• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP DAN ASKEP KOLIK URETER.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP DAN ASKEP KOLIK URETER.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KOLIK URETER KONSEP KOLIK URETER

1. DEFINISI 1. DEFINISI

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil berfungsi mengalirkan urine Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil berfungsi mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam bladder. Pada orang dewasa panjangnya sekitar 20 cm. dari pielum ginjal ke dalam bladder. Pada orang dewasa panjangnya sekitar 20 cm. Dindingnya terdiri dari mukosa ynag dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos Dindingnya terdiri dari mukosa ynag dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik mengeluarkan urine sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik mengeluarkan urine ke buli-buli (Purnomo, 2003).

ke buli-buli (Purnomo, 2003).

Jika karena sumbatan pada aliran urine, maka akan terjadi kontraksi otot polos Jika karena sumbatan pada aliran urine, maka akan terjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan mendorong atau mengeluarkan sumbatan itu dari yang berlebihan yang bertujuan mendorong atau mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih (Purnomo, 2003). Batu yang terjebak di ureter menyebabkan keluhan saluran kemih (Purnomo, 2003). Batu yang terjebak di ureter menyebabkan keluhan nyeri luar biasa yang disebut nyeri kolik dan menyebar ke paha dan genetalia. Pasien nyeri luar biasa yang disebut nyeri kolik dan menyebar ke paha dan genetalia. Pasien merasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar dan biasanya merasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat adanya abrasif batu. Keluhan ini yang disebut dengan kolik mengandung darah akibat adanya abrasif batu. Keluhan ini yang disebut dengan kolik ureter (Muttaqin dan Sari, 2011).

ureter (Muttaqin dan Sari, 2011).

Kolik ureter merupakan kondisi yang sering terjadi dalam keadaan emergency Kolik ureter merupakan kondisi yang sering terjadi dalam keadaan emergency non trauma. Sebagian besar diakibatkan oleh obstruksi pada saluran pencernaan oleh non trauma. Sebagian besar diakibatkan oleh obstruksi pada saluran pencernaan oleh

(2)

kalkuli. Antara 50% populasi akan menunjukkan adanya batu di saluran perkemihan (Masarani dan Dinneen, 2007).

2. ETIOLOGI

Nyeri pada kolik ureter sering digambarkan sebagai nyeri paling hebat yang pernah dialami pasien. Kolik ureter terjadi karena obstruksi pada saluran urine oleh kalkuli; pelviureteric junction (PUJ), berdekatan dengan pelvis yang pada tepi pembuluh darah iliaka dan penyempitan area dan vesicoureteric junction (VUJ). Lokasi dari nyeri dapat berhubungan namun tidak dapat menjadi prediksi akut posisi batu di saluran urine. Jika melalui vesioreteric junction, gejala iritabilitas kandung kemih dapat terjadi (Masarani dan Dinneen, 2007).

Penyebab sumbatan pada umumnya adalah batu, bekuan darah atau debris yang berasal dari ginjal yang turun ke ureter. Ada beberapa faktor yang memungkinkan terbentuknya batu pada saluran kemih, yaitu sebagai berikut (Muttaqin dan Sari, 2011):

a. Hiperkalsiuria adalah kelainan metabolik paling umum. Beberapa kasusu hiperkalsiuria berhubungan dengan gangguan usus meningkatkan penyerapan kalsium (dikaitkan dengan diet kalsium dan atau mekanisme penyerapan kalsium terlalu aktif), beberapa kelebihan terkait dengan resopsi kalsium dari tulang (yaitu hiperparatiroidisme) dan beberapa berhubungan dengan ketidakmampuan dari tubulus ginjal untuk merebut kembali kalsium dalam filtrat glomerulus (ginjal kebocoran hiperkalsiuria)

b. Pelepasan ADH yang menurun dan peningkatan konsentrasi, kelarutan dan pH urine

c. Lamanya kristal terbentuk di dalam urine dan dipengaruhi mobilisasi rutin d. Gangguan reabsorpsi ginjal dan gangguan aliran urine

e. Infeksi saluran kemih

f. Kurangnya asupan air dan diet yang tinggi mengandung zat penghasil batu g. Idiopatik

3. PATOFISIOLOGI

Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot-otot pelvikalises dan turun ke ureter menjadi batu ureter. Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mengeluarkan batu hingga turun ke kandung kemih. Batu yang ukurannya kecil (<

(3)

5mm) pada umumnya dapat keluar spontan, sedangkan yang lebih besar menimbulkan obstruksi kronis berupa hidronefrosis dan hidroureter (Muttaqin dan Sari, 2011).

Batu yang terletak pada ureter maupum sistem pelvikalises mampu menimbulkan obstruksi saluran kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas. Obstruksi ureter dapat menimbulkan hidroureter dan hidronefrosis, batu di pielum dapat menimbulkan hidronefrosis dan batu di kaliks mayor dapat menimbulkan kaliektasis pada kaliks yang bersangkutan (Muttaqin dan Sari, 2011).

4. MANIFESTASI KLINIS

Kolik ureter berasal dari ginjal namun menghasilkan nyeri pada lokasi ureter. Nyeri pada kolik ureter berjalan secara intensif dan pasien kemungkinan akan mengalami rasa nyeri sehingga mengubah posisi ke fetal (Masarani dan Dinneen, 2007). Batu kecil yang turun ke pertengahan ureter padaumumnya menyebabkan penjalaran nyeri ke pinggang sebelah lateral dan seluruh perut. Jika batu turun mendekati bladder biasanya disertai dengan keluhan lain berupa sering kencing dan urgensi (Purnomo, 2003).

Nyeri kolik terjadi akibat spasmus otot polos ureter karena gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu, bekuan darah atau benda asing. Nyeri ini dirasakan sangat sakit, hilang-timbul sesuai dengan gerakan peristaltik ureter. Pertama-tama dirasakan di daerah sudut kosto-vertebra kemudian menjalar ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal hingga ke daerah kemaluan (Purnomo, 2003).

Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai keluhan nyeri di seluruh area kostovertebral dan keluhan gastrointestinal seperti mual dan muntah. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal dapat menyebabkan refleks retrointestinal dan proksimitas anatomik ureter ke lambung, pankreas dan usus besar (Muttaqin dan Sari, 2011).

Respon dari nyeri biasanya didapatkan keluhan gastrointestinal meliputi keluhan anoreksia, mual dan muntah yang memberikan manifestasi penurunan asupan nutrisi. Kemudian pada kondisi psikososial secara umum akan didapatkan adanya kecemasan dan perlunya memberikan informasi tentang keperluan intervensi selanjutnya dan informatif tentang praoperatif (Muttaqin dan Sari, 2011).

(4)

a. Pemeriksaan Fisik Fokus

Pada pemeriksaan fisik diadaptkan adanya perubuhan TTV sekunder dari nyeri kolik. Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, nyeri ketuk pada daerah kosto vertebra dan pada beberapa kasusu bisa teraba ureter pada sisi sakit akibat hidronefrosis. Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuria, retensi urine dan sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien mual dan muntah.

b. Pemeriksaan sedimen urine

Sedimen urine dapat menunjukkan adanya leukosituria, hematuria dan dijumpainya kristal-kristal pembentuk batu

c. Pemeriksaan Fungsi Ureter

Digunakan untuk memonitor fungsi ureter tentang adanya penurunan fungsi,

d. Pemeriksaan elektrolit

Memungkinkan menunjukkan adanya pertumbuhan dan kuman pemecah urea

e. Pemeriksaan foto polos abdomen, PIV, urogram dan USG untuk menilai posisi, besar dan bentuk batu pada saluran kemih.

7. PENATALAKSANAAN

a. Medikamentosa

Serangan kolik ureter harus segera diatasi dengan medikamentosa dan terapi lainnya. Obat-obatan yang sering dipakai untuk mengatasi serangan kolik

(5)

ureter adalah antispasmodik, aminofilin, anti inflamasi non steroid, meperin atau morfin (Purnono, 2003).

b. DJ Stent

Jika pasien mengalami episode kolik yang sulit ditangani maka ditawarkan untuk pemasangan kateter ureter double J (DJ stent). DJ stent adalah suatu kateter yang ditinggalkan mulai dari pelvis renalis, ureter hingga bladder (Purnono, 2003).

DJ stent adalah tabung halus yang dimasukkan melalui operasi pembedahan. Tabung ini memiliki lengkungan pada kedua ujungnya yang didesain untuk mencegah stent berpindah ke bawah menuju bladder atau ke atas menuju ginjal. Beberapa stent memiliki benang yang menghubungkan hingga ke uretra. Stent diletakkan di ureter yang menghubungkan ginjal dengan bladder,

Stent ditempatkan dalam ureter untuk mencegah atau mengurangi hambatan dalam ureter. Stent mendorong ureter untuk melakukan dilatasi yang dapat mempermudah batu melewati ureter. Ketika pasien miksi menjelang akhir, akan terasa kekakuan pada punggung. Jika seseorang terlalu kurus atau memiliki otot punggung yang lebar, stent dapat mendorong saraf di belakang abdomen yang menghasilkan sensai terbakar pada daerah punggung atau

(6)

paha atas.Minum banyak air agar menjaga warna urine tetap normal dan tidak terjadi perdarahan.

c. Diuresis

Pasien yang menunjukkan gejala-gejala gangguan sistem saluran cerna (mual-muntah) sebaiknya masuk rawat inap rumah sakit untuk hidrasi pasien tetap terjaga. Diuresis pasien harus diperbanyak karena peningkatan diuresis dapat mengurangi frekuensi serangan kolik (Purnono, 2003).

(7)

ASKEP KOLIK URETER

1. PENGKAJIAN ANAMNESIS FOKUS

Keluhan yang didapat dari pasien bergantung pada posisi atau letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan utama yang lasim didapatkan adalah nyeri pada pinggang. Pengkajian nyeri dapat menggunakan pendekatan PQRST:

Provoking Incident Tidak ada penyebab spesifik yang menyebabkan nyeri, tetapi pada beberapa kasus didapatkan adanya perubahan posisi yang tiba-tiba dai posisi duduk atau melakukan fleksi badan

Quality of Pain Kualitas nyeri kolik ureter terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos ureter meningkat dalam usaha mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan perisataltik tersebut menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal syaraf yang memberikan sensasi nyeri.

Bila nyeri mendadak akut disertai keluhan di seluruh area kostovertebra dan gastrointestinal seperti mual dan muntah maka diare dapat terjadi. Gejala gastronitestinal ini terjadi akibat refleks retrointestinal dan proksimitas anatomik ginjal ke lambung, pankreas dan usus besar

Region, Radiation, Relief

Batu ureter menyebabkan keluhan nyeri luar biasa dan menyebar ke paha hingga genetalia. Urine biasanya mengandung darah akibat abrasif batu.

Severity (scale) of Pain

Pasien bisa ditanya dengan rentang 0-4 dan menilai seberapa  jauh rasa nyeri yang dirasakan

0 = tidak ada nyeri 1= nyeri ringan 2 = nyeri sedang

3- nyeri berat

4 = nyeri berat sekali/tak tertahankan

Time Sifat mula timbulnya, mentukan gejala timbul mendadak, perlahan-lahan atau seketika itu juga. Menentukan gejala timbul terus-menerus atau hilang timbul (intermitten). Menanyakan lamana timbul, tindakan yang dilakukan pasien ketika gejala dan awal timbul gejala

(8)

Pengkajian riwayat penggunaan obat sebelumnya khususnya pasien yang menderita peradangan sendi akan menggunakan OAINS dan pasca intervensi kemoterapi. Riwayat penurunan imunitas seperti kanker, luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan dan gagal ginjal dapat menjadi faktor gejala nyeri.

Pengkajian anamnesis lainnya yang perlu ditanyakan perawat meliputi: a. Apakah pasien mengeluh tidak nafsu makan, mual dan muntah?

b. Bagaimana keluhan terjadi? Pada waktu kapan saja?Setelah atau sebelum makan atau setelah mencerna obat tertentu?

c. Bagaimana cara pasien menurunkan keluhan?

d. Apa ada keluhan yang berhubungan dengan perubahan posisi, beraktivitas, ansietas, stress, makan dan minum baik?

e. Bagaimana keluhan bisa berkurang?

f. Apakah ada riwayat keluarga dengan gejala atau penyakit saluran perkemihan? g. Bagaimana riwayat diet yang baru dimakan selama 72 jam?

2.POHON MASALAH

Sumbatan saluran ureter (batu ureter)

Respon obstruksi Nyeri kolik Hematuria Piuria Sering Miksi Nyeri akut

Gangguan eliminasi urine

Respon inflamasi Respon sistemik Mual Muntah Anoreksia Ketidakseimbangan nutrisi Respon Edema Peningkatan tekanan hidrostaltik

Distensi piala ureter serta ureter

Pemeriksaan

Prognosis pembedahan

Respon psikologis

(9)

3. PRIORITAS PERENCANAAN INTERVENSI DIAGNOSA YANG MEMUNGKINKAN Diagnosa 1:

Nyeri kolik berhubungan dengan aktivitas peristaltik otot polos ureter dari adanya batu ureter

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang atau pasien mampu beradaptasi dengan nyeri

Kriteria Hasil:

- Secara subyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi

- Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri - Ekspresi pasien rileks

Intervensi Rasional

Kaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik, serangan, durasi, kualitas, frekuensi.

Mengidentifikasi faktor presipitasi dan faktor pereda nyeri

Catat penyebab yang memungkinkan menimbulkan nyeri (insisi jaringan

Nyeri akut biasanya terjadi jika mengalami trauma, luka, ataupun proses

pembedahan.

Monitor tanda-tanda vital selama nyeri. Tekanan darah, pernafasan, dan nadi biasanya berubah

Observasi isyarat nonverbal adanya

ketidaknyaman terutama yang tidak dapat diungkapkan.

Membantu dalam mengenali terjadinya nyeri, isyarat yang tidak kongruen dengan laporan klien secara verbal

mengindikasikan perlu evalusi lebih lanjut. Melakukan manajemen nyeri

keperawatan:

a. Mendorong pasien beristirahat

b. Manajemen lingkungan yang tenang

c. Memberikan kompres hangat pada pinggang

a. Istirahat dengan menggunakan relaksasi dapat menurunkan kebutuhan O2 jaringan perifer sehingga akan meningkatkan suplai darah ke jaringan

b. Lingkungan yang tenang akan menurunkan stimulus nyeri eskternal

c. Vasodilatasi dapat menurunkan spasme otot dan kontraksi otot pinggang sehingga menurunkan

(10)

d. Melakukan teknik stimulasi per kutaneus

e. Melakukan masase sekitar nyeri

f. Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam

g. Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

h. Meningkatkan pengetahuan tentang sebab nyeri dan

menghubungkan lama nyeri akan berlangsung

stimulus nyeri

d. Salah satu teknik ditraksi untuk menstimulasi pengeluaran

endorfin-ekenfalin yang berguna sebagai analgetik internal untuk memblok nyeri

e. Meningkatkan kelancaran suplai darah untuk menurunkan iskemia f. Meningkatkan suplai 02 sehingga

menurunkan nyeri sekunder g. Ditraksi pengalihan perhatian

dapat menurunkan stimulus interna dengan mekanisme produksi endorfin dan ekenfalin yang memblok nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebral dan menurunkan persepsi nyeri

h. Pengetahuan akan membantu mengurangi nyerinya dan membantu mengembangkan

kepatuhan pasien kepada rencana terapeutik

Kolaborasi dokter pemberian analgesik Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang

Diagnosa 2:

Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi saluran kemih

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pola eliminasi dapat optimal sesuai kondisi klien Kriteria Hasil:

- Frekuensi miksi dalam batas 5-8 kali/24 jam

- Pasien mampu minum 2.000 cc/24 jam dan kooperatif untuk menghindari cairan yang mengiritasi kandung kemih

Intervensi Rasional

Mengkaji pola kemih dan mencatat produksi urine tiap 6 jam

Mengetahui pengaruh kolik ureter dengan frekuensi miksi

(11)

Menganjurkan pasien minum 2.000 cc/hari

Membantu mempertahankan fungsi ginjal, mencegah hidronefrosis dengan

pemberian cairan peroral untuk

mendukung aliran urine dan mendorong batu ke bawah

Mendorong pasien menghindari minum kopi, teh, alkohol dan kola

Menurunkan iritasi dari minuman yang dapat mengiritasi saluran perkemihan Kolaboasi pemberian mediakmentosa Terapi medikamentosa ditujukan pada

batu yang ukurannya kurang dari 5 mm karena diharapkan batu dapat keluar secara spontan. Pemberian diuretikum bertujuan mengurangi nyeri dan

memperlancar aliran urine dan minum banyak mendorong batu keluar dari saluran kemih

Pembedahan pemasangan DJ stent Pemasangan DJ stent dapat membantu dilatasi saluran ureter dan meminimalkan gerakan peristaltik ureter yang dapat menyebabkan nyeri. Tujuan utamanya adalah untuk membantu batu ureter keluar dari saluran kemih

Tindakan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lothotripsy)

Membantu memecah batu ureter proksimal tanpa tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragile kecil dan mudah dikeluarkan dari saluran kemih

Diagnosa 3:

 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam ansietaspada pasien dapat dikurangi Kriteria Hasil:

- Pasien menyatakan kecemasan berkurang

(12)

mempengaruhi kecemasan - Wajah pasien rileks

- Pasien kooperatif terhadap tindakan

Intervensi Rasional

Membantu pasien mengekspresikan perasaan takut

Cemas bekelanjutan memberikan dampak gangguan sirkulais darah

Memberikan dukungan prabedah Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan mempengaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan. Keterbukaan mengenai tindakan bedah, anestesi dan perubahan pascaoperatif akan menghilangkan banyak ketakutan tak berdasar. Kecemasan klien yang dimintai pendapat sebelum operasi akan berkurang saat tiba di kamar operasi dibandingkan mereka yang hanya diberi pramedikasi dengan fenobartial

Menghindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningaktkan rasa marah, menurunkan kerjasama dan memperlambat penyembuhan

Dengarkan keluhan klien dengan penuh perhatian.

Menciptakan hubungan terapeutik klien

Observasi perilaku klien yang mengindikasikan kecemasan.

Perilaku klien dapat menjadi tanda level kecemasan (ringan, sedang ,berat, panik) Dukung penggunaan mekanisme koping

yang tepat.

Mekanisme koping yang tepat dapat menurunkan kecemasan dan manajemen masalah

Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi (ex: relaksasi progresif)

Membantu dalam menurunkan level kecemasan dengan meningktkan level endorpin untuk meningkatkan keadaan yang lebih baik

Diagnosa 3:

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan post pembedahan

(13)

integritas jraingan lunak Kriteria Hasil:

- Tidak menunjukan tanda-tanda infeksi dan peradangan area luka pembedahan - TTV batas normal

Intervensi Rasional

Kaji jenis pembedahan, hari pembedahan dan adanya order khusus perawatan luka

Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan

Lakukan mobilisasi miring kiri dan kanan tiap 2 jam

Mencegah penekanan setempat yang berlanjut pada nekrosis jaringan lunak Melakukan perawatan luka:

a. Melakukan perawatan luka steril dan diulangi setiap hari

b. Membersihkan luka dengan cairan antiseptik dengan cara swabing dari arah dalam ke luar

c. Membersihkan sisa dengan NS dengan swabing arah dalam keluar

d. Menutup luka dengan kassa steril dan tutup dengan plester menutupi seluruh kassa

a. Perawatan luka sebaiknya dilakukan setiap hari untuk mencegah adanya kontaminasi b. Pembersihan debris dan kuman

sekitar luka mengotimalkan pencegahan kontaminasi c. NS dapat berfungsi sebagai

pembersihan luka

d. Penutupan area menyeluruh dapat menghindari kontaminasi dari benda dan udara skeitar luka Monitor adanya tanda infeksi sekitar luka

(kemerahan, bengkak, panas lokal dan nyeri)

Infeksi luka operasi memberikan

manifestasi adanya peradangan disekitar luka

Evaluasi kondisi luka setelah perawatan luka

Peran utama perawat dalam

pemeliharaan perawatan luka sebelum luka dibuka

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Masarani, M dan Dinneen, M. 2007. Ureteric colic: new trends in diagnosis and treatment.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2600100/pdf/469.pdf. Diakses tanggal 17 April 2013. Jam 16.10 WI B

Metro Urology. 2008. Double J Stent Instructions. http://www.metro-urology.com/wp-content/uploads/pdf/Procedures/Double%20J%20Stent%20Instructions.pdf. Diakses tanggal 17 April 2013. Jam 16.13 WIB.

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang khusus dirancang guna mengetahui perbedaan model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data ke dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

Pengkaji menilai bahawa mud}a&gt;rabah merupakan salah satu prinsip yang menjadi asas akad takaful dalam hal pengurusan wang caruman pelanggan oleh takaful, bahawa

urusannya akan diserahkan kepadanya 6kepada tangkal7.&lt; 6-i#ayat Ahmad7... Amalan karut masyarakat ahiliyyah yang seterusnya ialah :tathayyur' atau meramalkan sesuatu keadian

Uji coba merupakan tolak ukur keberhasilan pembuatan program. Uji coba dimaksudkan untuk mendapatkan masukan atau saran, tanggapan dan penilaian terhadap program,

Terkait dengan keterwakilan perempuan dalam politik dilihat dari 30% keberadaan perempuan dalam parpol dan dalam daftar caleg Pemilu 2014, Nuri Soeseno

perusa$aan terseut dan e*ek dari pekerjaan terseut sangat erat kaitann&#34;a pekerjaan terseut sangat erat kaitann&#34;a dengan tenaga kerja. etapi efsiensi dan etapi

Adapun ayat-ayat atau tanda-tanda keberadaan, keagungan, dan kekuasaan Allah itu, secara global dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu ayat-ayat qauliyah (ucapan),