• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHUN Survei Usaha Terintegrasi PROFIL USAHA KECIL DAN MENENGAH TIDAK BERBADAN HUKUM INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAHUN Survei Usaha Terintegrasi PROFIL USAHA KECIL DAN MENENGAH TIDAK BERBADAN HUKUM INDONESIA"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

Katalog BPS : 1302

Survei Usaha Terintegrasi 2005

PROFIL USAHA KECIL DAN MENENGAH

TIDAK BERBADAN HUKUM

INDONESIA

TAHUN 2005

Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia

(2)

Survei Usaha Terintegrasi

PROFIL USAHA KECIL DAN MENENGAH

TIDAK BERBADAN HUKUM

INDONESIA

TAHUN 2005

ISBN. 979-724-427-X

No. Publikasi : 05430.0501

Katalog BPS : 1302.

Ukuran Buku : 28 Cm x 21 Cm

Naskah :

Sub Direktorat Statistik Niaga dan Jasa

Gambar Kulit :

Sub Direktorat Publikasi Statistik

Diterbitkan oleh :

Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia

Dicetak oleh :

CV. ADITIA INDAH NUSANTARA

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

(3)

KATA PENGANTAR

Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI’05) untuk perusahaan/usaha kecil dan menengah tidak berbadan hukum selain sektor

pertanian yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahun sejak 1998 merupakan survei terpadu lanjutan (follow-up survey)

dari SE96-PND/URT. SUSI’05 bertujuan untuk menyediakan series data sektor ekonomi yang lengkap selain sektor pertanian dari

usaha kecil dan menengah yang tidak berbadan hukum. Pelaksanaan SUSI’05 juga dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama

merupakan kegiatan pendaftaran (listing) seluruh perusahaan/usaha baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum pada

blok sensus yang terpilih, sedangkan pada tahap kedua adalah kegiatan pencacahan untuk perusahaan/usaha kecil dan menengah tidak

berbadan hukum yang terpilih.

Pada dasarnya SUSI’05 merupakan kegiatan lanjutan dari SUSI’04 yang lalu.

Publikasi ini memuat data hasil pencacahan tahap kedua, yang pelaksanaan lapangannya dilakukan pada bulan Juli 2005,

informasi rinci yang dikumpulkan dari perusahaan/usaha terpilih dalam pelaksanaan SUSI’05 menggunakan daftar VUSI05-S.

Informasi utama yang disajikan dalam publikasi SUSI’05 ini adalah mengenai jumlah perusahaan/usaha, jumlah pekerja, struktur

biaya dan omset/pendapatan, serta permodalan yang dirinci menurut propinsi dan lapangan usaha. Keadaan perusahaan/usaha,

kendala, serta prospek perusahaan/usaha juga disajikan dalam publikasi ini.

Publikasi ini dapat terwujud berkat kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang terkait dalam SUSI’05, dari tingkat pusat sampai

daerah. Atas usaha kerasnya disampaikan penghargaan sebesar-besarnya. Penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang

sudah berpartisipasi dan menyumbangkan saran dan masukkan demi suksesnya SUSI’05 serta terwujudnya publikasi ini. Kritik dan

saran demi lebih sempurnanya publikasi-publikasi yang akan datang sangat kami harapkan.

Jakarta, Desember 2007

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

DR. RUSMAN HERIAWAN

NIP. 340003999

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………

i

DAFTAR ISI ………..………

iii

DAFTAR TABEL ………...

v

BAB I. PENJELASAN UMUM SURVEI USAHA TERINTEGRASI 2005 ( SUSI’05 ) ………

1

A. Pendahuluan ………

1

B. Tujuan ……….

2

C. Cakupan ………..

2

D. Dokumen yang Digunakan ……….

4

E. Metodologi ………..

7

F. Organisasi Lapangan ………..

9

G. Konsep dan Definisi ………

9

BAB II. GAMBARAN RINGKAS HASIL SURVEI USAHA TERINTEGRASI 2005 ……….

29

A. Jumlah Usaha, Pekerja dan Sebarannya ……….

29

B. Karakteristik Umum ……….…….

31

C. Karakteristik Pimpinan Perusahaan ………

34

D. Kinerja ………

35

(5)

Halaman

E. Keanggotaan Koperasi dan Kemitraan ………

38

F. Pengembangan Perusahaan/Usaha Tidak Berbadan Hukum ……….…..

41

G. Keadaan Perusahaan/Usaha dan Prospek Usaha Di Masa Datang ………..

42

TABEL –TABEL PUBLIKASI PROFIL USAHA KECIL DAN MENENGAH TIDAK BERBADAN HUKUM 2005

Bagian I . Banyaknya Usaha, Pekerja, Penerimaan Usaha, dan Balas Jasa Pekerja ………..

47-58

Bagian II . Karakteristik Pengusaha ………

61-72

Bagian III. Permodalan dan Ketenagakerjaan ………

75-96

Bagian IV. Kendala dan Prospek Usaha ………...

99-157

LAMPIRAN

1. Estimasi Kesalahan Sampling

2. Daftar VUSI 05 – LKAS

3. Daftar VUSI 05 – LKPS

4. Daftar VUSI 05 – L

5. Daftar VUSI 05 – DSBS

6. Daftar VUSI 05 – S

7. Daftar VUSI 05 – RLS

http://www.bps.go.id

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.

Banyaknya Usaha Yang Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Lapangan Usaha , Tahun 2005

47

Tabel 2.

Banyaknya Pekerja Pada Usaha Yang Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Lapangan Usaha , Tahun 2005

49

Tabel 3.

Besarnya Omset Pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Lapangan Usaha (Ribuan Rupiah),

Tahun 2005

51

Tabel 4.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum dan Pekerja Menurut Lapangan Usaha serta Perkembangannya,

2003 - 2005

53

Tabel 5.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum dan Pekerja Menurut Propinsi serta Ratio Pekerja per Usaha , Tahun 2005

54

Tabel 6.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum, Pekerja, Nilai Produksi Bruto, Biaya Antara, serta Upah dan Gaji

Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005

55

Tabel 7.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum, Pekerja, Nilai Produksi Bruto, Biaya Antara, serta Upah dan Gaji

Menurut Propinsi, Tahun 2005

56

Tabel 8.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Besarnya Penerimaan / Pendapatan,

Tahun 2005

57

Tabel 9.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Besarnya Penerimaan / Pendapatan, Tahun 2005

58

Tabel 10.a

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Umur Pengusaha Laki-Laki,

Tahun 2005

61

Tabel 10.b

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Umur Pengusaha Perempuan,

Tahun 2005

62

(7)

Halaman

Tabel 10.c

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Umur Pengusaha Laki-Laki

dan Perempuan, Tahun 2005

63

Tabel 11.a

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Kelompok Umur Pengusaha Laki-Laki, Tahun 2005

64

Tabel 11.b

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Kelompok Umur Pengusaha Perempuan,

Tahun 2005

65

Tabel 11.c

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Kelompok Umur Pengusaha Laki-Laki dan

Perempuan, Tahun 2005

66

Tabel 12.a

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Pengusaha Laki-Laki, Tahun 2005

67

Tabel 12.b

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Pengusaha Perempuan, Tahun 2005

68

Tabel 12.c

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Pengusaha Laki-Laki dan Perempuan, Tahun 2005

69

Tabel 13.a

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Pengusaha

Laki-Laki, Tahun 2005

70

Tabel 13.b

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Pengusaha

Perempuan, Tahun 2005

71

Tabel 13.c

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Pengusaha

Laki-Laki dan Perempuan, Tahun 2005

72

Tabel 14.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Sumber Kepemilikan Modal , Tahun 2005

75

Tabel 15.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Sumber Kepemilikan Modal, Tahun 2005

76

(8)

Halaman

Tabel 16.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Sumber Modal Pinjaman , Tahun 2005

77

Tabel 17.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Sumber Modal Pinjaman, Tahun 2005

78

Tabel 18.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum yang Pernah Memanfaatkan Pinjaman Menurut Lapangan Usaha

Dan Sumber Modal Pinjaman Utama, Tahun 2005

79

Tabel 19.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum yang Pernah Memanfaatkan Pinjaman Menurut Propinsi dan

Sumber Modal Pinjaman Utama, Tahun 2005

80

Tabel 20.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Alasan Utama Tidak Meminjam dari Bank,

Tahun 2005

81

Tabel 21.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Alasan Utama Tidak Meminjam dari Bank,

Tahun 2005

82

Tabel 22.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Pekerja , Tahun 2005

83

Tabel 23.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Kelompok Pekerja, Tahun 2005

84

Tabel 24.

Banyaknya Pekerja Pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha, Jenis Kelamin, dan Kelompok

Umur, Tahun 2005

85

Tabel 25.

Banyaknya Pekerja Pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur ,

Tahun 2005

86

Tabel 26.

Banyaknya Pekerja pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha , Status Pekerja dan Jenis

Kelamin, Tahun 2005

87

Tabel 27.

Banyaknya Pekerja pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi, Status Pekerja dan Jenis Kelamin,

Tahun 2005

88

(9)

Halaman

Tabel 28.

Banyaknya Pekerja Dibayar dan Balas Jasa Yang Diterima pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan

Usaha dan Jenis Kelamin Pekerja, Tahun 2005

89

Tabel 29.

Banyaknya Pekerja Dibayar dan Balas Jasa Yang Diterima pada Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi

dan Jenis Kelamin Pekerja, Tahun 2005

90

Tabel 30.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Besarnya Balas Jasa per Pekerja,

Tahun 2005

91

Tabel 31.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Besarnya Balas Jasa per Pekerja, Tahun 2005

92

Tabel 32.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Bulan Kerja dalam Setahun, Tahun 2005

93

Tabel 33.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jumlah Bulan Kerja dalam Setahun, Tahun 2005

94

Tabel 34.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum dan Rata-rata Jam Kerja per Hari Menurut Lapangan Usaha dan

Rata-rata Hari Kerja dalam Sebulan, Tahun 2005

95

Tabel 35.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum dan Rata-rata Jam Kerja per Hari Menurut Propinsi dan

Rata-rata Hari Kerja dalam Sebulan, Tahun 2005

96

Tabel 36.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari

Koperasi, Tahun 2005

99

Tabel 36.a

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari

Koperasi, Tahun 2005

100

Tabel 36.b

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari

Koperasi, Tahun 2005

101

Tabel 37.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari Koperasi,

Tahun 2005

102

(10)

Halaman

Tabel 37.a

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari Koperasi,

Tahun 2005

103

Tabel 37.b

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Pelayanan Yang Diterima dari Koperasi,

Tahun 2005

104

Tabel 38.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Penyelenggara BPP, Tahun 2005

105

Tabel 38.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Penyelenggara BPP, Tahun 2005

106

Tabel 38.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Penyelenggara BPP, Tahun 2005

107

Tabel 39.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Penyelenggara BPP , Tahun 2005

108

Tabel 39.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Penyelenggara BPP , Tahun 2005

109

Tabel 39.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Penyelenggara BPP , Tahun 2005

110

Tabel 40.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

111

Tabel 40.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

112

Tabel 40.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Lapangan Usaha dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

113

(11)

Halaman

Tabel 41.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

114

Tabel 41.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

115

Tabel 41.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Yang Pekerjanya Pernah Mengikuti Bimbingan / Pelatihan / Penyuluhan

(BPP) Menurut Propinsi dan Jenis BPP Yang Pernah Diikuti, Tahun 2005

116

Tabel 42.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

117

Tabel 42.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

118

Tabel 42.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

119

Tabel 43.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

120

Tabel 43.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

121

Tabel 43.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Kemitraan yang Dijalin, Tahun 2005

122

Tabel 44.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan

Usaha, Tahun 2005

123

Tabel 44. a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan

Usaha, Tahun 2005

124

Tabel 44. b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan

Usaha, Tahun 2005

125

Tabel 45.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan Usaha,

Tahun 2005

126

(12)

Halaman

Tabel 45.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan Usaha,

Tahun 2005

127

Tabel 45.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Alasan Utama Tidak Memperoleh Bantuan Usaha,

Tahun 2005

128

Tabel 46.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

129

Tabel 46.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

130

Tabel 46.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

131

Tabel 47.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

132

Tabel 47.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

133

Tabel 47.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Pemberi Bantuan Usaha, Tahun 2005

134

Tabel 48.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

135

Tabel 48.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

136

Tabel 48.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

137

Tabel 49.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

138

Tabel 49.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

139

Tabel 49.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Jenis Bantuan Usaha, Tahun 2005

140

Tabel 50.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

141

Tabel 50.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

142

Tabel 50.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

143

Tabel 51.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Kategori Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

144

Tabel 51.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Kategori Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

145

(13)

Halaman

Tabel 51.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Kategori Usaha dan Wilayah Pemasaran, Tahun 2005

146

Tabel 52.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun

yang Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

147

Tabel 52.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun

yang Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

148

Tabel 52.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun

yang Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

149

Tabel 53.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun yang

Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

150

Tabel 53.a.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun yang

Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

151

Tabel 53.b.

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Keadaan Usaha Dibandingkan Satu Tahun yang

Lalu dan Enam Bulan Yang Lalu, Tahun 2005

152

Tabel 54.

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Prospek Usaha 6 Bulan Yang Akan

Datang, Tahun 2005

153

Tabel 54.a

Persentase Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Prospek Usaha 6 Bulan Yang Akan

Datang, Tahun 2005

154

Tabel 55.

155

Tabel 55.a

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Prospek Usaha 6 Bulan Yang Akan Datang, Tahun

2005

Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Prospek Usaha 6 Bulan Yang Akan Datang, Tahun

2005

156

(14)

BAB I

PENJELASAN UMUM SURVEI USAHA TERINTEGRASI 2005 (SUSI ‘05)

A. Pendahuluan

Usaha kecil dan usaha rumah tangga yang terdapat di semua kategori lapangan usaha ekonomi selain kategori lapangan

usaha pertanian merupakan usaha yang banyak memberikan peluang tersedianya lapangan kerja/usaha tanpa harus mempunyai

jenjang pendidikan maupun keahlian khusus, sehingga usaha ini dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan

ekonomi baik secara nasional maupun regional.

Kategori lapangan usaha ekonomi selain kategori lapangan usaha pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja, baik laki-

laki maupun perempuan perlu dianalisis perannya dalam pembangunan. Namun data tersebut di Indonesia masih terbatas karena

survei untuk usaha ini jarang dilakukan, baik untuk tingkat regional maupun untuk tingkat nasional. Sementara data tersebut

sangat dibutuhkan sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan ekonomi yang berorientasi pada

pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Untuk dapat menyediakan series data kategori lapangan usaha selain kategori lapangan usaha pertanian dari usaha kecil dan

rumah tangga yang lengkap dan berkesinambungan, BPS melakukan Survei Usaha Terintegrasi sejak tahun 1998 (SUSI’98)

sampai dengan tahun 2005.

Data pada penyajian ini adalah perkembangan dan perubahan struktur kategori lapangan usaha selain kategori lapangan

usaha pertanian skala kecil dan rumah tangga di Indonesia berdasarkan hasil Survei Usaha Terintegrasi tahun 2005.

(15)

B. Tujuan

Secara umum tujuan dari kegiatan SUSI’05 adalah untuk menyediakan data tentang keadaan ekonomi mutakhir yang terinci

menurut kategori lapangan usaha (tidak termasuk kategori pertanian), regional dan nasional.

Secara khusus sasaran SUSI’05 adalah :

a.

tersedianya data jumlah perusahaan/usaha dan tenaga kerja untuk usaha tidak berbadan hukum dan usaha rumah tangga, baik

menurut kategori lapangan usaha maupun wilayah;

b. tersedianya gambaran struktur produksi usaha tidak berbadan hukum dan usaha rumah tangga, menurut kategori lapangan

usaha dan wilayah;

c.

tersedianya profil usaha tidak berbadan hukum dan usaha rumahtangga, yang mencakup ciri dan karakteristik usaha, pola

usaha serta permasalahan dan hambatan yang dihadapi.

C. Lingkup dan Cakupan

SUSI05 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan sampel sebanyak 14.981 blok sensus dan 207.761 usaha yang

tersebar di 31 propinsi, dimana untuk tahun 2005 propinsi Nanggroe Aceh Darusalam tidak ada karena bencana alam tsunami. Usaha

yang dicakup adalah perusahaan/usaha tidak berbadan hukum dan usaha rumah tangga.

Cakupan kategori lapangan usaha ekonomi (selain usaha pertanian) terdiri dari :

a.

Pertambangan dan Penggalian [ C ];

b.

Industri Pengolahan [ D1 dan D2 ];

c.

Listrik, Gas dan Air [ E ];

d.

Konstruksi / Bangunan [ F ];

e.

Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil, sepeda motor serta barang-barang keperluan pribadi dan rumahtangga [ G ];

(16)

f.

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan-minum [ H ];

g.

Transportasi, penggudangan dan komunikasi [ I ];

h.

Perantara keuangan [ J ];

i.

Real estat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan [ K ];

j.

Jasa Pendidikan [ M ];

k.

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial [ N ];

l.

Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan lainnya [ O ];

m. Jasa perorangan yang melayani rumah tangga [ P ].

Perusahaan/usaha yang dicacah pada kegiatan ini adalah perusahaan/usaha yang hanya berkategori Perusahaan Non

Direktori (PND) dan URT Usaha Rumah Tangga (URT) termasuk perusahaan/usaha kategori lapangan usaha industri

kecil dan kerajinan rumahtangga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang.

Perusahaan/usaha PND adalah perusahaan/usaha yang kegiatannya di lokasi yang tetap, yaitu di bangunan sensus, dan tempat

perlengkapan usahanya tidak dipindah-pindahkan. Pada umumnya kelompok kegiatan usaha ini hanya mempunyai SIUP (Surat

Ijin Usaha Perdagangan) bahkan ada yang tidak mempunyai ijin sama sekali. Perusahaan yang termasuk dalam kategori

perusahaan PND adalah:

a.

Untuk perusahaan/usaha industri dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, meskipun berbadan hukum.

b.

Untuk perusahaan/usaha kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian tidak mempunyai SIPD (penggalian Gol. C)

c.

Untuk perusahaan/usaha jasa rekreasi/hotel, jasa hiburan dan kebudayaan, serta restoran/rumah makan yang tidak

mempunyai ijin dari DIPARDA (Dinas Pariwisata Daerah).

d.

Untuk perusahaan/usaha Lembaga Keuangan yang tidak mempunyai SK Menteri Keuangan dan SK Gubernur/Bupati.

(17)

Usaha Rumah Tangga yang dimaksud terbatas pada usaha anggota rumahtangga yang dilakukan pada lokasi/tempat yang tidak

tetap (keliling), ataupun dilakukan pada suatu lokasi tetap namun tempat perlengkapan usahanya dipindah-pindahkan (tidak

tetap). Identifikasi usaha semacam ini dilakukan melalui pendekatan rumah tangga.

D. Dokumen yang digunakan

Dalam pelaksanaan SUSI’05 dokumen-dokumen yang digunakan yaitu :

a. VUSI05-DSBS

: digunakan untuk mengetahui identitas blok sensus terpilih.

b. VUSI05-LKAS

: digunakan untuk lembar kerja alokasi sampel.

c. VUSI05-LKPS

: digunakan untuk lembar kerja pemilihan sampel.

d. VUSI05-RLS

: digunakan untuk pencatatan daftar sampel usaha/perusahaan terpilih.

e. VUSI05-L

: digunakan untuk pendaftaran usaha dalam blok sensus terpilih.

f. VUSI05-S

: digunakan untuk pencacahan usaha/perusahaan terpilih.

g. SP2000-WB dan ST2003-WB : digunakan untuk mengetahui wilayah yang dicacah.

h. Buku pedoman kerja, pedoman pencacahan, pedoman pengawasan.

Dari dokumen yang digunakan tersebut, data untuk publikasi bersumber pada hasil pengolahan daftar VUSI05-S. Daftar ini

secara khusus menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan usaha, disamping itu juga menanyakan kegiatan yang sifatnya

umum, diantaranya meliputi :

a. Identitas dan alamat perusahaan

b. Keterangan umum perusahaan

1) Jenis kelamin pimpinan perusahaan/usaha

(18)

2) Umur pimpinan perusahaan/usaha

3) Pendidikan tertinggi yang ditamatkan pimpinan perusahaan/usaha

4) Banyaknya hari kerja setiap bulannya

5) Rata-rata jam kerja setiap hari

c. Keterangan kegiatan utama dari perusahaan/usaha

Pada butir ini ditanyakan tentang indikator perusahaan/usaha yang berkaitan dengan kegiatan kategori lapangan usaha.

d. Pekerja dan balas jasa pekerja

Pada butir ini ditanyakan tentang banyaknya pekerja yang dirinci menurut status pekerja (pekerja dibayar, pekerja tidak

dibayar), balas jasa pekerja, jenis kelamin, kelompok umur pekerja, rata-rata jam kerja per minggu, serta jenjang pendidikan

pekerja.

e. Biaya / pengeluaran perusahaan/usaha

Biaya/pengeluaran perusahaan/usaha selama bulan Juni 2005. Pada butir ini ditanyakan tentang seluruh pengeluaran

perusahaan/usaha, baik yang berkaitan secara langsung dengan biaya antara perusahaan dan juga pengeluaran yang sifatnya

bukan biaya antara. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan secara umum dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

1)

Biaya khusus

Biaya ini ditanyakan sehubungan dengan jenis kegiatan perusahaan yang bersifat khusus, artinya biaya ini hanya akan

dikeluarkan yang berkaitan langsung dengan proses produksi barang/jasa dari kegiatan perusahaan/usaha itu sendiri. Biaya

khusus tersebut antara lain : bahan baku dan penolong (untuk usaha industri pengolahan), bahan bangunan (untuk usaha

konstruksi), nilai pembelian barang dagangan, biaya angkutan membeli dan menjual barang dagangan (untuk usaha

perdagangan), nilai pembelian bahan makanan/minuman dan pembelian makanan/minuman jadi yang terjual (untuk

(19)

kegiatan rumah makan), biaya pembelian tekstil, barang dari tekstil dan bahan pembersih dari kimia (untuk usaha jasa

akomodasi), bahan bakar dan setoran/penyewaan atas penggunaan kendaraan (untuk usaha angkutan).

2) Biaya umum

Biaya umum ini meliputi seluruh pengeluaran yang sifatnya umum selama periode tertentu. Komponen biaya/pengeluaran

umum misalnya: biaya bahan bakar dan pelumas, listrik, gas kota, air, suku cadang, dan bahan lainnya, pemeliharaan dan

perbaikan kecil barang modal, sewa mesin dan alat perlengkapan, kendaraan, sewa bangunan, angkutan, pos dan

telekomunikasi, dan biaya lainnya seperti retribusi, ijin usaha, asuransi kerugian, promosi/iklan dan komisi.

f. Nilai Produksi / Omset / Pendapatan Perusahaan/Usaha

Nilai produksi/omset/pendapatan perusahaan/usaha yang dihasilkan selama bulan Juni 2005. Pada butir ini yang ditanyakan

adalah nilai produksi/omset/pendapatan dari setiap perusahaan/usaha yang berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan/usaha

itu sendiri. Selain itu ditanyakan juga besarnya nilai pendapatan dari kegiatan-kegiatan lain seperti pendapatan dari bunga,

deviden, sewa tanah dan bangunan, royalti/hak cipta dan sejenisnya.

g. Nilai Modal Yang Dimiliki

Nilai modal yang dimiliki adalah nilai modal pada akhir bulan Juni 2005. Pada butir ini yang ditanyakan adalah modal kerja

baik uang tunai maupun persediaan barang-barang untuk kegiatan usaha, serta peralatan dan perlengkapan usaha yang terdiri

dari mesin dan perlengkapannya, kendaraan, tanah & bangunan untuk usaha, dan barang modal lainnya.

h. Permodalan

Hal-hal yang ditanyakan pada perusahaan/usaha dalam kaitan permodalan antara lain meliputi sumber kepemilikan modal

(seluruhnya milik sendiri termasuk hibah dan transfer, sebagian dari pihak lain, dan seluruhnya dari pihak lain). Dalam kaitan

(20)

permodalan juga ditanyakan tentang sumber modal, jika modal yang digunakan bukan milik sendiri atau bukan dari hibah

dengan menggunakan jasa pihak lain baik itu dari bank, koperasi, lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman

dari perorangan, atau dari keluarga/famili maupun dari lainnya.

l. Kendala dan Prospek Usaha

Dalam kaitan kendala dan prospek usaha, ditanyakan tentang keadaan usaha setahun yang lalu (kondisi sekarang dibanding

dengan bulan Juli 2004) serta keadaan usaha enam bulan yang lalu (kondisi sekarang dibanding dengan bulan Januari 2006),

serta kendala-kendala yang dialami pengusaha dalam mengendalikan perusahaan/usaha. Ditanyakan juga mengenai bantuan

untuk pengembangan usaha melalui badan/lembaga, serta bentuk bantuan tersebut (modal, bahan baku, bantuan mesin dan

peralatan dan lainnya). Sebaliknya jika perusahaan/usaha tidak memperoleh bantuan untuk usaha, maka ditanyakan alasan

utamanya mengapa tidak memperoleh bantuan. Alasan-alasannya yaitu tidak tahu prosedur, proposal ditolak, tidak berminat,

tidak tahu atau alasan lainnya. Prospek perusahaan/usaha dimasa datang dan juga tentang keterangan keanggotaan dalam

koperasi, bimbingan, pelatihan, dan penyuluhan (BPP) pekerja, serta tentang kemitraan juga ditanyakan pada

perusahaan/usaha.

E. Metodologi

a. Kerangka sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada SUSI 2005 terdiri dari dua jenis yaitu kerangka sampel untuk pemilihan blok

sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus adalah daftar blok sensus

yang di dalamnya terdapat jumlah usaha PND/URT hasil Sensus Ekonomi 1996 (SE96-L2). Pada SE96 unit sampling yang

(21)

digunakan adalah wilayah pencacahan (wilcah/wilker), sehingga muatan usaha yang berada di dalam wilcah/wilker harus

dikonversikan ke dalam blok sensus hasil Sensus Penduduk 2000/Sensus Pertanian 2003/P4B.

Kerangka sampel untuk pemilihan perusahaan/usaha yang tidak berbadan hukum adalah daftar perusahaan/usaha tidak

berbadan hukum yang diperoleh dari hasil listing di setiap blok sensus terpilih dengan Daftar VUSI05-L dan dibedakan menurut

masing-masing kategori lapangan usaha C, D (D1 dan D2), E, F, G, H, I, J, K, M, N, O, dan P.

b. Pemilihan sampel

Rancangan penarikan sampel yang digunakan dalam SUSI 2005 adalah rancangan penarikan sampel dua tahap, yaitu:

Tahap I. Memilih blok sensus pada setiap strata dengan menggunakan Probability Proportional To Size (PPS) dengan size

banyaknya usaha pada masing-masing blok sensus. Sebelum pemilihan sampel, blok sensus terlebih dahulu

distratifikasikan ke dalam strata konsentrasi, non konsentrasi dan non usaha pada masing-masing jenis kegiatan.

Tahap II. Memilih sejumlah usaha untuk masing-masing jenis kegiatan pada blok sensus terpilih secara Systematic Sampling.

Pemilihan sampel usaha dilakukan dengan menggunakan lembar kerja pemilihan sampel (LKPS). Pemilihan sampel

usaha dilakukan setelah seluruh blok sensus dalam satu kabupaten/kota telah selesai dilisting.

Agar banyaknya sampel usaha kategori E, kategori G dan H, serta kategori lainnya optimal maka dalam pemilihan

sampel blok sensus dibedakan menurut kategori tersebut. Tahap kedua, dari setiap blok sensus terpilih dipilih sejumlah

perusahaan/usaha tidak berbadan hukum secara systematic sampling pada masing-masing kategori.

(22)

F. Organisasi

Lapangan

Dalam memperlancar pelaksanaan lapangan dalam kegiatan SUSI’05 telah dibentuk organisasi lapangan. Untuk

pelaksanaan di daerah menjadi tanggung jawab bidang statistik distribusi dan sebagai subject matter adalah bidang statistik

distribusi dan bidang statistik produksi (bertanggung jawab terhadap kualitas hasil survei). Organisasi lapangan dalam pelaksanaan

SUSI’05 adalah sebagai berikut :

a. Petugas Pencacah Sampel (PCS)

: Mantri Statistik/Staf BPS yang telah dilatih.

b. Petugas Pemeriksa (PMS)

: Staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kotamadya yang telah dilatih dengan kualitas

lebih baik dari PCS.

c. Koordinator pelaksanaan di Kecamatan

: Mantri Statistik (aparat BPS pada tingkat kecamatan).

d. Koordinator pelaksanaan di tingkat

: Badan Pusat Statistik Kabupaten / Kota.

Kabupaten/Kota

e. Koordinator pelaksanaan di tingkat Provinsi : Badan Pusat Statistik Provinsi.

G. Konsep dan Definisi

a. Usaha

Usaha adalah suatu unit ekonomi yang melakukan aktivitas dengan tujuan menghasilkan barang/jasa untuk dijual atau ditukar

dengan barang lain, dan ada seseorang atau lebih yang bertanggungjawab dan punya kewenangan untuk mengelola usaha

tersebut. Kewenangan yang dimaksud meliputi kewenangan di bidang kepegawaian, pemasaran, keuangan dan sebagainya.

Dalam konsep usaha termasuk unit-unit penunjang atau unit-unit pembantu yang berlokasi terpisah dari kantor induknya. Jadi

usaha dapat berupa perusahaan tunggal, Kantor Pusat/Induk, kantor cabang/perwakilan, unit produksi seperti pabrik, atau

(23)

unit penunjang, dan unit pembantu seperti: gudang, kantor pemasaran, atau kantor tempat melakukan aktivitas perusahaan

lainnya yang berlokasi terpisah dari kantor induknya.

Kegiatan ekonomi adalah suatu kegiatan atau bagian dari kegiatan yang menghasilkan barang/jasa yang secara langsung atau

tidak langsung dimaksudkan untuk pencapaian tujuan komersial.

b. Jenis kegiatan usaha

Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai pendapatan paling besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu

perusahaan/usaha. Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan maka jenis kegiatan tersebut merupakan

jenis kegiatan utama dari perusahaan/usaha.

Kegiatan perusahaan/usaha yang dicakup dalam SUSI’05 meliputi seluruh kategori lapangan usaha selain kategori pertanian,

yang terdiri dari :

Kategori C : Pertambangan dan Penggalian

adalah usaha di bidang pertambangan dan penggalian, seperti pertambangan batubara, minyak dan gas bumi, biji logam,

penggalian batu-batuan, tanah liat, pasir, penambangan dan penggalian garam, pertambangan mineral, bahan kimia, dan bahan

pupuk, serta penambangan gips, aspal, gamping. Usaha pertambangan rakyat yang tidak mempunyai badan hukum dan atau

tidak mempunyai Surat Ijin Kuasa Pertambangan (KP) / Surat Ijin Penggalian Daerah (SIPD) semuanya dicatat sebagai

usaha PND, tidak ada yang URT.

Kategori D : Industri Pengolahan

adalah usaha pengubahan barang dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk usaha industri pengolahan adalah jasa industri yang menerima

upah maklon. Usaha industri kecil dan kerajinan rumahtangga semuanya dicatat sebagai usaha PND, tidak ada yang URT.

(24)

Kategori E : Listrik, Gas, dan Air

a. Listrik

Adalah usaha pembangkitan tenaga listrik serta pengoperasian jaringan distribusi guna penyaluran listrik untuk dijual

kepada rumahtangga, instansi, industri dan penggunaan komersial lainnya. Usaha listrik non PLN (badan atau

perorangan yang tidak berbadan hukum) semuanya dicatat sebagai usaha PND, tidak ada yang URT.

b. Gas

Adalah usaha memproduksi dan mendistribusikan gas alam, untuk dijual kepada rumah tangga, industri dan penggunaan

komersial lainnya.

c. Penjernihan, penyediaan dan penyaluran air

Adalah usaha penampungan penjernihan, dan penyaluran air kepada rumah tangga, industri dan penggunaan komersial

lainnya.

Kategori F : Konstruksi

Adalah usaha dalam pembuatan, perbaikan, pembongkaran gedung, rumah, jalan dan jembatan, jalan dan jembatan kereta

api, bangunan terowongan, bendungan dan saluran air, bangunan landasan pesawat terbang, bangunan dermaga, lapangan

parkir kendaraan, lapangan olahraga, stasiun pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan distribusi, dan bangunan

jaringan komunikasi. Termasuk juga pemasangan pompa air, penggalian sumur/WC, persewaan mesin/alat konstruksi berikut

operatornya, dan sebagainya. Usaha Konstruksi (badan atau perorangan yang tidak berbadan hukum) semuanya dicatat

sebagai usaha PND, tidak ada yang URT.

Kategori G : Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil, Sepeda Motor, serta Barang-barang Keperluan Pribadi

dan Rumah Tangga

(25)

a. Lapangan Usaha Perdagangan Besar

Adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada para pemakai selain

konsumen rumahtangga, termasuk penjualan mobil/sepeda motor dan suku cadang, aksesoris, serta reparasinya.

1) Perdagangan besar (Eksportir) adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penjualan barang/jasa dari dalam ke

luar wilayah Indonesia.

2) Perdagangan besar (Importir) adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penjualan barang/jasa dari luar ke

dalam wilayah Indonesia.

3) Distributor/Penyalur adalah perusahaan/usaha yang berdiri sendiri yang menjual barang perusahaan lain dan pada

umumnya mempunyai daerah kerja. Termasuk juga distributor/penyalur tunggal. Meliputi : hasil pertanian,

pertambangan dan penggalian, dan barang-barang hasil industri pengolahan. Contoh : distributor hasil bumi.

4) Perdagangan Besar Berdasarkan Balas Jasa (service fee) atau kontrak (contract fee) adalah usaha yang dilakukan atas

perusahaan/usaha lain atas dasar kontrak/fee. Perdagangan besar berdasarkan balas jasa atau kontrak meliputi :

5) Agen adalah perusahaan/usaha perantara yang berdiri sendiri, bertindak (membuat penjanjian-perjanjian) atas nama

perusahaan yang memberikan keagenan (principal) dan biasanya diangkat dengan perjanjian dan tidak boleh

mengadakan kegiatan yang sifatnya menyaingi principal, termasuk disini agen tunggal dan wakil perusahaan. Contoh :

agen sepatu bata.

6) Makelar (untuk benda bergerak) adalah pedagang perantara yang berusaha melakukan transaksi atas nama satu atau

lebih perusahaan/usaha lain yang dengannya tidak ada hubungan tetap. Dan mendapat balas jasa yang disebut kurtase

dari transaksi yang berhasil dilaksanakan.

Contoh : Makelar motor atau mobil.

(26)

7) Komisioner/Pedagang Komisi adalah perusahaan/usaha (pihak pertama) yang melakukan transaksi atau persetujuan

dengan pihak ketiga atas nama perusahaan/usaha sendiri tetapi atas amanat perusahaan/usaha lain (pihak kedua), dan

mendapat balas jasa yang disebut komisi. Komisioner bertanggung jawab kepada pihak kedua dan ketiga.

b. Lapangan Usaha Perdagangan Eceran

Adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang-barang baru maupun bekas kepada

konsumen rumahtangga, termasuk penjualan mobil/ sepeda motor dan suku cadang, aksesorisnya, serta reparasinya.

Kategori H : Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum

a. Penyediaan Akomodasi

Adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan

sebagian atau seluruh bangunan, yang ada umumnya dilakukan secara komersial. Penyediaan akomodasi meliputi: hotel

(bintang dan melati) penginapan remaja (youth hostel), pondok wisata (home stay), bumi perkemahan, persinggahan

karavan, dan jasa akomodasi lainnya.

1) Penginapan remaja (youth hostel) adalah usaha penyediaan jasa penginapan yang biasanya digunakan bagi remaja

sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/

pengalaman dan perjalanan.

2) Pondok wisata (homestay) adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian,

yang dilakukan perseorangan dengan menggunakan sebagian atau seluruhnya dari tempat tinggalnya.

b. Penyediaan Makan Minum

Adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan

makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses

pembuatan dan penyimpanan maupun tidak. Penyediaan makan minum meliputi: restoran/rumah makan, warung makan,

bar, kedai makanan dan minuman, penjual makanan dan minuman keliling/tempat tidak tetap dan jasa boga (katering).

(27)

1) Restoran/rumah makan/warung makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh

bangunan tetap (tidak berpindah-pindah), yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat usahanya

baik dilengkapi maupun tidak dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan maupun penyimpanan dan

belum mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.

2) Kedai makanan dan minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual bermacam-macam makanan kecil

dan minuman yang siap dikonsumsi di tempat tetap.

3) Penjualan makanan dan minuman keliling / tempat tidak tetap adalah usaha perdagangan eceran yang menjual

bermacam-macam makanan dan minuman siap dikonsumsi yang biasanya dijual melalui kios yang mudah

dipindah-pindahkan atau didorong sepanjang jalan, seperti pedagang bakso keliling.

4) Jasa

boga (catering) adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui

pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke

tempat kerja, pesta, seminar/ rapat dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu/peserta seminar

atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung. Termasuk dalam kelompok ini jasa boga yang melayani pesawat

angkutan udara, tempat pengeboran minyak dan lokasi penggergajian kayu.

Kategori I : Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

a. Angkutan

Adalah usaha pengangkutan barang atau penumpang (orang) dengan angkutan darat, angkutan laut, sungai, danau kanal serta

angkutan udara, termasuk juga jasa angkutan, pengepakan dan pengiriman barang, keagenan/biro perjalanan, usaha

persewaan angkutan darat/air/udara berikut pengemudinya.

(28)

Angkutan Darat meliputi angkutan darat tidak bermotor (ADTB) dan angkutan darat bermotor (ADB). ADTB yang

dimaksud adalah becak, ojek sepeda, dokar/sado/delman/cidomo, pedati dan sejenisnya. ADB yang dimaksud adalah becak

motor, angkutan kota, angkutan pedesaan, angkutan antar kota, taksi, angkutan ‘sewa’ (menyewakan kendaraan dengan

pengemudi), ojek sepeda motor, angkutan wisata, termasuk perusahaan bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ataupun

angkutan darat bermotor untuk barang termasuk usaha perpaduan kendaraan yang hanya berbentuk Perusahaan Otobis (PO)

dan tidak berbadan hukum, angkutan darat bermotor untuk barang dan usaha perparkiran.

Catatan :

Kendaraan yang digunakan dalam usaha angkutan dapat berupa kendaraan milik sendiri atau kendaraan milik

orang lain yang disewa dengan sistem setoran/kontrak.

Angkutan Air meliputi pelayaran rakyat untuk penumpang dan atau barang (internasional maupun domestik), angkutan sungai

dan danau serta penyeberangan, Pelayaran rakyat internasional (untuk barang dan atau penumpang) hanya akan ada di

daerah-daerah perbatasan dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan sabagainya.

Angkutan sungai dan danau meliputi pengangkutan penumpang dan atau barang di sungai dan atau danau.

Angkutan penyeberangan meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan atau barang yang menghubungkan dua tempat

dan merupakan kelanjutan perjalanan darat.

Keagenan meliputi penjualan tiket angkutan darat, laut atau udara yang tidak merupakan bagian dari perusahaan angkutan

yang diageni. Jika agen penjual tiket tersebut hanya menjual tiket perusahaan tertentu dan mendapatkan bagian dari

perusahaan angkutan itu tidak dimasukkan sebagai perusahaan keagenan.

(29)

Pengiriman dan pengepakan meliputi kegiatan pengiriman, pengepakan hingga barang yang dikirim sampai ditujuan.

Pengiriman dan pengepakan sifat pelayanannya adalah door to door service, artinya barang yang dikirim akan menjadi

tanggungjawab perusahaan pengiriman mulai dari dijemput di pintu pengiriman hingga tiba di pintu penerima.

b. Pergudangan

Adalah usaha penyimpanan barang di gudang dengan fasilitas-fasilitasnya, seperti penyimpanan barang dalam kamar/ruangan

pendingin (cold storage) dan gudang barang-barang yang berada di kawasan berikat.

c. Komunikasi

Adalah usaha pelayanan komunikasi untuk umum baik melalui pos, telepon, telegraf/teleks atau hubungan radio panggil

(pager).

1) Telekomunikasi adalah aktifitas yang kegiatannya melakukan pemancaran, pengiriman atau penerimaan segala jenis data,

isyarat, tulisan, gambar, suara atau berita melalui kawat, radio, secara visual atau sistim elektronik, dengan tujuan

komersial.

Usaha Telekomunikasi adalah usaha pelayanan komunikasi di dalam negeri atau ke luar negeri melalui media

elektronik/satelit dengan mendapatkan balas jasa dan menanggung resiko. Usaha telekomunikasi seperti warung

telekomunikasi (wartel), kios pon, Telepon Umum Tunggu (TUT).

Perusahaan telekomunikasi meliputi : jasa operator telekomunikasi ( sambungan telepon bergerak, radio panggil,

radio trunking, telegram selular), komunikasi data paket dan sambungan satelit.

2) Pos Giro adalah aktifitas yang berdiri sendiri dan bertugas memberikan pelayanan lalu lintas surat, pos, uang, barang,

dan pelayanan jasa pos dan giro lainnya , dengan tujuan komersial.

(30)

Usaha pos adalah usaha pelayanan, pengiriman barang, surat dan atau uang di dalam negeri atau ke luar negeri dengan

mendapatkan balas jasa dan menanggung resiko. Usaha ini meliputi : usaha jasa titipan swasta tidak berbadan hukum

termasuk jasa kurir tidak berbadan hukum yang menyelenggarakan pengiriman surat kabar, barang cetakan, bingkisan

kecil, wesel pos dan giro pos, termasuk Unit Pelayanan Pos

Catatan :

usaha yang khusus melakukan penjualan benda-benda pos dan meterai tidak termasuk usaha pos dan gir

melainkan masuk dalam usaha perdagangan.

Kategori J : Perantara Keuangan

a. Perantara Keuangan

Adalah usaha perbankan baik yang dikelola pemerintah/swasta seperti ; bank sentral, bank devisa, bank tabungan, bank kredit

maupun bank yang melayani pemindahan cadangan uang dengan surat-surat berharga (deposito, cek, giro dan sejenisnya).

Termasuk juga usaha pegadaian, pasar modal, usaha jasa keuangan lainnya seperti penukaran mata uang asing (PND),

rentenir dan usaha simpan pinjam (PND).

b. Asuransi

Adalah usaha perasuransian seperti asuransi jiwa, pelayanan, kecelakaan, kesehatan, barang/benda hak milik, dan surat

berharga, termasuk juga jasa asuransi, agen asuransi, konsultan asuransi, dana pensiun, dan jasa penunjang asuransi (PND).

Kategori K : Real Estat, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan

a. Real Estat

Adalah usaha pembelian, penjualan, persewaan dan pengoperasian bangunan seperti apartemen, tempat tinggal dan bukan

tempat tinggal. Termasuk juga pengembangan dan penjualan tanah dan kuburan, pengoperasian apartemen-apartemen hotel

dan kawasan tempat tinggal yang bisa dipindah-pindahkan.

(31)

b. Usaha Persewaan Jual Beli Tanah, Gedung dan Jasa Perusahaan

Adalah usaha persewaan/jual beli barang-barang tidak bergerak, usaha persewaan alat angkutan darat/air/udara tanpa

pengemudi, pembelian, penjualan dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas dasar balas jasa atau kontrak, termasuk usaha jasa

hukum, jasa akutansi dan pembukuan, jasa arsitek dan teknik, jasa periklanan, jasa pengolahan data dan tabulasi, jasa

bangunan, riset pemasaran dan jasa persewaan mesin dan peralatan.

Usaha persewaan mesin/alat pertanian dan konstruksi berikut operatornya dimasukkan masing-masing ke dalam

Kategori A dan F.

Kategori M : Jasa Pendidikan

Meliputi : jasa pendidikan dasar, menengah, tinggi dan lainnya yang dilakukan swasta, termasuk jasa pendidikan ketrampilan.

Kategori N : Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Meliputi : jasa kesehatan manusia, jasa kesehatan hewan dan jasa kegiatan sosial.

Kategori O : Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya

Meliputi : jasa kebersihan, kegiatan organisasi, jasa rekreasi, jasa kebudayaan, olahraga dan jasa kegiatan lainnya.

Kategori P : Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

Meliputi : kegiatan perorangan yang memberikan jasa pelayanan pada rumahtangga, seperti juru masak, tukang cuci, tukang

kebun, pengurus rumahtangga, dan pengasuh bayi. Termasuk juga usaha guru private yang mengajar di rumah, sekretaris pribadi

dan sopir pribadi.

Penjelasan :

Bila administrasi/pembukuan dari beberapa jenis usaha menjadi satu/tidak dapat dipisahkan maka hanya satu jenis usaha yang

memberikan nilai / hasil terbesar yang dicatat. Bila nilai yang diberikan oleh beberapa jenis usaha tersebut sama, maka

(32)

penentuan jenis kegiatan berdasarkan volume yang terbanyak. Bila nilai dan volumenya sama, maka penentuan jenis kegiatan

utama berdasarkan waktu yang terbanyak. Bila nilai, volume serta waktunya sama maka penentuan kegiatan utama berdasarkan

pengakuan responden.

c. Pekerja dan Balas Jasa Pekerja

Pekerja

1) Pekerja adalah semua orang yang terlibat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di perusahaan/usaha.

2) Pekerja dibayar adalah semua pekerja di perusahaan/usaha yang memperoleh penghasilan berupa upah/gaji dan

tunjangan lainnya, baik berupa uang maupun barang.

3) Pekerja Tidak Dibayar, meliputi pekerja pemilik (yang tidak dibayar) atau pekerja keluarga yang biasanya aktif dalam

kegiatan perusahaan/usaha tetapi tidak mendapat upah dan gaji. Pekerja Keluarga yang bekerja kurang dari 1/3

(sepertiga) jam kerja normal diperusahaan/usaha, tidak dihitung sebagai pekerja.

Jam kerja normal adalah total jam kerja usaha tersebut dalam satu minggu.

Bulan kegiatan adalah bulan-bulan perusahaan/usaha tersebut ada kegiatan usaha/kerja walaupun kegiatan usaha/kerja

tersebut hanya satu hari.

Hari kerja adalah hari yang mana pada usaha tersebut paling sedikit ada seseorang melakukan kegiatan bekerja secara terus

menerus paling sedikit satu jam.

(33)

Jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang digunakan untuk bekerja, tidak termasuk istirahat resmi,

yang dimulai dari menyiapkan pekerjaan sampai dengan usaha tersebut tutup.

Rata-rata jam kerja per hari adalah jumlah jam kerja kegiatan selama bulan yang lalu dibagi banyaknya hari kerja dalam

satu bulan.

Balas jasa untuk pekerja dibedakan menjadi :

1) Upah/gaji

Upah/gaji adalah balas jasa perusahaan untuk pekerja/karyawan, sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang

maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah dan gaji

walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) perusahaan.

Catatan :

Upah/gaji yang sudah seharusnya dikeluarkan tetapi belum dibayarkan, tetap dimasukkan di rincian

upah/gaji.

2) Upah lembur, hadiah, bonus dan sebagainya

Upah

lembur adalah upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja/karyawan yang bekerja di luar jam kerja biasa.

Hadiah adalah pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan atau barang yang diberikan kepada pekerja/karyawan.

Pengeluaran untuk hadiah ini sifatnya hanyalah sewaktu-waktu saja.

Bonus

adalah sesuatu yang diberikan perusahaan/usaha kepada pekerjanya dalam bentuk uang atau barang yang biasanya

dibayarkan setahun sekali.

(34)

d. Biaya / Pengeluaran

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha dalam survei ini dibedakan menjadi 2 yaitu biaya khusus dan biaya umum.

1) Biaya khusus adalah biaya/pengeluaran khusus yang dibutuhkan perusahaan/usaha yang berkaitan langsung dengan

proses produksi barang/jasa. Biaya/pengeluaran khusus ini spesifik untuk setiap usaha.

2) Biaya

Umum,

yang menjadi komponen biaya/pengeluaran umum diantaranya adalah : biaya bahan bakar dan pelumas,

listrik, gas dan air, suku cadang, bahan lainnya, pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal, sewa mesin dan alat

perlengkapan, kendaraan, sewa bangunan, dan barang modal lainnya, biaya angkutan/pengiriman, pos dan telekomunikasi,

dan biaya-biaya lainnya.

e. Produksi / Omset / Pendapatan

Pengertian produksi/omset/pendapatan untuk perusahaan/usaha tidak berbadan hukum adalah nilai produksi/omset/

pendapatan yang benar-benar dihasilkan dan yang diperoleh dari kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha.

Pertambangan Rakyat : Nilai barang- barang hasil pertambangan/penggalian yang siap untuk dijual. Dalam hal ini tidak

termasuk stok awal dan barang tambang/galian yang dibeli dari pihak lain.

Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga : Nilai produksi dari barang yang dihasilkan oleh suatu usaha industri, baik

produksi utama, sampingan maupun ikutan. Termasuk dalam produksi adalah barang yang telah siap untuk dipasarkan dan

barang yang masih dalam proses (setengah jadi). Semua barang hasil produksi harus dinilai walaupun belum terjual, sudah

terjual tetapi pembayarannya belum lunas, dikonsumsi sendiri, dihadiahkan, dsb.

Listrik Non PLN : Nilai dari penjualan tenaga listrik yang dibangkitkan.

(35)

Ketenagalistrikan oleh listrik non PLN adalah usaha pembangkitan, transmisi tenaga dan penyaluran/pendistribusian

tenaga listrik, yang dikelola oleh perusahaan/usaha non PLN untuk keperluan rumahtangga dan lainnya.

Konstruksi : Nilai pekerjaan konstruksi yang benar-benar telah dikerjakan/diselesaikan secara fisik oleh

perusahaan/usaha/pihak pemborong berdasarkan surat perjanjian atau perintah kerja antara pemilik dengan perusahaan/

usaha/pemborong.

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi :

Omset untuk usaha perdagangan adalah seluruh nilai dari barang dagangan yang terjual dikurangi nilai beli dikurangi biaya

transportasi membeli dan menjual barang dagangan.

Omset usaha rumah makan adalah seluruh nilai dari makanan dan minuman yang terjual.

Pendapatan usaha jasa akomodasi adalah semua pendapatan dari kamar yang dihuni.

Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi :

Pendapatan perusahaan/usaha angkutan adalah pendapatan dari ongkos mengangkut penumpang dan atau barang.

Pendapatan perusahaan/usaha jasa penunjang angkutan adalah penerimaan dari jasa yang seharusnya diterima sesuai

dengan jenis kegiatannya , misalnya agen perjalanan berupa komisi penjualan tiket, perparkiran/penitipan kendaraan berupa

pendapatan dari pembayaran parkir kendaraan.

Pendapatan perusahaan/usaha keagenan adalah penerimaan komisi dari penjualan tiket/karcis pesawat, bis maupun kereta

api dari agen penjualan yang tidak berbadan hukum.

(36)

Pendapatan perusahaan/usaha pengiriman dan pengepakan adalah penerimaan dari pengurusan, pengepakan, dan

pengiriman barang, meliputi pendapatan yang diperhitungkan mulai dari barang dijemput dari alamat pemilik, pengepakan,

hingga barang tiba di alamat penerima (door to door sevice).

Pendapatan perusahaan/usaha pergudangan adalah penerimaan dari penyewaan gudang.

Pendapatan perusahaan/usaha jasa titipan adalah penerimaan dari pengurusan dan pengiriman barang yang meliputi

pendapatan mulai dari pengambilan barang dari alamat pemilik hingga barang tiba di alamat penerima (door to door service).

Termasuk juga disini jasa kurir swasta tidak berbadan hukum.

Pendapatan perusahaan/usaha unit pelayanan pos adalah penerimaan dari penjualan perangko, materai dan benda-benda

pos lainnya yang berkaitan dengan pengiriman surat dan sejenisnya.

Pendapatan perusahaan/usaha wartel/kios pon adalah penerimaan atas pemakaian pulsa.

Lembaga Keuangan :

Pendapatan jasa penunjang asuransi adalah semua penerimaan yang merupakan hasil dari kegiatan jasa penunjang

asuransi, seperti komisi.

Pendapatan pedagang valuta asing adalah nilai seluruh penjualan mata uang asing.

Pendapatan koperasi simpan pinjam adalah penerimaan bunga

Pendapatan kredit union/rentenir adalah penerimaan bunga.

(37)

Jasa-Jasa

:

Pendapatan jasa persewaan adalah penerimaan dari jasa persewaan tanah, bangunan, tempat tinggal, persewaan mobil,

persewaan mesin, persewaan alat pesta, dan persewaan lainnya yang diberikan.

Pendapatan jasa hukum, akuntansi, perpajakan adalah penerimaan dari jasa konsultasi hukum, jasa penyediaan dan

analisa laporan keuangan, dan jasa konsultasi perpajakan yang diberikan.

Pendapatan jasa periklanan adalah penerimaan dari jasa pembuatan iklan, pembuatan dan pemasangan poster/gambar,

desain iklan yang diberikan.

Pendapatan bangunan, arsitek dan teknik adalah penerimaan dari jasa konsultasi bangunan, arsitek/perancang bangunan,

dan jasa teknik sipil yang diberikan.

Pendapatan jasa pendidikan adalah penerimaan dari jasa pendidikan dan pelatihan formal maupun non formal yang

diberikan.

Pendapatan jasa dokter, mantri, tabib adalah penerimaan dari jasa konsultasi/perawatan yang diberikan.

Pendapatan jasa bidan, klinik adalah penerimaan dari jasa konsultasi, rawat nginap, dsb yang diberikan.

Pendapatan jasa kebersihan lingkungan adalah penerimaan dari jasa kebersihan taman, pasar, kampung yang diberikan.

Pendapatan jasa kebersihan rumahtangga adalah penerimaan dari jasa kebersihan rumahtangga yang diberikan.

Pendapatan jasa kesenian & hiburan tradisional adalah penerimaan dari jasa pertunjukan ludruk, lenong, wayang orang,

dan jasa kesenian lainnya yang diberikan.

Pendapatan jasa kolam renang, bilyard adalah penerimaan dari jasa olahraga yang diberikan.

(38)

Pendapatan jasa tempat rekreasi, kolam pancing, gelanggang permainan, obyek wisata sejarah adalah penerimaan dari

jasa rekreasi yang diberikan.

Pendapatan jasa reparasi kendaraan dan barang-barang perlengkapan rumahtangga adalah penerimaan dari jasa

perbaikan mobil, perbaikan sepeda motor, perbaikan sepeda, perbaikan jam, perbaikan TV dan radio, serta perbaikan lainnya

yang diberikan.

Pendapatan jasa pemangkas rambut adalah penerimaan dari jasa pangkas rambut, cukur kumis dan janggut yang diberikan.

Pendapatan jasa penjahit pakaian adalah penerimaan dari jasa pembuatan baju, celana, pembuatan rok, pembuatan kebaya,

dan jasa pembuatan pakaian lainnya yang diberikan.

Pendapatan Lain adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan/usaha yang masih berkaitan dengan kegiatan utama

termasuk pendapatan dari bunga atas pinjaman/simpanan, deviden, sewa tanah dan bangunan, royalti/hak cipta dan

sejenisnya.

Penjelasan : Produksi/Omset/Pendapatan yang disajikan dalam publikasi ini adalah produksi/omset/pendapatan

dalam satu tahun.

f. Permodalan

Modal adalah harta yang dimiliki untuk digunakan dalam suatu proses produksi (sebagai suatu usaha ekonomi) sehingga

diharapkan bisa menghasilkan pendapatan.

(39)

Modal sendiri : merupakan harta milik perusahaan/usaha sendiri tanpa adanya kontribusi/partisipasi dari perusahaan/usaha/

pihak lain. Untuk usaha yang modalnya berasal dari 2 orang atau lebih dan orang tersebut ikut serta dalam pengelolaan usaha,

dimasukkan sebagai modal sendiri.

Hibah/transfer : merupakan pemilikan modal yang berasal dari pemberian pihak lain, dan diberikan secara cuma-cuma tanpa

adanya suatu ikatan. Karena bersifat bantuan maka tidak ada kewajiban bagi pihak penerima untuk mengembalikannya.

Pihak lain : merupakan harta milik pihak lain, dimana /pengusaha tidak mempunyai kontribusi sama sekali. Yang dimaksud

pihak lain dalam SUSI’05 adalah bank, koperasi, lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, perorangan, keluarga, dan

lainnya.

Bank adalah institusi/lembaga yang bergerak dalam bidang keuangan untuk melakukan kegiatan menerima, menyimpan, dan

meminjamkan uang. Dalam hal tertentu untuk kemudahan transaksi uang, bank juga mempunyai kewenangan untuk

menerbitkan cek, atau surat berharga.

Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi,

yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah lembaga keuangan selain Bank dan Koperasi, seperti misalnya pegadaian,

sewa-guna usaha (leasing), modal ventura, anjak piutang (factoring), lembaga kredit (perorangan maupun perusahaan) dan

sebagainya.

Modal Ventura adalah badan usaha yang melakukan kegiatan penyertaan modal ke dalam perusahaan pasangan usaha untuk

jangka waktu tertentu, tidak termasuk Bank Muamalat / Bank Syariah.

Gambar

Gambar 2.  Distribusi Usaha Tidak Berbadan Hukum   Menurut Kelompok Pekerja, Tahun 2005
Tabel 2: Banyaknya Pekerja Pada Usaha yang Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2005
Tabel 2.a. Persentase Pekerja Pada Usaha yang Tidak Berbadan Hukum Menurut Propinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2005
Tabel 8 : Banyaknya Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan Usaha dan Besar Penerimaan/Pendapatan, Tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait