• Tidak ada hasil yang ditemukan

HPEQ PROJECT Komponen 2 - Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Atlet Century Park Jakarta, Juli 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HPEQ PROJECT Komponen 2 - Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Atlet Century Park Jakarta, Juli 2012"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MONEV

Workshop Pembuatan Modul Keterampilan Medis

Gelombang III Tahun 2012:

pembuatan modul dan pembelajaran keterampilan komunikasi

dalam kurikulum kedokteran

Komponen 2 - Health Professional Education Quality

(HPEQ Project)

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

1. Pendahuluan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis di Indonesia, institusi pendidikan kedokteran berupaya untuk menghasilkan dokter yang kompeten dan terstandardisasi. Upaya ini tercermin dalam penerapan berbagai inovasi metode pendidikan. Pembelajaran keterampilan medis di laboratorium keterampilan medis (skills lab) adalah salah satu upaya yang dilakukan institusi pendidikan kedokteran untuk memaparkan mahasiswa pada kompetensi keterampilan klinis sejak tahun-tahun awal pendidikan. Di skills lab, mahasiswa dapat melatih kemampuan psikomotor dalam situasi simulasi yang aman, terstruktur, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.

Namun, pembelajaran keterampilan medis di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Hasil Nominal Group Technique pada pertemuan nasional tangal 3-4 Mei 2012 yang dihadiri 18 institusi pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa salah satu tantangan adalah materi pembelajaran yang belum terstandardisasi. Tantangan lain berhubungan dengan pengelolaan skills lab, termasuk pengelolaan kurikulum, fasilitas pembelajaran, kompetensi instruktur, dan pasien simulasi.

Pertemuan nasional tersebut telah menghasilkan suatu kesepakatan berbagai institusi pendidikan untuk bersama-sama memperkuat upaya pembelajaran keterampilan medis di Indonesia. Wujud komitmen ini adalah suatu jejaring yang bernama ISLaND (Indonesian Skills Lab Network Development). Dalam jejaring ini, institusi pendidikan akan bersama-sama membuat berbagai modul pembelajaran yang terstandardisasi dan mengembangkan berbagai panduan pengelolaan skills lab. ‘Produk’ yang akan dihasilkan oleh ISLaND dapat diakses secara nasional oleh para staf akademis dan mahasiswa kedokteran di Indonesia.

Dalam ISLaND, penguatan pembelajaran keterampilan berkomunikasi ini menjadi suatu prioritas. Komunikasi adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter Indonesia. Keterampilan berkomunikasi, dipadu dengan kemampuan penalaran klinis, dibutuhkan untuk dapat melakukan history taking dan menegakkan diagnosis, dengan tetap memperhatikan persepsi sakit (illness perception) pasien. Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia, seorang dokter harus dapat berkomunikasi efektif dalam tiga ranah: komunikasi dengan pasien dan keluarganya, komunikasi dengan kolega dan tenaga kesehatan lain (interprofessional communication), dan komunikasi dengan masyarakat.

Pembelajaran komunikasi dalam kurikulum kedokteran Indonesia juga perlu mempertimbangkan konteks budaya kita yang hirarkis dan komunal, dengan tetap memperhatikan otonomi pasien dan mempertahankan kesetaraan. Panduan kurikulum yang direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran komunikasi adalah SaJakKu (Sapa – Ajak Bicara – Diskusikan) atau GID (Greet – Invite – Discuss), yang

(3)

dikembangkan berdasarkan penelitian Claramita, Prabandari, van Dalen, dan van der Vleuten (2010) tentang kebutuhan komunikasi dalam konteks budaya Indonesia.

Untuk mencapai kompetensi komunikasi ini, ketrampilan komunikasi ini perlu dilatih secara sistematis dan berkesinambungan, serta terintegrasi dengan ilmu dan etika kedokteran. Pada workshop ISLaND yang lalu telah dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari delapan orang untuk mengembangkan modul-modul komunikasi. Kelompok kerja tersebut perlu dikembangkan dengan melibatkan para pengelola pembelajaran komunikasi dari lebih banyak institusi. Untuk dapat membangun modul-modul pembelajaran komunikasi yang dapat digunakan di tingkat nasional dan membekali para pengelola tersebut, dibutuhkan suatu workshop pelatihan komunikasi. Pada workshop ini, Guideline GID dan tiga ranah komunikasi dalam SKDI akan digunakan sebagai kerangka kerja untuk memetakan kurikulum komunikasi yang spiral dan terintegrasi. 2. Tujuan

Adapun tujuan dari workshop ini adalah:

1) Peningkatan kemampuan peserta dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum keterampilan komunikasi yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia.

2) Pembentukan kelompok-kelompok kerja pengembang modul-modul pelatihan keterampilan berkomunikasi di tiga area (komunikasi dokter-pasien, komunikasi antar profesional kesehatan, dan komunikasi dokter dan masyarakat)

3) Pembekalan wawasan akan metodepembelajaran komunikasi efektif yang mempertimbangkan konteks budaya Indonesia

4) Pemahaman tentang fasilitas dan tata ruang yang mendukung pembelajaran komunikasi efektif

3. Luaran

Hasil yang diharapkan adalah

1) Terbentuknya kelompok-kelompok kerja pengembang modul-modul pelatihan keterampilan komunikasi dari berbagai institusi, beserta konten modul yang dibuat (outline) dan action plan pengembangan modul

2) Draft modul komunikasi dari beberapa area (komunikasi dokter-pasien, komunikasi antar profesional kesehatan, dan komunikasi dokter dan masyarakat) yang dapat digunakan sebagai ‘raw material’ pembuatan video komunikasi (rencana kolaborasi dengan Universitas Pelita Harapan)

(4)

4. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan workshop pembuatan modul ketrampilan komunikasi dalam kurikulum kedokteran ini dilaksanakan pada tanggal 16 – 17 Juli 2012 di Hotel Atlet Century Park Jakarta. Jumlah peserta kegiatan yang dapat hadir adalah sejumlah 42 dari 46 orang yang terdiri dari peserta, 2 orang narasumber, tim modul komunikasi, serta tim inti Island. Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Diantha Soemantri menggantikan pemimpin sidang yang berhalangan hadir. Participation rate peserta workshop ini cukup baik yaitu sekitar 91%. Berikut adalah daftar peserta yang hadir:

No Nama Institusi Email Handphone

1 Yayi Suryo Prabandari FK UGM pyayisuryo@yahoo.com 0811251064

2 Herqutanto FK UI marsha_ap@yahoo.com 08161803969

3 Eny Karmila FK UNRI karmila.93@gmail.com 081378275415

4 Winarto FK UNRI dr.winarto@yahoo.com 085356269325

5 Aida Farida FK UNSRI aida_f_ahmad@yahoo.com 081532701960

6 Yulistini FK UNAND yulistinimd_padang@yahoo.co.id 081392927387 7 Laila Isrona FK UNAND lailaisrona@yahoo.co.uk 081316645383

8 Riva Auda FK UIN SH riva_iwa@yahoo.com 08122017621

9 Marita Fadhilah FK UIN SH marita_angki@yahoo.co.id 081314393792 10 Feranindhya Agiananda FK UI feranindhya@gmail.com 08161696160 11 Petrin Redayani Lukman FK UI ptrn1010@yahoo.com 08159119213 12 Aria Yudhistira FK UNJANI yudhistira7@gmail.com 081320087777 13 Sylvia Mustikasari FK UNJANI dr.vievoy@gmail.com 0817626284 14 Tirta Darmawan Susanto FK UPH tirta_1@yahoo.com 08156074978

15 Theo Audi Yanto FK UPH theo.yanto@uph.edu 08164821069

16 Insi Farisa Desi Arya FK UNPAD insi_farisadesyarya@yahoo.com 08122320039 17 Elisabet Siti Herini FK UGM herini_es@yahoo.com 08122943797

18 Bambang Djarwoto FK UGM bdjarwo@hotmail.com 08122768958

19 Eka Arie Yuliyani FK UNRAM arieyuliyani@yahoo.com 081907212887

20 Anom Josafat FK UNRAM naginata_80@yahoo.com 081803804436

21 Diah Andriana FK UNISMA andriana_2209@yahoo.com 081329384831

22 Reza Hakim FK UNISMA rezahakim78@gmail.com 08563646575

23 Lilik Herawati FK UNAIR lilik_wahyu99@yahoo.com 08123181104

24 Suwandito FK UNAIR suwandito@gmail.com 0811307243

25 Junita Maja Pertiwi S FK UNSRAT majapertiwi@gmail.com 08152352476 26 Gretta JP Wahongan FK UNSRAT greta_mdo@yahoo.co.id 081340225771

27 Erlyn Limoa FK UNHAS erlynliem@yahoo.com 085343822288

28 Miranti Pusparini FK YARSI miranti.pusparini@yarsi.ac.id 0817798177

29 Kinik Darsono RSUD Sragen drkinik@gmail.com 081329551111

(5)

31 Wening FK YARSI wening.sari@yarsi.ac.id 083871744813 32 Iswaningsih FK UNDANA dakkupangdata@ymail.com 081328420064

33 Meiliati FK UNMUL meiauw@yahoo.com 081346326024

34 Mariatul Fadilah FK UNSRI mariatulfadilah@yahoo.com 0811719040 35 Nathaniel Tandirogang FK UNMUL tandirogang@yahoo.com 081346452727

36 Anglita FK UNPAD anglitayanti@gmail.com 08122444150

37 Warih Andan Puspitosari FK UMY warih_ap@yahoo.com 081904235461

38 Nur Hayati FK UMY hayati_arisk@yahoo.com 0817461778

39 Widyandana FK UGM widyandana@yahoo.com 08122729791

40 Astrid Pratidana FK UNMUL pratidina@yahoo.com 08123533064

41 Fundhy Sinar Ikrar FK UNAIR fundhy@gmail.com 08563392515

42 Lukas Daniel L. FK UNMUL luke_dl@yahoo.com 081346242821

43 Welly Ratwita FK UNJANI lywita@yahoo.com 082117811700

44 Diantha Soemantri FK UI dianthasoemantri@yahoo.com 0816773405 45 Luki Astuti FKG USAKTI kaka_luki@yahoo.com 081210508106 46 Indrayadi FKG USAKTI indrayadigunardi@yahoo.com 08561137211 47 Eviyani Margaretha STIK Sint

Carolus

eviyani_m@yahoo.com 081384349080 48 Tuti Sukaeti IBI Jakarta tutisukaeti@ymail.com 0818710156 49 Heni Nurhaeni AIPDIKI hnurhaeni@yahoo.com (021) 70445032

Berikut adalah susunan acara dalam kondisi yang sebenarnya: Senin, 16 Juli 2012

10.45 – 11.00 Pembukaan Diantha Soemantri

11.10 – 12.00

Modul Komunikasi Dokter – Pasien:

Presentasi modul dan Simulasi komunikasi dokter-pasien: breaking bad news

Moderator: Widyandana

12.00 – 12.50

Modul Komunikasi Dokter – Pasien:

How to develop a spiral and integrated Doctors-Patient Communication Skills Training

Narasumber: Yayi Suryo Prabandari 12.50 – 14.30 ISHOMA

14.30 – 15.15

Modul Komunikasi dalam Setting Komunitas:

Presentasi modul dan Simulasi komunikasi dalam komunitas: penyuluhan gizi

Moderator: Diantha Soemantri

15.15 – 16.15 Modul Komunikasi dalam Setting Komunitas:

Ketrampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

Narasumber: Herqutanto 16.15 – 16.30 Coffee Break

(6)

16.30 – 18.00

Modul Komunikasi Intra-interprofesional:

How to develop a spiral and integrated curriculum for Interprofessional Communication Skills Training

Moderator: Lukas Daniel leatemia Narasumber: Astrid Pratidina Susilo 18.00 – 18.15 Diskusi 18.15 – 19.30 ISHOMA 19.30 – 21.30 Kerja kelompok:

Pembuatan modul komunikasi Selasa, 17 Juli 2012

08.30 – 10.30 Pleno Hasil Diskusi Kelompok Moderator: Astrid Pratidina, Welly Ratwita 10.30 – 11.00 The use of Simulated Patients and Video Recording

as supporting tools in Communication Skills Training

Narasumber: Widyandana

11.00 – 11.30 Wrap Up Diantha Soemantri

11.30 – 12.30 Plan of Action Fundhy Sinar Ikrar

12.30 – 13.00 Pembagian Tugas Pembuatan Modul Astrid Pratidina 5. Hasil Kegiatan

Workshop ini diawali dengan pengarahan dan penjelasan secara umum dari pimpinan sidang yaitu dr. Diantha yang dilanjutkan dengan presentasi dan simulasi modul komunikasi dari masing-masing tim dan dilanjutkan dengan presentasi dari narasumber. Setelah itu, setiap kelompok mendapatkan waktu diskusi untuk memperbaiki modul yang telah dibuat berdasarkan masukan dari narasumber.

Secara umum, hasil kegiatan workshop pengembangan modul ketrampilan komunikasi ini adalah sebagai berikut:

 Telah terbentuk 3 kelompok kerja pengembangan modul ketrampilan komunikasi dari 18 institusi yang diundang

 Tiga kelompok ini terdiri komunikasi dokter pasien, komunikasi dalam setting komunitas, dan komunikasi inter-intraprofesional

 Masing-masing kelompok telah memiliki minimal 1 draf modul, namun hal ini tentunya masih belum cukup mengingat maisng-masing tahap pendidikan memerlukan ketrampilan yang berbeda-beda namun tetap berjenjang dan terintegrasi

(7)

 Untuk itu, setiap kelompok telah membuat modul-modul ketrampilan komunikasi apa saja yang dibutuhkan dan hendak dikembangkan berserta PIC dari masing-masing modul.

Selain diskusi dan simulasi modul ketrampilan komunikasi, dalam pertemuan ini juga terdapat presentasi narasumber yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan komunikasi yaitu: (1) komunikasi dokter pasien utk konteks Asia Tenggara oleh dr. Yayi dan juga (2) komunikasi dalam pendidikan kedokteran oleh dr. Herqutanto. Melalui sharing narasumber ini diharapkan kemampuan peserta dalam membuat dan mengembangkan modul ketrampilan komunikasi yang sistematik dan terintegratif dapat meningkat.

6. Refleksi

Setelah dilakukan analisa hasil kegiatan, selanjutnya perlu dilakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan kegiatan ditinjau dari perspektif peserta. Melalui refleksi ini diharapkan akan teridentifikasi root of causes dari pencapaian luaran hasil kegiatan ini dengan maksimal.

Gambaran Umum

 Workshop secara umum berjalan tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang terlampir pada TOR kecuali waktu pembukaan yang agak terlambat. Meskipun demikian, waktu yang tersedia selama workshop dimanfaatkan oleh tim dan peserta dengan efektif dan efisien.

 Salah satu target dari pelaksanaan workshop ini adalah selesainya draf modul komunikasi sehingga dapat digunakan sebagai raw material untuk pembuatan video komunikasi. Dalam perkembangannya, komunikasi merupakan sebuah ketrampilan yang sangat kompleks sehingga setiap kelompok harus mengembangkan beberapa modul yang disesuaikan dengan tahun pendidikan. Untuk itu telah dilakukan pembagian tugas untuk pengembangan masing-masing modul yang dirasa penting oleh kelompok.

Peserta

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pengembangan dan penyusunan draft modul ketrampilan komunikasi dalam kurikulum spiral dan terintegrasi:

 Kesibukan staf di institusi masing-masing

 Jumlah staf yang terlatih masih kurang

 Biaya terbatas

 Kendala komunikasi: email, sms dan tlp sering kali tidak dibalas dengan cepat

(8)

 Sosialisasi metode

 Mapping kurikulum ketrampilan klinik secara umum yang harus jelas  bila belum ada akan sulit untuk menempatkan ketrampilan komunikasi

 Kendala jarak dimana team berasal dari berbagai institusi yang berbeda sehingga butuh komunikasi yange lebih efisien

 Bagaimana mengintegrasikan berbagai komponen dalam ketrampilan komunikasi menjadi sebuah kurikulum spiral yang merupakan kompetensi seorang dokter umum

 Banyak perbedaan model dan isi modul ketrampilan klinis antar institusi sehingga perlu waktu yang cukup panjang untuk menampung dan menseleksi untuk akhirnya terbentuk suatu draft

 Kurangnya ketersediaan literatur

 Komunikasi merupakan sebuah hal yang luas sehingga banyak hal lain yang terkandung di dalamnya

 Kesesuaian antara kurikulum PBL dan kurikulum lab skill

 Kesesuaian dengan blok

 Ada perbedaan kepentingan di institusi asal

 Batasan ketrampilan komunikasi yang akan diberikan

 Perbedaan pengetahuan staf tentang komunikasi

 Kurangnya pengetahuan staf tentang SKDI terbaru/ lama di bidang skill komunikasi

 Standar kompetensi belum menjelaskan bidang dan sub bidangnya berdasarkan tingkat kognitif psikomotor dan afektif yang dapat menjadi acuan untuk penyusunan modul.

 Peserta workshop berganti-ganti dan tidak ikut sejak awal sehingga agak kesulitan untuk mengikuti di awal-awal.

 Waktu yang terbatas

Faktor yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan dan penyusunan draf modul ketrampilan komunikasi dalam kurikulum spiral dan terintegrasi:

 Niat yang kuat

 Dorongan dari teman-teman

 Semangat dari dosen untuk memperbaiki kurikulum

 Komitmen peserta

 Informasi, pengetahuan dan persamaan persepsi

 Menarik partisipasi dari seluruh FK di Indonesia

 Memperhatikan adanya masukan dari fakultas psikologi mengenai komunikasi kesehatan seperti yang ada di dalam textbook psikologi kesehatan. Acuan komunikasi sangat luas dan merupakan kunci utama dalam menggali informasi dan hubungan dokter-pasien.

(9)

 Kesamaan blok di masing-masing FK

 Kerjasama dalam team

 Komunikasi yang teratur antara anggota kelompok

 Pertemuan yang lebih intens

 Reward yang jelas

 Feedback dari berbagai sumber

 Kebersamaan untuk saling mengisi dan berbagi kekurangan dan kelebihan

Saran untuk strategi yang paling efektif untuk mempercepat proses pengembangan kurikulum skills lab dan penyusunan draft modul keterampilan komunikasi:

 Teamwork yang solid antar staf

 Staf selalu terupdate pengetahuannya

 Komunikasi yang efektif, termasuk media komunikasinya

 Pertemuan intensif dan berkualitas dengan komitmen tinggi

 Adanya standar khusus di tingkat nasional yang dijadikan dasar untuk pengembangan di institusi

 Dengan workshop  seluruh anggota berkumpul dan konsentrasi pada satu tempat dan waktu tertentu

 Peningkatan kualitas komunikasi di dalam kelompok, pemaparan hasil yang dicapai via online dan perolehan feedback (mungkin via online)

 Pertemuan intensif dengan waktu yang lebih lama, dimana modul langsung dikerjakan bersama-sama.

 Yang terutama adalah bagaimana menjaga komitmen yang sudah dibangun dari awal agar tetap baik

 Sistem pengkoordinasian yang baik dan teoat dan mengadakan pertemuan berkala untuk membahas perkembangan penyusunan modul.

 Membuat target jumlah draft modul yang ingin dihasilkan sehingga dapat diatur speed produksinya karena kalau tidak ada target bagaimana bisa menentukan velocity apalagi akselerasi

 Penjelasan yang lebih detail tentang tujuan akhir

 Jadwal sangat melelahkan sehingga mengganggu konsentrasi

 Diskusi dan pembagian tugas serta tindak lanjut berikutnya

 Diharapkan semua modul yang ‘menasional’ dapat dibuat bersama sebagaimana modul-modul ini mengingat muaranya adalah UKDI dan OSCE nasional agar ada kerjasama sehingga anak didik kita terbiasa dengan hal hal yang baku dan hasil secara nasional dapat lebih baik lagi

(10)

 Komunikasi antar star, terutama antara designer kurikulum dan tim skills lab, pemimpin/ pengambil keputusan serta kolaborasi dengan staf FK lain

 Pembuatan modul yang dipetakan ke seluruh blok dari list of disease dan skill yang telah di draf dalam standar kompetensi

 Ada tim di fakultas masing-masing supaya tidak terbentur kegiatan lain di fakultas

 Monitoring melekat dari teman dan coordinator, saling mengingatkan Tim Monev

Kuesioner monitoring dan evaluasi didistribusi oleh tim monev kepala seluruh peserta kegiatan untuk menjaring “voice of customer” peserta terkait satisfaction level terhadap aspek-aspek pelaksanaan workshop. Dari 37 kuesioner, 30 kuesioner kembali ke tim monev. Berikut adalah rekapitulasinya:

(11)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2 2 4 1 2 2 9 3 1 4 2 18 16 16 15 16 22 20 15 14 16 10 10 5 12 12 11 13 6 8 6 13 14 16 18

Sebelum acara, peserta telah membaca literatur terkait kurikulum komunikasi yang telah disediakanPemaparan terkait pengembangan kurikulum ketrampilan komunikasi dokter-pasien dan simulasi telah dibawakan dengan jelas dan mudah dimengerti

Pemaparan terkait pengembangan kurikulum ketrampilan komunikasi dalam setting masyarakat serta simulasi telah dibawakan dengan jelas dan mudah dimengerti

Pemaparan terkait pengembangan kurikulum ketrampilan komunikasi antar-interprofesional kesehatan dan simulasi telah dibawakan dengan jelas dan mudah dimengerti

Materi yang dibawakan narasumber secara umum telah dibawakan dengan jelas dan mudah dimengerti sehingga dapat memberi inspirasi dalam menyusun draf modul pelatihan ketrampilan komunikasi

Diskusi group untuk menyusun draft modul ketrampilan komunikasi berjalan efektif dan efisienSetelah mengikuti workshop, kemampuan peserta meningkat dalam mengembangkan kurikulum ketrampilan komunikasi

Draft modul ketrampilan komunikasi telah selesai dan dapat digunakan sebagai raw material pembuatan video komunikasi

TOR kegiatan memberi gambaran pelaksanaan dan target yang hendak dicapaiOutput pertemuan ini menjadi referensi bagi kegiatan selanjutnyaResponsiveness pelayanan yang diberikan oleh panitia baikKenyamanan tempat pelaksanaan pertemuan menunjang produktivitas

Rekapitulasi Evaluasi Workshop Penyusunan Modul Ketrampilan Medis Gelombang III

Tahun 2012

16-17 Juli 2012

(12)

Analisis lebih lanjut terhadap feedback peserta, kepuasan terbesar peserta dirasakan terhadap aspek materi yang dibawakan narasumber sudah cukup jelas dan mudah dimengerti, diskusi group untuk menyusun draf modul yang berjalan dengan efektif dan efisien, serta output pertemuan yang dapat menjadi referensi untuk kegiatan selanjutnya. Faktor yang dinilai masih belum cukup baik dalam workshop ini adalah persiapan peserta untuk membaca referensi yang telah disiapkan dari tim serta luaran berupa draft modul ketrampilan komunikasi yang masih belum final. Kedua hal ini tentunya diharapkan dapat ditingkatkan dalam pelaksaan workshop berikutnya.

7. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan dari hasil diskusi selama pelaksanaan kegiatan workshop pengembangan modul ketrampilan komunikasi kali ini, terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai bentuk improvement dan rencana tidak lanjut untuk menjaga sustainability output dan outcome dari kegiatan workshop yaitu sebagai berikut:

o Mengingat setiap kelompok memiliki beberapa modul komunikasi lagi yang harus dikembangkan, diharapkan PIC masing-masing kelompok dapat mengawal pembuatan modul-modul yang masih belum selesai.

o Penjadwalan workshop pengembangan kurikulum dan modul skills training berikutnya :

o Akan dilaksanakan workshop pembuatan dan pengembangan modul physical examination dan procedural skills pada 19-20 September di Universitas Pelita Harapan

o Workshop pengembangan kurikulum ketrampilan medis gelombang ke-5 yang telah dijadwalkan pada bulan November akan diisi dengan finalisasi draft modul secara keseluruhan.

o Pengumpulan foto-foto dari masing-masing institusi untuk website Island. o Aktivasi website ISLaND

o Penyusunan aspek legal dan sertifikasi pelatihan 8. Penutup

Kurikulum modul skills training yang terstandarisasi bagi staf pengajar pendidikan dokter diharapkan akan membantu memberikan referensi acuan dalam proses pendidikan modul pelatihan keterampilan skills. Setelah workshop ini diharapkan peningkatan kemampuan peserta dalam membuat dan mengembangkan kurikulum keterampilan komunikasi yang sistematik dan terintegratif serta dikembangkan suatu materi pelatihan keterampilan komunikasi yang terstandar dalam beberapa modul-modul pelatihan.

(13)

Lampiran

 Point of Discussion Workshop

 Materi Workshop

 Dokumentasi

Asisten Monev : Hilda Dwijayanti Supervisor : Aprilia Ekawati Utami

Referensi

Dokumen terkait