• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA CLEANING SERVICE DI MANADO TOWN SQUARE (MANTOS)

Bella Putri Husain*, Paul A.T. Kawatu*, Hilman Adam* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Beban kerja yang dialami oleh petugas cleaning service merupakan beban kerja fisik karena memerlukan banyak tenaga untuk melakukan pekerjaannya. Pekerja cleaning service setiap hari melakukan pemeliharaan kebersihan yang sama setiap harinya. Namun masing-masing dari petugas tidak selalu mendapatkan tugas yang sama dikarenakan adanya tugas tambahan lain seperti memberrsihkan taman yang ada di luar area Manado Town Square. Tugas tambahan yang tidak menentu inilah yang membuat beban kerja dari masing-masing petugas berbeda. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah mengetahui hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada petugas cleaning service di Manado Town Square. Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini akan dilaksanakan di Manado Town Square pada Januari 2018. Beban kerja merupakan variable bebas sedangkan kelelahan kerja variable terikat. Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh petugas Cleaning Service yang bekerja di Manado Towns Square yaitu 123 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 62 responden. Uji univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk melihat hubungan beban kerja dan kelelehan kerja menggunakan uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja yang berat yaitu sebanyak 66,1% dan sebagian besar responden mengalami kelelahan ringan yaitu sebanyak 59,7%. Hasil penelitian jug menunjukkan hubungan yang kuat dan berpola positif antara beban kerja dan kelelahan dengan nilai r = 0,666. Kesimpulan yang bisa diambil dalam penelitian ini ialah ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja petugas cleaning service di Manado Town Square.

Kata Kunci: Beban Kerja, Kelelahan Kerja, Cleaning Service.

ABSTRACT

The workload experienced by the cleaning service personnel is a physical workload because it requires a lot of manpower to do its work. Cleaning service workers every day to maintain the same cleanliness every day. But each of the officers do not always get the same task due to other additional tasks such as cleaning the park outside Manado Town Square area. It is this additional erratic task that makes the workload of each officer different. The objective to be achieved in this research is to know the relation of work load with work fatigue at cleaning service officer in Manado Town Square. This research use analytical survey method with cross sectional study approach. This research will be conducted in Manado Town Square in January 2018. Workload is an independent variable while the work fatigue variable is bound. Population in this penlitian is all officer of Cleaning Service working in Manado Towns Square that is 123 people and sample used counted 62 responder. Univariate test aims to explain or describe the characteristics of each research variable. To see workload relation and work melt using Pearson Correlation test. The results showed that most of the respondents have a heavy workload that is as much as 66.1% and most respondents experience mild fatigue as much as 59.7%. The results of this study also showed a strong and positive relationship between work load and fatigue with r = 0.666. The conclusion that can be taken in this research is there is work load relation with fatigue work of cleaning service officer in Manado Town Square.

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan kerja merupakan sala hsatu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakatpekerja baik yang berada di sektor formalmaupun yang berada di sektor informal. Kesehatan kerja dapat dicapaisecara optimal jika tiga komponen kerjaberupa kapasitas pekerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secarabaik dan serasi (Suma’mur, 2014)

Kelelahan kerja termasuk suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja di tandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas yang berlebihan. Kelelahan merupakan salah satu faktor manusia yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja (Buntarto, 2015).

Setiap tahunnya terjadi 270 juta kecelakaan kerja. Oleh karena kecelakaan kerja tersebut, tenaga kerja yang meninggal adalah 355.000 orang per tahunnya. Pada sepertiga kecelakaan kerja tersebut, kehilangan hari kerja adalah 4 atau lebih hari kerja. Insidensi penyakit akibat kerja adalah 160 juta kasus setiap kasusnya. Kematian oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja per harinya

adalah 5000 orang. Empat % Gross Domestic

Product (GDP) dunia atau US$ 1.251.353

juta hilang oleh karena membiayai cedera, kematian dan penyakit (Suma’mur, 2014a).

Data kecelakaan kerja di Indonesia atas populasi tenaga kerja 7-8 juta menunjukkan 100.000 peristiwa kecelakaan kerja dengan hilang hari kerja setiap tahunnya: kerugian rata-rata Rp. 100. – 200 milyar per tahunnya; korban meninggal per tahunnya antara 1500 sampai 2000 orang; penelitian khusus untuk tahun 2000 akibat kecelakaan kerja 70 juta hari kerja atau 500 juta jam kerja hilang. Jika terhadap angka-angka tersebut diambil asumsi bahwapopulasi tenaga kerja adalah 50 juta, perbandingan biaya tersembunyi terhadap biaya langsung 4 berbanding 1 sedangkan perbandingan seluruh kecelakaan terhadap kecelakaan berat yang dilaporkan adalah 300 kali, maka kerugian yang dnyatakan dalam uang per tahunnya adalah Rp 2 Trilyun atau kehilangan jam kerja 5 trilyun jam kerja yang hilang (Suma’mur, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharja (2015) mendapatkan bahwa ada hubungan searah dan kuat antara beban kerja fisik dan kelelahan kerja yang menandakan bahwa semakin tinggi beban kerja fisik maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan kerja yang akan dialami.

Di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat. Data

(3)

mengenai kecelakaan kerja yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia tahun 2012 di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan kerja, 36% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 18% atau 152 orang mengalami cacat (Wicaksono, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Syavina (2013) menunjukkan kelelahan kerja pada responden petugas cleaning service di RSUD Kota Semarang dalam kategori normal sebanyak 45,5% dan kelelahan kerja responden dalam kategori kelelahan kerja ringan sebanyak 54,5%. Rata-rata kelelahan kerja responden sebesar 225,8 milidetik. Kelelahan kerja terendah yaitu 150,7 milidetik (Normal) dan kelelahan kerja tertinggi yaitu 396,6 milidetik (Kelelahan Kerja Ringan). Hasil penelitian yang didapatkan oleh Ratnasari (2016) mendapatkan bahwa distribusi kelelahan kerja pada petugas cleaning

service di RS PKU Muhammadiyah

Surakarta paling banyak adalah responden dengan tingkat kelelahan kerja sedang sebanyak 19 orang dengan persentase 51,4 % dan distribusi kelelahan kerja paling sedikit adalah responden dengan tingkat kelelahan ringan sebanyak 18 orang dengan persentase sebesar 48,6%. Fluktuasi beban kerja

merupakan bentuk lain dari penyebab timbulnya kelelahan. untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan dan saat-saat lain bisa berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada cleaning service. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kelelahan, dan kecenderungan meninggalkan pekerjaan (Mardiah, 2016).

Petugas cleaning service adalah orang yang bertanggung jawab dalam tugas pemeliharaan dan pelayanan kebersihan di suatu tempat, perkantoran atau institusi baik pemerintah maupun swasta. Secara umum petugas cleaning service di Manado Town Square memiliki tugas membersihkan setiap ruangan yang ada di area Manado Town Square seperti menyapu, mengepel, membersihkan kaca dan bagian yang berdebu atau kotor dan mengangkut sampah yang ada di area Manado Town Square. Beban kerja yang dialami oleh petugas cleaning service merupakan beban kerja fisik karena memerlukan banyak tenaga untuk melakukan pekerjaannya. Pekerja cleaning service setiap hari melakukan pemeliharaan kebersihan yang sama setiap harinya. Namun masing-masing dari petugas tidak selalu mendapatkan tugas yang sama dikarenakan adanya tugas tambahan lain seperti memberrsihkan taman yang ada di luar area Manado Town Square. Tugas tambahan yang tidak menentu inilah yang membuat beban kerja dari masing-masing petugas berbeda.

Akibat beban kerja yang terlalu berat dan ditambah kemampuan fisik yang lemah dapat

(4)

mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan. Gejala kelelahan banyak dialami oleh karyawan yang pekerjaanya bersifat monoton dan berulang-ulang. Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan sebagai proses menurunnya effisiensi dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.

Berdasarkan survei awal dengan menggunakan wawancara dan observasi pada bulan Desember 2017 terhadap beberapa petugas cleaning

service yang melakukan pekerjaan

seperti menyapu, mengepel, membersihkan toilet, membersihkan kaca dan membuang sampah di Manado Town Square mengalami adanya rasa sukar berpikir, enggan bekerja dengan cekatan, bertindak lamban dan daya pikir menurun. Kondisi tersebut merupakan tanda/gejala kelelahan.

Tujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada petugas cleaning service di Manado Town Square.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat analitik dengan pendekatan

cross sectional study atau Potong

Lintang. Penelitian ini akan dilaksanakan di Manado Town Square pada Januari 2018. beban kerja merupakan variable bebas sedangkan kelelahan kerja variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhseluruh petugas Cleaning Service yang bekerja di Manado Towns Square yaitu 123 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 62 responden. Uji univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk melihat hubungan tiap variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Korelasi Pearson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Petugas Cleaning

Service di Manado Town Square.

Tabel 1. Hasil Uji Korelasi Pearson Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Petugas Cleaning Service di Manado Town Square

Variabel Bebas Nilai Korelasi Nilai Probabilitas Keterangan ( r ) ( p )

(5)

Dari Tabel 1 di atas diperoleh nilai p = 0,000 maka ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Nilai r = 0,66.menunjukkan hubungan yang kuat dan berpola positif artinya responden yang memiliki beban kerja maka akan mengalami kelelahan. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang beban kerja petugas

cleaning service dengan kelelahan

kerja. Jadi jika responden memiliki beban kerja yang sedang maka responden akan mengalami kelelahan kerja yang sedang.

Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang beban kerja petugas

cleaning service dengan kelelahan

kerja. Jadi jika responden memiliki beban kerja yang sedang maka responden akan mengalami kelelahan kerja yang sedang.

Seorang tenaga kerja saat melakukan pekerjaan menerima beban sebagai akibat dari aktivitas fisik yang dilakukan. Pekerjaan yang sifatnya berat membutuhkan istirahat yang sering dan waktu kerja yang pendek. Jika waktu kerja ditambah maka melebihi kemampuan tenaga kerja dan dapat menimbulkan kelelahan.

Kelelahan kerja baik fisik maupun mental dan reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah merupakan dampak dari beban kerja yang terlalu berat. Pada beban kerja yang sedikit akan menimbulkan kebosanan atau rasa menoton karena para pekerja melakukan penggulangan gerak yang terus menerus. Potensi bahaya dari pekerjaa yang terlalu sedikit ditimbulkan akibat kurangnya perhatian terhadap pekerjaan. Kondisi lingkungan kerja juga menentukan berat atau ringanya suatu pekerjaan. Kerja ringan pada lingkungan yang nyaman akan menjadi berat jika bekerja pada lingkungan yang panas. Istirahat yang panjang dibutuhkan jika pekerjaan semakin banyak.

Dampak beban kerja yang terlalu berat akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerja yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan atau rasa monoton. Tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerjaan. Dalam pekerjaanya sehari-hari berat ringanya pekerjaan ditentukan oleh kondisi lingkungan kerja. Kerja ringan pada lingkungan yang nyaman akan menjadi berat jika bekerja pada lingkungan yang panas.Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan maka

(6)

membutuhkan istirahat yang panjang (Tarwaka, 2015).

Pekerjaan petugas cleaning

service yang monoton, dalam

penelitian ini ialah menyapu lantai, mengepel lantai, mengemas barang, mendorong kereta dan membersihkan karpet, bisa membuat responden akan mengalami kelelahan. Melakukan pekerjaan yang sama setiap hari dan dalam waktu yang lama akan membuat responden merasakan kejenuhan dan mempengaruhi kelelahan.

Pekerja yang telah terbiasa dan terlatih dalam melakukan pekerjaan memungkinkan beban kerja dapat terkontrol dan tubuh dapat kembali normal. Seseorang yang melakukan latihan, maka dalam tubuhnya akan terjadi peningkatan kekuatan, ketahanan dan terdapat perubahan dalam mekanisme otot, serta organ tubuh, sehingga kondisi tubuh tidak mudah lelah.

Setiap pekerjaan yang dilakukan memiliki beban kerja masing-masing, tetapi dengan adanya lingkungan kerja yang kondusif dan pembagian waktu kerja yang baik maka pegawai akan menganggap beban kerja yang ada masih tergolong dapat di hadapi dengan baik.

Mengenal dan memahami berbagai aspek penyakit akibat kerja sebagai salah satu resiko akibat

pekerjaan atau lingkungan kerja, merupakan langkah awal guna untuk meminimalisasikan akibat yang tidak dikehendaki. Maka dari itu upaya pengendalian kelelahan kerja akibat beban kerja dengan menerapkan cara kerja yang ergonomis dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap pekerja sangat penting guna untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pekerja yang kesehatannya masih normal dapat untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini, kesimpulan yang dapat di ambil adalah:

1. Beban kerja petugas cleaning service di Manado Town Square sebagian besar ialah berat yaitu sebanyak 66,1%.

2. Kelelahan kerja petugas cleaning service di Manado Town Square sebagain besar ialah Ringan yaitu sebanyak 59,7%. 3. Ada hubungan beban kerja dengan

kelelahan kerja petugas cleaning service di Manado Town Square dengan nilai p = 0,000

SARAN

Saran yang biasa diberikan dalam penelitian ini ialah:

a. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi pengelola Manado Town Square.

b. Dapat dijadikan data dasar dan sumber informasi untuk pengelola

(7)

Manado Town Square, Dinas Tenaga Kerja dan Instansi terkait lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang-undang RI. No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Anonim. 2017. Profil PT Gerbang

Nusa Perkasa. Manado

Artadi, F. F. 2015. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Merapi Agung Lestari. Skripsi. Universitas Negeri Jogjakarta. Jogjakarta.

Atiqoh, J., I. Wahyuni dan D. Lestyanto. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Koneveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2 (2): 119-126.

Buntarto. 2015. Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Budiono, A. M. S. 2016. Hiperkes dan

Kesehatan Kerja.UNDIP Semarang.

Candra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Damopoli, F C., P. A. T. Kawatu dan R. A. Tumbol. 2013. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Sopir Bis Trayek Manado – Amurang di

Terminal Malalayang Manado. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado. Hasibuan, M. 2004. Manajemen Sumber

Daya Manusia (edisi revisi). Bumi Aksara : Jakarta.

Jannah, N. 2014. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Cutting PT. Dan Liris Banaran Kabupaten Sukoharjo.Jurnal

Kesehatan 2 (1): 33-38.

Maharja, R. 2015. Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja Fisik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Hasi Surabaya. The ndonesian

Journal of Occupational Safety and Health 4 (1) : 93-102.

Mardiah, A. 2016. Hubungan Beban Kerja terhadap Stress Kerja pada Analis Laboratorium Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Maurits, S. 2010. Selintas tentang Kelelahan

Kerja. Yogyakarta: Amara Books.

Notoatmodjo, S. 2008. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta.

Pajow, D. A., R. C. Sondakh dan B. S. Lampus. 2016. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja di PT. Timur Laut Jaya Manado. Pharmacon 5 (2): 144-150. Putra, A. S. 2012. Analisis Pengaruh Beban

(8)

Marketing dan Kredit PT. WOM Finance Cabang Depok. Skripsi. 7 (2).

Rambulangi, C. J. 2016. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pegawai Badan Pertanahan Nasional Tingkat II Samarinda. Psikoborneo 4 (2): 292-300.

Ratnasari, N. 2016. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal

Kesehatan 0 (1): 10-18.

Suma’mur, P. K. 2014 a. Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja

(Hiperkes). SagungSeto. Jakarta

Suma’mur, P. K. 2014 b. Kesehatan Kerja

Dalam Perspektif Hiperkes &

Keselamatan Kerja. Magelang: Erlangga.

Syavina, M. T. 2013. Factor-factor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Petugas Cleaning Service di RSUD Kota Semarang tahun 2013. Visikes 12 (2): 176-182.

Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri: Dasar –

Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:

Harapan Press

Wicaksono, 2014. Pengaruh Beban Kerja Fisik Terhadap Kelelahan Kerja Di Bagian Produksi Tulangan Beton PT. Wijaya Karya Tbk. Beton Boyolali.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara empiris akan menguji pengaruh ukuran komite audit, keahlian keuangan komite audit, jumlah pertemuan komite audit, independensi komite audit, dan

Perencanaan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 September 2011. Perencanaan pada siklus pertama ini merupakan tahap pertama yang dilakukan guru

Untuk gubahan massa, keberadaan Leader dan Follower didapatkan dengan cara menerapkan pola layering pada bangunan, dan untuk memunculkan karakter “ Leader” nya salah

Keberadaan that bukti dipersidangan sangat diperlukan, hal ini dimalcsuclican jangan sampai terjadi kesalahan seorang hakim dalam memutus perkara pidana dan dijadikan dasar

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

Akta permintaan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Sleman bahwa pada tanggal 2 Mei 2017 Penasehat Hukum Terdakwa telah mengajukan banding terhadap

yang dapat digunakan secara mandiri kapanpun dan dimanapun untuk materi kimia dasar merupakan sebuah tantangan.Materi pembelajaran Kimia Dasar memuat banyak konsep yang

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan