Suyono SE.,MBA.,Ak.,CFE Pusdiklat BPK-RI
REVIU LKPD
BASIS AKRUAL
FASILITATOR
Suyono
Pendidikan
2
3
4
S1 : FE-UI (Akuntansi)
S2 : MM-UGM (Strategik)
Profesional :
Ak
CFE (ACFE)
Back to main1
Karir
3
4
2002 -2003 : Auditor E&Y
2004-2010 : Auditor BPK
2010-2012 : Perencana
Strategis-BPK
2012- saat ini : Widyaiswara
1
2
Data Diri
4
TTL: Blora, 14 -8- 1980
Istri : Dwi Mulyani ST
Anak : Nargis SW
Ilham BW
Andragogi
Tujuan Pembelajaran
Existing
Knowledge KnowledgeNew
Fasilitator Peserta dewasa Modul dan kasus Pemahaman baru
Model Pembelajaran
Persepsi
Generalisasi
Distorsi
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu melaksanakan reviu LKPD berbasis akrual Mampu memiliki pemahaman SAP Akrual Mampu melaksanakanpemahaman entitas Mampu melaksanakan penilaian SPI
Mampu melaksanakan prosedur analitis atas
LKPD
Mampu menyusun laporan Reviu LKPD
AGENDA DIKLAT
Gambaran
Umum Reviu
LKPD
SAP
berbasis
akrual
Penilaian
SPI
Prosedur
Analitis
LKPD
Penyusunan
Laporan
Reviu
GAMBARAN UMUM REVIU LKPD
DEFINISI REVIU
“Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah
prosedur penelusuran angka-angka, permintaan keterangan
dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi
Inspektorat untuk memberi keyakinan terbatas atas laporan
keuangan bahwa tidak ada modifikasi material yang harus
dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan
tersebut disajikan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
(SPI) yang memadai dan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).”
•
memberikan pernyataan opini
tentang tingkat kewajaran
informasi yang disajikan
dalam LKPD
•
untuk memberikan keyakinan
terbatas bahwa laporan
keuangan disajikan telah
sesuai dengan SAP.
REVIU VS AUDIT
•
Bersifat pernyataan positif
•
Opini Baku
•
Bersifat pernyataan negatif
REVIU VS AUDIT...(4-END)
•
Bukti Analisis
•
Bukti Pendukung
Peristiwa/kejadian
•
Bukti Alamiah
•
Bukti analisis
REVIU VS AUDIT...(3)
•
Pemahaman Entitas
•
Penilaian SPI
•
Pengujian Pengendalian
•
Pengujian Subtantif
•
Pemahaman Entitas
•
Penilaian SPI
•
Prosedur Analitis
REVIU VS AUDIT...(2)
Prosedur
PROSEDUR
REVIU ↔ AUDIT
Resiko
Audit
Resiko
Inherent
Resiko
pengendalian
Resiko
deteksi
AR = IR
X
CR
X
DR
CRITICAL POINT DALAM REVIU
Kesesuaian
dengan SAP
SPI yang
Memadai
Per-angkaan
( akurat,
handal,
absah)
KESESUAIAN DENGAN SAP
Asersi Keterjadian/Keberadaan
Asersi Kelengkapan
Asersi Hak dan Kewajiban
Asersi Penilaian dan Alokasi
MANAJEMEN REVIU LKPD
Perencanaan
•
Pemahaman entitas
•
Penilaian SPI
•
Penyusunan PKR
Pelaksanaan
•
Penelusuran angka
•
Permintaan keterangan
•
Prosedur analitis
Pelaporan
•
Koreksi
•
LHR
SAP BASIS AKRUAL
PERMENDAGRI TENTANG SAP BERBASIS AKRUAL
Mengatur:1. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Pos-pos Laporan Keuangan, dan Metode-metode Akuntansi
2. Panduan Penyusunan Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pada Pemda teknik penyusunan lap serta teknik konversi atas akun anggaran yang berbeda
23
PERKADA TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN
SISTEM AKUNTANSI PEMDA (SAPD) BERBASIS AKRUAL
MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN YANG DAPAT MEMBANDINGKAN ANTAR PERIODE DAN ANTAR ENTITAS
PP 71/2010 TENTANG SAP
Mengatur:Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Pos-pos Laporan Keuangan, dan Metode-metode Akuntansi
PERMENDAGRI NOMOR 64 TAHUN 2013
TANGGAL 3 DESEMBER 2013
BASIS AKRUAL adalah suatu basis akuntansi di mana TRANSAKSI EKONOMI ATAU PERISTIWA AKUNTANSI DIAKUI, DICATAT, DAN DISAJIKAN dalam laporan keuangan PADA SAAT TERJADINYA TRANSAKSI tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.
PENDAPATAN DIAKUI/DICATAT PADA SAAT TIMBULNYA HAK dan tidak semata-mata pada saat
kas masuk ke kas negara.
BELANJA DIAKUI/DICATAT PADA SAAT TIMBULNYA KEWAJIBAN atau tidak selalu pada saat
kas keluar dari kas negara.
Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Urgensi Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual:
International Best Practice dalam pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
khususnya untuk meningkatkan keandalan penyajian nilai hak dan kewajiban pemerintah;
Perhitungan biaya lebih akurat untuk mencapai suatu output tertentu sebagai dasar
penilaian kinerja dibandingkan jika hanya berdasarkan basis kas;
Penyajian aset di neraca menjadi lebih andal, karena adanya perhitungan beban
penyusutan, amortisasi dan penyisihan piutang tak tertagih untuk dapat menyajikan aset sesuai dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
DEFINISI DAN URGENSI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual:
SAP Berbasis Akrual:
Komponen LKPD terdiri dari
4 laporan:
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
dan
4. Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
Komponen LKPD terdiri dari
7 laporan:
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA)
2.
Laporan Perubahan SAL
3
. Laporan Operasional (LO)
4. Neraca
5.
Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE)
6. Laporan Arus Kas (LAK)
dan
7.Catatan
Laporan
Keuangan (CaLK)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Perbedaan Antara SAP Berbasis Akrual dan Kas Menuju Akrual
SUBSTANSI
PERMENDAGRI
64 TAHUN 2013
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
Bagan Akun Standar
(BAS)
Konversi Penyajian
LRA
Penyajian kembali
(Restatement)
26
Mengapa Harus Akrual (Yuridis)
Mengapa Harus Akrual (Manfaat)
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
L
Gambaran Utuh Posisi Keuangan
Akurasi Hak dan Kewajiban
Penyajian Wajar Nilai Aset
Alat Ukur Penggunaan Sumberdaya
Keterkaitan Operasi & Neraca
A
K
R
U
A
L
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
Dampak Kesalahan Implementasi SAP
1. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang – Undangan.
1. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang – Undangan.
2. Ketidakandalan Penatausahaan dan Pengamanan Aset.
2. Ketidakandalan Penatausahaan dan Pengamanan Aset.
3. Inefektifitas dan Inefisiensi dalam Pencapaian Tujuan.
3. Inefektifitas dan Inefisiensi dalam Pencapaian Tujuan.
4. Ketidakwajaran Penyajian Laporan Keuangan.
4. Ketidakwajaran Penyajian Laporan Keuangan.
5. Kesalahan Pengambilan Keputusan atas dasar Laporan Keuangan.
5. Kesalahan Pengambilan Keputusan atas dasar Laporan Keuangan.
6. Opini Audit atas Laporan Keuangan yang Menurun.
6. Opini Audit atas Laporan Keuangan yang Menurun.
7. Penurunan Tingkat Transparansi Publik.
7. Penurunan Tingkat Transparansi Publik.
8. Penurunan Kepercayaan Masyarakat.
8. Penurunan Kepercayaan Masyarakat.
9. Politisasi dalam Isu Kepemimpinan.
9. Politisasi dalam Isu Kepemimpinan.
PP NO. 71 TAHUN 2010 TENTANG SAP
A
K
R
U
A
L
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Apa Saja yang Berubah karena Basis
Akrual
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
L
Konsep Pengakuan Pendapatan LO dan Beban
- Pendapatan LO diakui saat timbulnya hak atau diterimanya sumber daya
ekonomi yang menambah kekayaan bersih pemerintah;
- Beban diakui saat timbulnya kewajiban atau dikonsumsinya sumber
daya ekonomi yang mengurangi kekayaan bersih pemerintah
Konsep Pengakuan Pendapatan LO dan Beban
- Pendapatan LO diakui saat timbulnya hak atau diterimanya sumber daya
ekonomi yang menambah kekayaan bersih pemerintah;
- Beban diakui saat timbulnya kewajiban atau dikonsumsinya sumber
daya ekonomi yang mengurangi kekayaan bersih pemerintah
Penyesuaian Format Penyajian pada Neraca dan LAK
Penyesuaian Format Penyajian pada Neraca dan LAK
Jumlah Laporan Keuangan Pokok (4 menjadi 7)
- Lama: Neraca, LRA, LAK dan CaLK
- Ditambah baru: LPE, LO dan LPSAL
Jumlah Laporan Keuangan Pokok (4 menjadi 7)
- Lama:
Neraca
,
LRA
, LAK dan CaLK
- Ditambah baru:
LPE
, LO dan
LPSAL
Basis CTA:
- LRA dan LAK berbasis Kas
- Neraca berbasis Akrual
Basis CTA:
-
LRA
dan LAK berbasis Kas
- Neraca berbasis Akrual
Basis Akrual:
- LRA, LAK dan LPSAL berbasis Kas
- Neraca , LPE dan LO berbasis Akrual
STRUKTUR PSAP AKRUAL VS
KAS MENUJU AKRUAL
PSAP BASIS KAS MENUJU AKRUAL BASIS AKRUAL
PSAP
01 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan PSAP
02 Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP
03 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas PSAP
04 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan PSAP
05 Akuntansi Persediaan Akuntansi Persediaan PSAP
06 Akuntansi Investasi Akuntansi Investasi PSAP
07 Akuntansi Aset Tetap Akuntansi Aset Tetap PSAP
08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan PSAP
09 Akuntansi Kewajiban Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP
11 Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian PSAP
12 -
Laporan Operasional
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
HUBUNGAN SAP, SISTEM, LAPORAN
KEUANGAN, DAN OPINI AUDIT
OPINI AUDIT •WTP •WDP •TIDAK WAJAR • TMP Ket: 1. Sistem akuntansi dikembangkan berdasarkan SAP 2. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui sistem akuntansi 3. BPK melakukan
audit atas laporan keuangan dan memberikan opini audit
1
2
3
A
K
R
U
A
L
34
NO LAPORAN KEUANGAN
BASIS
KAS
MENUJ
U
AKRUA
L
BASIS
AKRU
AL
1
Laporan Realisasi Anggaran
V
V
2
Neraca
V
V
3
Laporan Arus Kas
V
V
4
Catatan atas Laporan Keuangan
V
V
5
Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
X
V
6
Laporan Perubahan Ekuitas
X
V
7
Laporan Operasional
X
V
Komponen Laporan Keuangan
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
L
LRA
LPSAL
LAK
LO
LPE
NERACA
Laporan
Keuangan
Pokok
CALK
Jenis Laporan Keuangan Pemda
36
Financial Report
NERACA
1. Aset sumber daya yg dikuasai/dimiliki yg manfaat ekonomi/sosialnya diharapkan akan diperoleh.
2. Kewajiban sumber daya yg akan dikeluarkan akibat peristiwa masa lalu. 3. Ekuitas kekayaan bersih pemerintah (Aset – Kewajiban)
LO
1. Pendapatan – LO (Hak pemda/penerimaan aset yg menambah ekuitas) 2.Beban (Kewajiban pemda/konsumsi aset yang mengurangi ekuitas)
3.Transfer (Hak/kewajiban, penerimaan/pengeluaran satu entitas ke entitas pelaporan lain)
4. Kegiatan Non Operasional
5. Pos Luar Biasa (pendapatan / beban luar biasa akibat peristiwa luar biasa, tidak teramal, tidak sering dan di luar kendali entitas)
Laporan Perubahan Ekuitas
Kenaikan/penurunan ekuitas dibandingkan tahun sebelumnya
Accr
ual
basi
s
Cas
h
Basi
s
LAKMenacatat penerimaan/ pengeluaran kas dari aktivitas: 1. Aktivitas Operasional pelaksanaan APBD 2.Aktivitas Investasi penjualan/pembelian BMD 3. Aktifitas Pendanaan pembiayaan APBD
4. Aktivitas Transitoris PFK, dan aktifitas non anggaran lainnya.
A
K
R
U
A
L
Jenis Laporan Keuangan Pemda
37
Budgetary Report
LRA
1. Pendapatan-LRApenerimaan kas daerah yang menambah SiLPA/SAL dan tidak akan dibayarkan kembali.
2. Belanja pengeluaran kas daerah yang mengurangi SiLPA/SAL dan tidak akan diterima kembali.
3. Pembiayaan Penerimaan/Pengeluaran Kas Daerah yang akan dibayarkan/diterima kembali.
Laporan Perubahan SAL
Kenaikan/penurunan SAL dibandingkan tahun sebelumnya.
Cas
h
Basi
s
CALK
1.Informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan & pencapaian target Perda APBD termasuk kendala /hambatan yg dihadapi
2. Ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;
3.Informasi ttg dasar penyusunan laporan keuangan & kebijakan akuntansi yg dipilih; 4.Penjelasan, rincian & analisis setiap pos pada laporan keuangan.
5.Informasi tambahan yg diperlukan tapi tidak disajikan dlm lembar muka laporan keuangan.
A
K
R
U
A
L
38
LRA
vs
LO
Penerimaan oleh BUN/BUD atau oleh
entitas pemerintah lainnya yang menambah SAL dalam periode TA yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah
Hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Kekayaan Bersih adalah Selisih Aset
dengan Kewajiban atau disebut dengan
Ekuitas.
Pendapatan-LRA
Pendapatan-LO
KAPAN PENDAPATAN LRA ATAU LO
DIAKUI?
KONSEP UMUM
2-3)
PERUBAHAN UTAMA PADA BASIS AKRUAL
(2-3)
39
NO JENIS
PENDAPATAN PENDAPATAN LRA SAAT PENGAKUANPENDAPATAN LO
1
Pendapata
n
Perpajakan
(PPh, PPN&BM, PBB, BPHTB, Cukai Bea Masuk, Pajak Ekspor, Pajak Lainnya)Pendapatan
pajak diakui
saat
realisasi
kas
diterima
di rekening
kas umum
negara
Self
Assesment
Pendapatan pajak
diakui saat
Realisasi Kas
diterima di kas negara
tanpa terlebih dahulu
pemerintah
menerbitkan surat
ketetapan
Official
Assesment
Pendapatan pajak
diakui pada saat
timbulnya hak menagih
(saat otoritas
perpajakan telah
menerbitkan surat
ketetapan yang
mempunyai kekuatan
hukum mengikat dan
harus dibayar oleh WP
sesuai ketentuan
peraturan perpajakan
yang berlaku)
PENGAKUAN PENDAPATAN
PERPAJAKAN
PERUBAHAN UTAMA PADA BASIS AKRUAL
(2-3)
40
PERUBAHAN UTAMA PADA BASIS AKRUAL
(2-3)
NO JENIS
PENDAPATAN SAAT PENGAKUAN
PENDAPATAN LRA PENDAPATAN LO
2
PNBP
PNBP diakui
saat
realisasi
kas
diterima
di rekening
kas umum
negara
a. Saat diterima pembayaran
PNBP dari wajib bayar atas
benefit/manfaat yang telah
diterima oleh wajib bayar
b. Saat ditetapkan PNBP
terutang melalui penetapan
instansi pengelola PNBP
maupun mitra pengelola
instansi PNBP atas
benefit/manfaat yang telah
diterima oleh wajib bayar
41
PERUBAHAN UTAMA PADA BASIS AKRUAL
(3-3)
LRA
vs
LO
Semua pengeluaran oleh BUN/BUD yang
mengurangi SAL dalam periode TA bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah Kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Belanja-LRA
Beban-LO
KAPAN BELANJA ATAU BEBAN DIAKUI?
KONSEP UMUM
42
PERUBAHAN UTAMA PADA BASIS AKRUAL
(2-3)
PENGAKUAN BELANJA ATAU BEBAN
NO KLASIFIKASI SAAT PENGAKUAN
1
BELANJA
Belanja diakui pada saat terjadinya
pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara atau pengesahan dari
Bendahara Umum Negara/Kuasa
Bendahara Umum Negara.
2
BEBAN
Beban diakui pada saat:
a.timbulnya kewajiban;
b.terjadinya konsumsi aset;
c.terjadinya
penurunan
manfaat
ekonomi atau potensi jasa.
ILUSTRASI PENGARUH TRANSAKSI
Contoh 1:
Pendapatan Sewa
Dinas A memiliki Gedung Serbaguna yang dapat disewakan. Dinas A
telah menyewakan gedung serbaguna kepada pelanggan pada tgl 25
Des 20X0 namun baru dibayar pada tgl 10 Jan’X1 senilai
Rp.1.000.000,-43
Basis Kas (LRA) Basis Akrual (LO)
20X0 20X1 20X0 20X0 Pendapatan 0 1.000.000 1.000.000 0 Belanja/Beban 0 0 0 0 Silpa/Surplus 0 1.000.000 1.000.000 0 N E R A C A 31 Des 20X0 31 Des 20X1 Kas 0 Kas 1.000.0 00 Piutang 1.000.0 00 Piutang 0 Kewajib an Kewajiban 0 ANALISA: Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 tidak ada kas yang diterima maka tidak ada pencatatan pendapatan pada LRA di tahun 20X0
• Karena pada tahun 20X0 satker telah memberikan layanan penggunaan gedung serba guna tersebut kepada pelanggan maka satker telah memiliki hak untuk menagih pembayaran atas penggunaan gedung tersebut sebesar Rp. 1juta. Pada LO hal ini dibukukan sebagai Pendapatan LO sebesar Rp. 1 juta dan pada neraca sebagai piutang sebesar Rp. 1 jt.
Kondisi 20X1
• Karena kas diterima di tahun 20X1 maka LRA akan membukukan pendapatan sebesar Rp1jt.
• Neraca akan membukukan penambahan kas sebesar Rp. 1 jt dan pengurangan piutang sejumlah Rp1.000.000
Kronologis transaksi:
Pendapatan Sewa LO Piutang Pendapatan Kas masuk dan pendapatan LRA Piutang
ILUSTRASI PENGARUH TRANSAKSI
Contoh 2:
Belanja/Beban Gaji
Gaji pegawai penjaga gedung bulan Des 20X0 dibayar Dinas
pada tgl 10 Jan 20X1 sebesar
Rp.700.000,-44
Basis Kas (LRA) Basis Akrual (LO)
20X0 20X1 20X0 20X1 Pendapatan 0 0 0 Belanja/Beban 0 700.000 700.000 0 Silpa/Surplus 0 -700.000 -700.000 0 N E R A C A 31 Des 20X0 31 Des 20X1 Kas 0 Kas -700.000 Piutang 0 Piutang 0 Kewajiba n 700.000 Kewajiban 0 ANALISA: Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 tidak ada kas yang dibayarkan maka tidak ada pencatatan belanja pada LRA
• Karena pada tahun 20x0 satker telah menerima benefit dari pegawai maka pada LO akan dicatat adanya beban gaji sebesar Rp. 700rb dan pada neraca akan dicatat adanya utang (beban gaji yang belum dibayar) sebesar Rp 700rb.
Kondisi 20X1
• Karena kas dibayarkan di tahun 20X1 maka LRA akan membukukan belanja (gaji) sebesar Rp 700 rb1jt.
• Neraca akan membukukan pengurangan kas sebesar Rp. 700 rb
• Pembayaran utang gaji akan mengurangi saldo kewajiban di neraca sebesar Rp. 700 rb.
Kronologis transaksi:
Beban Kewajiban Kas keluar dan Belanja
Akrual VS Kas
Contoh 3:
Belanja/Beban Sewa
Dinas A menyewa Gedung untuk digunakan sebagai kantor. Periode sewa adalah 1 (satu) tahun mulai tgl1 Agustus 20X0 sd 31 Juli 20X1 sebesar Rp. 12 juta. Sewa dibayar dimuka (pada tgl. 1 Agts 20X0) sebesar Rp12 juta.
45
LRA (Basis Kas) LO (Basis Akrual)
20X0 20X1 20X0 20X1 Pendapatan 0 0 0 0 Belanja/Beban 12 juta 0 5.000.000 7.000.000 Surplus/(Defisit) (-12 juta) 0 (-5.000.000) (-7.000.000) N E R A C A 31 Des 20X0 31 Des 20X1 Kas -12.000.000 Kas 0 Piutang 7.000.000 Piutang 0 Kewajiban 0 Kewajiba n 0 ANALISA: Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 terjadi pengeluaran kas untuk membayar sewa maka neraca akan membukukan pengurangan kas sebesar Rp. 12 jt dan LRA akan membukukan belanja sewa sebesar Rp 12 jt.
• Pada akhir tahun 20X0 dilakukan penyesuaikan untuk menghitung besar sewa yang benar-benar menjadi beban di tahun 20X0, yaitu sebesar Rp5jt (untuk 5 bulan).
• Sisa sewa selama 7 bulan (Rp. 7 jt) akan dicatat sebagai Piutang (Sewa Dibayar Dimuka)
Kondisi 20X1
• Sisa sewa selama 7 bulan direalisasikan di tahun 20X1 sehingga di tahun 20X1 LO membukukan beban sewa sebesar Rp7jt dan pengurangan piutang sebesar Rp7jt.
Kronologis transaksi:
Kas keluar Belanja Beban tahun berjalan Piutang Beban thn berikutnya &
Akrual VS Kas
Contoh 4: Pembelian dan penyusutan Aset Tetap
◦ Pada tanggal 2 Januari 20X0 Dinas A membeli 1 (satu) unit kendaraan dinas seharga Rp140jt menggunakan Belanja Modal. Masa ekonomis kendaraan dinas tersebut 7 tahun dan penyusutan per tahun menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu adalah Rp20jt.
46
LRA (Basis Kas)
LO (Basis Akrual)
20X0
20X1
20X0
20X1
Pendapatan
0
0
0
Belanja/Beban
140.000.000
0
20.000.000
20.000.000
Surplus/
(Defisit)
140.000.000)
(-
0
(-20.000.000)
N E R A C A (Basis Akrual)20.000.000
20X0 20X1 Kas -140.000.00 0 Kas 0 AT-Kendaraan&M esin 140.000.00 0 AT-Kendaraan&M esin 140.000.0 00 Akumulasi penyusutan -20.000.000 Akumulasi penyusutan -40.000.00 0 Nilai buku AT 120.000.00 0 Nilai buku AT 100.000.0 00 ANALISA: Kondisi 20X0
•Karena pada tahun 20X0 terjadi pengeluaran kas untuk membeli AT maka neraca akan
membukukan pengurangan kas sebesar Rp140 jt dan LRA akan membukukan belanja modal sebesar Rp 140 jt.
•Pada akhir tahun 20X0 dilakukan penyesuaikan untuk menghitung besar beban penyusutan tahun 20X0, yaitu sebesar Rp20jt, disajikan di LO dan akumulasi nilainya di Neraca.
Kondisi 20X1
•PAda tahun 20X1 tidak ada belanja modal dan hanya dicatat beban penyusutan AT yaitu sebesar Rp20jt, sehingga akumulasinya menjadi Rp. 40jt dan nilai Buku Rp. 100jt.
SIMULASI –
Pembelian
Gedung
Jurnal Laporan Keuangan
1 Agt Bangunan 1.000.000.000
Kas 1.000.000.000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 Agt Belanja Modal 1.000.000.000Estimasi SAL 1.000.000.000
Dinas A membayar belanja modal untuk membangun
gedung DPRD sebesar 1.000.000.000 pada tanggal 28
Desember 2011
SIMULASI –
Depresiasi
Jurnal Laporan Keuangan
31 Des Beban Depresiasi 50.000.000
Akumulasi Depresiasi 50.000.000
Jurnal angggaran tidak ada
Gedung yang dibeli tahun 2012, pada tahun 2013
didepresiasikan selama 20 tahun, tanpa nilai sisa, metode
depresiasi garis lurus
Penyajian di Neraca
Gedung
1.000.000.000
Akumulasi Depresiasi
50.000.000
Gedung
950.000.000
Laporan Operasional
Beban Depresiasi
50.000.000
SIMULASI - Persediaan
Jurnal Laporan Keuangan
1 April Beban persediaan 500.000.000 Kas 500.000.000
Penyesuaian
31 Des Persediaan 150.000.000
Beban barang 150.000.000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 April Belanja barang 500.000.000Estimasi SAL 500.000.000
Dinas A melakukan belanja barang sebesar Rp 500 juta
pada 1 April . Pada tanggal 31 Desember 2012 barang
tersebut masih tersisa sebesar 150 juta.
Penyajian di Neraca
Persediaan
150.000.000
Laporan Operasional
Beban persediaan
350.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
SIMULASI -
Investasi
Jurnal Laporan Keuangan
1 Okt Investasi non permanen 200.000.000 Kas 200.000.000
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
1 Okt Pengeluaran pembiayaan - penyertaan 200.000.000Estimasi SAL 200.000.000
Pemda A memberikan pinjaman kepada Pihk III Rp 200
juta pada 1 Okt.
SIMULASI -
Piutang
Jurnal Laporan Keuangan
1 Okt Piutang Pajak 200.000.000
Pendapatan pajak 200.000.000
Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya
belum diterima. Akan dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada
tahun 2013 saat pendapatan tersebut diterima.
Pada 31 Desember 2012, terdapat pendapatan Pajak yang
belum dibayar namun telah diterbitkan SKPD sebesar Rp
200.000.000.
52
LO
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
A
K
R
U
A
L
www.themegallery.com
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
A
K
R
U
A
LAPORAN PERUBAHAN SAL
A
K
R
U
A
L
A
K
R
U
A
L
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
Penyusunan LKPD Berbasis Akrual
1. Persiapan Perangkat Hukum tentang SAPD, Kebijakan Akuntansi dan
BAS.
1. Persiapan Perangkat Hukum tentang SAPD, Kebijakan Akuntansi dan
BAS.
2. Penyiapan SDM yang handal melalui pelatihan/training.
2. Penyiapan SDM yang handal melalui pelatihan/training.
3. Penyiapan Sistem Aplikasi yang andal dan terintegrasi (bisa
disiapkan sendiri atau melalui kerja sama dengan pihak ketiga).
3. Penyiapan Sistem Aplikasi yang andal dan terintegrasi (bisa
disiapkan sendiri atau melalui kerja sama dengan pihak ketiga).
4. Menyusun Laporan Keuangan sesuai Ketentuan yang berlaku
(Peraturan Kepala Daerah/Perkada Sistem Akuntansi dan Kebijakan
Akuntansi Daerah)
4. Menyusun Laporan Keuangan sesuai Ketentuan yang berlaku
(Peraturan Kepala Daerah/Perkada Sistem Akuntansi dan Kebijakan
Akuntansi Daerah)
6. Pelaksanaan Review LKPD oleh aparat pengawasan internal
(Inspektorat Daerah
6. Pelaksanaan Review LKPD oleh aparat pengawasan internal
(Inspektorat Daerah
7. Menyampaikan Laporan Keuangan kepada BPK untuk diaudit.
7. Menyampaikan Laporan Keuangan kepada BPK untuk diaudit.
8. Menyampaikan Laporan Keuangan kpd DPRD untuk dibahas dan
dijadikan Perda Pertanggungjawban APBD.
8. Menyampaikan Laporan Keuangan kpd DPRD untuk dibahas dan
dijadikan Perda Pertanggungjawban APBD.
Bagan Akun Standar
Perangkat Hukum SAPD
Standar
Akuntansi
Pemerintaha
n
(PP 71/2010)
Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah
Pemerinta
h Daerah
Pemerinta
h Daerah
menyusun mengac u Dokumen Sumber Jurnal Standar Prinsip Pelaporan Keuangan (+Konsolidasi).Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah paling sedikit meliputi:
Peraturan
Kepala
Daerah
Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengac u Ditetapka n dengandisusun berdasarkan prinsip
pengendalian intern sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
A
K
R
U
A
Minimal mengatur:
1.Format LK,
2.
Kebijakan akuntansi,
3.
Prosedur akuntansi,
4.
Bagan akun standar,
5.
Jurnal standar,
6.
Entitas pelaporan
dan entitas
akuntansi,
7.
Dokumen sumber
Sistem Akuntansi
Pemda
Kebijaka
n
Akuntan
si
Struktur SA
Pemda
Perkada
Perundang an Terkait KEUDA SAP 1. Pengakuan 2. pengukuran 3. Pelaporan 4. pengungkap anSISTEM AKUNTANSI PEMDA
60
A
K
R
U
A
BAGAN AKUN STANDAR (BAS) berisi kode dan nama akun untuk mencatat serta mengklasifikasikan
transaksi serupa
61
Pendekatan Penyusunan BAS di PMDN
Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemda
A
K
R
U
A
L
Metode Penyusunan Laporan Keuangan
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
L
Manual
Penyusunan Laporan Keuangan tidak menggunakan suatu Sistem
Aplikasi berbasis Komputer yang memproses data secara otomatis untuk
Menghasilkan laporan keuangan. Proses manual dapat
menggunakan alat berupa komputer, namun proses posting dan closing
entries dilakukan secara manual.
Manual
Penyusunan Laporan Keuangan tidak menggunakan suatu Sistem
Aplikasi berbasis Komputer yang memproses data secara otomatis untuk
Menghasilkan laporan keuangan. Proses manual dapat
menggunakan alat berupa komputer, namun proses posting dan closing
entries dilakukan secara manual.
Menggunakan Sistem Aplikasi berbasis Komputer
Penyusunan Laporan Keuangan menggunakan suatu Sistem Aplikasi
berbasis Komputer yang memproses data transaksi secara otomatis untuk
Menghasilkan Laporan Keuangan.
Menggunakan Sistem Aplikasi berbasis Komputer
Penyusunan Laporan Keuangan menggunakan suatu Sistem Aplikasi
berbasis Komputer yang memproses data transaksi secara otomatis untuk
Menghasilkan Laporan Keuangan.
Gabungan
Penyusunan Laporan Keuangan dimana sebagian dilakukan
dengan menggunakan proses komputerisasi,
namun sebagian proses lainnya dilakukan secara manual.
Gabungan
Penyusunan Laporan Keuangan dimana sebagian dilakukan
dengan menggunakan proses komputerisasi,
Model Implementasi Basis Akrual
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
A
K
R
U
A
L
Akrual dilaksanakan Secara Penuh
Pelaksanaan Pencatatan Transaksi dilakukanberdasarkan basis akrual, yaitu transaksi dicatat pada setiap saat terjadinya transaksi.
Contohnya: Hutang belanja dicatat atas setiap SPM yang diterbitkan dan belum ada SP2D-nya, walaupun SP2Dnya dicairkan pada keesokan harinya
Konversi Laporan Keuangan CTA ke Akrual
Pelaksanaan akuntansi akrual dilakukan hanya pada akhir tahun anggaran yaitu pada saat pembuatan laporan keuangan dengan melakukan konversi
pelaporan dari basis CTA ke basis akrual.
Contohnya: Hutang/Piutang yang akan dibayar/diterima dalam TAB, maka tidak dilakukan pencatatan. Kecuali bila pada Akhir TA masih terdapat saldo.
64
Pendapatan
500
Beban
(200)
Surplus/Defisit Opr
300
Kegiatan non
operasional
60
Surplus/Defisit LO
360
Laporan Operasional
Laporan Perubahan
Ekuitas
Ekuitas Awal
1.000
Surplus/Defisit LO
360
Ekuitas Akhir
1.360
Neraca
Aset
2.000
Kewajiban
640
Ekuitas
1.360
LRA
Pendapatan
450
Belanja
(0)
Surplus/(defisit)
450
Pembiayaan
1.000
SILPA
1.450
Laporan Perubahan SAL
SAL Awal
100
Penggunaan SAL
(30)
SILPA
1.450
SAL Akhir
1.520
KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN
A
K
R
U
A
TRANSAKSI PENDAPATAN
AKRUAL - LO
1. Telah terbit Surat Ketetapan
Pajak (SKP) di tahun 20xx
sebesar Rp500
Dicatat sebagai pendapatan pajak pada
periode dikeluarkannya SKP
Jurnal:
Piutang Pajak 500
Pendapatan Pajak 500
2. Pajak diterima oleh
kas negara Rp300
Dicatat sebagai pelunasan piutang
Jurnal (BUN):
Kas 300
Piutang Pajak 300
3. Pada tanggal neraca terdapat
SKP yang belum dibayar oleh
Wajib Pajak Rp200
Tidak ada jurnal
CONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN OPERASIONAL
A
K
R
U
A
TRANSAKSI BEBAN
AKRUAL-LO
1. Satuan Kerja menerima
tagihan listrik sebesar Rp200
pemakaian bulan Desember
20xx
Dicatat sebagai beban
Jurnal:
Beban langganan daya dan jasa 200
Utang Belanja 200
2. Pada tanggal 31 Desember
20xx belum dilakukan
pembayaran tagihan listrik
Tidak ada jurnal
TRANSAKSI NON
OPERASIONAL
AKRUAL-LO
1. Satker menjual aset non lancar
pada Desember 20xx sebesar
Rp 150, dengan harga
perolehan Rp 90
Dicatat sebagai Surplus penjualan aset non
lancar.
Jurnal:
Kas 150
Aset tetap 90
Surplus penjualan aset non lancar 60
CONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN OPERASIONAL
A
K
R
U
A
Menyusun LO dari LRA
A
K
R
U
A
www.themegallery.com
LO
www.themegallery.com
LO
HUBUNGAN PENDAPATAN dan BELANJA/BEBAN dalam LO
dan LRA
70L
R
A
L
O
Pendapatan-LO
juga
Pendapatan-LRA
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO
S
B e l a n j aB
e
b
a
n
Belanja
juga
Beban
Belanja dan Beban
S
Pend. Diterima Dimuka Piutang Pendapatan Pendapatan LO sudah diterima Kas-nya Belanja Dibayar Dimuka Utang atas Belanja (YMHD) Beban sudah dikeluarkan Kas-nya/ DibayarA
K
R
U
A
L
Menyukseskan Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual sebelum 2015
Penyusunan LO dari LRA
Manual, Akrual pada Akhir Tahun
1. Menyusun LRA berdasarkan Basis Kas. 1. Menyusun LRA berdasarkan Basis Kas.
2. Mengidentifikasi transaksi akrual yang berakibat penyesuaian Pendapatan
LRA/ Belanja yang hakikatnya adalah termasuk dalam Transaksi Akrual, antara lain:
(1) Pendapatan diterima dimuka; (2) Piutang Pendapatan; (3) Belanja dibayar dimuka;
(4) Utang Belanja.
LRA yang telah disesuaikan akan dijadikan sebagai LO dari Kegiatan
Operasional setelah disesuaikan dengan Transaksi Murni Akrual sebagaimana di bawah ini.
2. Mengidentifikasi transaksi akrual yang berakibat penyesuaian Pendapatan
LRA/ Belanja yang hakikatnya adalah termasuk dalam Transaksi Akrual, antara lain:
(1) Pendapatan diterima dimuka; (2) Piutang Pendapatan; (3) Belanja dibayar dimuka;
(4) Utang Belanja.
LRA yang telah disesuaikan akan dijadikan sebagai LO dari Kegiatan
Operasional setelah disesuaikan dengan Transaksi Murni Akrual sebagaimana di bawah ini.
3. Mengidentifikasi transaksi murni akrual yang berakibat pada penyesuaian Neraca dan pengaruhnya pada Pendapatan LO dan Beban, antara lain:
(1) Penyusutan Aset Tetap; (2) Amortisasi ATB/Premium/Diskon; (3) Penyisihan Piutang Tak tertagih; (4) Unrealised Gain/Loss; (5) Beban Persediaan;
3. Mengidentifikasi transaksi murni akrual yang berakibat pada penyesuaian Neraca dan pengaruhnya pada Pendapatan LO dan Beban, antara lain:
(1) Penyusutan Aset Tetap; (2) Amortisasi ATB/Premium/Diskon; (3) Penyisihan Piutang Tak tertagih; (4) Unrealised Gain/Loss; (5) Beban Persediaan;
4. Mengeluarkan Transaksi Belanja Modal, Pembiayaan dan Pendapatan/Beban Luar Biasa.
4. Mengeluarkan Transaksi Belanja Modal, Pembiayaan dan Pendapatan/Beban Luar Biasa.
5. Memasukkan Transaksi Pendapatan/Beban Non Operasional dalam Keg.Non Operasional.
5. Memasukkan Transaksi Pendapatan/Beban Non Operasional dalam Keg.Non Operasional.
6. Memasukkan Transaksi Pendapatan/Beban Luar Biasa dalam Pos Luar Biasa. 6. Memasukkan Transaksi Pendapatan/Beban Luar Biasa dalam Pos Luar Biasa. 7. Menyelesaikan Perhitungan Angka dan Kesesuaian Penyajian LO (Selesai). 7. Menyelesaikan Perhitungan Angka dan Kesesuaian Penyajian LO (Selesai).
PEMAHAMAN ENTITAS
PENILAIAN SPI
SPI
adalah
Proses yang integral
pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan
keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPI
adalah
Proses yang integral
pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan
keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPIP
adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
SPIP
adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
5
79
PERSPEKTIF SPIP
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
U N I T A U N I T B K E G I A T A N 1 K E G I A T A N 2Click icon to add picture
80
UNSUR SPIP
PENILAIAN SPI
• sistem dan Prosedur Penerimaan Kas
• sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas
• sistem dan Prosedur Akuntansi Satuan Kerja
• sistem dan Prosedur Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah