nasional

memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan pelanggan. Komunikasi tidak berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan. Model empiris menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan adalah variabel intervening yang menghubungkan CRM dan loyalitas pelanggan.

4. Revany Rudyana Saputri dan Heru Suprihhadi (2015)

Judul: Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Sanggar Senam Wanita Difana”.

Variabel: Pertalian, empati, timbal balik, penanganan keluhan dan kepercayaan.

Alat analisis: Uji T, Uji Determinasi, analisis regresi linier berganda. Hasil: Pertalian, empati, timbal balik, penanganan keluhan dan

(21)

loyalitas pelanggan Sanggar Senam Wanita Difana Surabaya. Variabel pertalian menunjukkan kontribusi yang lebih besar atau dominan terhadap loyalitas pelanggan Sanggar Senam Wanita Difana Surabaya.

5. Mudassir Husnain dan M Waheed Akhtar (2015)

Judul: Relationship Marketing and Customer loyalty: Evidence from Banking Sector in Pakistan”.

Variabel: Trust, commitment, communications, and conflict handling.

Alat analisis: Multiple regression analysis.

Hasil: Trust, commitment, communications, and conflict handling

berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty. 6. Le Giang Nam, et al (2017)

Judul: Relationship Marketing and Customer Loyalty in Vietnam Cosmetics Market.

Variabel: Trust, commitment, communications, conflict handling and shared value.

Alat analisis: Analisis regresi berganda

Hasil: Trust, commitment, communications, conflict handling and shared value berpengaruh positif terhadap customer loyalty

dan shared value lebih dominan dari yang lainnya.

Berdasarkan penelitian yang relevan maka perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

(22)

1. Nelson Oly Ndubizi (2007), menggunakan variabel trust, commitment,

communication, conflict handling dengan alat analisis regresi berganda.

Penelitian ini juga memiliki variabel yang sama tetapi dengan alat analisis berbeda yaitu analisis korelasi PPM.

2. Mohammad Taleghani, et al (2011), menggunakan variabel trust,

commitment, communication, conflict handling, bonding, shared values, empathy, and reciprocity dengan alat analisis

multipleregression analysis. Sedangkan penelitian ini menggunakan

empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan dengan alat analisis korelasi PPM.

3. Hatane Semuel (2012), menggunakan variabel komitmen, komunikasi, penanganan keluhan (X) kepercayaan (intervening), dengan alat analisis

generalized structured component analysis (GSCA). Sedangkan

penelitian ini menggunakan empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan dengan alat analisis korelasi PPM.

4. Revany Rudyana Saputri dan Heru Suprihhadi (2015), menggunakan dimensi pertalian, empati, timbal balik, penanganan keluhan, dan kepercayaan dengan alat analisis data uji T, uji F, dan analsis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan dengan alat analisis korelasi PPM.

(23)

5. Mudassir Husnain dan M Waheed Akhtar (2015), menggunakan variabel trust, commitment, communications, and conflict handling

dengan alat analisis multiple regression analysis. Penelitian ini menggunakan empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan dengan alat analisis korelasi PPM.

6. Le Giang Nam, et al (2017), menggunakan variabel trust, commitment,

communications, conflict handling and shared value dengan alat

analisis regresi berganda. Penelitian ini menggunakan empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan dengan alat analisis korelasi PPM.

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan

relationship marketing dengan menggunakan dimensi kepercayaan,

komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan terhadap loyalitas nasabah.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

E. Hubungan Relationship Marketing terhadap Loyalitas

(24)

Spesifikasi produk yang baik tidak selalu memenangkan penjualan, tetapi kuncinya terletak pada penciptaan hubungan yang kuat dengan nasabah. Relationship marketing dapat diimplementasikan melalui dimensi-dimensinya seperti kepercayaan, komitmen, hubungan timbal balik, ketergantungan, komunikasi dua arah, minat pada kebutuhan, penanganan keluhan atau konflik, pengetahuan dan lain-lainnya yang pada akhirnya akan terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan dan hubungan jangka panjang serta menimbulkan loyalitas.32 Dukungan dari relationship marketing

itu sendiri dapat mendorong terbentuknya loyalitas nasabah. Dengan membangun hubungan yang baik kepada nasabah, maka keinginan nasabah untuk melanjutkan hingga menjadi sebuah kesetiaan jangka panjang tidak akan diragukan lagi.

Relationship marketing merupakan cara bagaimana suatu perusahaan

menjalin hubungan baik dengan palanggannya agar pelanggan melakukan pembelian kembali secara berkelanjutan, sedangkan loyalitas nasabah merupakan kesetiaan nasabah terhadap suatu produk sehingga melakukan pembelian secara berulang-ulang. Semakin baik relationship marketing yang dilakukan oleh suatu perusahaan maka semakin besar loyalitas yang diberikan nasabah.33

Pelanggan yang loyal tentunya merupakan pelanggan yang terbaik untuk dimiliki. Agar dapat memiliki pelanggan yang loyal, perusahaan harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Pelanggan dengan loyalitas yang

32James G. Barnes, loc.cit 33Fandy Tjiptono, op.cit.,h. 95

(25)

tinggi selain akan membawa keuntungan dalam hal pendapatan jangka panjang, mereka juga berfungsi sebagai penasehat bagi orang lain untuk turut menjadi pelanggan. Mereka juga selalu mendukung terhadap program-program perusahaan baik berupa pengembangan produk baru maupun pelayanan yang diberikan perusahaan. Oleh karena itu, mempertahankan pelanggan menjadi kunci utama dalam suatu perusahaan untuk lebih sukses dibandingkan dengan para pesaingnya. Adapun hubungan variabel-variabel

relationship marketing terhadap loyalitas nasabah adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Kepercayaan terhadap Loyalitas

Barnes menyatakan bahwa pekembangan kepercayaan dan khususnya keyakinan harus menjadi komponen fundamental dari strategi pemasaran yang ditunjukan untuk mengarah pada penciptaan hubungan pelanggan sejati. Pelanggan harus mampu merasakan bahwa dia dapat mengandalkan perusahaan, sehingga perusahaan dapat dipercaya. Perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya juga lebih mampu untuk mengembangkan sebuah hubungan tahan lama dengan para pelanggannya. Kepercayaan adalah faktor yang mungkin paling banyak mendapat perhatian dalam literatur tentang hubungan antarpribadi dan hubungan pelanggan. Pelanggan dapat memilki loyalitas sejati bila perusahaan bisa memberikan kenyamanan saat berurusan dengan sebuah perusahaan, pelanggan tidak memilki dorongan untuk pergi dan sudah

(26)

mengembangkan kepercayaan seiring terjadinya keakraban dan akan kembali secara berulang.34

Menurut Husnain dan Akhtar, kepercayaan memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menciptakan loyalitas. Kepercayaan merupakan bagian penting dalam membina hubungan dengan nasabah dan dibutuhkan dalam membangun loyalitas. Timbulnya kepercayaan karena hasil dari keandalan dan integritas mitra yang ditunjukan melalui sikap seperti konsisten, kompeten, adil, tanggung jawab, suka menolong dan memiliki kepedulian. Dalam konteks hubungan perusahaan dan terhadap loyalitas, kepercayaan timbul ketika perusahaan dapat menunjukkan kemampuan, etika, keahlian, dan kehandalannya.35

Chattananom dan Trimetsoontorn dalam Taleghani, et al menyatakan bahwa: “Dalam konteks relationship marketing, trust didefinisikan sebagai dimensi dari hubungan yang menentukan tingkat masing-masing pihak merasa mereka dapat mengandalkan integritas janji yang ditawarkan oleh yang lain.”36

Ndubisi menyatakan bahwa “kepercayaan memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.”37

2. Hubungan Komitmen terhadap Loyalitas

34Barnes, loc.cit., h. 149

35Mudassir Husnain dan M Waheed Akhtar, “Relationship Marketing and Customer

Loyalty: Evidence from Banking Sector in Pakistan”, Global Journal of Management and Busines

Research: E Marketing, Vol 15, Issue 10 Version 1.0 Year 2015, diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

36Mohammad Taleghani, op.cit., 37Ndubisi. op.cit.,

(27)

Telaghani, et al berpendapat bahwa commitment adalah penentu penting dari kekuatan pemasaran dan berguna untuk mengukur kemungkinan loyalitas pelanggan dan memprediksi frekuensi pembelian ulang di masa yang akan datang.38 Rashid dalam Jesri, et al

mengemukakan bahwa commitment adalah niat melanjutkan dan mempertahankan hubungan dengan pihak lain.39

Ndubisi menyatakan bahwa komitmen merupakan faktor yang penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Ndubisi juga menyatakan bahwa: “Komitmen dapat ditujukan dengan terus menerus melakukan pembelajaran untuk menyediakan kebutuhan pelanggan dan kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan membawa perusahaan pada terciptanya hubungan yang erat dengan pelanggannya.”40

Mudassir Husnain dan M Waheed Akhtar menyatakan bahwa komitmen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.41

3. Hubungan Komunikasi terhadap Loyalitas

Komunikasi mengarah pada kemampuan untuk memberikan informasi yang terbaru dan dapat dipercaya. Ketika komunikasi antara perusahaan dengan nasabah berjalan dengan efektif maka dapat tercipta hubungan yang lebih baik dan nasabah akan menjadi loyal. Komunikasi yang efektif akan mempengaruhi nasabah untuk tetap menggunakan

38Mohammad Taleghani, op.cit., 39Peyman Jesri, op.cit.,

40Ndubisi, op.cit.,

(28)

produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Taleghani, et al menyatakan bahwa komunikasi yang baik akan mempengaruhi semua aspek yang ada dalam relationship marketing termasuk loyalitas, di mana komunikasi memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam menciptakan loyalitas. Masih menurut Taleghani, et al yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty.42

Ndubisi menyatakan bahwa “komunikasi memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.”43

4. Hubungan Penanganan Keluhan terhadap Loyalitas

Ndubisi mengemukakan bahwa “Customer tend to be loyal to

organization that handle customer complains (which will always happen, regadless) and other conflicts statisfactorily.” Disini Ndubisi menjelakan

bahwa loyalitas merpakan hasil yang akan didapat perusahaan atas usaha menanggulangi keluhan pelanggannya.44 Penanganan keluhan adalah

kegiatan perilaku berupa penyampaian informasi dengan berbagai komunikasi yang baik untuk mencegah suatu masalah atau konflik. Sikap dan tanggap dalam mengatasi keluhan ataupun konflik yang muncul akan menciptakan rasa kepercayaan yang besar atas segala kualitas pelayanan yang diberikan sehingga meningkatkan rasa loyalitas akan suatu barang/jasa tersebut.

42Mohammad Taleghani, op.cit., 43Ndubisi. op.cit.,

(29)

Revany dan Heru menyatakan bahwa penanganan keluhan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.45 Ndubisi menyatakan bahwa

penanganan keluhan memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.”46

F. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna, karena hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.47 Maka hipotesis yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha : ρ ≠ 0

Diduga ada hubungan antara relationship marketing dengan menggunakan dimensi kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan terhadap loyalitas nasabah Bank Nagari KCS Padang.

Ho : ρ = 0

Diduga tidak ada hubungan antara relationship marketing dengan menggunakan dimensi kepercayaan, komitmen, komunikasi, dan penanganan keluhan terhadap loyalitas nasabah Bank Nagari KCS Padang.

45Revany Rudyana Saputri dan Heru Suprihhadi, “Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan pada Sanggar Senam Wanita Difana”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 4 No. 12, Desember 2015, diakses pada pukul 17.00 WIB, 24 Juni 2017

46Ndubisi. op.cit.,

47 Burhan Bungin, Metdologi Penelitian Kuantitaif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

Partipasi masyarakat hanya sebatas sebagai tenaga kerja karena masyarakat tidak mempunyai modal yang besar,maka dari pada itu produksi perikanan laut sebagai

Sehingga, jika sese orang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia setiap kata ganti bahasa Inggris you , penerjemah harus menentukan bentuk bahasa Indonesia yang mana

(2005), menunjukkan bahwa dari ekstrak air rimpang lempuyang wangi yang digunakan untuk pengobatan tradisional, telah diisolasi dan diidentifikasi 16 senyawa dan

[r]

Pelaksanaan pemberian kredit oleh bank sering dijumpai praktik-praktik yang dimaksudkan memberikan jaminan kepada bank untuk kredit yang disalurkannya, namun tidak

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi Debitur.. 3) Identitas Pelapor dalam SID menggunakan sandi sesuai dengan sandi yang digunakan dalam

Hasil pengujian di Laboratorium menunjukkan bahwa sistem monitoring ini akan bekerja dan memberikan respon apabila pada saat tekanan tabung gas bawah 3 bar, alarm

Hasil prilaku masyarakat dalam kesiapsiagaan sebelum bencana longsorlahan di Desa Gununglurah termasuk dalam kategori cukup siapsiaga, karena pengetahuan masyarakat