Uji Aktivitas Kombinasi Ekstrak Etanol 70% Jamur Lingzhi-Acarbose Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Putih Jantan Balb/C
Hiperglikemik Dengan Induksi Aloksan
Victorya Anggraeny, Prayoga Fery Yuniarto Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur Email: victoria@unik-kediri.ac.id
ABSTRAK
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.) Klasifikasi etiologis diabetes melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2003 yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes tipe lain dan diabetes gestasional. Terapi bagi penderita diabetes tipe 2 dilakukan dengan terapi diet dan mengurangi berat badan bagi penderita obesitas, tetapi jika kedua terapi tersebut gagal dilakukan untuk mengoreksi hiperglikemia, biasanya diresepkan obat sulfonylurea.
Pada penelitian ini bahan yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan uji adalah aloksan monohidrat. Tanaman obat yang digunakan sebagai kombinasi dalam penelitian ini adalah jamur lingzhi (Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst). Ganoderma lucidum (Curtis) P.cairan pengekstraksi menggunakan etanol 70% untuk menarik senyawa dari jamur lingzhi yang mempunyai efek hipoglikemik yaitu polisakarida dan triterpenoid.Hasilnya dapat diketahui dengan melakukan uji analisis uji distribusi normal sampai pada paired sampel t-test atau wilcoxon sign test. Hasil dari paired sampel t-test
didapat sig(0,000)<α, berarti H0 ditolak, yang artinya terdapat perubahan bermakna dari
parameter yang diuji seiring dengan berjalannya waktu penelitian pada suatu kelompok, yaitu terdapat perubahan kadar glukosa darah dari hari diinduksi aloksan sampai pada hari terakhir (hari ke 9) setelah pemberian sediaan uji.
PENDAHULUAN
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Saat ini di Indonesia
jumlah penderita DM mengalami
peningkatan tajam dikarenakan oleh
berbagai sebab. Sebab-sebab tersebut antara lain adalah pola makan yang tidak seimbang (tinggi gula, rendah protein),
banyak tersedianya makanan yang
mengandung gula sederhana di pasaran, serta tingginya tingkat stres masyarakat, terutama di perkotaan (Arifin 1995).
Diabetes tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1. Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM tipe 2 di kalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat (Anonim 2005). Penderita diabetes tipe 2 yang gagal dikendalikan dengan diet dan pengobatan
sulfonilurea dapat disarankan
menggunakan obat golongan biguanida yaitu metformin HCL atau dengan injeksi
miglitol, acarbose (golongan inhibitor α glukosidase) (Sukandar et al. 2008).
Sesuai rekomendasi dari WHO komite ahli diabetes mellitus, untuk menyelidiki hipoglikemik agen dari asal
tanaman, yang digunakan dalam
pengobatan tradisional (Alarcon et al. 1998). Tumbuhan obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat anti diabetes melitus karena diantara tumbuhan tersebut memiliki senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai anti diabetes melitus (Suharmiati 2006).
Tanaman obat yang digunakan sebagai kombinasi dalam penelitian ini adalah jamur lingzhi (Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst). Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst adalah sebuah jamur yang digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang telah digunakan ribuan tahun di Cina, Jepang, dan Negara lainnya. Hasil penelitian Mila (2009) menunjukkan bahwa jamur lingzhi mempunyai aktivitas sebagai antidiabetes pada tikus jantan yang diinduksi dengan aloksan. Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst)
dilaporkan mengandung beberapa
komponen biologis aktif, seperti
polisakarida dan triterpenoid. Telah
dilaporkan bahwa polisakarida jamur
lingzhi memiliki kemampuan untuk
Kombinasi obat adalah campuran dua atau lebih obat dalam satu formulasi, penggunaan dua obat dalam formulasi yang berbeda dan diminum bersama-sama, atau penggunaan dua obat yang diminum
dalam waktu yang berbeda tetapi
kemudian berada bersama-sama dalam darah. Kombinasi obat dapat menimbulkan interaksi, sehingga kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan efek obat (Siswandono & Soekardjo 2000).
Pada penelitian ini cairan
pengekstraksi menggunakan etanol 70% untuk menarik senyawa dari jamur lingzhi yang mempunyai efek hipoglikemik yaitu polisakarida dan triterpenoid, etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel, sehingga memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Ekstraksi etanol 70% volume dapat mengandung bahan aktif yang optimal, karena bahan pengotor hanya larut dalam skala kecil (Voigt 1994). METODE PENELITIAN
Bahan
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jamur lingzhi
(Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst), etanol 70% sebagai bahan penyari. Untuk
uji farmakologi digunakan aloksan
monohidrat, CMC 0,5%, larutan fisiologis NaCl (0,9%). Binatang percobaan dalam penelitian ini adalah mencit putih Balb/C jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan
dengan berat badan rata-rata 20 gram sebanyak 30 ekor.
Alat
Alat untuk membuat simplisia seperti pisau untuk merajang, oven dengan suhu rendah dan konstan. Alat penyari yang digunakan adalah seperangkat alat maserasi. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah tikus seperti glukometer, test strip. Alat untuk pengambilan darah tikus digunakan pipa kapiler, timbangan tikus, neraca analitik, dan alat-alat gelas, jarum suntik bentuk bola/ kanula.
Pembuatan Ekstrak Etanol Jamur Linzhi
Badan buah Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst yang telah dirajang kecil-kecil sebanyak 50,00 gram kemudian diekstraksi menggunakan pelarut etanol
dengan metode maserasi. Caranya:
rajangan jamur lingzhi sebanyak 50,00 gram dimasukkan dalam botol coklat kemudian ditambahkan kedalamnya etanol sebanyak 75 bagian yaitu 375 ml, ditutup dan didiamkan selama 5 hari dengan pengocokan berulang-ulang. Setelah 5 hari maserat disaring dan residu diperas.
Residu ditambah dengan etanol
secukupnya kemudian diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian, sari yang diperoleh dipekatkan dengan evaporator.
Perlakuan Hewan Uji
Mencit ditimbang dan masing-masing diberi tanda pengenal, mencit yang digunakan sebanyak 30 ekor secara acak dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, sebelumnya tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan
Balb/C yang berumur 2-3 bulan dengan
berat rata-rata 20 gram. Jenis kelamin dipilih adalah jantan, sebab kadar gula darah dipengaruhi oleh hormon, dimana hormon ini pada betina umumnya tidak stabil.
Kelompok I : kontrol diabetes (suspensi CMC 0,5%)
Kelompok II : kontrol acarbose
Kelompok III : kontrol jamur lingzhi (ekstrak etanol 70% jamur lingzhi)
Kelompok IV : perlakuan (ekstrak etanol 70% jamur lingzhi - acarbose dengan perbandingan dosis 25%:75%)
Kelompok V : perlakuan (ekstrak etanol 70% jamur lingzhi - acarbose dengan perbandingan dosis 50%:50%)
Kelompok VI : perlakuan (ekstrak etanol 70% jamur lingzhi - acarbose dengan perbandingan dosis 75%:25%)
Penetapan Kadar Glukosa darah
Alat yang digunakan untuk
mengukur kadar glukosa darah adalah Glukometer. Glukotest ini secara otomatis
akan hidup ketika strip dimasukkan dan akan mati ketika strip dicabut. Dengan menyentuhkan darah ke strip, reaksi dari wadah strip akan otomatis menyerap darah ke dalam strip melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat akan mulai mengukur kadar glukosa darah, hasil pengukuran diperoleh selama 8 detik. Analisa Hasil
Gambar 1 Grafik hubungan rata-rata kadar glukosa darah (mg/dl) dengan waktu pemeriksaan kadar glukosa darah
Penetapan kadar glukosa darah
dilakukan dengan menggunakan alat
glukometer (GlucoDr BioSensor AGM-2100). Setelah pemberian induksi aloksan semua kelompok perlakuan mengalami kenaikan rata-rata kadar glukosa darah
menjadi lebih tinggi dari T0 yaitu pada
kelompok CMC 0,5% sebesar
219.8 19.36 mg/dl, kelompok acarbose 207.8 12.19 mg/dl, kelompok ekstrak etanol jamur lingzhi sebesar 209 18.53 mg/dl, kelompok kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose (25%:75%) sebesar 209 14.68 mg/dl, kelompok kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose (50%:50%) sebesar 210.2 20.73 mg/dl,
dan kelompok kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose (75%:25%) sebesar 211 27.12 mg/dl. Hal ini dikarenakan
mekanisme dari aloksan monohidrat
adalah merusak sebagian fungsi dari sel beta pankreas, sehingga dari setiap kelompok mengalami kenaikan kadar glukosa darah (Lenzen & Panten 1998). Kontrol negatif (CMC 0,5%) menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah yang tetap tinggi mulai dari diinduksi dengan aloksan sampai akhir penelitian, Hal ini disebabkan karena pemberian CMC 0,5% pada kelompok I tidak berpengaruh dalam penurunan kadar glukosa darah, karena
CMC tidak dicernakan dan tidak
diabsorbsi (Delgado 1982).
Gambar 2 Grafik rata-rata persen (%) penurunan kadar glukosa darah
Berdasarkan grafik di atas
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose memiliki daya penurunan kadar glukosa yang lebih besar dibandingkan sediaan tunggal jamur
lingzhi dan acarbose. Hal ini dikarenakan adanya gabungan dari dua zat aktif dengan
mekanisme yang berbeda dalam
menurunkan kadar glukosa darah (Jung et
al. 2000). Mekanisme aksi dari acarbose yaitu berdasar persaingan penghambatan
enzim alfa glukosidase di mukosa
duodenum, sehingga reaksi penguraian diturunkan atau polisakarida menjadi monosakarida dihambat (Tan & Rahardja 2002). Sedangkan mekanisme aksi dari
polisakarida jamur lingzhi yaitu
meningkatkan proliferasi sel β pankreas dan meningkatkan sekresi insulin pada sel β pankreas (Zhang et al 2004).
Perbedaan penurunan kadar
glukosa darah dari seluruh kelompok perlakuan dapat juga diketahui dengan melakukan analisis statistik anova satu jalan, dengan taraf kepercayaan 95%. Pada hari ke 3, 6, dan 9 setelah pemberian sediaan uji setiap kelompok perlakuan memiliki nilai sig (0,000)<α, maka terdapat perbedaan bermakna dari masing-masing kelompok perlakuan terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit
jantan Balb/C hiperglikemik yang
diinduksi aloksan.
Berdasarkan grafik di atas
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose memiliki daya penurunan kadar glukosa yang lebih besar dibandingkan sediaan tunggal jamur lingzhi dan acarbose. Hal ini dikarenakan
adanya gabungan dari dua zat aktif dengan
mekanisme yang berbeda dalam
menurunkan kadar glukosa darah (Jung et
al. 2000). Mekanisme aksi dari acarbose yaitu berdasar persaingan penghambatan
enzim alfa glukosidase di mukosa
duodenum, sehingga reaksi penguraian diturunkan atau polisakarida menjadi monosakarida dihambat (Tan & Rahardja 2002). Sedangkan mekanisme aksi dari
polisakarida jamur lingzhi yaitu
meningkatkan proliferasi sel β pankreas dan meningkatkan sekresi insulin pada sel β pankreas (Zhang et al 2004).
Perbedaan penurunan kadar
glukosa darah dari seluruh kelompok perlakuan dapat juga diketahui dengan melakukan analisis statistik anova satu jalan, dengan taraf kepercayaan 95%. Pada hari ke 3, 6, dan 9 setelah pemberian sediaan uji setiap kelompok perlakuan memiliki nilai sig (0,000)<α, maka terdapat perbedaan bermakna dari masing-masing kelompok perlakuan terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit
jantan Balb/C hiperglikemik yang
diinduksi aloksan
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kelompok kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose 75%:25% memiliki efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih besar dari kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi (25%:75% dan 50%:50%), dilihat dari bentuk kurva yang paling menonjol
dalam mengalami penurunan. Hal ini juga dapat dilihat dari uji statistik Tukey Post
Hoc Test, dimana antara kombinasi ekstrak
etanol jamur lingzhi-acarbose (25%:75%) dengan (75%:25%) berbeda secara nyata dalam menurunkan kadar glukosa darah Hal ini berarti semakin tinggi dosis ekstrak etanol 70% jamur lingzhi yang diberikan dalam kombinasi, semakin tinggi juga efek penurunan kadar glukosa darah mencit
jantan Balb/C hiperglikemik yang
diinduksi aloksan.
Berdasarkan gambar 2 di atas dapat diketahui efek kombinasi ekstrak etanol 70% jamur lingzhi-acarbose dari persen (%) penurunan kadar glukosa darah kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose dengan kadar glukosa darah
sediaan tunggal jamur lingzhi dan
acarbose. Pada hari ke 3 dan 6 setelah
pemberian sediaan uji, kelompok
kombinasi ekstrak etanol jamur lingzhi-acarbose dengan perbandingan (25%:75%; 50%:50%; 75%:25%) memiliki prosentase penurunan kadar glukosa darah yang lebih
tinggi dibandingkan sediaan tunggal
acarbose dan jamur lingzhi. Pada hari ke 9, kelompok kombinasi ekstrak etanol jamur
lingzhi-acarbose 25%:75% memiliki
prosentase penurunan kadar glukosa darah yang lebih rendah dibandingkan sediaan
tunggal jamur lingzhi, mungkin
dikarenakan bahwa pada dosis yang lebih rendah diduga mengandung senyawa aktif
yang lebih sedikit, dimana mekanisme perbaikan sel β pankreas dari jamur lingzhi membutuhkan waktu yang lama, dapat juga karena kondisi fisik dari mencit itu sendiri.
Berdasarkan hasil persen (%) penurunan kadar glukosa darah di atas, kombinasi ekstrak etanol 70% jamur lingzhi-acarbose (25%:75%; 50%:50%; 75%:25%) memiliki prosentase penurunan kadar glukosa darah lebih besar dari sediaan tunggal acarbose, dan pada uji
statistik juga menunjukkan adanya
perbedaan secara bermakna.
Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan bermakna dari parameter yang diuji seiring berjalannya waktu penelitian pada suatu kelompok dapat diketahui
dengan melakukan uji analisis uji
distribusi normal sampai pada paired
sampel t-test atau wilcoxon sign test. Hasil
dari paired sampel t-test didapat
sig(0,000)<α, berarti H0 ditolak, yang
artinya terdapat perubahan bermakna dari parameter yang diuji seiring dengan berjalannya waktu penelitian pada suatu kelompok, yaitu terdapat perubahan kadar glukosa darah dari hari diinduksi aloksan sampai pada hari terakhir (hari ke 9) setelah pemberian sediaan uji.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Kombinasi ekstrak etanol 70% jamur lingzhi - acarbose dapat
memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah
mencit jantan Balb/C
hiperglikemik yang diinduksi
aloksan.
2. Semakin besar dosis ekstrak etanol 70% jamur lingzhi yang diberikan dalam kombinasi maka semakin besar pula efek penurunan kadar
glukosa darah mencit jantan
Balb/C hiperglikemik yang
diinduksi aloksan.
3. Kombinasi ekstrak etanol 70% jamur lingzhi - acarbose dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah
mencit jantan Balb/C
hiperglikemik yang diinduksi
aloksan. Saran
1. Pencarian dosis kombinasi yang
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah
2. Uji toksisitas dari kombinasi dosis ekstrak etanol 70% jamur linzhi – acarbose sebagai antidiabetika
3. Isolasi Lebih lanjut untuk
mendapatkan kandungan aktif yang mempuyani efek dalam menurunkan kadar glukosa darah
DAFTAR PUSTAKA
[ADA] American Diabetes Association. 2004. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care 27: SI-S5.
Anonim. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Diabetes Mellitus.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm 36. Arifin AL.1995. Krisis Hiperglikemia
pada Diabetes Melitus. Bandung :
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Arifin AL.1995. Krisis Hiperglikemia
pada Diabetes Melitus. Bandung :
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Delgado JN. 1982. Karbohidrat, Buku
Teks Wilson dan Gisvold. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik I.
Penerjemah: Fattah, A.M.
Semarang: IKIP Semarang Press. Lenzen S & Panten U. 1998. Alloxan:
History and Mechanism of Action.
Diabetologia 31: 337-342.
Lenzen S. 2008. The mechanisms of
alloxan-and streptozotocin-induced Diabetes. Diabetologia 51:
216-226.
Siswandono dan Soekardjo B. 2000. Kimia
Medisinal. Edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press. hlm 216-218.
Sukandar EY, Andrajati R, Sigit JI,
Adnyana IK, Setiadi AAP,
Kusnandar. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan. hlm 26-36.
Sukandar EY, Andrajati R, Sigit JI,
Adnyana IK, Setiadi AAP,
Kusnandar. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan. hlm 26-36.
Tan TH, Rahardja K. 2002. Obat-Obat
Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek Samping. Edisi IV, 567-584.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tan TH, Rahardja K. 2002. Obat-obat
Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi V.
Jakarta: PT Alex Media
Komputindo. hlm 693-713.
Voigt R. 1971. Buku Pelajar Teknologi Farmasi Yogyakarta UGM Press.
Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi (diterjemahkan oleh
Soendani Noerono). Edisi Kelima.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal: 564-575. Zhang HN, Lin ZB. 2004. Hypoglycemic
effect of Ganoderma lucidum polysaccharides. Acta Pharmacol
Sin 25: 191-5.
Zhong JJ, Tang YJ. 2004. Submerged
cultivation of medicinal
mushrooms for production of valuable bioactive metabolites.
Advances in Biochemical
Engineering, Biotechnology 87: 25–59.