• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)14/41124.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAI'M). R. BU KA. STUDl TENT ANG KINERJA DEW AN PERW AKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAKATOBI. ER. SI T. AS. TE. TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam IImu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik. HARBIADI ODE AENO NIM.01498104 6. U. N. IV. Disusun Oleh :. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA .JAKARTA. 2009. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 14/41124.pdf. ABSTRAK Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi. Harbiadi Ode Aeno Universitas Terbuka harbiadi_ode@yahoo.co.id. BU KA. Kata Kunci: Kinerja Organisasi, Penganggaran Daerah, Pengawasan, Legislasi.. SI T. AS. TE R. Untuk: mengefektifkan dan mengefisienkan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, pemerintah daerah membutuhkan tiga instrumen utama yakni penganggaran, pengawasan, dan legislasi. Penganggaran merupakan instrumen kebijakan utama dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk: mencapai tujuan bemegara. Pengawasan merupakan subfungsi pengendalian terhadap pengeloiaan tata pemerintahan. Manajemen organisasi pemerintahan daerah membutuhkan fungsi pengawasan yang mampu memberi tanda bahaya jika terjadi penyimpangan atau ancaman terhadap pencapaian tujuan organisasi. Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk: peraturan daerah. Ketersediaan peraturan daerah sangat penting karena merupakan pedoman dan dasar dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.. U. N. IV ER. Penelitian ini mempunyai dua tujuan. yaitu (I) untuk: mengetahui dan menganalisis tentang kinerja DPRD kabupaten Wakatobi dalam bidang penganggaran, pengawasan dan legislasi, dan (2) untuk: mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja DPRD kabupaten Wakatobi dalam bidang penganggaran, pengawasan dan legislasi. Penelitian ini adalah deskciptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah seluruh anggota DPRD Kabupaten Wakatobi. Responden penelitian terdiri dari: (J) Ketua DPRD, (2) Ketua Komisi C, Ketua Kornisi A dan I orang pemerhati pembangunan daerah Kabupaten Wakatobi. Instrumen penelitian ini terdiri dari pedoman wawancara dan lembar check list untuk: studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi dalam kurun waktu dua tahun terakhir periode 2007 sampai dengan 2008. Penelitian ini mempergunakan teknik anaIisis kuaJitatif dengan model. interaktif.. ii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) 14/41124.pdf. TE R. BU KA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa k.ineJja DPRD dalam pelakSIIIlaIIIl fungsi penganggaran, pengaW8Sllll dan legislasi belum mencapai tingkat yang paling diharapkan, sebagaiIDlllla terlihat dalam hal-hal berilrut. Di bidang penganggaran, DPRD tidak dapat mengoptimalkan proses penyampaian, pembahasllll dan pengesahan atas Rancangan KUA-APBD, PPAS dan Rancangan APBD menurut kerangka waktu, konsistensi, keberpihakan pada publik dan kapasitas implementasi. Akibatnya anggaran daerab sebagai basil dati proses penganggaran tersebut selalu terlambat penetapannya, alokasi belanja lebih herat pada kepentingan aparatur dan pertumbuhan pendapatan daerah tidak mencapai tingkat yang layak. Di bidang pengawasan, DPRD belum fokus pada pengaW8Sllll kebijakan, belum mempunyai agenda pengaW8Sllll, belum menspesifikasi substansi kebijakan IDIIIla yang masuk dalam agenda DPRD dan mana yang dapat dijalankan langsung secara individu oleh anggota-anggota DPRD dan belum membiasakan diri membuat kertas keJja pengaW8Sllll. Akibatnya pengaW8Sllll DPRD belum berperan nyata sebagai sistem peringatan dini yang memberi tanda baltaya ketika teJjadi penyimpangan kebijakan atau kesepakatan bersama dan pencapaian kineJja kebijakan APBD belum maksimal. Di bidang legislasi, hampir semua inisatif Rancangan Perda bersumber dati pemerintah daerab, proses pembahasllll Rancangan Perda belum menempuh mekanisme partisipatif, dan masih banyak bidang urusan pemerintahan yang belum memiliki Perda. Akibatnya Perda yang dihasilkan oleh DPRD tidak mendapat respons yang positif dati masyarakat.. U. N. IV ER. SI T. AS. Faktor-faktor yang mempengaruhi kineJja DPRD dalam bidang penganggaran, pengawasan dan legislasi adalah sebagai berikut. Faktor kapasitas sumber daya IDIIIlusia DPRD, yakni rendahnya tingkat keterampilan (sebagairnana terlihat dati pendidikan formal dan pelatihan teknis), kedisiplinan maupun komitmen terhadap tugas. Faktor organisasi, yakni faktor struktura1 yang mencakup tidak berfungsinya Panitia Anggaran, tidak tersedianya Panitia Lagislasi, kerumitan aturan-aturan prosedural persidangan maupun pendanaan dan sentralisasi kewenangan di tangan Ketua DPRD serta faktor kultural yang mencalrup orientasi waktu anggota DPRD yang tidak berwawasan masa depan, tidak ada visi dan misi sebagai nilai dasar yang disepakati bersama sebagai kerangka pengarah bagi pemaknaan atas kondisi aktual. Faktor lingkungan, yakni aparat pemerintah daerab yang kurang disiplin, tidak mempunyai komitmen yang jelas tentang kebijakan dan penganggaran, tidak patuh terhadap kesepakatan bersama dan masyarakat yang kurang paltam terbadap hubungan kemitraan antar stakeholders dalam pemerintahan dan lemalmya budaya partisipasi.. iii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 14/41124.pdf. LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). JudulTAPM. Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Penyusun TAPM. Harbiadi Ode Aeno. NIM. 014981046. Program Studi. Admioistrasi Pub1ik. Hari I Tanggal. Seoin, 23 November 2009. BU KA. Kabupaten Wakatobi. R. Menyetujui :. Pembimbing II,. AS. TE. Pembimbing I,. Durri Andriani, M.Ed., Ph.D.. SI T. DR. Jama1uddin HOS, M.Si.. NIP. 131 569 965. ER. NIP. 131 918568. N. IV. Mengetahui,. Ketua Bidang IlmulProgram. U. Direktur Program Pascasarjana,. Magister Administrasi Pub1ik,. NIP. 132052021. ---. - ­ - --­ I. VI. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. ". I.

(5) 14/41124.pdf UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK. PENGESAHAN Nama. Harbiadi Ode Aeno. NIM. 01498 1046. Program Studi. Administrasi Publik. JuduJ TAPM. Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. BU KA. Kabupaten Wakatobi. Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program Pascasarjana,. Senin, 23 November 2009. Waktu. 19.30 - 21.30 Wita. TE. Hari / Tanggal. R. Program Studi Administrasi Publik, Universitas Terbuka pada :. Ketua Komisi Penguji. IV. Nama. U. N. Penguji Ahli Nama. ER. SI T. AS. Dan telah dinyatakan LULUS. Prof. ~din S. Winataputra, MA.. / /'hrAM ~cJ'Prof. Dr. HM. Aries Djaenuri, MA.. ~-\'. Pembimbing I Nama. DR.J~S.' M.Si.. Pembimbing II Nama. Durri Andriani, M.E<I.,Ph.D.. Vll. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(6) 14/41124.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRAS[ PUBLIK. PERNYATAAN TAPM yang beljudul Studi tentang Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerab Kabupaten Wakatobi adalah basil karya saya sendiri, dan seluruh swnber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.. BU KA. Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia. AS. TE. R. menerima sanksi akademik.. SI T. Kendari, 23 Nopember 2009. U. N. IV. ER. Yang menyatakan,. Vlll. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 14/41124.pdf KATA PENGANTAR. AlhamdulillDhi RDbbIl Alamin. Pertama-tama penuIis mema'liatbn pqji din syukvr. te badirat. Allah Subbanahu Wa Taala kareoa alas rabmat JIIIII. dUimpehbnnya sebiDggll penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Tem ini berjudul Studi tentang Kinerja Dewan Perwak:ilao. Rakyat Daerah KMbupIten Wabtobi.. Tms ini diS\lSllll untuk memenuhi persyaratan memperolch gelar Mlgi...... pada Program Magister Administrasi PubUk Universitas Terbuka UPBJJ Kadari.. Dalam penyusunan Tem ini penulis mendapat bimbingan dan araban dari. selaku Pembimbing. n.. BU KA. DR. Jamaluddin HOS, M.Si. selalru Pembimbing I dan Dum Andriani. M.Ed., PhD. Alas bimbingan dan araban beIiau bcrdua, tesis ini dapat. berwujud seperti sekanmg. Kepada beIiau berdua, penulis menguc:apbn banyak. R. terima kasih dan pengbargaan yang setinggi.-tingginya, serta perm.ohonan maar !lIaS. TE. Irekhilafim dan kekeliruan yang mllngkin penulis peIbuat baik disengaja maupun. udak disengaja.. AS. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada isteri dan anak-anak serta kedua orang tua penulis. Mungkin ada saat-saat kebahagiaan yang. SI T. bilang brena kesibukan penulis dalam menyusun tesis ini. Semoga Tuhan. ER. membalas kebaikan mereka semua dan meninggika., deraj3tnya.. Terima kasih pula kepada berbagai pihak: yang telah memberikan bantuan. IV. dan dorongan kepada penulis, tenrtama kepada:. N. (1) Rektor Universitas Terbuka (2) Direktut Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik VI;. U. ... (3) Kepala UPBJJ VI K.endari; (4) Seluruh tenaga edukatif dan administratif dalam lingkup Program Magister. Administrasi Publik VT dan UPBJJ VT Kendari; (5) Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Wabtobi.. ix. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(8) 14/41124.pdf. Disadari babwa tesis ini masih banyak kekurangannya. Penulis telah. berusaha sem.aksimal kemampuan yang dimiliki untuk menyajikan yang terbaik nrumm inilah yang dapat penulis capai. Penulis berterima kasih kepada pembac:a yang memberik.an saran yang konstroktif. Kendari, 23 November 2009 Penulis,. BU KA. ~. U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. NIM.014981046. x. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(9) 14/41124.pdf. DAFfARISI. Ha1aman ii. Abstrak Lembar persetujuan Lembar pengesahan Lembar pernyataan Kala pengantar Daftar isi Daftar gambar Daftar label Daftar Lampiran. vii viii ix xi xiii xiv. xvi. PENDAHULUAN. A. Law Be1akang MasaIah. TE R. B. Perumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian. TINJAUANPUSTAKA. SI T. A. Kajian Teori. AS. D. Kegunaan Penelitian BAB II.. BU KA. BAB I.. vi. 1. 1. 9 10 10. 11 11 11. 2. Ruang Lingkup Evaluasi Kinerja. 16. IV ER. 1. Konsep Evaluasi Kinerja. 3. Pendekatan Evaluasi Kinerja Lembaga. 19. 4. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Lembaga. Legislatif Daerah. N. 21. U. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi. 30. B. Kerangka Berpikir. 39. C. Definisi Operasional. 41. Xl. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(10) 14/41124.pdf. BABIII.. BABIV.. METODOLOOI PENELITIAN. 43. A. Desain Penelitian. 43. B. Populasi dan Sampel Penelitian. 44. C. Instrumen Penelitian. 44. D. Metode Pengumpulan Data. 45. E. Metode Analisis Data. 45. F. Lokasi dan Waktu Penelitian. 47. TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 48. A. Gambaran Umwn Kabupaten Wakatobi. 48. BU KA. B. Kinerja Lembaga Legislatif (DPRD) Kabupaten Wakatobi. 61. I. Kinerja DPRD dalam Pelaksanaan Fungsi. 61. R. Penganggaran. TE. 2. Kinerja DPRD dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan. AS. 3. Kinerja DPRD dalam Pelaksanaan Fungsi Legislasi. 96 105. SI T. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Lembaga 115. 1. Faktor Karakteristik Sumber Daya Manusia. 116. 2. Faktor Karakteristik Organisasi. 120. 3. Faktor Lingkungan. 125 129. A. Simpulan. 129. B. Saran-saran. I3l. N. SlMPULAN DAN SARAN. U. BABV.. IV. ER. Legislatif(DPRD) Kabupaten Wakatobi. DAFTARPUSTAKA. 133. Xli. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 14/41124.pdf. DAFTAR GAMBAR. No.. Judul Oambar. Halaman. Model Kerangka Pikir Evaluasi KinClja Lembaga Legislatif (DPRD) Kabupaten Wakatobi. 41. 4.5. Grafik Penduduk di Kabupaten Wakatobi Menurut Umur Tahun2001. 58. U. N. IV ER. SI T. AS. TE R. BU KA. 2.1. xiii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 14/41124.pdf. DAFTAR TABEL. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 4.13. Penduduk Menurut Kec!lIDl!tan di Kahupaten Wakatobi. Tabun2007. 57. PDRB Kahupaten Wak.a:tobi Menurut Lapangan Usaha Tabun2oo7. 60. BU KA. 56. TE R. 4.7. Penduduk Menurut Kec!lIDl!tan di Kabupaten Wakatobi, Tabun2007. Jadwal Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum APBD Kahupaten Wakatobi Tabun Anggaran 2007 sampai dengan 2009. 66. Jadwal Penyampaian, Pembahasan dan Kesepakatan Atas PPAS Kabupaten Wakatobi Tabun Anggaran 2007 sid 2009. 70. Jadwai Penyampruan, Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD Kabupaten Wakatobi Tabun Anggaran 2007 sid 2009. 74. Format Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Wakatobi, Tabun Anggaran 2007-2008. 78. AS. 4.6. 54. SI T. 4.4. Jumlab Desa/Kelurahan Menurut Kec!IIDl!tan di Kahupaten Wakatobi Tabun 2004 dan 2008. IV ER. 4.3. 50. N. 4.2. Luas Wilayab Kabupaten Wakatobi Menurut Kec!lIDl!tan, Tabun2oo8. U. 4.1.. Ha1aman. Judul Tabel. No.. Format Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Wakatobi, Tabun Anggaran 2007 dan 2008. 79. Format Anggaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Wakatobi. Tabun Anggaran 2007 dan 2008. 80. Ringkasan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Wakatobi. Tabun Anggaran 2007 dan 2008. 83. xiv. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(13) 14/41124.pdf. 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20. Ringkasan Anggaran Pembiayaan Daerah Kabupaten WakatobiTahun Anggaran 2007 dan 2008. 87. Perbandingan antara belanja langsung dengan belanja tidak langsung Tahun Anggaran 2007 dan 2008. 88. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerab Kabupaten WakatobiTahun2007. 101. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2007. 102. Daftar Perda Kabupaten Wakatobi yang Dihasilkan DPRD Periode 2004-2009. 106. Daftar Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Wakatobi dan JumJah Perda yang Tersedia. 108. Iumlah Kegiatan DPRD Kabuparen Wakatobi Tahun 2008. 110. U. N. IV ER. SI T. AS. 4.21. 85. BU KA. 4.15. Ringkasan Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Wakatobi Talnm Anggaran 2007 dan 2008. TE R. 4.14. xv. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) 14/41124.pdf. DAFfAR LAMPIRAN. Instrumen Penelitian. 138. 2.. Transkrip HasH Wawancara. 139. 3.. Biodata Penulis. 152. U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 1.. XVI. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) 14/41124.pdf 11. BAHH TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Evaluasi Kinerja. Pengertian evaluasi menurut Wikipedia Indonesia (2007) adalah penentnan secara sistematis mengenai kepatutan (kepantasan), nilai manfa at, dan. BU KA. keberartian sesuatu atau seseorang. Biasanya istilah evaluasi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu subyek kegiatlln usaba, organisasi, &tau. TE R. pelayanan. Departemen Pendidikan NasionaI (2002) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses pengumpulan serta pemrosesan data dan informasi yang. AS. akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengelolaan dan. SI T. pengembangan lembaga atau institusi. Berdasarkan definisi tersebut dapat. IV ER. disimpulkan bahwa evaluasi mengandung makna proses pengumpulan dan pemrosesan data dan informasi secara sistematis mengenai kepatutan. N. (kepantasan), nilai manfaat, dan keberartian sesuatu subyek baik hempa. U. seseorang, atau sesuatu kegiatan, program, dan kebijakan organisasillembaga. lGnerja merupakan konsep penting dalam tata pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (Mardiasmo, 2005). Penguknran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan menejer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 14/41124.pdf 12. Prawirosentono dalam Samsuddin (2003) mengemulcakan bahwa istilah kineJja merupakan padanan kata Inggris performance. Kata performance tersebut berasa.l dati akar kata to perform yang mempunyai menjalankan,. melaksanakan,. memenuhi. alau. am. menjalankan. melakukan, kewajiban,. melaksanakan atau menyempumakan tanggung jawab, melakukan sesuatu yang dihatapkan oleh seseorang. Sedangkan kata performonce merupakan kata benda yang mencenninkan sesuatu basil yang telah dikerjakan.. BU KA. Tingkat sejauh maua keberbasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut level of performonce. Biasanya orang yang level of. TE R. performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produk:tit: dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif. AS. atau berkinerja rendah (Vroom dalam As'ad, 1991).. SI T. Maier dalam Andrseni (2003) memberikan batasan Idnerja sebagai. IV ER. kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lawler and Poter menyatakan bahwa kineJja adalah succesfoll role achievement yang diperoleh. N. seseorang dati perbuatan-perbuatannya (As'ad, 1991).. U. Pengertian Idnerja menurut Bacal (2002) adalah tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian ini tercakup: (1) kemampuan menyelesaikan pekerjaan pada waktunya, (2) menunjukkan keahlian dan keterampiian yang diperlukan dalam pekerjaannya, (3) memmjukkan kreativitas dan inisiatif, dan (4) memenuhi alau melampaui target kuantitaf basil kerja yang telah ditentukan. Menurut Bernardin & Russel dalam Triton (2005),. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 14/41124.pdf 13. kineIja berarti kontribusi yang diberikan oleh setiap individu bagi organisasinya. Kinerja juga berarti catalan basil dan manfaat yang diperoleh dati fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu selama periode wak:tu tertentu.. Berdasarkan pendapat di atas m.aka dapat disimpulkan bahwa kineIja adahm basil yang diperoleh dati suatu aktivitas selama perode wak:tu tertentu sesuai dengan aturan dan norma-norma pelaksanaan yang telah ditentukan.. BU KA. Chairul1ah (2004) mengemnkalcan bahwa istilah evaluasi kineIja sering. juga disebut penilaian kineJ.ja (performance appraisal) dan tinjauan kineIja. Evaluasi kineIja atau penilaian pelaksan8an pekeJ.jaan roeliputi tiga hal berlkut. TE R. ini:. (1) Usaha mengidentifikasi, mengukur atau menilai dan mengelola pelaksanaan. AS. pekerjaan oleh para pegawa.iJk.aryawan.. SI T. (2) Usaha mengidentifikasi dan menilai aspek-aspek pelaksanaan pekeJjaan. tujuannya.. IV ER. yang berpengaruh kepada kesuksesan organisasi non profit dalam mencapai. N. (3) Kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan seorang pegawailkaryawan. U. sukses atau gaga! dalam melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan standar pekeJjaan sebagai tolok ukumya. Amstrong (1998) menjelaskan bahwa penilaian kineJja atau evaluasi kinerja bukanlah kegiatan kontrol atau pengawasan dan bukan pula mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan sangsi atau hukuman. Kegiatan difokuskan pada usaha mengungkapkan kekurangan dalam bekerja untuk diperbaiki dan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 14/41124.pdf 14. ke1ebihan bekelja untuk dikembangkan agar. setiap pegawailkaryawan. mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas kontribusinya dalam melaksanalran pekeljaannya guna mencapai tujuan organisasi yang mempekerjakannya. Untuk itu aspek-aspek yang dinilai harus sesuai dengan apa yang seharusnya dikerjakan sebagaimana terdapat di dalam analisis pekeljaan berupa deskripsi pekerjaan.. Ma'rifah. (2004). mengemukakan. bahwa. sistem. evaluasi. kinelja. BU KA. mempunyai dua elemen pokok, yakni: (1) Spesifikasi pekerjaan yaang harus dikerjakan oleh bawahan dan kriteria. yang memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good. TE R. performance) dapat dicapai, sebagai contoh: anggaran operasi dan target produksi tertentu.. AS. (2) Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai. SI T. cukup tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengan. IV ER. kriteria yang berlaku sebagai contoh laporan bulanan manager dibandingkan dengan anggaran dan realisasi kinelja.. N. Jackson dalam Rosidah (2003) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja. U. sangat erat kaitannya dengan kelangsungan organisasi. Data ataU informasi tentang kinerja karyawan terdiri dari tiga kategori sebagai berikut. (I) Informasi berdasarkan ciri-ciri seperti kepribadian yang menyenangkan,. inisiatif, atau kreatifitas dan mungkin sedikit pengaruhnya pada pekerj aan tertentu.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 14/41124.pdf 15. (2) Infonnasi berdasarkan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang spesifik yang mengarah pada keberhasilan pekeIjaan. Infonnasi perilaku lebih sulit diidentifikasikan dan mempunyai keuntungan yang secara jelas memberikan gambaran akan perilaku apa yang ingin dilihat oleh pihak manajemen. (3) Infonnasi berdasarkan basil pertimbangan apa yang telah dilakukan karyawan atau apa yang telah dicapai karyawan. Untuk pekeIjaan-pekeIjaan. BU KA. dimana pengukuran itu mudah alau tepat, pendekatau basil ini adalah cara yang terbaik. Akan tetapi apa-apa yang akan diukur cenderung ditekanlol1'1. TE. R. dan apa yang sarna-sarna pentingnya dan tidak merupakan bagian yang diukur mungkin akan diabaikan karyawan.. AS. Penjelasan di alas sekaligus menunjukkan bahwa evaluasi kineIja beIbeda. SI T. dengan pengukuran kinerja. Evaluaai kinerja merupakan kegiatan lebih lanjut. ER. dari kegiatau pengukuran kineIja dan pengembangan indikator kinerja. Oleh. IV. karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja hams berpedoman pada ukuran·. N. ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi kinerja juga. U. merupakan suatu proses umpan balik alas kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivilas dimasa mendatang. Sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja menyediakan infonnasi mengenai kineIja dalam hubungannya terhadap tujuan dan sasaran. Evaluasi kinerja merupakan kegiatan untuk menilai alau melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 14/41124.pdf 16. tugas dan f\mgsi yang dibebankan. Evaluasi kinerja merupakan analisis dan interprestasi keberhasilan mau kegagalan pencapaian kinerja.. 2. Ruang Lingkup Evalu..! Kiner;a Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:. 239/1X1618/2003. Tentang. Perbaikan. Pedoman. Penyusunan. Pelaporan. AkuntabiUtas Kinetja Instansi Pemerintah, mang lingkup atau tingkalan evaluasi. BU KA. kinerja meliputi : (a) Evaluasi Kinerja Kegiatan, (b) Evaluasi Kinetja Program. dan (e) Evaluasi Kinerja Kebijakan.. TE R. a. Evalu..i Klnerja Kegiatan. AS. Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan eapaian kinerja suatu unit instansi. SI T. pemerintah dalam suatu kurun waktu tertentu. Evaluasi ini setidaknya menunjukkan penilaian atas keberbasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan. IV ER. sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam kerangka perencanaan strategis. Selanjutnya dengan atribut indikator kinerja dan eapaian. U. N. kinerja kegiatan yang te1ah ditetapkan, evaluasi kinerja kegiatan dilakukan. Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan, yang. pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana kesesuaian antara program dan kegiatannya sesuai dengan atribut indikator (rnasukan, keluaran, basil, manfaat dan dampak) yang telah ditetapkan di dalam reneana strategis.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 14/41124.pdf 17. b. Evaluui Kinerja Program Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap Idnerja program. Program dapat didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sisternatis, dan terpadu yang diJaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.. BU KA. Evaluasi program merupakan hasil kumulatif dan berbagai kegiatan. Langbh­ langkah yang harus ditempuh dalam evaluasi kinerja program merupak.an kelanjutan dan capaian kinerja kegiatan. Evaluasi ini dilalrukan dengan. TE R. mengambil hasil setiap nilai capaian Idnerja kegiatan, kemudian memberikan. SI T. c. Evaluasi Kinerja Kebijakaa. AS. pembobotan, untuk kemudian diperoleh nilai capaian program.. IV ER. Evaluasi kinerja kebijakan merupakan evaluasi terhadap ketentuan­ ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang. basi. setiap. N. berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk. U. kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Evaluasi dan anaIisis kebijakan merupakan suatu kegiatan awal (bukan akhir) dan upaya untuk mening\catkan proses pembuatan kebijakan berilrut hasilnya. Dengan demikian analisis kebijakan merupakan pengkomunikasian atau penciptaan dan penilaian yang kritis mengenai suatu kebijakan. Oleh karena itu. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 14/41124.pdf 18. kebijakan yang bermutu sangat berguna. untuk memperbaiIci kebijakan dan basilnya. Evaluasi kinelja pada berbagai tingkatan bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pencapaian misi. Hal ini diperlukan agar kinelja dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan programlkegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam. BU KA. evaluasi kinelja dilalmkan pula analisis efisiensi dengan cam membandingkan antara output dengan input, baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan. TE R. memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selaqjutnya dilakukan pula pengukuranlpenentuan tingkat efektivitas yang. AS. menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat alau. SI T. dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerj a. IV ER. yang teljadi, baik terhadap penyebab terjadinya kesenjangan maupun strateji pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Dalam melakukan. N. evaluasi kinelja, perlu juga digunakan pembandingan-pembandingan antara:. U. kinelja nyata dengan kinelja yang direncanakan, kinelja nyala dengan kinelja tahun-tahun sebelumnya, kinelja suatu instansi dengan kinelja instansi lain yang unggul di bidangnya alaUpun dengan kinelja sektor swasta. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 14/41124.pdf 19. 3. Pendekatan Evalnui Kiaerja Lembaga Terdapat berbaga.i pendekatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja lembaga atau organisasi. Celimsky dalam Perry (1990), mengidentifikasi 6 tipe pendekatan evaluasi, yaitu: (1) analisis awal-akhir (front-end), (2) penUaian evaluabilitas (evaluability assesment), (3) evaluasi proses, (4) evaluasi efektivitas, (5) monitoring program, dan (6) evaluasi sintesis.. BU KA. Analisis awal-akbir adalah pendekatan kerja evaluasi yang dilakukan sebelum suatu keputusan bedanjut ke suatu program barn. Evaluasi ini mirip dengan perencanaan dan bersifat prospektif. Secara tipika1, analisis ini sebelumnya untuk. TE R. menggunakan temuan-temuan evaluasi. mengestimasi. AS. kelayakan program dan kemungkinan efeknya.. Penilaian evaluabilitas digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kebijakan, yaitu menilai asumsi-asumsi suatu program, dan. SI T. fonnulasi. IV ER. mengajukan pertanyaan tentang kewajaran dari asumsi-asumsi tersebut dan kemungidnan babwa aktivitas-aktivitas program dapat memenuhi tujuan-tujuan. U. N. tersebut. Penilaian evaluabilitas juga digunakan untuk m~awab pertanyaan­ pertanyaan mengenai pelabanaan kebijakan dengan menjelaskan karakteristik. aktual implementasi dengan aktivitas program yang ada. Evaluasi proses merupakan bentuk evaluasi yang dilaksanakan secara. sendiri maupun kombinasi dengan tipe evaluasi lain, sifatnya selalu retrospektif. Jika dilaksanakan sendiri, tujuannya adalab untuk menjelaskan dan menganalisis proses aktivitas program yang diimplementasikan untuk keperluan melakukan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 14/41124.pdf 20. perbaikan-perbaikan. Jib dikombinasikan dengan tipe evaIuasi lain (pa1ing. sering dengan evaIuasi efektivitas), tujuannya mungkin untuk menentukan desain evaluasi efektivitas atau membantu menjelaskan temuan-temuannya. Evaluasi efektivitas dan dampak adaIah pendekatan retrospektif, serna ha1nya evaIuasi proses, berusaha menemukan seberapa bail: suatu program beIjaian. Untuk mencapai tujuan ini, evaluasi hams menunjukkan bahwa perubahan-perubahan yang teramati benar-benar adaIah efek dari program,. Monitoring. BU KA. bukan efek dari faktor atau kekuatan lain.. program berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang. TE R. diuraikan sebelumnya. Tipe evaluasi ini sifatnya berkelanjutan, sedangkan yang diuraikan di atas sifatnya Single-shot. Fungsi dari monitoring ini ada1ah. AS. memberikan informasi tentang karakteristik masaIah atau untuk melacak. SI T. kemajuan program atau masaIah daIam sejumlah area.. IV ER. Evaluasi sintesis ada1ah suatu bentuk evaIuasi yang menganaiisis kembali temuan-temuan dari satu atau sejumlah evaIuasi untuk menentukan pelajaran apa. N. yang telah diambil dari suatu program atau kebijakan. Pendekatan ini dapat. U. mencakup sejumlah pertanyaan evaIuasi, termasuk efektivitas program dan juga tingkat pengetahuan yang tersedia mengenai suatu bidang masa1ah atau program. Pendekatan-pendekatan evaIuasi yang dikemukakan oleh Celimsky seluruhnya terfokus pada jawaban atas pertanyaan tentang substansi kegiatan/ kegiatan/program/kebijakan.. Pendekatan-pendekatan seperti ini cenderung. menggunakan angka-angka sebagai basis bagi penilaian tingkat kine!ja.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 14/41124.pdf 21. Kelemahan pendekatan-pendekatan ini terutama adalah kurang peka terhadap. makna apa yang ada di balik suatu fenomena kinerja 1embaga.. 4. Kedudukan FUDpi Lembaga Legislatif Daerah Berdasarkan ketentuan pasa.1 68 UU RepubJik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat. BU KA. Daerah, DPRD Kabupaten/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta perni­. lihan umum yang dipilih berdasarkan basil pemilihan. umum. Kedudukan DPRD. TE R. Kabupaten/Kota adalah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah yang berke­ dudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah kabupaten/k:ota.. AS. DPRD KabupatenlKota mempunyai fungsi tiga fungsi, yaitu. legislasi,. SI T. anggaran, dan pengawasan. Fungsi legislasi DPRD yakni menyusun perundang­. IV ER. undangan dalam bentuk Peraturan Daerah. Fungsi anggaran DPRD yakni memberikan persetujuan t!:rhadap rencana anggaran daerah yang mencakup. N. rencana anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Sedangkan fungsi. U. pengawasan DPRD adalah memastikan berjalannya perundang-undangan yang. ada dan optimalnya kinerja eksekutif (Yunita, 2004). Berikut ini elaborasi beberapa kousep yang terkait dengan ketiga fimgsi tersebut untuk memberikan. arab di dalam pengembangan kerangka poor.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 14/41124.pdf 22. a. Penpnllllnm Dalam konteks pemerintahan, anggaran adalah ekspresi finansial dari sebuah rencana. Penganggaran adalah proses pengalokasian sumber daya keuangan negara ootuk dipergunakan sebagai pengeluaran ke dalam setiap unit­ unit pemerintahan. Dalam hal ini sumber daya keuangan dialokasikan ke dalam bagian-bagian pendapatan, belanja, dan pembiayaan (Rasul, 20(3). Peran. BU KA. penting anggaran dalam organisasi sektor publik adalah kegnnllllDnya dalam menentukan estimasi pendapatan atau jumlah tagiban atas jasa yang diberikan (Nordiawan, 20(6).. TE. R. Pada tingkat daerah, alokasi sumber daya kenangan ini berwujud APBD. Berdasarkan ketentuan umum UU Nomor 17 Tahoo 2003 tentang Kellangan. AS. Negara, APBD adalah rencana keuangan tahooan pemerintaban daerah yang. SI T. disetujui oleh DPRD. Di dalam APBD tergambar semua hak dan kewajiban. ER. daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai. IV. dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berbubungan. N. dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun waktu satu tahoo. Secara. U. ideal APBD merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ootuk tercapainya tujuan bernegara (Djojosoekarto, 20(4). Dan sisi aturan, mekanisme penyusunan anggaran khususnya APBD diatur dengan UU Nomor 17 Tahoo 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 25 Tahoo 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan NasionaI, dan UU. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 14/41124.pdf 23. Nomer 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaban Daerah yang merupakan revisi dari UU Nomer 22 Tahun 1999. Walaupun ada perbedaan dalam perencanaan anggaran, namun perbedaannya tidaklah signifikan. Dan berbagai peratumn perundangan. tersebut. pada. prinsipnya. penyusunan. APBD. baruslah. mengedepankan prinsip-prinsip good governance, terutama efisiensi dan efektivitas. Substansi APBD mencakup pengalokasian sumber daya keuangan daerah. BU KA. pada bagian pendapatan, belanja, dan pembiayaan (Nazaruddin, 2ooS). Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai. TE. R. kek:ayaan bersih. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang. diakui sebagai pengurang nilai kek:ayaan bersih. Sedangka:n yang dimaksud. AS. dengan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali. SI T. danlatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran. ER. yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berilrutnya.. IV. Aturan pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. N. saat ini adalah Peraturan Menteri Dalarn Negeri (permendagri) Nomor 26 Tahun. U. 2006. Permendagri ini mengatur secara detail tentang rencana APBD, baik sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan. Permendagri Nomor 26 tahun 2006. ini mempertegas mengenai susunan penganggaran masing-masing kelompok pendapatan sebagai berikut. (1) Kelompok pendapatan dirinci menurut Jenis Pendapatan, se\anjutnya setiap Jenis Pendapatan dirinci menurut, Obyek Pendapatan; dan setiap Obyek Pendapatan dirinci menurut Rincian Obyek Pendapatan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 14/41124.pdf 24. BU KA. (2) Pencantuman anggaran pendapatan dalam APBD )'8111: berswnber liar. pajak daerah, basil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain­ lain pendapatan asH daerah yang salt yang ditmnsfer Iangsung ke kas daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang salt dianggad.:an pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). (3) Pencantuman anggaran pendapatan dalam APBD yang bersumber dari ret:ribusi daerah, komisi, potongan, keuntungan selisih ni1ai tulw rupiah. pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatiban, basil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisaltkAn dan basil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan yang dibawah pengllasaan pengguna anggaranIpengguna bamng dianggad.:an pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Setiap pendapatan yang dianggad.:an dicantumkan dasar hukumnya (dapat berupa Undang­ Undang, Peraturan Pemerin1:al4 Peraturan Presiden. Keputusan Presiden. Peraturan Menteri, Kepurusan Menteri, dan Peraturan Daerah). Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode Tahun. Pennendagri. TE R. Anggaran tertentu yang menjadi beban Daerah (Nazaruddin, 2005). Nomor 26 Tahun 2006 membagi struktur belanja daerah. AS. menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Bel~a Iaogsung. SI T. adalah belanja yang besar kecilnya dipengaruhi secara langsung oleh adanya. IV ER. kegiatan. Belanja langsung ini dapat disebut sebagai variabel cost. Belanja tidak langsung adalah belanja yang besar kecilnya tidak dipengaruhi secara. N. langsung oleh adanya kegiatan. Belanja ini dapat disebut sebagaifixed cost.. U. Belanja langsung rnaupun belanja tidak langsung disusun ke dalam. beberapa kelompok belanja, yaitu: (I) Belanja Administrasi Umum; (2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan; (3) Belanja Modal; (4) Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan; dan (5) Belanja Tidak Tersangka.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 14/41124.pdf. 25. b. Pengawasan Pengawasan merupakan tenninologj untuk menunjukkan bagaimana pimpinan memastikan berjalan baiknya suatu rencana sehingga tujuan yang ditetapkan daIam rencana tersebut dapat dicapai. Manajemen organisasi pemerintahan membutuhkan fungsi pengawasan yang mampu memberi tanda bahaya jika terjadi penyimpangan mau ancaman terhadap pencapaian tujuan. BU KA. organisasi. Pengawasan menjadi semacam early warning system (sistem peringatan diN) dalam proses pengendalian (Erawan & Yasadhana, 2004). Dewasa ini pengawasan telah dimasukkan sebagai salah satu satu prinsip­. TE R. prinsip tata pemerintahan yang bait, yang menjadi pedoman untuk pemerintah. AS. daerah, kota maupun kabupaten di Indonesia. Prinsip ini dimaksudkan untuk. meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan. SI T. pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.. IV ER. Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga berwenang perlu memberi peluang bagi masyarakat dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif. U. N. pengawasan sesuai bidangnya. Walaupun demikian tetap diperJukan adanya auditor independen dari luar dan basil audit perlu dipublikasikan kepada masyarakat (Bappenas dan UNDP, 2003). Definisi pengawasan telah banyak dikemukakan oleh para pakar. Siagian (1996) rnengemukakan definisi pengawasan sebagai proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilalrukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 14/41124.pdf. 26. sebelumnya. Syamsuddin dalam Harsono (1998) mendefinisikan pengawasan sebagai upaya me])tlapatkan rencana alau standar, mengidentifibsi kenyataan, dan membandinglam antara rencana atau standar tersebut dengan kenyataan. Jadi, pengawasan tidak sampai pada tahap melakukan penyesuaian-penyesuaian. Dalam operasiooalisasinya, hasil ak:hir dari pengawasan adalah saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pimpinan organisasi.. BU KA. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah Iangkah-langkah pokok yang ditempuh oleh pihak-pihak yang berwenang dalam sistem manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan pekeJjaan. TE R. berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan.. Tujuan utama pengawasan menurut Syafiie (1999) adalah untuk adanya. penyimpangan,. AS. mengantisipasi. penyalahgunaan,. kekurangan,. SI T. kemubaziran, dan lain-lain kendala sehingga apa yang direncanakan dapat. IV ER. tereapai. Selain itu agar dapat dideteksi dan dieek apakah kegiatan yang sedang dan sudah dilaksanakan telah meneapai basil sesuai yang direncanakan semua,. N. atau sekurang-kurangnya tidak menyimpang dari apa yang digariskan.. U. Sedanglam tujuan pengawasan menurut Bochari (1995) bukanlah untuk mencari­. carl kesalahan atau siapa yang salah, tetapi ditujukan untuk memahami apa yang salah derni perbaikan di mass datang dan mengarahkan seluruh kegiatan­. kegiatan dalarn rangka pelaksanaan dari suatu reneana sehingga dapat diharapkan suatu basil yang maksimal.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 14/41124.pdf 27. Berdasarlcan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawasan ada1ab untuk dapat memberikan peringatan dini sehingga kemungkinan penyimpangan dapat dideteksi sejak awal jaJannya pekegaan. Siapa yang salah tidak dipentingkan dalam pengawasan, tetapi apa yang salah dan mengapa tegadi kesalahan sebingga dengan demikian dapat dilakukan penyesuaian., diberikan jalan keluamya dan pelaksanaan rencana dapat kembali begalan normal tanpa menimbulkan kompleksitas dalam organisasi. menurut. Harsono (1998) mencakup. BU KA. Langkah-Iangkah pengawasan. kegiatan-kegiatan sebagai berikut: pemeriksaan, pengujian dan peni1aian., pen­. TE. R. gusutan., peninjauan., pengamatan dan pemantanan, kunjungan staf, pembinaan, pengendalian dan penertiban.. terbadaP pencapaian tujuan organsiasi sangat jelas.. AS. Pengaruh pengawasan. SI T. Melalui pengawasan <lapat diantisipasi adanya penyimpangan., penyalahgunaan,. ER. kekurangan, kemubaziran, dan lain-lain kendala sehingga apa yang direncanakan. IV. dapat tercapai (Syafiie, 1999), dapat dideteksi dan dicek apakah kegiatan yang. N. sedang dan sudah dilaksanakan telah mencapai hasil sesuai yang direncanakan. U. semus, atau sekurang-kurangnya tidak menyimpang dari apa yang digariskan.. I:.. LegisJasi Berdasarkan ketentuan UU Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003. pasal 77, yang dimaksud dengan fungsi legislasi adalah legislasi daerah yang merupakan fungsi DPRD Kabupaten/Kota untuk membentuk peraturan daerah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 14/41124.pdf 28. kabupatenlkota bersama bupati/walikota, dan membuat ketentuan yang men­ yangkut internal DPRD KabupatenlKota. Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2004 pasa17 (1), Peraturan Daerah me­ rupakan bentuk hukwn terendah dan hierarki bentuk peraturan perundangan di Indonesia. Selengkapnya, jenis peraturan dan hierarki peraturan perundang­ undangan adalah sebagai berikut: (I) UUD Republik Indonesia Tahun 1945; (2). (4) Peraturan Presiden; dan (5) Peraturan Daerah.. BU KA. UUlPeraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang; (3) Peraturan Pemerintah;. Noordiansyah (2009) menyatakan bahwa secara subtantif Perda seharus­. TE. R. nya mencerrninkan prinsip-prinsip keotonomian suatu daerah yang berbasis pada kondisi dan kebutuhan nyata yang ada pada masyarakat dan pemerintahannya.. AS. Untuk itu fungsi legislasi yang menghasilan Perda merupakan kunci utama da­. SI T. lam melaksanakan desentralisasi. Aktor utama dan fungsi legislasi itu tentulah. ER. para wakil rakyat yang duduk di DPRD.. IV. Pembuatan Perda selalu diawali dengan rancangan peraturan daerah. Ran­. N. cangan peraturan daerah dapat berasal dan DPRD atau Bupati/Walikota. Ber­. U. dasarkan ketentuan pasal 140 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, jika dalam waktu yang bersamaan (satu masa sidang) kepa!a daerah (Bu­. patiI Walikota) dan DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sarna. maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh. DPRD, sedang rancangan Perda yang disampaikan oleh kepala daerah digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 14/41124.pdf 29. Ketentuan di atas menggambarkan penguatan terbadap DPRD dalam men­ jalankan fungsi legislasi daerah dalam arti DPRD memi1iki peluang dan kewe­ nangan yang luas dalam pembentukan perda. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2512004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tam Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pasal95 ayat (1) secant tegas dinyatakanjuga bahwa DPRD memegang keknasaan dalam membentuk Perda. Penguatan DPRD dalam. BU KA. proses legislasi di daerah merupakan konsekuensi logis dari lembaga tersebut se­ bagai lembaga perwakilan. Oleh karena itu DPRD dengan kedudukan sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah yang salah satu tugas dan wewenangnya. TE R. membentuk Perda yang dibahas bersama kepala daerah hams memi1iki kepekaan dalam merespon dan menampung aspirasi yang berkembang di masyarakat (tern­. SI T. bahasan dan penentuan Perda.. AS. lama masyarakat dari daerah pemilihan yang mereka wakili) dalam proses pem­. IV ER. Rancangan Perna disampaikan oleh anggota, komisi, gabungan komisi, dan &tau a1at kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi (pasal. N. 141 ayat (1) UU Nomor 3212004) dan Pasal 28 ayat (1) UU Nomor 1012004.. U. Berdasarkan alas ketentuan tersebut gagasan untuk membentuk sebuah Perda 00­ pat diusulkan oleh setiap anggota DPRD. Tahapan pembahasan rancangan perda baik rancangan yang berasal dari DPRD maupun dari Kepala daerah dibagi dalam 4 tabap atau tingkatan yang di­ lakukan DPRD bersama Kepala daerah. Pembicaraan tingkat pertama, meliputi penjelasan Kepala Daerah dalam Rapat Paripurna tentang penyampaian Raperda. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 14/41124.pdf 30. yang berasal dari Kepala Daerah, atau penjelasan dalam Rapat Paripuma oleh Pimpinan KomisilGabungan Komisi atau Pimpinan Panitia Khusus terbadap Raperda dan atau Perubahan Perda atas usul prakarsa DPRD. Pembicar:aan tingkat kedua meliputi : dalam hal Raperda yang berasal dari Kepala Daerah: a) pemandangan umum dari fraksi-fraksi terhadap Raperda yang. berasal dari Kepala Daerah, b) jawaban Kepala Daerah terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi. Dalam hal Raperda alas usul DPRD: a) pendapat Kepala. BU KA. Daerah terbadap Raperda alas usul DPRD, b) jawaban dari fraksi-fraksi terbadap pendapat Kepala Daerah.. TE R. Pembicar:aan tingkat ketiga, meliputi pembahasan dalam mpat Ko­ misilGabungan Komisi atau Rapat Panitia Khusus dilakukan bersama-sama den­. AS. gan Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.. SI T. Pembicar:aan tingkat keempat meliputi : 1) pengambilan keputusan dalam. IV ER. Rapat Paripuma yang didabului dengan a laporan basil pembicaraan tabap keti­ ga; b. pendapat akhir fraksi; c. pengambilan keputusan. 2) penyampaian sambu­. N. tan Kepala Daerah terhadap pengambilan keputusan. Terhadap Raperda yang ttl­. U. lab disemjui bersama oleh DPRD dan Kepala Daerah disampaikan oleh Pimpi­ nan DPRD kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (Ropi'i, 2007).. 5. Faktor-raktor yang Mempengarubi Kinerja Organisasi Kinerja lembaga, tim, atau individu dapat mencapai tujuan seperti diharapkan, namun dapat pula tidak mencapai harapan. Wibowo (2007). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 14/41124.pdf 31. menyatakan bahwa Idnerja seringkali tidal: mencapai apa yang dihara:pkan sehingga kita selalu membutubkan perbaikan Idnerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi ldnerja organisasi telah banyak diung­ kapkan oleh para analis. Wibowo (2007) dalam menjelaskan fenomena kesen­ jangan Idnerja menekankan pada pemilikan kemampuan sumber daya manusia organisasi, antara lain.. BU KA. (\) Kemampuan sebagai high-performer yang menunjukkan prestasi tinggi; (2) Model pecan tentang keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku yang dihara:pkan; (3) Keterampilan menjalankan hubungan antarpribadi untuk membangun kredi­. TE R. bilitas;. (4) Percaya diri dan kredibilitas untuk menyelesaikan masalah;. SI T. nalisis kebutuhan;. AS. (5) Kemampuan analitis untuk mengikuti proses secara sistematis untuk menga­. IV ER. (6) Kreativitas untuk mensintesakan solusi yang tepat; (7) Keberanian untuk memberikan umpan balik secara jujur;. N. (8) Ketekunan untuk melihat sesuatu secara mendalam.. U. Sehubungan dengan kapasitas sumber daya manusia, Dwidjowijoto (2003) menekankan perlunya kedisiplinan. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sikap disiplin yang kuat. Sebaliknya kegagalan bangsa kita dalam berbagai hal erat kaitannya dengan sikap tidal: disiplin yang sudah membudaya di berbagai kalangan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 14/41124.pdf 32. Faktor penting lainnya yang menjadi sumber lceberlmsilan dan prestasi organisasi menurut Mucbinsky dalam Kurniasari (2004) adalah komitmen sumber daya manusia. Menurut Muchinsky, komitmen adaIah identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi. Organisasi yang memiliki anggota dengan komitmen yang tinggi akan mendapat lceunbmgan berupa terciptanya kondisi kerja yang kondusif dan prestasi yang lebm bait sebingga organisasi dapat lebm efisien dan efektif.. BU KA. Bateman dan Stresser dalam Kurniasari (2004) menegaskan bahwa individu yang memilild komitmen organisasi yang tinggi lebm mampu. TE R. beradaptasi, jarang terlambat masuk kerja, dan kepuasan kerjanya lebih tinggi. Senada dengan pendapat di atas, Liem (2002) menyatakan bahwa banyak orang. AS. yang kurang berbakat, memiliki hanya satu gelar kesarjanaan, ikut hanya dalam. SI T. satu-dua kali pelatihan, namun lebm sukses karena memiliki komitmen yang. IV ER. k:uat.. Hardjito (2001) mengemukakan bahwa keberhasilan organisasi dalam. N. mencapai tujuarmya dipengarubi oleh komponen-komponen organisasi yang me­. U. liputi (1) struktur, (2) tujuan; (3) manusia, (4) hukum (5) prosedur pengoperasian yang berlaku; (6) teknologi, (1) lingkungan, (8) kompleksitas (9) spesialisasi; (10) kewenangan; dan (11) pembagian tugas. Yuwono (Tangkilisan, 2005) mengemukakan bahwa fuktor-fuktor yang dominan mempengarubi kineIja suatu organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 14/41124.pdf 33. Irualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang erektif. Komberly dan Rot1man dalam Gibson (1996) berpendapat bahwa efektivitas. organiSlL~. ditentukan oleh: (I) lingkungan, (2) teknologi, (3) pilihan. strategi, (4) proses dan (5) kultur. Sementara itu Ruky (2001) mengidentifikasi 6 faktor yanl! berpengaruh IlIIlI!sung terbadap tingkat pencapaian kineIja organisasi, yaitu: (l) teknologi organisasi; (2) Irualitas input atau material yanl!. BU KA. digunakan oleh organisasi; (3) Irualitas lingkungan tisik; (4) budaya organisasi,. (5) lrepemimpinan, dan (6) penselolaan sumber daya manusia.. TE R. Steers (1985) meogemukakan 4 faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja organisasi yaitu: (I) Jau-a1cteristik organisasi, meliputi struktur dan. AS. teknologi; (2) Jau-a1cteristik Iingklmgan, meliputi lingkungan intem dan. SI T. lingkunl!an ekstem; (3) Jau-a1cteristik pekerja, meliputi keterikatan pada. IV ER. organisasi dan pre stasi kerja; dan (4) kamkteristik praktek manajemen, meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemantaatan sumber daya,. N. penciptaan lingkungan prestasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan,. U. inovasi dan adaptasi organisasi. Atmosoeprapto (2001) mengemukakan bahwa kinerja suatu organisasi. akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal rnaupun ekstema1 seperti berikut: (1) Faktor internal. terdiri dari: (a) tujuan organisasi. (b) struktur organisasi. (c). sumber daya manusia, dan (d) budaya organisasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 14/41124.pdf 34. (2) Faktor ekstemal. terdiri dan: (8) faktor poUuk, (b) faktor ekonomi. dan (C) faktor sosial.. Dan keseluruhan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang secara langsung maupun udale Iangsung. berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi publik. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok faktor, yaitu: (I) faktor individu atau. BU KA. sumber daya manusia, (2) faktor organisasi, dan (3) faktor linglomgan Pengaruh yang bersumber dan faktor individu sumber daya manusia mencakup antara lain keterampiJan teknis dan manajerial, kedisiplinan,. TE R. komitmen, dan kreativitas. Pengaruh yang bersumber dan faktor organisasi da­ pat dibedakan lagi menjadi faktor struktur organisasi dan kultur organisasi. Se­. AS. dangkan pengaruh yang bersumber dan faktor lingkungan antara lain kondisi po­. SI T. litik, ekonomi dan sosial. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kinerja lembaga. IV ER. baik secara parsial maupun secara simultan. Penjelasan mengenai faktor struktur organisasi dapat dipahami dan. N. dimensi-dimeusi struktur organisasi itu sendiri. Griffin (1987) merinci. U. komponen-komponen. struktur. organisasi. sebagai. berikut:. spesialisasi,. departementalisasi, pola otoritas, dan rentang kendali manajemen staf. Robbins. (1996). membuat. perincian. mengenai. segi-segi. struktur. organisasi. Perspektif perubahan organisasinya nampak dan faktor-faktor determinan (penentu) struktur organisasi. Dimensi -dimensi struktur organisasi. adalah: (1) kompleksitas. (2) formalisasi. dan (3) sentralisasi. Dimensi-dimensi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 14/41124.pdf 3S. ini telah meneakup unsur-unsur struktural yang dikemukakan oleb bebcrapa pakar tersebut di atas. Kompleksitas mengacu pada tingkat diferensiasi yang ada dalam suatu organisasi. Tennasuk di dalamnya adalah tingkat spesialisasi atau pembagian kega, jumlah tingkatan di dalam biraI:k:i organisasi, serta tingkat sejaub mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Meogapa kompleksitas penting subsistem yang. BU KA. bagi 8uatu organisasiJlembaga? Organisasi terdiri dari. membutubkan koordinasi, komunikasi, dan kontrol agar dopat efektif. Maka, makin kompleks sebuah organisasi, makin besar kebutubannya akan a1at. TE R. komunikasi. koordinasi, dan kontrol. Jika kompleksitas meningkat maka akan meningkat pula tuntutan terbadap manajemen untuk memastikan bahwa. AS. aktivitas-aktivitas yang didiferensiasi dan terdispersi begalan dengan baik ke. SI T. arab pencapaian tujuan organisasi. Makin tinggi kompleksitas makin besar pula. IV ER. kebutuban koordinasi dan kontrol (Robbins, 1996). Formalisasi adalab tingkat sejaub mana organisasi menyandarkan dirinya. N. pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya.. U. Beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telab distandarkan secara minimum,. yang. lainnya. mempunyai. segala. macam. peraturan. yang. memerintabkan kepada pegawainya mengenai apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan. Mengapa formalisasi itu penling? Karena organisasi akan memperoleh keuntungan dari pengaturan perilaku para pegawai. Standarisasi peruaku akan mengurangi keanekaragaman. Pada sisi lain, makin besar. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 14/41124.pdf 36. fonnalisasi ma\dn sedikit pula kebijakan yang dirninta dari pemegang jabatan. Hal ini relevan karena kebijakan memerlukan biaya. Pekerjaan yang fonnalisasinya rendah menuntut pertimbangan yang lebih besar. Organisasi­ organisasi memilih untuk memfonnalkan pekeljaan sedapat mungkin agar memperoleh prestasi yang paling efektif dari para pegawainya dengan biaya paling rendah (Robbins, 1996).. BU KA. Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan. Letak pengambiJan keputusan ini dapat berada di puncak organisasi, didelegasikan ke level bawah, atau diberikan kepada suatu tim yang bersifat ad. TE R. hoc. Sebagian organisasi menerapkan desentralisasi, sebagian lain menerapkan sentralisasi. Mengapa sentralisasi-desentralisasi itu penting? Selain kumpulan. AS. orang-orang, organisasi adalah sistem pengambilan keputusan dan pengolahan. SI T. infonnasi. Organisasi membantu pencapaian tujuan melalui koordinasi dari. IV ER. usaha kelompok; pengambilan keputusan dan pengolahan infonnasi adaJab yang utama agar koordinasi dapat terlaksana. Ada alasan lain mengapa organisasi. N. sebaiknya mendesentralisasi. Organisasi hams menanggapi dengan cepat. U. perubahan kondisi yang terdapat pada titik dimana perubahan itu teljadi. Desentralisasi mendorong tindakan yang cepat karena menghindari kebutuhan untuk memproses infonnasi melalui hirarki vertikal (Robbins, 1996). Robbins melihat ada lima faktor detenninan struktur, ysitu strategi (dalam. bahasa lainnya disebut tujuan), besaran organisasi, teknologi organisasi, lingkungan organisasi, dan pengendalian kekuasaan (Robbins, 1996). Seisin. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 14/41124.pdf. 37. dipengaruhi oleh variabel-variabel struktural, kinerja suatu organisasi juga akan dipengaruhl oleb Irulturlbudaya organisasi itu sendiri. Kulturlbudaya organisasi. adaIah DiIai-niIai dominan yang didukung oleh organisasi, dan asumsi ser1a kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi (Robbins, 1996). Kulturlbudaya yang kuat dieirikan oleb Dilai inti organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan haik, dan dirasakan hersama secara luas.. BU KA. Teori Irultural yang dikemllkakan Handy (Foster. 2007) mengindikasikan. bahwa individu, organisasi, dan bangsa mempunyai preferensi Irultural berkenaan dengan lingkungan kerja, dan habwa keberhasilan individu dan. TE R. organisasi merupakan fungsi dari pertautan yang serasi antara preferensi Irultur individu dengan Irultur organisasi. Pergeseran secara periodik dari kultur. AS. organisasi adaIah bat yang perlu sehagai jawaban alaS peruhaban li.ngk:ungan.. SI T. Shafritz dan Ott (1987) mengemukakan bahwa Irulturlbudaya organisasi. IV ER. &pat dianalisis pada 3 tingkatan, yaitu: artifilk., niIai, dan asumsi konseptual. Artifak menunjuk pada benda-benda hasil karya yang dapat diohservasi seperti. N. teknologi, hahasa, produksi, dan perilaku nyata. Nilai menunjuk pada perasaan. U. individu tentang apa yang seharusnya, sedangkan asumsi konseptual menunjuk pada kategori-kategori yang mengarahkan proses komunikasi dan interpremsi alaS peristiwa sebari-hari. Asumsi konseptual iDi meneakup bubungan dengan. lingkungan, waktu dan roang, siCat manusia, aktivitas, dan hubungan antar manusia.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 14/41124.pdf. 38. Darling dan Beebe (2007) mengemukalcen bab.wa organisasi pemerintah saat ini perlu memiliki tiga fitur kultur yang kuat, yaitu: inovasi, kemampuan. mengambil risiko, dan proaktif. Lebih lanjut dije1askan bahwa inovasi berfokus. pada pencarian solusi·solusi kreatif dan bermalma terbadap masalah·masalah dan kebutuhan-kebutuhan individual dan operasional. Keberan.ian mengambil risiko. (risk-taking) mencak.up kesediaan berkomitmen terbadap sumber daya organisasi. diterima. secara. rasional.. Proaktif. adalah. BU KA. Ice arab peluang-peluang yang mempunyai kemungkinan kegagalan yang dapat menyangkut. Icemampuan. mengimplememasikan secara proaktif dan menrfirlsilitasi tindakan-tindakan. TE R. melalui sarana yang tepat yang secara tipika1 mencak.up usaha pihak·pihak: lain. Effendi (2005) mengemukakan bahwa kulturlbudaya organisasi adalah. AS. semua eiri yang menunjukkan kepribadian suatu organisasi: keyakinan bersama,. SI T. nilai-nilai dan perilaku-perilaku yang dianut oleh semua anggota organisasi.. IV ER. Lebih lanjut ditegaskan bahwa nilai-nilai dan perilaku yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan amanah antara lain adalah: demokratis, arlil,. N. transparan, dan akuntabel.. U. Penjelasan kultura1 di atas memberikan pemahaman bahwa kinerja organisasi akan sangat tergantung pada seberapa banyak fitur-fitur kultura1 yang dianut dengan kuat, diatur dengan bail<, dan dirasakan bersama secara luas oleh anggota organisasi. Faktor lingkungan penting dalam analisis mengenai kinerja lembaga DPRD karena setiap lembagaJorganisasi beroperasi di bawah pengaruh. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) 14/41124.pdf 39. Iingkungan. Tidak ada lembagalorganisasi yang beroperasi dalam kevakuman. Organisasi selalu berinterak.si dengan lingkungannya (Robbins, 1996). Menurut Robbins (1996), lingkungan organisasi Malah segala sesuatu yang berada di luar. organisasi. Selanjutnya Robbins membedakan 2 kategori lingkungan organisasi, yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus. Lingkungan umum mencakup kondisi yang moogkin mempooyai dampa.k: tetbadap organisasi tetapi relevansinya tidak begitu jew. Termasuk di sini adalah hadaan politik,. BU KA. lingkungan sosial, hukum, dan lain-lain. Lingkungan khusus adalah bagian dati lingkungan yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai. TE R. tujuannya. Lingkungan khusus mencakup antara lain klien atau pelanggan, pemasok, para pesamg, lembaga pemerintah, kelompok penekan. dan. B. Kerangka Berpikir. SI T. AS. sebagainya.. IV ER. Konsep utama dalam penelitian ini adalah kinelja lembaga DPRD Kabupaten Wakatobi dalam pelaksanaan fungsi penganggaran, pengawasan dan legislasi, serta. U. N. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinelja lembaga DPRD tersebut. KioeJ:ja lembaga legislatif yang dimaksudkan di sini adalah capaian basil aktivitllS DPRD sesuai dengan peraturan pelaksanaan yang telah ditentukan. Cakupan kineJ:ja dalam penelitian ini adalah bidang penganggaran, pengawasan dan legislasi dalam kurun. waktu dua taboo terakhir (taboo 2007-2008). Dntuk mengevaluasi kinelja pelaksanaan fungsi penganggaran, pengawasan dan legislasi oleh DPRD, peneliti. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) 14/41124.pdf 40. menggunakan pendekatan evaluasi berbasis akuntabilitas, dengan menggabungkan unsur-unsur positif dari analisis stmtejik dan evaluasi dampak (Visser, 2006). Penggunaan kedua pendekatan ini dibarapbn dapat mengungkap tentang: (1) keefektifan misi, tujuan dan stmtegi organisasi DPRD di dalam menjalanlran fungsi penganggaran dan pengawasan serta legislasi, dan (2) hasil-hasil nyata dari aktivitas DPRD di dalam proses penganggaran dan pengawasan serta legislasi tersebut. Faktor-tBktor yang berpengaruh terhadap kinerja lembaga legislatif dalam. BU KA. penelitian ini mencakup tiIktor sumber daya manusia, karakteristik organisasi, dan lingkungan. Faktor sumber daya manusia mencakup keterampilan, kedisiplinan,. TE R. komitmen, dan kreativitas. Karakteristik organisasi mencakup aspek-aspek struktur dan k:ultur organisasi. Aspek stmktural organisasi mencakup departementalisasi,. AS. prosedur operasi standar, dan sentralisasi. Adapun faktor k:ultur organisasi. SI T. mencakup artifak, nilai dasar dan asumsi konseptual.. IV ER. HasH akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah deslcripsi mengenai akuntabilitas kineIja penganggaran dan pengawasan DPRD, serta pola-pola. N. hubungan antara berbagai VlIriabel struktur dan k:ultur organisasi dengan. U. akuntabilitas kinerja penganggaran dan pengawasan DPRD tersebut. Secara singkat kerangka pemikiran terurai di atas dapat dilihat pada model berikut ini.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 14/41124.pdf 41. KINERJA LEMBAGA DPRD. FAKTOR YANG MEMPENGA­ RUHlKINERJA. )v. (I) Faktor Somber Daya Manusia. (2) Faktor Karakteristik Organisasi (3) Faktor Lingkungan. - Kinelja dalam Fungsi Pen­ ganggaran - Kinelja daIam Fungsi Pen­ gawasan. Gambar2.!. BU KA. - Kinelja daIam Fungsi Legis­ lasi. TE R. Model Kerangka Pikir Kinelja Lembaga Legislatif (DPRD) Kabupaten Wakalobi. AS. i. SI T. C. Delioisi Operasiooal. IV ER. Untuk memberikan kepastian arab bagi proses penggalian informasi dan pengumpulan data di lapangan maka konsep-konsep pokok dalam penelitian ini. N. diberikan definisi operasional sebagai berikut.. U. (1) Evaluasi kinetja lembaga legislatif adaIah aktivitas sistematik dengan menggunakan melode ilmiah untuk menilailmengukur dan membuat keputusan mengenai capaian keberbasilan atan kegagalan lembaga legislatif daerah dalam melaksanakan fungsi anggaran, pengawasan dan legislasi. (2) Lembaga legislatif daerah adaIah DPRD Kabupaten Wakatobi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) 14/41124.pdf 42. (3) Fungsi anggaIlll1 DPRD ada1ab fungsi memberikan persetujuan terbadap rencana angganm daerah yang mencakup rencana angganm pendapatan, belanja, dan pembiayaan. (4) Fungsi pengawasan DPRD adalab fungsi memastilam berjalannya perundang­ undangan yang ada dan optimalnya kinerja lembaga eksekutif daerah. (5) Fungsi legislasi adalab pembentukan Perda bersama 8upan dan pembentukan. peraturan internal DPRD.. BU KA. (6) Faktor sumber <laya manusia ada1ab Jrondisi keterampilan, kedisiplinan, dan kreativitas ketekunan anggota DPRD.. TE R. (7) Faktor kamkteristik organisasi adalab kondisi struktur dan lrultur yang dominan di dalam lembaga DPRD.. AS. (8) Faktor lingkungan adalab kondisi politik, sosial dan ekonomi yang melingkupi. U. N. IV ER. SI T. DPRD.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) 14/41124.pdf 43. BARm. METODE PENELITIAN A. Desaio Peoelitiao Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan desain deskriptif ini berdasarkan pertirobangan lebih memungkinkan pengkajian secara komprebensif terhad.ap kinerja lembaga legislatif daerah di bidang. BU KA. penganggaran, pengawasan dan legislasi. Penelitian ini juga bermaksud untuk melihat bubungan sebab akihat, antara kinerja lembaga DPRD dengan beberapa. TE R. fuktor. Hubungan sebab-akibat di sini ditekankan pada pola-pola bubungan dan dite­ laah dalam latar yang bersifat alamiah. Peneliti mengamati keaslian suatu gejala so­. AS. sial, kemudian menelusuri apaIcah fenomena tersebut menimbu1kan akibat pada ki­. SI T. nerja atau tidak.. IV ER. KineJja DPRD yang diteliti adalah kinega kegiatan tahunan se1ama periode 2007-2008, yang terdiri dari unsur-unsur ma'rukan (input), keluaran (output), basil. N. (outcomes), manfaat (benefits), dan dampak (impact). Kegiatan yang diteliti adalah. U. kegiatan yang dibiayai APBD dan yang dituangkan dalam rencana kerja tahunan lembaga DPRD, sebagai penjabaran dari fungsi penganggaran dan pengawasan DPRD. Faktor-fuktor yang mempengaruhi kinega DPRD dalam pelaksanaan fungsi penganggaran dan pengawasan yang diteliti mencakup struktur organisasi dan kultur organisasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) 14/41124.pdf 44. B. Popului dan Sampel Penetitian. Populasi penelitian ini adaIah seluruh anggota DPRD Kabupaten Wakatobi yang betjumlah 20 orang. Sesuai dengan desain penelitian maka dalam penelitian ini tidak. digunakan sampel. Penelitian kualitatif bertolak dari asUlllSi bahwa realitas empiris terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural, saling terkait satu sarna lain, sehingga setiap fenomena sosial hams diungkap secara holistik (Moleong, 1995).. BU KA. Da\am usaha untuk menggambarkan fenomena sosial secara holistik: tersebut, peneliti menggunakan dolrumen-dulrumen dan responden penelitian sebagai sumber utama data dan informasi. Responden penelitian sebanyak 4 orang, terdiri dari. TE R. responden utama dan responden tambahan. Responden utama adaIah Ketua DPRD, sedangkan responden tambahan terdiri dari: Ketua Kornisi A, Ketua Kornisi C, dan. AS. 1 orang warga masyarakat pemeri1ati pemerintahan daerah di Kabupaten Wakatobi.. SI T. Responden penelitian tersebut dianggap memaharni substansi masalah yang diteliti. IV ER. dan dapat menjamin kea1ruratan data.. N. C. Instrumen Penelitiall. U. Instrumen penelitian ini terdiri dari pedoman wawancara dan lembar check list untuk studi dolrumentasi . Pedoman wawancara memuat garis besar pertanyaan kualitatif yang akan diajukan kepada responden berkenaan dengan pelaksanam fungsi penganggaran, pengawasan dan legisIasi DPRD beserta faktor-faktor struktur dan kultur organisasi yang mempengaruhinya. Sedangkan lembar checklist memuat pemyataan-pemyataan terstruktur untuk beberapa tema tertentu yang berkaitan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) 14/41124.pdf 45. dengan capaian Idnerja dan unsur-unsur st:ruktur organisasi yang secara nyata obyelcnya dapat diobservasi langsung. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menda1am dan studi dokumentasi. Di antara tahapan-tahapan wawancara dilakukan dengan seluruh responden yang mewakili DPRD dan pemerhati pembangunan Kabupaten Wakatobi.. BU KA. Wawancara dilakukan untuk mene1usuri pendapat responden berkenaan dengan Idnerja dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Wakatobi dalam. TE R. pelaksanaan fungsi penganggaran, pengawasan dan legislasi beserta faktor-faktor struktur dan kultur organisasi yang mempengaruhinya. Wawancara dilakukan secara. AS. bebas dengan menggunakan panduan wawancara.. SI T. Studi dokumentasi dimana data diperoleh dari bulru dan dokumen-dokumen yang relevan, seperti Tata tertib DPRD (Tatib), Kebijakan Umum Anggaran (KUA). IV ER. dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD, Rencana Kerja dan Dokumen Anggaran Satuan Kerja. Informasi yang diperoleh dari dokumen­. U. N. dokumen tersebut di atas, dikaji dan dianalisis untuk mengliasi1kan temuan yang bermakna bagi pengembangan Idnerja dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Wakatobi.. E. Metode Analisis Data Penelitian ini mempergunakan teknik analisis kualitatif dengan model interaktif. Analisis model interaktif menurut Miles dan Haberman (1992) adalah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) 14/41124.pdf 46. analisis data melalui tiga kegiatan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Masing-masing dati kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Reduksi. Data.. Reduksi. data. merupakan. proses. menyeleksi. data,. menyederhanakan data, mengkiasifikasi data, dan mengorganisir data agar data yang terlrumpullebih mengarah pada permasalahan dan dapat membantu proses. BU KA. analisis selanju!J1ya. Data yang tidak bermanfaat disingkirkan sedangkan yang relevan dan bermanfaat dicatat secara sistematis. Data hasil catatan tersebut diklarifikasi kepada sumber data lainnya melalui wawancara.. diperoleh. dengan. kecenderungan. TE R. b. Penyajian data. Merupakan proses penyusunan kembali data yang telah kognitifnya. adalah menyederhanakan. AS. informasi kompleks kedalam satuan bentuk yang disederbanakan secara selektif. SI T. atau konfigurasi yang mudah untuk dipahami sehingga dapat diperoleh tingkat. IV ER. validitas serta obyektifitas hasH penelitian. c. Penarikan kesimpulan.. Merupakan. proses. penyusunan kesimpulan dan. N. pembuatan keputusan dari hasH analisis yang sebelunmya disesuaikan dengan. U. pertanyaan penelitian. Kecenderungan hasH yang muncul diidentifikasi kembali, diperjelas pola konfigurasi-konfigurasi yang timbul agar penarikan kesimpulan. akhir dapat dipertanggungjawabkan. Dimana data yang telah dikumpulkan dianalisis secara statistik deskriptif dengan pemaknaan interpretasi logis sehingga diperoleh pemahaman tentang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(61) 14/41124.pdf 47. Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi berkenaan dengan pelaksanaan fungsi penganggaran, pengawasan dan legislasi.. F. Lobsi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi palla DPRD Kabupaten Wakatobi. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 4 bulan, mulai Oktober 2008 sampai dengan Januari. U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 2009.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(62) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(63) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(64) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(65) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(66) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(67) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(68) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(69) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(70) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(71) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(72) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(73) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(74) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(75) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(76) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(77) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(78) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(79) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(80) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(81) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(82) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(83) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(84) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(85) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(86) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(87) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(88) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(89) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(90) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(91) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(92) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(93) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(94) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(95) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(96) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(97) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(98) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(99) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(100) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(101) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(102) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(103) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(104) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(105) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(106) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. 14/41124.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini pada dasarnya bermaksud mencoba menguraikan positivisasi (proses menjadikan sebagai sumber hukum) Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik setelah

Seperti yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui pentingnya mengetahui proses berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah, sehingga tujuan penelitian ini adalah

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Media Group, h.. Untuk itu, di sini pentingnya pembinaan akhlak yang membawa generasi yang akan datang kepada ketinggian

Dalam konferensi tersebut, menghasilkan beberapa rekomendasi yang nantinya akan menjadi pembahasan di ASEAN, yaitu mendorong negara anggota ASEAN untuk meratifikasi

Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kebumen sebagai bagian tak terpisahkan dari RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

Militer Iran, ini karena Khameini masih berada dalam pengaruh Imam Khomeini yang saat itu tidak menyetujui fasilitas nuklir yang dianggap salah satu wujud bantuan AS [27]..

1.1 Mengidentifikasi standar, pedoman dan peraturan perundang- undangan yang terkait dengan perencanaan irigasi dengan cermat. 1.2 Memilah standar, pedoman dan peraturan

rerata jumlah ketepatan shooting sesudah pelatihan pada Kelompok 1 pelatihan shooting sasaran tetap memberikan efek yang lebih baik dengan persentase peningkatan 91,42%