• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 6 Mengelola Persediaan Pada SC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 6 Mengelola Persediaan Pada SC"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Mengelola Persediaan Pada SC

Pendahuluan

Nilai uang yang tersimpan dalam bentuk persediaan relatif besar,

bisa melebih 25 % dari total asset

Persediaan terjadi dalam berbagi bentuk dan dalam semua fungsi di

dalam sebuah SC

Perlu

pengelolaan

persediaan

dalam

SC

sehingga

dapat

(2)

Mengelola Persediaan Pada SC

Contoh persediaan dalam SC industri biskuit :

• Persediaan produk biskuit yang siap jual di supermarket /retailer dan di gudang distributor

• Persediaan bahan baku biskuit di pabrik

• Persediaan kaleng wadah biskuit di pabrik kaleng dan di gudang pabrik biskuit

• Persediaan kaleng setengah jadi dan bahan baku kaleng di gudang pabrik kaleng

• Persediaan bahan baku aluminium dan lembaran aluminium jadi di gudang pabrik aluminium

• Persediaan bahan baku untuk membuat gula, terigu, dan garam serta produk jadi gula, terigu, dan garam pabriknya masing-masing

(3)

Mengelola Persediaan Pada SC

Mengapa Timbul Persediaan :

• Persediaan ada yang direncanakan dan ada yang akibat ketidakpastian permintaan

• Persediaan yang direncanakan misalnya memproduksi lebih awal atau lebih banyak untuk dijual pada periode tertentu

• Persediaan karena ketidakpastian permintaan adalah selisih antara jumlah yang diproduksi dan jumlah yang terjual karena kesalahan peramalan atau kesalahan dalam distribusi SC.

• Selain ketidakpastian dari arah permintaan, ketidakpastian juga terjadi dari arah supplier (supply bahan baku), serta ketidakpastian dalam operasi internal perusahaan.

• Adanya jarak yang relatif jauh antara fasilitas produksi dan distribusi dengan lokasi pemsaran.

(4)

Mengelola Persediaan Pada SC

Alat Ukur Persediaan :

Tingkat perputaran persediaan (inventory turn over rate)

Misalkan rata-rata nilai persediaan Rp. 3 M, dan dalam setahun nilai

persediaan yang terjual adalah Rp. 30 M, maka inventory turn over

rate adalah 30 M/ 3 M = 10 kali dalam setahun

Inventory days of supply

Jumlah hari yang dapat disupply oleh inventory. Misalkan nilai

inventory yang terjual selama setahun (300 hari) adalah Rp. 30 M.

Berarti nilai inventory yang terjual adalah Rp. 0,1 M/hari. Bila

rata-rata inventory yang tersimpan adalah Rp. 3 M, maka inventory

tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan selama 30 hari.

Fill Rate

Prosentase jumlah permintaan yang dapat dipenuhi dari inventory

(stock).

(5)

Mengelola Persediaan Pada SC

Klasifikasi Persediaan :

Berdasarkan bentuk : RM, WIP, FP.

Berdasarkan fungsi :

- pipeline/transit inventory

- cycle stock

- safety stock

- anticipation stock

(6)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Permintaan Relatif Stabil/Konstan : Model EOQ

Contoh Pabrik Biskuit yang membutuhkan bahan baku terigu 1 ton per hari untuk produksi selama 365 hari dalam setahun. Setiap melakukan order pembelian terigu, perusahaan harus mengeluarkan biaya Rp.0,25 juta. Harga terigu per ton adalah Rp. 5 juta, dan biaya simpan adalah 25% dari harga terigu.Tentukan ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)

Jawab

Biaya Total Pabrik Biskuit :

S (D/Q) + h (Q/2) = Rp 0.25 juta (365/12)+1.25 juta (12/2) = Rp.15 Juta

iC SD h SD Q= 2 = 2

ton

tahun

ton

juta

tahun

ton

juta

Q

12

/

/

25

.

1

/

365

25

,

0

2

=

×

×

=

(7)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Permintaan Relatif Stabil/Konstan : Model EOQ

Bila biaya set up dan biaya simpan pemasok (pabrik terigu) sama dengan biaya pada pabrik biskuit, maka jumlah pemesanan optimal antara pabrik dan supllier akan sama yaitu 12 ton. Tetapi bila biaya set up dan biaya simpan pada supplier berbeda, maka jumlah pemesanan optimal pada supplier juga akan berbeda.

Contoh :

Setiap kali melakukan produksi, pabrik terigu harus mengeluarkan biaya set up sebesar Rp.1 Juta. Ongkos simpan pada pemasok adalah 1,1 juta per ton per tahun, maka untuk memenuhi permintaan pabrik biskuit sebesar 12 ton, biaya total pemasok adalah

Biaya Total Pemasok :

S(D/Q)+h(Q/2) = Rp. 1 Juta (365/12) + Rp. 1,1 Juta (12/2) = Rp. 37,02 Juta Sehingga biaya supply chain untuk pabrik biskuit dan terigu adalah

(8)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Permintaan Relatif Stabil/Konstan : Model EOQ dengan koordinasi

Bila dilakukan koordinasi antara pabrik biskuit dan pabrik terigu, maka akan didapatkan jumlah pemesanan ekonomis secara keseluruhan (total biaya pada pabrik biskuit dan pabrik terigu akan lebih rendah).

Biaya Total Pabrik Biskuit :

S(D/Q)+h(Q/2) = Rp. 0,25 juta (365/20) + 1,25 juta (20/2) = Rp.17,06 juta Biaya Total Pabrik Terigu :

S(D/Q)+h(Q/2) = Rp. 1 Juta (365/20) + Rp. 1,1 Juta (20/2) = Rp. 29,25 juta Biaya Total Sistem = Rp. 17,06 juta + Rp. 29,25 juta =Rp. 46,31 juta

ton system Q h h D S S system Q t b t b 20 ) 1 , 1 25 , 1 ( 365 ) 1 25 , 0 ( 2 ) ( ) ( ) ( 2 ) ( = + × + = + + =

(9)

Mengelola Persediaan Pada SC

Rp. 46,31 juta Rp. 52,12 juta

Total Ongkos Sistem

Rp. 29,25 juta Rp. 37,02 juta

Total Ongkos Pemasok

Rp. 17,06 juta Rp. 15,10 juta

Total Ongkos Pembeli

20 ton 12 ton

Ukuran Pesanan Ekonomis

Dengan Koordinasi Tanpa Koordinasi

Terdapat selisih ongkos total ntara EOQ tanpa koordinasi Vs EOQ dengan koordinasi sebesar Rp. 6,19 juta.

(10)

Mengelola Persediaan Pada SC

Mengakomodasi Ketidakpastian :

Dalam model EOQ di atas, demand diasumsikan bersifat deterministik dan konstan (stasioner) dan tanpa memperhitungkan waktu pengiriman pesanan (lead time/delivery time) yang juga bersifat determisnitik maupun probabilistik

Dalam kenyataan, demand bersifat tidak deterministik dan tidak stasioner serta diperlukan waktu untuk mengirimkan/memproduksi pesanan/order.

Karena adanya ketidakpastian demand dan lead time, maka titik pemesanan kembali (Reorder Point) harus memperhitungkan kedua hal tersebut di atas, dan harus mempersiapkan stock pengaman (safety stock) untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan stock sebelum pesanan datang

ROP = permintaan rata-rata selama lead time + safety stock ROP = d x l + safety stock

(11)

Mengelola Persediaan Pada SC

Menentukan safety stock (SS) :

Z = 1,645

Prosentase luas area 5 % = probabilitas terjadi

kekurangan 5 % SS = Z x Sdl

Sdl = standar deviasi permintaan selama lead time

(12)

Mengelola Persediaan Pada SC

Menentukan Standar Deviasi Selama Lead Time (Sdl) :

2 2 2 d l l s s d Sdl = × + × l s Sdl = d 2 2 2 d l l s s d Sdl= × + × l s d Sdl = × 0 = Sdl SS ditentukan oleh

ketidakpastian demand SS ditentukan oleh interaksiketidakpastian demand dan ketidakpastian lead time

SS ditentukan oleh ketidakpastian lead time Tidak diperlukan SS

Demand Bervariasi

Konstan

(13)

Mengelola Persediaan Pada SC

Menentukan Standar Deviasi Selama Lead Time (Sdl) :

Contoh:

Misalkan waktu pengiriman dari pabrik terigu berdistribusi

normal dengan rata-rata 5 hari dan standar deviasi 0,5 hari dan

demand tepung terigu per hari juga berdistribusi normal

dengan rata-rata 1 ton dan standar deviasi 0,1 ton. Tentukan

berapa besar ROP untuk service level 95 % (probabilitas tidak

terjadi kekurangan 95%, probabilitas terjadi stock out 5 %).

SS = Z(SL) x Sdl = 1,645 x 0,548 ton = 0,9 ton

ROP = 5 + 0,9 ton = 5,9 ton

ton Sdl = 12 ×0,52 +5×0,12 =0,548

(14)

Mengelola Persediaan Pada SC

Distribusi Kesalahan Ramalan :

Akurasi permalan sangat menentukan SS. Bila akurasi permalan dilakukan dengan MAD, dengan kesalahan permalan berdistribusi normal, maka SS dapat dihitung dengan mudah karena standar deviasi kesalahan ramalan Se = 1,25 MAD

(15)

Mengelola Persediaan Pada SC

Ketidakpastian lead time dan demand

Ketidakpastian dan standar deviasi lead time tergantung

kepada satndar deviasi masing-masing komponen lead time

yaitu :

- waktu pemesanan

- waktu pemrosesan pesanan

- waktu pengiriman

(16)

Mengelola Persediaan Pada SC

Ketidakpastian lead time dan demand

1 2 14 15 16 17 18 4 5 6 0.1 0.1 0.2 0.2 0.4 0.3 0.4 0.3 0.4 0.6

Waktu pesan Waktu pemrosesan pesanan Waktu pengiriman

a b c 0,018 0,072 0,152 0,058 0,26 0,178 0,25 0,012 19 19 19 19 19 19 19 19

(17)

Mengelola Persediaan Pada SC

Ketidakpastian lead time dan demand

Rata-rata lead time = jumlah rata-rata semua komponen Total variansi = jumlah variansi dari semua komponen Standar Deviasi = akar variansi

2

2

2

c

b

a

l

s

s

s

s

=

+

+

(18)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Produk Dengan Permintaan Musiman

Co = biaya kelebihan stock per unit (overstock cost) Cu = biaya kekurangan stock per unit (understock cost) C = harga beli

P = harga jual normal S = harga jual diskon

Ekspektasi keuntungan (Profit) :

(19)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Produk Dengan Permintaan Musiman

retail

C = harga beli

P = harga jual normal

S = harga jual diskon

Q = d + Z(SL*) x Sd SL* = Cu/(Cu+Co)

(20)

Mengelola Persediaan Pada SC

Model Persediaan Untuk Produk Dengan Permintaan Musiman

Contoh :

Demand jeans berdisribusi normal dengan rata-rata 1000 unit dan standar deviasi 300. Harga beli adalah 17,5 dan harga jual normal adalah 35. Harga jual diskon adalah 10. Tentukan Q optimal untuk memaksimalkan profit : Q = d + Z(SL*) x sd d = 1000, sd = 300 SL* = Cu/(Cu+Co) =17,5 /(17,5+7,5) = 70 % Untuk SL 70 %, didapatkan Z = 0,524 Q = 1000 + 0,524 x 300 = 1157 unit

(21)

Mengelola Persediaan Pada SC

Simulasi Keuntungan

Hasil simulasi untuk 5000 kali replikasi dengan Q = 1000 ; 1100 ; 1157; 1200 ; 1300 D = max (0, round(NORMINV(rand(),1000,300),0)) Q=1000 Q=1100 Q=1157 Q=1200 Q=1300 Rata-rata 999,6 14438.1 14794.9 14858.5 14845.9 14614.4 Standar Deviasi 305,5 4522.8 5352.6 5784.6 6085.4 6660.1 Koefisien Variansi 0,306 0,313 0,362 0,389 0.410 0.456 Minimum 0 -7500 -8250 -8678 -9000 -9750 Maksimum 2249 17500 19250 20248 21000 22750 Keuntungan Parameter Demand

(22)

Mengelola Persediaan Pada SC

Simulasi Keuntungan

Hasil simulasi untuk 5000 kali replikasi dengan Q = 1000 ; 1100 ; 1157; 1200 ; 1300 Q = 1000 Q = 1100 Q = 1157 Q = 1200 Q = 1300 Q = 14437 Q = 14794 Q = 14858 Q = 14845 Q = 14616 Q Profit Rata-Rata

(23)

Mengelola Persediaan Pada SC

Koordinasi Dengan Pemasok

Pabrik Retailer

v c

Biaya produksi per unit di pabrik adalah v, kelebihan 1 unit dalam SC akan mengakibatkan kerugian v-s, dan penjualan per unit akan mengahsilkan keuntungan dalam SC sebesar p – v.

Misalkan biaya produksi adalah 15 per unit, maka Cu = 35 – 15 = 20 dan Co = 15 – 10 = 5. Sehingga SL = 20/(20+5) = 20/25 = 0.8

Q = 1000 + Z (0,8) X 300 = 1253 unit

p

(24)

Mengelola Persediaan Pada SC

Koordinasi Dengan Pemasok

139 17890

17751 Ekspektasi keuntungan total SC

240 3133

2893 Ekspektasi keuntungan pabrik

-101 14758

14858 Ekspektasi keuntungan retail

96 1253 1157 Q 10 % 80 % 70% SL* Perubahan Dengan Koordinasi Tanpa Koordinasi

(25)

Mengelola Persediaan Pada SC

Mendeteksi Kesalahan Persediaan Dengan Mendeteksi Respon Awal

ramalan

realisasi realisasi ramalan

(26)

Mengelola Persediaan Pada SC

Mendeteksi Kesalahan Persediaan Dengan Mendeteksi Respon Awal Contoh ZARA

ekspektasi awal

Produksi dihentikan bila respon awal menunjukkan pasar kurang agresif

(27)

Mengelola Persediaan Pada SC

Vendor Managed Inventory (VMI)

Barilla Spa

Cortese

Informasi POS dan data persediaan secara real time

Membuat keputusan pengiriman

(28)

Mengelola Persediaan Pada SC

Beberapa Hambatan Dalam manajemen Persediaan 1. Tidak ada metrik kinerja yang jelas

2. Status pesanan tidak akurat 3. Sistem informasi tidak handal

4. Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian 5. Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar

(29)

Mengelola Persediaan Pada SC

STUDI KASUS :

Referensi

Dokumen terkait