vii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
1.5 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 12
2.1.1 Teori Sinyal ... 12
2.1.2 Teori Asimetri Informasi... 13
2.1.3 Penawaran Umum Perdana ... 14
2.1.4 Tahap – Tahap Penawaran Perdana ... 16
2.1.5 Underpricing ... 19
2.1.6 Reputasi Penjamin Emisi ... 20
2.1.7 Reputasi KAP ... 22
2.1.8 Ukuran Perusahaan... 23
2.1.9 Financial Leverage ... 24
2.1.10 Persentase Saham Pemilik Lama ... 24
2.1.11 Tujuan Penggunaan Dana ... 25
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 25
2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian ... 31
2.3.1 Pengaruh Reputasi Penjamin Emisi terhadap Tingkat Underpricing ... 32
2.3.2 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Tingkat Underpricing ... 33
2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Underpricing ... 33
2.3.4 Pengaruh Financial Leverage terhadap Tingkat Underpricing ... 34
2.3.5 Pengaruh Persentase Saham Pemilik Lama terhadap Tingkat Underpricing... 35 2.3.6 Pengaruh Tujuan Penggunaan Dana
viii
terhadap Tingkat Underpricing ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 37
3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 38
3.3 Obyek Penelitian ... 38
3.4 Identifikasi Variabel ... 38
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 39
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 42
3.6.1 Jenis Data ... 42
3.6.2 Sumber Data ... 43
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 43
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.9 Teknik Analisis Data ... 44
3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 44
3.9.2 Teknik Analisis Linier Berganda ... 47
3.9.3 Uji Kelayakan Model ... 48
3.9.4 Pengujian Hipotesis ... 48
3.9.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 50
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 51
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 53
4.2.3 Uji Kelayakan Model ... 56
4.2.4 Uji Statistik t ... 56
4.2.5 Koefisien Determinasi (R2) ... 59
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
4.3.1 Pengaruh Reputasi Penjamin Emisi terhadap Tingkat Underpricing ... 59
4.3.2 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Tingkat Underpricing ... 60
4.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Underpricing ... 61
4.3.4 Pengaruh Financial Leverage terhadap Tingkat Underpricing ... 62
4.3.5 Pengaruh Persentase Saham Pemilik Lama terhadap Tingkat Underpricing ... 63
4.3.6 Pengaruh Tujuan Penggunaan Dana terhadap Tingkat Underpricing ... 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65
5.2 Saran ... 65
DAFTAR RUJUKAN ... 67
ix
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya……… 30
4.1 Pengambilan Sampel Penelitian……….. 50
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Perusahaan yang Mengalami Underpricing pada Saat IPO di BEI Tahun 2010 – 2014…. 51 4.3 Hasil Uji Normalitas……….54
4.4 Hasil Uji Autokorelasi………..54
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas………...55
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas………... 56
4.7 Hasil Uji Statistik F……….. 56
4.8 Hasil Uji Statistik t………... 57
x
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1.1 Persentase rata-rata underpricing perusahaan yang IPO di BEI periode 2010 – 2014 ... 2 1.2 Desain Penelitian ... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Alur Proses Penawaran Umum ... 71
2. Daftar Perusahaan Sampel dan Tingkat Underpricing ... 72
3. Daftar Profil Variable Independen Perusahaan Sampel ... 74
4. Daftar Penjamin Emisi dan KAP ... 76
5. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77
6. Hasil Uji Normalitas ... 78
7. Hasil Uji Autokorelasi... 79
8. Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81
vi
Judul : Pengaruh Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Persentase Saham Pemilik Lama dan Tujuan Penggunaan Dana terhadap Tingkat Underpricing IPO di BEI
Nama : Gusti Ayu Sri Kartika NIM : 1306305067
Abstrak
Underpricing merupakan fenomena yang terjadi pada sebagian besar harga saham yang IPO di BEI. Underpricing merupakan peristiwa yang dihindari oleh perusahaan karena perusahaan tidak memperoleh dana maksimal, di lain pihak para investor mengharapkan terjadinya underpricing agar memperoleh initial return yang besar. Peristiwa underpricing penting untuk diamati karena melibatkan banyak faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reputasi penjamin emisi, reputasi KAP, ukuran perusahaan, financial leverage, persentase saham pemilik lama dan tujuan penggunaan dana terhadap tingkat underpricing.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang IPO di BEI periode 2010 – 2014. Jumlah sampel sebanyak 69 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan prospektus serta laporan keuangan perusahaan. Teknik analisis yang digunakan yakni analisis regresi linier berganda.
Ukuran perusahaan dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing, sedangkan reputasi penjamin emisi, reputasi KAP, persentase saham pemilik lama serta tujuan penggunaan dana tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Kata kunci: underpricing, reputasi penjamin emisi, reputasi KAP, ukuran perusahaan, financial leverage, persentase saham pemilik lama, tujuan penggunaan dana, IPO, BEI
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, keberadaan pasar modal sangat penting bagi perekonomian di sebuah negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu indikator baik buruknya tingkat perekonomian suatu negara. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pasar modal merupakan tempat untuk bertransaksi antara pihak yang memerlukan dana dengan yang memiliki kelebihan dana serta diharapkan mampu mendukung meningkatkan perekonomian Indonesia. Sumber daya modal merupakan salah satu yang diperlukan untuk mengembangkan perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai alternatif pilihan untuk mendapatkan sumber daya modal, di antaranya meminjam kepada bank, menerbitkan surat utang, serta dapat menerbitkan saham kepada publik.
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk pertama kalinya menawarkan saham kepada masyarakat luas. Sebelum melaksanakan IPO, perusahaan menerbitkan prospektus yang bertujuan untuk memberikan informasi yang luas serta detail bagi para calon investor sehingga tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Prospektus memuat informasi rencana ke depan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, kegiatan bisnis perusahaan serta berbagai hal penting yang akan mendukung perkembangan bisnis perusahaan. Perusahaan akan melewati serangkaian tahapan yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
2
Perusahaan memiliki ekspektasi tinggi mengenai IPO karena pelaksanaan IPO merupakan salah satu bagian penting dari perkembangan suatu perusahaan. IPO yang dilaksanakan oleh perusahaan memberikan banyak peluang baru, seperti mendapatkan tambahan modal, semakin dikenal oleh masyarakat luas, serta dituntut untuk lebih profesional dan terbuka atas informasi perusahaan.
Yasa (2008) menjelaskan bahwa harga saham yang dijual saat IPO telah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar sesuai hukum penawaran serta permintaan. Menurut Emilia, dkk (2008), underpricing terjadi dikarenakan harga IPO yang ditetapkan terlalu rendah, sedangkan harga di pasar sekunder telah mencerminkan keadaan dalam kondisi yang seimbang (full information). Bila harga saham perdana lebih rendah daripada harga saham pada saat di pasar sekunder, maka bisa dikatakan bahwa harga saham tersebut mengalami underpricing. Peristiwa underpricing juga terjadi di Indonesia, rata – rata perusahaan mengalami peristiwa underpricing pada saat IPO.
Gambar 1.1 Persentase Rata – Rata Underpricing Perusahaan yang IPO di BEI periode 2010 – 2014
Sumber : Data diolah, 2016 32% 18,79% 27,01% 23,49% 30,00% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 2010 2011 2012 2013 2014
3
Dari Grafik 1.1 dapat diketahui bahwa rata-rata perusahaan yang melaksanakan IPO di BEI periode 2010-2014 mengalami peristiwa underpricing. Rata-rata underpricing tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebanyak 32,00%, sedangkan rata- rata underpricing terendah terjadi pada tahun 2011 yakni hanya 18,79%. Kurun waktu 5 tahun, diketahui bahwa rata-rata underpricing yang terjadi pada perusahaan yang melaksanakan IPO di BEI sebesar 26,26%. Hal ini menjadi indikasi yang kuat bahwa sebagian besar perusahaan yang melaksanakan IPO di BEI mengalami underpricing.
Saputra dan Suaryana (2016) menyatakan bahwa peristiwa underpricing yang terlalu besar sebenarnya dihindari oleh perusahaan. Hal tersebut karena bila terjadi underpricing maka perusahaan tidak mendapatkan dana IPO secara maksimum. Perusahaan melaksanakan IPO bertujuan untuk mendapatkan dana semaksimal mungkin yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan usaha perusahaan. Bila terjadi underpricing, maka terdapat indikasi bahwa perusahaan tidak mendapatkan dana yang seharusnya. Peristiwa overpricing merupakan peristiwa kebalikan dari underpricing. Peristiwa overpricing dihindari oleh para investor. Hal ini karena bila terjadi overpricing maka harga pembelian saham saat penawaran perdana lebih tinggi daripada harga di pasar sekunder sehingga investor tidak mendapatkan initial return sesuai yang diharapkan. Initial return merupakan selisih harga yang didapatkan oleh investor apabila menjual saham yang dibeli pada saat IPO di pasar sekunder.
Proses pelaksanaan IPO yang begitu menyita perhatian perusahaan sehingga perusahaan harus menyiapkan segala hal yang dapat menjadi faktor
4
penentu suksesnya IPO perusahaan, seperti memilih penjamin emisi, KAP yang kompeten, mempersiapkan laporan keuangan yang mumpuni, seberapa banyak kepemilikan yang akan ditahan, serta menentukan penggunaan dana IPO tersebut. Perusahaan ingin mendapatkan dana secara maksimal dari pelaksanaan IPO, untuk mengurangi terjadi underpricing maka perusahaan cenderung memilih pihak- pihak yang memiliki reputasi baik untuk membantu perlaksanaan IPO. Penunjukkan pihak penjamin emisi serta pihak KAP yang memiliki reputasi merupakan salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan bahwa IPO akan berlangsung lancar. Perusahaan menunjuk penjamin emisi sebagai pihak yang akan mengurus segala keperluan, sehingga perusahaan siap untuk melaksanakan IPO dan menjadi emiten di BEI. Pihak manajemen perusahaan selalu menginginkan yang terbaik untuk masa depan perusahaan sehingga dalam pemilihan penjamin emisi yang tepat menjadi salah satu kriteria yang akan memberikan dampak baik bagi perusahaan. Ratnasari dan Hudiwinarsih (2013) membuktikan bahwa reputasi penjamin emisi berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Penelitian oleh Yasa (2008) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara reputasi penjamin emisi dengan initial return. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Wiguna dan Yadnyana (2015) bahwa reputasi penjamin emisi tidak berpengaruh terhadap initial return. Widayani dan Yasa (2013) menemukan bahwa tingkat underpricing emiten yang menggunakan penjamin emisi prestisius tidak lebih besar daripada tingkat underpricing emiten yang menggunakan penjamin emisi non prestisius.
5
Perusahaan memerlukan pihak untuk mengaudit laporan keuangannya. Perusahaan menunjuk KAP yang akan mengaudit laporan keuangan sehingga laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya dan sesuai dengan aturan yang ada. Laporan keuangan perusahaan akan lebih dipercaya oleh publik bila diaudit oleh KAP yang telah memiliki reputasi baik di masyarakat. Wiguna dan Yadnyana (2015) mengungkapkan bahwa reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap initial return. Ratnasari dan Hudiwinarsih (2013) mengungkap bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap tingkat underpricing.
Seiring dengan waktu, perusahaan terus berkembang sehingga perusahaan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Aset yang dimiliki perusahaan dapat dijadikan acuan untuk mengetahui besar kecilnya ukuran suatu perusahaan. Perusahaan besar cenderung memiliki aset yang banyak sehingga memiliki sumber daya yang lebih besar untuk mengelola perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka cenderung semakin dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan produk, jasa maupun nama perusahaan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat sehingga masyarakat merasa dekat dengan perusahaan. Kedekatan yang dimiliki perusahaan dengan masyarakat menjadi salah satu keunggulan perusahaan dibanding perusahaan lain. Bila perusahaan akan melaksanakan IPO, maka masyarakat akan menjadi lebih tertarik membeli saham perusahaan. Putra dan Damayanthi (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing. Saputra dan Suaryana (2016) menemukan hal senada bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada underpricing.
6
Menurut Saputra dan Suaryana (2016), financial leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar utang dengan equity yang dimiliki. Financial leverage menjadi salah satu indikator dalam keuangan perusahaan. Hal ini akan menimbulkan ketidakpastian yang akan mempengaruhi terjadinya underpricing. Ekadjaja dan Wendy (2009) menemukan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing. Putra dan Damayanthi (2013) juga menemukan hal senada bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Saputra dan Suaryana (2016) yang menemukan bahwa financial leverage berpengaruh positif pada underpricing.
Pihak manajemen perusahaan memiliki berbagai pertimbangan untuk lebih memajukan perusahaan, salah satunya dengan melepaskan saham ke publik. Keputusan perusahaan untuk melepaskan saham ke publik tertentu sesuai dengan pertimbangan dan keputusan yang telah disetujui oleh para pemangku kepentingan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jumlah saham pemilik lama sesuai dengan proporsi saham yang direncanakan oleh manajemen perusahaan. Penentuan jumlah saham pemilik lama erat kaitannya dengan berbagai kepentingan yang dimiliki perusahaan. Jumlah saham pemilik lama dapat menentukan seberapa besar dana yang akan diperoleh perusahaan, persentase saham yang akan dimiliki publik, serta keputusan strategis yang diambil oleh manajemen. Beberapa penelitian yang terkait dengan persentase saham pemilik lama telah dilakukan. Wibowo (2005) menemukan bahwa jumlah saham yang ditahan berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing. Sulistio (2005)
7
menemukan bahwa persentase pemegang saham lama berpengaruh positif terhadap initial return.
Tujuan penggunaan dana menentukan bagaimana keputusan yang akan diberikan oleh calon investor. Penggunaan dana hasil IPO dapat memiliki berbagai tujuan, seperti untuk berekspansi, memperbaiki struktur modal perusahaan, serta untuk membayar utang perusahaan. Saham yang dijual saat IPO yang hasilnya digunakan untuk berekspansi berpotensi lebih diminati oleh masyarakat daripada yang digunakan untuk membayar utang perusahaan. Penelitian mengenai tujuan penggunaan dana untuk investasi telah dilakukan oleh Kristiantari (2013) yang menemukan bahwa tujuan penggunaan dana untuk investasi berpengaruh negatif pada underpricing.
Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mendorong dilakukannya penelitian mengenai Pengaruh Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi KAP, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Persentase Saham Pemilik Lama dan Tujuan Penggunaan Dana terhadap Tingkat Underpricing IPO di BEI ini. Penelitian ini tidak melibatkan perusahaan yang melaksanakan IPO di BEI yang tergolong sektor keuangan dengan mempertimbangkan penggunaan variabel financial leverage. Pengukuran financial leverage menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) kurang tepat untuk industri keuangan karena karakteristik jenis industri keuangan banyak menyimpan dana pihak ketiga sehingga berbeda dengan sektor lain.
8 1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka didapat rumusan masalah yaitu:
1) Apakah reputasi penjamin emisi berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing ?
2) Apakah reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing ? 3) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing ?
4) Apakah financial leverage berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing ?
5) Apakah persentase saham pemilik lama berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing ?
6) Apakah tujuan penggunaan dana berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk membuktikan bahwa reputasi penjamin emisi berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
2) Untuk membuktikan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
3) Untuk membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
9
4) Untuk membuktikan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing.
5) Untuk membuktikan bahwa persentase saham pemilik lama berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
6) Untuk membuktikan bahwa tujuan penggunaan dana berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya underpricing. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuktikan secara empiris teori- teori yang digunakan seperti teori asimetri informasi dan teori sinyal. Selain itu diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian empiris serta dijadikan perbandingan, acuan, serta pengembangan dari penelitian – penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan untuk dapat mengenali faktor yang mempengaruhi terjadinya underpricing dan dapat mengantisipasinya. Perusahaan juga diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan untuk memilih penjamin emisi, KAP, penentuan financial leverage perusahaan, persentase saham pemilik lama serta tujuan penggunaan dana oleh perusahaan. Investor dapat memperoleh manfaat dari penelitian ini
10
dengan mempertimbangan keputusan investasi yang tepat pada perusahaan yang IPO.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian penelitian dapat dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan
Bab I membahas mengenai pendahuluan seperti latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab II ini membahas mengenai landasan teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini seperti teori sinyal, teori asimetri informasi, penawaran umum perdana, tahap-tahap penawaran perdana, pengertian underpricing, pengertian reputasi penjamin emisi, pengertian reputasi KAP, pengertian ukuran perusahaan, pengertian financial leverage, pengertian persentase saham pemilik lama, pengertian tingkat penggunaan dana, serta pembahasan mengenai hasil penelitian sebelumnya serta rumusan hipotesis penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab III ini membahas mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi,
11
sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.
Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Bab IV ini membahas mengenai gambaran umum wilayah penelitian, deskripsi mengenai data hasil penelitian serta menjelaskan secara detail pembahasan hasil penelitian yang diperoleh.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab V ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran yang sebaiknya dilakukan untuk penelitian selanjutnya.