• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teknis Geometri Peledakan Pada Keberhasilan Pembongkaran Overburden Berdasarkan Fragmentasi Hasil Peledakan PT. Asmin Koalindo Tuhup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Teknis Geometri Peledakan Pada Keberhasilan Pembongkaran Overburden Berdasarkan Fragmentasi Hasil Peledakan PT. Asmin Koalindo Tuhup"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN PEMBONGKARAN

PEMBONGKARAN OVERBURDEN  OVERBURDEN  BERDASARKAN FRAGMENTASI HASILBERDASARKAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKA

PELEDAKAN PADA PIT 3 DAN PADA PIT 3 DAN PIT 4N PIT 4 PT. ASMIN KOAPT. ASMIN KOALINDO TUHUP,LINDO TUHUP, KECAMATA

KECAMATANN BARITO BARITO TUHUP TUHUP RAYA, RAYA, KABUPATENKABUPATEN MURUNG MURUNG RAYA,RAYA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Rudi Frianto

Rudi Frianto (1)(1), Nurhakim, MT, Nurhakim, MT (2)(2), Riswan, MT, Riswan, MT (3)(3) (1)

(1) Mahasiswa PS. Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung MangkuratMahasiswa PS. Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung Mangkurat (2)

(2) Staf Pengajar PS. Staf Pengajar PS. Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung MangkuratTeknik Pertambangan, FT Universitas Lambung Mangkurat (3)

(3)

Staf Pengajar PS.

Staf Pengajar PS. Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung MangkuratTeknik Pertambangan, FT Universitas Lambung Mangkurat Correspondin

Corresponding Email g Email :: rudifrianto@rocrudifrianto@rocketmail.comketmail.com ABSTRAK

ABSTRAK

PT. Asmin Koalindo Tuhup merupakan perusahaan tambang batubara yang PT. Asmin Koalindo Tuhup merupakan perusahaan tambang batubara yang menghasilkan batubara yang berkualitas tinggi yang sering disebut

menghasilkan batubara yang berkualitas tinggi yang sering disebut Coking Coal Coking Coal . Untuk. Untuk mendapatkan batubara tersebut dilakukan kegiatan pembongkaran

mendapatkan batubara tersebut dilakukan kegiatan pembongkaran overburdenoverburden yangyang tidak lepas dari kegiatan pemboran dan peledakan.

tidak lepas dari kegiatan pemboran dan peledakan. GeometriGeometri pepeledledakaakann yayangng didigungunakakanan a

addaa 33,, yyaaiittuu bbuurrddeenn 66..55mm xx ssppaassii 77..5 5 mm,, bbuurrddeenn 77 mm xx ssppaassii 88 mm ddaann bbuurrddeenn 77..55 mm xx s

sppaassii 88..55 m.m. PPeerrbbeedadaaann gegeoomemettriri iinnii menghasilkanmenghasilkan frafragmegmentntasasii hahasisill pelpeledaedakan kan yayangng b

beerbrbeeddaa jjuuggaa,, sseerrttaa bbeerdrdaampmpaak k ppaaddaa proses sproses seellaannjjuuttnnyyaa yyaaiittuu ppeennggggaalliiaann ddaann p

pememuauatatann yyanangg didilalakukukakan oln oleheh alalatat gagallii muatmuat LLiieebbheherrrr 9250 9250 dan dan LiebherLiebher r r 9350.9350. Metode kaijan teknis menggunakan

Metode kaijan teknis menggunakan software Split Desktop (Photographic)software Split Desktop (Photographic) dandan di

dibabandindingngkan dkan denengagan teon teorirititis mens menggggununakaakan metn metodode Kuze Kuzramram.. HaHall ininii didilalakukukankan ununtuktuk me

mengngetetaahuhuii frfragagmemenntatasisi hahasisill pepellededaakakan.n. HaHasisill daridari SpSplilitt DeDesksktotopp berberupaupa prosprosententasease uku

ukuranran frafragmegmenn yyang ang digdigunakunakanan untukuntuk membmembandandingingkankan hashasil il fragfragmentmentasiasi daridari geogeometrmetrii pel

peledaedakankan yyangang digdigunakunakanan dandan menmenghghububungungkankannynyaa dedengnganan didiggggiingng titimeme dandan bucket bucket  fi

fillll fafactctor or  alat galialat gali muat.muat. Ha

Hasisill dadariri kakajijianan memenununjnjukukkakann babahwhwaa gegeomometetri yri yanang opg optitimumum adm adalalahah gegeomometetriri 7

7 mm xx 88 mm mememimilliikiki frfraaggmemennttaassii hhaassiill ppeleleedadakakann ddenengagann ppeerrsesenntatassee 3300.4.411%% ((ukukuurraann ≤≤ 20

2000 mmmm),), 2323.9.95%5% (u(ukukurarann 20201-1-40400m0mm)m),, 2121.9.99%9% (u(ukukurarann 40401-1-60600m0mm)m),, 1515.5.51%1% (u(ukukurarann 60

601-1-80800m0mm)m) dadann 8.8.1414%% (u(ukukurarann >8>80000mmmm)) dedengnganan digging timedigging time 10.99 sekon dan10.99 sekon dan bucket bucket  fill factor 

fill factor  sebesasebesar 69.76%. Rar 69.76%. Rancangan gencangan geometri peometri peledakan yledakan yangang direkomedirekomendasindasikankan berdasarkan alat gali muat yang digunakan, tinggi jenjang yang direncanakan dan ukuran berdasarkan alat gali muat yang digunakan, tinggi jenjang yang direncanakan dan ukuran fragmen rata-rata yang dikehendaki sebesar 30 cm.

fragmen rata-rata yang dikehendaki sebesar 30 cm.

K

Katataa KuKuncncii :: GeGeomometetriri PePeleledadakakan,n, FrFraagmgmenentatasisi,,   S  Sp l i t p l i t D e sD e sk t ok t opp,, KKuuzz--RRaamm,, Digging 

Digging  Time Time,, Bucket Fill  Bucket Fill   Factor   Factor 

II.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN Dala

Dalamm induindustri stri pertpertambaambanganngan serinsering dig dijumpjumpaiai sifasifatt batuabatuan yn yang ang relarelatif tif keraskeras,, seh

sehinginggaga tidtidak dak dapapat dat digaigali sli secaecarara lanlangsugsung kng kararena ena berberpenpengargaruh puh padaada produktifitas alat gali muat tersebut. Dengan berkembangnya teknologi, produktifitas alat gali muat tersebut. Dengan berkembangnya teknologi, di

(2)
(3)

peledakan. Dimana proses ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam pemberaian batuan keras sehingga operasi penambangan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Jadi perlunya perancangan geometri peledakan yang tepat dengan memperhatikan  powder factor ( PF ) yang digunakan. Dimana dalam rancangan geometri peledakan,  powder factor ini akan menjadi acuan terhadap biaya yang dikeluarkan dalam proses peledakan.

Dalam proses peledakan ada beberapa macam indikator keberhasilan dari peledakan itu sendiri, salah satunya adalah fragmentasi. Dimana ukuran fragmen yang dihasilkan berpengaruh untuk proses penggalian overburden yang terledakkan yang mempengaruhi kinerja alat gali muat. Oleh karena itu diperlukannya rancangan geometri peledakan yang optimal dengan mengkaji geometri peledakan yang telah digunakan dan fragmentasi hasil peledakan tersebut.

II. DASAR TEORI 2.1 Kegiatan Peledakan

Kegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan induk menggunakan bahan peledak. Menurut kamus pertambangan umum, bahan peledak adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan tinggi dalam waktu yang sangat singkat.

Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan penambangan apabila (Koesnaryo, 1988 ; 58):

1. Target produksi terpenuhi (dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan).

2. Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut  powder factor ).

3. Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah (kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per   peledakan).

4. Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang , retakan – retakan).

5.  Aman.

(4)
(5)

2.2 Pola Pemboran

Kegiatan pemboran lubang ledak dilakukan dengan menempatkan lubang – lubang ledak secara sistematis, sehingga membentuk suatu pola. Berdasarkan letak lubang bor maka pola pemboran dibagi menjadi dua pola dasar, yaitu: 1. Pola pemboran sejajar ( paralel  pattern)

2. Pola pemboran selang seling (staggered  pattern)

Sumber : Anonim, 2009b ; 6

Gambar 2.1 Pola Pemboran

2.3 Pola Peledakan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang – lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya.

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Box Cut , yaitu pola ini arah lemparan seluruhnya ke tengah area peledakan, biasa digunakan apabila kesulitan atau tidak ada free face lain selain di atas.

2. Echelon, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.

3. “V” cut  , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk huruf  V.

Bidan bebas Bidan bebas

Bidan bebas Bidan bebas

a. Pola bujursangkar b. Pola persegipanjang

c. Pola zigzag bujursangkar  d. Pola zigzag persegipanjang

3 m 3 m 3 m 2,5 m 3 m 3 m 3 m 2,5 m

(6)
(7)

 P U N C A K  J E N J A N G  (  TOP BENCH  )  S    B H  L A N T A I J E  N J A N G  ( FLOOR BEN CH ) CREST  T O E     K     O     L     O     M     L     U     B     A     N     G     L     E     D     A     K     (     L     ) PC T  B I DA N G  B E BA S  (  F R E E F  A C E ) J

4. Flat Face, yaitu pola peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk tiap deret lubang ledak (row by row ).

2.4 Geometri Peledakan Menurut Konya (1990)

Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan besaran-besaran geometri peledakan.

Terminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat pada Gambar 2.2 yang artinya sebagai berikut:

B = burden ; L = kedalaman kolom lubang ledak S = spasi ; T = penyumbat (stemming )

H = tinggi jenjang ; PC = isian utama ( primary charge atau powder column) J = subdrilling 

Sumber : Anonim, 2009b ; 24

Gambar 2.2

Geometri Peledakan Jenjang

2.5 Powder Factor 

Powder factor  adalah bilangan yang menyatakan jumlah massa bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan. Ada 2 cara untuk menyatakan powder factor dari suatu peledakan :

1. Berat bahan peledak per volume batuan yang diledakkan (kg/m3) 2. Berat bahan peledak per berat batuan yang diledakkkan (kg/ton)

Powder factor di lokasi penelitian dihitung dengan persamaan 2.1

...(2.1)

(8)
(9)

2.6 Fragmentasi

Model Kuz-Ram merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov  dan persamaan Rossin – Rammler . Persamaan Kuznetsov  memberikan ukuran fragmen batuan rata-rata dan prsamaan Rossin – Rammler   menentukan persentase material yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu. Persamaan Kuznetsov adalah sebagai berikut :

... (2.2) Dimana :

 X  = Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)  A = Faktor batuan

Vo = Volume batuan yang terbongkar (m3)

Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)

Persamaan di atas untuk tipe bahan peledak TNT. Untuk itu Cunningham memodifikasi persamaan tersebut untuk memenuhi penggunaan ANFO sebagai bahan peledak. Sehingga pesamaan tersebut menjadi :

……….. (2.3) Dimana :

Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg) E = RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115

Untuk menentukan volume batuan yang hendak terbongkar menggunakan persamaan 2.3 dengan syarat adanya penentuan ukuran rata-rata fragmentasi yang dikehendaki, sehingga didapat persamaan sebagai berikut :

... (2.4) ... (2.5) ... (2.6) 167 . 0 8 . 0 Q  x Q V   Ax  x o



 

 



 

 

63 , 0 1667 . 0 8 . 0 115 

 

 

 

 



 

 



 

 

 x Q E  Q V   Ax  x o =    ̅ 1 . 115 . . = =

(10)
(11)

Dimana :

B = Burden (m) ; H = Tinggi Jenjang (m) S = Spasi (m) ; PF = Powder Factor (kg/m3)

Untuk menentukan distribusi fragmen batuan hasil peledakan digunakan persamaan Rossin – Rammler , yaitu :

………(2.7)

Dimana :

R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (cm) Xc = Karakteristik ukuran (cm)

X = Ukuran Ayakan (cm) n = Indeks Keseragaman

Xc dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

………..……….(2.8)

Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh Cunningham dengan menggunakan parameter dari desain peledakan. Indeks keseragaman (n) ditentukan dengan persamaan di bawah ini :

………..………. (2.9)

Dimana :

B = Burden (m) ; D = Diameter (mm) W = Standar deviasi lubang bor (m) ; A = Ratio spasi/burden PC = Panjang muatan handak (m) ; H = Tinggi jenjang (m)

Sumber : Konya, 1990; 135-136

2.7 Split Desktop

Split Desktop merupakan program pemprosesan gambar (image analysis) untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen batuan pada proses penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan.

Program Split desktop dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto digital

n  Xc  X 

e

 R

( ) 

n  x  Xc 1/ ) 693 , 0 (

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 H   PC   A  B W   D  B n

2

1

1

1

14

2

,

2

(12)
(13)

fragmentasi. Sistem Split desktop terdiri dari software, computer , keyboard  dan monitor. Terdapat mekanisme untuk mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam komputer.

Unsur – unsur terkait dalam Split desktop yaitu : 1. Fragmen batuan

2. Foto digital

3. Perangkat Komputer  4. Hasil analisis

(Sumber : Duna, 2010).

2.8 Bucket Fill Factor 

Karakteristik ukuran material memiliki peranan penting dalam menentukan proses pemuatan. Produksi alat gali muat sangat dipengaruhi oleh material yang dimuatnya. Disini dikenal istilah faktor pengisian bucket  yaitu perbandingan antara volume material nyata yang dimuat bucket dengan kapasitas munjung bucket  dan dinyatakan dalam persen (%).

Faktor pengisian mangkuk alat gali muat (F) dapat dinyatakan sebagai perbandingan volume nyata (Vn) dengan volume munjung teoritis (Vt), seperti yang dinyatakan dalam persamaan ( Indonesianto, 2008 ;36-37)

:

...(2.10) Keterangan :

F = Faktor pengisian mangkuk (%)

Vn = Volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk (m3) Vt = Volume munjung teoritis mangkuk (m3)

Tabel 2.1 Bucket Fill Factor 

Condition Excavating Conditions Bucket Fill 

Factor  Easy Excavating natural ground of clayey soil, clay, or soft soil  1,1 – 1,2  Average Excavating natural ground of soil such as sandy soil and dry 

soil  1,0 – 1,1

Rather Excavating natural ground of sandy soil such as with gravel  0,8 – 0,9

Difficult Loading Blasted Rock  0,7 – 0,8

Sumber : Anonim, 2007 : 15A-9

(14)
(15)

III. HASIL DAN PE 3.1 Analisa Ukuran a) Prediksi Distribus

Berdasarkan Tuhup maka dap peledakan menu Prediksi Di Geo Size ≤ 201 401 601 > Grafik Predik Perhitungan f dengan menggu yang diterapkan Berdasarkan gr digunakan, maka dikarenakan tiap 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ≤

F

BAHASAN

ragmen Berdasarkan Geometri Peledakan i Fragmentasi Hasil Peledakan Menurut Kuz   geometri peledakan yang digunakan PT

at dilakukan perhitungan prediksi distribusi f ut Kuzram, yaitu :

Tabel 2.2

stribusi Fragmentasi Hasil Peledakan Menur

metri 6.5 x 7.5 7 x 8 7.5 x 8.  (mm) Persentase Ukuran (%)   00 41.08 39.44 37.77 - 400 23.36 25.69 28.02 - 600 15.15 16.56 17.91 - 800 8.90 9.23 9.37   00 11.52 9.08 6.93 Gambar 2.2

i Distribusi Fragmentasi Batuan Secara Teo Kuzram

ragmentasi hasil peledakan secara teoritis akan penetapan geometri peledakan da

pada PT. Asmin Koalindo Tuhup sebe fik terlihat semakin besar geometri p semakin kecil ukuran fragmen yang dihasil

geometri peledakan memiliki perbedaan

00 201 - 400 401 - 600 601 - 800 > 800

RAGMENTASI BATUAN SECARA TEO

MENURUT KUZRAM

ram Asmin Koalindo ragmentasi hasil ut Kuzram ritis Menurut enurut Kuzram n  powder factor  ar 0.35 kg/m3. eledakan yang an. Hal tersebut panjang kolom

Geometri 6.5 x 7.5 Geometri 7 x 8 Geometri 7.5 x 8.5

(16)
(17)

isian bahan pel panjang kolom isi

Jadi dapat di fragmen > 800 yang ditetapkan ketiga geometri peledakan 7.5 m b) Distribusi Fragm Berdasarkan Tuhup maka d peledakan denga Dist Geome Size(m ≤ 200 201 - 4 401 - 6 601 - 8 > 800 Gra 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ≤

F

dak. Semakin besar geometri peledakan, ian bahan peledak.

simpulkan geometri peledakan yang meng m tiap peledakannya di bawah toleransi perusahaan sebesar 15% sudah efektif, peledakan tersebut yang paling efektif x 8.5 m.

ntasi Hasil Peledakan Aktual dari Analisa S geometri peledakan yang digunakan PT apat dilakukan perhitungan distribusi fr

n analisa Split Desktop, yaitu :

Tabel 2.3

ibusi Rata-Rata Fragmentasi Batuan Aktual Berdasarkan Analisa Split Desktop

tri 6.5 x 7.5 7 x 8 7.5 x 8. m) Persentase Ukuran (%) 41.52 30.41 40.28 00 26.31 23.95 26.13 00 18.85 21.99 15.75 00 9.55 15.51 4.84   3.77 8.14 13.00 Gambar 2.3

ik Distribusi Fragmentasi Batuan Secara Akt Berdasarkan Analisa Split Desktop

00 201 - 400 401 - 600 601 - 800 > 800

RAGMENTASI BATUAN SECARA AKT

ERDASARKAN ANALISA SPLIT DESK

maka semakin

hasilkan ukuran

  adanya boulder 

akan tetapi dari dalah geometri lit Desktop Asmin Koalindo gmentasi hasil .5 ual Geometri 6.5 x 7.5 Geometri 7 x 8 Geometri 7.5 x 8.5

AL

OP

(18)
(19)

Dari grafik di atas, terlihat bahwa geometri peledakan yang menghasilkan ukuran fragmen > 800 mm tiap peledakannya di bawah toleransi adanya boulder yang ditetapkan perusahaan sebesar 15% secara aktual berdasarkan analisa split desktop efektif, akan tetapi dari ketiga geometri peledakan tersebut yang paling efektif adalah geometri peledakan 6.5 x 7.5 m karena menghasilkan ukuran fragmen > 800 mm paling sedikit dan ukuran fragmennya lebih seragam.

3.2 Analisa Digging Time dan Bucket Fill Factor  Alat Gali Muat

Pengamatan digging time dan bucket fill factor  merupakan salah satu parameter untuk memberikan penilaian terhadap kinerja alat gali muat terhadap ukuran fragmen hasil peledakan.

Tabel 2.4

Data Digging Time dan Bucket Fill Factor  Alat Gali Muat

Geometri Digging Time (S) Bucket Fill Factor (%)

6.5 m x 7.5 m 12.85 70.23

7 m x 8 m 10.99 69.76

7.5 m x 8.5 m 11.84 68.37

Berikut merupakan grafik hubungan antara Geometri Peledakan, nilai Bucket  Fill factor dan Digging Time Alat Gali Muat :

Gambar 2.4

Grafik Hubungan Antara Geometri, Bucket Fill Factor dan Digging Time

10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 67 68 69 70 71 6.5 x 7.5 7 x 8 7.5 x 8.5    P    e    r    s    e    n Geometri

Hubungan Antara Geometri, BFF dan Digging Time

BFF (%) Digging Time (s)  s   e  k    o  n

(20)
(21)

Hasil ukuran fragmen yang dihasilkan tiap geometri peledakan yang digunakan akan berpengaruh kepada digging time dan bucket fill factor alat gali muat. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada geometri 6.5 x 7.5 menghasilkan bucket fill factor  sebesar 70.23% dengan digging time 12.85 sekon. Pada geometri 7 x 8 menghasilkan bucket fill factor  sebsar 69.76% dengan digging time 10.99 sekon, sedangkan pada geometri 7.5 x 8.5 menghasilkan bucket fill factor  sebesar 68.37% dengan digging time 11.85 sekon. Hal ini dapat disebabkan karena semakin kecil ukuran fragmen yang dihasilkan akan mempermudah penggalian dan memberi peluang untuk menghasilkan bucket fill factor  yang besar, sehingga untuk memperoleh hal tersebut memerlukan digging time yang lama. Faktor-faktor lain yang menyebabkan digging time lama adalah jarak antar butir atau kerapatan butir,  jenis dan kondisi material tersebut, kondisi front kerja, serta keahlian operator.

Sasaran yang diinginkan perusahaan yaitu digging time alat gali muat yang cepat dan menghasilkan bucket fill factor  yang besar. Hal tersebut ditunjukkan pada geometri 7 x 8 menghasilkan bucket fill factor  sebesar 69.76% dengan digging time yang cepat, yaitu 10.99 sekon.

3.3 Simulasi Rancangan Geometri Peledakan

 Adapun simulasi rekomendasi rancangan geometri peledakan yang dapat diberikan berdasarkan ukuran fragmen rata-rata sebesar 30 cm, tinggi jenjang yang diinginkan 10 meter adalah :

Tabel 2.5

Rekomendasi Rancangan Geometri Peledakan

No B (m) S (m) H (m) L (m) PC (m) T (m) J (m) D (in) De (kg/m) PF (kg/m3) Sz > 80 cm (%) 1 5 12.1 10 11.5 8.44 3.06 1.5 6.56 25.06 0.35 0.07 2 5 10.8 10 11.5 7.34 4.16 1.5 6.56 25.06 0.34 0.94 3 5 9.7 10 11.5 6.36 5.14 1.5 6.56 25.06 0.33 3.78 4 5 8.6 10 11.5 5.49 6.01 1.5 6.56 25.06 0.32 8.78 5 5 7.6 10 11.5 4.71 6.79 1.5 6.56 25.06 0.31 14.99 6 5 6.7 10 11.5 4.03 7.47 1.5 6.56 25.06 0.30 21.28 7 5 5.9 10 11.5 3.42 8.08 1.5 6.56 25.06 0.29 25.70 8 5 5.2 10 11.5 2.89 8.61 1.5 6.56 25.06 0.28 29.63 9 5 4.5 10 11.5 2.43 9.07 1.5 6.56 25.06 0.27 33.04 10 5 3.9 10 11.5 2.03 9.47 1.5 6.56 25.06 0.26 35.95

(22)
(23)

Gambar 2.5

Grafik Hubungan Antara Powder Factor 

Terhadap Ukuran Fragmen > 800 mm yang Dihasilkan

Perusahaan menetapkan bahwa toleransi adanya boulder  (> 800 mm) yang dihasilkan tiap peledakan tidak melebihi 15% dari volume yang akan dibongkar. Faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan salah satunya adalah geometri peledakan dan  powder factor . Faktor tersebut dilakukan simulasi perancangan geometri peledakan dan powder factor yang dianggap optimum dan efisien.

Berdasarkan hasil simulasi rancangan geometri peledakan pada tabel 2.5, persentase toleransi adanya boulder  sebesar 15% pada penggunaan PF minimum sebesar 0.31 kg/m3. Apabila menggunakan PF di bawah dari PF minimum, maka akan mengurangi kebutuhan bahan peledak yang digunakan tetapi jika ditinjau dari ukuran fragmen yang dihasilkan >800 mm melebihi batas toleransi adanya boulder  sesuai dengan ketetapan perusahaan. Sedangkan apabila menggunakan PF lebih besar dari PF minimum akan menghasilkan ukuran fragmen >800 mm lebih kecil, tetapi apabila ditinjau dari digging time dan bucket fill factor  alat gali muat kemungkinan akan menghasilkan selisih yang tidak terlalu signifikan, serta apabila penggunaan PF yang besar akan meningkatkan biaya peledakan tersebut.

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 0.35 0.34 0.33 0.32 0.31 0.3 0.29 0.28 0.27 0.26    P    e    r    s    e    n    t    a    s    e    U     k   u    r    a    n    y    a    n    g    T    e    r    t    a     h   a    n     (   %     ) Powder Factor (kg/m3)

Hubungan Antara Powder Factor Terhadap

Ukuran Fragmen > 800 mm yang Dihasilkan

(24)
(25)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai fragmentasi hasil peledakan pada PT. Asmin Koalindo Tuhup, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Geometri peledakan yang optimum, yaitu geometri dengan burden 7 m x spasi 8 m hal ini dikarenakan pada geometri ini menghasilkan ukuran fragmen > 800 mm sebesar 8.14 %, digging time alat gali muat rendah 10.99 detik dan bucket fill factor 69.76 %.

2. Faktor-faktor teknis yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan adalah prepare lokasi yang tidak maksimal sehingga menyebabkan deviasi-deviasi, antara lain ketidaktepatan titik bor, arah pemboran dan deviasi pengisian  jumlah bahan peledak per lubang, serta penggunaan tamper saat pemadatan

material stemming .

3. Simulasi rancangan geometri peledakan minimum yang direkomendasikan, sesuai dengan toleransi adanya ukuran fragmen > 800 mm sebesar 15 % adalah diameter lubang ledak 6.56 inci, burden 5 m, spasi 7.6 m, tinggi  jenjang 10 m, kedalaman lubang ledak 11.5 m, panjang kolom isian bahan peledak 4.71 m, panjang stemming 6.79 m, subdrilling 1.5 m dengan PF sebesar 0.31 kg/m3.

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

 Anonim, 2007, Spesification and Application Handbook Edition 28 Komatsu, Japan, Page 15A-9.

 Anonim, 2009b, Modul Kursus Juru Ledak Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta. Halaman 6-16.

Duna, B. I, 2010, Panduan Split Desktop, Banjarbaru, Universitas Lambung Mangkurat, Halaman 1-15

Hartman, H.L, 1987, Introductory Mining Engineering , Canada : John Wiley & Son. Inc. Page 124.

Hustrulid, W, 1999, Blasting Principles for Open Pit Mining Volume 1 , Colorado School of Mines, Golde, Colorado, USA, Page 107.

Indonesianto, Y, 2008, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Halaman 36-37.

Koesnaryo, 1988, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Halaman 58.

Konya, C.J and Edward J.W, 1990, Surface Blast Design, Pren126tice Hall, Engle Wood Cliffs, New Jersey, Page 127.

Meryan, Della Gloria, 2011, Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap Fragmentasi Hasil Peledakan Pada PT. Kalimantan Prima Persada Site Tanjung Alam Jaya Di Desa Batang Banyu Kec. Pengaron Kab. Banjar  Propinsi Kalimantan Selatan, Skripsi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Halaman 3-5;3-19.

Pratiwi, Citra, 2012, Kajian Teknis Geometri Peledakan Pada Pembongkaran Overburden Ditinjau Dari Fragmentasi Hasil Peledakan di PT. Wahana Baratama Mining Desa Sungai Cukai Kec. Satui Kab Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, Skripsi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Halaman 3-20;3-21.

Rudianto, S, 2008, Perhitungan Distribusi Fragmen Batuan Hasil Peledakan Berdasarkan Model Kuzram Dengan Menggunakan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Faktor Batuan Di Pit A Selatan – PT Darma Henwa, TBK , Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Halaman 3-33.

(28)

Gambar

Gambar  2.1 Pola Pemboran

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tingkat kematangan yang ditetapkan sebagai acuan (To-Be) dalam tata kelola teknologi informasi pada pengelolaan data di PT Nasmoco Majapahit Semarang dapat

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengetahui

Nilai indeks maturity domain PO9LA adalah 2.25 yang berarti repeatable / proses dapat diulang, mempunyai nilai yang ekivalen dengan risk-level matrix sebesar 22.5

Seseorang bisa merasa puas dengan satu atau lebih aspek pekerjaannya, tetapi ketidakpuasan dengan aspek yang lainnya, karena pekerjaan merupakan hal yang rutin dimana

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap sayuran organik, dan menganalisis hubungan karakteristik sosial

Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan

Tipe jembatan yang direncanakan adalah jembatan beton bertulang dengan bentuk struktur adalah jembatan balok.. Pemilihan jembatan beton bertulang karena

Metode simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pembelajaran IPS yang didalamnya menampakan adanya prilaku pura-pura (simulasi) dari orang yang