• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penerbangan (BBMP) Jet A-1 di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. Penerbangan (BBMP) Jet A-1 di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

25 BAB IV

HASIL PENELITIAN

PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta adalah perusahaan unit bisnis hilir sebagai penyalur Bahan Bakar Minyak Penerbangan (BBMP) Jet A-1 di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta. Terletak di Jalan Panasan Baru, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Ngemplak-Boyolali (57375). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terhadap proses operasi, tenaga kerja dan lingkungan kerja di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta di temukan banyak sekali potensi bahaya yang dapat membahayakan tenaga kerja. Perlu adanya upaya untuk mencegah potensi bahaya yang membahayakan proses kerja, tenaga kerja dan aset perusahaan yang ada di area PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Dalam rangka mendukung hal tersebut, seluruh tenaga kerja berkomitmen untuk mengimplementasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Di dukung penuh oleh Top Management dengan menanamkan keyakinan kepada seluruh tenaga kerja di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta bahwa safety merupakan kunci utama dalam meraih sukses.

Bisnis produk aviasi tidak hanya menyediakan produk, memenuhi kebutuhan customer dan memberikan pelayanan secara personal. Bisnis aviasi

(2)

commit to user

juga menjual safety kepada customer. Customer dapat menilai produk yang kita jual setelah mereka menggunakannya. Sudah pasti produk yang tidak dikelola dengan baik kualitasnya akan menurun dan keadaan paling fatal adalah menjadi potensi bahaya bagi customer dan pihak lain yang terkait. Pentingnya instrumen K3 dalam setiap proses kerja, maka PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta menjadikan K3 sebagai prospektif bisnis produk aviasi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta sebagai berikut :

1. Profil Perusahaan.

PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Sumarmo Surakarta adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai perusahaan unit bisnis hilir yang bergerak dibidang minyak dan gas bumi penyedia produk aviasi berupa Bahan Bakar Minyak Penerbangan (BBMP) Jet A-1, yang merupakan kebutuhan utama operasional pesawat udara di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta.

Diresmikan pada tanggal 4 September 1993 oleh Direktur Utama PT. Pertamina Bapak Faisal Abda’ Oe, PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi

Soemarmo Surakarta telah beroperasi selama 22 tahun di wilayah kerja Operasi Unit Aviasi Region IV Jawa Bagian Tengan. Terletak di Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali dengan luas area : 12.000 m² status tanah dan bangunan milik PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Total jumlah tenaga kerja sebanyak 32 orang,

(3)

commit to user

dimana 6 orang tenaga kerja diantaranya adalah organik atau karyawan tetap PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta dan 28 orang adalah tenaga kerja jangka pendek. Aktifitas kerjanya yaitu 5 hari kerja dari hari Senin-Jumat, sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu libur kecuali bagian receiving, storage dan distributuion (R,S&D). Waktu kerja yang diterapkan pada pukul 07.00-15.30 WIB, dengan waktu istirahat selama 1 jam mulai dari pukul 12.00-13.00 WIB. Pada hari Jumat waktu istirahat pada pukul 11.30-13.00 WIB untuk memberi waktu ibadah sholat Jumat bagi umat muslim.

a. Peta Lokasi.

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Sumber : PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta, 2015.

LOKASI

(4)

commit to user

b. Visi dan Misi Perusahaan. 1) Visi Perusahaan.

Menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global.

2) Misi Perusahaan.

a) Melakukan usaha dalam bidang pemasaran produk dan layanan BBM Penerbangan dipasar domestik regional dan internasional. b) Mengutamakan pemenuhan persyaratan, pelanggan, kualitas

produk, keselamatan, lingkungan, dan standar operasi intenasional dalam pengelolaan usaha.

c) Mengelola usaha dengan dukungan sumber daya manusia profesional berdasarkan tata nilai unggulan, setara dengan best

practice yang diakui dalam industri aviasi internasional.

2. Kegiatan Operasional di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta.

Kegiatan operasional di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta meliputi : Receiving, storage, distribution (R,S&D),

maintenance, general affairs, dan security. Tugas utama DPPU Adi

Sumarmo Solo adalah receiving, storage dan distribution (R,S&D) BBMP

(5)

commit to user

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Sumber : PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta, 2015.

3. Deskripsi Proses Produksi di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta.

a. Penerimaan.

BBMP Jet A-1 di DPPU Adi Soemarmo Surakarta disuplai langsung dari TBBM Rewulu Yogyakarta menggunakan sarana angkut

Bridger yang berkapasitas 16kl, 24kl dan 32kl. Pengangkutan BBMP Jet A-1 dilakukan oleh pihak III yaitu PT. Gatra Bumi Persada, dan PT.

Bhakti Patria Indo Megah. Sedangkan dari TBBM Cilacap ke Depot Rewulu Yogyakarta menggunakan Rail Tank Wagon atau Ketel yang ditampung terlebih dahulu di dalam tangki TBBM Rewulu Yogyakarta sebelum dikirim ke DPPU Adi Soemarmo Surakarta.

(6)

commit to user

b. Penimbunan.

Penimbunan dimulai setelah operasi penerimaan sampai. DPPU Adi Soemarmo Surakarta mempunyai 4 buah tangki timbun dengan konstruksi semi burred type horizontal. Seluruh tangki yang ada dapat berfungsi sebagai tangki penerimaan, penimbunan dan penyaluran untuk pengaturannya dilakukan oleh Penata PPP (Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran).

c. Penyaluran.

DPPU Adi Soemarmo Surakarta melaksanakan operasi penyaluran hanya dengan satu sistem sesuai sarana yang tersedia yaitu dengan penyerahan langsung ke pesawat terbang menggunakan Refueller.

d. Maintenance

Maintenance adalah kegiatan rutin dan non rutin yang dilakukan

oleh tekhnik bertujuan untuk menjaga mutu spesifikasi BBMP dari tangki hingga ujung nozzle pengisian pesawat terbang. Pemeliharaan yang tepat dapat meminimalkan kerusakan peralatan dan memperpanjang umur peralatan. Tujuan utama program pemeriksaan dan pemeliharaan adalah: 1) Menjamin bahan bakar yang bersih dan memenuhi spesifikasi.

2) Menjamin keselamatan seluruh personil dan lingkungan.

3) Menjamin kelancaran operasi pengisian bahan bakar penerbangan. 4) Memenuhi persyaratan hukum dari pihak berwenang.

(7)

commit to user

6) Memberikan kepercayaan kepada pelanggan bahwa fasilitas handal dan aman.

Kegiatan maintenance yang dilakukan di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta diantaranya adalah:

1) Preventif Maintenance.

a) Membuat rencana preventif maintenance tahunan dalam bentuk

yearli activity program yang disahkan oleh Operation Head (OH)

DPPU.

b) Mengkoordinasikan dengan fungsi user untuk melaksanakan preventif maintenance sesuai rencana.

c) Melaksanakan preventif maintenance, apabila pada saat preventif

maintenance ditemukan kerusakan, maka laksanakan perbaikan

sesuai dengan prosedur corrective maintenance.

d) Memastikan pekerjaan preventif maintenance selesai sesuai dengan yang disepakati.

e) Mencatat bukti pelaksanaannya dalam formulir history card.

f) Melaporkan hasil pelaksanaan preventif maintenance kepada fungsi

user.

2) Corrective Maintenance.

a) Menganalisa laporan kerusakan alat dari user yang tertuang dalam formulir laporan kerusakan dan perbaikan sarfas.

b) Memastikan, apakah perbaikan akan dilaksanakan sendiri atau oleh pihak ketiga. Jika dilaksanakan sendiri, lakukan perbaikan sesuai

(8)

commit to user

kerusakan. Jika dilaksanakan oleh pihak ketiga, lakukan sesuai proses pengadaan barang dan jasa.

c) Mengkoordinasikan dengan fungsi user untuk pemeriksaan hasil perbaikan.

d) Melaporkan hasil perbaikan kepada fungsi user atau OH lokasi. e) Mencatat bukti pelaksanaannya dalam formulir history card atau

dalam laporan kerusakan dan perbaikan sarfas. a. General Affairs.

General Affairs atau administrasi adalah faktor penting dalam

menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan, kegiatannya meliputi: administrasi operasi, tekhnik, personalia dan keuangan. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang pasti dijumpai di perusahaan, tidak terkecuali di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta. Kegiatan administrasi adalah kegiatan rutin yang selalu dilakukan, diantaranya :

1) Mencatat data mulai dari produk persediaan stock, penerimaan, penyaluran sampai dengan penyerahan dan penjualannya.

2) Menginventarisasi, tata caca pengadaan dan pengololaan fasilitas dan material untuk operasional.

3) Kegiatan administrasi yang bersifat umum sebagai pendukung operasi. 4) Laporan kegiatan khusus.

(9)

commit to user

b. Security.

Security adalah satuan sistem pengamanan yang mempunyai tugas

mengamankan operasional di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta dari gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Sistem pengelolaan keamanan yang diterapkan tergantung pada kondisi operasi setempat. Tindakan pencegahan gangguan keamanan dapat dilakukan dengan cara : sistem jaga pos security, satu pintu masuk dan keluar, patroli internal, pagar pengaman, lampu sorot, CCTV, petugas keamanan kontrak dan bantuan tenaga harus dengan pengamanan dari aparat keamanan luar (Polri dan TNI). Keamanan harus dikelola menurut Standar Keamanan PT Pertamina (Persero). Kepala DPPU berhak menolak masuk siapapun dan apapun yang perilakunya mengganggu keamanan dan kepentingan perusahaan, serta mencegah akses bagi orang-orang yang tidak berkepentingan untuk melakukan pencurian BBMP dan aset perusahaan, melakukan kontaminasi BBMP dan penggunaan peralatan untuk kegiatan tidak legal.

1) Petugas Keamanan.

Kepala DPPU menjamin kesiapan dan kecukupan petugas keamanan dan sarana prasarananya. Persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh petugas keamanan di DPPU adalah telah mengikuti pelatihan security yang diselenggarakan oleh lembaga yang berwenang. Petugas security juga harus diberi pelatihan lain terkait dengan pengamanan aset di DPPU yaitu pemadaman kebakaran,

(10)

commit to user

penanggulangan tumpahan BBMP, dan latihan gabungan yang diselenggarakan oleh pihak Bandara setempat. Fasilitas yang harus disediakan untuk petugas keamanan antara lain : pos jaga, buku tamu, penghalang pada pintu gerbang, lampu senter, alat komunikasi, metal detector, peralatan patroli, dan pakaian tugas satuan pengamanan. 2) Tindakan Pengamanan.

Batas-Batas Area DPPU, harus dilindungi dengan pagar, pintu gerbang dan penghalang kendaraan masuk dan keluar. Pintu gerbang dan penghalang yang memberi akses ke area bahan bakar harus

normally closed dan hanya boleh dibuka untuk memperbolehkan

masuknya orang dan kendaraan yang berwenang. Harus ada penerangan yang mencukupi dalam area DPPU untuk menghindari area gelap di bagian yang kritis keamanannya.

3) Ruang Lingkup Pengamanan, yang harus dilakukan oleh petugas

security adalah sebagai berikut :

a) Memeriksa dan mengawasi orang, barang, kendaraan dan lain-lain yang keluar masuk lokasi.

b) Melakukan patroli secara terus menerus untuk memeriksa keamanan area yang telah menjadi tanggung jawabnya.

c) Membuka dan menutup pintu utama.

d) Melaksanakan perintah khusus antara lain : melakukan penyelidikan suatu kasus, melakukan pengawalan dan lain-lain.

(11)

commit to user

e) Melaksanakan koordinasi pengamanan dengan instansi terkait di dalam maupun di luar lokasi.

4) Inspeksi dan Patroli Keamanan.

Inspeksi rutin harus dilakukan oleh Kepala DPPU atau Pengawas setiap bulan untuk memastikan bahwa fasilitas keamanan berfungsi dengan benar dan situasi aman dan terkendali. Patroli keamanan harus dilakukan oleh petugas security setiap hari untuk memastikan bahwa situasi keamanan di seluruh area DPPU benar-benar aman dan terkendali. Setiap pekerja harus ikut menjaga keamanan, meskipun tugas utama ada pada petugas security.

5) Laporan Keamanan.

Laporan keamanan sebagai upaya pengamanan perusahaan dari hal-hal yang tidak dikehendaki. Laporan Harian merupakan laporan peristiwa dan kegiatan pengamanan di DPPU setiap hari, dicatat dalam log book keamanan, ditandatangani oleh komandan jaga atau petugas keamanan untuk selanjutnya diperiksa dan ditandatangani oleh Kepala DPPU selaku penanggungjawab lokasi. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari laporan harian peristiwa keamanan yang dibuat dalam periode tertentu dan mencantumkan hal hal sebagai berikut :

a) Jumlah personil dan peralatan.

b) Peristiwa, kejadian dan kegiatan pengamanan yang penting. Untuk kejadian penting aspek keamanan dilaporkan tersendiri.

(12)
(13)

commit to user

5. Implementasi K3 di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta Sebagai Prospektif Bisnis Produk Aviasi.

Implementasi K3 di area PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta merupakan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan K3 dan kepedulian perusahaan terhadap sumber daya manusia serta aset perusahaan. Penerapan K3 di area DPPU Adi Soemarmo Surakarta semuanya terangkum dalam Komitmen Five Zero (Lampiran 9. Komitmen Five Zero). Uraian komitmen tersebebut adalah sebagai berikut :

1) Zero Accident.

Safety, seluruh aktifitas operasi harus didasari pada keyakinan

bahwa budaya keselamatan merupakan penentu utama keberhasilan, dengan sasaran tidak ada kecelakaan atau Zero Accident. Mematuhi

semua kebijakan-kebijakan K3 dan menjaga pelaksanaan

implementasi K3 adalah komitmen seluruh tenaga kerja DPPU Adi Soemarmo Surakarta dan di dukung penuh oleh Operational Head sebagai Top Management sehingga pelaksanaan implementasi K3 menjadi efektif dan tepat sasaran. Seperti kita ketahui bisnis produk aviasi tidak sebatas menjual produk dan memberikan pelayanan, juga tentang safety. Produk yang diberikan harus memenuhi standart perusahaan, bagaimana kita menjaga kualitas produk tersebut? Dengan mengimplementasikan K3 dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, dengan begitu produk yang berkualitas akan menjadi pilihan pelanggan pengguna produk dan mendatangkan kepercayaan

(14)

commit to user

customer kepada perusahaan. Adanya kebijakan-kebijakan K3,

komitmen K3 dan pedoman merupakan upaya perusahaan dalam mencegah kecelakaan kerja dengan tujuan akhir tercapainya kesejahteraan seluruh tenaga kerja, sebagai bonusnya citra dan eksistensi perusahaan terus meningkat.

2) Zero Off-Spec.

Mutu, seluruh aktifitas penanganan produk harus dilakukan dengan kontrol kualitas yang ketat tanpa toleransi atas penyimpangan, dengan sasaran tidak produk Off-Specification yang disalurkan ke pelanggan atau Zero-Off Spec. Kualitas dari spesifikasi produk sangat diperhatikan, karena dapat mempengaruhi performa dan kualitas produk. Jangan sampai produk yang disalurkan kepada customer memiliki kualitas dan spesifikasi yang tidak sesuai dengan standart perusahaan atau Off-Spec, hal ini dapat menjadi potensi bahaya bagi pengguna produk yang kemudian berdampak pada kepercayaan pelanggan pengguna produk aviasi.

3) Zero Tolerance.

Takaran setiap aktifitas penerimaan, penimbunan, serta penyaluran dan penyerahan produk kepada pelanggan harus diyakini dalam kuantitas atau jumlah yang sesuai, dengan sasaran tidak ada toleransi atas selisih atau Zero Tolerance. Tepat mutu dan sasaran adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan produk aviasi

(15)

commit to user

pelanggan harus sesuai dengan permintaan dari customer dan diharapkan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan pengguna produk aviasi.

4) Zero Delay.

Waktu, setiap penyaluran dan penyerahan produk serta layanan pelanggan harus diyakini dilakukan dengan cepat dan tepat, dengan sasaran tidak ada keterlambatan atau Zero Delay. Proses penyaluran yang cepat dan tepat mengingat jadwal penerbangan yang tersusun rapi sehingga semua kegiatannya sudah terjadwal, kapan penumpang turun, barang turun, kargo, logistik dan proses refuelling dilakukan. Semua sudah ada dalam pengaturan waktu ground time airliner. 5) Zero Mistake.

Akurasi setiap pendataan, pencatatan, dan penyajian informasi sebelum dan setelah pemberian layanan kepada pelanggan harus dilakukan secara akurat, dengan sasaran tidak ada kesalahan atau Zero

Mistake. Keakuratan dalam pendataan sangat diperlukan, berkaitan

dengan kesesuaian takaran produk yang dijual dengan jumlah biaya tagihan kepada maskapai, jangan sampai kurang atau lebih yang berdampak pada kerugian baik perusahaan atau pihak maskapai. Pendataan juga meliputi laporan ke perusahaan terkait dengan penjualan produk dan laporan-laporan lain, untuk itu pencatatan dari setiap data harus diteliti keakuratannya sebelum disajikan dalam bentuk informasi kepada pihak yang bersangkutan.

(16)

commit to user

6. K3 Sebagai Prospektif Bisnis Produk Aviasi.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah instrumen penting dalam memproteksi tenaga kerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar tempat kerja dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Penerapan K3 tidak hanya sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berdampak pada pengeluaran (cost) perusahaan, melainkan sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberikan provit pada masa mendatang untuk eksistensi perusahaan dan kesejahteraan tenaga kerjanya. K3 sebagai prospektif bisnis produk aviasi adalah strategi bisnis yang tepat, karena implementasi K3 di perusahaan menjadi kebutuhan wajib seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Selain sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian perusahaan terhadap K3, implementasi K3 juga sebagai strategi bisnis produk aviasi di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta.

K3 sebagai prospektif bisnis produk aviasi di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta membawa dampak positif pada penjualan BBMP Jet A-1 di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta. PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta berhasil menjadi pilihan terpercaya customer airline di wilayah Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta. Strategi bisnis ini membuat penjualan BBMP Jet A-1 meningkat 30% sampai 45% dari penjualan BBMP 5 tahun terakhir di PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta

(17)

commit to user

Peningkatan Penjualan Produk Aviasi dapat dilihat dalam tabel berikut : Grafik 1. Penjualan Jet A-1 dari Tahun 2011 – 2015.

Sumber : PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta, 2011-2015. Grafik 2. Penjualan Jet A-1 dari bulan November 2014 – Maret 2015.

Sumber : PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta, 2014-2015. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 k l 1 0 ³

Penjualan Jet A-1

PK TNI AU CHARTER PK-KEPRESIDENAN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nov'14 Dec'14 Jan'15 Feb'15 Mar'15

k

l

1

0

³

Penjualan Jet A-1 PK

PK PK Domestik & Internasional

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) DPPU Adi Soemarmo Surakarta.
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Pertamina    (Persero)   DPPU Adi Soemarmo Surakarta
Grafik 2. Penjualan Jet A-1 dari bulan November 2014 – Maret 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Poin-poin yang dapat menggambarkan pemikiran susbtantif tersebut adalah bahwa (a) manusia lahir dalam keadaan iman dan Islam dengan memiliki potensi untuk mengarah kepada

Penerapan TQME pada perguruan tinggi di Indonesia harus dijalankan atas prinsip tanggung jawab bersama meningkatkan efisiensi pendidikan tinggi dan peningkatan kulaitas

Mosston dan Asworth (1994) memaparkan, “Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi reciprocal, guru akan memulai dengan memperhatikan perubahan yang lebih besar

(1) Selama pemeriksaan berlangsung, setiap orang yang berkepentingan dalam sengketa pihak lain yang sedang diperiksa oleh Pengadilan, baik atas

Delman Utama I, Kebayoran Lama Yasa Paramitha Singgih 1701298415 SMP ABDI SISWA II 1, Kebon Jeruk SMA KATOLIK NOTRE DAME Jl. BETHEL Jl.Petamburan IV No.4, Tanah Abang

Pendidikan merupakan sara terbaik yang di desain guna melahirkan sebuah generasi yang baru pemuda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri,

Competitive advantage dalam usaha ini adalah differentiation maksudnya yaitu usaha ini merupakan usaha yang berbeda dari jenis usaha kue lainnya karena fokus usaha ini adalah

). Pada tahun 2005, karena kebijakan pemerintah belum ada yang efektif melindungi pembudidaya, begitupun dengan belum adanya subsidi yang diberikan pemerintah, sehingga keuntungan