BAB IV
REKAYASA PENENTUAN JENIS KELAMIN DALAM KANDUNGAN PERSPEKTIF ULAMA HADIS DAN SAINS
Penentuan jenis kelamin dalam kandungan merupakan sesuatu yang dapat diusahakan, meskipun tetap Allah Swt yang akan berkehendak. Seperti yang disebutkan pada matan hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan apabila air mani laki-laki lebih unggul dari air mani perempuan maka anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki dan apabila air mani perempuan lebih unggul maka anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan keterangan di atas, tentunya ada penjelasan tersendiri dari segi ilmu pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan air mani laki-laki atau air mani perempuan lebih unggul, dan juga terdapat proses bagaimana agar orang dapat mmengusahakan sendiri jenis kelamin anak yang akan dikandung.
Selain mengkaji proses bagaimana sepasang suami danisteri dapat melakukan pembuahan dan terjadi proses hamil pada perempuan, serta status hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan. Saatnya mengkaji proses penentuan jenis kelamin tersebut dari segi ilmu sains serta pandangan ulama hadis.
A. Peran Kromosom X dan Kromosom Y
Manusia berasal dari percampuran antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan. Pada kedua sel tersebut mengandung kromosom yang salah satu fungsinya untuk menentukan jenis kelamin.Kromosom manusia merupakan struktur kompleks yang terdiri dari asam deoksiribonukleat (DNA), asam
ribonukleat (RNA), dan protein.1
Pada tubuh manusia terdapat 46 kromosom yang terdiri dari 23 pasangan. 44 kromosom tubuh (autosom) ditambah dua kromosom seks (gonosom) yang
1
Linda J. Heffner, Danny J. Schust, At a Glance Sistem Reproduksi, (tt: Erlangga, 2006), hlm. 18
berbeda.2 Pada laki-laki gonosomnya dilambangkan dengan XY, sedangkan pada perempuan gonosomnya dilambangkan dengan XX. Oleh karena itu pada sperma laki-laki mengandung 2 kromosom seks yang berbeda, yaitu kromosom X mengkode sifat kewanitaan dan kromosom Y mengkode sifat kelelakian. Sedangkan kromosom seks pada perempuan hanya mengkode satu sifat saja, yaitu kromosom yang mengkode sifat kewanitaan saja.
Kromosom X memiliki ukuran yang cukup besar dan panjang namun geraknya lambat, tidak tahan terhadap suasana basa dan dapat bertahan hingga 72 jam (3 hari). Sedangkan kromosom Y bentuknya bundar memiliki ukuran lebih kecil (sepertiga dari kromosom X), tidak tahan terhadap suasana asam, gerakannya cepat namun daya tahan hidupnya hanya 48 jam (lebih cepat
musnah).3
Ketika terjadi pembuahan pada tubuh perempuan masing-masing dari sel sperma dan sel telur menyumbangkan satu kode kromosom seks.Dari laki-laki bisa menyumbangkan kromosom X (yang mempengaruhi penentuan jenis kelamin menjadi perempuan) ataupun kromosom Y (yang mempengaruhi penentuan jenis kelamin menjadi laki-laki).Sedangkan dari perempuan hanya menyumbangkan kromosom X saja. Apabila dari laki-laki menyumbangkan kromosom X kemudian digabung dengan kromosom X dari perempuan, maka anak yang dikandung akan memiliki kromosom seks dengan kode XX yaitu berjenis kelamin perempuan, sedangkan apabila dari laki-laki menyumbangkan kromosom Y, kemudian digabungkan dengan kromosom X dari perempuan, maka anak yang dikandung akan memiliki kromosom seks dengan kode XY, yaitu berjenis kelamin laki-laki. Pada ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa yang menentukan jenis kelamin anak adalah dari pihak laki-laki.
Ketentuan tersebut pada kenyataannya sudah ada dalam syari‟at Islam. Umat Islam disarankan ketika menulis nama anak sebaiknya diiringi dengan nama ayahnya. Hal ini tentunya untuk anak yang dilahirkan melalui proses
2Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Pintar Sains Dalam Hadis, Op.cit, hlm. 198 3
perkawinan yang sah, bukan hasil dari perkosaan maupun berzina dengan orang lain. Karena anak hasil dari berzina, nasabnya dihubungkan pada sang ibu, seperti pada hadis di bawah ini:
ُديِزَي اَنَ ثَّدَح ٍّيِلَع ُنْب ُنَسَحْلا اَنَ ثَّدَح و ح ٍدِشاَر ُنْب ُدَّمَحُم اَنَ ثَّدَح َخوُّرَ ف ُنْب ُناَبْيَش اَنَ ثَّدَح
ِنْب وِرْمَع ْنَع ىَسوُم ِنْب َناَمْيَلُس ْنَع ُعَبْشَأ َوُىَو ٍدِشاَر ُنْب ُدَّمَحُم اَنَرَ بْخَأ َنوُراَى ُنْب
ىَضَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص َّيِبَّنلا َّنِإ َلاَق ِهِّدَج ْنَع ِويِبَأ ْنَع ٍبْيَعُش
…
ِلْىَِلِ اَنِز ُدَلَو
ةً َمَأ ْوَأ ةً َّرُح اوُناَ ْنَم ِوِّمُأ
…
Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rasyid, dan telah diriwayatkan dari jalan yang jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Rasyid ia adalah Asyba', dari Sulaiman bin Musa dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menetapkan…anak hasil perzinahan ia untuk keluarga ibunya, siapapun mereka baik wanita
merdeka atau budak wanita…” 4
(HR. Abu Dawud)
B. Metode Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Pada Kandungan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Landrum B. Shettles, seorang Dokter ahli di Rumah Sakit Columbia mengungkapkan teori seleksi jenis kelamin, yang lebih dikenal dengan istilah “Metode Shettles” untuk menentukan jenis kelamin anak yang diinginkan. Berikut ini akan diuraikan lebih rinci isi dari metode Shettles tersebut.
1. Metode untuk Mendapatkan Anak Laki-laki
Apabila pasangan suami-istri menginginkan anak laki-laki, berikut ini poin-poin panduan yang dapat dilakukan:
a. Hubungan badan dilakukan saat menjelang ovulasi (sehari sebelum atau tepat saat ovulasi). hal tersebut dapat memudahkan sperma dengan kromosom Y yang berukuran lebih kecil dan lebih gesit untuk menembus
4Abū Dāwud Sulaimān bin al-Asy‟ats as-Sajastānī, Sunan Abī Dāwud, (Beirut: Dār al-Kitāb
sel telur.5 Bahkan apabila hubungan badan berlangsung beberapa jam sebelum ovulasi dan tetap di hari yang sama maka ini akan memberikan kesempatan sperma kromosom Y untuk mencapai saluran telur demi menanti kedatangan sel telur. Sejumlah kromosom X (penghasil anak perempuan) juga akan tiba di sana, sedikitnya selama beberapa jam, namun sperma Y telah berada lebih dulu dengan jumlah yang lebih
banyak di tempat pembuahan (fertilisasi).6
b. Ketika hubungan badan menuju klimaks maka laki-laki harus melakukan penetrasi dalam agar membantu sperma disemprotkan di posisi yang
paling dekat dengan leher rahim.7 Caranya apabila posisi hubungan istri
di bawah dan laki-laki di atas yaitu sang istri mengangkat pantat dan panggul yang tinggi, bisa dengan diganjal bantal agar penis suami dapat masuk sedalam-dalamnya. Hal ini akan memberikan kesempatan lebih besar pada kromosom Y untuk lebih dulu membuahi sel telur. Selain itu
suasana vagina bagian dalam tidak seasam bagian luarnya.8
c. Laki-laki (calon ayah) sebaiknya membiasakan diri memakai celana yang longgar supaya buah zakar (penghasil sperma) tidak kepanasan sehingga sperma dengan kromosom Y biasa lebih survive(bertahan hidup lebih
lama).9
d. Membuat suasana basa pada vagina. Salah satunya membersihkan atau membilas vagina menggunakan 2 sendok makan air soda (natrium bikarbonat soda) dicampur 1 gelas air yang dilakukan sebelum berhubungan. Hal tersebut bermanfaat untuk menurunkan kadar keasaman pada vagina, yang menghambat kromosom Y untuk bertahan
lebih lama.10
5
Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, Op.cit, hlm. 181
6
Ibid, hlm. 223 7
Ibid, hlm. 240
8 Sigma, Mau Bayi Laki-laki atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 69 9
Ibid, hlm. 65 10
e. Pilihan lainnya adalah suami meminum kopi sekitar 15-30 menit menjelang berhubungan badan. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa kafein bisa menambah stimulasi pada sperma yang berakibat
mempercepat gerakan spermadengan kromosom Y.11
f. Membiarkan perempuan orgasme lebih dulu dibanding laki-laki, karena ketika perempuan orgasme akan mengeluarkan zat yang bersifat basa. Hal tersebut akan lebih mendukung sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur, semakin cepat sampai akan semakin baik karena usia sperma Y
lebih pendek.12
2. Metode untuk Mendapatkan Anak Perempuan
Apabila pasangan suami-istri menginginkan anak perempuan, berikut ini poin-poin panduan yang dapat dilakukan:
a. Hubungan badan dilakukan pada waktu yang cukup jauh sebelum ovulasi yaitu sekitar 2-3 hari menjelang ovulasi, karena hal tersebut dapat memudahkan sperma dengan kromosom X yang berukuran lebih besar, lebih tangguh, berenangnya lebih lambat, dan mampu bertahan lebih lama
di lingkungan pra-ovulasi yang bersifat asam.13 Kemudian akan lebih
baik melakukan hubungan badan setiap hari dari mulai haid berhenti
hingga tiga hari menjelang ovulasi.14
b. Ketika berhubungan diusahakan dengan posisi misionari, yaitu posisi berhadap-hadapan, di mana laki-laki posisinya berada di atas. Dengan posisi tersebut memungkinkan sperma tidak langsung disemprotkan di dekat bagian pembukaan leher rahim, yang mengakibatkan sekresi bersifat paling basa yang justru malah mempermudah sperma Y. kemudian penetrasi dangkal laki-laki pada saat orgasme akan lebih
11
Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, Op.cit, hlm. 238
12 Sigma, Mau Bayi Laki-laki atau Perempuan ?,Loc.cit, 13
Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, Op.cit, hlm. 245
14
memastikan bahwa sperma akan melalui saluran vagina, di mana sekresi
secara alamiah lebih bersifat asam, yang akan mendukung sperma X.15
c. Membuat suasana asam pada vagina. Seperti telah dijelaskan bahwa suasana asam bisa membuat sperma Y tidak bisa bertahan lebih lama, dengan begitu bisa memberikan kesempatan lebih besar pada kromosom X yang tahan dengan suasana asam. Caranya dengan membersihkan atau membilas vagina dengan asam cuka (asam asetat) 3% atau 4% yang
dicampur dengan 1 gelas air.16
d. Ketika berhubungan sebaiknya laki-laki tidak melakukan penetrasi terlalu dalam pada vagina istri. Bila perlu penetrasinya dibuat menggantung atau hanya masuk sampai sepertiga vagina luar saja. Penetrasi pendek memberi kesempatan lebih besar pada kromosom X untuk sampai ke sel telur. Kemudian suasana vagina bagian luar suasananya lebih asam, yang
mana bisa membuat kromosom Y lebih cepat musnah.17
e. Hindari orgasme pada perempuan sebelum ejakulasi. Ketika berhubungan badan usahakan ejakulasi terjadi sebelum istri mencapai orgasme, dengan begitu sekresi alkalis (pengeluaran zat ketika perempuan orgasme yang menyebabkan daerah vagina menjadi basa) tidak akan terjadi, dan tentu ini akan membuat sperma dengan kromosom Y musnah sehingga menguntungkan untuk sperma dengan kromosom X yang mempunyai
daya tahan lebih baik.18
C. Proses Penentuan Jenis Kelamin
Proses kehamilan seorang perempuan dimulai ketika salah satu sel sperma berhasil menembus dinding telur. Sel telur hanya dapat dibuahi dalam jangka waktu 12 jam. Anak yang dihasilkan perempuan atau laki-laki tergantung
15
Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, Op.cit, hlm. 255
16 Sigma, Mau Bayi Laki-laki atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 67 17
Ibid, hlm. 69-70 18
pada sperma mana yang dalam waktu 12 jam berhasil bertemu dengan sel telur perempuan. Jadi ketika proses fertilisasi apabila sperma X yang lebih dulu bertemu dengan sel telur, maka terbentuk bayi perempuan, dan apabila sperma Y yang lebih dulu bertemu dengan sel telur maka yang terbentuk adalah bayi laki-laki.19
Adapun jenis kelamin dari anak tersebut baru terbentuk pada mingu ke-3 atau hari ke-21 setelah masa konsepsi atau pembuahan. Alat kelamin tersebut akan terus berkembang dan umumnya pada minggu ke-21 (5 bulan 1 minggu) kelamin anak sudah sempurna. Namun, jenis kelamin anak akan lebih optimal terlihat di USG (Ultrasonografi) pada saat menginjak usia kehamilan 28 minggu
atau sekitar 7 bulan.20 Ketika dilakukan pemeriksaan menggunakan USG, bila
anak berjenis kelamin laki-lakimaka akan terlihat penis dan skrotum-nya, namun apabila anak berjenis kelamin makan akan terlihat bagian labia mayora dan labia
minora.21
Adapun pada bayi tabung sel telur dan sperma dipertemukan di luar tubuh perempuan. Sel telur akan diambil dari ovarium oleh dokter di bawah panduan gambar yang dihasilkan oleh alat USG. Adapun sperma laki-laki yang mengandung spermatozoa akan diambil melalui masturbasi atau pengambilan khusus di ruang operasi, namun cara yang lebih aman dan nyaman adalah dengan cara masturbasi yang dilakukan di spermatorium. Setelah sperma diambil maka akan dilakukan pemisahan antara sperma yang mengandung spermatozoa dari
kandungan bahan-bahan sperma lainnya.22 Pada intinya proses ini berguna untuk
memisahkan sperma dengan air maninya, kemudian juga memisahkan antara sperma yang memiliki kromosom X dan sperma yang memiliki kromosom Y. Pemisahan dapat dilakukan karena berat molekul keduanya yang berbeda.
19 Ibid, hlm. 38 20 Ibid, hlm. 5-7 21
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut
Hukum Islam, Op.cit, hlm. 72 22
Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro,
Sperma X akan lebih cepat mencapai lapisan bawah dibanding sperma Y. adapun
dilihat dari teknik berenangnya, sperma Y akan lebih dulu bergerak ke atas.23
Selanjutnya pada tahap fertilisasi sel telur oleh spermatozoa di laboratorium.Ini merupakan tahap yang dinantikan spermatozoa dan sel telur untuk bertemu.Keduanya dipertemukan pada cawan khusus yang terjamin nutrisi,
serta sterilitasnya.24 Untuk memilih jenis kelamin yang diinginkan maka hanya
sperma yang mengandung salah satu kromosom saja yang akan ditempatkan bersama pada cawan khusus tersebut dengan sel telur. Apabila menginginkan bayi laki-laki maka sperma yang mengandung kromosom Y yang akan ditempatkan pada cawan tersebut, begitupun sebaliknya ketika menginginkan bayi perempuan maka sperma yang mengandung kromosom X yang akan
ditempatkan bersama sel telur pada cawan khusus tersebut.25
Setelah beberapa hari jabang bayi (janin) akan dimasukkan atau ditanamkan ke dalam rahim seorang perempuan dengan menggunakan alat
semacam suntikan.26 Pada beberapa kondisi proses fertilisasi sel telur di
laboratorium tidak dilakukan seperti pada uraian di atas, melainkan dengan teknik modifikasi. Teknik ini mampu memberikan peluang fertilisasi lebih besar. Pada teknik ini sebuah spermatozoa laki-laki yang berkualitas baik akan disuntikan langsung pada ovarium perempuan. Maka pada tahap fertilisasi ini yang akan menembus sel telur bukan spermatozoa secara langsung, melainkan
dengan alat bantu injeksi khusus.27
23 Sigma, Mau Bayi Laki-laki Atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 78 24
Ibid, hlm. 33
25 Wildan Yatim, Genetika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 163 26
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut
Hukum Islam, Op.cit, hlm. 276 27
Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro,
D. Pandangan Ulama Tentang Hadis Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan
Kita umat manusia tidak terlepas dari berbagai pendapat, seperti dalam penentuan jenis kelamin dalam kandungan.Islam yang terkenal sebagai agama samawi pun memberikan pandangannya dalam permasalahan tersebut.
Pada hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan disebutkan bahwa air mani yang lebih dominan yang akan menang yaitu bila air mani laki-laki lebih unggul (lebih dominan) maka akan tercipta anak laki-laki-laki-laki, dan apabila yang lebih unggul air mani perempuan, maka akan tercipta anak perempuan. Penggunaan kata lebih dominan ini menggunakan kata ‘alaa dalam bahasa arab
yang bentuk jamaknya adalah al-‘uluww.28
Ibnu al-Qayyim merupakan salah satu ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi faktor penentu jenis kelamin adalah mana yang lebih unggul (dominan) dari air maninya. Begitupun dengan imam Nawawi ad-Dimasyqi yang berpendapat sama. Adapun pendapat lain menjelaskan bahwa yang dimaksud lebih unggul atau dominan adalah lebih banyak atau lebih kuat, artinya tergantung syahwatnya. Apabila syahwat suami lebih kuat, akan menghasilkan anak laki-laki dengan izin Allah, sebaliknya apabila syahwat isteri lebih kuat,
maka akan menghasilkan anak perempuan.29
Adapun Ibnu Hajar al-Asqalānī menafsirkan kata al-‘uluww pada hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan, yang dikutip dari al-Qurtubi diartikan dengan sesuatu yang lebih dahulu maka itulah yang lebih unggul. Namun menurut Ibnu Hajar al-Asqalani hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan menerangkan sesuatu yang musykil karena belum ada pembuktiannya (pada saat itu). Namun dengan adanya hadis tersebut menimbulkan beberapa ketentuan dalam penentuan jenis kelamin dalam
kandungan.30 Berikut ini ketentuan-ketentuannya:31
28Abdurrasyid Qasim, Merencanakan Jenis Kelamin Anak, Op.cit, hlm. 55-56 29
Ibid, hlm. 56 30
Al-Imam Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar Asqalānī, Fathul Bārī, (Kairo: Dar al-Hadits, 2004), juz 7, hlm. 273
1. Ketika air mani laki-laki lebih dahulu keluar dan jumlahnya pun lebih banyak dibanding air mani perempuan, maka anaknya akan berjenis kelamin laki-laki, 2. Ketika air mani perempuan lebih dulu keluar dan jumlahnya pun lebih banyak disbanding air mani laki-laki, maka anaknya akan berjenis kelamin perempuan,
3. Ketika air mani laki-laki lebih dahulu keluar namun jumlahnya lebih banyak air mani perempuan, maka anaknya akan berjenis kelamin laki-laki (kemungkinan memiliki jenis kelamin perempuan sangat kecil),
4. Ketika air mani perempuan lebih dahulu keluar namun jumlahnya lebih banyak air mani laki-laki, maka anaknya akan berjenis kelamin perempuan (kemungkinan anak memiliki jenis kelamin laki-laki sangat minim),
5. Ketika air mani laki-laki lebih dahulu keluar kemudian jumlah air mani nya sama banyak dengan jumlah air mani perempuan, maka dipastikam anaknya akan memiliki jenis kelamin laki-laki,
6. Ketika air mani perempuan lebih dahulu keluar kemudian jumlah air mani nya sama banyak dengan air mani laki-laki, maka dipastikan anaknya akan memiliki jenis kelamin perempuan.
Ulama kontemporer telah menginterpretasikan hadis tentang penentuan jenis kelamin dengan banyak penafsiran, adapun beberapa yang populer adalah
keterangan berikut ini:32
1. Apabila sperma laki-laki dominan, berarti sperma laki-laki berada di atas sperma perempuan. Sebab biasanya sesuatu tidak akan berada di bawah yang lain, kecuali bila sesuatu itu telah ada sebelumnya. Ini berarti perempuan telah
mencapai orgasme33 lebih dahulu, lalu sperma laki-laki berada di atas sperma
perempuan. Dengan demikian, terjadilah anak laki-laki dengan izin Allah. Begitupun sebaliknya apabila sperma perempuan lebih unggul di mana isteri mencapai orgasme dan menyemprotkan spermanya akan tetapi didahului oleh
31
Ibid, 32
Abdurrasyid Qasim, Merencanakan Jenis Kelamin Anak, Op.cit, hlm. 57-62
orgasme suami maka akan terlahir anak perempuan. Hal tersebut sesuai dengan keterangan pada sub bab metode rekayasa penentuan jenis kelamin pada kandungan.
2. Maksud al-‘uluww dalam hadis penentuan jenis kelamin adalah ghalabah (dominasi/unggul). Pada saat itu terjadi dua peristiwa, pertama terlepasnya air mani laki-laki dan air mani perempuan dari tempat asalnya. Kedua, bertemu dan berkumpulnya dua air mani ini dalam satu tempat, yaitu kemaluan perempuan. Pada saat inilah dominasi pun terjadi.
3. Sperma laki-laki bersifat basa dan sperma perempuan bersifat asam. Apabila keduanya bertemu dan sperma perempuan mengalahkan sperma laki-laki, sementara suasana di dalam vagina asam, maka gerakan sperma berkromosom Y akan melemah dan kalah oleh sperma berkromosom X, maka anak yang akan lahir adalah perempuan. Begitupun sebaliknya, apabila sperma laki-laki mengalahkan sperma perempuan dan kondisi di dalam vagina basa, maka yang akan melemah adalah kromosom X dan yang menang adalah kromosom Y, otomatis anak yang terlahir akan berjenis kelamin laki-laki.
Pada intinya, menentukan jenis kelamin anak dapat dilakukan dengan dua cara; pertama mempersiapkan kondisi yang sesuai agar salah satunya mendominasi, seperti telah diuraikan sebelumnya dengan mengatur waktu senggama, mencuci vagina, mengatur menu makanan dan lain-lain. Kedua, dengan memisahkan sperma berkromosom X dan sperma dengan kromosom
Y, yang tentunya hanya bisa dilakukan di pusat-pusat pengobatan.34
Pendapat pertama membolehkan menggunakan cara pertama maupun kedua yang dapat membantu mengetahui jenis kelamin anak, sebagai suatu usaha. Namun perlu disadari hal tersebut tetap tidak keluar dari kehendak Allah Swt. Namun ada pula para ulama yang hanya membolehkan dengan cara pertama saja dengan tetap memberi syarat yaitu; hendaknya penentuan jenis kelamin terjadi dalam batasan yang sempit dan hanya untuk keperluan yang mendesak, jauh dari kepentingan politik secara umum, kemudian
34
dilakukan dengan penuh kehati-hatian, khususnya saat pemeriksaan air mani di laboratorium serta mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikhtilath (campur aduk). Terakhir hendaknya tetap yakin bahwa anugerah semata-mata datangnya dari Allah Swt, sementara manusia hanya bisa berusaha. Ulama yang berpendapat demikian, di antaranya; Abdullah bin Bih (mantan menteri Awqaf Mauritania), Ali Sa‟id al-Ghamidi (Guru Besar Universitas al-Imam Madinah, Arab Saudi), dan Mahmud as-Sarthawi (Guru
Besar Fakultas Syari‟ah, Universitas Yordan).35
Pendapat tersebut salah satunya berdasarkan firman Allah Swt dalam QS. Nūh ayat 11-12 di bawah ini:
اةًراَّفَغ َناَ ُوَّنِإ ْمُكَّبَر اوُرِفْغَ تْسا ُتْلُقَ ف
.
اةًراَرْدِم ْمُكْيَلَع َءاَمَّسلا ِلِسْرُ ي
.
ْمُ ْدِدْمُيَو
اةًراَهْ نَأ ْمُكَل ْلَعْجَيَو ٍتاَّنَج ْمُكَل ْلَعْجَيَو َنيِنَبَو ٍلاَوْمَأِب
.
Artinya:(10) Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun-, (11) Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,(12) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa istighfar (mohon ampun) merupakan faktor penyebab diperolehnya keturunan. Dengan demikian, melakukan usaha yang dapat menyebabkan lahirnya keturunan, hukumnya tidak berdosa. Sebab,
Nabi Nuh tidak berdo‟a selain dengan do‟a yang diperbolehkan.36
Selanjutnya berdasarkan qiyas (analogi) hukum al-„Azl (senggama terputus) adalah boleh, sebagai upaya untuk mengatur waktu yang tepat untuk mendapatkan anak. Demikian juga dengan usaha untuk merekayasa jenis kelamin
anak, hukumnya sama.37
Adapun berdasarkan kaidah syari‟at Islam mengatakan hukum asal dari sesuatu yang bermanfaat adalah boleh, selagi tidak ada dalil yang melarangnya. 35 Ibid, hlm. 72-75 36 Ibid, hlm. 78 37 Ibid, hlm. 83
Karena tidak ada dalil yang melarang merekayasa jenis kelamin anak dalam kandungan, maka hukum asal ini pun tetap berada dalam posisinya sampai ada
dalil yang melarangnya.38 Pada dasarnya ketika seseorang mengharapkan anak
dengan jenis kelamin tertentu, syari‟at Islam tidak melarangnya. Sebagaimana zaman dahulu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim As pernah meminta kepada Allah Swt agar dianugerahi anak laki-laki yang shalih. Seperti tercantum pada QS. Ash-Shaffat [37] ayat 100-101 di bawah ini:
َنيِحِلاَّللا َنِم يِل ْبَى ِّ َر
.
ٍميِلَح ٍ َ ُغِب ُهاَنْرَّ َبَ ف
.
(100) “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (101) Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”
Menurut Sayyid Qutub dalam kitab tafsirnya Fī Dzilal al-Qurān disebutkan bahwa Allah memenuhi do‟a hambanya yang tulus, yang meninggalkan segala sesuatu di belakangnya, untuk kemudian datang kepada Allah Swt dengan hatiyang suci. Dengan tercantumnya kisah Nabi Ibrahim yang berdo‟a untuk mendapatkan anak laki-laki, berarti mengharapkan anak dengan jenis kelamin tertentu diperbolehkan dan tidak melanggar syari‟at karena itu adalah bentuk dari ikhtiar manusia.
Pendapat kedua, ulama yang tidak membolehkan di antaranya Abdurrahman Abdul Khaliq (ketua Yayasan Ihyā at-Turāts al-Islāmi, Kuwait) dan Muhammad an-Natsyah (hakim agama di Yordan).Mereka menyatakan bahwa haramnya menentukan dan memilih jenis kelamin anak, yang semestinya
hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Allah Swt.39 Firman Allah Swt dalam
QS. Asy-Syūrā ayat [42] ayat 49-50:
ْنَمِل ُبَهَ يَو اةًثاَنِإ ُءاَ َي ْنَمِل ُبَهَ ي ُءاَ َي اَم ُقُلْخَي ِضْرَْلِاَو ِتاَواَمَّسلا ُكْلُم ِوَّلِل
َروُ ُّللا ُءاَ َي
.
مٌريِدَق مٌميِلَع ُوَّنِإ اةًميِقَع ُءاَ َي ْنَم ُلَعْجَيَو اةًثاَنِإَو اةًناَرْ ُذ ْمُهُجِّوَزُ ي ْوَأ
.
“(49)Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan
38
Ibid, hlm. 84
39
kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki, (50) Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa Allah penguasa langit dan bumi, Dia berkehendak mengatur kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.Dia-lah memberikan anugerah anak. Allah memulai dengan kata ināts (anak perempuan) sebab manusia biasanya cenderung ingin mempunyai anak laki-laki. Karena itulah Allah memulai dengan kata ināts, untuk menegaskan bahwa perkara ini termasuk
anugerah, kehendak, dan takdir Allah. Masalah ini erat kaitannya dengan akidah.40
Pendapat lain menyebutkan penentuan jenis kelamin anak dalam kandungan tidak diperbolehkan apabila tujuannya untuk membatasi jenis kelamin anak dalam kandungan, di samping tidak dapat dibenarkan menurut Islam karena sangat berpotensi mendeskriminasikan eksistensi anak, juga merupakan upaya mengintervensi wilayah ke-Maha Kuasa-an Allah Swt dalam penciptaan
Manusia.41
Adapun berdasarkan hadis yang telah diteliti kualitas sanad dan matannya pada bab 3 menunjukkan cara menentukan jenis kelamin anak. Hadis tersebut terdapat dalam kitab Shahih Muslim. Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim menurut para ulama pada umunya berkualitas shahih atau dinilai
shahih oleh sebagian besar ulama hadis.42
Beberapa pendapat tentang memperoleh anak dengan cara bayi tabung atau inseminasi buatan menurut pandangan Islam termasuk masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam al-Quran dan
as-Sunnah, bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun.43Menurut Majelis Ulama
Indonesia (MUI) hukum bayi tabung adalah mubah (boleh) apabila sperma dan
40
Ibid, hlm. 86 41
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut
Hukum Islam, Op.cit, hlm. 289
42Dadi Nurhaedi, Op.cit, hlm. 73 43
Husni Thamrin, Aspek Hukum Bayi Tabung Dan Sewa Rahim, (Yogyakata: Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 84
ovum yang dipertemukan berasal dari pasangan suami istri yang sah.Hal tersebut diperbolehkan karena termasuk ke dalam hak (ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah
agama).44 Kemudian pasangan suami-istri yang melakukan program bayi tabung
harus pasangan yang memang memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan tersebut untuk memperoleh keturunan.Hal ini sesuai dengan kaidah
al-hajatu tanzilu manzilah adh-dharurat, yaitu hajat atau kebutuhan yang sangat
mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat.45
Hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan merupakan hadis qauli. Perkataan Nabi Saw yang berarti berdasarkan wahyu dari Allah Swt. Nabi Saw memang mempunyai dua dimensi, di satu sisi beliau merupakan manusia biasa seperti yang lainnya, dan di sisi lain sebagai manusia istimewa karena utusan Tuhan. Bisa jadi, pernyataan Nabi Saw dalam kasus menjawab pertanyaan salah seorang Yahudi tersebut adalah satu dari sekian wahyu yang diturunkan Allah Swt kepada Rasulullah Saw. Hal ini kemudian menjadi inspirasi mereka yang ahli dalam bidang sains untuk melakukan penelitian, yang mana hasilnya seperti uraian yang telah dipaparkan pada bab IV poin B.1 dan B.2.
44
M. Muhammad Bajri, Fiqih Kesehatan Kontemporer, (Jakarta Timur: Trans Info Media, 2014), hlm. 157. Lihat pula: Ma‟ruf Amin, dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak
1975, (tt: Erlangga, 2015), hlm. 703 45
Mahyuddin, Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet ke-7, hlm. 189