• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK MAGNETIK LAPISAN TIPIS Ni-Fe SEBAGAI FLAT CORE FLUX GATE SENSOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK MAGNETIK LAPISAN TIPIS Ni-Fe SEBAGAI FLAT CORE FLUX GATE SENSOR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 1693-1246

Juli 2013 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 191-196

KARAKTERISTIK MAGNETIK LAPISAN TIPIS Ni-Fe

SEBAGAI

FLAT CORE FLUX GATE

SENSOR

MAGNETIC CHARACTERISTIC OF Ni-Fe THIN FILMS AS

FLAT-CORE FLUX GATE SENSOR

B. Purnama*, H.S.B.R. Prihanto, D.S. Artono, Suharyana

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret

Diterima: 10 April 2013. Disetujui: 2 Mei 2013. Dipublikasikan: Juli 2013 ABSTRAK

Karakteristik magnetik lapisan tipis Ni-Fe hasil elektrodeposisi sebagai flat core flux gate sensor didiskusikan pada makalah ini. Lapisan tipis Ni-Fe dideposisi di atas substrat printed circuit board (PCB) dengan variasi komposisi Ni dan rapat arus J. Untuk memperoleh kualitas lapisan tipis yang baik, zat aditif vanily digunakan untuk mengurangi laju deposisi untuk keseluruhan ekperimen. Hasil menunjukkan modifikasi karakteristik magnetik hasil vibrating sample magnetometer karena perubahan parameter penumbuhannya. Koersif field (Hc) meningkat dengan kenaikan prosentase komposisi Ni pada lapisan tipis yang terbentuk. Sedangkan Hc tidak membentuk pola tertentu dengan modifikasi apat arus J. Akhirnya magnetisasi jenuh maksimum mS = 0.72 emu/gr diperoleh untuk prosentase Ni = 51%, dan mS = 0.43 emu/gr untuk J = 5 mA/cm2. Klarifikasi dengan STM, hal ini akibat

perubahan struktur mikroskopik lapisan tipis Ni-Fe.

ABSTRACT

This paper discusses magnetic characteristic of Ni-Fe permalloy thin film produced by electro deposited as flat core flux gate sensor. Ni-Fe thin films were deposited on printed circuit board (PCB) substrates with variation of composition in Ni percentage and current density J. In order to obtain high quality thin films, an additive ingredient of vanily was used to reduce rate deposition for whole experimental procedure. Experiment results showed that modified of magnetic characteristic evaluated by vibrating sample magnetometer was caused by the modified of deposition parameters. Coersive field (Hc) increased with the increase of percentage of Ni composition, while the Hc did not form any particular pattern by modifying current density J. Finally, maximum saturated magnetization mS = 0.72 emu/gr was attained for percentage Ni of 51% and mS = 0.43 emu/gr for J = 5 mA/cm2. Clarification by

using STM showed that this was caused by the change of microscopic structure in Ni-Fe thin films.

© 2013 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang Keywords: electrodeposition; Ni-Fe thin films; flat core flux gate sensor

*Alamat Korespondensi:

Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126

E-mail: [email protected] / fax.: +62271669017

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi

suatu printed circuit board PCB di era tahun 2000-an. Dua aspek penting yang menjadi perhatian para peneliti untuk peningkatan sen-sitifitas sensor adalah (i) menggunakan inti la -pisan tipis feromagnetik dengan permeabilitas tinggi dan (ii) pelebaran kanal (band width).

Bahan feromagnetik yang sesuai untuk inti flux-gate adalah bahan soft-feromagnetik dengan medan coersive & magnetisasi jenuh kecil, resistivitas tinggi, serta magnetostriksi rendah. Lapisan tipis yang memiliki sejumlah kecil ketidaksempurnaan struktur dengan per-mukaan halus akan menghasilkan noise ren-PENDAHULUAN

Penelitian sensor medan magnet untuk kawasan medan rendah dengan memanfaat -kan induksi elektromagnetik via skema flux-gate telah dikenal sejak lama dengan spektrum pemanfaatan yang luas. Namun demikian, penelitian berkenaan dengan hal ini menjadi hangat kembali setelah skema flux-gate mam-pu dihadirkan menjadi dua dimensi (2D) pada

(2)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 191-196 192

dah. Disamping itu, masih ditambah dengan tampang lintang yang uniform (Ripka, 2000). Ketidak simetrian orientasi anisotropy mag-netik juga mempengaruhi sensitifitas sensor yang diperoleh (Kubík dkk, 2009). Hal ini men-gindikasikan bahwa bentuk geometri flat core flux-gate sensor menentukan sensitifitas sen -sor. Material yang sesuai dengan keperluan ini antara lain permalloy (Ni81Fe19), amourphous Co, (CoFe)70(MoSiB)30, CoP, Co85Nb12Zr3 (Perez dkk, 2004). Hasil ekperimen terkini yang dilaporkan Ripka dkk menggunakan inti

Co68,25Fe4,5Si12,25B15 dengan ketebalan 22 mm;

memberikan sensitifitas 30 mV/mT pada fre -kuensi 1 Hz (Ripka dkk, 2009).

Sedangkan Perez dkk, melaporkan bah-wa sensitifitas sensor meningkat secara linear dengan menaikkan frekuensi hingga 50 MHz (Perez dkk, 2004). Namun demikian kenaikan sensitifitas ini dikompensasi dengan besarnya daya yang hilang saat penginderaan (Don-nell dkk, 2006). Hasil yang telah dilaporkan ini memberi arahan bahwa flat core flux-gate sensor menjadi hal yang sangat mendasar guna keberhasilan realisasi flux-gate sensor magnet untuk kawasan rendah.

Pada penelitian ini, lapisan tipis Ni-Fe hasil elektrodeposisi dikaji potensinya sebagai flat core magnetik flux gate sensor. Lapisan tipis dideposisi di atas substrat printed circuit board (PCB). Modifikasi variabel deposisi berupa komposisi dan rapat arus dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik magnetik yang sesuai. Akhirnya, pembahasan hanya berdasarkan hasil pengamatan karakteristik magnetik melalui pengukuran dengan vibrating sample magnetometer (VSM).

METODE

Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu (i) preparasi larutan eektrolit, (ii) elektrodeposisi dengan elektrode Pt dan (iii) karakterisasi lapisan tipis. Ketebalan lapisan diperhitungkan dengan metode graviti, sedangkan karakteristik magnetik diamati dengan vibrating sample magnetometer (VSM).

Larutan elektrolit utama yang digunakan adalah NiSO4.6H2O (0,02 M), FeSO4.7H2O (0,02 M), H3BO3 (0,4 M). Sedangkan zat aditif yang digunakan adalah vanily.

Tahap berikutnya adalah elektrodeposisi. Pada penelitian ini proses elektrodeposisi di-lakukan menggunakan substrat Tembaga da -lam bentuk PCB. Tegangan 5 volt digunakan pada proses deposisi lapisan tipis. Seluruh sampel difabrikasi pada suhu kamar dan tan-suhu kamar dan tan-pa pengadukan. Sesaat sebelum deposisi dimulai, plat tembaga dalam bentuk PCB ter-plat tembaga dalam bentuk PCB ter-sebut ditimbang massanya guna perhitungan ketebalan secara graviti. Counter electrode berupa Pt digunakan untuk semua eksperimen ini. Sebelum elektrodeposisi utama yaitu lapian tipis NiFe dilakukan, proses copper st-rike plating dilakukan terlebih dahulu. Pada tahap ketiga, karakterisasi lapisan tipis Ni-Fe hasil elektrodeposisi. Karakterisasi komposisi dilakukan dengan menggunakan XRF (x-ray fluorosence). Sedangkan karakterisasi sifat magnetiknya diukur menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM) dengan medan magnetik pengimbas sebesar 500 Oe. Akhirnya modifikasi karakterisasi magnetik yang terungkap dari kurva histeresis (kemiringan kurva, luasan sapuan kurva) dianalisis kaitannya dengan variasi parameter penumbuhan yaitu komposisi dan rapat arus J. Hasil analisis ini akan menghasilkan besaran magnetik dari sampe lapisan tipis yang diperoleh yaitu coercive fieldHC dan saturated

fieldHS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1(a) menunjukkan kurva laju deposisi sebagai fungsi rapat arus. Lingkaran hitam merupakan nilai perhitungan secara graviti, sedangkan segitiga adalah data perhitungan yang telah dikoreksi dengan ekstrapolasi ke nilai nol jika J = 0. Teramati dengan jelas bahwa laju deposisi meningkat secara linier dengan rapat arus J. Hasil ini sesuai dengan perumusan teoritis (hukum Faraday) banyaknya material yang terdeposisi tiap waktu.

(3)

B. Purnama dkk. - Karakteristik Magnetik Lapisan Tipis Ni-Fe Sebagai Flat Core Flux ...193

Gambar 1 laju lektrodeposisi v Ni-Fe sebagai fungsi (a) rapat arus J, (b) penambahan massa vanili m, (c) prosentase Ni

0

2

4

6

0

0.5

1

1.5

a*x+b a=1.86000001e-01 b=1.09999994e-01 2.20907220e-02 |r|=9.96492125e-01 a*x+b a=1.86000001e-01 b=-1.06609989e-10 2.20907220e-02 |r|=9.96492125e-01

J

(mA/cm

2

)

v

(n

m

/s)

sebelum dikoreksi setelah dikoreksi a*x+b a=1.86000001e-01 b=9.99999387e-03 2.20907220e-02 |r|=9.96492125e-01 (a)

0

100

200

0

0.5

1

1.5

a*x+b a=5.06000008e-03 b=2.79999990e-01 5.10636857e-02 |r|=9.84093171e-01

v

(n

m

/s)

m

vanili

(mgr)

(b)

40

60

80

100

100

150

200

40

60

80

100

100

150

200

a*x+b a=-1.71739136e+00 b=2.43577713e+02 7.86616062e+00 |r|=9.77945690e-01

Prosentase

x

pada Ni

x

Fe

1-x

(%)

v

(n

m

/s)

Prosentase Ni pada Ni-Fe (%)

(c)

Gambar 1. laju lektrodeposisi v Ni-Fe sebagai fungsi (a) rapat arus J, (b) penambahan mas- (b) penambahan mas-(b) penambahan mas-penambahan mas-sa vanili m, (c) prosentase Ni

Variasi lain guna memperoleh lapisan NiFe yang baik adalah dengan penambahan bahan aditif vanili. Dengan memperhitungkan massa terdeposit sebelum dan sesudah elek-trodeposisi maka laju deposisi sebagai fungsi massa tambahan bahan aditif vanili ditunjuk-kan pada Gambar 1(b). Hasil ekperimen ini di-1(b). Hasil ekperimen ini di-. Hasil ekperimen ini di-lakukan dengan J = 6 mA/cm2. Tanda lingkaran

bulat pada mvanili = 0 adalah laju deposisi NiFe

tanpa tambahan bahan aditif vanili. Teramati dengan jelas bahwa laju deposisi NiFe mening -kat dengan kenaikan tambahan massa bahan aditif. Menarik untuk diperhatikan bahwa laju deposisi NiFe tanpa bahan aditif vanili memiliki nilai cukup besar yaitu sebesar v = 1,13 nm/s. Hal ini berarti penambahan bahan aditif me-ngurangi laju deposisi sehingga proses pem-bentukan lapisan pada permukaan substrat jadi lebih baik. Hal ini diindikasikan dengan perbaikan kualitas lapisan yang dihasilkan.

Gambar 1(c). menunjukkan grafik laju deposisi lapisan NiFe sebagai fungsi prosentase Ni terdeposit pada lapisan tipis. Te-. Te -ramati dengan jelas bahwa laju deposisi me -nurun dengan kenaikan prosentase Ni pada lapisan. Kenyataan ini dapat dijelaskan bahwa masa relatif atom Ni memiliki berat atom lebih besar daripada atom Fe. Sehingga mobilitas atom Ni lebih lambat dibandingkan dengan mo-bilitas atom Fe. Dengan bertambah prosentase ion Ni pada larutan elektrolit maka konsekuen-sinya laju penumbuhan lapisan menjadi lebih lambat. Laju deposisi lapisan NiFe menurun dari v = (182,7±0,2) nm/s pada prosentase Ni = 38% menjadi v = (87,3±0,2) nm/s pada pro-sentase Ni = 95%. Dengan kalimat lain, laju de-posisi lapisan NiFe menurun sebesar 53,8% = (182,7-87,3)/182,7).

Karakteristik magnetik lapisan NiFe yang terungkap dalam kurva histeresis hasil pengu-kuran vibrating sample magnetometer (VSM) ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2(a) adalah karakteristik kurva histeresis untuk tiga variasi komposisi yaitu Ni38Fe62, Ni51Fe49, dan Ni62Fe38. Teramati dengan jelas, prosentase komposisi penyusun lapisan NiFe sangat me-nentukan karakteristik kurva histeresis. Tipikal hasil yang sama terungkap untuk lapisan NiFe hasil elektrodeposisi dengan tiga modifikasi ra -pat arus yaitu J = 3 mA/cm2, J = 5 mA/cm2, dan

J = 7 mA/cm2 seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2(b). Kenyataan hasil yang menarik ini dapat dijelaskan secara singkat sebagai be-rikut. Perubahan komposisi penyusun paduan lapisan tipis NiFe baik dengan perubahan kom-posisi larutan saat penumbuhan maupun va-riasi rapat arus akan menentukan konfigurasi magnetik. Karakteristik konfigurasi magnetik ini pada akhirnya akan menentukan sifat magne-tik yaitu medan koersif (HC) dan magnetisasi je-nuh (mS) yang terungkap dari kurva histeresis.

(4)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 191-196 194

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

m

u/

gr

)

H

(Oe)

Ni

38

Fe

62

Ni

51

Fe

49

Ni

62

Fe

38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

m

u/

gr

)

J

= 3 mA/cm

2

J

= 5 mA/cm

2

J

= 7 mA/cm

2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

m

u/g

r)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

m

u/g

r)

(b)

Gambar 2 modifikasi kurva m-H untuk variasi (a) prosentase komposisi Ni dan (b) rapat arus J.

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

mu

/g

r)

H

(Oe)

Ni

38

Fe

62

Ni

51

Fe

49

Ni

62

Fe

38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

mu

/g

r)

J

= 3 mA/cm

2

J

= 5 mA/cm

2

J

= 7 mA/cm

2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

mu

/g

r)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

mu

/g

r)

(a) MS 2HC

Gambar 2. Modifikasi kurva m-H untuk variasi (a) prosentase komposisi Ni dan (b) rapat arus J.

Hasil analisis kurva histeresis pada pembahasan sebelumnya memberikan ni-lai medan koersif HC dan magnetisasi jenuh

mS yang berubah dengan modifikasi variael penumbuhannya. Hasil ketergantungan HC

dan mS dapat ditampilkan pada Gambar 3 sebagai berikut. Gambar 3(a) memperlihatkan

HC meningkat dengan kenaikan prosentase Ni pada lapisan NiFe. Ketika prosentase Ni = 38%, HC yang diperoleh sebesar 97 Oe. Dan

HC menjadi 110 Oe saat prosentase Ni = 63%. Sedangkan pada Gambar 3(b) merupakan ha-3(b) merupakan ha-(b) merupakan ha-sil ketergantungan medan koersif Hc sebagai fungsi rapat arus J deposisi. Kenyataan hasil ini menegaskan bahwa proses pembentukan lapisan paduan NiFe sangat mempengaruhi karakteristik magnetik lapisan NiFe yang ter-ungkap dari pengamatan medan koersif Hc.

Gambar 3 medan koersif sebagai fungsi (a) prosentase prosentase Ni dan (b) rapat arus J.

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

m

u/

gr)

H

(Oe)

Ni38Fe62 Ni51Fe49 Ni62Fe38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

m

u/

gr)

J = 3 mA/cm2 J = 5 mA/cm2 J = 7 mA/cm2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

m

u/

gr)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

m

u/

gr)

(a) (b)

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

m

u/

gr

)

H

(Oe)

Ni38Fe62 Ni51Fe49 Ni62Fe38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

m

u/

gr

)

J = 3 mA/cm2 J = 5 mA/cm2 J = 7 mA/cm2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

m

u/

gr

)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

m

u/

gr

)

Gambar 3. Medan koersif sebagai fungsi (a) prosentase prosentase Ni dan (b) rapat arus J.

Gambar 4(a) dan 4(b) memperlihatkan tipikal ketergantungan prosentase Ni dan J

terhadap magnetisasi jenuh mS lapisan NiFe hasil elektroplating. Kedua kurva memperlihat-kan tipikal ketergantungan yang sama, yaitu

mS meningkat dengan kenaikan prosentase Ni maupun J, kemudian mS menurun.Magnetisasi jenuh mS = 0,72 emu/gr diperoleh saat prosen-tase Ni = 51%. Sedangkan hasil magnetisasi maksimum untuk variasi rapat arus didapat un-tuk J = 5 mA/cm2 dengan nilai m

s = 0,43 emu/gr. Hal ini mengindikasikan bahwa pada keadaan tersebut interaksi kedua atom penyusun lapisan tipis menghasilkan momen magnetik yang besar. Tipikal perubahan karakteristik magnetik dengan parameter penumbuhan ini membuka peluang aplikasi flat core flux gate sensor. Sistem sensor ini banyak diterapkan untuk sistem sensor jarak maupun sensor posisi.

(5)

B. Purnama dkk. - Karakteristik Magnetik Lapisan Tipis Ni-Fe Sebagai Flat Core Flux ...195

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

mu

/g

r)

H

(Oe)

Ni38Fe62 Ni51Fe49 Ni62Fe38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

mu

/g

r)

J = 3 mA/cm2 J = 5 mA/cm2 J = 7 mA/cm2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

mu

/g

r)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

mu

/g

r)

(a) (b)

-400 -200 0

200 400

-0.9

-0.6

-0.3

0

0.3

0.6

0.9

m

(e

m

u/

gr

)

H

(Oe)

Ni38Fe62 Ni51Fe49 Ni62Fe38

-400 -200 0

200 400

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

H

(Oe)

m

(e

m

u/

gr

)

J = 3 mA/cm2 J = 5 mA/cm2 J = 7 mA/cm2

0

2

4

6

8

0.3

0.35

0.4

0.45

J

(mA/cm

2

)

m

s

(e

m

u/

gr

)

0

2

4

6

8

70

80

90

100

110

H

c

(O

e)

J

(mA/cm

2

)

30

40

50

60

70

95

100

105

110

H

c

(O

e)

Prosentase Ni (%)

30

40

50

60

70

0

0.2

0.4

0.6

Prosentase Ni (%)

m

s

(e

m

u/

gr

)

Gambar 4 Magnetisasi jenuh mS sebagai fungsi (a) prosentase Ni dan (b) rapat arus J

Gambar 4. Magnetisasi jenuh mS sebagai fungsi (a) prosentase Ni dan (b) rapat arus J

Untuk lebih menguatkan diskusi sebe-lumnya, perubahan mikroskopik permukaan lapisan tipis akibat perubahan rapat muatan (J) dievaluasi dengan scanning tunneling micros-copy (STM). Tipikal perubahan struktur per -mukaan lapisan tipis Ni-Fe ditunjukkan pada Gambar 5. Luasan scan yang dipilih adalah 250 nm × 250 nm, sedangkan modifikasi rapat arus adalah J = 3 mA/cm2, 5 mA/cm2 dan 7 mA/

cm2. Terlihat dengan jelas bahwa bentuk struk

-tur morfologi permukaan lapisan NiFe berubah dengan perbedaan rapat arus (J) saat elektro-deposisi. Saat J = 3 mA/cm2 terlihat tipikal pola

pertumbuhan lapisan tipis yang tersusun struk-tur granular. Namun saat J = 5 mA/cm2, lapisan

tipis kontinu terealisasi. Ketika rapat arus dina-ikan menjadi J = 7 mA/cm2 struktur

per-mukaan termodifikasi menjadi struktur granular meskipun ukurannya berbeda dengan kasus sebelumnya. Apabila hasil ini dikorelasikan

de-ngan hasil karakterisasi magnetik sebelumnya (Gambar 3b) maka perubahan struktur granular menjadi lapisan tipis kontinu akan menurunkan nilai medan koersif (HC). Interaksi yang sangat kuat pada struktur lapisan tipis kontinu menin-gkatkan magnetisasi saturasi (mS) lapisan tipis Ni-Fe seperti diperlihatkan Gambar 4b. Medan koersif (Hc) kembali meningkat dan sebaliknya

mS menurun ketika granular teramati kembali untuk J = 7 mA/cm2.

Gambar 5. Modifikasi permukaan lapisan tipis magnetik NiFe untuk variasi rapat arus J yaitu (a) 3 mA/cm2, (b) 5 mA/cm2, dan (c) 7 mA/ cm2.

PENUTUP

Karakteristik magnetik lapisan tipis Ni-Fe hasil elektrodeposisi sebagai flat core flux gate sensor telah diuraikan pada makalah ini. Lapisan tipis Ni-Fe dideposisi di atas substrat printed circuit board (PCB) dengan variasi komposisi Ni dan rapat arus

J. Untuk memperoleh kualitas lapisan tipis yang baik, zat aditif vanily digunakan untuk mengurangi laju deposisi untuk keseluruhan ekperimen. Hasil menunjukkan modifikasi karakteristik magnetik hasil vibrating sample magnetometer karena perubahan parameter penumbuhannya. Koersif field (Hc) meningkat dengan kenaikan prosentase komposisi Ni dan Hc tidak membentuk pola tertentu dengan modifikasi apat arus J. Akhirnya magnetisasi jenuh maksimum mS = 0.72 emu/gr diperoleh untuk prosentase Ni = 51%, dan mS = 0.43 emu/gr untuk J = 5 mA/cm2. Klarifikasi dengan

(6)

-Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 191-196 196

Janosek, M., and Ripka, P., 2009. Current-Output of PCB Fluxgates, Sensor Letters, Vol. 7. Hal. 1-4

Kubik, J., Vcelak, J., O’Donnell, T., dan Mc.Closkey, P., 2009. Triaxial Fluxgate Sensor With Elec-troplated Core, Sensors and Actuators A 152. Hal. 139-145.

O’Donnell, T., Tipek, A., Connell, A., McCloskey, P., O’Mathuna, S.C., 2006. Planar Fluxgate Current Sensor Integrated In Printed Circuit Board, Sensors and Actuator A 129. Hal. 20-24.

Perez, L., Aroca, C., Sanches, P., Lopez E., dan Sanches, M.C., 2004. Planar Fluxgate Sen-sor With An Electrodeposited Amourphous Core, Sensors and Actuator A 109. Hal. 208-211.

Ripka P., 2000. New Directions In Fluxgate Sensors, J.Mag.Mag.Mat. Vol. 215-216 Hal. 735-739. Ripka, P., Li, X.P., dan Pan, J., 2009. Multiwire Core

Fluxgate, Sensors and Actuators A, 156. Hal. 265-268.

kopik lapisan tipis Ni-Fe.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini didanai oleh Hibah Ber-saing DIPA BLU Universitas Sebelas Maret Nomor Kontrak 2338/UN27.16/PN/2012.

DAFTAR PUSTAKA

Basschirotto, A., Dallago, E., Ferri, M., Malcovati, P., Rossini, A., dan Venchi, G., 2010. A 2D Micro-Fluxgate Earth Magnetic Field Mea-surement Systems With Fully Automated Ac-quisition Setup, Measurement Vol. 43. Hal. 46-53.

Choi, W.-Y., Park, K.-Y., Koh, B.-C., Kang, M.-S., Na, K.-W., dan Choi, S.-O., 2005. A Fabricat-ing Method For A Fluxgate Sensor Integrated In Printed Circuit Board, Paten USA No. US 2005/0172480 A1.

Gambar

Gambar  1  laju lektrodeposisi v  Ni-Fe  sebagai fungsi (a)  rapat arus J,      (b)  penambahan massa vanili  m,     (c) prosentase Ni 02 4 600.511.5 a*x+b a=1.86000001e-01 b=1.09999994e-012.20907220e-02 |r|=9.96492125e-01a*x+b a=1.86000001e-01 b=-1.066099
Gambar 2. Modifikasi kurva m-H untuk variasi  (a) prosentase komposisi Ni dan (b) rapat arus  J.
Gambar 4 Magnetisasi jenuh m S   sebagai  fungsi (a) prosentase Ni dan (b)  rapat arus J

Referensi

Dokumen terkait

Nilai pada Tabel 2 mengindikasikan bahwa secara finansial pengusahaan hutan rakyat pinus yang ada di Kabupaten Tana Toraja adalah layak dan dapat memberikan

Kendala substansi terdiri dari: (1) relatif sempitnya pemilikan atau penguasaan lahan untuk usaha hortikultura; (2) terbatasnya diversifikasi produk-produk agribisnis dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab penyakit mosaik pada tanaman cabai disebabkan virus, yang dibuktikakan dengan beberapa pengujian antara lain: penyiraman

Dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p > 0,05) sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat korelasi antara persepsi mahasiswa pada profesi bidan dan

8.. a) Vastaa kysymykseen valitsemalla parhaiten nykyistä opetustilannettasi kuvaava vaihtoehto. Opetustilani soveltuu hyvin kemian opetukseen. Saan käyttööni kemian

al-Adzkiya Nurus Shofa ini, ustadzah itu bernama Qonita Shalihah, pada wawancara itu Qonita memaparkan bahwa dia masih kuliah dan menjadi ustadzah bagi mahasiswa, di sini

Pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa

Menentukan hubungan antara sikap guru dan strategi menghadapi stres dengan tekanan kerja dalam kalangan guru mata pelajaran Kemahiran Hidup Bersepadu... Apakah tahap tekanan kerja