• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Laser Kontinyu dalam Analisis Material Berdasarkan Crater yang Dihasilkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Laser Kontinyu dalam Analisis Material Berdasarkan Crater yang Dihasilkan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI LASER KONTINYU DALAM ANALISIS MATERIAL BERDASARKAN CRATER YANG DIHASILKAN

Emy Alemmita Tarigan1, Takdir Tamba2, Mester Sitepu2, Maria M. Suliyanti3, Herbina Yuli3, Supriyadi3, Affi Nurhidayah3

1

Mahasiswa FISIKA FMIPA USU

Email : emyalemmitatarigan@gmail.com, Hp : 085275265689 2

Dosen FISIKA FMIPA USU

Email : mester_s@yahoo.com, Hp : 082163024455 Email : tambatj@gmail.com, Hp : 081361770165

3

Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI

The interaction of laser have been done with a particular material. The type of laser that been used is continue laser. One of the laser is CO2laser with wavelength of 10.6 nm and the CO2laser that we used has power ± 8 watt.. Interaction process is done at the focal point and defokus each laser. In CO2 laser the focal point is 5 cm and the defocus is 7 cm in front of the lens. In the process of laser interaction with the material, the most influential physical properties of the material is the melting point of the material. The melting point of silicon rubber, which 1410oC is higher than acrylic material which has 160oC and the plastic has 115-125 oC. The higher is needed the melting point of the material, the greater and the longer interaction time. The size of the resulting crater diameter depends on the laser output power, the time, the focal point of the laser defocus and the type of materials used. So it is known that silicon rubber requires the highest power and longest time so that size is wider in diameter than the plastic and acrylic materials.

Keywords: Laser, crater and material properties PENDAHULUAN

Spektroskopi ialah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar X dan lain sebagainya. Spektroskopi sendiri berkaitan dengan salah satu kebutuhan penting dari bidang ilmu pengetahuan saat ini karena hampir semua teknologi berkeinginan untuk mengamati fenomena atom dalam orde 10-14atau 10-15detik.

Laser merupakan salah satu alternatif dalam menjawab tantangan teknologi pada

zaman ini. Sampai saat ini telah dikembangkan berbagai teknik untuk perlakuan permukaan material dengan menggunakan laser. Proses ini disebut dengan laser prosessing materials. Laser yang merupakan alat yang menghasilkan dan memperkuat radiasi koheren pada frekuensi-frekuensi di daerah inframerah, cahaya tampak (visible light) atau daerah ultraviolet dari spektrum eletromagnetik. Ketika radiasi elektromagnetik berinteraksi dengan material, beberapa radiasi direfleksikan, beberapa diserap dan beberapa ditransmisikan. Ketika laser berinteraksi dengan material, ada proses termal (dipengaruhi transfer panas) dan proses atermal (dipengaruhi oleh perubahan skala atom), pelelehan (melting) dan penguapan (vaporization). Sangat diharapkan material yang di interaksikan dengan laser akan menghasilkan ablasi yang bersih dengan tingkat kerusakan minimal akibat panas, shock-affected-zone, debris (bekas) atau recast. Oleh sebab itu, interaksi laser dengan material sangat bermanfaat untuk

(2)

mengindentifikasi sifat fisik dari material yang diinteraksikan berdasarkan hasil interaksinya (crater). Sehingga ketika material digunakan dalam suatu aplikasi interaksi laser, misalnya sebagai pemotong material (cutting), sudah dapat diketahui parameter laser yang yang tepat untuk suatu material tersebut. Misalnya batas daya laser yang dapat digunakan dalam suatu material pada acrylic atau material lainnya dengan ketebalan tertentu. Terlebih dahulu diketahui batas daya atau energi laser yang mamapu berinterkasi dengan bahan acrylic. Dengan mengetahui parameter laser yang tepat pada suatu material tertentu, akan mengurangi kerugian akibat kerusakan pada saat interaksi. Misalnya, tingginya debris yang dihasilkan. Jika suatu material yang di interaksikan dengan laser tingkat debrisnya sangat tinggi, maka akan menyebabkan kerugian akibat sebagian dari bagian material tersebut rusak akibat berinteraksi dengan panas laser.

Untuk memecahkan masalah ini, maka diadakan sebuah penelitian untuk melihat interaksi laser karbondioksida (CO2) dengan berbagai material. Sehingga melalui penelitian ini, diharapkan akan diketahui bagaimana interaksi laser CO2 terhadap material dengan menganalisis crater yang dihasilkan. Hasil penelitian ini akan menjadi acuan penggunaan laser dan mempelajari interaksi laser dengan material.

TEORI DASAR Laser

Laser merupakan singkatan dari Light Aplification by Stimulated Emission of Radiation, yaitu terjadinya proses penguatan cahaya oleh emisi radiasi yang terstimulasi. Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang. proses yang

terjadi adalah elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton yang terlepas kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk meninggalkan resonator tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya rendah dan energi fotonya tinggi.

Gambar 1. Proses terjadinya laser Mekanisme Laser Processing Material

Dalam proses interaksi laser dengan material, terdapat beberapa macam proses yang terjadi, yaitu :

Gambar 2. Mekanisme laser processing material

Sifat Bahan material

Dalam proses interaksi laser dengan material, sifat dari masing-masing bahan material yang digunakan sangat mempengaruhi hasil interaksi atau disebut crater. Adapun sifat-sifat bahan material yang mempengaruhi adalah

(3)

penyerapan (absrobsi), konduktivitas termal, kerapatan (density) dan koefisien ekspansi termal. Untuk absorptivitas juga bervariasi dengan kekasaran permukaan. Permukaan kasar menyajikan luas permukaan yang lebih besar untuk sinar laser, dan menyebabkan cahaya akan tercermin beberapa kali, sehingga meningkatkan total absorptivitas. Sedangkan untuk temperatur kapasitas panas biasanya digunakan untuk menggambarkan jumlah molar, dan memiliki unit J mol-1 K-1. Volumetrik kapasitas panas spesifik untuk bahan homogen pada suhu kamar adalah sekitar 3 × 10-6 Jm-3 K-1. Logam dan paduan mempunyai nilai density yang tinggi, dan bahan polimer mempunyai density yang rendah. Koefisien ekspansi termal dikendalikan oleh getaran atom dan molekul, dengan naiknya suhu, amplitudo getaran meningkat.

α=

Koefisien ekspansi termal dikendalikan oleh getaran atom dan molekul, dengan naiknya suhu, amplitudo getaran meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang mempunyai fungsi masing - masing. Diagram blok dari rangkaian sistem yang dirancang adalah seperti pada gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3. Diagram Blok Rangkaian

Prinsip kerja dari diagram blog tersebut adalah proses interaksi laser dengan material di lakukan dengan berbagai variasi parameter seperti daya, waktu dan jaraknya, hal tersebut akan membuktikan perbedaan hasil interaksi pada masing-masing material. Sehingga akan didapat hasil crater dengan jenis material yang yang digunakan.

Skema Interaksi Laser dengan Material Proses interaksi yang terjadi dapat dilihat melalui skema dibawah ini :

Gambar 4. Skema Pengaturan interaksi laser CO2kontinyu

Pada penelitian digunakan laser karbondiosida (CO2) atau kontinyu. Sedangkan bahan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh interaksi laser CO2 adalah logam,yaitu alumunium dan polimer karet silicon rubber dan plastik. Proses pengambilan data dimulai dengan set-up laser dan pengoperasian laser, pada kemudian material ditembak dengan laser CO2 kontinyu yang diatur dengan beberapa variasi dari dari yang daya tertinggi sampai daya terendah dengan waktu penembakan disesuaikan dengan material yang digunakan dan jarak di fokus adalag 5 cm dan 7 cm di defokus laser. Hasil interaksi laser CO2 diamati dengan mikroskop

Skema Pengujian Hasil Interaksi (crater) Berikut skema pengujian mikroskopic dari hasil interaksi laser terhadap material :

(4)

Gambar 5. Skema Pengujian Crater objek material hasil interaksi pada meja objek mikroskop, dengan mengatur perbesaran yang dibutuhkan dan mendapatkan objek yang ingin di amati. Objek tersebut akan tampil pada tampilan citra optilab

HASIL DAN ANALISIS

Pengukuran Kestabilan Daya Laser CO2 Telah dilakukan pengujian daya laser CO2 kontinyu dengan bantuan alat powermeter digital. Melalui hasil pengujian tersebut diperoleh hasil daya keluarannya yang tidak stabil setelah dilakukan pengujian berulang-ulang sebanyak 4 kali (hasil pengujian pada kurva gambar 6).

Gambar 6. Ketidakstabilan daya laser CO2 kontinyu

Hasil Interaksi Laser dengan Material

(a) (b) (c)

Gambar 6. Hasil interaksi pada keadaan fokus laser (a) Silicon rubber, (b) Plastik,

(c) Acrylic

Fokus dan defokus laser adalah pemberian variasi jarak saat proses interaksi laser dengan material. Dapat dilihat melalui gambar di atas bahwa interaksi laser dalam jarak fokus akan menghasilkan crater yang pinggirannya lebih bulat dan dalam. Melalui penelitian ini akan dilihat perbedaan hasil interaksi laser dengan material pada fokus dan defokus laser.

(a) (b) (c) Gambar 7. Hasil interaksi pada keadaan defokus laser (a) Silicon rubber, (b) Plastik,

(c) Acrylic

Tabel 1. Data interaksi pada fokus dan defokus laser CO2

No Jenis Material Daya

(Watt)

Waktu 1 Silicon rubber 6,67 1 menit

2 Plastik 3,75 10 detik

3 Acrylic 4,47 10 detik

4 Alumunium 7,89 6 menit

Jarak fokus laser , yaitu 5 cm dan dalam penelitian ini defokus laser di letakkan pada jarak 7 cm (di depan lensa) . Dari gambar 4.5 dan gambar 4.6 di atas, dapat dilihat perbedaan hasil interaksi. Interaksi laser CO2 pada fokus laser menghasilkan cráter yang lebih dalam di bandingkan pada interaksi pada keadaan defokus. Dalam penelitian ini setiap material yang di interaksikan dengan daya dan waktu yang sama pada masing-masing material. Sehingga dapat dilihat perbedaan masing-masing interaksi. Dilakukan juga interaksi pada bahan alumunium tetapi dengan pemberian daya maksimum dan waktu yang lama, juga tidak ada dihasilkan interaksi apapun.

(5)

Diameter Crater Pada Setiap Material Berikut adalah kurva daya vs diameter luar crater pada keadaan fokus dan defokus laser untuk masing-masing material.

(a)

(b)

(c)

Gambar 8. Kurva Daya Vs Diameter Interaksi laser CO2Kontinyu (a) silicon

rubber, (b) Plastik dan (c) acrylic

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses interaksi laser CO2 dan DPSS

Kontinyu dengan material dipengaruhi oleh keluaran daya laser, semakin tinggi daya yang digunakan maka diameter dan lebar permukaan crater (material yang mengalami penguapan) akan semakin lebar.

2. Waktu interaksi yang digunakan pada bahan silicon rubber jauh lebih lama dibandingkan dengan acrylic dan plastik. Pada proses interaksi laser dengan material ini, sifat fisis material yang paling berpengaruh adalah titik leleh material. Titik leleh silicon rubber, yaitu 1410oC lebih tinggi dibandingkan bahan acrylic memiliki titik leleh 160oC dan plastik memiliki titik leleh 115-125oC. Semakin tinggi titik leleh bahan maka daya yang digunakan juga semakin besar dan waktu interaksi juga semakin lama. silicon rubber membutuhkan daya paling tinggi dan waktu terlama sehingga ukuran diameternya lebih lebar dibandingkan bahan material plastik dan acrylic.

3. Interaksi pada jarak fokus laser, crater yang dihasilkan kelihatan lebih dalam dan bentuk hasil interaksinya jelas sangat berbeda terutama interaksi laser CO2, yang hanya

terlihat sedikit hasil interaksinya.

Saran

Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :

1. Sebaiknya digunakan pengembangan lebih lanjut untuk menggunakan laser CO2 dan DPSS kontinyu yang berdaya tinggi, agar dapat dilihat lebih jelas hasil interaksi lasernya dan dengan laser berdaya tinggi, material logam juga dapat digunakan sebagai bahan interaksi

2. Sebaiknya digunakan laser pulsa untuk melihat perbedaan interaksi dengan laser pulsa dan laser

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, S Matthew and Craig B. Arnold. 2010. Fundamentals of Laser-Material Interaction and Application to Multiscale Surface Modification Bahtiar, Ayi Dr. Rekayasa Optic. 2008. UNPAD. Bandung

Davarcioglu, Burhan. 2010. An Overview of Diode Pumped Solid State (DPSS) Lasers. Facultyof Science and Art, Department of Physics, Aksaray-TURKEY. 2010

Ganesh, RK, A. Faghri dan Y. Hahn, "A Modeling Generalized termal untuk Laser Drilling Proses:.. 1 Pemodelan

Matematika dan Numerik

Metodologi" Int. J. Panas Massa Transfer, 40 (1997)

M.C, Hutley. 1982. Difraction Grating. Academic Press, Inc : New York.

Rahman, Abdul Q M. 2008. CO2 Laser Cutting Of Ceramic Tiles .Faculty Of Manufacturing Engineering : Universiti Teknikal Malaysia Melaka.

Research Tunable 50W (ALL LINES) CW CO2 Laser. Laser Electronics

PTY LTD. Queensland,

Australia

Svelto, Orazio, and D. C. Hanna. 1998. Principles of Lasers. Plenum Press : New York.

Shimoda, Koichi. 1984. Introduction to Laser Physics. Springer-Verlag : Berlin.

Yariv, Amnon, and Amnon Yariv. Optical Electronics in Modern Communications. The Oxford series in electrical and computer engineering. New York: Oxford University Press, 1997.

Zhou, B., Kane, T.J., Dixon, G.J. & Byer, R.L. (1985). Efficient, frequency stable laser diode Elforlight, FQ and FC Series Diode Pumped

Solid State Lasers (Elforlight Ltd, 4B Brunel Close, Daventry,Northants NN11 8RB, UK).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan nilai kalor briket variasi campuran kulit durian dan tempurung kelapa dan mengetahui peningkatan hasil belajar

Tanda Travellers’ Choice dan logo Travellers’ Choice hanya dapat ditampilkan pada atau terkait dengan hotel, restoran, destinasi, produk, atau layanan pemenang penghargaan. Jika

Tesis Prinsip Hukum Dalam Pembentukan Dan Pelaksanaan Kontrak Bot … SYAMSU THAMRIN... ADLN Perpustakaan

Kata alkohol segera mengingatkan kita pada etanol, yaitu senyawa memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Etanol adalah salah satu dari keluarga senyawa organik yang disebut alkohol yang terdapat di alam.

Mahasiswa Fikom Unpad juga dapat melakukan pendalaman atas informasi yang telah diperolehnya dari LINE@ BEM Fikom Unpad dengan mengakses akun LINE lain yang terkait dengan topik

Anak yang berperilaku hidup kotor mudah terjangkit penyakit Anak yang berperilaku kotor tidak dapat belajar dengan tenang Anak yang berperilaku hidup kotor shalatnya tidak

Instrumen penelitian menggunakan skala kecemasan terpakai yaitu HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan : 1) tingkat Kecemasan ibu hamil

Hasil menunjukkan curah hujan tinggiterjadi sepanjang tahun 2010 (musim kemarau tidak terjadi), terjadi kekacauan fenologi yang sebelumnya tanaman jeruk berbunga 1 sampai 3 kali