• Tidak ada hasil yang ditemukan

panduan terapi gizi.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "panduan terapi gizi.docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I DEFINISI DEFINISI

Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien. Pemberian terapi nutrisi merupakan alur proses kegiatan perencanaan pasien. Pemberian terapi nutrisi merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti dietisien, dan pramusaji dengan yang memiliki profesi yang berbeda seperti dietisien, dan pramusaji dengan menghasilkan suatu makanan yang sesuai dengan tandar mulai dari perencanaan menghasilkan suatu makanan yang sesuai dengan tandar mulai dari perencanaan sampai disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan

sampai disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan pasien.jadwal makan pasien.

Proses tahapan dari pemberian diet dan nutrisi dimulai dari preskripsi diet, Proses tahapan dari pemberian diet dan nutrisi dimulai dari preskripsi diet, pelebelan makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan untuk pelebelan makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan untuk pasien.

pasien.

Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian besar terpusat pada kegiatan Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian besar terpusat pada kegiatan pengadaan makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan pengadaan makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan terbesar pada pelayanan gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan terbesar pada pelayanan gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan mungkin perawatan di rumah. Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan mungkin perawatan di rumah. Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan yang lain seperti

dengan pelayanan kesehatan yang lain seperti pelayanan medis, farmasi, perawatanpelayanan medis, farmasi, perawatan dan lain -lain dengan demikian status gizi pasien yang optimal diharapkan dapat dan lain -lain dengan demikian status gizi pasien yang optimal diharapkan dapat dicapai dan dipertahankan .

dicapai dan dipertahankan .  Ahli gizi

 Ahli gizi dituntut dituntut untuk lebih untuk lebih proaktif, dan proaktif, dan mengikuti langkah-langkah mengikuti langkah-langkah pelayananpelayanan gizi yang akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan gizi yang akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan penentuan status gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan faktor penentuan status gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan faktor keseriusan penyakitnya. Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan menganalis keseriusan penyakitnya. Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan menganalis data riwayat kesehatan, riwayat gizi, nilai laboratorium dan pengukuran antropometri. data riwayat kesehatan, riwayat gizi, nilai laboratorium dan pengukuran antropometri. Berdasarkan data tersebut di buat perencanaan gizi pasien secara individu dengan Berdasarkan data tersebut di buat perencanaan gizi pasien secara individu dengan melakukan modifikasi diit dan pendidikan gizi yang dapat mencapai status gizi dan melakukan modifikasi diit dan pendidikan gizi yang dapat mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.Rosen tahun 2001 dalam penelitiannya mengatakan bahwa kesehatan yang optimal.Rosen tahun 2001 dalam penelitiannya mengatakan bahwa 98% dokter sependapat bahwa salah satu tugas penting ahli gizi adalah menjamin 98% dokter sependapat bahwa salah satu tugas penting ahli gizi adalah menjamin kepuasan pasien dengan pelayanan gizi, 93% dokter juga meyakini bahwa kepuasan pasien dengan pelayanan gizi, 93% dokter juga meyakini bahwa pemberian

pemberian

penjelasan tentang nutrisi kepada petugas rumah sakit

penjelasan tentang nutrisi kepada petugas rumah sakit adalah kegiatan penting,adalah kegiatan penting, dan 99% dokter berpendapat bahwa konseling pasien hendaknya dimasukkan ke dan 99% dokter berpendapat bahwa konseling pasien hendaknya dimasukkan ke dalam pendidikan ahli gizi.Menurut Poleman tahun 2004, terapi gizi medic berkaitan dalam pendidikan ahli gizi.Menurut Poleman tahun 2004, terapi gizi medic berkaitan dengan peran makanan dan zat gizi dalam penyembuhan berbagai penyakit dan dengan peran makanan dan zat gizi dalam penyembuhan berbagai penyakit dan

(2)

gangguan, dalam hal ini termasuk terapi diet dan diet pada orang sakit. Tujuan terapi gangguan, dalam hal ini termasuk terapi diet dan diet pada orang sakit. Tujuan terapi gizi medic untuk mempertahankan atau meningkatkan status gizi, memperbaiki gizi medic untuk mempertahankan atau meningkatkan status gizi, memperbaiki defesiensi zat gizi,

defesiensi zat gizi,

Mempertahankan atau memperbaiki berat badan, mengistirahatkan organ Mempertahankan atau memperbaiki berat badan, mengistirahatkan organ tertentu, menghilangkan faktor alergi dalam makanan, dan menyesuaikan komposisi tertentu, menghilangkan faktor alergi dalam makanan, dan menyesuaikan komposisi diet yang memungkinkan tubuh dapat memetabolisme zat-zat gizi. Pada orang diet yang memungkinkan tubuh dapat memetabolisme zat-zat gizi. Pada orang dewasa sehat, katabolisme dan anabolisme berjalan seimbang. Pada orang sakit, dewasa sehat, katabolisme dan anabolisme berjalan seimbang. Pada orang sakit, terutama yang memerlukan istirahat total katabolisme lebih besar dari anabolisme, terutama yang memerlukan istirahat total katabolisme lebih besar dari anabolisme, sehingga orang sakit memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak untuk membangun sehingga orang sakit memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak untuk membangun  jaringan.

 jaringan. Inaktifitas Inaktifitas atau atau imobilisasi imobilisasi yang yang lama lama menyebabkan menyebabkan perubahan perubahan fungsifungsi digesti, metabolisme dan eliminasi, yang menyebabkan perubahan kebutuhan zat digesti, metabolisme dan eliminasi, yang menyebabkan perubahan kebutuhan zat gizi.

(3)

BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pemberian terapi gizi meliputi perencanaan menu sampai ke pasien (berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi pasien optimal/ meningkat.

Gambar I : Alur proses tahapan terapi nutrisi di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam

Dokter DPJP Dietisien Pengolahan

Makanan preskripsi Diet 1. Jenis diet sesuai penyakit 2. kandungan zat gizi (makronutrien) a. Energi (kalori) b. Protein (gr) c. Lemak (gr) d. KH (gr) 3. Konsistensi Makanan a. Padat b. Lunak c. Cair Ruang Rawat Inap Pemesanan Diet pasien Penerimaan pesanan Diet pasien Distribusi Diet pasien Pemorsian Diet pasien a. Labelling Makanan (URT) Penyajian Diet pasien 1. Jenis diet sesuai penyakit 2. Kandungan Zat Gizi (makronutrien) a. energi (kalori) b. protein (gr) c. lemak (gr) d. KH(gr)

(4)

BAB III

TATA LAKSANA

Pemberian makanan pada orang sakit harus disesuaikan dengan keadaan penyakitnya dengan memperhatikan konsistensi makanan dan kandungan gizinya agar orang sakit memperoleh zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas, komplikasi penyakit dan faktor stress.

Makanan merupakan suatu bentuk terapi yang bertujuan untuk memelihara status gizi secara normal atau optimal walaupun terjadi peningkatan kebutuhan gizi akibat penyakit yang dideritanya. Disamping itu untuk memperbaiki terjadinya defisiensi zat gizi serta kelebihan atau kekurangan berat badan pasien.

 A. Perencanaan Menu

perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan di olah memenuhi selera konsumen atau pasien dan memiliki ketersediaan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi yang seimbang. penyusunan menu berdasarkan jenis hidangan sehingga memiliki variasi yang banyak, frekuesi penggunaan bahan berdasarkan pola menu dan kombinasi warna dan konsistensi bentuk serta variasi dari hidangan

B. Siklus Menu

Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang akan disajikan kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu. siklus menu di Rumah Sakit Budi kemulian adalah siklus menu 10 hari di tambah 1 hari menu khusus tanggal 31

C. frekuensi dan waktu makan

Menu sehari adalah susunan hidangan yang disajikan dalam sehari dalam beberapa kali waktu makan. Dalam menu sehari, terdapat istilah frekuensi makan. Frekuensi makan adalah jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan lengkap (full meaI) dan ma kanan s e l i n g a n ( snack ) . M ak an an l en gk ap bi asa nya d i b e r i k a n t i g a k a l i s e h a r i ( m a k a n p a g i , m a k a n s i a n g d a n m a k a n m a l a m ) , sedangkan makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang,antara makan siang dan makan malam. makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan, makan malam serta selingan malam.

(5)

D. Kerangka Menu dan Jenis Hidangan

Kerangka menu adalah berbagai macam dan jenis hidangan dalam suatu aacara makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan snack.

E. Standar Porsi

Standar porsi adalah berat berbagai macam bahan makanan dalam suatu menu yang dicantumkan dalam berat bersih. Porsi baku dapat ditentukan melalui kecukupan makanan yang diperlukan dan persentase berat bersih bahan makananyang dianjurkan dalam tiap kali waktu makan serta porsi untuk tiap waktu makan

F. Makanan Pokok

Makanan pokok yang dihidangkan biasanya berupa nasi. Makanan pokok adalah makana n yang m enyumb angkan sebagi an zat g izi ya ng dibutuhkan oleh tubuh. makanan pokok biasanya disajikan dalam porsi yang lebih besar dibandingkan dengan makanan yang lain

G. Lauk Hewani

Lauk hewani adalah hidangan yang terbuat dari bahan hewani dengan atau dengan tambahan bahan lainnya. Lauk hewani yangdigunakan adalah daging sapi atau daging unggas (ayam, bebek, burung) atau berupa hasil laut ( ikan, u dang, kepiting dan lainnya). Lauk hewani dapat diolahdengan cara digoreng, direbus, dipanggang maupun dikukus.

H. Lauk Nabati

L a u k n a b a t i a d a l a h h i d a n g a n t a m b a h a n d a l a m s u a t u a c a r a m a k an ya n g biasanya terbuat dari kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti te mpe, tahud a n o n c o m . L a u k n a b a t i m e n y u m b a n g k a n p r o t e i n y a n g l e b i h b e s a r b i l a dibandingkan dengan hidangan lainnya dalam suatu menu. Lauk nabati biasanya diolah dengan cara digoreng, dikukus atau dicampurkan dengan hidangan lainnya, biasanya sayuran .

I. Hidangan Sayur

H i d a n g a n s a y u r b i a s a n y a d i s a j i k a n d e n g a n k u a h a t a u b e r u p a m a k a n a n berkuah. Hal ini dimaksudkan sebagai pembasah makanan pokok sehingga mudah untuk ditelan. Hidangan sayur dapat diolah sendiri ataupun dicampurkan dengan lauk nabati. Hidangan ini dapat berupa gabungan

(6)

dari berbagai macam sayuran,seperti sayur asem, sayur sop maupun sayur lodeh.

J. Buah

Hidangan buah dapat berupa buah-buahan segar ataupun buah yang sudah diolah seperti setup atau sari buah. Hidangan buah biasanya digunakan sebagai p e n e t r a l i s i r r a s a s e h a b i s m a k a n . B u a h b i a s a n y a d i g u n a k a n s e b a g a i d e s s e r t .

K. Makanan Pelengkap

Makanan pelengkap adalah bahan makanan yang disajikan bersama dengan bahan makanan utama . Maka nan pel engkap biasan ya beru pa tambahan dan dapat menambah kandungan energi dan zat gizi pada makanan. Contoh dari makanan pelengkap adalah penggunaan terigu pada tempe goreng dan bihun pada soto ayam.

L. Pemesanan dan Distribusi Makanan

Pemesanan makanan adalah penyusunan permintaan (order ) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu serta rata -rata konsumen atau pasien yang d i l a y a n i d e n g a n t u j u a n t e r s e d i a n y a d a f t a r p e m e s a n a n b a h a n m a k a n a n s e s u a i s t a n d a r a t a u s p e s i f ik a s i y a n g telah ditetapkan L a n g k a h - l a n g k a h p e m e s a n a n d i e t d i R u m a h S a k i t B u d i K e m u l i a a n B a t a m 1. P e m e s a n a n d i e t d i m u l a i d a r i i n s t r u k s i d o k t e r D P J P b e r d a s a r k a n j e n i s p e n y a k i t d a n konsistensi makanan.

2. Jenis makanan yang akan diberikan kepada pasien dituli s pada lembar permintaan diet.

3. Sebelum dilakukan pemesanan ke instalasi gizi,dilakukan anamnesa (wawancara) untuk mengetahui makanan-makanan yang t i d a k d a p a t d i k o n s u m s i o l e h p a s i e n .

4. S e t e l a h d i l a k u k a n a n a m n e s a , p e r a w a t m en ca ta t h as il p ad a kartu diet untuk instalasi gizi.

5. Se te la h i tu , st af un it gi zi at au ahli gizi menyesuaikan pemorsian makanan sesuai dengan pemesanan diet pasien

6. Pemesanan makanan melalui telepon (on call ) d i pe rb o le hk an d e n g a n c a t a t a n m e l a p i r k a n f o r m p e r m i n t a a n d i e t p a s i e n b a r u .

(7)

M. Distribusi Makanan

Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan pasien yang dilayani (berupa makanan biasa a t a u m a k a n a n k h u s u s ) .

T u j u a n d a r i k e g i a t a n p e n d i s t r i b u s i a n m a k a n a n a d a l a h

1. Konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan jenis diet dan ket ent uan yang berlaku.

2 . Pe m o r s i a n d a n d i s t r i b u s i m a k a n a n m e r u p a k a n ke gi at an a kh ir dalam system penyelenggaraan makanan.

Dalam pendistribusian makanan, di Rumah Sakit Budi Kemuliaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. M a k a n a n h a r u s d i d i s t r i b u s i k a n d a n d i s a j i k a n k e p a d a k o n s u m e n t e p a t p a d a w a k t u n y a . J i k a m a k a n a n i t u d i p e r u n t u k k a n s e b a g a i m a k a n s i a n g , m a k a m ak an an h ar us didistribusikan dan disajikan tepat pada waktu makan siang antara  jam 12.00-14.00 siang.

2. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang t elah d i t e n t u k a n . B e s a r p o r s i m a k a n a n m e n j a d i s a n g a t p e n t i n g t e r u t a m a p a d a penyelenggaraan makanan bagi pasien yang sedang menjalankan diet khusus.

3. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang perludiperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan. Makanan yang,s e h a r u s n y a d i m a k a n d a l a m s u h u y a n g h a n g a t he nd ak ny a di sa ji ka n da la m, keadaan hangat.

N. S t a t u s g i z i

S t a t u s g i z i a d a l a h k e a d a a n t u b u h a k i b a t d a r i k o n s u m s i m a k a n a n d a n p e n g g u n a a n z a t g i z i . S t a t u s g i z i d i n i l a i o l e h a h l i g i z i melalui wawancara, seperti food recall, pemeriksaan an tr op om et ri (b er at ba da n, IMT, lingkaran perut, dan lainnya)

Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi

Nilai IMT (kg/m2) Status gizi

< 18,5 Underweight

18,5 – 22,9 Normal

(8)

IMT merupakan salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa terutama berhubungan dengan berat badan. Seseorang memiliki harapan hidup yang lebih panjang bila dapat mempertahankan berat badan normal. Perhitungan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun.

Tujuan diet di rumah sakit adalah :

1. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan penyakit dan status gizi masing – masing pasien

2. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro intestinal dan penyakit masing - masing pasien

3. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas, tidak mengandung bahan yang lengket, tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin

4. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna. Makanan alami jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.

5. Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau pembau.

Sebagai dasar dalam menentukan diet bagi orang sakit digunakan beberapa patokan antara lain :

a. Diet yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi

b. Mempertimbangkan kebiasaan orang sakit dalam kegiatan sehari-hari c. Jenis bahan makanan yang disajikan haruslah yang dapat diterima

d. Bahan makanan yang digunakan adalah yang mudah diolah, mudah didapat, alami dan lazim dimakan

e. Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarganya tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan

f. Diet khusus diberikan jika benar

g. benar diperlukan dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. h. Makanan diusahakan diberikan melalui mulut/oral

(9)

O. Preskripsi Diet

Preskripsi diet adalah perencanaan makan pasien untuk penyembuhan penyakit meliputi jenis diet, kandungan zat gizi, dan kosistensi makanan dengan diet khusus yang akan diberikan kepada pasien. Pengaturan makanan bagi orangsakit rawat inap di Rumah Sakit bukanmerupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan danpengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi.

Indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit adalah terwujudnya penentuan kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi Diet yang diberikan sesuai perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium dan terwujudnya penterjemahan preskripsi Diet.Panjangnya alur pemenuhan kebutuhan gizi dari mulai anamnesis status gizi hingga konsumsi memungkinkan adanya ketidaksesuaian dari kebutuhan gizi yang telah ditetapkan dengan asupan gizi pasien.

(10)

1. Diet dan nutrisi untuk penyakit Nefropati Diabetik

Peran diet sangatlah penting untuk mencegah terjadinya nefropati diabetes lebih lanjut dan mencegah komplikasi penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapatkan perhatian adalah:

a. Protein : Pembatasan protein pada pasien nefropati diabetik merupakan hal yang penting. Asupan protein lebih rendah dari pada diet diabetes pada umumnya. Protein dianjurkan sesuai dengan tingkatan penurunan fungsi ginjal. Pada saat ini anjuran asupan protein 0.8gr/kg BB/hari, kurang atau sama dengan 10% dari total energi. Apabila terjadi penurunan fungsi ginjal sudah sangat buruk GFR/CCT/TKK 10-15 mL/menit maka asupan protein dianjurkan lebih rendah yaitu 0.6 gr/kg BB. Sebagian protein (50%) bernilai biologis tinggi. Pada berbagai penelitian, pemberian diet rendah protein bersamaan dengan pemberian asam amino esensial dan hormon eritropoetin pada pasien dengan nefropati diabetik menunjukan penurunan perburukan fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang yang diberi diet rendah protein saja. Dengan kata lain, fungsi ginjal dipertahankan tidak bertambah buruk.

Peritoneal Dialysis protein 20% dari total atau sama dengan kalori.Pada

nefropati diabetik dimana pasien sudah menjalani terapi pengganti hemodialisis protein dianjurkan 1.2 g/kgBB/hari, sedangkan jika pasien menjalani CAPD (Continuous Ambulatory dianjurkan 1.3 - 1.5 g/kg BB/hari. Contoh bahan makanan :

1) Protein bernilai biologis tinggi : telur, susu, daging, ayam, ikan

2) Protein biologis rendah :yaitu bahan makanan selain hewani seperti kacang-kacangan, biji-bijian, umbi, tempe, tahu, beras, jagung, havermout, kentang, ubi, bayam, daun singkong, sawi, kacang panjang b. Energi : secara tepat dapat dihitung kebutuhan energi untuk pasien

nefropati diabetik ini, yaitu 35 Kcal/kgBB/hari. Asupan energi yang adekuat bertujuan agar protein tidak dipecah menjadi sumber energi. Karena protein dibatasi pada diet nefropati diabetik dengan terapi konservatif, energi lebih banyak diambil dari sumber karbohidrat dan lemak

Contoh bahan makanan tinggi kalori rendah protein : makanan /jajanan terbuat dari singkong, ubi, tepung maizena, tepung sagu, / tapioka, sagu mutiara, /pacar cina, agar-agar seperti: getuk, keripik, singkong, kolak biji salak, pudding maizena, semprit sagu, kue lapis sagu, ongol-ongol, sagu

(11)

ambon, kue bagea, agar-agar bening, selai, jelly, non diary creamer, formula komersial rendah protein.

c. Karbohidrat : Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah 60% dari total kalori, penggunaan karbohidrat tetap diutamakan. Pada diet nefropati diabetik, dengan pembatasan protein dirasakan sulit untuk mencapai kebutuhan kalori apabila menggunakan karbohidrat kompleks saja. Oleh karena itu bahan makanan tinggi kalori rendah protein dari karbohidrat sederhana seperti gula dapat dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan makanan, atau dimasukan dalam makanan olahan. Anjuran diet pada pasien diabetes yang terbaru mengutamakan jumlah karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan pasien diabetes tidak memperburuk kontrol glukosa darah.

Contoh bahan makanan :

1) Karbohidrat komplek : umbi, biji-bijian, dan sayuran seperti : kentang, ubi, singkong, beras havermout, jagung, bayam, sawi, kacang panjang 2) Karbohidrat sederhana :gula pasir, gula jawa, madu, sirup, permen,

minuman ringan,

d. Lemak : Anjuran lemak pada nefropati diabetik adalah 30% dari total kalori.  Anjuran presentase lemak lebih tinggi dari diet diabetes umumnya, hal ini dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan energi, karena sumber energi dari protein terbatas. Lemak diutamakan tidak jenuh ganda maupun tunggal yaitu minyak jagung, minyak wijen. Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari 10%. Asupan kolesterol dianjurkan kurang dari 300mg/hari Contoh bahan makanan:

1) Lemak jenuh : mentega, minyak kelapa sawit, kelapa, lemak susu.

2) Lemak tidak jenuh ganda : minyak jagung kedelai, minyak bunga matahari, minyak bunga saff, mayonnaise

3) Lemak tidak jenuh tunggal : minyak zaitun, alpukat, minyak kacang 4) Kolesterol : lemak dari hewani seperti lemak daging, kuning telur, otak,

susu full cream,

e. Garam (natrium) : Anjuran asupan garam (Na) untuk pasien diabetik nefropati berkisar antara 1000- 3000 mg Na sehari, tergantung pada tekanan darah, ada tidaknya edema atau asites, serta pengeluaran urin sehari. Pada nefropati diabetik yang sudah menjalani terapi pengganti

(12)

hemodialisis kebutuhan natrium adalah 1000 mg + 2000 mg apabila urine sehari 1000ml.

Contoh bahan makanan tinggi natrium : garam dapur, penyedap/ MSG, soda kue, zat pengawet, (Na. Benzoat). Makanan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dalam pengolahanya

f. Kalium : Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada beberapa pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan kalium dari makanan yang berlebih atau karena obat-obatan yang diberikan. Anjuran asupan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila terjadi hiperkalemia yaitu kalium darah > 5.5 mEq, jumlah urine yang sedikit atau GFR/CCT/TKK kurang atau sama dengan 10mL/menit. Pada kondisi ini anjuran asupan kalium berkisar 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40mg/kgBB/hari, hindari makanan tinggi kalium. Pada nefropati diabetik dengan terapi pengganti hemodialisis kebutuhan kalium dapat dihitung berdasarkan pengeluaran urine sehari, yaitu kebutuhan dasar 2000 mg + 1000 mg apabila urine sehari 1000ml. Obat pengikat kalium dapat diusulkan kepada dokter yang merawat.

Contoh bahan makanan tinggi kalium : Pisang, tomat, alpukat, jambu biji,  jeruk, rebung, bayam, daun pepaya, daun singkong, kentang, singkong,

(13)

g. Fosfor : Pada pasien diabetik nefropati, apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar fosfat darah >6mg/dL) biasanya diterapi dengan diet rendah fosfat.  Apabila asupan fosfor berkisar 8-12 mg/kgBB/hari. Dengan semakin  jeleknya fungsi ginjal, untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya dengan diet. Obat pengikat fosfat diperlukan untuk mengikat fosfat dari makanan dalam saluran cerna yang bertujuan mencapai serum fosfat darah berkisar 4-6mg/dL. Asupan protein berhubungan dengan asupan fosfat. Perlu diketahui, agar obat pengikat fosfat bekerja optmal, maka harus diminum bersamaan dengan makan.

Contoh bahan makanan tinggi fosfor : susu dan hasil olahnya, hati, ikan sarden, udang, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang-kacangan

h. Kalsium : Hipokalsemia (kadar Kalsium darah <8,5 mg/dL) kadang terjadi pada pasien nefropati diabetik, penyebabnya adalah asupan kalsium yang tidak adekuat, penyerapan di usus yang tidak baik serta hiperfosfatemia. Oleh karena itu biasanya pemberian suplemen kalsium diberikan dokter dalam bentuk tablet. Asupan kalsium yang dianjurkan adalah 1200 mg/hari. Suplemen kalsium yang biasa diberikan salah satunya adalah kalsium karbonat, karena selain untuk suplemen juga sebagai fosfat binder (pengikat fosfat). Kadar kalsium darah yang diharapkan berkisar 8.5-11 mg/dL.

2. Diet dan nutrisi untuk penyakit Trauma Capitis

Pada pasien cedera kepala terjadi gangguan keseimbagan metabolisme tubuh berupa hipermetabolisme dan katabolisme sehingga tubuh dapat kekurangan protein dan cadangan nutrient.

Pemberian nutrisi pada pasien cedera otak Kebutuhan kalori = 25 – 30 kkal/kgBB/24 jam a. Cedera otak ringan

1) Pasien dipuasakan selama 6 jam

2) Observasi keluhan pasien berupa mual, muntah 3) Apabila tidak ada keluhan diperbolehkan minum b. Cedera otak sedang-berat

1) Pada pasien dengan cedera otak sedang-berat perlu dipasang NGT 2) NGT (Nasogastric Tube) atau pipa lambung yang digunakan untuk

(14)

3) Pada cedera otak sedang dan berat pasien dipuasakan

4) Observasi retensi cairan lambung minimal (<100 ml), terdapat bising usus, tidak mual dan muntah, tidak ada distensi abdomen dapat mulai diberikan diet cair

5) Pemberian nutrisi enteral diberikan sedikit dan perlahan 6) Diet cair dapat diberikan 200 ml.

Diet pra dan pasca bedah setelah operasi diberikan secara bertahap meliputi :

 Makan Cair

 Makan Saring  Makan Lunak

 Makan Biasa

3. Diet dan nutrisi untuk penyakit Appendicitis Tujuan diet

1) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)

2) Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain 3) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

Syarat Diet

Diet yang disarankan adalah :

1) Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi 2) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita 3) Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll) 4) Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

5) Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita.

6) Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara

bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien

Makanan Yang Dianjurkan untuk penderita apendiks

Makanan Yang Dianjurkan Pasca Operasi Usus Buntu adalah makanan lunak dan mudah dicerna tidak menyebabkan mual dan m untah. Seperti yogurt, karena mengandung protein yang tinggi untuk membantu anda memulai penyembuhan. Labu juga sangat baik dikonsumsi pasien

(15)

pasca operasi usus buntu, Beberapa kandungan nutrisi pada labu juga membantu mempercepat penyembuhannya.

Selain labu sumber makanan lain dari beta  –  karoten , wortel dan sayuran hijau juga bisa anda gunakan. Secara umum yang dapat membantu pemulihan kondisi pasien pasca operasi usus buntu di bawah ini :

1) Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah. 2) Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,

ayam, ikan, telor dan sejenisnya. 3) Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari. 4) Usahakan cukup istirahat.

Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita Apendiks : 1) Makanan Yang Pedas

Makanan yang pedas akan menimbulkan rasa panas pada perut bagian dalam. Jika sedang terjadi peradangan pada usus buntu, ini bisa berdampak kurang baik dan justru bisa membahayakan. Makanan pedas seperti sambal, saus, gorengan pedas, cabe, atau keripik pedas sebaiknya dihindari. Jika Anda tidak ingin radang usus buntu Anda semakin parah, jangan mengonsumsi makanan pedas. Sebaiknya mengonsumsi makanan yang ringan, seperti nasi yang masih hangat, bubur, sup, atau makanan yang direbus.

2) Makanan Yang Terlalu Dingin (es)

Makanan atau minuman yang dingin (es) juga sebaiknya dihindari saat menderita usus buntu maupun setelah melakukan operasi, tidak kebali terjadi usus buntunya. Makanan yang dingin akan memberi efek yang mengagetkan pada usus. Suhu di dalam perut perlu dijaga keseimbangannya untuk menghindari komplikasi yang berbahaya.

3) Yang Mengandung Kafein

Kandungan kafein akan membuat organ dalam tubuh bekerja lebih keras. Ini juga akan membangkitkan kelenjar limfoid yang tersimpan di usus buntu. Padahal, usus buntu sedang mengalami peradangan. Karenanya, sebaiknya hindari minuman berkafein seperti kopi, permen kopi atau jenis minuman berkafein lainnya.

(16)

4) Buah Nanas dan Semangka

Selama menjalani perawatan untuk radang usus buntu, sebaiknya menghindari buah nanas dan semangka. Ini karena buah-buah ini memiliki kandungan serat yang sangat tinggi sehingga mampu lebih cepat melancarakan laju sisa makanan sehingga dikhawatirkan akan mendesak usus besar yang sedang terkena radang. Buah-buah ini memang baik untuk mencegah usus buntu, tetapi tidak baik saat dalam masa proses penyembuhan.

5) Mengandung Minyak

Makanan berminyak akan membuat timbunan sisa makanan semakin banyak dan membuat perut Anda semakin bengkak. Karenanya, hindari makanan berminyak dan mengandung margarin lainnya. Jangan sekali pun makan makanan yang digoreng atau roti isi.

4. Diet dan nutrisi untuk penyakit Ginjal Hipertensi

Kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya permeabilitas membrane kapiler glomerulus. Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh proteinuria massif (>3.5 gr protein/24  jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti oleh edema (retensi air),

hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dan rasa lemah. Tujuan Diet :

o Mengganti kehilangan protein terutama albumin

o Mengontrol Hipertensi

o Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh

o Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida

o Mengatasi anoreksia

Syarat Diet :

o Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25- 35 kkal/kg BB.

o Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kgBB.

o Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6 -1 g/kgBB, katabolik sedang

0,8 - 1,2 g/kgBB, dan katabolik berat 1- 1,5 g/kgBB.

o Lemak sedang, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan energi total, atau antara

(17)

o Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah

energi yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat pertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni. Natrium dan kalium batasi bila ada anuria.

o Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan

urin + 500 ml.

Makanan yang Dianjurkan

 Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti, kwethiau, kentang, tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.

 Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.

 Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani

 Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele, dapat dipakai sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang menyukai sebagai variasi menu atau untuk pasien vegetarian asalkan kebutuhan protein tetap diperhitungkan. Protein nabati boleh di berikan pada gagal ginjal akut hanya 25 g/ hari.

 Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah garam, mentega.

 Sumber Vitamin dan Mineral

 Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2  jam, setelah itu air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan

air yang mengalir dan untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.

Makanan yang Dihindari

 Sumber Vitamin dan Mineral, hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami hiperkalemi. Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian, dan nangka, kacang panjang, emping melinjo, daun melinjo, buah melinjo, jeruk, melon, papaya, jambu air, jeruk.

 Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan diasinkan.

(18)

 Hindari mengkonsumsi biscuit yang mengandung banyak susu

  Hindari mengkonsumsi ikan dengan bentuk bulat (sarden, Tongkol, benggol), kornet, daging berlemak

Tips untuk menghindari rasa haus: 1) Menghindari makanan yang asin

2) Menghindari aktivitas berat atau kegiatan pada saat cuaca panas

5. Diet dan nutrisi untuk penyakit Glumerulus Nefropatik Kronis

 Adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit ini umumnya tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glumerulo Filtration Rate (GFR) atau tes kliren kreatinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan Diet Protein Rendah.

Tujuan Diet :

o Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan

memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.

o Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi ( uremia )

o Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

o Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan

memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus. Syarat Diet :

o Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.

o Protein rendah, yaitu 0,6 - 1,5 g/kgBB, sebagian harus bernilai biologik

tinggi.

o Lemak cukup, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan energi total, diutamakan

lemak tidak jenuh ganda.

o Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi

yang diperoleh dari protein dan lemak.

o Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau

anuria. Banyaknya natrium yang diberikan antara 1- 3 g.

o Kalium dibatasi (40 -70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah >

(19)

o Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran

cairan melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml).

o Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat,

vitamin B6, C, dan D.

Jenis Diet dan indikasi pemberian :

a. Diet protein rendah I : 30 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.

b. Diet protein rendah II : 35 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.

c. Diet protein rendah III : 40 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.

Makanan yang dianjurkan : a. Sumber karbohidrat

Nasi, bihun, jagung, kentang, macaroni, mi, tepung-tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen

b. Sumber protein : telur, daging, ikan, ayam, susu. c. Sumber lemak

Minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai; margarine dan mentega rendah garam.

d. Sumber vitamin : semua sayuran dan buah, kecuali pasien dengan hperkalemia dianjurkan mengkonsumsi yang mengandung kalium rendah/sedang.

Makanan yang dibatasi/tidak dianjurkan :

a. Sumber protein : kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti, tahu dan tempe.

b. Sumber lemak

Kelapa, santan minyak kelapa; margarine, mentega biasa dan lemak hewan

c. Sumber vitamin : sayuran dan buah tinggi kalium pada pasien dengan hiperkalemia.

(20)

BAB IV KESIMPULAN

1. Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien

2. Pemberian terapi gizi meliputi perencanaan menu sampai ke pasien (berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi pasien optimal/ meningkat.

3. Pemberian terapi gizi harus disesuaikan dengan keadaan penyakitnya dengan memperhatikan konsistensi makanan dan kandungan gizinya agar orang sakit memperoleh zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas, komplikasi penyakit dan faktor stress.

4. Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi.

Gambar

Gambar I : Alur proses tahapan terapi nutrisi di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam

Referensi

Dokumen terkait

judul “ Pengaruh Pemahaman Prosedur Audit, Pendidikan Akuntan Syariah Serta Kesiapan Auditor Terhadap Efisiensi Pelaksanaan Audit Eksternal Dalam Perspektif Islam ”.

Pemanas air tenaga matahari ini jauh lebih sederhana dan lebih efisien dibandingkan dengan pemanas air elektrik, karena pemanas air tenaga surya hanya memerlukan panas matahari

Sudut Personal control, kasus pemasungan yang terjadi dapat disimpulkan bahwa para pelaku pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa yang merupakan keluarganya

Instrumen ini menggunakan sensor laser yang dipancarkan pada LDR (Light Dependent Resistor) / receiver sinar laser yang fungsinya mendeteksi halangan yang memotong

Sumber: Data hasil Penelitiaan Tahun 2015 Dari tabel 11 dapat dijelaskan 86,66% atau 13 responden berstatus memiliki surat izin berdagang, sebanyak 13,33% atau 2

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih

Organisasi yang masih menggunakan sistem informasi manual, dan belum menerapkan perencanaan sistem informasi akan tertinggal dengan organisasi lain yang telah menggunakan

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kapur dan bahan organik, menentukan perlakuan yang paling baik dan dosis optimum kapur dan