• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan PKL Kelompok 2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan PKL Kelompok 2.pdf"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. TOA GALVA INDUSTRIES

DI PT. TOA GALVA INDUSTRIES

BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENANGGULANGAN KEBAKARAN, LISTRIK DAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN, LISTRIK DAN

KONSTRUKSI BANGUNAN

KONSTRUKSI BANGUNAN

PELATIHAN CALON AHLI K3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

UMUM

ANGKATAN KE

ANGKATAN KE

 – 

 – 

 1

 1

KELOMPOK 2

KELOMPOK 2

Andi Rafika Dwi Rachma Nataluddin

Andi Rafika Dwi Rachma Nataluddin

Ardhi Wibowo

Ardhi Wibowo

Fatimah Husin

Fatimah Husin

Marlina Rachma Suci

Marlina Rachma Suci

Merlina Restiana Dewi

Merlina Restiana Dewi

Muhammad Rafiq Daulay

Muhammad Rafiq Daulay

Radna Tariastuti

Radna Tariastuti

Stevanus Budy

Stevanus Budy

Yoshua S. K. Buaton

Yoshua S. K. Buaton

PENYELENGGARA

PENYELENGGARA

PT DUTA SELARAS SOLUSINDO

PT DUTA SELARAS SOLUSINDO

Jakarta, 3-15 Oktober 2016

Jakarta, 3-15 Oktober 2016

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR

DAFTAR ISI ...

ISI ...

...

...

...

... ii

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN ...

...

...

...

... 1

1

1.1

1.1

Latar

Latar Belakang ...

Belakang ...

...

...

...

.. 1

1

1.2

1.2

Maksud dan

Maksud dan Tujuan ...

Tujuan ...

... 1

... 1

1.3

1.3

Ruang

Ruang Lingkup ...

Lingkup ...

...

... 2

2

1.4

1.4

Dasar

Dasar Hukum ...

Hukum ...

...

...

... 2

2

1.4.1

1.4.1 Dasar Hukum K3

Dasar Hukum K3 di Bidang

di Bidang Listrik dan

Listrik dan Lift

Lift ... 2

... 2

1.4.2

1.4.2 Dasar Hukum K3 di Bidang Penganggulangan

Dasar Hukum K3 di Bidang Penganggulangan

Kebakaran ...

Kebakaran ...

...

...

... 3

3

BAB 2

BAB 2

KONDISI

KONDISI PERUSAHAAN ...

PERUSAHAAN ...

...

...

... 5

5

2.1

2.1

Gambaran Umum Tempat

Gambaran Umum Tempat Kerja ...

Kerja ... 5

... 5

2.2

2.2

Temuan-Temuan

Temuan-Temuan di

di Lapangan

Lapangan ...

...

... 5

... 5

2.2.1

2.2.1 K3 Penanggulangan

K3 Penanggulangan Kebakaran ...

Kebakaran ... 6

... 6

2.2.2

2.2.2 K3

K3 Listrik ...

Listrik ...

... 7

... 7

BAB 3

BAB 3

ANALISIS

ANALISIS TEMUAN ...

TEMUAN ...

...

...

... 10

10

3.1

3.1

Temuan Positif

Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran ...

K3 Penanggulangan Kebakaran ... 10

... 10

3.2

3.2

Temuan Negatif

Temuan Negatif K3 Penanggulangan

K3 Penanggulangan Kebakaran

Kebakaran ...

... 19

. 19

3.3

3.3

Temuan Positif

Temuan Positif K3 Listrik ...

K3 Listrik ... 22

... 22

3.4

3.4

Temuan

Temuan Negatif

Negatif K3

K3 Listrik

Listrik ...

...

... 22

... 22

BAB 4

BAB 4

PENUTUP

PENUTUP ...

...

...

...

...

. 26

26

4.1

4.1

KESIMPULAN ...

KESIMPULAN ...

...

...

... 26

26

4.2

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu

 persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT.

Duta Selaras Solusindo bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja.

Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 13 Oktober 2016, kami

melakukan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT. TOA Galva Industries.

Praktek Kerja Lapangan dilakukan dengan mengambil topik terkait K3

Penanggulangan Kebakaran, K3 Listrik, dan Konstruksi bangunan untuk

melihat temuan-temuan baik positif dan negatif dilapangan. Dalam bidang K3

Penanggulangan Kebakaran, K3 Listrik, dan Konstruksi bangunan memiliki

sumber-sumber bahaya seperti bahaya biologi, bahaya fisika, bahaya kimia,

 bahaya psikologis, dan bahaya ergonomi. Sumber-sumber bahaya tersebut

dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit

akibat kerja.

Hasil dari dilakukannya checklist ini bertujuan sebagai pembelajaran

 bagi kami khususnya kelompok 2 dan upaya perbaikan atau bahan masukan

 bagi PT. TOA Galva Industries.

1.2

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :

1.

Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan

 pembinaan.

2.

Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3

di lapangan khususnya di bidang Listrik, Penanggulangan Kebakaran,

dan Konstruksi Bangunan

3.

Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli

K3 Umum.

4.

Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan

memberikan saran atau rekomendasi.

(4)

1.3

Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :

1.

Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran

2.

Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik

3.

Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan

1.4

Dasar Hukum

1.4.1

Dasar Hukum K3 di Bidang Listrik dan Lift

a.

UUD 1945

 b.

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

c.

UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

d.

Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

RI

No.

Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasn Instalasi

Penyalur Petir 

e.

Permenaker No. Per.03/MEN/1999 tentang

Syarat-syarat K3 pada Lift Penumpang dan Barang

f.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun

2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Listrik di tempat kerja

g.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No:

Kep.407/BW/1999

tentang

Persyaratan,

Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift

h.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No:

Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik 

i.

Standar Nasional Indonesia (SNI) No.

SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi

Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja

 j.

PERMEN No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan

Dan Kesehatan kerja listrik di tempat kerja.

(5)

1.4.2

Dasar Hukum K3 di Bidang Penganggulangan

Kebakaran

a.

UUD 1945

 b.

UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

c.

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api

Ringan

e.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI

No.

Per.02/MEN/1983

tentang

Instalasi

Alarm

Kebakaran Automatik 

f.

Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

RI

No.

Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasn Instalasi

Penyalur Petir 

g.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

RI No.: Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan

Standar Nasional Indonesia (SNI) No.

SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi

Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja

h.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.

Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan

Kebakaran di Tempat Kerja

i.

Instruksi

Menteri

Tenaga

Kerja

No.

Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

Penanggulangan Kebakaran

 j.

SNI 03-6570-2001 Tentang instalasi pompa yang

dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.

1.4.3

Dasar Hukum K3 di Konstruksi Bangunan

a.

UUD 1945

 b.

UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

c.

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d.

UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

e.

UU No. 28 Tahun2002 Tentang Bangunan Gedung

f.

Permenaker No. 01 Tahun 1980 Tentang K3

Kontsruksi Bangunan

g.

SKB Menaker dan

Mentri

PU Kep.

174/104/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang

K3 pada Kegiatan Konstruksi

(6)

h.

KepdirjenBinawasNo.Kep.20/BW/2004tentang

Kompetensi personil K3 Konstruksi Bangunan

i.

Kep.74/PPK/XXI/2013

Lisensi

K3

Bidang

(7)

BAB 2

KONDISI PERUSAHAAN

2.1

Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. TOA Galva Industries adalah produsen peralatan  public addres

sound system, yang terdiri dari: speaker, amplifier, mikrophone  dan

megaphone.

PT. TOA Galva Industries berdiri pada tanggal 1 Juni 1976.

Pendiri PT. TOA Galva Industries adalah Bapak Uripto Widjaja. Beralamat

di Jl. Raya Jakarta Bogor KM.34-35 Desa Sukamaju Baru, Tapos, Depok

Indonesia, 16958 dengan luas: 2,6 Ha dan memiliki total tenaga kerja

sebanyak 800, dengan 60% laki-laki dan 40% perempuan. PT. TOA Galva

Industries memiliki visi yaitu The Healthy Company (Perusahaan yang Sehat)

dengan misi QCDS (Q = Quality C= Cost D= Delivery S= Service). PT. TOA

Galva Industries memiliki sarana dan fasilitas berupa poliklinik dan dokter

 perusahaan, lapangan olahraga, masjid Al-Muhsinin, rungan kebaktian,

Ruang Terbuka Hijau, Mess Karyawan.

Untuk mengawasi kualitas produk PT. TOA Galva Industries

memberakukan ISO 9001:2008 tentang manajemen baku mutu. PT. TOA

Galva Industries juga konsisten dengan pelestarian lingkungan, hal tersebut

terbukti dengan adanya ISO 14001:2004 tentang manajemen lingkungan.

Kebijakan mutu perusahaan yaitu dengan tingkat kepuasan total para

 pelanggan yang menggunakan seluruh produk TOA. Kebijakan lingkungan

dengan mengendalikan pencemaran lingkungan, mengelola limbah B3,

mematuhi

peraturan

perundang-undangan,

serta

perbaikan

 berkesinambungan untuk sistem managemen lingkungan. Adapun standar

keamanan produk yaitu dengan adanya RoHS dan REACH untuk keamanan

 produk ekspor ke Cina, UL (Underwriters Laboratories) untuk keamanan

 produk ekspor ke Amerika, Japan Fire Equipment Inspection Institute untuk

keamanan produk ekspor ke Jepang, CE EN untuk keamanan produk ekspor

ke Eropa.

Dalam kegiatannya, PT. TOA Galva Industries melakukan berbagai

macam proses kerja yang tidak luput dari resiko. Proses tersebut antarar lain

 proses Spinning, proses Metaling, proses Painting, proses Plastic Injection,

 proses Dipping Solder , proses Speaker unit, proses Assembling speaker  dan

 Megaphone  proses Assembling  Ampliefer   dan  Microphone, proses quality

(8)

Bermacam-macam peralatan digunakan dalam kegiatan atau proses

kerja di PT. TOA Galva Industries diantaranya adalah pemakaian bahan

 berbahay seperti cat pada proses pengecatan, menggunakan 80% peralatan

 produksi dengan tenaga listrik yang mempunya potensi kebakaran akibat arus

 pendek, maintenance yang tidak sesuai prosedur, ataupun instruksi kerja yang

tidak dijalankan dengan baik. Selain itu peralatan-peralatan pendukung yang

memiliki potensi bahaya yang cukup signifikan diantaranya trafo, boiler,

genset, maupun pesawat angkat-angkut,

2.2 Temuan-Temuan di Lapangan

2.2.1

K3 Penanggulangan Kebakaran

2.2.1.1 Temuan Positif

1.

Di setiap gedung dapat ditemukan peta jalur evakuasi

2.

Memiliki material dinding gedung beton bertulang

TIPE B pada gedung assembling dan perkantoran

3.

Telah tersedia pintu darurat di setiap gedung

4.

Memiliki tim penanggulangan tanggap darurat

termasuk tim penganggulangan kebakaran di setiap

gedung dan diadakan simulasi kebakaran.

5.

Di setiap gedung telah tersedia APAR

6.

Jumlah Hydran sudah cukup

7.

Dokumen dan Pemeriksaan Ruang Pompa

8.

Adanya data ceklis pemeriksaan APAR

9.

Terdapat SOP penganggulangan kebakaran dan

evakuasinya

10.

Di setiap departemen telah terdapat penanggung jawab

 pada bagian APAR

11.

Sudah terdapat cara penggunaan APAR di ruangan.

12.

Tersedia SOP penganggulangan kebakaran dan

evakuasinya

13.

APAR ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau

dan cara pengoperasiannya mudah dibaca dan

dilakukan pemeriksaan APAR secara rutin

14.

Letak Hydran mudah terlihat dan dicapai.

15.

Terdapat

Smoke

detector

untuk

pengedalian

kebakaraan

(9)

2.2.1.2 Temuan Negatif

1.

Peta jalur evakuasi terlalu kecil

2.

Memiliki material dinding TIPE C pada bagian

spinning yaitu dinding dengan bahan yang dapat

terbakar dan tidak dapat menahan secara struktural

terhadap kebakaran.

3.

Tidak memiliki pressurized fan pada setiap gedung

khususnya pada tangga darurat dan jalur evakuasi

4.

Tenaga

kerja

sudah

mengikuti

training

 penanggulangan kebakaran namun belum memiliki

sertifikat

5.

Belum mempunyai ahli K3 spesialis penanggulangan

kebakaran

6.

Peta jalur evakuasi terlalu kecil

7.

Belum tersedia Sprinkler, sebaiknya menggunakan

sprinkler Dry Pipe System.

8.

Disalah satu Hydran, selangnya tidak tersusun dengan

rapi.

2.2.2

K3 Listrik

2.2.2.1 Temuan Positif

1.

Untuk panel listik dan sumber listrik bertegangan

ditemukan tanda bahaya berupa poster peringatan

2.

Terdapat 3 (tiga) buah sistem penyalur petir yang

 bersifat aktif (elektro statis) dan setiap bangunan sudah

diproteksi dengan sistem penyalur petir sistem pasif

3.

Hasil pengukuran sistem grounding dibawah 5 ohm

sudah sesuai standar

4.

Terdapat box contol  (kotak pantau) untuk pengecekan

sistema penyalur petir aktif

5.

Sudah dilakukan pengujian instalasi petir setiap 1 (satu)

tahun sekali oleh PJK3 riksa uji yang bekerja sama

dengan Dinas Tenaga Kerja kota Depok

(10)

6.

Sudah dibentuk tim maintenace listrik yang tersertifikasi

 baik Ahli K3 Listrik dan Teknisi K3 Listrik,Sesuai

PERMEN No.12 Tahun 2015 pasal 7.

7.

Ada pengesahan awal untuk izin listrik yang telah

disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja kota Depok

8.

Ada pengecekan instalasi listrik dari pihak asuransi

dalam periode setahun sekali saat perbaruan premi

sehingga ada fungsi pengawasan lebih

9.

Pada pintu lift terdapat limit switch yang berfungsi untuk

memotong arus listrik pada saat pintu terbuka sehingga

lift tidak bisa digunakan untuk mencegah ada anggota

tubuh masuk saat lift beroperasi

10.

Ada izin penggunaan lift yang telah disahkan oleh Dinas

Tenaga Kerja

2.2.2.2 Temuan Negatif

1.

Belum ada jadwal rutin pengecekan instalasi listrik

yang dilakukan dari internal pabrik

2.

Ditemukan beberapa instalasi kabel listrik yang masih

aktif namun kondisinya terbuka dan terurai sehingga

 berpotensi bahaya tersetrum dan kebakaran

3.

Ditemukan instalasi kabel listrik yang berada di saluran

air dan tidak dilindungi dengan pipa atau bahan

 proteksi lainnya

4.

Pada pesawat lift tidak ditemukan tanda kapasitas

maksimum beban sehingga dapat berpengaruh

terhadap daya motor listrik dan kekuatan kereta lift

5.

Belum menerapkan LOTO ( Locked Out and Tag Out )

untuk proses maintenance yang berfungsi untuk

 proteksi kecelakaan kerja dari aspek human error 

6.

Kesadaran dari beberapa karyawana dan pengguna

 pesawat lift untuk menutup pintu lift saat tidak

digunakan

7.

Tidak ada tanda bahaya dan lampu tanda operasi saat

lift digunaka.

(11)

2.2.3

K3 Konstruksi Bangunan

2.2.2.1 Temuan Positif

1.

Pekerjaan maintenance konstruksi dilakukan oleh

 pihak lain (kontraktor) dan telah diawasi oleh

supervisor dari PT. TOA Galva Indsutries.

2.2.2.2 Temuan Negatif

1.

Sudah ada perancah atau scaffolding namun tidak

standar, yaitu pagar pengaman tidak ada

2.

Tidak menggunakan APD pada saat melakukan

 pekerjaan maintenance konstruksi bangunan, seperti

kaca mata safety, sarung tangan, helm, sepatu safety,

dan body harness.

3.

Kerapihan area kerja maintenance konstrusi tersebut

tidak terjaga yang ditandai dengan alat kerja yang

 berserakan, dan tangga dan pipa yang disandarkan di

tiang perancah.

4.

Tindakan tidak aman pekerja maintenance konstruksi

yang naik berdiri tidak pada scaffolding, namun pada

 pagar tangga bangunan.

(12)

10

BAB 3

ANALISIS TEMUAN

3.1 Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1.

Melakukan pemeriksaan dokumen teknis seperti gambar pemasangan,katalog dan penunjuk  pemeliharaan.

Memeriksa kembali apakah syarat-syarat yang diberikan telah dilaksanakan atau tidak.

Memeriksa panel kontrol apakah dalam keadaan stand by.

Memeriksa ruang pompa dan mencatat data-data teknik pompa,motor penggerak dan perlengkapan yang ada,panel kontrol.

Memeriksa sistem persediaan air.

Memeriksa test kerja pompa dan tekanan pompa. Memeriksa suplai daya listrik dan apakah ada daya listrik darurat.

Pengujian operasioanl hydran.

Lebih meningkatkan kualitas Hydran dan pengawasan terhadap Pemeriksaan Hydrant.. Ins.11/M/BW/1997 Di lampiran Petunjuk Teknis Pengawasan Sistem Proteksi Kebakaran Bab IV

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2. APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah

dilihat dengan jelas,mudah dicapai, dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. APAR dipasang dengan ketinggian dibawah 1,2 m.Karna jenis APAR ialah jenis CO2 dan Dry Chemical.

Jenis yang baik sekali untuk APAR di pabrik yang  bertegangan listrik diatas 1200 KvH adalah APAR

CO2dan Dry Chemical.

Pemeriksaan APAR :

Pengisian dilakukan setiap 5 tahun sekali

Pemeriksaan nya dilakukan setiap sebulan sekali.

Pemasangan APAR lebih diperhatikan posisnya. Dan tetap dijaga perawatan APAR tersebut.

- PERMEN  No.04/1980 Bab II Pemasangan Pasal 4 dan pasal 8. Lampiran 2

Lampiran 3

3. Megaphone adalah alaram yang digunakan saat terjadinya kebakaran. Megaphone digunakan s ecara manual. Megaphone terdapat ditiap-tiap gedung.

Sebaiknya perusahaan

menggunakan alaram central atau Otomatis, agar saat terjadi kebakaran disalah satu gedung ,semua gedung mengetahui adanya kebakaran.

- PERMENAKER  No.02 tahun 1983

(13)

11

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2. APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah

dilihat dengan jelas,mudah dicapai, dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. APAR dipasang dengan ketinggian dibawah 1,2 m.Karna jenis APAR ialah jenis CO2 dan Dry

Chemical.

Jenis yang baik sekali untuk APAR di pabrik yang  bertegangan listrik diatas 1200 KvH adalah APAR

CO2dan Dry Chemical. Pemeriksaan APAR :

Pengisian dilakukan setiap 5 tahun sekali

Pemeriksaan nya dilakukan setiap sebulan sekali.

Pemasangan APAR lebih diperhatikan posisnya. Dan tetap dijaga perawatan APAR tersebut.

- PERMEN  No.04/1980 Bab II Pemasangan Pasal 4 dan pasal 8. Lampiran 2

Lampiran 3

3. Megaphone adalah alaram yang digunakan saat terjadinya kebakaran. Megaphone digunakan s ecara manual. Megaphone terdapat ditiap-tiap gedung.

Sebaiknya perusahaan

menggunakan alaram central atau Otomatis, agar saat terjadi kebakaran disalah satu gedung ,semua gedung mengetahui adanya kebakaran.

- PERMENAKER  No.02 tahun 1983

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 4. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva  Industries]

Memiliki tim penanggulangan tanggap darurat termasuk tim penganggulangan kebakaran di setiap gedung dan diadakan simulasi kebakaran.

Tersedianya tim penanggulangan tanggap darurat dan simulasi kebakaran akan membuat tim dan  pekerja siap menghadapi keadaan

darurat.Melakukan pelatihan setiap setahun sekali dan diikuti oleh setiap per divisi.

Simulasi diadakan lebih rutin misalnya satu tahun sekali sehingga meningkatkan koordinasi antar tim dan kesiapan pekerja.

Lebih dispesifikasikan tugas dari masing-masing regu

 penanggulangan kebakaran.

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2d, 2f;

dan pasal 5 a, b, dan c

5 Terdapat SOP penganggulangan kebakaran dan evakuasinya

SOP tersebut diterapkan dan dijalankan sebagaimana mestinya,  baik dalam keadaan darurat

sebenarnya mapun pada saat gladi atau simulasi

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2 f

(14)

12

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 4. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva  Industries]

Memiliki tim penanggulangan tanggap darurat termasuk tim penganggulangan kebakaran di setiap gedung dan diadakan simulasi kebakaran.

Tersedianya tim penanggulangan tanggap darurat dan simulasi kebakaran akan membuat tim dan  pekerja siap menghadapi keadaan

darurat.Melakukan pelatihan setiap setahun sekali dan diikuti oleh setiap per divisi.

Simulasi diadakan lebih rutin misalnya satu tahun sekali sehingga meningkatkan koordinasi antar tim dan kesiapan pekerja.

Lebih dispesifikasikan tugas dari masing-masing regu

 penanggulangan kebakaran.

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2d, 2f;

dan pasal 5 a, b, dan c

5 Terdapat SOP penganggulangan kebakaran dan evakuasinya

SOP tersebut diterapkan dan dijalankan sebagaimana mestinya,  baik dalam keadaan darurat

sebenarnya mapun pada saat gladi atau simulasi

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2 f

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 6. Di setiap departemen telah terdapat penanggung

 jawab pada bagian APAR

Sebaiknya penanggung jawab diberikan pelatihan

 penanggulangan kebakaran secara  berkala untuk mendapatkan

sertifikat yang ditanda tangani oleh menteri

- Kepmen No 186 Tahun 1999 pasal 13 ayat 1 dan 2

7. Memiliki tim penanggulangan tanggap darurat dan  bencana di perusahaan, termasuk tim

 penganggulangan kebakaran, setiap tim dibagi per lantai dan bagian.

Telah melakukan simulasi atau latihan  penanggulangan kebakaran secara berkala. Latihan dilakukan setiap satu bulan sekali di setiap seksi atau  bagian secara bergantian mengggunakan APAR dan satu tahun sekali secara massive menggunakan APAR dan Hydrant.

Tersedianya tim penanggulangan tanggap darurat dan simulasi yang rutin diadakan akan membuat tim dan pekerja/pasien siap menghadapi keadaan darurat, sehingga jika seandainya terjadi keadaan darurat kebakaran, proses evakuasi dan

 penanggulangan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Lebih meningkatkan koordinasi antar tim.

Mengangkat seorang Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2d, 2e,

2f; dan 3a, b, c , serta d

(15)

13

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 6. Di setiap departemen telah terdapat penanggung

 jawab pada bagian APAR

Sebaiknya penanggung jawab diberikan pelatihan

 penanggulangan kebakaran secara  berkala untuk mendapatkan

sertifikat yang ditanda tangani oleh menteri

- Kepmen No 186 Tahun 1999 pasal 13 ayat 1 dan 2

7. Memiliki tim penanggulangan tanggap darurat dan  bencana di perusahaan, termasuk tim

 penganggulangan kebakaran, setiap tim dibagi per lantai dan bagian.

Telah melakukan simulasi atau latihan  penanggulangan kebakaran secara berkala. Latihan dilakukan setiap satu bulan sekali di setiap seksi atau  bagian secara bergantian mengggunakan APAR dan satu tahun sekali secara massive menggunakan APAR dan Hydrant.

Tersedianya tim penanggulangan tanggap darurat dan simulasi yang rutin diadakan akan membuat tim dan pekerja/pasien siap menghadapi keadaan darurat, sehingga jika seandainya terjadi keadaan darurat kebakaran, proses evakuasi dan

 penanggulangan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Lebih meningkatkan koordinasi antar tim.

Mengangkat seorang Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran

- Kepmenaker No. 186 Tahun 1999  pasal 2 ayat 2d, 2e,

2f; dan 3a, b, c , serta d

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 8.

Smoke detector bekerja saat terdeteksi asap disetiap ruangan, dan deteksi tersebut tersambung ke Operator, dan Operator memberikan informasi keseluruh gedung untuk mengaktifkan Megaphone.

Penggunaan Smoke detector sudah sesuai dengan PERMENAKER. Disarankan untuk menjaga smoke detector agar fungsi nya tetap aktif.

- PERMENAKER  No.02 Tahun 1983

BAB I Pasal 1 huruf  j

3.2 Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. Peta Jalur Evakuasi dan tanda assembly point

terlalu kecil

Peta jalur evakuasi dan assembly point diperbesar agar mudah terlihat oleh  pekerja atau tamu

- UU Keselamatan Kerja No.1 Thn 1970 Pasal 3 ayat 1b - Kepmenak  er No. 186 Tahun 1999

(16)

14

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 8.

Smoke detector bekerja saat terdeteksi asap disetiap ruangan, dan deteksi tersebut tersambung ke Operator, dan Operator memberikan informasi keseluruh gedung untuk mengaktifkan Megaphone.

Penggunaan Smoke detector sudah sesuai dengan PERMENAKER. Disarankan untuk menjaga smoke detector agar fungsi nya tetap aktif.

- PERMENAKER  No.02 Tahun 1983

BAB I Pasal 1 huruf  j

3.2 Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. Peta Jalur Evakuasi dan tanda assembly point

terlalu kecil

Peta jalur evakuasi dan assembly point diperbesar agar mudah terlihat oleh  pekerja atau tamu

- UU Keselamatan Kerja No.1 Thn 1970 Pasal 3 ayat 1b - Kepmenak  er No. 186 Tahun 1999

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva  Industries]

Memiliki material dinding TIPE C yaitu bahan yang dapat terbakar dan tidak dapat menahan secara struktural terhadap kebakaran. Dinding tipe C tersebut berada pada gedung bagian spinning

Dilakukan perbaikan bangunan,  pengecekan berkala sehingga tidak

ditemukan kondisi bangunan yang rusak

- Ins. Menaker Inst.11/MEN/199 7 - SNI 03-1736-2000 3. Tidak memiliki pressurized fan pada setiap gedung

khususnya pada tangga darurat dan jalur evakuasi

Membuat pressurized fan sesuai dengan  peraturan yang ditetapkan agar api tidak

mudah meluas ke bagian lain

- Ins. Menaker

Inst.11/MEN/199 7

5. Selang pada hydrant tidak tersusun dengan rapi atau secara vertikal.

Seharusnya selang tersusun rapi, agar saat terjadi kebakaran memudahkan untuk menarik selang hydrant dan selang tidak tergulung. - Hydrant-SNI 03-1745-2000 -  NFPA-14 (National Fire Protection Association),Stan dar untuk instlasi selang dan pipa.

(17)

15

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva  Industries]

Memiliki material dinding TIPE C yaitu bahan yang dapat terbakar dan tidak dapat menahan secara struktural terhadap kebakaran. Dinding tipe C tersebut berada pada gedung bagian spinning

Dilakukan perbaikan bangunan,  pengecekan berkala sehingga tidak

ditemukan kondisi bangunan yang rusak

- Ins. Menaker Inst.11/MEN/199 7 - SNI 03-1736-2000 3. Tidak memiliki pressurized fan pada setiap gedung

khususnya pada tangga darurat dan jalur evakuasi

Membuat pressurized fan sesuai dengan  peraturan yang ditetapkan agar api tidak

mudah meluas ke bagian lain

- Ins. Menaker

Inst.11/MEN/199 7

5. Selang pada hydrant tidak tersusun dengan rapi atau secara vertikal.

Seharusnya selang tersusun rapi, agar saat terjadi kebakaran memudahkan untuk menarik selang hydrant dan selang tidak tergulung. - Hydrant-SNI 03-1745-2000 -  NFPA-14 (National Fire Protection Association),Stan dar untuk instlasi selang dan pipa.

3.3 Temuan Positif K3 Listrik

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1 Untuk panel listik dan sumber listrik

 bertegangan ditemukan tanda bahaya berupa  poster peringatan

Untuk setiap panel listrik sudah ada,  perlu ditambahkan lagi untuk setiap

mesin atau alat kerja listrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 & 2011 - UU No. 1 Tahun

1970 (pasal 14)

2 Terdapat 3 (tiga) buah sistem penyalur petir yang bersifat aktif (elektro statis) dan setiap  bangunan sudah diproteksi dengan sistem  penyalur petir sistem pasif. Tinggi tiang  penyalur petir lebih dari 15 meter.

Dilakukan pengecekan rutin oleh internal perusahaan dan disarankan  perushaan juga harus memiliki alat

ukur sendiri

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 28, 35)

- PUIL 2000 & 2011 3 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Hasil pengukuran sistem grounding dibawah 5 ohm sudah sesuai estándar

Untuk area kantor yang banyak instalasi listrik dan komputer serta  jaringan internet harus lebih

diperhatikan

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 50)

(18)

16

3.3 Temuan Positif K3 Listrik

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1 Untuk panel listik dan sumber listrik

 bertegangan ditemukan tanda bahaya berupa  poster peringatan

Untuk setiap panel listrik sudah ada,  perlu ditambahkan lagi untuk setiap

mesin atau alat kerja listrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 & 2011 - UU No. 1 Tahun

1970 (pasal 14)

2 Terdapat 3 (tiga) buah sistem penyalur petir yang bersifat aktif (elektro statis) dan setiap  bangunan sudah diproteksi dengan sistem  penyalur petir sistem pasif. Tinggi tiang  penyalur petir lebih dari 15 meter.

Dilakukan pengecekan rutin oleh internal perusahaan dan disarankan  perushaan juga harus memiliki alat

ukur sendiri

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 28, 35)

- PUIL 2000 & 2011 3 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Hasil pengukuran sistem grounding dibawah 5 ohm sudah sesuai estándar

Untuk area kantor yang banyak instalasi listrik dan komputer serta  jaringan internet harus lebih

diperhatikan

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 50)

- PUIL 2000 & 2011

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 4 Terdapat box contol  (kotak pantau) untuk

 pengecekan sistema penyalur petir aktif

Area box control juga harus terus dilakukan pemantauan

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 28

 – 

 34)

- PUIL 2000 & 2011 5 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Sudah dilakukan pengujian instalasi petir setiap 1 (satu) tahun sekali oleh PJK3 riksa uji yang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja kota Depok

Sebaiknya pengujian intslasi  penyalur petir ini juga dilakukan

oleh pihak internal pabrik dengan waktu pengecekan 2 bulan sekali mengingat area kota Depok dengan kategori petir tinggi

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 50

 – 

 54)

- PUIL 2000 & 2011 6 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Sudah dibentuk tim maintenace listrik yang tersertifikasi baik Ahli K3 Listrik dan Teknisi K3 Listrik

Melakukan koordinasi dengan  bagian-bagian terkait dan membuat  jadwal dan personil untuk

 pengecekan rutin

- Kepmen No. 331 Tahun 2002 - Kepdir PPKI No.

89 2012 7 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Ada pengesahan awal untuk izin listrik yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja kota Depok

Dilakukan review secara berkala khususnya jika ada perubahan baik  penambahan maupun pengurangan

instalasi listrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 & 2011

(19)

17

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 4 Terdapat box contol  (kotak pantau) untuk

 pengecekan sistema penyalur petir aktif

Area box control juga harus terus dilakukan pemantauan

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 28

 – 

 34)

- PUIL 2000 & 2011 5 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Sudah dilakukan pengujian instalasi petir setiap 1 (satu) tahun sekali oleh PJK3 riksa uji yang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja kota Depok

Sebaiknya pengujian intslasi  penyalur petir ini juga dilakukan

oleh pihak internal pabrik dengan waktu pengecekan 2 bulan sekali mengingat area kota Depok dengan kategori petir tinggi

- Permen No. 02 Tahun 1989 (pasal 50

 – 

 54)

- PUIL 2000 & 2011 6 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Sudah dibentuk tim maintenace listrik yang tersertifikasi baik Ahli K3 Listrik dan Teknisi K3 Listrik

Melakukan koordinasi dengan  bagian-bagian terkait dan membuat  jadwal dan personil untuk

 pengecekan rutin

- Kepmen No. 331 Tahun 2002 - Kepdir PPKI No.

89 2012 7 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Ada pengesahan awal untuk izin listrik yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja kota Depok

Dilakukan review secara berkala khususnya jika ada perubahan baik  penambahan maupun pengurangan

instalasi listrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 & 2011

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 8 Ada pengecekan instalasi listrik dari pihak

asuransi dalam periode setahun sekali saat  perbaruan premi sehingga ada fungsi  pengawasan lebih

Melakukan review internal terhadap hasil pengecakan dan melakukan perbaikan untuk temuan-temuan dari pihak auditor asuransi

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - Permen No. 04

Tahun 1993 9 Pada pintu lift terdapat limit switch  yang

 berfungsi untuk memotong arus listrik pada saat pintu terbuka sehingga lift tidak bisa digunakan untuk mencegah ada anggota tubuh masuk saat lift beroperasi.Izin pemakaian lift sesuai dengan ketentuan yang berlaku pasal 25: ayat 1

  pengurus yang membuat,

memasang,memakai, meminta  perubahan teknis dan atau administrasi lift terlebnih dahulu harus mendapat izin dari menteri atau pejabat.

 Pearwatan pemasangan dilakuakan

oleh pihak ketiga dimana pihak ketiga tersebut telah memiliki izin dan sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Ayat 2

Pembuatan,pemsangan dan perubahan

Membuat jadwal pengecakan terhadap fungsi kerja dari limit switch

- Permen No. 03 Tahun 1999 - Permen No. 05

(20)

18

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 8 Ada pengecekan instalasi listrik dari pihak

asuransi dalam periode setahun sekali saat  perbaruan premi sehingga ada fungsi  pengawasan lebih

Melakukan review internal terhadap hasil pengecakan dan melakukan perbaikan untuk temuan-temuan dari pihak auditor asuransi

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - Permen No. 04

Tahun 1993 9 Pada pintu lift terdapat limit switch  yang

 berfungsi untuk memotong arus listrik pada saat pintu terbuka sehingga lift tidak bisa digunakan untuk mencegah ada anggota tubuh masuk saat lift beroperasi.Izin pemakaian lift sesuai dengan ketentuan yang berlaku pasal 25: ayat 1

  pengurus yang membuat,

memasang,memakai, meminta  perubahan teknis dan atau administrasi lift terlebnih dahulu harus mendapat izin dari menteri atau pejabat.

 Pearwatan pemasangan dilakuakan

oleh pihak ketiga dimana pihak ketiga tersebut telah memiliki izin dan sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Ayat 2

 Pembuatan,pemsangan dan perubahan

sebagaimana dimaksud ayut 1 hanya

Membuat jadwal pengecakan terhadap fungsi kerja dari limit switch

- Permen No. 03 Tahun 1999 - Permen No. 05

Tahun 1985

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum dapat dilakukan oleh PJK3 yang

memiliki surat kepetusan penunjukan mentri dan teknisi yang telah memiliki surat izin operasi.

10 [Sesuai dengan diskusi dengan  pihak PT. TOA Galva Industries]

Ada izin penggunaan lift yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja

Rutin melakukan pengecekan lift sesuai dengan syarat-syarat minimum keselamatan pesawat lift

- Permen No.03 Tahun 1999 - Permen No. 05 Tahun 1985 - Permen No. 03 Tahun 1984

3.4 Temuan Negatif K3 Listrik

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Belum ada jadwal rutin pengecekan instalasi listrik yang dilakukan dari internal pabrik

Buat jadwal rutin pengecekan instalasi listrik yang dilakukan internal pabrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

(21)

19

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum dapat dilakukan oleh PJK3 yang

memiliki surat kepetusan penunjukan mentri dan teknisi yang telah memiliki surat izin operasi.

10 [Sesuai dengan diskusi dengan  pihak PT. TOA Galva Industries]

Ada izin penggunaan lift yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja

Rutin melakukan pengecekan lift sesuai dengan syarat-syarat minimum keselamatan pesawat lift

- Permen No.03 Tahun 1999 - Permen No. 05 Tahun 1985 - Permen No. 03 Tahun 1984

3.4 Temuan Negatif K3 Listrik

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1 [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Belum ada jadwal rutin pengecekan instalasi listrik yang dilakukan dari internal pabrik

Buat jadwal rutin pengecekan instalasi listrik yang dilakukan internal pabrik

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2 Ditemukan beberapa instalasi kabel listrik

yang masih aktif namun kondisinya terbuka dan terurai sehingga berpotensi bahaya tersetrum dan kebakaran

Perbaikan instalasi kabel yang terurai dengan memberikan tali ikat atau wadah lebih agar rapih dan tidak terbuka

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 3 Ditemukan instalasi kabel listrik yang berada

di saluran air dan tidak dilindungi dengan pipa atau bahan proteksi lainnya

Melakukan reinstalasi kabel, ditempat/ lokasi yang lebih aman. Atau jika tidak merubah lokasi instalasi dilakukan pemasangan  proteksi kedap air seperti tabung

untuk instalasi kabel yang berada dalam saluran air

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 4 Pada pesawat lift tidak ditemukan tanda

kapasitas maksimum beban sehingga dapat  berpengaruh terhadap daya motor listrik dan kekuatan kereta lift. Di lift tidak terdapat kapasitas angkut.Tidak terdapat panel operasi,tidak terdapat penerangan yang memadai,tidak dilengkjapi dengan tanda  bahaya,tidak terdapat lampu penerangan yang

darurat.

Memberikan informasi kapasitas  beban maksimum lift ditempat

yang mudah terlihat. Memberikan sistem alarm otomatis jika terjadi kelebihan beban terhadap lift

- Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No. 05 Tahun 1985 - Permen No.03 Tahun 1999

(22)

20

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 2 Ditemukan beberapa instalasi kabel listrik

yang masih aktif namun kondisinya terbuka dan terurai sehingga berpotensi bahaya tersetrum dan kebakaran

Perbaikan instalasi kabel yang terurai dengan memberikan tali ikat atau wadah lebih agar rapih dan tidak terbuka

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 3 Ditemukan instalasi kabel listrik yang berada

di saluran air dan tidak dilindungi dengan pipa atau bahan proteksi lainnya

Melakukan reinstalasi kabel, ditempat/ lokasi yang lebih aman. Atau jika tidak merubah lokasi instalasi dilakukan pemasangan  proteksi kedap air seperti tabung

untuk instalasi kabel yang berada dalam saluran air

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 4 Pada pesawat lift tidak ditemukan tanda

kapasitas maksimum beban sehingga dapat  berpengaruh terhadap daya motor listrik dan kekuatan kereta lift. Di lift tidak terdapat kapasitas angkut.Tidak terdapat panel operasi,tidak terdapat penerangan yang memadai,tidak dilengkjapi dengan tanda  bahaya,tidak terdapat lampu penerangan yang

darurat.

Memberikan informasi kapasitas  beban maksimum lift ditempat

yang mudah terlihat. Memberikan sistem alarm otomatis jika terjadi kelebihan beban terhadap lift

- Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No. 05 Tahun 1985 - Permen No.03 Tahun 1999

5 Belum menerapkan LOTO ( Locked Out and Tag Out ) untuk proses maintenance yang

Menerapkan sistem LOTO ( Locked Out and Tag Out ) dan

- Permen No. 03 Tahun 1984

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum  berfungsi untuk proteksi kecelakaan kerja dari

aspek human error 

melakukan sosialisasi terhadap karyawan yang bersangkutan dan memiliki wewenang terhadap objek kerja.

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 6 Kesadaran dari beberapa karyawan dan

 pengguna pesawat lift untuk menutup pintu lift saat tidak digunakan

Melakukan sosialisasi terhadap operator lift, memasang poster  peringatan untuk menutup pintu,

dan untuk solusi jangka panjang melakukan proteksi dengan memasang indikator atau alarm  pada saat pintu terbuka

- Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No. 05

Tahun 1985 7 Tidak ada tanda bahaya dan lampu tanda

operasi saat lift digunakan

Melakukan instalasi lampu indikator tanda operasi lift ketika sedang digunakan - Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No.03 Tahun 1999 8

(23)

21

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum  berfungsi untuk proteksi kecelakaan kerja dari

aspek human error 

melakukan sosialisasi terhadap karyawan yang bersangkutan dan memiliki wewenang terhadap objek kerja.

- Kepmen No. 75 Tahun 2002 - PUIL 2000 &

2011 6 Kesadaran dari beberapa karyawan dan

 pengguna pesawat lift untuk menutup pintu lift saat tidak digunakan

Melakukan sosialisasi terhadap operator lift, memasang poster  peringatan untuk menutup pintu,

dan untuk solusi jangka panjang melakukan proteksi dengan memasang indikator atau alarm  pada saat pintu terbuka

- Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No. 05

Tahun 1985 7 Tidak ada tanda bahaya dan lampu tanda

operasi saat lift digunakan

Melakukan instalasi lampu indikator tanda operasi lift ketika sedang digunakan - Permen No. 03 Tahun 1984 - Permen No.03 Tahun 1999 8

3.5 Temuan Positif K3 Konstruksi

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Pekerjaan maintenance konstruksi dilakukan oleh pihak lain (kontraktor) dan telah diawasi oleh supervisor dari PT. TOA Galva Indsutries.

Meningkat koordinasi dengan  pihak kontraktor sehingga

temuan-temuan negatif terkait  pekerjaan maintenance konstruksi

ini lebih minim

- Permen No. 03 Tahun 1984 - UU N0. 1 Tahun

1970 (Pasal 5 dan 9)

3.6 Temuan Negatif K3 Konstruksi

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. Sudah ada perancah atau

scaffolding namun tidak standar, yaitu pagar pengaman tidak ada. Perancah harus diberi lanatai  papan yang kuat dan rapat.

Lantai perancah harus diberi  pagar pengaman, tingginya lebih

Melengkapi perancah dengan pagar  pembatas untuk mencegah pekerja  jatuh - PERMEN 01 tahun 1980 BAB III pasal 13

(24)

22

3.5 Temuan Positif K3 Konstruksi

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. [Sesuai dengan diskusi dengan

 pihak PT. TOA Galva Industries]

Pekerjaan maintenance konstruksi dilakukan oleh pihak lain (kontraktor) dan telah diawasi oleh supervisor dari PT. TOA Galva Indsutries.

Meningkat koordinasi dengan  pihak kontraktor sehingga

temuan-temuan negatif terkait  pekerjaan maintenance konstruksi

ini lebih minim

- Permen No. 03 Tahun 1984 - UU N0. 1 Tahun

1970 (Pasal 5 dan 9)

3.6 Temuan Negatif K3 Konstruksi

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 1. Sudah ada perancah atau

scaffolding namun tidak standar, yaitu pagar pengaman tidak ada. Perancah harus diberi lanatai  papan yang kuat dan rapat.

Lantai perancah harus diberi  pagar pengaman, tingginya lebih

dari 2 meter. Melengkapi perancah dengan pagar  pembatas untuk mencegah pekerja  jatuh - PERMEN 01 tahun 1980 BAB III pasal 13

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

2. Tidak menggunakan APD pada

saat melakukan pekerjaan maintenance konstruksi  bangunan, seperti kaca mata

safety, sarung tangan, helm, sepatu safety, dan body harness. Scaffolder harus berasal dari  personil pengawas pekerjaan

konstruksi perancah. Wajib mengikuti pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja  bidang supervisis perancah untuk

mendapat lisensi.

Lisensi K3 bagi pengawas  perancah berlaku selama 3 tahun

dan harus diperpanjang.

-Memastikan APD tersedia dan diberikan terhadap pekerja -Meningkatkan fungsi  pengawasan di lokasi kerja -Dan menjalankan fungsi punishment untuk pegawai yang melanggar aturan  penggunaan APD

- KEP.74/PPK/XXI/2013 Lisensi K3 Bidang Supervisi Pearancah

3. Kerapihan area kerja maintenance

konstrusi tersebut tidak terjaga yang ditandai dengan alat kerja yang berserakan, dan tangga dan  pipa yang disandarkan di tiang  perancah.

Menerapkan prinsip kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) pada kerjaan sekunder seperti pada maintenance konstruksi bangunan

- Permen No. 03 Tahun 1984

- Permen No. 01 Tahun 1980

(25)

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum 4. Tindakan tidak aman pekerja

maintenance konstruksi yang naik  berdiri tidak pada scaffolding,

namun pada pagar tangga  bangunan. Meningkatkan fungsi  pengawasan dari koordinator pekerja maintenance konstruksi dan  pengawasan dari PT.

TOA Galva Industries

- Permen No. 03 Tahun 1984

- Permen No. 01 Tahun 1980

23

No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

2. Tidak menggunakan APD pada

saat melakukan pekerjaan maintenance konstruksi  bangunan, seperti kaca mata

safety, sarung tangan, helm, sepatu safety, dan body harness. Scaffolder harus berasal dari  personil pengawas pekerjaan

konstruksi perancah. Wajib mengikuti pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja  bidang supervisis perancah untuk

mendapat lisensi.

Lisensi K3 bagi pengawas  perancah berlaku selama 3 tahun

dan harus diperpanjang.

-Memastikan APD tersedia dan diberikan terhadap pekerja -Meningkatkan fungsi  pengawasan di lokasi kerja -Dan menjalankan fungsi punishment untuk pegawai yang melanggar aturan  penggunaan APD

- KEP.74/PPK/XXI/2013 Lisensi K3 Bidang Supervisi Pearancah

3. Kerapihan area kerja maintenance

konstrusi tersebut tidak terjaga yang ditandai dengan alat kerja yang berserakan, dan tangga dan  pipa yang disandarkan di tiang  perancah.

Menerapkan prinsip kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) pada kerjaan sekunder seperti pada maintenance konstruksi bangunan

- Permen No. 03 Tahun 1984

- Permen No. 01 Tahun 1980

(26)

24 No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

4. Tindakan tidak aman pekerja maintenance konstruksi yang naik  berdiri tidak pada scaffolding,

namun pada pagar tangga  bangunan. Meningkatkan fungsi  pengawasan dari koordinator pekerja maintenance konstruksi dan  pengawasan dari PT.

TOA Galva Industries

- Permen No. 03 Tahun 1984

- Permen No. 01 Tahun 1980

(27)

25

BAB 4

PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

1. PT. TOA Galva Industries telah melaksanakan K3 di

 bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan

cukup baik, terlihat dengan adanya peta evakuasi,

 penyediaan proteksi kebakaran pasif (sarana evakuasi yang

memadai; serta peta berserta petunjuk jalur evakuasi)

maupun aktif (penyediaan alat deteksi, dan APAR yang

sesuai, sprinkler serta hidran). Tetapi masih diperlukan

 peningkatan kualitas dan kondisi, karena masih terdapat

APAR yang telah lewat masa berlakunya, serta terdapat alat

deteksi panas yang tidak berfungsi.

2. PT. TOA Galva Industries masih membutuhkan perbaikan

di bidang K3 Listrik dari segi housekeeping (terutama

 perawatan dan kerapihan kabel) untuk mencegah adanya

(28)

BAB 4

PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

1. PT. TOA Galva Industries telah melaksanakan K3 di

 bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan

cukup baik, terlihat dengan adanya peta evakuasi,

 penyediaan proteksi kebakaran pasif (sarana evakuasi yang

memadai; serta peta berserta petunjuk jalur evakuasi)

maupun aktif (penyediaan alat deteksi, dan APAR yang

sesuai, sprinkler serta hidran). Tetapi masih diperlukan

 peningkatan kualitas dan kondisi, karena masih terdapat

APAR yang telah lewat masa berlakunya, serta terdapat alat

deteksi panas yang tidak berfungsi.

2. PT. TOA Galva Industries masih membutuhkan perbaikan

di bidang K3 Listrik dari segi housekeeping (terutama

 perawatan dan kerapihan kabel) untuk mencegah adanya

kecelekaan yang terkait listrik di lingkungan perusahaan.

4.2

SARAN

1.

Diperlukan pengawasan dan pemeriksaan APAR di

lingkungan perumahan dengan lebih teliti, agar tidak ada

lagi APAR yang tidak lewat masa berlakunya dan tidak ada

lagi kotak APAR yang terkunci tanpa ada martil untuk

memecahkannya. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi

mengenai housekeeping yang baik agar tidak ada lagi

APAR yang diletakkan dengan tidak sesuai dengan

ketentuan, maupun barang-barang yang diletakkan di

sekitar APAR atau Hidran yang dapat mengganggu akses

terhadap

APAR

atau

Hidran

tersebut.

Dengan

ditingkatkannya inspeksi dan housekeeping diharapkan

semua instalasi dapat digunakan untuk mencegah dan/atau

menanggulangi bahaya kebakaran.

2.

Perlu adanya pengawasan untuk personil K3 di bidang

listrik, agar dapat memenuhi persyaratan perundangan

(seperti SIO teknisi listrik), dan adanya pembenahan di

 perkabelan instalasi listrik untuk mencegah terjadinya

Referensi

Dokumen terkait